Makalah Jaringan Otot Klp 4.docx

  • Uploaded by: Hikmah Umar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Jaringan Otot Klp 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,593
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu: 1. Apa pengertian dari jaringan otot? 2. Apa saja struktur dari sebuah sel otot? 3. Apa saja jenis-jenis dari jaringan otot? 4. Bagaimana mekanisme kerja dari jaringan otot? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini yaitu: 1. Mengetahui pengertian dari jaringan otot 2. Mengetahui struktur dari sebuah sel otot 3. Mengetahui jenis-jenis dari jaringan otot 4. Mengetahui mekanisme kerja dari jaringan otot

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan Otot Otot merupakan suatu organ/alat yang dapat bergerak ini adalah sutau penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan rangasangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel oto akan memendekkan dirinya kearah tertentu. Otot merupakan jaringan pada tubuh hewan yang bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil yang tersusun dari protein kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat berkontraksi, filameb-filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi dari mitokondriadi sekitar miofibil. Jaringan otot menyusun 40-50% dari berat badan total. Secara umum fungsi jaringan otot ialah untuk pergerakan, stabilisasi posisi tubuh, mengatur volum organ dan termogenesis; diperkirakan 85% panas tubuh dihasilkan oleh kontraksi otot. Sifat jaringan otot ialah eksitabilitas/iritabilitas, dapat berkontraksi, dapat diregang tanpa merusak jaringannya pada batas tertentu, dan elastisitas. B. Struktur Sel Otot Sel-sel otot memiliki aktivitas metabolisme yang sangat aktif sehingga membutuhkan banyak oksigen dan sumber nutrisi. Agar dapat berfungsi dengan baik maka jaringan otot harus tertambat pada jaringan ikat fibrosa. Struktur dari sebuah sel otot, adalah sebagai berikut : 1. Membran sel, disebut dengan sarkolemma atau plasmalemma 2. Sitoplasma, disebut dengan sarkoplasma 3. Retikulum endoplasma, disebut dengan retikulum sarkoplasma 4. Mitokondria, disebut dengan sarkosom 5. Mikrofilamen, disebut dengan miofibril Sarkolemma atau membran sel mengelilingi sarkoplasma dengan organel yang umumnya sama dengan organel sel lainnya. Sel otot banyak mengandung mioglobin yang merupakan suatu oxygen-binding protein. Terdapat celah yang disebut tubulus

transversa (T-tubules), merupakan suatu invaginasi sarkolemma yang menembus miofibril dan saling beranastomose serta melingkari miofibril membentuk celah yang sempit.

Tubulus transversa berfungsi untuk difusi sinyal depolarisasi yang

menimbulkan kontraksi dan berisi cairan ekstrasel. Miofibril adalah suatu struktur berbentuk silindris pada serabut otot yang terdiri dari filamen-filamen (miofilamen). Ada 3 jenis miofilamen pada otot, yaitu : 1. actin (filamen tipis), 2. miosin (filamen tebal) dan 3. titin (filamen elastis). Pada setiap ujung serat otot, miofibril berikatan dengan permukaan dalam sarkolemma. Bila miofibril memendek, maka otot akan memendek dan terjadi kontraksi. Retikulum sarkoplasma merupakan retikulum sarkoplasma yang halus, berjalan longitudinal dan mengelilingi setiap miofibril. Retikulum sarkoplasma membentuk ruangan di sekitar T-tubules yang disebut terminal cisternae. Sebuah T-tubules dan 2 terminal cisternae membentuk suatu kesatuan (triad).

Retikulum sarkoplasma

menyimpan Ca++ saat otot berada dalam keadaan istirahat. Jika distimulasi untuk berkontraksi maka kalsium akan dilepaskan ke sarkoplasma.

Pada membran

retikulum sarkoplasma terdapat pompa Ca++ yang berfungsi untuk memompa kalsium kembali ke retikulum sarkoplasma setelah suatu kontraksi.

Gambar dari struktur sel otot C. Jenis-Jenis Jaringan Otot 1. Otot Skelet (Otot Lurik) Otot lurik Terdiri dari sel-sel atau serat otot, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Seratnya panjang, berbentuk silindris dengan inti yang banyak di perifer.

