SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN BAYI DI RUMAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
Disusun Oleh : M.Shoqibul Iza
(J230165008)
Arin Satria Ningrum
(J230165055)
Sri Hartini
(J230165085)
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN BAYI DI RUMAH
Pokok Bahasan
: Perawatan Bayi di Rumah
Sub Pokok Bahasan
: a. Pengertian Perawatan Bayi b. Ciri-ciri bayi sehat c. Nutrisi bayi d. Tanda bahaya pada bayi/bayi sakit
Hari / Tanggal
: Sabtu, 26 Mei 2017
Waktu
: Pukul 09.30 WIB
Sasaran
:Orang tua bayi yang sedang dirawat di ruang Perinatologi RSUD Pandan Arang Boyolali
Tempat
:Di ruang Perinatologi RSUD Pandan Arang Boyolali
A. LATAR BELAKANG Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat badan rendah. Ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat bayi juga harus mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi.(Putra, 2012) Bayi dan anak sangat rentan terserang penyakit.hal ini dikarenakan mereka belum memiliki daya imun(kekebalan) yang sempurna bahkan banyak dari mereka yang tidak bisa tertolong, oleh karena itu dapat dipastikan bahwa
mereka
membutuhkan
komprehensif.(Putra,2012).
2
perawatan
yang
tepat
dan
Diruang Perinatologi RSUD Pandan Arang Boyolali terdapat 4 bayi. Dua bayi dalam kondisi lemah dan gelisah, sering terbangun dimalam hari 2 bayi tersebut berada didalam inkubator dengan BBLR disertai asfiksia, bayi tersebut terpasang canul oksigen serta OGT. Sedangkan 2 bayi lainnya BBLC dengan asfiksia. Orang tua yang setiap tiga jam berkunjung ke dalam ruangan selalu menanyakan keadaan bayinya serta selalu cemas belum ada rencana perawatan di rumah.Ny Sr yang memiliki bayi dengan BBLR mengatakan takut saat perawatan dirumah belum ada rencana karena bayinya sangat kecil.kemudian Ny.S yang memiliki bayi dengan BBLR KMK mengatakan takut saat anak sudah dibawa pulang tapi jika sesak nafas belum ada rencana tindakan perawatan di rumah. Kemudian dengan Ny.E yang anaknya pernah dirawat di Perinatologi setelah 4hari dibawa ke Perinatologi untuk perawatan kejang demam.Dilihat dari kondisi dan kasus di ruang perinatologi yang terdapat bayi dengan BBLR dengan orang tua yang cemas belum ada rencana tindakan perawatan di rumah sehingga kelompok kami akan memberikan pendidikan kesehatan tentang cara perawatan bayi di rumah. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan orang tua memahami tentang cara perawatan bayi di rumah. 2. Tujuan Khusus a) Pengertian Perawatan Bayi b) Ciri-ciri bayi sehat c) Nutrisi bayi d) Tanda bahaya pada bayi/bayi sakit dan penangananya C. TOPIK 1. Perawatan bayi di rumah 2. Sub topik: a) Pengertian Perawatan Bayi b) Ciri-ciri bayi sehat c) Nutrisi bayi
3
d) Tanda bahaya pada bayi/bayi sakit dan penanganannya D. KARAKTERISTIK PESERTA Semua Keluarga Pasien E. MEDIA DAN ALAT 1. Media : a. LCD b. Powerpoint c. Leaflet F. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi G. ORGANISASI PELAKSANAAN 1. M.Shoqibul Iza sebagai Moderator 2. Arin Satria Ningrum sebagai Observer 3. Sri Hartini sebagai Penyaji H. SETTING TEMPAT Keterangan : : Peserta : Penyaji : Moderator : Observer : LCD
4
I. RENCANA KEGIATAN N o. 1.
Waktu
Tahap dan Kegiatan
Kegiatan Peserta Media
5
Pembukaan :
Menit
1. Mengucapkan salam
Memperhatikan dan
menjawab
salam. 2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan
maksud
Memperhatikan
dan Memperhatikan
tujuan Memperhatikan 4. Apersepsi.
dan menjelaskan. Memperhatikan
5. Kontrak waktu. 2.
10 Menit
Pelaksanaan : 1. Pengertian
Perawatan Mendengarkan
Bayi
dan
2. Ciri-ciri bayi sehat
memperhatikan.
3. Nutrisi bayi
.
