;apran Kak Esty.docx

  • Uploaded by: Halisa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View ;apran Kak Esty.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,838
  • Pages: 14
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN HERBARIUM DAN SIMPLISIA POHON MANGGA ( Mangifera Indica.L)

OLEH NAMA NIM KELOMPOK GOLONGAN ASISTEN

: HALISA : N011 17 1309 :7 : SELASA SIANG : ESTI RAMADAYANTI

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan telah memulai pengembangan teknik-teknik dalam mengelola hasil alam yaitu tumbuhan yang diyakini berkhasiat sebagai obat. Sehingga mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat berdampak negative bagi tubuh manusia. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai bahan obat dalam penyembuhan maupun pencegah penyakit. Namun tidak semua spesies tumbuhan obat dikenal oleh masyarakat luas, bahkan ada spesiesspesies tumbuhan obat yang masih belum dikenal, oleh karena itu perlu adanya pembuatan herbarium. Herbarium adalah koleksi referensi suatu jenis tumbuhan yang dapat merepresentasikan morfologi tumbuhan yang meliputi batang, daun, bunga, dan buah. Pembuatan herbarium dapat dilakukan dalam keadaan kering maupun basah. Peranan herbarium ini penting sekali untuk identifikasi dan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan,terutama untuk tumbuhan yang berasal dari hutan dan hidup liar yang belum banyak dikenal serta untuk penelitian lebih lanjut. Herbarium tidak hanya sekedar spesimen tumbuhan yang diawetkan, namun dapat digunakan sebagai bagian botani lainnya seperti sebagai sumber dasar untuk ahli taksonomi dan ilmuan lain yang memerlukan informasi dasar mengenai suatu spesimen tanaman. Herbarium juga dapat dijadikan suatu museum sehingga dapat digunakan sebagai pusat penelitian, pengajaran dan pusat informasi untuk masyarakat umum. Oleh

karena itu praktikum ini sangat penting agar kita dapat membuat herbarium dengan cara membuat awetan basah dan kering (1). 1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan 1.2.1 Maksud Percobaan Agar mahasiswa mengetahui cara membuat koleksi herbarium kering dan simplisia dengan baik dan benar. 1.2.2 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui bagaimana cara membuat herbarium kering serta untuk mengetahui bagaimana cara membuat simplisia yang baik dan benar .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Uraian Tanaman II.1.1 Klasifikasi Tanaman Kingdom

: Plantae

Sub kingdom

: Viridiplantae

Infra kingdom

: Streptophyta

Super devisi

: Embryophyta

Devisi

: Tracheophyta

Sub devisi

: Spermatophytina

Kelas

: Magnoliopsida

Super ordo

:Rosanae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Anacardiaceae (2).

Gambar 1. Pohon mangga (2).

II.1.2 Morfologi Daun Mangga Daun merupakan bagian dari tanaman yang berfungsi sebagai tempat pengolahan zat makanan. Dimana proses pengolahan zat makanan pada daun ini disebut fotosintesi. Daun mangga merupakan daun tunggal yang secara umum memiliki panjang sekitar 8- 40 cm dan lebar 1,25- 12,50 cm. Daun tanaman mangga memiliki bentuk yang bervariasi tergantung dari varietasnya, mulai dari panjang melebar hingga panjang mengecil dengan ujung yang runcing serta sedikit bergetah. Letak daun tanaman ini terkumpul pada bagian ujung ranting. Selain itu, daun mangga memiliki warna hijau muda dan hijau tua, serta

memiliki badan tulang yang berurat. Akan tetapi urat tersebut tertutup oleh daun (2). II.1.3 Morfologi Bunga Mangga Bunga tanaman mangga merupakan bunga majemuk, yaitu tumbuh dari tunas ujung. Secara umum bunga tersebut terdapat dalam tandan atau rangkaian. Setiap tandan bisa mempunyai lebih dari 1000 kuntum bunga dengan ukuran diameter yang kecil antara 6-8 mm. Bunga pada pangkal tandan pada umumnya jantan dengan jumlah lebih 92% dari jumlah bunga per tandan. Sedangkan bunga yang terdapat pada ujung tandan merupakan bunga sempurna (hermafrodit) dengan jumlah kurang dari 8%. Sel kelamin betina yang terdapat pada bunga sempurna biasanya tidak subur, sedangkan yang subur hanya sekitar 5-10% saja. Terdapat kelopak dan mahkota bunga yang jumlahnya lima lembar serta bakal buah tidak memiliki tangkai, sedangkan bagian ujung terdapat putik. Bunga tanaman ini memiliki warna yang bervariasi, ada yang merah muda, kuning, dan hijau, semua itu tergantung dari varietasnya (2). II.1.4 Morfologi Buah Buah mangga memiliki ukuran yang relatif besar dengan bentuk yang bervariasi, ada yang bulat, oval dan juga pipih. Warna dari buah mangga juga bermacam-macam, ada yang hijau, kuning oranye, merah, bahkan kombinasi, dan semua itu tergantung dari varietasnya. Buah mangga ada yang berkulit tipis dan ada juga yang berkulit tebal dengan daging buah lembek, berair dan berserat halus ataupun kasar (2).