Panjang seratnya antara 1 mm – 4 cm. Sarkolemma dibungkus oleh endomisium dan tampak berlurik.

Mikroskopik Pada potongan memanjang tampak inti sel banyak di bawah sarkolemma, inti lebih dari 1, mitokondria sangat banyak untuk produksi ATP.

Retikulum

sarkoplasmik halus banyak dan mengandung ion kalsium, ribosom terlihat di sekitar inti untuk sintesa miofibril.

Terlihat juga granula glikogen sebagai tempat

penyimpanan enenrgi serta mioglobin sebagai tempat penyimpanan oksigen. Setiap miofibril terbentuk dari filamen yang berjalan sejajar, yang terdiri dari filamen tebal dan filamen tipis dan membentuk pita gelap (Pita A) dan pita terang (Pita I) berselang seling. Pada bagian tengah pita gelap terdapat pita terang (Pita H) dan di tengahnya terdapat garis M. Bagian tengah pita terang terdapat garis Z (Krause membrane). Di antara 2 garis Z disebut dengan sarkomer, yaitu unit kontraksi terkecil dari otot. Jumlahnya sekitar 10.000 sarkomer pada setiap miofibril dengan panjang ±2 µm. Distribusi filamen tebal dan tipis mengakibatkan serat otot tampak berlurik. 

Pita A – pita gelap; dibentuk oleh filamen tebal (miosin)



Garis M – protein tempat melekatnya miosin



Pita H - bagian dr pita A dimana filamen tebal & tipis tidak saling tumpang tindih



Pita I – pita terang; mulai dari garis Z sampai ujung filamen tebal dan hanya terdiri dari filamen tipis.



Garis Z – merupakan jaringan protein filamen, tempat melekatnya miofilamen aktin



Filamen Titin – suatu rantai elastik asam amino yang berfungsi untuk menjaga kestabilan filamen tebal dan tipis.

Miofilamen Terdiri dari: a. Filamen tebal b. Panjangnya 1,6 µm, lebar 15 nm. Ditemukan pada pita A (bagian sentral dari sarkomer). Filamen tipis berjalan sejajar dan terletak di antara filamen tebal. Protein utamanya adalah miosin c. Filamen tipis Panjang 1,0 µm, lebar 8 nm. Protein utamanya adalah aktin, tropomiosin dan troponin

Struktur filamen pada otot terdiri dari : a. Aktin Memiliki polimer filamen yang panjang. Sruktur globular (G-actin) terpilin spiral. Berbentuk double helix dengan diameter 5,6 nm

b. Tropomiosin Molekul tipis dengan panjang sekitar 40 nm. Terdiri dari 2 rantai polipeptida berbetntuk spiral. Berjalan sepanjang sisi luar benang aktin yang terpilin.

c. Troponin Merupakan kompleks dari 3 subunit, yaitu 1. troponin T (Tn T) melekat pada tropomiosin, 2. Troponin C (Tn C) yang berfungsi untuk mengikat ion kalsium, dan 3. Troponin I (Tn I) yang menghambat interaksi antara aktin dan miosin. d. Miosin Terdiri dari 2 rantai berat yang identik dan 2 pasang rantai ringan. Rantai berat berpilin membentuk ekor sedangkan penonjolan kecil pada ujung rantai berat membentuk kepala yang berfungsi untuk mengikat ATP dan mengikat aktin

Regenerasi serat otot rangka

Dilakukan oleh sel satelit. Bila terjadi kerusakan akan diganti oleh jaringan ikat tetapi fungsi otot tidak hilang karena terjadi hipertrofi dari serat otot yang tidak rusak. Jaringan otot lurik sebagian besar melekat menutupi rangka tubuh manusia. Untuk itu, otot tersebut disebut juga dengan otot rangka. Otot ini bekerja secara sadar atau dipengaruhi oleh otak sehingga reaksi otot lurik sangat cepat bila terkena rangsangan. Otot lurik bertugas utuk menggerakkan tulang serta melindungi rangka dari benturan yang keras. Sel-sel otot lurik membentuk serabut otot. Kemudian serabut otot akan membentuk berkas otot sehingga berkas otot dapat membentuk otot lurik yang bergantung pada tulang dan membungkus rangka. Inervasi otot rangka Berasal dari saraf motorik dan sensorik. Reseptor sensorik berupa : -

