Resa Ulfah Pertiwi_20160420077_kelas A_eksperimen.docx

  • Uploaded by: Resa Ulfah P
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resa Ulfah Pertiwi_20160420077_kelas A_eksperimen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,298
  • Pages: 10
Nama

: Resa Ulfah Pertiwi

NIM

: 20160420077

Kelas

: Desain Riset Survey dan Eksperimen (A)

Dosen

: Dr. Ietje Nazaruddin, S.E., M.Si., Ak., C.A.

Tugas

: Resume dan 5 Pertanyaan Desain Eksperimen Desain eksperimen dibuat untuk menguji kemungkinan hubungan sebab akibat

antarvariabel, sebagai kebalikan dari studi korelasi, yang menguji hubungan antarvariabel tanpa berusaha untuk menemukan apakah satu variabel menyebabkan variabel lainnya. Untuk menemukan bahwa perubahan pada variabel terikat menyebabkan perubahan pada variabel bebas: (1) variabel terikat dan variabel bebas harus saling berhubungan; (2) variabel bebas harus mendahului variabel terikat; (3) tidak ada faktor lain yang dapat menyebabkan perubahan perubahan dalam variabel terikat; (4) diperlukan penjelasan logis mengapa variabel terikat memengaruhi variabel bebas. Desain eksperimen terdiri dari dua kategori yaitu eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan. Eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan buatan atau diatur, disebut eksperimen laboratorium. Sedangkan eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana kegiatan sehari-hari berlangsung seperti biasanya, dikenal sebagai eksperimen lapangan. EKSPERIMEN LABORATORIUM Ketika hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat akan ditemukan dengan jelas, maka semua variabel lain yang dapat mencemari atau meracunkan hubungan tersebut harus dikontrol dengan ketat. Selain itu, perlu untuk memanipulasi variabel bebas sehingga tingkat pengaruh kausalnya dapat ditemukan. Kontrol dan manipulasi paling baik dilakukan dalam situasi buatan (laboratorium), di mana pengaruh kausal dapat diuji. Ketika kontrol dan manipulasi dilakukan untuk menemukan hubungan sebab akibat dalam situasi buatan maka disebut dengan desain eksperimen laboratorium.

Kontrol. Ketika peneliti merumuskan hubungan sebab akibat antara dua variabel X dan Y, memungkinkan bahwa beberapa faktor lain, katakanlah A, juga memengaruhi variabel terikat Y. Dalam kasus tersebut, tidak memungkinkan untuk menentukan sejauh mana Y terjadi hanya karena X, karena peneliti tidak mengetahui seberapa banyak total variasi Y yang disebabkan oleh adanya faktor A lain. Dengan desain eksperimen laboratorium, peneliti harus mengontrol pencemar atau variabel pengganggu dengan tidak memasukkannya ke dalam eksperimen. Manipulasi. Untuk menguji pengaruh kausal dari variabel bebas terhadap variabel terikat, perlu dicoba manipulasi tertentu. Manipulasi yaitu membuat tingkat variabel bebas yang berbeda untuk menilai dampaknya pada variabel terikat. Mengontrol Variabel “Pengganggu” atau Eksogen yang Mencemari Memadankan Kelompok. Salah satu caranya yaitu dengan memadankan (match) berbagai kelompok dengan memilih karakteristik yang membuat rancu dan dengan sengaja menyebarkannya ke semua kelompok. Randomisasi. Proses dimana individu dipilih (yaitu, setiap orang mempunyai peluang yang sama dan diketahui untuk dipilih) dan penempatan mereka dalam kelompok manapun (setiap individu dapat ditempatkan ke dalam kelompok manapun), keduanya adalah acak. Dengan begitu, peneliti mendistribusikan variabel perancu di antar kelompok secara sama. Sehingga variabel yang dikontrol akan memiliki probabilitas yang sama untuk didistribusikan di antara kelompok. Perbedaan antara pemadanan dan rendomisasi adalah bahwa dalam pemadanan, individu secara sengaja dan sadar disesuaikan untuk mengontrol perbedaan antaranggota kelompok. Sedangkan

dalam

rendomisasi,

peneliti

berharap

bahwa

proses

rendomisasi

akan

mendistribusikan ketidaksamaan antarkelompok berdasarkan hukum distribusi normal. Dengan randomisasi dapat mengetahui semua faktor yang dapat mencemari hubungan sebab-akibat dalam situasi yang dihadapi, karena semua faktor pencemar akan disebarkan ke semua kelompok. Randomisasi memecahkan dilema bahwa jika peneliti mengetahui variabel perancu, peneliti mungkin tidak akan mampu menemukan kecocokan untuk semua variabel.