II.1.5 Herbarium Herbarium berasal dari kata “hortus dan botanicus”, artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang dimaksud herbarium adalah koleksi spesimen yang telah dikeringkan, biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasi (2). Herbarium merupakan suatu specimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan datadata mengenai tumbuhan tersebut (3). Membuat herabarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi maupun pengertian, tidaklah boleh di abaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan, pengawetan, dan di lakukan pembuatan herbarium (3). Adapun macam-macam herbarium itu ada dua, yaitu sebagai berikut; 1. Herbarium Basah Spesimen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda beda. Contohnya yaitu pengawetan pada specimen buah atau bunga yang memiliki bentuk yang tebal dan tidak memungkinkan dilakukan dengan pengawetan dengan cara koleksi kering. Spesimen yang diawetkan kemudian dimasukkan dalam toples kaca. Ukuran toples disesuaikan dengan besar kecilnya specimen yang diawetkan. Pada specimen tertentu, kandungan alcohol akan berubah sehingga harus dilakukan penggantian alcohol secara rutin.

2. Herbarium Kering Awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat circiri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya (4). Cara membuat herbarium kering dengan pengeringan langsung, yakni tumpukan material herbarium yang tidak terlalu tebal di press di dalam sasak, untuk mendapatkan hasil yang optimum sebaiknya di press dalam waktu dua minggu kemudian di keringkan diatas tungku pengeringan dengan panas yang diatur didalam oven. Pengeringan harus segera dilakukan karena jika terlambat akan mengakibatkan material herbarium daunnya rontok dan cepat menjadi busuk (4). II.1.6 Simplisia Macam-macam simplisia ada tiga yaitu; 1. Simplisa Nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium. 2. Simplisia Hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli ) dan madu ( Mel depuratum).

3. Simplisa Mineral Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contohnya serbuk seng dan serbuk tembaga (5). Macam-macam pengeringan pada simplisia ada 3 yaitu; 1. Dikering anginkan 2. . Terpapar sinar matahari langsung 3. Dengan menggunakan oven, pengeringan ini berlangsung hingga diperoleh kadar air ≤10% (6).

BAB III METODE KERJA

III. Alat dan Bahan III.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu,baskom, gunting, kapas, kertas merang, kertas karton tebal, kertas herbarium, kertas bebas asam, pinset, selotip kuning, sasak, tissue. III.1.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu alkohol 70% dan sampel Tanaman Mangga dan Sambiloto. III.2 Cara Kerja III.2.1 Pembuatan Herbarium Adapun cara kerja pembuatan herbarium yaitu, pertama-tama sampel harus dicuci terlebih dahulu agar bersih dari mikroba yang menyebabkan spesimen bisa cepat busuk. Setelah pembersihan sampel dikeringkan atau dilap menggunakan tissue, kemudian diberikan alcohol 70% dengan menggunakan kapas dan satu hal yang paling penting yaitu praktikan tidak boleh memegang spesimen yang telah di berikan alkohol. Setelah di berikan alkohol maka spesimen sudah bisa ditata dengan indah di kertas merang, kemudian menempelkan kapas dipermukaan sampel yang direkatkan dengan selotip bening yang diikuti dengan mengikatkan label herbarium pada sampel. Setelah semua bagian di tempel tutup sampel dengan kertas merang diikuti dengan kertas asam basa dan kertas karton, kemudian tutup bagian atas, samping dan

bawah herbarium dengan menggunakan selotip. Setelah itu masukkan dalam tumpukan herbarium yang lain (minimal 3) kemudian di press di dalam sasak, dan selanjutnya yaitu di keringkan. III.2.1 Pembuatan Simplisia Secara umum terdapat pedoman yang perlu dilakukan dalam tahap pembuatan simplisia yaitu; a. Pengambilan Sampel Tata cara pengambilan sampel juga sangat perlu di perhatikan, seperti pada kulit batang jambu air, diambil dari batang utama dan cabang serta tidak mengambilnya dengan satu lingkaran penuh pada batang maupun cabang tersebut. Adapun batang yang mengandung minyak atsiri diambil dengan alat pengelupas bukan dengan logam seperti pisau. b. Pencucian Pada tahap ini sangat perlu kita lakukan adanya pencucian karena untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada sampel untuk mengurangi pertumbuhan mikroba. c.

