Elni Ayi Handayani 240110160115 Ekoteknologi Sumber Daya Lahan dan Air
Plant Factory Plant Factory adalah pertumbuhan tertutup yang memungkinkan petani untuk mencapai produksi sayuran yang konstan sepanjang tahun. Plant factory merupakan inovasi meningkatkan ketahanan pangan sekaligus sebagai solusi untuk melakukan pertanian dalam suatu gedung atau ruangan. Pertanian dalam plant factory dapat menghasilkan produksi yang tinggi dan berkualitas baik karena lingkungan tumbuh dalam plant factory dibuat optimal dan tidak terpengaruh oleh iklim diluar plant factory (Kazuya et al., 2016). Konsep dari plant factory yakni membuat suatu fasilitas yang memungkinkan membentuk suatu lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman dan lingkungan tersebut mudah dikontrol serta diatur. Semua faktor pertumbuhan seperti cahaya, kadar karbon dioksida, suhu, kelembaban, air serta nutrisi diatur dengan gabungan teknologi sehingga selalu tersedia bagi pertumbuhan tanaman yang baik. Sistem standar pada plant factory adalah kontrol suhu dan kelembaban, wadah kultur hidroponik, pengaturan larutan unsur hara (suhu larutan, konduktivitas listrik, pH, dan oksigen terlarut), konsentrasi CO2, dan pengaturan pencahayaan (Yamori et al.,2014). Seluruh sistem standar tersebut dilakukan secara otomatis dengan diperlukannya pemantauan untuk penyesuaian kondisi lingkungan berdasarkan kondisi tanaman. Hal yang pertama kali dilakukan dalam pembuatan plant factory yaitu melakukan analisis lahan lewat peta kontur. Lahan yang dianalisis pada peta kontur diantaranya aliran air, denah tapak dan juga kemiringan lereng. Peta kontur berisi garis-garis yang menghubungkan semua titik berketinggian sama diukur dari suatu patokan bidang horizontal. Peta kontur aliran air digunakan untuk menentukan arah aliran air pada suatu lahan agar plant factory yang dibuat dapat selalu teraliri air. Air yang mengalir ditampung pada water pond. Water pond merupakan merupakan bak penampung air dengan sistem yang diadopsi dari Belanda. Pembuatan water pond dilakukan di bagian paling atas plant factory yang dibuat. Desain water pond yaitu berupa kolam yang disekelilingnya di bangun tabung-tabung setinggi kolam tersebut dan memiliki jarak tertentu dari tabung ke tabung. Fungsi dari tabung-tabung tersebut yaitu agar air yang
menyerap kedalam tanah dapat terserap dengan cepat dan kolam pun dapat terisi penuh. Air yang ada dikolam tersebut harus segera dialirkan pada lahan yang dibuat agar air kolam tidak meluber. Disamping water pond dibuat sebuah Dinding Penahan Tanah (DPT) pada site plan template. Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untu menahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Dinding penahan tanah berfungsi untuk menyokong tanah serta mencegahnya dari bahaya kelongsoran. Baik akibat beban air hujan, berat tanah itu sendiri maupun akibat beban yang bekerja di atasnya. Dinding penahan tanah memiliki beberapa jenis yang berbeda seperti dinding penahan tanah tipe gravitasi (gravity wall), dinding penahan tanah tipe kantilever (cantilever retaining wall), dinding penahan tanah type counterfort (counterfort wall), dinding penahan tanah type buttress (butters wall). Secara keseluruhan dinding penahan tanah memiliki bentuk yang miring agar dapat menahan air lebih lama. Pada dinding penahan air tersebut dibuat lubang-lubang untuk mengalirkan air agar dinding tidak jebol. Selain aliran air terdapat peta kemiringan lereng yang dianalisis. Peta kemiringan lereng adalah peta yang menggambarkan bentuk dari variasi perubahan permukaan bumi secara global, regional atau dikhususkan dalam bentuk suatu wilayah tertentu. Variabel yang digunakan dalam pengidentifikasian kemiringan lereng adalah sudut kemiringan lereng, titik ketinggian di atas muka laut dan bentang alam berupa bentukan akibat gaya satuan geomorfologi yang bekerja. Secara definisi bahasannya lereng merupakan bagian dari bentang alam yang memiliki sudut miring dan beda ketinggian pada tempat tertentu, sehingga dapat disimpulkan bahwa dari sudut (kemiringan) lereng merupakan suatu variabel beda tinggi antara dua tempat, yang dibandingkan dengan daerah yang relatif lebih rata atau datar. Pada plant factory untuk mengakali kemiringan lereng maka dibuat terasering. Terasering merupakan konservasi tanah dan air secara mekanis yang dibuat untuk memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian dan pengurugan tanah melintang lereng. Pembuatan terasering bermanfaat untuk meningkatkan peresapan air ke dalam tanah dan mengurangi jumlah aliran permukaan sehingga memperkecil resiko pengikisan oleh air.
Air yang tertampung pada water pond dialirkan ke lahan pertanian yang dibuat di lahan paling bawah pada plant factory. Ditengah dari lahan pembuatan plant factory dibuat bangunan yang digunakan untuk mengelola hasil pertanian. Selain terdapat bangunan pengolahan terdapat pula garasi yang digunakan untuk mengangkut bahan hasil pertanian yang telah diolah. Plant factory memiliki kelebihan diantaranya mampu berproduksi sepanjang tahun tanpa dibatasi musim, mampu menghasilkan produksi dan frekuensi panen yang lebih tinggi, aplikasi dapat dilakukan diseluruh tempat dengan memerlukan luasan yang relatif kecil, sistem ini dapat lebih efisien dengan dikombinasikan dengan vertikultur, pengaturan kualitas produksi dapat dilakukan seperti ukuran dan bentuk produk, kandungan nutrisi dalam suatu produk dapat mencapai maksimal, produk yang lebih sehat dan terbebas dari penggunaan pestisida, berpontensi untuk memproduksi dan mengembangkan tanaman transgenik tanpa khawatir adanya kerusakan ataupun gen flow, daya tahan produk yang lebih tinggi, hambatan kegiatan budidaya tanaman lebih rendah karena kegiatan dilakukan dalam ruangan tertutup, keamanan tanaman oleh faktor eksternal lebih terjamin, mengurangi kebutuhan air yang lebih dan tidak memerlukan banyak pekerja sehingga biaya produksi dapat ditekan. Sedangkan untuk kekurangan dari plant factory itu sendiri yaitu memerlukan biaya yang lebih tinggi baik dari segi konstruksi, fasilitas pengaturan ruangan, system controling, dan lain-lain; memerlukan energi yang lebih tinggi untuk memenuhi seluruh kebutuhan tanaman, memerlukan keterampilan khusus untuk mengoperasikan plant factory, jenis tanaman yang dapat ditanam di plant factory lebih terbatas, memerlukan perawatan yang intensif seperti pengaturan lingkungan, kandungan nutrisi dalam hidroponik, polinasi, dan lain – lain, terilisasi lingkungan dan alat dari OPT harus diperhatikan.