System pencernaan Penuaan dicirikan dengan kehilangan banyak sel tubuh dan penurunan metabolism di sel lainnya.Proses ini menyebabkan penurunan fungsi tubuh dan perubahan komposisi tubuh Perubahan pada system pencernaan :
1) Kehilangan gigi,penyebab utama adanya periodontal desease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun.Penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
2) Indera pengecap menurun.Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir.atropi indera pengecap (±80%),hilangnya
sensitivitas
dari
syaraf
pengecap
di
lidah
teritama
rasa
manis,asin,asam,pahit.Selain itu sekresi air ludah berkurang sampai kira-kira 75% sehingga mengakibatkan rongga mulut menjadi kering dan bisa menurunkan cita rasa. 3) Usofagus melebar.Penuaan usofagus berupa pengerasansfringfar bagian bawah sehingga menjadi mengendur(relaksasi) dan mengakibatkan usofagus melebar (presbyusofagus).Keadaan ini memperlambat pengosongan usofagus dan tidak jarang berlanjut sebagaiher nianhiatal.Gangguan menelan biasanya berpangkal pada daerah presofagus tepatnta di daerah osofaring penyebabnya tersembunyi dalam system saraf
sentral atau akibat gangguan neuromuskuler seperti jumlah ganglion yang menyusut sementara lapisan otot menebal dengan manometer akan tampak tanda perlambatan pengosongan usofagus.
4) Lambung,rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun).Lapisan lambung menipis diatas 60 tahun,sekresi HCL dan pepsin berkurang,asam lambung menurun,waktu pengosongan lambung menurun dampaknya vitamin B12 dan zat besi menurun. 5) Peristaltic lemah dan biaanya timbul konstipasi
6) Fungsi absopsi melemah (daya absorpsi terganggu).Berat total usus halus berkurang diatas usia 40 tahun meskipun penyerapan zat gizi pada umumnya masih dalam batas normal,kecuali kalsium (diatas 60 tahun)dan zat besi.
7) Liver (hati).Penurunan enzim hati yang terlibat dalam oksidasi dan reduksi,yamg menyebabkan metabolisme obat dan detoksifikasi zat kurang efisien.
2.Sistem kardiovaskuler
1)
Ukuran
2)
Kehilangan
jantung kekuatan
kontraktil
agak dan
mengecil. efisiensi
jantung.
3) Penurunan curah jantung sekitar 30% sampai 35% pada usia 70 tahun. 4) Penebalan katup jantung,yang menyebabkan penutupan yang tidak sempurna (murmur sistolik). 5) Peningkatan ketebalan dinding ventrikel kiri sekitar 20% antara usia 30 dan 80 tahun 6) Infiltrasi jaringan fibrosa pada nodus sinoatrial dan jaras atrial intermodal,yang
menyebabkan 7)
fibrilasi Dilatasi
dan
olehflutter peregangan
atrium. vena.
8) Penurunan sebesar 35% dalam aliran darah arteri koroner antara usia 20 dan 60 tahun. 9) Peningkatan kekakuan aorta,yang menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik yang tidak proporsional dengan diastolic,yang menyebabkan pelebaran tekanan nadi 10) Perubahan elektrokardiogram (EKG): peningkatan interval PR,kompleks QRS,dan QT,penurunan amplitude komplek QRS,pergeseran aksis QRS ke kiri. 11) Frekuensi jantung membutuhkan waktu yang lebih lama agar kembali normalsetelah berolahraga. 12) Penurunan kekuatan dan elastisitas pembuluh darah,yang berperan pada insufisiensi arteri dan vena. 13) Penurunan kemampuan berespon terhadap stress fisik dan emosional. • • • • • • • • •
Bab IV Gangguan system pencernaan dan kardiovaskuler A. Gangguan Sistem Pencernaan pada Lansia 1. Anemia (defisiensi zat besi) Anemia cukup umum pada populasi lansia,yang mungkin disebabkan kondisi predisposisi yang mendasari,seperti malnutrisi,dan infeksi kronis.Prognosis anemia lebih baik setelah therapy penggantian zat besi. 1) Etiologi • Asupan diet zat besi yang tidak adekuat atau diet tidak seimbang yang buruk
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
