SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Pokok Bahasan
: Mastitis
Sub Pokok Bahasan
: Mastitis dalam masa menyusui
Sasaran
: Ibu dalam masa menyusui
Karakteristik
: Ibu dalam masa menyusui dengan masalah mastitis atau bengkak payudara yang sering terjadi pada minggu kedua dan ketiga pasca kelahiran
Hari/tanggal
: Sabtu, 17 Februari 2019
Waktu
: 35 menit
Tempat
: Puskesmas Sukajaya Kec. Ciampea Kab. Bogor Jawa Barat
Penyuluh
I.
: Atika Rosmia (P17320317023)
Latar Belakang Mastitis merupakan peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi.Mastitis ditandai denganmpeninhkatan jumlah sel didalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri (Subrono, 2003). World Health Organization(WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus infeksi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat, dimana 12% kasus diantaranya merupakan infeksi payudara yang disebabkan oleh mastitis pada wanita post partum. Indonesia sebagai negara
berkembang di dunia dengan presentasi kasus mastitis mencapai 10% pada ibu post partum (WHO, 2005; 2008). Berdasarkan laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa 55% ibu menyusui mengalami mastitis dan puting susu lecet, hal tersebut kemungkinan disebabkan karena perawatan payudara yang tidak benar. Pengetahuan tentang perawatan payudara sangat penting untuk diketahui pada masa nifas, ini berguna untuk menghindari masalah dalam proses menyusui. Masalah dan gangguan pada payudara pada waktu menyusui akan mengganggu produksi ASI(Depkes RI, 2007). Pada masa nifas bendungan ASI dapat menjadi awal terjadinya mastitis. Bendungan ASi disebabkan karena pengosongan payudara yang tidak sempurna, karena teknik menyusui yang tidak benar, pemakaian bra yang terlalu ketat, dan pengisapan bayi yang kurang kuat. Mastitis dapat terjadi akibat kuman, dimana kuman penyebab tersering mastitisyaitu bakteri Staphylococcus
aureus
(Prawirohardjo,
2013).Staphylococcus
aureus
merupakan pathogen utama pada manusia. Bakteri ini biasanya terdapat di hidung pada 20-50% manusia, dan sering ditemukan pada pakaian dan juga pada barang lain yang terkontaminasi pada lingkungan manusia. Setiap orang biasanya akan mengalami beberapa jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, seperti keracunan makanan atau infeksi kulit minor dan juga bisa sampai pada infeksi berat yang mengancam jiwa. Infeksi Staphylococcus aureus dapat terjadi akibat kontaminasi langsung pada luka (Brooks et al, 2010). Mastitis dapat berasal dari puting susu yang pecah atau terdapat fisura menjadi jalan masuknya bakteri Staphylococcus aureus. Sumber bakterinya dapat berasal dari tangan ibu atau tangan orang yang merawat ibu dan bayi, bayi, atau dari sirkulasi darah (Varney et al, 2007). Penanganan terbaik untuk mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun, mencegah bendungan ASI dengan menyusui sejak awal dan sering, teknik menyusui yang benar, dan menghindari
kontak dekat dengan orang yang menderita Staphylococcus (Varney et al, 2007). Perawatan puting susu pada saat menyusui juga merupakan usaha yang penting untuk mencegah mastitis. Perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan membersihkan puting susu sebelum dan setelah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang mengering (Prawirohardjo, 2007).
II. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mampu mengenali pengertian,penyebab, tanda dan gejala, macam-macam, pencegahan, penanganan, komplikasi mastitis atau bengkak payudara.
III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah diadakan penyuluhan selama 35 menit, diharapakan peserta dapat : 1. Menjelaskan pengertian mastitis. 2. Menyebutkan tiga dari lima penyebab mastitis. 3. Menyebutkan dua dari empat tanda dan gejala mastitis. 4. Menyebutkan salah satu macam-macam mastitis. 5. Menyebutkan dua dari tiga cara pencegahan mastitis 6. Menyebutkan tiga dari lima cara penaganan mastitis
IV. Isi Materi 1. Pengertian mastitis. 2. Penyebab mastitis. 3. Tanda dan gejala mastitis. 4. Macam-macam mastitis. 5. Cara pencegahan mastitis. 6. Cara penaganan mastitis.
V. Metode 1. Ceramah
2. Tanya jawab 3. Penampilan video
VI. Media 1. LCD 2. Laptop 3. Powerpoint presentation (PPT) 4. Lefleat
VII.Kegiatan Penyuluhan
No
Waktu
Kegiatan
(menit)
Penyuluhan
Hasil yg diharapkan
Menjawab salam
Menerima dengan baik
Menyimak
Tahapan .
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
memperhatkan 1.
Perkenalan/ pembukaan
Menjelaskan tujuan
3 menit
penyuluhan
Apersepsi: menanyakan kepada
audien
tentang Ganguan Jiwa 2.
Kegiatan Inti
25 menit
Menjelaskan
Mendengarkan
dan
materi penyuluhan
Isi
materi: 1. Pengertian
dan
Memperhatikan
Merespon
dengan
pertanyaan yang baik
mastitis. 2. Penyebab
mastitis. 3. Tanda
Menyimak
Menyimak
dan
memperhatikan dan
gejala mastitis. 4. Macammacam mastitis. 5. Cara pencegahan mastitis. 6. Cara penaganan mastitis.