4. Tanda
bahaya
bayi/bayi
sakit
pada dan
penanganannya 3.
10
Evaluasi:
Bertanya
meni
Meminta
keluarga
t
menjelaskan dan menyebabkan 1. Pengertian
untuk menjawab
Perawatan
Bayi 2. Ciri-ciri bayi sehat
5
pertanyaan
dan
LCD
3. Nutrisi bayi 4. Tanda
bahaya
bayi/bayi
sakit
pada dan
penangannya 4.
5
Penutup :
menit
1. Mengakhiri kegiatan.
Memperhatikan
2. Menutup dengan salam.
Menjawaab salam.
J. RENCANA EVALUASI KEGIATAN 1. Dapat menjelaskan pengertian Perawatan bayi 2. Dapat menjelaskan ciri-ciri bayi sehat 3. Dapat menyebutkan nutrisi pada bayi 4. Dapat menjelaskan tanda bahaya pada bayi/bayi sakit dan penangannya
6
Lampiran PERAWATAN BAYI A. Definisi Perawatan bayi adalah suatu tindakan merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif dengan tujuan untuk memelihara rasa aman nyaman pada bayi, menurunkan angka mortilitas dan morbiditas,supaya
bayi
dapat
tumbuh
dan
berkembang
secara
normal.(Lissauer,2014) Bayi dan anak sangat rentan terserang penyakit.hal ini dikarenakan mereka belum memiliki daya imun(kekebalan) yang sempurna bahkan banyak dari mereka yang tidak bisa tertolong, oleh karena itu dapat dipastikan bahwa
mereka
membutuhkan
perawatan
yang
tepat
dan
komprehensif.(Putra,2012). B. Ciri-ciri bayi sehat Adapun ciri-ciri bayi sehat menurut Depkes RI (2008), yaitu: 1. Terdapat peningkatan berat badan secara teratur 2. Bayi bergerak aktif tanpa dirangsang 3. Pernafasan ± 40 – 60 kali / menit 4. Kulit kemerah – merahan dan licin,tidak kering 5. Bibir dan lidahnya tampak segar tidak berwarna putih atau kebiruan 6. Reflek menghisap dan mencari putting susu dengan rangsangan pada pipi dan daerah mulut baik 7. Reflek menggenggam sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam
C. Nutrisi pada bayi Menurut Neal, S (2014), setiap bayi atau anak memiliki suatu potensi genetik untuk pertumbuhan fisik, mental, dan emosionalnya. Nutrisi yang optimal tercapai dengan memberikan zat gizi yang memenuhi semua aspek potensial pertumbuhan tersebut. Apabila nutrsisi membatasi pertumbuhan atau menyebabkan terbentuknya massa tubuh yang berlebihan, baik karena
7
kualitas yang yanag tidak adekuat maupun kuantitas yang tidak sesuai, terjadi keadaan malnutrisi. Menurut Depkes RI (2008), nutrisi yang susuai untuk bayi yaitu diantaranya: 1. Umur 0-6 Bulan Pada umur 0-6 bulan pertama kebutuhan nutrisi bayi di utamakan untuk pemberian ASI, akan tetapi apabila terjadi gangguan dalam air susu ibu maka dapat menggunakan susu formula Dalam pemberian nutrisi pada bayi tidak dianjurkan untuk pemberian formula, dalam pemberian formula diperbolehkan hanya dengan kondisi tertentu atau ibu tidak menyusui dan tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya (misalnya karena ibu bekerja). Berikut jumlah pemberian ASI formula No
Umur
jumlah (per hari) (Botol berisi 50 ml)
1
0-1 bulan
530-709 ml (10-14 botol)
2
1-2 Bulan
650-828 ml (13-16 botol)
3
2-3 bulan
739-946 ml (14-19 botol)
4
3-4 Bulan
828-946 ml(16-19 botol)
5
4-5 bulan
798-1153 ml (16-23 botol)
6
5-6 bulan
798-1330 ml (16-26 botol)
Pada pemberian formula menurut Shelov et al., (2009) berikut cara cara pembersihan botol dan langkah pembuatan formula pada bayi: 1. Bersihkan peralatan yang digunakan dengan sikat dan sabun. 2. Setelah selesai mencuci peralatan, bilas dengan air bersih. 3. Sterilkan peralatan dengan alat sterilizer atau dengan panci dan air mendidih.
