PROSES PENUAAN DAN HARAPAN HIDUP Aep Saepul Muslim, Amd.Kep. S.pd.i Penuaan merupakan proses normal yang tidak dapat dihindari dan diakhiri dengan kematian. Penyebab penuaan masih belum jelas. Bahkan, sel tunggal yang dikultur akan menua, yaitu setelah beberapa siklus tertentu sel akan berhenti membelah. Hanya sebagian kecil yang tidak dapat mati {proliferasi yang tidak terbatas, seperti sel benih hemopoietik, sel tumor, dan sel germinal}. Rentang hidup sebagian ikut ditentukan oleh gen. Jadi mutasi gen usia-1 pada nematoda dapat menggandakan rentang hidup nematoda tersebut, dan gen manusia yang
mengkode
DNA-helikase
dapat
menyebabkan
penuaan
dini
{progeria
dewasa=sindrom Werner}. Dewasa ini, telah ditemukan gen MORF4 yang bila ditemukan akan membuat sel yang dikultur menjadi immortal : bila gen MORF4 normal diberikan kesel kanker {imortal}, gen tersebut dapat menghentikan proliferasi sel kanker tersebut. Pada sel tua, jumlah reseptor MORF4 meningkat, sedangkan pada sel yang berproliferasi mengalami penurunan. Mutasi usia-1 diantaranya akan meningkatkan resistensi yang melawan radikal bebas. Kerusakan oksidatif penting dalam proses penuaan serta didukung oleh fakta bahwa membrane lipid, DNA, dan protein dirusak oleh penimbunan radikal bebas seiring dengan usia. Sementara itu, pada saat yang bersamaan aktivitas enjim yang melawan iksidasi menurun. Di lain pihak, defek pada gen helikase menyebabkan menimbunan mutasi DNA somatic yang merugikan dan penurunan panjang telomere, yang membatasi kemampuan sel untuk membelah. Semakin orang bertambah usia, fungsi tubuh akan semakin menurun. Misalnya kapasitas pernafasan maksimal, curah jantung {CO}, pengambilan O2 maksimal, dan laju filtrasi glomerulus {GFR}. Masa otot dan tulang berkurang sementara jumlah lemak meningkat, yang sebagian besar disebabkan oleh faktor endokrin. Untuk alasan ini, kelemahan
merupakan faktor yang membatasi [kecuali pada orang yang sehat] pada sebagian besar orang lanjut usia. Kelemahan pada usia lanjut ditandai dengan penurunan kekuatan otot, perlambatan refleks, gangguan pergerakan dan keseimbamgan, serta penurunan stamina. Hal ini mengakibatkan jatuh, fraktur, penurunan aktivitas fisik sehari-hari, dan kehilangan kemandirian. Kelemahan otot tidak hanya desebabkan oleh proses penuaan yang fisiologis dan proses keausan [seperti kerusakan sendi], tetapi juga karena pergerakan kurang sehingga menimbulkan lingkaran setan. Masalah ingatan yang murni dikaitkan oleh usia, [terutama masalah orientasi dilingkungan yang baru] tampaknya disebabkan oleh gangguan potensial jangka panjang di korteks dan hipokampus [pengurangan kepadatan reseptor glutamate, tipe NMDA di girus dentatus]. Kematian neuron yang signifikan, seperti pada penyakit Alzheimer atau penurunan aliran darah di otak akibat aterosklerosis masih diragukan sebagai bagian dari proses penuaan yang normal. Fatofisiologi, Stefan Silbernagl dan Florian Lang