Ringkasan Jurnal Tpsda.docx

  • Uploaded by: Elni Ayi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ringkasan Jurnal Tpsda.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,149
  • Pages: 6
RINGKASAN JURNAL ANALISIS JEJAK KARBON DAN AIR PADA PRODUKSI SAYURAN DENGAN BERBAGAI SISTEM PERTANIAN (STUDI KASUS DI PT KEBUN SAYUR SEGAR PARUNG BOGOR) Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Pengelolaan Sumber Daya Air Dosen Pengampu : Dr. Sophia Dwiratna, STP., MT.

Disusun oleh : Kelompok 4/2

Tania Nur Azanniyah

(240110160052)

Siti Julinah

(240110160054)

Karmila Nindya S

(240110160058)

Aidah Luthfi Hidayah

(240110160074)

Wahyu Arianto

(2401101600--)

Elni Ayi Handayani

(240110160115)

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019

A.

Latar Belakang Masalah yang dikaji Usaha produksi komoditas sayuran menjadi usaha yang mengalami

pertumbuhan yang cepat dan berkembang besar. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan jumlah dan beragam permintaan jenis dari komoditi sayuran yang diinginkan konsumen. Peningkatan jumlah permintaan komoditi sayuran terjadi karena sayuran menjadi komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat setelah komoditi pangan pokok seperti beras, gandum dan palawija. Peningkatan beragam permintaan jenis komoditi sayuran yang diinginkan konsumen terjadi karena adanya perubahan gaya hidup konsumen yang lebih menginginkan makanan yang diproduksi tidak merusak lingkungaan dan sedikit residu. Peningkatan jumlah permintaan tersebut mendorong pelaku usaha produksi komoditi sayuran menerapkan beberapa sistem pertanian pada produksinya. Sistem pertanian yang umumnya diterapkan yaitu sistem pertanian konvensional, sistem pertanian organik maupun sistem pertanian dengan bioteknologi seperti sistem hidroponik.

Namun

sistem

pertanian

tersebut

beberapa

dampak

yang

ditimbulkannya, seperti usaha produksi komoditi sayuran dapat memberikan kontribusi pada total emisi gas rumah kaca (GRK) nasional di sektor pertanian dan juga pada besarnya total penggunaan air nasional. Diketahui bahwa 70% dari total penggunaan air nasional digunakan di sektor pertanian, atau rata-rata total penggunaan air produksi komoditi pertanian sebesar 1131m3/kapita/tahun (Bulsink et al., 2009)

B.

Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian analisis jejak karbon dan air pada produksi sayuran

dengan berbagai sistem pertanian (studi kasus di PT Kebun Sayur Segar Parung Bogor) itu sendiri yaitu: 1.

Mengetahui data total emisi GRK yang dikeluarkan, total dan nilai efisensi penggunaan energi dan total penggunaan air pada produksi sayuran dengan berbagai sistem pertanian di PT Kebun Syaur Segar Parung Bogor.

2.

Memberikan saran pengembangan proses (skenario) pada produksi sayuran dengan berbagai sistem pertanian terhadap kemungkinan penurunan total emisi GRK, peningkatan efisiensi energi dan efisiensi penggunaan air

produksi sayuran dengan berbagai sistem pertanian dengan pengembangan skenario life cycle. Penelitian ini dapat emberikan informasi data total emisi GRK yang dikeluarkan, total dan nilai efisiensi energi yang digunakan dan total penggunaan air untuk menentukan upaya peningkatan efisiensi energi dan air dan pengurangan emisi GRK pada produksi sayuran dengan berbagai sistem pertanian.

3.

Metode yang digunakan Metode untuk menilai jejak karbon, energi dan air menggunakan metode

LCA (Life Cycle Assessment). Metode LCA (Life Cycle Assessment) adalah metode analisis yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengevaluasi input, output dan potensi dampak lingkungan dari suatu produk atau jasa melalui siklus hidupnya. Penelitian ini dilakukan di PT Kebun Sayur Segar Parung Bogor. Penilaian jejak air (Water Footprint) pada produksi sayuran dilakukan perhitungan jumlah volume penggunaan air yang berasal dari mata air (blue water footprint), jumlah volume penggunaan air yang berasal dari air hujan (green water footprint) dan jumlah voleme air yang digunakan untuk mengasimilasi atau melarutkan polutan (grey water footprint) pada setiap proses produksi. Perhitungan jumlah green water footprint, blue water footprint dan grey waterfoot print pada proses penanaman sampai pemanenan (kultivasi) menggunakan aplikasi CROPWAT 8.0. Dari penggunaan aplikasi CROPWAT 8.0, didapatkan jumlah air evaporasi-tranpirasi (ETo), jumlah penggunaan air secara aktual (ETa) dan jumlah air evaporasitrasnpirasi setiap komponen jenis air (ETblue dan ETgreen). Jumlah air evaporasi-transpirasi (ETo) adalah perkiraan jumlah air yang dibutuhkan setiap jenis sayur untuk melakukan proses evaporasi dan trasnpirasi. Perkiraan jumlah air evaporasi-transpirasi pada satiap jenis tanaman sayur diketahui dari kedaan klimatologi suatu daerah berupa temperatur minimum, temperatur maksimum, kelembaban udara, lama penyinaran matahari, kecepatan angin dan total hujan (CH). Dari data jumlah air evaporasi-transpirasi pada setiap jenis tanaman sayur, akan didapatkan data jumlah penggunaan air secara aktual (ETa) pada setiap jenis sayur dengan berbagi sistem pertanian.