8
Cara pembuatan susu formula: 1. Tuangkan air hangat ke dalam botol susu yang sudah di cuci bersih 2. Tuang susu bubuk dalam takaran yang tepat sesuai 3. Kocok atau putar pelan-pelan botol tersebut sehingga susu tercampur merata dalam bentuk larutan. 4. Dinginkan susu dengan meletakkan botol didalam wadah yang berisi air dingin. 5. Keringkan botol dengan kain bersih. 2
Usia 6 – 9 bulan Pada umur 6 - 9 bulan kebutuhan nutrisi pada bayi yang utama adalah ASI kemudian dapat di tambah dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Umumnya, pada umur ini bayi siap untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi tambahan sesuai dengan perkembangan fungsi sistem pencernaan. Pada umur 6-9 bulan anak pada masa pemberian makanan pendamping tidak dianjurkan untuk penggunaan garam, gula, atau bumbu lainnya yang harus ditambahkan pada makanan pendamping. Perubahan kebutuhan nutrisi pada bayi terlihat dari tekstur makanan yang diberikan akan tetapi kadar zat gizi tetap seimbang dengan komposisi yang ada. Umur
Jenis Makanan
Jumlah (per hari)
6-9
a. Bubur kacang ijo
6-8 sendok
b. Jus buah tanpa gula/ buah yang
3-4 potong
Bulan
lembek (pisang, pepaya) c. Bubur tim saring dicampur dengan (ati, ikan, daging, telur, tempe, tahu,
6-8 sendok
ayam, wortel, sayur-sayuran) d. Air putih
Sesuai kebutuhan
3. Umur 9-12 Bulan
9
Kebutuhan nutrisi pada bayi usia ini adalah tetap diteruskan kebutuhan nutrisi dari ASI kemudian ditambah dengan makanan pendamping ASI (MP ASI). Penambahan bentuk kebutuhan nutrisi disesuaikan dengan ukuran kebutuhan nutrisi pada usia bayi, makanan padat yang diberikan sesuai dengan pertumbuhan gigi sudah mulai dan pada usia ini bayi mulai mengunyah dan reflek memasukkan semua makanan ke dalam mulut. Pada usia bayi ini masih tetap diberikan ASI dengan penambahan makanan , bentuk makanan yang disediakan dapat lebih padat dan dapat ditambah jumlah yang diberikan dikarenakan pertumbuhan gigi dan kemampuan fungsi pencernaan sudah bertambah. Pada usia ini bayi mulai belajar makan sendiri dengan sendok, mencoba makan sendiri atau makan dengan menggunakan tangan, pada bayi seusia ini adalah merupakan usaha yang baik dalam menuntun ketangkasan dan merasakan bentuk makanan. Umur
Jenis Makanan
9-12
a. Buah (Buah naga, semangka, jeruk, 5-6 potong kecil
Bulan
Jumlah (per hari)
melon) b. Sayuran
5-7 potong kecil
c. Daging/ tahu/ ikan/ tempe/ telur/ 1-2 potong ayam. d. Bubur tim/nasi lembek
9-11 sendok
e. Biskuit/ roti (yang dapat dipegang 1-2 potong oleh bayi) f. Jus buah
118 ml
g. Air putih
Sesuai kebutuhan
10
D. Tanda bahaya pada bayi/bayi sakit Adapun ada beberapa masalah- masalah yang kemungkinan muncul tanda bahaya pada bayi atau bayi sakit (usia 0 - 2 bulan) menurut Depkes RI (2008) antara lain: 1. Tidak mau minum atau memuntahkan semua Muntah pada neontaus dan bayi adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi bagian perut. Terjadi setelah agak lama makanan masuk ke lambung. Muntah dapat terjadi karena kelainan kongenitas iritasi lambung, infeksi saluran pencernaan, perut kembung, cara pemberian makanan yang salah, keracunan. Penatalaksanaan muntah dengan: a) Posisikan bayi dengan hati-hati posisikan miring jika masih ada tandatanda ingin muntah. b) Jangan memberikan minum bayi jika ada tanda-tanda ingin muntah c) Jika muntah membuat bayi sampai sesak nafas atau sampai bayi terlihat lemah gerak lemah dan badan dingin segera bawa bayi ke tenaga kesehatan 2. Kejang Saat anak kejang orang tua diharapkan tidak panik, a) Posisikan anak pada keadaan yang datar dan nyaman b) Jangan menggoyang-goyangkan anak c) Longgarkan baju anak d) Bersihkan jika mulut anak terdapat sisa makanan ataupun benda yang berada dimulut dan tidak menganjurkan untuk memasukkan tangan ibu e) Segera bawa bayi ke rumah sakit 3. Sesak nafas Ketika bayi sesak nafas,pernafasan cepat dan dalam,bayi rewel yang harus dilakukan orang tua yaitu: a) Jangan panik ketika melihat anak sesak nafas