• Malabsorpsi zat besi,seperti pada diare kronis,gastrektomi parsial atau total,dan sindrom malabsorpsi seperti penyakit seliak • Kehilangan darah sekunder akibat perdarahan GI yang disebabkan obat (akibat antikoagulan,aspirin,steroid) atau akibat perdarahan karena trauma,ulkus GI,tumor ganas,dan varises. • Hemolisis intravascular yang disebabkan hemoglobulinuria atau hemoglobulinuria nokturia paroksimal. • Trauma eritrosit mekanis yang disebabkan oleh katup jantung prostetik atau filter vena kava. 2) Tanda dan gejala • Dapat asimtomatik selama bertahun-tahun. • Keletihan • Sakit kepala • Tidak dapat berkonsentrasi • Nafas pendek (khusus pada kerja fisik) • Penigkatan frekuensi infeksi • Pada anemia kronis, disfagia efek neuromuskuler (gangguan vasomotorik,parestesia,dan nyeri neuralgik),glosistis (lidah merah,bengkak,lunak,berkilat dan nyeri tekan),stomatitis serta kuku rapuh. • Pada tahap lanjut,takhikardia (disebabkan oleh penurunan perfusi oksigen dan peningkatan curah jantung
pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan darah dapat menunjukan hal-hal berikut : o Kadar Hb rendah (<12gr/dl pada pria,<10gr/dl pada wanita) o Hematokrit rendah (<47ml?dl pada pria,<42ml/dl pada wanita) o Kadar zat besi serum rendah,
o Hitung SDM rendah • Pemeriksaan sumsum tulang menunjukan deplesi atau tidak ada simpanan zat besi dan hyperplasia normoblastik • Pemeriksaan Gi,seperti uji feses ,barium telan
dan enema,endoskopik,dan sigmoidoskopi untuk menyingkirkan atau memastikan apakah perdarahan disebabkan defisiensi zat besi. 4) Penanganan
Sebelum
penanganan
dapat
dimulai,penyebab
yang
mendasari
anemia
harus
dipastikan.Selanjutnya terapi penggantian zat besi yang terdiri atas preparat oral atau kombinasi zat besi dan asam askorbat (meningkatkan absorpsi zat besi) dapat diberikan. 5) Diagnosa keperawatan • Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan defisiensi zat besi dalam diet o Intervensi Berikan suplemen zat besi sesuai program Pantau kepatuhan pasien terhadap terapi penggantian zat besi yang diprogramkan. Pantau apakah pasien mengalami over dosis penggantian zat besi. Pantau hitung darah lengkap pasien dan zat besi serum dengan teratur
Kaji kebiasaan diet keluarga untuk asupan zat besi Evaluasi riwayat obat-obatan pasien. • Gangguan ferpusi jaringan berhubungan dengan penurunan Hb o Intervensi Berikan terapi oksigen jika perlu untuk membantu mencegah dan mengurangi hipoksia Berikan periode istirahat yang sering untuk mengurangi kelemahan fisik Sesuai program,berikan analgesic untuk mengurangi sakit kepala dan ketidaknyamanan lain. Pantau pasien apakah ada tanda dan gejala penururnan perfusi ke organ-organ vital Pantau frekuensi nadi pasien dengan sering 6) Penyluhan • Berikan penjelasan pasien tentang penyakitnya dan program pengobatan • Anjurkan pasien untuk tidak berhenti terapi • Informasikan kepada pasien bawsa susu dan antasida mengganggu absorpsi tetapi vitamin c dapat meningkatkan absorpsi. • Beri tahu pasien untuk melaporkan setiap efek merugikan dari terapi zat besi seperti : mual,muntah,diare,dan konstipasi • Ajarkan pasien untuk menjadwalkan aktivitas dengan periode istirahat yang dapat disesuaikan dengan kondisi anemianya. • Karena defisiensi zat besi dapat berulang,jelaskan kebutuhan untuk pemeriksaan teratur dan kepatuhan terhadap terapi yang diresepkan. 2.Gastritis Kronis
Gastritis adalah suatu inflamasi mukosa lambung yang dapat bersifat akut ataupun kronik.gastritis akut adalah penyakit lambung yang paling umum,menyebabkan kemerahan pada mukosa,edema,hemoragi dan erosi. Gastrits kronis biasanya terjadi pada lansia dan pasien yang mengalami anemia pernisiosa.gastritis kronis biasanya melibatkan kondisi patologi yang mendasari
Prioritas penanganan segera adalah menghilangkan penyebab gastritis.sebagai contoh,gastritis yang disebabkan oleh bakteri diobati dengan antibiotic,ingesti racun dinetralkan dengan antidote yang tepat.
