RETENSIO PLASENTA OLEH : DR. REFLINA SAPUTRI J PRESEPTOR: DR. POM HARRY SATRIA, SP. OG (K)
PENDAHULUAN Penyebab klasik kematian ibu infeksi, preeklampsia dan perdarahan. Perdarahan post partum adalah perdarahan masif yang berasal dari tempat implantasi plasenta, robekan pada jalan lahir dan jaringan sekitarnya
Insiden perdarahan postpartum, negara maju 5% dari persalinan, negara berkembang 28% dari persalinan dan menjadi masalah utama dalam kematian ibu. Penyebabnya 90% adalah atonia uteri, 7% robekan jalan lahir, sisanya dikarenakan retensio plasenta dan gangguan pembekuan darah.
TINJAUAN PUSTAKA
Hemoragik Post partum (HPP) Definisi • Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan atau post partum haemorrhage (PPH) adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir • Perdarahan post partum primer • Perdarahan post partum sekunder
Epidemiologi Perdarahan Postpartum
Etiologi
Faktor Resiko Faktor Resiko Antenatal
Faktor Resiko Intrapartum
Umur
Induksi Persalinan
BMI
Durasi persalinan
Paritas
Analgesia
Peny. Medis
Metode persalinan
Kehamilan posterm
Episiotomi
Janin besar
korioamnionitis
Kehamilan kembar fibroid
DIAGNOSIS • Beberapa gejala yang bisa menunjukkan perdarahan postpartum:5 • • • • •
Perdarahan yang tidak dapat dikontrol Penurunan tekanan darah Peningkatan detak jantung Penurunan hitung sel darah merah ( hematokrit) Pembengkakan dan nyeri pada jaringan daerah vagina dan perineum.
TABEL 2. PENILAIAN KLINIK UNTUK MENENTUKAN DERAJAT SYOK11 Volum Kehilangan Darah
Tekanan Darah Sistolik
Gejala dan Tanda
Derajat Syok
Normal
Palpitasi, Takikardi, Pusing
Terkompensasi
1000-1500 mL
Penurunan ringan (80-100
Lemah,Takikardi,
(15-25%)
mm Hg)
Berkeringat
1500-2000 mL
Penurunan scdang (70-80
(25-35%)
mm Hg)
2000-3000 mL
Penurunan tajam
Pingsan, Hipoksia,
(35-50%)
(50-70 mm Hg)
Anuria
500-1.000 mL (10-15%)
Gelisah, Pucat, Oligouria
Ringan
Sedang
Berat
Gejala dan Tanda
Penyulit
Uterus tidak berkontraksi dan lembek
Syok,
Perdarahan segera setelah anak lahir
Bekuan darah pada serviks
Diagnosis Kerja Atonia Uteri
atau posisi telentang akan menghambat aliran darah keluar
Darah segar mengalir segera setelah
Pucat, Lemah, Menggigil
bayi lahir
Robekan Jalan Lahir
Uterus berkontraksi dan keras Plasenta lengkap Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Tali pusat putus akibat traksi
Retensio
Perdarahan segera
berlebihan
Plasenta
Uterus berkontraksi dan keras
Inversio uteri akibat tarikan Perdarahan lanjutan
Plasenta atau sebagian selaput tidak
Uterus berkontraksi tetapi tinggi
Retensi Sisa
lengkap
fundus tidak berkurang
Plasenta
Uterus tidak teraba
Neurogenik syok
Inversio Uteri
Lumen vagina terisi massa
Pucat dan limbung
Perdarahan Segera
Tampak tali pusat (plasenta belum lahir) Sub involusi uterus
Anemia Demam
Endometritis
Nyeri tekan perut bawah dan pada
atau sisa
uterus
fragmen
Perdarahan sekunder
plasenta
Retensio Plasenta Defenisi • setelah janin lahir, plasenta tidak segera terlepas Insidensi
• Retensio plasenta adalah penyebab signifikan dari kematian maternal • penyulit pada 2 % dari semua kelahiran hidup dengan angka kematian hampir mencapai 10% di daerah pedesaan • insidensi dari retensio plasenta berkisar antara 1-2 % dari kelahiran hidup • retensio plasenta lebih sering muncul pada pasien yang lebih muda dengan multiparitas
Mekanisme Kala III Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas dari plasenta, namun dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis. Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat (dari ketebalan kurang dari 1 cm menjadi > 2 cm).
Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari dinding uterus dan lepas. Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak meluncur ke arah vagina.
JIKA PLASENTA TIDAK LAHIR SPONTAN, MAKA TEKNIK BRANDT-ANDREWS DILAKUKAN •
•
• • • •
•
•
Setelah bayi lahir, klem tali pusat mendekati vulva. Palpasi uterus dengan hati-hati tanpa di masase untuk menilai kontraksi uterus. Setelah muncul tanda pelepasan plasenta, pegang klem dekat vulva dengan satu tangan, dan jari tangan lainnya pada abdomen, dan tekan antara fundus dan simfisis untuk mengangkat uterus. Jika plasenta telah terlepas, tali pusat akan meluncur ke arah vagina. Berikut adalah tanda-tanda pelepasan dari plasenta : Uterus menjadi globular, dan biasanya lebih kencang. Tanda ini terlihat paling awal. Sering ada pancaran darah mendadak. Tali pusat keluar lebih panjang dari vagina ± 3 cm, yang menunjukkan bahwa plasenta telah turun. Tanda-tanda ini kadang-kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.6 Setelah fundus terangkat, lakukan traksi lembut pada tali pusat, dan lahirkan plasenta dari vagina.
Etiologi • His kurang kuat • Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba), • Plasenta akreta • Plasenta inkreta • Plasenta perkreta
Faktor predisposisi • Plasenta previa diidentifikasi pada sepertiga kehamilan yang terkena • Seperempat pasien pernah menjalani seksio sesarea • Hampir seperempat pernah menjalani kuretase • Seperempatnya adalah gravida 6 atau lebih
Patogenesis
kontraksi uterus yang tidak adekuat plasenta melekat erat ke tempat implantasi
ketegangan tali plasenta atau leher rahim yang tertutup
DIAGNOSIS Gejala
Akreta parsial
Inkarserata
Akreta
Konsistensi uterus
Kenyal
Keras
Cukup
Tinggi fundus
Sepusat
2 jari bawah pusat
Sepusat
Bentuk uterus
Diskoid
Agak globuler
Diskoid
Perdarahan
Sedang- banyak
Sedang
Sedikit/ tidak ada
Tali pusat
Terjulur sebagian
Terjulur
Tidak terjulur
Ostium uteri
Terbuka
Konstriksi
Terbuka
Pelepasan plasenta
Lepas sebagian
Sudah lepas
Melekat seluruhnya
Syok
Sering
Jarang
Jarang sekali, kecuali akibat inversio oleh
tarikan kuat pada tali pusat
Pemeriksaan pervaginam • plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis servikalis tetapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterus • Pada pemeriksaan plasenta yang lahir menunjukkan bahwa ada bagian tidak ada atau tertinggal • pada eksplorasi secara manual terdapat kesulitan dalam pelepasan plasenta atau ditemukan sisa plasenta Pemeriksaan Penunjang29 • Pemeriksaan darah • Usg • MRI • Histologi
Tatalaksana • pada persalinan-persalinan yang lalu ada riwayat perdarahan postpartum, plasenta langsung dikeluarkan dengan tangan • perdarahan sudah lebih dari 500 cc atau satu nierbekkendikeluarkan secara manual dan diberikan uterus tonika meskipun kala III belum lewat setengah jam • Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum penuh, karena itu keduanya harus dikosongkan
Coba 1 - 2 kali dengan perasat Crede Syaratnya yaitu uterus berkontraksi baik dan vesika urinaria kosong • Fundus uterus dipegang oleh tangan kanan sedemikian rupa, sehingga ibu jari terletak pada permukaan depan uterus sedangkan jari lainnya pada fundus dan permukaan belakang. Bila ibu gemuk hal ini tidak dapat dilaksanakan dan sebaiknya langsung dikeluarkan secara manual. Setelah uterus dengan rangsangan tangan berkontraksi baik, maka uterus ditekan ke arah jalan lahir. Gerakan jari-jari seperti memeras jeruk. Perasat Crede’ tidak boleh dilakukan pada uterus yang tidak dilakukan pada uterus yang tidak berkontraksi karena dapat menimbulkan inversio uteri. • Perasat Crede’ dapat dicoba sebelum meningkat pada pelepasan plasenta manual.
Keluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta) • tindakan invasif dan, kadang memerlukan anestesia. Manula plasenta harus dilakukan sesuai indikasi dan oleh operator berpengalaman • Indikasi manual plasenta meliputi: retensio plasenta dan perdarahan banyak pada kala III yang tidak dapat dihentikan dengan uterotonika dan masase, suspek ruptur uterus, dan retensi sisa plasenta
Kuretase Tindakan Bedah Bila perdarahan banyak berikan transfusi darah Terapi konservatif Berikan juga obat-obatan seperti uterotonika dan antibiotika
Jenis dan Cara
Oksitosin
Ergometrin
Misoprostol
Dosis dan cara
IV : 20 IU dalam 1 L larutan
IM atau IV (lambat) :
Oral atau rektal 400
pemberian
garam fisiologis dengan
0,2 mg
μg dapat diulang
tetesan cepat
sampai 1200 μg
IM : 10 IU
Dosis lanjutan
IV : 20 IU dalam 1 L larutan
Ulangi 0,2 mg IM
400 μg 2-4 jam
garam fisiologis dengan 40
setelah 15 menit
setelah dosis awal
tetes/menit
Dosis maksimal
Tidak lebih dari 3 L larutan
Total 1 mg atau 5
Total 1200 μg atau 3
perhari
dengan oksitosin
dosis
dosis
kontraindikasi
Pemberian IV secara cepat
Preeklampsia, vitium
Nyeri kontraksi, asma
atau bolus
cordis, hipertensi
• penatalaksanaan retensio plasenta26
LAPORAN KASUS • • • • • • • •
IDENTITAS Nama : Ny. Ss Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 35 Tahun Alamat : Koto Baru Pekerjaan : Swasta Status : Menikah Tanggal Masuk RS : 11-111-2018
ANAMNESIS • Seorang pasien, wanita, umur 35 tahun, masuk KB IGD RSU Sungai Dareh tanggal 11 – 11 – 20018 jam 00.20 WIB diantar bidan dengan Keluhan Utama • Plasenta masih tetrtahan di dalam cavum uteri sejak 2 jam yang lalu Riwayat Penyakit Sekarang : • Keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 2 jam yang lalu • Sebelumnya pasien melahirkan anak ke 2, lahir anak laki-laki, spontan, BB 3300 gr, PB = 50 cm, langsung menangis di bidan, dengan plasenta tertahan di dalam cavum uteri, kontraksi lemah, pada pasien sudah dilakukan manajemen tali pusat terkendali selama ± 30 menit tapi plasenta belum keluar. • Perdarahan banyak dari kemaluan (+) bewarna merah terang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
• Tidak ada riwayat tali pusat anak tertinggal sebelumnnya pada anak pertama. • Hipertensi (-) DM (-). Riwayat Penyakit Keluarga :
• Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit keturunan, menular dan kejiwaan. Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 2010 Riwayat Kehamilan/abortus/persalinan : 2/0/2 • 2011, perempuan, 3100 gr, aterm, rumah sakit (dokter), spontan, hidup • Sekarang, perempuan, 3300 gr, aterm, bidan, spontan, hidup
PEMERIKSAAN FISIK Status Generalisata •KU •TD •Nadi •Suhu •Nafas •Anemis •Ikterus
: : : : : :
Berat 80/pulse 100x/m 36,50C 22x/m +/+ : -
Kesadaran Gizi TB BB Edema Sianosis
: : : : : :
CMC sedang 160 cm 60 kg -
Kepala
:
Conjungtiva anemis +/+, sceleraikterik -/-
Leher
:
JVP 5-2 cmH20
Dada
:
• Pulmo : Vesikuler, RH -/-, WH -/•Cor : BJ 1 dan BJ 2 reguler, murmur (-)
Angg. Gerak :
akral dingin +/+, CRT <3 detik
STATUS OBSTETRIKUS
Abdomen
:
• tampak agak membuncit • FUT teraba setinggi pusat • NT (-), NL (-), kontraksi lemah • Pk. Tympani • BU (+), Normal
Genitalia
:
• V/U tenang • PPV (+) aktif • ampak tali pusat menjulur dari introitus vagina