Dengan demikian, desain eksperimen laboratorium melibatkan kontrol terhadap variabel pencemar melalui proses pemadanan atau randomisasi, dan manipulasi perlakuan. Validitas Internal dari Eksperimen Laboratorium Validitas internal mengacu pada keyakinan kita terhadap hubungan sebab-akibat. Dengan validitas internal, seorang peneliti akan memilih subjek dan ditempatkan ke dalam kelompok berbeda melalui pemadanan atau randomisasi. Hasil standar tersebut akan menunjukkan hubungan sebab dan akibat antara variabel. Validitas Eksternal atau Generalisasi Eksperimen Laboratorium Dalam eksperimen lab, terkadang ada banyak jabaran tugas yang menjadikannya semakin kompleks da nada sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol. Oleh karena itu, peneliti akan menjadi tidak yakin tentang adanya hubungan sebab akibat dalam eksperimen lab sehingga perlu dilakukan generalisasi yang memungkinkan dalam menilai variabel. EKSPERIMEN LAPANGAN Eksperimen lapangan adalah eksperimen yang dilakukan dalam lingkungan alami di mana pekerjaan dilakukan seperti biasa, namun perlakuan tertentu diberikan kepada satu kelompok atau lebih. Dalam eksperimen lapangan, meskipun anggota sulit untuk mengontrol variabel pengganggu karena anggota tidak dapat ditempatkan dalam kelompok secara acak atau cocok, perlakuannya tetap bisa dimanipulasi. Kelompok kontrol juga dapat dibuat dalam eksperimen lapangan. Validitasi Eksternal Validitas eksternal mengacu pada tingkat generalisasi dari hasil sebuah studi kausal pada situasi, orang atau peristiwa lain dan validitas internal merujuk pada tingkat keyakinan tentang pengaruh kausal (yaitu, bahwa variabel X menyebabkan variabel Y). Eksperimen lapangan mempunyai validitasi eksternal yang lebih tinggi (yaitu, hasilnya lebih dapat digeneralisasi pada situasi organisasi yang hampir sama), namun memiliki validitasi internal yang lebih rendah (yaitu, peneliti tidak dapat yakin terkait sejauh mana variabel X sendiri menyebabkan variabel Y).

TITIK TENGAH ANTARA VALIDITAS INTERNAL DAN EKSTERNAL Jika menginginkan validitas internal yang tinggi, peneliti harus menentukan validitas eksternal yang lebih rendah, dan sebaliknya. Validitas internal dan eksternal berkaitan erat. Untuk memastikan kedua validitas, peneliti biasanya pertama-tama menguji hubungan dalam suatu situasi lab atau buatan yang dikontrol secara ketat dan hubungan dibuktikan dengan pengujian hubungan kausal eksperimen lapangan. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS INTERNAL Studi lab dengan desain terbaik pun dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat memengaruhi validitas internal dari eksperimen laboratorium. Beberapa faktor perancu mungkin tetap muncul yang dapat memberikan penjelasan tandingan mengenai apa yang menyebabkan variabel terikat. Pengaruh Sejarah. Peristiwa atau faktor tertentu yang berdampak pada hubungan variabel bebas dan variabel terikat mungkn muncul tanpa diduga karena adanya peristiwa sejarah yang mengacaukan hubungan sebab akibat antara kedua variabel sehingga memengaruhi validitas internal. Pengaruh Maturasi. Hubungan sebab akibta juga dapat dicemari oleh pengaruh perjalanan waktu di mana ditemukannya variabel lain yang tidak bisa dikontrol. Pengaruh maturasi merupakan sebuah fungsi dari proses biologis dan psikologis yang berlaku dalam responden sebagai hasil dari perjalanan waktu. Pengaruh Pengujian. Adanya hasil pengujian prates dan pascates bisa mempengaruhi validitas karena mempengaruhi respons yang bisa menjadikan validitas tidak menjadi baik. Pengaruh Seleksi Bias. Adanya pemilihan partisipan bisa membawa pengaruh seleksi bias yang memengaruhi validitas internal dalam penelitian. Pengaruh Mortalitas. Adanya pengaruh mortalitas dalam kelompok akan membawa pengaruh terhadap validitas karena respon akan semakin berbeda dan kompleks apalagi dengan berjalannya waktu.