Untuk pasien yang menderita gastritis kronis,antasida diberikan perjam,yang dapat mengurangi frekuensi
gastritis
akut.Sebagaian
pasien
memerlukan
analgetik
sampai
pemulihan,kebutuhan oksigen,volume darah serta keseimbangan cairan perlu diperhatikan. 5) Diagnose keperawatan • Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, anorexia o Intevensi Kaji intake makanan, Timbang BB secara teratur, Berikan perawatan oral secara teratur, anjurkan klien makan sedikit tapi sering, Berikan makanan dalam keadaan hangat, Auskultasi bising usus, Kaji makanan yang disukai, •
terjadi
Resti gangguan keseimbangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat, muntah o Intervensi Kaji tanda dan gejala dehidrasi, Observasi TTV, Ukur intake dan out Anjurkan klien untuk minum ± 1500-2500ml, Observasi kulit dan membran mukosa, Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan infus • Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung o Intervensi Kaji skala nyeri dan lokasi nyeri, Observasi TTV, Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman, Anjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam, Lakukan kolaborasi dalam pemberian obat sesuai dengan indikasi untuk mengurangi nyeri 6) Penyluhan • Ajarkan pasien mengenal penyebab,pemeriksaan diagnostic serta program pengobatan • Berikan pasien daftar makanan yang dihindari,seperti : merica,atau makanan yang sangat berbumbu,alcohol,kafein • Jika pasien merokok anjurkan unutk berhentibantu • Ajari pasien cara mengatasi stress,seperti; meditasi,relaksasi,nafas
dalam dan imajinasi terbimbing • Ajarkan anggota keluarga tentang pentingnya mendukung pasien ketika ia membuat perubahan diet dan gaya hidup yang diperlukan. 3. Inkontinensia fekal Meskipun biasanya bukan merupakan tanda penyakit mayor,inkontinensia dapat menyebabkan gangguan yang serius pada kesejahteraan fisik dan psikologis lansia. Inkontinensia fekal dapat terjadi secara bertahap (seperti demensia) atau tiba-tiba (seperti cedera medulla spinalis). 1) Etiologi •
Inkontinensia fekal biasanya akibat dari statis fekal dan impaksi (sebagai suatu massa atau kumpulan yang mengeras) yang disertai penurunan aktivitas, • Diet yang tidak tepat. • Penggunaan laksatif yang kronis • Penurunan asupan cairan • Deficit neurologis • Komplikasi pembedahan pelvis,prostat atau rektum • Obat-obatan seperi antihistamin,psikotropik dan preparat besi 2) Tanda dan gejala Rembesan feses yang terus menerus dari rectum • Ketidakmampuan mengenali kebutuhan defekasi • Kram abdomen dan distensi 3) Pemeriksaan dianostik • Pemeriksaan rectum digital dapat menyingkirkan inpaksi fekal • Kolonoskopi mungkin diperlukan untuk mendeteksi gangguan usus lainnya. 4) Penanganan •
Pasien yang mengalami inkontinensia fekal harus dikaji penyebab masalah yang mendasari penyakitnya dengan cermat.Pelatihan kembali defekasi merupakan terapi pilihan bijak, misalnya adalah
tonus
sfingter
anal
yang
buruk,latihan
otot-otot
panggul
dapat
membantu
mengoreksinya.lansia dapat diajarkan untuk mengontrkasikan dan merilekskan sfingter anal dalam program latihan yang teratur untuk menguatkan otot-otot tersebut. •
Jika inkontinensia disebabkan oleh impaksi,sumbatan harus dihilangkan dengan enema atau secara manual.Enema atau supositoria dapat digunakan secara berulang untuk mendapatkan evakuasi feses yang tuntas 5) Diagnose keperawatan • Inkontinensia fekal berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler, o Intervensi Berikan asupan cairan yang adekuat Mulai aktivitas dan program olah raga
Tetapkan latihan kebiasaan,mencakup toileting yang terjadwal seperti setelah sarapan pagi,tingkatkan kesadaran akan refleks defekasi,
Jika terdapat kerusakan neurologis berat,induksi konstipasi dengan antidiare dan diet berserat rendah,selang-seling • Ansietas berhubungan dengan inkontinensia fekal o