Sortasi Basah Tahap ini dilakukan untuk memilah sampel-sampel yang telah dicuci yang

memiliki kecacatan ataupun kerusakan. d. Perajangan Maksud dari perajangan yaitu untuk mempercepat pengeringan sampel, dengan cara sampel di buat setipis mungkin dengan menggunakan pisau.

e. Pengeringan Pengeringan dilakukan bisa dengan oven maupun sinar matahari, namun apabila menggunakan sinar matahari sampel harus tertutupi oleh kain hitam agar tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Pengeringan ini bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak rusak dengan mengurangi kadar air di dalamnya. f. Sortasi Kering Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran atau benda-benda asing yang terdapat pada sampel yang sudah kering. g. Penyimpanan Penyimpanan bertujuan untuk menjaga agar mutu dari sampel tidak rusak, dan yang perlu di perhatikan pada penyimpanan yaitu kondisi cahaya, oksigen, reaksi kimia, pengotoran, dan lain sebagainya (7).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan Tabel 1. Hasil Pengamatan Nama Sampel Nama Umum Jenis Tumbuhan Lokosi Tumbuhan

Mangifera indica Pohon Mangga Pohon Pinggir sungai Aspol Tello Baru Lintang Selatan: S 5°7’55’’ Bujur Timur: 119° 26’ 6’

Tanaman Yang Digunakan Kolektor

Pohon Mangga Halisa,AdistIrma,VerialCY, MegaMustofatun

IV.2 Pembahasan Tanaman mangga dipilih untuk dijadikan herbarium karena tanaman mangga mudah didapatkan dan bukan merupakan tanaman langkah dan juga bukan merupakan tanaman ikonik bagi masyarakat. Tanaman mangga didapatkan di sekitar sungai aspol tello baru yang masih mudah. Sedangkan sambiloto dipilih untuk dijadikan

simplisia

karena

sambiloto

termasuk

tanaman

susah

mudah

di

dapatkanndan kami pilih bagian daun untuk dijadikan simplisia karena bagian daun dari sambiloto merupakan bagian yang paling baik untuk dijadikan simplisia. Tanaman mangga memiliki sepasang daun tiap ruasnya dan ujung daunya membulat, akarnya termasuk akar tunggal. Tanaman sambiloto memiliki daun meruncing serta berakar serabut. Alkohol digunakan pada sampel agar jamur yang nantinya akan merusak sampel tidak dapat tumbuh sehingga sampel tidak akan rusak. Alasan simplisia di potong kecil agar memudahkan dalam proses pengeringan.

BAB V PENUTUP

V.1 kesimpulan Tanaman mangga dipilih untuk dijadikan herbarium karena tanaman mangga mudah didapatkan dan bukan merupakan tanaman langkah dan juga bukan merupakan tanaman ikonik bagi masyarakat. Tanaman mangga didapatkan di sekitar sungai aspol tello baru yang masih mudah. Sedangkan sambiloto dipilih untuk dijadikan simplisia karena sambiloto termasuk tanaman susah mudah di dapatkanndan kami pilih bagian daun untuk dijadikan simplisia karena bagian daun dari sambiloto merupakan bagian yang paling baik untuk dijadikan simplisia. V.2 Saran Diharapkan kepada pihak laboratorium agar kiranya menyediakan untuk kami fasilitas yang memadai seperti kursi praktikum yang seharusnya semua praktikan harus mempunyai masing-masing kursi untuk kelancaran praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pujiastuti, Eny. Pohon Mangga Eksklusif. Depok: PT.Trubus Swadaya. 2015. 2. Mardiastuti, devi. Dkk. Keanekaragaman dan Hubungan Kekerabatan Pada Pohon Mangga. Melalui Pendekatan Morfologi di Perkebunan Bhakti Alam, Pasuruan. Surabaya : Universitas Airlangga. 2014.

3. Hariyanto. Pohon Mangga: Jenis, Perbanyakan dan Perawatan. Jakarta : Penebar Swadaya. 2001. 4. Widhy, purwanti. Herbarium. Yogyakarta : FMIPA, UNY. 2012

5. Gunawan, Didik dan Sri, M. Ilmu Obat Alam (Farmakogosi) Jilid 1. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 106,107,120. 2010 6. Wahyuni, Rina. Dkk. Pengaruh Cara Pengeringan Dengan Oven, Kering Angin dan Cahaya Matahari Langsung Terhadap Mutu Simplisia Herba Sambiloto. Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Jurnal Farmasi Higea, Vol.6, No. 2. 2014

7. Achmad. Obat Asli Indonesia Khusus dari Tumbuhan Yang Ada di Indonesia. Bandung : Dian Rakyat. 1995

Related Documents

;apran Kak Esty.docx
October 2019 26
Kak
November 2019 63
Kak Gizi.docx
May 2020 16
Kak Posbindu.doc
December 2019 36
Kak Sari.docx
December 2019 32
Kak Dam
October 2019 47

More Documents from "Anindya Aan"