Tugas Kelompok
MAKALAH BIOSISTEMATIKA
PTERIDOPHYTA (PAKU)
Disusun Oleh Kelompok III: 1716440001
Sri Rahmiati
1716440003
Mutmainnah
1716440010
Asri Ainun Surya
1716441004
Yuslifatunnisa Yatim
1716441011
Siti Darmi Amir
Kelas Pendidikan IPA ICP 2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pteridophyta (Paku)” tepat waktu. Tujuan penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh Ibu Dr. Nurhayani H. Muhiddin, S.Pd., M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Biosistematika. Dalam makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari penyusunan atau pun isi makalah. Karena itu, kami berharap kritik atau saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini kedepannya. Terakhir, kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita tentang karakteristik Pteridophyta atau tumbuhan paku sehingga memudahkan kita untuk mengenali tanaman paku di sekitar kita.
Makassar, 07 Maret 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
SAMPUL..................................................................................................................1 KATA PENGANTAR.............................................................................................2 DAFTAR ISI............................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4 A. Latar Belakang...................................................................................................4 B. Rumusan Masalah..............................................................................................4 C. Tujuan................................................................................................................4 D. Manfaat..............................................................................................................5 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6 A. Karakteristik Pteridophyta.................................................................................6 B. Pengklasifikasian Pteridophyta........................................................................11 C. Peranan Pteridophyta.......................................................................................32 BAB III PENUTUP................................................................................................33 A. Kesimpulan......................................................................................................33 B. Saran.................................................................................................................33 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34 Lampiran................................................................................................................35
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Tumbuhan paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora. Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Seperti pada Bryophyta, pada Pteridophyta juga terdapat pergiliran keturunan yang menunjukkan adanya dua keturunan yang bergiliran. Individu yang menghasilkan gamet (gametofit) merupakan generasi yang haploid. Setelah terjadi fertilisasi akan terbentuk zigot yang merupakan permulaan dari keturunan yang diploid. Kemudian dari sini lalu terbentuk individu yang diploid (sporofit) karena menghasilkan spora melalui pembelahan reduksi. Spora inilah yang merupakan permulaan dari generasi haploid. Dari spora akan terbentuk protalium melalui perkecambahan spora. Divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik Pteridophyta? 2. Bagaimana pengklasifikasian Pteridophyta? 3. Bagaimana peranan Pteridophyta?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui karakteristik Pteridophyta. 2. Untuk mengetahui klasifikasi Pteridophyta. 3. Untuk mengetahui peranan Pteridophyta.
4
D. Manfaat 1. Mengetahui karakteristik Pteridophyta. 2. Mengetahui klasifikasi Pteridophyta. 3. Mengetahui peranan Pteridophyta.
5
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Pteridophyta Pteridophyta yang berasal dari bahasa Yunani. Pteridophyta diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang berarti tumbuhan. Di Indonesia tumbuhan ini lebih dikenal sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. Namun demikian tumbuhan paku belum dapat menghasilkan biji karena berkembangbiak dengan spora. Ciri-ciri Tumbuhan Paku Tumbuhan paku termasuk Kormophyta berspora karena sudah mempunyai akar, batang, dan daun sejati serta berkembang biak dengan spora. Tumbuhan ini sudah mempunyai klorofil, akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan paku yang kita kenal dan dapat kita amati merupakan fase sporofit. Tumbuhan paku
pernah
merajai
vegetasi
zaman
Palaeozoikum periode karbon yang disebut zaman paku. Tumbuhan paku yang dominan saat itu berbentuk pohon (paku tiang), misalnya Alsophila glauca.
6
Pteridophyta hidup di habitat yang lembab sehingga disebut juga tumbuhan higrofit. Tumbuhan muda mempunyai ciri khas bakal daun yang muda
menggulung.
Tumbuhan
paku
merupakan tumbuhan lapisan bawah di hutan-hutan tropis dan subtropis. Habitatnya meliputi tepi pantai (paku laut) sampai lereng pegunungan, dan di sekitar kawah (paku kawah). Batang
tumbuhan
paku
sudah
mempunyai pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem yang bertipe konsentris (xilem dikelilingi floem). Akarnya berupa akar tongkat yang disebut rizom. Daunnya terdiri atas daun kecil (mikrofil) dan daun besar (makrofil). Daun yang
digunakan
berfotosintesis
untuk
disebut
tropofil.
Adapun daun yang menghasilkan spora disebut sporofil. Sporofil mempunyai
kotak
spora
yang
disebut sporangium, berupa suatu badan yang menghasilkan spora. Sporangium terkumpul dalam sorus. Kumpulan sorus-sorus disebut sori. Sorus dilindungi oleh pembungkus (selaput) yang disebut indusium. Sporangium terdiri atas sporangiofor, annulus, operkulum, dan peristom.
Sporangiofor
adalah
tangkai
sporangium. Annulus merupakan sederet sel mati
yang
mengelilingi
sporangium.
Dinding sel annulus tebal, kecuali yang menghadap keluar. Annulus berfungsi untuk mengeluarkan
spora
dengan
menekan
sporangium. Operkulum adalah tutup kotak spora. Peristom adalah gigi yang melingkari operkulum.
7
Perkembangbiakan Paku Tumbuhan paku mengalami daur hidup (pergiliran keturunan) seperti halnya tumbuhan lumut. Siklus hidup Pteridophyta dimulai dari proses terjadinya pembuahan antara spermatozoid dan sel telur yang membutuhkan air sebagai media. Hasil pembuahan tersebut akan menghasilkan zigot. Zigot yang telah dibuahi akan berkembang menjadi embrio dan memperlihatkan duankutub. Satu kutub tumbuh ke atas (membentuk daun dan batang), sedangkan kutub yang lainnya tumbuh ke bawah (membentuk akar). Namun, pada perkembangan selanjutnya kutub yang satu tumbuh membentuk batang dan daun, sedangkan kutub yang lain terhenti atau tidak berkembang. Oleh karena itu, tumbuhan paku disebut tumbuhan berkutub satu.