Intervensi
Jadwalkan waktu tambahan untuk mendorong dan member dukungan pada pasien untuk mengurangi rasa malu
Berikan dukungan akibat kehilangan pengendalian Berikan pujian atas keberhasialn pasien • Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inkontinensia fekal o Intervensi
Pertahankan perawatan hygiene yang efektip untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan mencegah kerusakan kulit dan infeksi
Bersihkan area perianal sesering mungkin Oleskan krim awar pelembab Kendalikan bau yang tidak sedap 6) Penyuluhan • Ajarkan pasien untuk secara bertahap menghilangkan penggunaan laksatif • Libatkan keluarga untuk melakukan perawatan kulit untuk mencegah iritasi dan infeksi 4. Konstipasi
Seiring bertambahnya usia dan perubahan fisiologis yang normal,konstipasi umum terjadi pada lansia.konstipasi diperburuk oleh nutrisi yang buruk,asupan cairan yang rendah,dan imobilisasi.konstipasi terjadi karena penurunan peristaltic koon dan perlambatan impuls syaraf
yang merasakan kebutuhan akan defekasi.Dengan bertambahnya usia,sfingter anal interna kehilangan tonusnya dan defekasi tertunda.Jika tidak diobati konstipasi dapat menyebabkan impaksi fekal dan megakolon. 1) Tanda dan gejala • Periode waktu lama antara defekasi • Keram dan kembung pada abdomen • Abdomen keras • Mengejan selama defekasi • Feces kecil dank eras • Bising usus jauh atau kurang terdengar • Nyeri punggung • Sakit kepala 2) Pemeriksaan diagnostic • Pemeriksaan rectum digital dapat memastikan atau menyingkirkan masalah fisiologis 3) Penanganan • Penanganan jangka pendek dapat terdiri dari laksatif yang kuat untuk mengosongkan seluruh usus. •
Pengobatan
jangka
panjang
mencakup
diet
tinggi
serat,asupana
caiaran
yang
adekuat,mengurangi penggunaan laksatif dan member waktu yang cukup unuk mengevakuasi usus secara tuntas sesuai rutinitas normal. •
Untuk impaksi fekal pengangkatan feces manual diikuti dengan enema yang mengguanakan retensi-minyak hangat dan enema yang mengguanakan sabun pembersih.Setelah 3 hari pasien mendapat pelunak feces dan stimulasi defekasi. 4) Diagnose keperawatan •
Konstipasi
yang
berhubungan
dengan
kerusakan
neuromuskuler,
obstruksi
usus,
megakolon,Imobilisasi, asupan cairan dan serat yang tidak adekuat o Intervensi Tanyakan pasien mengenai asupan dietnya Dorong peningkatan asupan cairan dan diet tinggi serat Berikan pelunak feces sesuai resep Anjurkan pasien merespon desakan untuk defekasi dengan segera Anjurkan peningkatan aktivitas olahraga 5) Penyluhan Ajarkan pasien lansia metoda untuk mengurangi konstipasi yang mencakup: • Diet tinggi serat • Peningkatan asupan cairan • Aktifitas fisik yang lebih banyak •
Membuat penyesuaian dengan keterbatasan fisik yang dapat menghambat kemampuan pergi ke kamar mandi sebelum desakan untuk defekasi hilang. B. Gangguan Sistem Kardiovaskuler pada Lansia 1) Hipertensi
Hipertensi di cirikan dengan peningkatan tekanan diastolic atau sistolik yang intermiten atau menetap.pengukuran tekanan darah serial 150/95 mmHg atau lebih tinggi pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun memastikan hipertensi.Insiden hipertensi meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 1) Etiologi hipertensi pada lansia • Akibat vasokontriksi terkait dengan penuaan yang menyebabkan resistensi perifer. • Hipertiroidisme • Parkinsonisme. •
Penyakit paget : suatu kanker kulit yang jarang terjadi, yang menyerupai dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan) dan berasal dari kelenjar di dalam atau di bawah kulit). Penyakit Paget biasanyanya berasal dari kanker pada saluran susu di payudara, sehingga kanker ini biasanya ditemukan di sekitar puting susu • Anemia Factor resiko hipertensi • Diabetes Melitus • Ras (> kulit hitam) • Riwayat keluarga • Jenis kelamin • Gaya hidup : obesitas,asupan garam tinggi,asupan alcohol yang berlebihan,penggunaan kontrasepsi oral 2) Tanda dan gejala • Kadang-kadang tanpa gejala