Pengaruh Regresi Statistik. Pengaruh regresi statistik terjadi ketika anggota kelompok yang dipilih untuk eksperimen memiliki nilai variabel dependen yang ekstrim . Pengaruh Instrumentasi. Pengaruh instrumentasi adalah ancaman lain untuk validitas internal. Hal ini muncul karena perubahan dalam instrumentasi pengukuran antara prates dan pascates dan bukan karena perbedaan dampak perlakukan pada akhirnya. MENGIDENTIFIKASI ANCAMAN TERHADAP VALIDITASI INTERNAL 1.

Pengaruh Sejarah. Tindakan dua anggota dalam kelompok partisipatif yang secara tidak terduga dengan senang datang ke kelompok lain dan mengatakan bahwa sesuatu partisipasi “sangat hebat” dan “kinerja melambung tinggi dalam kelompok ini” mungkin telah menaikkan keyakinan semua anggota kelompok. Akan sulit untuk memisahkan beberapa banyak kenaikan moral yang semata-mata disebabkan oleh kondisi partisipatif.

2.

Pengaruh Maturasi. Melihat jangka waktu yang bisa memberikan pengaruh perubahan. Sangat meragukan bahwa maturasi memiliki pengaruh pada keyakinan dalam situasi tersebut, karena berjalannya waktu, dalam hal tersebut sendiri, mungkin tidak begitu terkait dengan peningkatan atau penurunan keyakinan.

3.

Pengaruh Pengujian. Melihat bagaimana hubungan antara hasil pra tes dan pasca tes. Prstes cenderung membuat responden peka terhadap perlakuan dan pascates. Tidak tepat untuk membandingkan skor kelompok eksperimen dengan skor kelompok kontrol apila kelompok kontrol tidakk diberikan prates.

4.

Pengaruh Bias Seleksi. Menunjukkan bagaimana pengaruh penempatan acak anggota kelompok.

5.

Pengaruh Mortalitas. Menunjukkan tingkat mortalitas yang memberi dampak terhadap validitas internal. Karena anggota keluar dari dua kelompok eksperimen, pengaruh moralitas dapat memengaruhi validitas internal.

6.

Pengaruh Regresi Statistik. Menunjukkan pengaruh distribusi statistik terhadap validasi.

7.

Pengaruh Instrumentasi. Menunjukkan pengaruh penggunaan instrument terhadap validasi. Karena kuesioner mengukur keyakinan sebelum dan setelah perlakuan bagi seluruh anggota, maka seharusnya tidak ada bias instrumentasi. Tiga dari tujuh ancaman terhadap validitasi internal yaitu pengaruh ejarah, pengujian