8
Ditinjau dari jenis spora yang dihasilkan, Pteridophyta dikelompokkan menjadi
tumbuhan
paku
homospora,
heterospora, dan peralihan. 1. Tumbuhan paku homospora Tumbuhan
paku
homospora
(isospora) merupakan kelompok tumbuhan paku yang hanya menghasilkan satu macam spora. Contohnya, tumbuhan paku kawat (Lycopodium clavatum) dan suplir (Adiantum cuneatum). Berikut skema siklus hidup tumbuhan paku homospora.
2. Tumbuhan paku heterospora Tumbuhan paku heterospora merupakan kelompok tumbuhan paku yang memiliki dua macam spora, yaitu makrospora dan mikrospora. Makrospora mempunyai ukuran besar dan dianggap sebagai spora betina. Mikrospora yang berukuran kecil dianggap sebagai spora jantan. Contoh tumbuhan paku heterospora adalah paku rane (Sellaginella
9
wildenowii) dan semanggi (Marsilea crenata). Berikut skema hidup tumbuhan paku heterospora.
3. Tumbuhan paku peralihan Tumbuhan paku peralihan merupakan kelompok tumbuhan paku yang memiliki spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, tetapi memiliki fungsi yang berbeda, yaitu sebagai spora jantan dan spora betina. contoh tumbuhan paku peralihan ialah paku ekor kuda (Equisetum telmateia). Berikut skema siklus hidup paku peralihan.
10
B. Klasifikasi Pteridophyta Dalam taksonomi, Pteridophyta termasuk juga yang telah punah, dibedakan dalam beberapa divisi, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati). 1. Kelas Psilophytineae (paku purba) Kelas Psilophytineae disebut juga paku purba. meliputi jenis-jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah. Anggotanya ada yang merupakan paku telanjang (tidak berdaun) dan ada yang berdaun kecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi. Ada diantaranya yang belum memiliki akar namun sudah mempunyai jaringan pengangkut, semua bersifat homospor dan sporangium letaknya terminal pada batang. Bangsa Psilophytales -
Tumbuhan yang tergolong dalam bangsa ini merupakan paku telanjang.
-
Dikenal sebagai tumbuhan darat tertua yang tinggal ditemukan fosilnya dalam lapisan bumi yang amat tua.
-
Merupakan
tumbuhan
paku
yang
paling
rendah
tingkat
perkembangannya. -
Yang paling sederhana masih belum berdaun dan belum berakar, namun batangnya sudah mempunyai berkas pengangkut.
Suku Rhyniaceae -
Terna mencapai ± ½ m, tidak berdaun.
-
Batang
dalam
tanah
membentuk
percabangan yang tumbuh tegak ke atas. -
Berkas pengangkutnya prostostele.
-
Sporangium di ujung cabang, isospora tersusun sebagai tetrad.
-
Contoh: Rhynia major, zosterophyllum myretonianum, dll.
Suku Asteroxyllaceae -
Tingginya mencapai 1 m, punya tonjolan-tonjolan kecil mirip daun yang disebut mikrofil.
11
-
Berkas pengangkutnya sifonostele, stele dalam batang berbentuk bintang dan sudah ada empulur.
-
Contoh: Asteroxillon mackei, A. Elberfeldense
Suku Pseudosporochnaceae -
Pada ujung sumbu pokok keluar dahan-dahan yang bercabang menggarpu dengan ranting kecil yang menggarpu juga, di bagian ujungnya ada sporangium berbentuk gada.
-
Bagian-bagian infertile pada ranting disebut makrofil, berfungsi sebagai alat asimilasi.
-
Contoh: Pseudosporochnus krejcii.
Bangsa Psilotales -
Terna kecil rendah, batang bercabang menggarpu dengan mikrofil berbentuk sisik.
-
Tidak berakar hanya berupa rizoid.
-
Sporangium terdapat diantara taju-taju sporofilyang berbagi menggarpu.
-
Sporangium beruang 3, dinding terdiri dari beberapa lapis, tidak punya tapetum.
12
-
Protalium berbentuk silinder dan bercabang,
ukurannya
hanya
beberapa cm, tidak berwarna, hidup dalam tanah bersimbiosis dengan cendawan mikoriza. -
Anteridium
dan
permukaannya
punya banyak ruang mengeluarkan spermatozoid berflagel banyak. -
Arkegonium
kecil
dan
agak
tenggelam. -
Embrio tidak mempunyai suspensor dan letaknya eksoskopik/ujungnya kearah arkegonium.
-
Contoh: Psilotum nudum, P. triquetrum, Tmesipteris tannensis.
Klasifikasi Ilmiah Psilotum nudum Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Psilophytineae
Ordo
: Psilotales
Famili
: Psilotaceae
Genus
: Psilotum
Species
: Psilotum nudum
2. Kelas Lycopodineae Paku kawat atau paku rambat ini tumbuh baik pada kondisi lembab dan merambat. Meliputi golongan yang sudah punah dan yang sekarang masih ada. Golongan yang sekarang masih ada hanya terdiri dari 4 marga, yaitu: Lycopodium, Phylloglosum, Selaginella, dan Isoetes, yang keseluruhannya meliputi 900 jenis. Sporofit dapat dibedakan adanya batang, akar dan daun. Batang kecil seperti kawat dan bercabang-cabang. Daunnya berukuran kecil seperti rambut yang terdapat di seluruh batang. Sporangium terdapat di ketiak daun atau pangkal sisi atas daun dan biasanya terkumpul di ujung cabang atau batang, dilindungi oleh daun-daun steril yang lembut seperti rambut (strobilus). Ada yang bersifat homospor dan ada yang
13
heterospor. Pada yang heterospor gametofit dibentuk di dalam spora (endosporik), sedang yang homospor gametofitnya dibentuk di luar spora (eksosporik). Bangsa Lycopodiales -
Hanya mempunyai 2 marga yang masih ada sampai sekarang, yaitu Lycopodium, dan Phylloglosum.