• Terbangun dengan sakit kepala pada bagian oksipital yang berkurang secara spontan setelah beberapa jam • Pusing • Kehilangan ingatan • Palpitasi • Keletihan impotensi • Dll 3) Pemeriksaan diagnostic • Pemeriksaan darah • Urinalisis dapat memperlihatkan protein,sel darah merah yang menunjukan penyakit ginjal • ECG • Sinar-x 4) Penanganan •
Penatalaksanaan umum adalah penatalakasanaan tanpa obat-obatan, yang menurut beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologik, bahkan mempunyai beberapa keuntungan, terutama pada pengobatan hipertensi ringan yaitu : o Diet rendah garam o Diet rendah lemak o Berhenti merokok o Menurunkan BB o Olahraga teratur
o Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat o
Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah • Medikanmentosa o Diuretic o Obat-obatan penurun tekanan darah 5) Diagnose keperawatan • Resiko cedera berhubungan dengan komplikasi hipertensi o Intervensi Jika pasien dihospitalisasi cari tahu apakah ia meminum obat antiheprtensi yang diresepkan Berikan obat-obatan diuretic dan antihipertensi sesuai program Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah pengunjung. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
• Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisiko Intervensi Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien / atas keberhasilannya 6) Penyuluhan • Fokuskan penyuluhan dalam membantu lansia untuk membiasakan hidup dengan hipertensi dan mengontrol hipertensinya • Untuk mendorong kepatuhan terhadap therapy anjurkan penetapan rutin harian untuk minum obat • Jelaskan bahayanya bila tidak minum obat • Untuk lansia yang merokok jelaskan efek merokok dan bahayanya merokok 2) Gagal jantung
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi
Gagal jantung pada lansia dapat dipicu oleh penyakit jantung koroner (CAD),hipertensi,stenosis mitral,komplikasi multi system (penyakit ginjal,hati atau penyakit paru)
Perubahan yang terkait dengan usia menyebabkan yang menyebabkan gagal jantung antara lain penurunan elastisitas dan ukuran lumen pembuluh darah serta peningkatan tekanan darah yang mengganggu suplay darah jantung.
1) Tanda dan gejala a) Gagal jantung kiri • Perasaan badan lemah • Cepat lelah • Sesak nafas • Batuk • Keringat dingin. • Takhikardia • Dispnea b) Gagal jantung kanan • Edema tumit dan tungkai bawah • Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea) dan asites. • Penambahan cairan badan • Asites • Vena jugularis yang terbendung • Hepatomegali 2) Penatalaksanaan • Untuk menurunkan kerja jantung • Untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokard • Untuk menurunkan retensi garam dan air 3) Diagnosa keperawatan • Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan demand oksigen o Intervensi Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD sebelum dan sesudah aktifitas
Tingkatkan istirahat dan batasi aktifitas Anjurkan menghindari peningkatan tekanan abdomen Pertahankan klien tirah baring Evaluasi tanda vital saat aktifitas Pertahankan penambahan O2 sesuai pesanan Perubahan Sisitem Pencernaan Dan Kardiovaskuler Pada Lansia Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document A.
Info and Rating
Tatat Permana B. C.
Share & Embed Related Documents
PreviousNext 1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.
7.
p.
p.
p.
8.
p.
p.
p.
9.
p.
p.
p.
10.
p.
p.
p.
11.
p.
p.
p.
12.
p.
p.
p.
13.
p.
p.
p.
D.
More from this user
PreviousNext 1.
8 p.
9 p.
10 p.
2.
39 p.
14 p.
27 p.
3.
21 p.
20 p.
10 p.
4.
22 p.
72 p.
11 p.
5.
20 p.
15 p.
7 p.
6.
7 p.
3 p.
4 p.
7.
7 p.
4 p.
6 p.
8.
25 p.
67 p.
34 p.
9.
41 p.
E.
Recent Readcasters
F.
Add a Comment