muscle spindle pada otot rangka

-

Organ tendo pada tendo

-

Reseptor sendi pada simpai sendi

Pada bagian ujung otot lurik terdapat bagian urat otot atau tendon. Tendon adalah jaringan pengikat yang berfungsi sebagai penghubung tulang dengan otot. Tendon bersifat kenyal (elastis) dan kuat. Isersi yaitu tendon yang menempel pada tulang yang bergerak. Sementara itu, origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak. Apabila dilihat dari jumlah tendonnya, otot lurik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu otot bisep dan trisep. Otot lurik yang bagian ujung atasnya memiliki dua tendon dengan otot bisep. Otot bisep biasanya terletak di lengan atas bagian depan. Otot lurik yang ujung atasnya terdiri atas tiga tendon disebut otot trisep. Otot trisep umumnya terdapat pada lengan atas bagian belakang. Ada pun ciri-ciri dari otot lurik antara lain sebagai berikut: - Mempunyai banyak inti sel. - Berbentuk silindris dengan bagian gelap terang. - Bekerja atas kesadaran/berdasarkan perintah otak, gerakan cepat, kuat, mudah lelah dan tidak beraturan.

2. OTOT POLOS Jaringan otot polos merupakan otot yang terletak pada saluran alat-alat di dalam tubuh manusia seperti manusia seperti yang terdapat pada saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dinding pembuluh darah, dinding rahim, saluran pernapasan, dan saluran kelamin. Otot polos dapatdisebut juga sebagai otot taksadar karena cara bekerjanya di luar kesadaran manusia, tanpa harus diperintah otak. Cara kerja otot dipengaruhi oleh saraf autonom, yaitu saraf simpatetik dan saraf parasimpatetik. Saraf simpatetik merupakan saraf yang berujung di pangkal sumsum tulang belakang (medulla spinalis) yang terdapat di daerah dada dan pinggang. Saraf tersebut berfungsi sebagai pemacu yang dapat membuat kerja organorgan tubuh menjadi cepat. Adapun saraf parasimpatetik merupakan saraf yang berujung I pangkal sumsum lanjutan (medulla oblongata). Saraf ini berfungsi untuk membuat kerja organ-organ tubuh menjadi lambat. Pada bagian permukaan otot polos memiliki serabut-serabut (fibril) yang bersifat sama sehingga apabila kita amati melalui mikroskop bentuknya akan terlihat polos dan tidak memiliki garis seperti otot lain apabila otot polos terkena rangsangan reaksinya akan menjadi lambat. Sel-sel otot polos berbentuk fusiform, lonjong, tidak berlurik. Dikelilingi oleh membrana basalis dan jaringan ikat retikuler. Panjang bervariasi berkisar 20µm pada pembuluh darah kecil hingga 500 µm pada uterus dalam keadaan hamil. Inti 1 di sentral. Serat otot lebih kecil dari otot skelet. Tidak memiliki sarkomer dan Ttubules. Ditemukan pada: bola mata, dinding pembuluh darah, saluran nafas, saluran cerna, organ urinarius dan organ reproduksi.

Miofilamen Memiliki filamen tebal, tipis dan sedang.

Filamen tebal dan tipis saling

menyilang membentuk kisi-kisi. Filamen tebal terdiri dari miosin yang serupa dengan miosin pada otot skelet. Filamen tipis terdiri dari aktin, tropomiosin dan kalmodulin. Kalmodulin merupakan suatu Ca binding protein. Filamen sedang terdiri dari desmin yang merupakan protein utama semua otot polos, dan vimentin sebagai komponen tambahan pada otot polos vaskular. Mikroskopik Sarkosom dan retikulum sarkoplasmik kasar berkembang dengan baik, apparatus golgi berukuran besar.

Banyak butri-butir glikogen.

Veikel

tersusun berderet membuka ke permukaan serat tepat di bawah membran sel disebut kaveola, sebagai pengganti tubulus.