-
Terna kecil, batang tumbuh tegak atau berbaring
dengan
cabang-cabang
menggarpu yang tertutup oleh daun. -
Daun-daun
panjangnya
2-10
mm,
berambut, berbentuk garis atau jarum yang sama bentuknya. -
Akar bercabang menggarpu.
-
Sporofil berbentuk segitiga sama sisi, mempunyai sporangium yang agak pipih, berbentuk ginjal yang terdapat pada sisi atas daun dekat pangkalnya. Protalium tumbuh di atas tanah, berbentuk seperti umbi kecil, keputih-putihan dan punya rizoid. Padanya terdapat jamur dilapisan perifer. Umurnya dapat sampai 20 tahun.
-
Protalium berumah satu terdapat alat kelamin dibagian apical. Anteridium terbenam dalam jaringan protalium, terdiri atas banyak sel, tiap sel menghasilkan spermatozoid berbentuk jorong dengan 2 bulu cambuk. Arkegonium mempunyai banyak sel saluran leher yang sering tereduksi sampai tinggal satu saja.
-
Zigot mula-mula dengan suatu dinding dasar yang melintang membelah menjadi 2 sel, yang bawah mula-mula membagi diri menjadi 4 kuadran kemudian menjadi oktan dan selanjutnya menjadi embrionya, sedang sel-sel yang menghadap leher arkegonium menjadi pendukung embrio atau suspensor. Dengan demikian embrio tidak menghadap ke leher arkegonium. Letak embrio tersebut dinamakan endoskopik.
Bangsa Selaginalles (Paku Rane, Paku Lumut)
14
-
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Selaginellaceae dengan satu marga Selaginella yang meliputi ± 700 jenis.
-
Habitus dalam beberapa hal menyerupai Lycopodineae. Ada juga yang berukuran kecil mirip dengan lumut hati yang berdaun dan tumbuh di antara tumbuhan lumut, sehingga dinamakan juga paku lumut.
-
Di dekat percabangan batang terdapat alat tambahan yang dinamakan rizofora atau pendukung akar . rizofora bentuknya seperti batang tetapi tidak berdaun, tumbuh ke bawah menuju tanah dan pada ujungnya tumbuh akar.
-
Selaginella bersifat herterospor. Sporangium terdapat dalam strobilus, menghasilkan mikro dan megaspore yang terpisah-pisah tetapi keduanya ditemukan dalam satu rangkaian sporofil. Dinding sporangium terdiri atas 3 lapis, tapetum di lapis paling dalam berguna untuk member makanan kepada spora. Spora sudah memulai perkembangannya membentuk protalium sejak masih di dalam sporangium.
-
Setelah
satu
atau
beberapa
arkegonium dibuahi, mulailah perkembangan bersifat
embrio
endoskopik.
yang Untuk
membebaskan diri dari protalium, embrio tersebut membelok seperti pada Lycopodium. Calon akar baru
dibentuk
Pertumbuhan
kemudian. memanjang
berlangsung dengan perantaraan suatu sel ujung sebagai sel pemulanya.
15
Klasifikasi Ilmiah Selaginella sp. Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Lycopodineae
Ordo
: Selaginalles
Famili
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
: Selaginella sp.
Bangsa Lepidodendrales -
Anggotanya pada saat ini sudah punah. Tumbuhan
ini
mencapai
puncak
perkembangannya di zaman Devon, karbon dan
perm.
Fosil
dari
tumbuhan
ini
merupakan sumber batu bara. -
Beberapa pohon berukuran raksasa, tinggi s/d 30 meter dengan diameter hingga 2 meter.
-
Daun yang gugur meninggalkan bekas seperti bantalan di pangkal tangkai daun.
-
Bangun daun berupa jarum atau berupa garis, berlidah-lidah dengan bekas pengangkut yang sederhana dan jarang sekali memperlihatkan percabangan menggarpu.
-
Batangnya sudah mengalami penebalan sekunder dengan adanya jaringan semacam cambium gabus yang kea rah dalam menghasilkan selsel gelam yang jumlahnya lebih banyak daripada unsur-unsur kayu.
-
Punya
“rimpang”
yang
disebut
pendukung akar atau stigmarium, dan dipermukaannya ada bekas-bekas akar.
16
-
Rangkaian sporofil Lepidodendron dapat mencapai panjang 25 cm dan hampir selalu heterospor.
-
Ada suatu kelompok warga Lepidodenrales yaitu Lepidospermae yang memiliki biji. Mikrosporofil menjadi suatu selubung (integument) “porangium, tetapi pada ujungnya terbuka, sehingga dapat menangkap mikrospora yang berhamburan dan dengan cara-cara yang belum diketahui akhirnya akan terjadi pembuahan. Organ tersebut tetap pada tumbuhan induknya dan berkembang menjadi biji. Pada pembentukan kulit biji tidak hanya dinding sporangium saja yang ikut mengambil bagian tetapi juga sporofil.
Bangsa Isoetales -
Bangsa ini memuat golongan rumput-rumputan yang sebagian hidup dalam air dan sebagian pada tanah-tanah yang basah.
-
Anggotanya sekarang ada hanya terdiri dari 1 suku dan 1 marga saja yaitu Isoetes dengan 60-100 jenis.
-
Sporofit mempunyai batang seperti umbi, jarang bercabang, kalau bercabang menggarpu.
-
Dari bagian bawah batang keluar akar-akar dan bercabang menggarpu, sedangkan di bagian atas batang terdapat rozet daun, terdiri atas daundaun yang berujung runcing panjang sampai satu meter. Tiap daun memiliki saluran udara dan di sisi atas dekat pangkal daun ada lekukan yang disebut foveum.
-
Semua daun kecuali yang letaknya di tengah adalah sporofil. Tiap sporofil mengandung satu sporangium yang letaknya di dalam foveum. Di atas foveum terdapat ligula yang berupa selaput berbentuk segitiga dengan pangkal terbenam.