utama, dan moralitas terjadi, sehingga validitasi internal tidak akan tinggi. Pengaruh pengujian interaktif mengancam validitasi eksternal dari temuan tersebut. VALIDITASI INTERNAL DALAM STUDI KASUS Jika terdapat ancaman terhadap validitas internal, bahkan dalam eksperimen lab yang dikontrol dengan ketat, menjadi sangat jelas mengapa peneliti tidak dapat menarik kesimpulan tentang hubungan sebab akbiat dari studi kasus yang menjelaskan peristiwa yang terjadi pada waktu tertentu. Kecuali studi eksperimen yang disesain dengan baik, secara acak menempatkan anggota pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan yang berhasil memanipulasi perlakuan menunjukkan kemungkinan hubungan kausal, menjadi hal yang tidak mungkin untuk mengatakan manakah faktor yang menyebabkan faktor lain. TINJAUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI VALIDITAS INTERNAL DAN VALIDITAS EKSTERNAL Validitas internal memunculkan pertanyaan mengenai apakah perlakuan semata atau sejumlah faktor asing tambahan yang menyebabka pengaruh, sedangkan validitas eksternal, meningkatkan persoalan mengenai generalisasi temuan pada situasi lain. Pengaruh pengujian interaktif dan seleksi dapat membatasi validitas eksternal dari temuan peneliti. Ancaman terhadap validitas eksternal tersebut dapat dihentikan dengan membuat kondisi eksperimen yang semirip mungkin dengan situasi di mana hasil dari eksperimen tersebut akan digeneralisasikan. Terdapat tujuh faktor yang dapat memengaruhi validitasi internal dari desain eksperimen yaitu pengaruh sejarah, maturasi, pengujian, instrumentasi, seleksi, regresi klasik, dan mortalitas. Namun, menjadi hal yang memungkinkan untuk mengurangi bias tersebut dengan meningkatkan pemahaman desain eksperimen. Sementara terdapat beberapa desain yang rumit, membantu untuk meningkatkan validitas internal dari hasil eksperimen.

JENIS DESAIN EKSPERIMEN DAN VALIDITAS Semakin singkat rentang waktu eksperimen, semakin kecil kemungkinan untuk menghadapi pengaruh sejarah, maturasi, dan mortalitas. Eksperimen yang berlangsung satu atau dua jam biasanya tidak menemui kendala dalam hal tersebut. Semkain lama eksperimen, kemungkinan menghadapi faktor perancu lebih banyak atau meningkat. Desain Eksperimen Kuasi Maksudnya memberikan perlakuan kepada sebuah kelompok eksperimen dan mengukur pengaruhnya tetapi tidak mengukur hubungan sebab-akibat yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan tidak ada perbandingann antarkelompok, ataupun catatan mengenai status variabel terikat sebelum perlakuan eksperimen dan bagaimana hal tersebut berubah setelah perlakuan. Berikut adalah tiga desain eksperimen kuasai: 1.

Desain Kelompok Eksperimen Prates dan Pascates. Yakni dengan melakukan prates, memberikan perlakuan, dan kemudian mengadakan pascates untuk mengukur pengaruh perlakuan. Jika eksperimen dilakukan selama suatu periode waktu tertentu, pengaruh sejarah dan maturasi juga mungkin mengacaukan hasil.

2.

Pascates Hanya dengan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Pengaruh perlakuan dipelajari dengan menilai perbedaan hasil yaitu skor pascates kelompok eksperimen dan kontrol. Namun, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa kedua kelompok mengalami pemadanan untuk semua kemungkinan faktor pengganggu yang mencemari. Sebaliknya, pemgaruh perlakuan yang sebenarnya tidak dapat ditentukan hanya dengan melihat perbedaan dalam skor pascates dari kedua kelompok. randomisasi akan mengatasi masalah tersebut.

3.

Desain Rangkaian Waktu. Desain rangkaian waktu (desain rangkaian waktu terputus) adalah desain yang mengumpulkan data pada variabel yang sama dengan interval reguler (misalnya, minggu, bulan, atau tahun). Sehingga desain rangkaian waktu membuat peneliti dapat menilai pengaruh dari perlakuan dari waktu ke waktu. Masalah utama dalam rangkaian waktu adalah sejarah, pengaruh pengujian utama dan interaktif, mortalitas, dan maturasi.