PEMERIKSAAN PENUNJANG Jenis Pemeriksaan
HASIL
SATUAN
NILAI RUJUKAN
Hemoglobin
3,3
gr/dl
13.0-18,0
Hematokrit
10%
%
40.0-48,0
Lekosit
9.740
/mm3
5.000-10.000
Trombosit
87.000
/mm3
150.000-400.000
Glukosa sewaktu
70
mg/dl
70-140
•Explorasi •Resusitasi •O2 3-4 L/i •IVFD RL guyur 4 kolf •IVFD RL +Drip oxytocin +metergin : 1:1 •Inj. Cefotaxim 2x1 gr •Inj. As.Traneksamat 3x1 •Inj. Vitamin K 3x1 •Pasang kateter urin •Transfusi PRC 1 kantong •Rencana : •Manual Plasenta •Transfuse PRC 4 kantong
EVALUASI
TATALAKSANA :
DIAGNOSA KERJA :
•Syok hemoragik ec Early HPP ec retensio plasenta pada P2A0H2 post partus spontan pervaginam dari luar + anemia berat
•Jam 00.40 WIB •Dilakukan manual plasenta dan keluar plasenta lengkap •Transfuse PRC 1 kantong •KU: sedang TD : 100/70 mmHg Nf : 22 x/i •Kesadaran CMC Nd : 78 X/i T : 37 c •TFU : 2 jari di bawah pusat •Kontraksi: baik •PPV : V/U tenang, perdarahan (+) sedikit •Rencana transfusi PRC 1 kantong lagi di rawatan
DISKUSI
Seorang pasien perempuan berusia 35 tahun datang ke KB IGD RSU Sungai Dareh Padang rujukan dari bidan, pada tanggal 11-11-2018 Pukul 00.20 dengan P2A0H0 post partum + retensio plasenta
Dari anamnesis didapatkan Keluar darah yang banyak dari kemaluan sejak 2 jam yang lalu , Sebelumnya pasien melahirkan anak ke 2, lahir anak laki-laki, spontan, BB 3300 gr, PB = 50 cm, langsung menangis di bidan, dengan plasenta tertahan di dalam cavum uteri, kontraksi lemah, pada pasien sudah dilakukan manajemen tali pusat terkendali selama ± 30 menit tapi plasenta belum keluar, Perdarahan banyak dari kemaluan (+) bewarna merah terang . Berdasarkan anamnesis hal ini sesuai dengan pengertian dengan perdarahan post partum yaitu perdarahan pasca persalinan atau post partum haemorrhage (PPH) adalah perdarahan atau hilangnya darah 500 cc atau lebih yang terjadi setelah anak lahir dan di dukung dengan defenisi retenso plasenta yaitu plaseta tertinggal di dalam cavum uteri setelah dilakukan manajemen tali pusat terkendali.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 80/pulse, nd 100x/I, nf : 22x/I, suhu 36,50C pasien tampak anemis,konjungtiva anemis, abdomen teraba setinggi pusat, kontraksi lemah, pada genitalia didapatkan V/U tenang, PPV (+) aktif, tampak tali pusat menjulur dari introitus vagina. Hal ini menandakan sudah terjadi gejala syok hemoragik pada pasien dan mengeluarkan darah banyak sehingga tampak anemis.
Pada pasien dilakukan resusitasi dengan cara memasang 2 line yaitu guyur RL 4 kolf dan RL RL +Drip oxytocin +metergin : 1:1 untuk memperbaiki kontraksi, kemudian pasang kateter urin dan medikamentosa lainnya dan transfuse PRC 1 kantong, kemudian dilakukan manual plasenta pada pasien, plasenta lahir dengan lengkap keadaan syok membaik, pasien di evaluasi di IGD dengan vital sign TD 100/70 mmHg, Nd : 78 X/I, Nf : 22 x/I, T : 37 c, pada pemeriksaan abdomen teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan (+) sedikit. Pasien dikirim ke rawatan dan di rencanakan masuk PRC 3 Kantong lagi, setelah rawatan 3 hari dan sudah masuk PRC 4 kantong, perdarahan (-) dan berdasarkan pemeriksaan lab di dapatkan Hb 13,1 g/dl pasien di pulangkan dengan obat cefixime 2x100 mg, sf Sf 2x180 mg, Vit c 3x50 mg, As. Mefenamat 3x500 mg. pasien diminta kontrol kembali 1 minggu lagi
TERIMAKASIH