-
Di dalam roset daun yang letaknya di bagian luar berupa makrosporofil dan yang letaknya di bagian dalam berupa mikrosporofil.
-
Sporangium besarnya 4-7 mm melindungi sebagian atau seluruhnya oleh selaput yang disebut velum.
-
Ruang sporangium terbagi-bagi oleh jaringan steril yang dinamakan trabekula. Dinding sporangium terdiri dari beberapa lapis sel.
17
-
Perkembangan gametofit hampir sama dengan Selaginella.
-
Zigot dengan dua dinding yang tegak lurus satu sama lain membelah menjadi empat kuadran, dan diantaranya membentuk ujung tunas dan daun beserta ligulanya, yang dua lainnya menjadi akar dan haustorium. Suspensor tidak ada. Letak embrio mula-mula endoskopik, tetapi sedikit demi sedikit embrio itu berputar hingga mencapai kedudukan yang eksoskopik.
3. Kelas Equisetineae (Paku Ekor Kuda) Anggota dari kelas ini yang sekarang masih ada umumnya berupa terna yang menyukai tempat-tempat lembab, kadang-kadang dalam jumlah besar dan bersifat dominant dalam komunitas tertentu. Bentuk strobilus pada sporofit seperti ekornya kuda. Batang bercabang-cabang berkarang dan berbuku-buku dan beruas-ruas. Daun-daun kecil seperti selaput, tersusun berkarang. Sporofil berbeda dengan daun biasa (berbentuk perisai dengan sejumlah sporangium di sisi bawahnya). Sporofil tersusun sebagai badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang. Protalium berwarna hijau dan berkembang di luar sporanya. Bangsa Equisetales -
Hanya terdiri atas satu suku yaitu Equisetaceae dan satu marga yaitu Equisetum dengan ± 25 jenis. Tumbuhan ini hidup di darat atau di rawarawa.
18
-
Mempunyai semacam rimpang
dengan
cabang yang berdiri tegak, batang yang berdiri tegak tersebut berumur
hanya
1
tahun. -
Pada
penampang
melintang,
batang
mempunyai lingkaran berkas pengangkut kolateral, dua lingkaran saluran-saluran antar sel, dan satu ruang udara lisigen di pusat. Berkas pengangkut
dalam
sporofil
mempunyai susunan konsentris. -
Batang atau cabang beralur dan beruas-ruas panjang. Pada bukubuku batang terdapat karangan daun serupa selaput atau sisik. Daun-daun itu di bagian bawah berlekatan menjadi
suatu
menyelubungi
sarung batang.
yang Cabang-
cabang keluar di antara daundaun dan menembus sarung. -
Pada
beberapa
warga
Equisetales terdapat beberapa jenis yang mempunyai semacam umbi untuk menghadap kala yang buruk. -
Sporofil
tersusun
rangkaian
yang
dalam
menyerupai
kerucut pada ujung batang.
19
-
Spora mempunyai dinding yang terdiri atas endo dan eksoporium, dan perisporium yang berlapis-lapis. Lapisan perisporium yang terluar terdiri atas dua pita sejajar yang ujungnya melebar seperti lidah. Jika spora itu kering, pita terlepas dari gulungannya tetapi di tengahtengahnya tetap melekat pada eksosporium.
-
Dari bangsa ini ada suku yang sudah punah yaitu Calamitaceae, contohnya: Eucalamites multiramis, Calamophyton primaevum
Klasifikasi Ilmiah Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Equisetineae
Ordo
: Equisetales
Famili
: Equisetaceae
Genus
: Equisetum
Spesies
: Equisetum telmateia
Bangsa Sphenophyllales -
Hanya dikenal fosilnya saja, berasal dari zaman Paleozoikum.
-
Daunnya menggarpu atau berbentuk pasang dengan tulang-tulang bercabang menggarpu,
tersusun
berkarang.
Daunnya termasuk heterofil, yaitu tidak sama bentuk dan ukurannya, ada yang berbentuk pasak dan ada yang kecil sempit. -
Batangnya
beruas-ruas
panjang,
bercabang-cabang, mempunyai satu berkas pengangkut yang tidak berteras dan mempunyai cambium. -
Rangkaian sporofil menyerupai Equisetum
20
-
Contohnya: Sphenophyllum cuneifolium, S. dawsoni, S. fertile.
Bangsa Protoarticulales -
Bangsa ini juga hanya ditemukan fosilnya. Hidup pada pertengahan zaman Devon.
-
Contoh yang paling dikenal adalah Rhynia, berupa semak kecil yang bercabang-cabang
menggarpu.
Daunnya sempit, berbagi menggarpu, tersusun berkarang. Sporofil tersusun dalam bulir dengan percabangan menggarpu, sporangium bergantunggantung. 4. Kelas Filicineae (Paku Sejati) Warga kelas ini sehari-hari dikenal sebagai tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya. Berupa higrofit (hidup di tempat teduh, lembab), teresterial, akuatik atau epifit (penyusun underground di hutan). Berdasarkan lingkungan hidupnya kelasi ini dibedakan menjadi paku tanah, paku air dan paku epifit. Daun berupa makrofil dengan ukuran dan bentuk daun yang beraneka ragam, serta pertulangan daun yang bercabang-cabang. Sporangium kebanyakan dalam sorus, keluar dari suatu bantalan atau plasenta atau reseptakel. Biasanya sorus dilindungi oleh indusium atau tepi daun yang melipat. Dinding sporangium mempunyai annulus. Kebanyakan bersifat heterospor. Gametofitnya untuk yang heterospor bersifat endosporik, sedang yang homospor bersifat eksosporik. Filicinae yang sekarang masih hidup dibedakan dalam 3 anak kelas yaitu: Euspongiatae, Leptosporangiatae, dan Hydropteris. Anak Kelas Euspongiatae -
Sporangium terbentuk dari beberapa sel inisial. Pembelahan pertama berlangsung di dalam epidermis, sel luar membentuk dinding sporangium, sel yang dalam membentuk jaringan sporogen, dan sel-sel tapetum berasal dari lapisan dinding sporangium yang paling dalam.