Jumlah penggunaan air secara aktual (ETa) adalah jumlah air yang dibutuhkan setiapjenis sayur secara aktual atau nyata untuk melakukan proses evaporasi dan trasnpirasi. Data jumlah penggunaan air secara aktual (ETa) pada setiap jenis sayur didapat dari mengalikan data jumlah air evaporasi-transpirasi pada setiap jenis sayur (ETo)dengan nilai koefisien seberapa tanah kekurangan air (Ks) dan nilai koefisien pemanenan dari setiap jenis tanaman sayur (Kc).

4.

Hasil

A. Jejak Karbon Produksi Sayuran 1. Dari hasil penilaian jejak karbon, didapatkan data total emisi GRK dari produksi 1 kg produk sayuran bayam merah, bayam hijau dan kangkung dengan berbagai sistem pertaniansebesar 1.014 kgCO2eq. 2. produktivitas produk sayur yang semakin rendah, akan meningkatkan total emisi GRK yang dikeluarkan dari produksi sayuran. Begitupun sebaliknya, semakin tinggi produktivitas produk sayur, akan menunrunkan total emisi GRK yang dikeluarkan dari prouksi sayuran. 3. Hasil

perbandingan

produksi

sayuran

sistem

semi-konvensional

menghasilkan rata-rata total emisi GRK lebih rendah 18% dari rata-rata total emisi GRK produksi sayuran sistem organik dan lebih rendah 0,4% dari rata-rata total emisi GRK produksi sayuran sistem hidroponik B. Penilaian Total Penggunaan Energi 1. Total penggunaan energi, didapatkan data total penggunaan energi pada produksi 1 kg produk sayuran bayam merah, bayam hijau dan kangkung dengan berbagai sistem pertanian sebesar 2.276 MJ. 2. produksi sayuran sistem semi-konvensional menggunakan energi yang lebih besar dibanding sistem organik dan hidroponik. Tingginya total penggunaan energi pada produksi sayuran sistem semi-konvensional akibat dari penggunaan pupuk urea dan bahan bakar bensin. C. Jejak Air Produksi Sayuran 1. Dari hasil penilaian jejak air didapatkan data total penggunaan air secara keseluruhan proses untuk memproduksi 1 kg produk sayuran jenis bayam

merah, bayam hijau dan kangkungberbagai sistem pertanian dalam kg produk/Ha sebesar 115 m3/Ha. 2. Produksi sayuran sistem hidroponik menggunakan air dalam jumlah lebih besar dibandingkan produksi sayuran sistem semi-konvensional maupun sistem organik. Penggunaan air dalam jumlah besar pada sistem hidroponik

disebabkan

karenapertumbuhan

tanaman

hidroponik

bergantung pada ketersediaan nutrisi dan air yang dibutuhkan tanaman. D. Skenario Pengembangan Proses Berdasarkan analisis data pada tiga aspek sebelumnya, peneliti menyatakan adanya peluang pengembangan proses untuk dapat mengurangi emisi GRK yang dikeluarkan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengurangi jumlah air yang digunakan dengan memanfaatkan limbah sayuran menjadi : 1. Pupuk organik air 2. Biogas 3. Pakan ikan

5. 1.

Kesimpulan Dalam memproduksi 1kg sayuran pada PT. Kebun Sayur Segar dapat menghasilkan total emisi GRK sebesar 1.104 kgCO2eq, menggunakan total energi sebesar 2.276 MJ dengan nilai efisiensi penggunaan energi yang tidak baik yaitu nilai NER <1 dan NEV tidak bernilai positif dan menggunakan total air sebesar 115 m3/Ha.

2.

Dari pemanfaatan limbah sayuran menjadi pupuk cair organik dan biogas dapat meningkatkan produktivitas produk sayuran

3.

Menghilangkan penggunaan pupuk urea dan mengurangi penggunaan pupuk kimia NPK ½ dosis takaran pada sistem semi-konvensional dan hidroponik dapat mengurangi total emisi GRK sebesar 61%, meningkatkan nilai efisiensi NER0,01 dan NEV 0,07 GJ dan mengurangi penggunaan air sebesar 72%.

4.

Memanfaatkan limbah sayuran menjadi pupuk organik cair dan pakan ikan pada sistem semi-konvensional dan hidroponik dapat mengurangi total emisi GRK sebesar 60%, meningkatkan nilai efisiensi NER 0,039 dan NEV 0,071 GJ dan mengurangi penggunaan air sebesar 72%.

Related Documents


More Documents from ""

Pem.docx
April 2020 11
Laprak (tpkl).docx
June 2020 7
Laprak Lpb.docx
April 2020 12
Laprak 2_kel 3.pdf
April 2020 13