Regenerasi otot polos : Hipertropi dan hiperplasia Inervasi otot polos : Saraf simpatis dan parasimpatis Fungsi dari otot polos tergantung pada organ yang ditempati. Pada sistem kardiovaskular, digestif, urogenital dan respirasi untuk mengatur lumen dan motilitas. Pada saluran cerna terjadi kontraksi ritmik sebagai peristaltik. Pada sistem genitalia wanita untuk mendrong sel telur. Ada pun cirri-ciri otot polos adalah: -

Bentuk bergelendong dengan kedua ujungnya meruncing

-

Mempunyai satu inti sel di tengahnya

-

Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah.

3. OTOT JANTUNG Hanya ditemukan di jantung dan membentuk miokardium. Berbentuk sel tunggal dan bukan serat. Sel otot jantung bercabang-cabang dan saling berhubungan pada diskus interkalaris. Diskus interkalaris dibentuk oleh membran sel, tautan sel berupa desmosom dan gap junction sehingga memungkinkan eksitasi satu sel menyebar secara capat ke sel di sebelahnya. Diskus berfungsi sebagai tempat perlekatan kuat antar sel, meneruskan tarikan antar sel dan komunikasi listrik antar sel yang berdekatan. Nukleus berjumlah 1-2 terletak di sentral. Barisan sel-el jantung yang saling berhubungan membentuk seperti serat.

Struktur dan fungsi protein

kontraktil sama dengan otot skelet. T-tubules pada jantung memiliki ukuran yang lebih besar dengan jumlah yang lebih banyak. Jumlah mitokondria 40% dari volume sitoplasma (lebih banyak dari otot skelet).

Regenerasi otot jantung -

Tidak memiliki kemampuan untuk beregenerasi

-

Bila terjadi kerusakan akan terbentuk jaringan parut yang mengandung banyak fibroblas

Inervasi otot jantung -

Cabang saraf simpatis dan parasimpatis

-

Serat purkinye merupakan satu set kompleks modifikasi otot jantung yang membentuk sistem penyaluran rangsangan pada otot jantung

Otot jantung merupakan otot yang istimewa karena memiliki struktur yang mirip dengan otot lurik, namun cara bekerjanya seperti otot polos. Otot tersebut letaknya hanya terdapat di permukaan lapisan tengah dinding jantung hanya otot jantung memiliki cabang yang dinamakan duskus interkalaris. System kerja otot jantung secara tidak sadar (refleks) dan reaksinya lambat bila terkena rangsangan. Otot jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah ke luar jantung. Otot cardiac yang membentuk dinding jantung dapat bekerja seumur hidup manusia. Otot ini akan selalu terus bekerja ketika kita melakukan pekerjaan, istirahat, tidur bahkan jika pingsan. Ada pun ciri-ciri dari otot jantung, antara lain adalah 

Bentuk bercabang



Inti sel banyak di tengah



Bekerja tidak sadar, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah

D. Mekanisme Kerja Jaringan Otot Tulang kerangka manusia dapat bergerak karena ada otot yang bekerja secara mengerut (kontraksi). Otot akan mulai berkontraksi apabila mendapat suatu rangsangan dari saraf. Pada saat otot sedang berkontraksi, otot akan berubah menjadi lebih besar, keras, pendek. Apabila otot sedang mengalami proses kontraksi, tulang yang melekat akan ditarik oleh otot sehingga sendi-sendi dapat bergerak. Gerakan itu melibatkan tulang, otot, saraf dan sendi. Dalam gerakan menekuk lengan bawah serta meluruskannya kembali memerlukan bantuan dua otot, yaitu otot fleksor (otot yang membuat sendi menjadi bengkok) dan otot ekstensor (otot yang dapat meluruskan sendi) Kerja otot tidak dapat dilakukan secara terus-menerus melakukan kontraksi. Namun, otot juga perlu untuk beristirahat (relaksasi). Hal seperti ini dapat dirasakan kerika merentangkan tangan dalam waktu yang lama maka otot tangan Anda akan merasa pegal. System kerja otot dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kerja antara dua otot atau lebih untuk menggerakkan tulang ada yang berlawanan (antagonis) dan ada juga yang dilakukan secara bersamaan (sinergis) a. Otot Antagonis

Otot antagonis merupakan dua otot yang bekerja saling berlawanan. Salah satu contoh otot antagonis adalah otot yang yang terdapat dibagian lengan atas. Jika diperhatikan, manusia

dapat menggerakkan lengan ke bawah

dan ke atas

memerlukan bantuan bantuan dua otot, yaitu otot bisep dan otot trisep. Apabila otot trisep sedang melakukan kontraksi otot akan bersifat mengerut, dan jika sedang relaksasi otot trisep akan mengendur sehingga lengan bagian bawah dapat terangkat.