21
-
Anak kelas ini dibedakan menjadi 2 bangsa yaitu: Ophioglossales, dan Marattiales.
Bangsa Ophioglossales -
Bangsa ini hanya terdiri dari satu suku, yaitu Ophiglossaceae.
-
Batang pendek di dalam tanah, pada batang tiap tahun hanya ada satu daun yang bertangkai panjang dengan upih yang menyerupai selaput.
-
Di dalam akar selalu ada mikoriza.
-
Daun biasanya mempunyai bagian yang steril yang khusus untuk asimilasi dan bagian fertile yang menghasilkan spora. Bagian daun yang fertile itu berbentuk malai atau bulir dan keluar dari tangkai, dari pangkal, dari tengah atau dari tepi daun yang steril.
-
Sporangium besar tidak mempunyai annulus.
-
Bersifat homospor.
-
Protalium
berumah
satu,
berklorofil, hidup dalam tanah. -
Anteridium
dan
arkegonium
terbenam dalam jaringan protalium yang berbentuk umbi dan dapat berumur sampai beberapa tahun. -
Hidup sebagai paku tanah atau epifit, hanya terdiri dari 3 marga, yaitu: Ophiglossum,
Botrychium,
Helminthostachys. -
Bangsa Marattiales -
Bangsa ini hanya terdiri satu suku Marattiaceae.
-
Batang pendek dan tegak.
-
Daun amat besar, majemuk menyirip ganda beberapa kali.
-
Tangkai daun lunak mempunyai stipula yang tebal.
-
Daun fertile sama dengan daun steril.
-
Sporangium berdinding tebal, tidak mempunyai annulus.
-
Bersifat homospor.
22
-
Protalium di atas tanah mempunyai mikoriza, berwarna hijau bentuknya menyerupai talus lumut hati.
-
Meliputi 4 marga yaitu Christensenia, Angiopteris, Marattia, dan Danaea.
Anak Kelas Leptosporangiatae -
Sporangium terbentuk dari sel permukaan. Dari hasil pembelahan pertama, sel yang luar membentuk sporangium lengkap termasuk tangkai, dinding tapetum dan jaringan sporogen. Sel yang dalam tidak ikut dalam pembentukan sporangium.
-
Tumbuhan yang termasuk dalam anak kelas ini tersebar di daerah tropika, meliputi jenis-jenis paku yang berukuran hanya beberapa millimeter saja sampai paku yang berupa pohon.
23
-
Kebanyakan berupa terna dengan rimpang yang mendatar atau bangkit ujungnya, dan biasanya jarang bercabang.
-
Daun yang masih muda selalu tergulung, disebabkan karena sel-sel pada sisi bawah daun lebih cepat pertumbuhannya. Susunan anatomi daun sudah menyerupai daun Spermatophyta. Tulang daun bercabang-cabang dengan bermacam-macam pola.
-
Pada batang, tangkai daun, kadang sebagian daun tertutup oleh lapisan rambut yang berbentuk sisik yang disebut palea.
-
Sporangium terdapat dalam jumlah banyak di sisi bawah daun. Biasanya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan daun-daun yang steril, hanya pada beberapa jenis saja sporofil berbeda dengan tropofil.
-
Anak kelas Leptosporangiatae terbagi menjadi beberapa suku, yaitu:
Suku Osmundaceae -
Sporangium tidak tersusun berkelompok, tidak bertangkai, tanpa annulus, tetapi mempunyai sekelompok sel berdinding tebal yang akan retak jika sudah masak.
-
Sporangium tersebar, kadang menutupi sebagian besar permukaan daun. Indusium tidak ada, tidak terdapat sisik-sisik, tetapi pada daun yang muda seringkali
terdapat
rambut-rambut
yang
menghasilkan lender. Suku Schizaeceae -
Kelompok tumbuhan ini merupakan kelompok kecil tetapi sangat luas daerah penyebarannya.
-
Kebanyakan hidup pada daerah yang beriklim panas.
-
Perkembangan sporangia dalam sorus tipe simplices, yaitu sporangium di dalam sorus terjadi secara serempak.
-
Sporangium mempunyai annulus yang letaknya terminal.
24
-
Anggota suku ini meliputi 4 marga yaitu: Schizaea, Lygodium, Aremia, dan Mohria.
Suku Gleicheniaceae -
Kebanyakan sebagai
anggotanya
xerofit,
hidup
mempunyai
rizoma. -
Terdiri
dari
2
marga,
yaitu
Stromatopteris dan Gleichenia. -
Batangnya bercabang menggarpu, dan pada kebanyakan jenis daundaunnyapun
terbentuk
secara
menggarpu. Tetapi dikotomi daundaun itu ternyata palsu, sebab pada ketiak percabangan batang itu terdapat suatu mata kuncup. -
Tidak ada perbedaan antara bagian daun yang steril dan yang fertile.
-
Sporangium terdapat dalam sorus pada permukaan dorsal dari daun yang berwarna hijau. Sorus tanpa indusium dan mengandung sedikit sporangia.
-
Sporangia dalam sorus termasuk tipe simplices.
-
Struktur anatomi batang amat sederhana.
-
Gametofit biasanya mempunyai tulang di bagian tengah di kiri dan kanan tulang melebar menyerupai sayap.
Suku Matoniaceae -
Mempunyai 2 marga yaitu Phanerosorus dan Matonia.
-
Perkembangan sporangium tipe simplices, bedanya dengan suku lain adalah cara retaknya sporangium yang melintang disebabkan karena annulus letaknya membujur, dan terdapatnya indusium yang berbentuk seperti payung.