Desain Eksperimen Murni Meliputi perlakuan, kelompok kontrol, dan merekam informasi sebelum dan sesudah kelompok eksperimen diberi perlakuan (desain ekspermen ex post facto). Yaitu desain Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Prates dan Pascates. Satu-satunya perbedaan antara kedua kelompok adalah bahwa yang pertama diberi perlakuan, sedangkan yang terakhir tidak. Mengukur perbedaan antara skor prates dan pascates kedua kelompok akan menunjukan pengaruh netto dari perlakuan. Kedua kelompok diberi prates dan pascates, dan kedua kelompok telak diacak, dengan demikian kita bisa berharap bahwa pengaruh sejarah, maturasi, pengujian, dan instrumentasi telah dikontrol. Hal ini berdasarkan fakta bahwa apapun yang terjadi dengan kelompok eksperimen (misalnya: maturasi, sejarah, pengujian, dan instrumentasi). Desain Empat Kelompok Solomon Untuk memperoleh keyakinan yang lebih tinggi dalam validitas internal pada desain eksperimen, disaranan untuk membuat dua kelompok eksperimen dan dua kelompok kontrol untuk eksperimen. Satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol dapat diberikan prates dan pascates. Dua kelompok lain hanya diberikan pascates. Desain ini mengontrol semua ancaman untuk validitas internal, selain pengaruh mortalitas dan pengaruh pengujian interaktif. Desain eksperimen empat kelompok solomon menjamin validitas internal dan eksternal yang maksimal dengan mengesampingkan hipotesis tandingan yang lain. Studi Double-Blind Ketika perhatian dan ketelitian eksterm diperlukan dalam desain eksperimen, blind study dilakukan untuk menghindari bias yang mungkin muncul. Yakni penelitian dan keketatan ekstrem diperlukan dalam desain eksperimen yang secara tidak sadar siapa yang menjadi subjek dan objek. Desain Ex Post Facto Yakni eksperimen dimana tidak ada manipulasi variabel bebas dalam situasi lab atau lapangan. Namun subjek yang telah diberi stimulus dan tidak ada waktu untuk dipelajari.

SIMULASI Simulasi adalah teknik membangun model untuk menentukan pengaruh perubahan berbasis komputer menjadi popular dalam penelitian bisnis. Simulasi dapat dianggap sebagai eksperimen yang dilakukan dalam situasi yang diciptakan secara khusus yang sangat dekat mewakili lingkungan alami di mana kegiatan biasanya berlangsung. ISU ETIKA DALAM PENELITIAN DESAIN EKSPERIMEN Praktik-praktik berikut ini dianggap tidak etis adalah mendesak orang untuk berpartisipasi dengan paksaan, memberikan tugas kasar dan mengajukan pertanyaan yang mengurangi harga diri, menipu subjek, menimbulkan stress fisik atau mental, tidak memperbolehkan subjek untuk mengundurkan diri dari penelitian meskipun mereka menginginkannya, menggunakan hasil penelitian yang merugikan responden, tidak menjelaskan prosedur yang berlaku dalam eksperimen, menempatkan responden dalam situasi yang berbahaya dan tidak aman, tidak melakukan tanya jawab dengan partisipan secara menyeluruh dan akurat, tidak menjaga privasi dan rahasia informasi yang diberikan oleh responden, serta tidak memberikan alternatif untuk kelompok kontrol. IMPLIKASI MANAJERIAL Sebelum menggunakan desain eksperimental adalah penting untuk membertimbangkan apakah hal tersebut perlu karena desain eksperimen membutuhkan upaya khusus dan mengubahubah tingkat intervensi dengan arus kegiatan yang biasa. Pengetahuan hubungan sebab-akibat membantu perkembangan sejumlah studi awal yang dilakukan untuk menguji apakah faktor seperti sistem bonus, tarif per satuan, waktu istirahat, dan seterusnya membawa pada hasil positif seperti motivasi yang lebih baik, peningkatan kerja, dan kondisi kerja lainnya yang diinginkan di tempat kerja. PERTANYAAN 1.

Apakah kelebihan dari desain penelitian dengan menggunakan eksperimen dibandingkan dengan desain penelitian yang lain?

2.

Dalam eksperimen laaboratorium diperlukan memanipulasi variabel bebas. Mengapa hal tersebut diperbolehkan? Apakah hal tersebut tidak termasuk perilaku tidak etis?

3.

Apakah dalam setiap melakukan desain penelitian eksperimen pasti terdapat variabel pengganggu? Apakah ada cara lain yang dilakukan selain memadankan kelompok dan rendomisasi dalam desain penelitian tersebut? Bagaimana dengan desain penelitian lain apakah juga terdapat variabel pengganggu dan bagaimana cara mengetasinya apabila ada?

4.

Bagaimana cara mempertahan kevalidan sebuah data atau hasil penelitian dari desain eksperimen baik internal maupun eksternal?

5.

Apa saja yang perlu dipertimbangkan untuk melakukan atau menerapkan desain eksperimen?

.

Related Documents


More Documents from "Carlos Pascasio"