Begitupan sebaliknya, bila otot trisep yang mengerut, maka otot bisep akan mengendur sehingga posisis lengan bagian bawah lurus kembali. Berdasarkan hal tersebut dpat disimpulkan bahwa otot trisep dan otot bisep cara kerjanya bersifat antagonis (berlawanan arah) ketika membengkokkan atau meluruskan lengan bagian bawah. Gerakan seperti ini otot bisep berfungsi sebagai fleksor (pembengkokan) sedangkan otot trisep sebagai ektensor (pelurusan). Yang termasuk gerakan otot antagonis adalah: 

gerak flexor (menekuk lengan) dan ekstensor (meluruskan).



gerak pronator (telapak tangan menelungkup) dan supinator



gerak depresor (kepala mengangguk kebawah) dan elevator (menengadah)



gerak aductor (dekat dengan sumbu tubuh) dengan abductor (menjauhi sumbu tubuh)

b. Otot sinergis Otot sinergis merupakan dua buah otot yang bekerja secara bersamaan. Artinya sama-sama

melakukan kontraksi

mau pun sedang relaksasi saat

menggerakkkan tulang. Salah satu contoh otot sinergis adalah otot pronator, yaitu otot yang terdapat di lengan bawah. Bagian otot pronator yang terdapat pada lengan bawah terdiri atas dua otot pronator. Kedua otot pronator tersebut dinamakan pronator kuadratus dan pronator teres. Jaringan otot tersebut akan bekerja secara sinergis apabila sedang berasa dalam posisi menelungkup serta jika sedang menengadahkan kedua telapak tangan. Otot sinergis juga terdapat pada otot betis, otot dada, otot paha dan otot perut. `

Mekanisme kontraksi otot Otot di dalam tubuh memiliki tiga sifat, yaitu:  Ekstensibilitas yaitu otot mengalami pemanjangan dari ukuran semula.  Kontraktibilitas, yaitu kemampuan otot mengadakan perubahan menjadi lebih pendek dari ukuran semula atau kontraksi.  Relastisitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat kembali kepada ukuran semula setelah mengalami kontraksi ( relaksasi). Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsang. Jalannya ranngsang pada otot adalah : Rangsangan -> sel otot ke asetilkolin --- protein (aktin + myosin)--- aktomiosin, otot memendek---- keadaan otot kontraksi.

Dalam peristiwa kontraksi otot ion kalsium berperan sebagai pengangkut troponin dan tropimiosin ke aktin sehingga terbentuk aktomiosin. Bila ion kalsium lepas dari ikatan troponin, menyeabkan lepasnya ikatan aktomiosin sehingga terbentuk kembali aktin dan myosin.keadaan ini disebut otot relaksasi. Kontraksi otot memerlukan energy yang berupa ATP dan kreatif fosfat dengan reaksi ATP---ADP +P +E atau ADP --- AMP +P + E ATP merupakan bentuk simpanan energy terbesar yang siap pakai. Keratin fosfat menyumbangkan fosforil pada ADP selama otot kontraksi.jika persediaan energy habis segera dibentuk energy dari glukosa. Melalui reaksi aerop dengan reaksi kimia glukosa C6H12O6 + O2 --- 6H2O + 6 CO2 + 38 ATP.

DAFTAR PUSTAKA

Wangko, S. (2014). JARINGAN OTOT RANGKA Sistem membran dan struktur halus unit kontraktil . Jurnal Biomedik, 527. Vol. 6, No. 3

https://adiztakcali.files.wordpress.com diakses pada tanggal 01 September 2018 https://med.unhas.ac.id diakses pada tanggal 01 September 2018

Related Documents

Makalah Tsk Klp
April 2020 21
Makalah Klp 3.docx
May 2020 32
Makalah Klp 6.docx
December 2019 29

More Documents from "Meya Widianti"