25
-
Mempunyai rizomayang bercabang menggarpu, dari rizoma keluar tonjolan daun ke atas yang pada ujungnya bercabang menggarpu. Percabangan menggarpu dari tangkai daun tersebut berulang-ulang sampai beberapa kali, hanya setiap kali cabang yang satu sisi saja yang keluar anak daunnya hingga bentuk daun keseluruhan menjadi seperti kipas.
-
Sporangium terkumpul dalam sorus yang bentuknya bulat. Letak sorus dekat dengan ibu tulang daun.
-
Gametofit
menyerupai
gametofit
Gleichenia. Suku Hymenophyllaceae -
Paku ini banyak dijumpai di daerah tropika, hidup sebagai epifit, dan sangat suka akan tempat yang lembab. Tetapi ada juga yang xerofit dan hidup pada batuan bersama dengan lumut dan lichens.
-
Hanya memuat dua marga, yaitu Hymenphyllum, dan Trichomanes.
-
Daun kecil dan tipis, sering kali hanya terdiri dari 1 lapis sel. Tetapi ada juga yang berukuran lebih besar dengan tebal daun dapat 3-4 lapis sel.
-
Bentuk daun fertile sama dengan daun steril.
-
Sporangium terkumpul dlam sorus yang letaknya di tepi daun. Sorus mempunyai indusium berbentuk seperti piala atau bibir.
-
Sporangium bertangkai pendek atau tidak bertangkai,
mempunyai
annulus
yang
letaknya melintang atau serong. -
Paku
ini
termasuk
gradate,
yaitu
sporangium di dalam sorus timbulnya dari atas ke bawah (basipetal) Jumlah spora dalam tiap sporangium antara 32-420 buah.
26
-
Protalium berbentuk piala.
Suku Cyatheaceae -
Anggota dari suku ini tergolong sebagai paku pohon, banyak dijumpai di daerah tropika dan sub tropika.
-
Terdiri dari 3 marga, yaitu: Alsophila, Hemitelia, dan Cyathea.
-
Batangnya kuat sehingga sering digunakan untuk bahan bangunan. Tinggi batang dapat mencapai 1,5-5 meter, diameter 25-50 cm.
-
Daun besar dan panjang, berupa daun majemuk menyirip ganda.
-
Sporangium terdapat di dalam sorus yang letaknya di bawah daun. Sorus berbentuk bola, termasuk tipe gradate. Sorus dilindungi oleh indusium atau induk.
Klasifikasi ilmiah Cyathea medullaris Kingdom
: Plantae
Divisi
: Pteridophyta
Kelas
: Filicineae
Sub Kelas
: Leptosporangiatae
Ordo
: Filicales
Famili
: Cyatheaceae
Genus
: Cyathea
Spesies
: Cyathea medullaris
Suku Dicksoniaceae -
Suku ini meliputi golongan paku tiang atau paku dengan rizoma yang merayap. Terdiri dari 9 marga, diantaranya: Cibotium, Dicksonia, dan Dennastaedtia.
-
Kebanyakan hidup di daerah tropika dan beberapa jenis hidup di daerah beriklim panas.
-
Rizoma besar, berguna sebagai bahan makanan karena mengandung banyak pati.
-
Pada batang dan tangkai daunnya terdapat rambut-rambut panjang dan halus yang berguna sebagai bahan pembalut dan bahan bantalan.
-
Daun yang fertile tidak berbeda dengan daun yang steril.
27
-
Sporangium terletak dalam sorus dan termasuk tipe gradate, kecuali Dennastaedtia sorusnya merupakan peralihan ke tipe mixtae. Tiap sorus mempunyai indusium berbentuk seperti bibir. Sporangium bertangkai dan berisi 64 spora.
Suku Polypodiaceae -
Suku ini sangat besar, memuat lebih dari 115 marga dan kira-kira 3.000 jenis.
-
Habitusnya bermacam-macam sekali.
-
Daunnya tunggal atau majemuk dengan bentuk dan ukuran yang beragam.
-
Rizoma
merayap
dengan
ruas-ruas
yang
panjang,
jarang
memperlihatkan batang yang nyata. -
Akar dan daunnya sering kali bersisik atau berambut.
-
Daun yang fertile sama dengan daun yang steril, meskipun ada juga yang dimorfisme.
-
Pada warga suku Polypodiaceae, sporangium terkumpul manjadi sorus. Sebelum masak, sorus tertutup oleh selaputindusium. Sporangium muncul dari tonjolan jaringan daun yang disebut reseptakulum. Dinding sporangium memiliki suatu cincin/annulus yang terdiri atas sel-sel yang menonjol keluar dengan penebalan pada dinding radial dan dinding dalam. Cincin itu meliputi punggung, ujung, sampai bagian tengah sisi perut, sedangkan bagian sisi perut yang sel-selnya tidak menebal disebut stomium. Annulus bekerja melalui mekanisme kohesi yang dapat menyebabkan terbentuknya sporangium serta terlemparnya spora melalui celah stomium.
-
Sorus bentuknya bermacam-macam, letaknya ditengah atau tepi daun, dan dapat pula pada urat-urat daun, berbentuk garis memanjang atau membulat.
28
-
Kadang-kadang sporangia menutupi seluruh permukaan bawah daun yang fertile, bertangkai dengan annulus yang membujur tidak sempurna.
Jika
masak,
sporangium pecah dengan celah melintang. -
Indusium ada atau tidak ada, bila ada melekat pada satu sisi saja atau dapat pula hanya berupa tepi daun yang melipat.
-
Semua sorus bertipe mixtae, yaitu pembentukan
sporangium
di
dalam sorus tidak beraturan. Anak Kelas Hydropteris -
Berupa tumbuhan air atau tumbuhan rawa.
-
Selalu heterospor, makro dan mikrosporangium berdinding tipis, tidak berannulus, terdapat di pangkal daun pada sporokarpium yang berdinding tebal.