11
b) Tempatkan anak pada tempat yang nyaman dengan posisi kepala agak ditinggikan c) Longgarkan pakaian anak d) Jika anak tampak sesak nafas berat dada kembang kempis dan badan tampak kebiruan segera bawa ke puskesmas/rumah sakit atau ke tenaga medis terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. 4. Hipotermi Jika orang tua menemukan kaki dan tangan bayi leih dingin diandingkan dengan dada, ujung jari tangan dan kaki kebiruan, kulit pucat dan dingin, tangisan lemah yang harus dilakukan orang tua yaitu : a) Bungkus bayi dengan selimut atau gedong dan berikan penutup kepala atau topi b) Dekap bayi dengan diletakkan pada dada ibu agar bayi lebih hangat c) Menghangatkan bayi dengan lampu 40 -60 watt yang diletakkan pada jarak setengah meter diatas bayi d) Bawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut 5. Demam ≥ 37,5 °C Jika anak demam badan terasa hangat atau panas tindakan awal orangtua dapat memberikan kompres hangat dengan cara: a) Menyiapakan alat seperti waslap baskom dan air hangat suam-suam kuku b) Basahi waslap dengan air hangat kemudian peras c) Kompreslah pada bagian ketiak dan selangkangan d) Kompres selama 10-15 menit jika badan masih panas orang tua dapat membawanya ke tenaga kesehatan terdekat 6. Nanah yang banyak di mata Jika bayi terdapat kotoran pada mata yang dapat dilakukan orangtua dirumah yaitu: a) Kenali warna kotoran pada mata jika warna kuning kehijauan bawalah bayi ke tenaga medis untuk pengobatan
12
b) Bersihkan kedua mata bayi 3 kali sehari menggunakan kapas atau kain bersih dengan air hangat c) Bersihkan mata bayi perlahan dari arah dalam ke arah luar,usahakan sekali usap jangan membalik. ulangi tindakan tersebut sampai mata bayi bersih d) Jika bayi mendapatkan terapi salep atau tetes mata pada bagian dalam kelopak mata bawah. cara emberikannya yaitu, tarik kelopak bawah mata sampai mata bayi terbuka kemudian berikan salep atau tetes. 7. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut Cara merawat tali pusat yang baik yaitu dengan: a) Bersihkan tali pusat dengan air matang dan sabun secara hati-hati b) Keringkan tali pusat denan kain bersih. c) Jangan memberikan bedak atau betadin karena dapat menyebabkan infeksi d) Jika tali pusat kemerahan bawa bayi ke tenaga medis untuk perawatan lebih lanjut. 8. Kulit kuning a) Kulit kuning biasanya ditandai dengan pemucatan kulit dan kemudian berwarna kekuningan di mulai dari wajah menyebar ke perut ke alat gerak kaki dan tangan b) Ibu harus menyusui bayinya dengan ASI c) Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi d) Jika kulit bertambah kuning segera bawa bayi ke Rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut
13
DAFTAR PUSTAKA Damayati.2015.Manajemen Terpadu Balita Sakit(MTBS).Edisi Revisi III.Field Lab.Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Depkes
RI.2008.Buku
Bagan
Manajemen
Terpadu
Balita
Sakit.Jakarta:Departemen Kesehatan RI. Lissauer,Tom
&
Fanroff,Avroy.2009.Neonatology
At
a
Glance.Jakarta:Erlangga Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika. Nizet V,VinciRJ,Lovejoy FH.2008.Fever in Children.Pediatrics in review. Putra,Sitiatava Rizema.2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Unutk Keperawatan dan Kebidanan.Jogjakarta:D-Medika. Rudolph, Abraham M.2014.Buku Ajar Pediatri Volume 2.Jakrta:EGC Sulistyawati, Ari.2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak.Jakrta:Salemba Medika. Wahyuni.2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP.
14