Mengevaluasi
Evaluasi
5 menit
Dapat
menjelaskan
hasil materi yang
kembali materi yang
di
telah di sampaikan
sampaikan
pada 3.
sasaran
dengan memberikan pertanyaan kepada
sasaran
mengenai materi yang
disampaikan.
Mengucapkan terima kasih atas perhatian
4
Penutup
(sasaran)
2 menit
Merespon dengan baik
Menjawab salam
dan
partisipasi dalam penyuluhan
Mengucapkan salam penutup
VIII.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut : 1. Pengertian mastitis. 2. Penyebab mastitis. 3. Tanda dan gejala mastitis. 4. Macam-macam mastitis. 5. Cara pencegahan mastitis. 6. Cara penaganan mastitis.
IX. Sumber Syafrudin dkk. 2011. Penyuluhan KIA. Jakarta : ISBN. Damay Ariani. 22 Maret 2015.Referat Mastitis https://www.pdfcoke.com/doc/259517783/Referat Mastitis. Diakses Selasa, 12 Februari 2019 pukul 14.01 WIB
LAMPIRAN ISI MATERI
1. Pengertian Mastitis Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Mastitis ditandai dengan peninhkatan jumlah sel didalam air susu, perubahan fisik maupun susunan air susu dan disertai atau tanpa disertai perubahan patologis atau kelenjarnya sendiri (Subrono, 2003). Mastitis adalah infeksi peradangan pada mammae atau payudara, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin jika mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2005 : 701). Mastitis adalah reaksi sistemik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan air susu (Masjoer,2001 :324). Pada kasusu mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera menyebabkan abses payudara yang bisa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar. Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit merah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
2. Penyebab Mastitis Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut : 1. Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
2. Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman Staphylococus aureus masuk menyebabkan infeksi mastits 3. Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu. 4. Bra yang terlalu ketat. 5. Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia akan mudah terkena infeksi.
3. Tanda dan gejala mastitis Tanda dan gejala yang dirasakan adalah sebagai berikut : 1. Payudara bengkak, nyeri pada seluruh payudara, terlihat membesar. 2. Kemerahan pada seluruh payudara 3. Payudara teraba keras dan benjol-benjol 4. Merasa lesu dan suhu badan meningkat lebih dari 38oC
4. Macam- macam Mastitis 1. Mastitis Infektif : diakibatkan oleh kuman yang masuk ke saluran air susu di puting payudara melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui. 2. Mastitis non infektif : mastitis terjadi karena antara lain saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi menyusui yang salah. Para wanita yang baru pertama kali menyusui cenderung lebih sering terkena mastitis. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
5. Cara Pencegahan Mastitis Cara mencegah mastitis atau bengkak payudara : 1. Keluarkan kelebihan ASI dengan segera. ASI yang tidak dikeluarkan akan menumpuk dan menimbulkan penyumbatan didalam payudara yang dapat berujung peradangan .
2. Susui bayi sesering mungkin dan jangan memperpanjang jarak antar tiap waktu menyusui 3. Jika payudara terasa sudah penuh ASI, bujuklah bayi untuk menyusui. Anda tidak perlu menunggu sampai si kecil merasa lapar.
6. Cara Penanganan Mastitis Cara mengatasi mastitis atau bengkak payudara : 1.
Istirahat. Istirahat akan menghilangkan setres dan meningkatkan kekebalan tubuh anda kembali.
2.
Kompres payudara. Secara bergantian, kompres payudara anda dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin menghilangkan rasa nyeri, sedangkan kompres hangat membantu memerangi peradangan.
3.
Pijat daerah yang sakit. Pemijatan akan meningkatkan sirkulasi mengurangi penyumbatan payudara serta membantu meningkatkan faktor imunitas di payudara. Pijatlah payudara anda sambil mandi air hangat atau berendam air hangat.
4.
Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Penghentian ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi kuman penyakit pada payudara yang dapat berlanjut menjadi menjadi abses payudara (payudara bernanah).
5. Susuilah lebih sering di payudara yang meradang. a. Susuilah payudara yang meradang sampai kosong, karena apabila ada yang tersisa akan lebih mudah terinfeksi lagi. b. Sebaiknya langsung susui bayi (jangan dipompa), kecuali jika terpaksa karena bayi menolak menyusu, keluarkan ASI dengan tangan atau dipompa. c. Mulailah menyusui dengan payudara yang sehat, setelah itu baru ganti ke payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat menyusu. 6. Apabila bayi anda menolak untuk menyusu pada payudara yang meradang, ini dapat disebabkan karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada ASI sehingga rasanya jadi asin. Kebanyakan bayi tidak menyadari rasa asin ini, tetapi ada bayi yang menolak untuk meminumnya. Apabila bayi
menolak, mulailah menyusui dari payudara yang sehat, baru selanjutnya tukar ke payudara yang meradang. 7.
Apabila peradangan terus berlanjut, segera periksa ke dokter.