-
Makrosporangium menghasilkan makrosporayang nantinya tumbuh menjadi makroprotalium dengan arkegonium. Mikrosporangium menghasilkan
mikrospora
yang
nantinya
tumbuh
menjadi
mikroprotalium dengan anteridium. -
Spora meliputi perisporium dengan bentuk susunan yang aneh.
-
Meliputi 2 bangsa, yaitu Marsileales dan Salviniales.
Bangsa Marsileales -
Bangsa ini meliputi segolongan kecil tumbuhan air yang hidup di payapaya, dengan akar yang melekat di dasar atau di dalam lumpur.
-
Selalu heterospor, makro dan mikrosporangiumnya berdindin tipis dan tidak mempunyai annulus.
29
-
Sporangium terkumpul dalam sorus, semua sorus dalam satu sporofil terdapat dalam sporokarpium.
-
Terdiri dari satu suku yaitu Marsileaceae, dengan ciri-ciri:
batangnya merayap,
kemudian ke atas membentuk daun-daun dank e bawah membentuk akar-akar; daun bertangkai panjang; helaian daun berbelah empat atau dua atau tanpa helaian daun; bertangkai atau tidak; bangun ginjal atau bulat dengan dinding yang kuat. -
Mempunyai 3 marga yaitu: Marsilea, Pilularia, dan Regnellidum.
Bangsa Salviniales -
Meliputi segolongan kecil tumbuhan paku air yang hidupnya terapung bebas.
-
Heterospor, sporangium terdapat di dalam sorus dan termasuk tipe gradate. Sorus terdapat dalam sporokarpium. Tiap sporokarpium mengandung 1 sorus yang hanya membentuk mikrosporangium dan makrosporangium saja.
-
Bangsa ini dibedakan menjadi suku, yaitu Salviniaceae dan Azollaceae.
Suku Salviniceae -
Tumbuhan paku air yang mengapung
bebas
di
permukaan air. -
Daun berkarang, pada tiaptiap buku terdapat 3 daun, dua di
sebelah
atas
dan
berhadapan serta merupakan alat pengapung, sedangkan daun yang ketiga tenggelam. Daun yang tenggelam itu berbuku-buku dan berbulu tebal serta mempunyai bentuk seperti akar, tetapi terdiri dari banyak sel. -
Batang berupa rizoma, padanya terdapat saluran udara.
30
-
Sporokarpium terdapat pada buku-buku dari daun yang tenggelam. Jumlahnya 4-20, letaknya merupakan barisan atau tandan. Bentuk sporokarpium bulat panjang atau sedikit pipih. Dinding sporokarpium berasal dari bahan basal indusium, yang tumbuh memanjang dan melengkung menutupi sorus.
Suku Azollaceae -
Merupakan tumbuhan air yang mengapung bebas, tetapi ukuranya sangat kecil, lunak dan bercabang-cabang.
-
Daunnya hanya berukuran 1 mm saja, tersusun berseling dalam dua baris. Tiap daun berbelah dua, bagian atas terapung karena berisi ruang udara yang didalamnya terdapat koloni Anabaena yang dapat mengasimilasi N2 dari udara.
-
Daun bagian bawah hanya terdiri dari lapis sel saja dan tidak berwarna, berfungsi untuk membantu penyerapan air dan zat makanan.
-
Akar terdapat di sisi bawah.
-
Sporokarpium dibentuk pada cabang-cabang yang pendek.
-
Makrosporokarpium
berbeda
bentuk
dan
ukurannya
dengan
mikrosporokarpium. Mikrosporokarpium bulat dan besar, sedang makrosporokarpium bulat memanjang dan kecil. -
Mikrospora keluar dari mikrosporangium berupa 5-8 gumpalan yang diselubungi oleh periplasmodium dinamakan masula. Tiap gumpalan berisi 8-2 mikrospora, dan pada masula tersebut terdapat semacam kait yang disebut glokidium.
-
Makrospora bagian
pada atasnya
membentuk alat renang yang
terisi
udara,
sehingga
bisa
terapung-apung. Oleh glokidium makrospora dapat
dikait
hingga
saling berdekatan.
31
C. Peranan Pteridophyta Banyak tumbuhan paku memiliki manfaat dan peranan penting dalam kehidupan manusia, antara lain: 1. Tanaman hias: Adiantum (suplir), Platycerium (paku tanduk rusa), Asplenium (paku sarang burung), Nephrolepis, Alsophila (paku tiang) dan lainnya. 2. Bahan obat: Equisetum (paku ekor kuda) untuk antidiuretik (lancar seni), Cyclophorus , untuk obat pusing dan obat luar, Dryopteris untuk obat cacing pita, Platycerium bifurcata untuk obat tetes telinga luar, dan Lycopodium untuk antidiuretik dan pencahar lemah dari sporanya. 3. Bahan sayuran: Marsilea (semanggi), Pteridium aquilinum (paku garuda), dan lain-lain. 4. Kesuburan tanah : Azolla pinnata, karena mampu bersimbiosis dengan Anabaena (alga biru) sehingga dapat mengikat unsur nitrogen dari udara. 5. Gulma pertanian : Salvinia natans (kayambang), pengganggu tanaman padi.
32
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan dalam makalah diatas, kita dapat menarik kesimpulan, sebagai berikut. 1. Pteridophyta yang berasal dari bahasa Yunani. Pteridophyta diambil dari kata pteron yang berarti sayap, bulu dan phyta yang berarti tumbuhan. Di Indonesia tumbuhan ini lebih dikenal sebagai tumbuhan paku. Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. 2. Dalam taksonomi, divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati). 3. Peranan atau manfaat Pteridophyta antara lain sebagai tanaman hias; bahan obat-obatan; sebagai sayuran; sebagai pupuk hijau; dan sebagai pelindung tanaman pertanian.
