Nama
: Septianing Wahyu Purnamasari
Rayon
: Ibnu Kholdun (2017) Resensi Buku
Judul buku
: Melacak Jejak Keadilan Perempuan
Pengarang
: Nur Fitriani
Penerbit
: CV Kota Tua
Tahun Terbit
: 2018
Jumlah Halaman
: 108 Halaman
Buku ini berisi tentang kaitan antara feminisme dan kesetaraan gender. Seperti dalam buku ini penulis menjabarkan dengan baik gender dan feminisme dimulai dari sejarah pergerakan perempuan di Indonesia. Buku ini terdiri dari 3 bab. Dimana pada bab pertama yaitu Sex dan Gender. Dalam bab ini penulis membahas terkait dengan kebanyakan orang yang hanya membahas feminisme tanpa tahu apa perbedaan antara Sex dan Gender. Dari sini penulis menjabarkan dengan jelas dan rinci mengenai perbedaan antara Sex dan Gender. Penulis menuliskan bahwasanya Sex adalah sifat-sifat biologis yang mendefiniskan manusia sebagai laki-laki atau perempuan. Sedangkan gender adalah konsep yang merujuk pada perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial, dapat berubah-ubah dengan berlalunya waktu dan dipengaruhi oleh budaya. Selain itu dalam sub bab ini juga dibahas terkait dengan jenis-jenis feminisme yang diterapkan oleh berbagai negara. Selain itu juga dibahas terkait sejarah patriarki dan matriarki versi Soekarno. Dalam sub bab ini dibahas asal muasal budaya patriaki bisa terbentuk. Dan menjelaskan kelemahan dan keunggulan budaya patriarki dan matriarki. Dimana perubahan dari sistem matriarki berubah ke patriarki dianggap sebagai kekalahan perempuan yang paling hebat dalam sejarah kemanusiaan. Dalam sub bab terakhir pada bab 1 juga dibahas terkait dengan organisasi perempuan di Indonesia. Selanjutnya pada bab dua yaitu Islam dan Gender. Pada sub bab pertama penulis menuliskan tentang poligami yang menimbulkan banyak pertentangan terkait berkah atau musibah bagi perempuan. Dalam sub bab ini dibahas terkait pandangan-pandangan poligami, cakupan makna adil yang selama ini masih banyak diperdebatkan. Selain itu penulis juga menuliskan bagaiman poligami diantara isu Feminisme serta menjabarkan terkait poligami Nabi Muhammad SAW. Sub bab selanjutnya membahas terkait dengan kontroversi cadar yang dikaitkan dengan fiqh perempuan dimana dalam hal buku ini penulis juga menuliskan terkait dengan perbedaan ulama’ tentang batasan aurat perempuan memiliki banyak tafsir dengan rujukan hadist yang berbeda yang kemudian ada
yang menggunakan sebagai dalil memkai cadar, tetapi dalam hal ini penulis juga menuliskan terkait dengan bahwasanya menutup aurat perempuan adalah dari agama namun batasan yang berkenaan dengan aurat ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan kemanusiaan dan budaya. Sub bab terakhir pada bab 2 membahas terkait dengan Ibu, Madrasah al-Ula (Gerakan Perempuan) dalam hal ini dijelaskan oleh penulis bahwasanya ibu merupakan madrasah pertama bagi seorang anak yang lahir dari rahimnya, dimana hal ini ibu berperan sangat penting dalam pembetukan karakter dari anak. Namun realita yang ada perempuan dianggap sebagai manusia kedua yang biasa dijajah dengan dekte cantik komestik, fashion, dan simbol keanggunan fisik dengan otak kosong. Selain itu juga dibahas terkait dengan tokoh-tokok perempuan di era kolonial dan era Soeharto hingga sekarng. Bab terkhir pada buku ini terkait dengan Ekofeminisme. Dalam hal ini yang dibahas adalah bagimana penindasan alam dilakukan karena trend fast fashion dimana fashion dapat berdampak pada lingkungan. Dalam hal ini untuk memenuhi fashion orang lebih memilih hal yang murah dari pada memperbaiki barang yang lama. Hal ini justru akan menambah barang baru yang berdampak pada lingkungan, selain itu juga dibahas hal terkait dengan penggunaan bahan kimia beracun yang merusak lingkungan. Sub bab selanjutnya yang dibahas adalah ekologi dan ekofeminisme dalam hal ini yang dibahas adalah bagaimana manusia memahami hakikat alam, dan relasinya dengan alam. Sub bab terakhir sekaligus penutup pada buku ini adalah ekofeminisme sebagai tawaran. Kelebihan buku ini adalah judul buku ini menarik untuk dibaca oleh para pembaca. Selain itu penulis dengan sangat bagus mengolah kata yang mudah dipahami oleh pembaca. Sedangkan kelemahan dari buku ini, dalam hal tulisan masih banyak kata-kata yangsalah penulisannya.