B. Saran Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dari makalah ini. Sehingga, diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar makalah ini mendapatkan perbaikan untuk kedepannya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., et al. 2017. Campbell Biology Eleventh Edition. United States of America : Pearson Education, Inc. Kistinnah, Idun dan Endang Sri Lestari. 2009. Biologi 1 makhluk hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Nuraeni, Eni. (Tanpa Tahun). Panduan Praktikum Pteridophyta Mata Kuliah Botany Cryptogamae. File.upi.edu (File PDF) Raven, Peter H., et al,. 2017. Biology Eleventh Edition. United States of America : McGraw-Hill Education. Solomon, Eldra P; Linda R. Berg; dan Diana W. Martin. 2008. Biology Eighth Edition. United States of America : Thomson Brooks/Cole. Starr, Cecie; Christine A. Evers; dan Lisa Starr. 2011. Biology Concepts and Applications Eighth Edition. United States of America : Cengage Learning. Sugiarti, Asih. 2017. Identifikasi Jenis Paku-pakuan (Pteridophyta) di Kawasan Cagar alam Pagerwunung Darupono Kabupaten Kendal sebagai Media Pembelajaran Sistematika Tumbuhan berupa Herbarium. Skripsi. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo. Tim Penyusun. 2006. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Tinggi. Padang: Universitas Sumatera Utara. Yusuf, M. Asep Maulana. 2009. Keanekaragaman Tumbuhan paku (Pteridophyta) di Kawasan Cagar Alam Gebugan Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang. https://thebookee.net/pteridophyta-pdf-dl4459187 (File PDF) https://rumus.co.id/tumbuhan-paku/#! https://pengertianahli.id/2015/01/tumbuhan-paku-ciri-dan-klasifikasi.html https://www.edubio.info/2016/01/struktur-tumbuhan-paku.html http://diahayuret.blogs.uny.ac.id/2017/08/27/mengenal-tumbuhan-paku/ http://taufik-ardiyanto.blogspot.com/2012/01/divisi-pteridophyta.html#
34
LAMPIRAN
A. Pilihan Ganda 1. Alat perkembangbiakan paku yang utama adalah ..... a. Sporangium b. Spora c. Sporozoid d. Sporofit 2. Tumbuhan paku merupakan suatu devisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya ..... a. Tubuhnya dengan nyata belum dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang, dan daun. b. Tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam bagian batang dan daun, tetapi akar belum dapat dibedakan. c. Tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang, dan daun. d. Tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam empat bagian pokoknya yaitu akar, batang, daun, dan buah. 1) Lycopodium clavatum 2) Adiatum cuneatum 3) Marsilea crenata 4) Equisetum telmateia 3. Diantara beberapa contoh tumbuhan paku diatas, manakah yang termasuk contoh tumbuhan paku peralihan ..... a. 1) b. 2) c. 3) d. 4) 4. Tumbuhan paku yang memiliki dua spora disebut ..... a. Paku heterospora b. Paku homospora c. Paku peralihan 35
d. Paku ekor kuda 5. Tumbuhan paku yang merupakan bentuk peralihan antara homospor dan heterospor adalah .... a. Sellaginella wildenowii b. Marsilea crenata) c. Lycopodium clavatum d. Equisetum telmateia 6. Daun tumbuhan paku yang berfungsi adalah ..... a. Mikrofil b. Makrofil c. Tropofil d. Sporofil 7. Berikut ini merupakan ciri-ciri kelas Equisetineae, kecuali ...... a. Batang bercabang-cabang berkarang dan berbuku-buku dan beruas-ruas. b. Daun-daun kecil seperti selaput, tersusun berkarang. c. Daun-daun panjangnya 2-10 mm, berambut, berbentuk garis atau jarum yang sama bentuknya. d. Sporofil tersusun sebagai badan berbentuk gada atau kerucut pada ujung batang atau cabang. 8. Berikut ini yang termasuk Kelas Filicineae (Paku Sejati), adalah ....... a. Cyathea medullaris b. Equisetum telmateia c. Selaginella sp. d. Psilotum nudum 9. Tumbuhan paku di bawah ini yang dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah .... a. Adiantum (suplir) b. Platycerium (paku tanduk rusa) c. Alsophila (paku tiang) d. Equisetum (paku ekor kuda) 10. Pteridium aquilinum (paku garuda) merupakan tumbuhan paku yang dimanfaatkan sebagai .....
36
a. Tanaman hias b. Bahan obat c. Bahan sayuran d. Kesuburan tanah
B. Essai 1. Adapun daun yang menghasilkan spora disebut a)...... Sporofil mempunyai b)....... yang disebut sporangium, berupa satu badan yang menghasilkan c)..... Jawab: a) Sporofil b) Kotak spora c) Spora 2. Jelaskan perbedaan makrospora dan mikrospora pada perkembangbiakan paku heterospora! Jawab: Makrospora mempunyai ukuran besar dan dianggap sebagai spora betina. Mikrospora yang berukuran kecil dianggap sebagai spora jantan. 3. Sebutkan 2 bentuk tumbuhan paku! Jawab: Tumbuhan paku memiliki 2 bentuk tubuh yaitu bentuk gametofit (n), dan bentuk sporofit (2n). Reproduksi terjadi dengan cara pergiliran keturunan sporofit dengan keturunan gametofit yang dikenal dengan istilah metagenesis. 4. Tuliskan minimal 4 ciri paku dari bangsa Marattiales! Jawab: Bangsa Marattiales -
Bangsa ini hanya terdiri satu suku Marattiaceae.
-
Batang pendek dan tegak.
-
Daun amat besar, majemuk menyirip ganda beberapa kali.
-
Tangkai daun lunak mempunyai stipula yang tebal.
-
Daun fertile sama dengan daun steril.
-
Sporangium berdinding tebal, tidak mempunyai annulus.
37
-
Bersifat homospor.
5. Tuliskan pembagian divisi Pteridophyta dalam taksonomi! Jawab: Dalam taksonomi, divisi Pteridophyta terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: Psilophyinae (paku purba), Lycopodinae (paku kawat), Equisetinae (paku ekor kuda) dan Filicineae (paku sejati).
38