Refleksi Universal Pemikiran Ki Hajar Dewantara

  • Uploaded by: radiska zulkarnain
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Refleksi Universal Pemikiran Ki Hajar Dewantara as PDF for free.

More details

  • Words: 1,002
  • Pages: 3
Refleksi Universal Pemikiran Ki Hajar Dewantara Sarah Paradiska 22574 Pada masa penjajahan Ki hajar Dewantara memiliki cara yang berbeda untuk melawan. Rasa bosan dan muak berada di bawah jajahan menciptakan suatu perasaan yang mendorong Ki Hajar Dewantara untuk berupaya menemukan alat lain untuk berjuang. Awalnya Ki Hajar Dewantara merupakan seorang wartawan di beberapa terbitan pada masa kolonial. Kepiawaiannya dalam menulis dimanfaatkan sebagai wadah aspirasinya pada masa itu. Masa kolonial Belanda merupakan masa sulit untuk semua masyarakat Indonesia tidak terkecuali pribumi bernama bangasawan Raden Mas Soewardi Soerjaningrat ini. Seorang yang memiliki ledakan aspirasi harus berada dalam tekanan yang tidak berkesudahan seperti saat itu. Hal tersebut mendorongnya untuk menyalurkan semua aspirasi melalui tulisan. Tulisan yang dikaryakan oleh Ki Hajar Dewantara merupakan tulisan aspiratif, komunikastif dan tajam. Dari tulisan-tulisan ini Ki Hajar menanamkan sikap patriotik pada pemuda Indonesia. Keberadaannya sempat dianggap mengancam berlangsungnya pemerintahan kolonial Belanda pada saat itu, sehingga Ki Hajar sempat diasingkan ke beberapa tempat hingga akhirnya diasingkan ke negeri Belanda. Kesempatan berharga ini tidak disia-siakan Ki Hajar. Ki Hajar memang seorang pemuda yang pintar dalam memanfaatkan peluang. Saat diasingkan ke Belanda, hal tersebut diamanfaatkan sebagai ajang mencari informasi dan ilmu. Hingga suatu saat Ki Hajar pulang ke tanah air dengan mengantongi ilmu dan ijazah resmi dari Belanda. Sejak saat itu perjuangan Ki Hajara Dewantara berlanjut dalam bidang pendidikan. Pemikirannya timbul bahwa ilmu merupakan senjata terbaik untuk melawan penjajahan. Akhirnya bersama beberapa rekannya, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan Taman Siswa. Sebuah lembaga pribumi yang bergerak dibidang pendidikan. Bukan ringan perjuangannya dalam memperjuangkan keeksistensian Taman Siswa. Selama mengelola perguruan taman siswa Ki Hajar Dewantara juga masih giat menulis. Pada masa sebelumnya tulisan Ki Hajar memfokuskan pada peningkatan rasa nasionalisme, akan tetapi setelah berdirinya Taman Siswa fokusnya beralih pada pendidikan dan kebudyaan. Melalui tulisan Ki Hajar Dewantara memberi “propaganda” tentang pentingnya pendidikan bagi pemuda Indonesia.

Melalui tulisannya pula Ki Hajar mencoba menanamkan tiga gagasan besar sepanjang sejaran pendidikan Indonesia. Tiga semboyan itu adalah tut wuri handayani (dari belakang memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan atau contoh tindakan baik). Ing ngarsa sung tulada berarti di depan memberi teladan dan contoh yang baik. Hal ini diibaratkan seorang pendidik harus memberi contoh yang baik bagi semua muridnya. Bila ditelisik, sebenarnya semboyan ini berlaku secara universal dan bukan hanya pada dunia pendidikan. Memaknai gagasan tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, yang pasti Ki Hajar yakin bila berhasil direfleksikan maka akan terbentuk susunan kepribadian yang kuat. Menjadi teladan bukan sebatas kewajiban pemimpin. Setiap orang harus berusaha menjadi teladan, paling tidak untuk dirinya sendiri. Teladan diasumsikan sebagai contoh, pedoman. Akan tetapi bila ditarik lebih jauh, makna teladan bisa lebih jauh dari pada sekedar sebagai contoh. Dengan membiasakan diri sebagai teladan, semua tindak-tanduk akan menjadi waspada. Waspada bukan berarti takut mencoba dan selalu diliputi rasa khawatir. Waspada dalam konteks ini adalah bagaimana seseorang dapat memperhatikan ucapan, perbuatan serta pola pikirnya. Pada dasarnya tidak ada manusia yang sempurna, pasti ada sisi baik dan sisi buruk. Sebagai seorang teladan yang dituntut untuk bersikap baik sangat sulit untuk merealisasikannya mengingat hakekat dasar kepunyaan manusia. Akan tetapi berusaha semaksimal mungkin untuk berlaku adil dengan berada pada kedua kutub secara seimbang merupakan hal yang sangat baik untuk coba dilakukan. Tarikan yang dihasilkan kutub negatif biasanya bekerja lebih baik akan tetapi dengan mengingat bahwa sebenarnya setiap individu memiliki kewajiban menjaga keeksistensian sikap teladan dalam diri masing-masing maka diharapkan sikap tersebut dapat keluar dengan sendirinya. Ing madya mangun karsa artinya memberi prakarsa atau ide. Bila di adaptasi dalam kehidupan modern, mungkin yang dimaksud dinamisator. Seseorang yang mencoba membuat segalanya menjadi dinamis. Pada bagian ini manusia dituntut untuk menciptakan suatu situasi kondusif agar tercipta sebuah perkembangan dalam segala hal. Bila dikaji lebih jauh, dinamisator harus mampu menjadi kawan sejalan. Kawan sejalan adalah seseorang yang memberikan sumbangsih terbaiknya untuk menciptakan kepribadian yang kuat. Tidak perlu terlalu jauh mengumpamakan orang lain. Seperti yang dikatakan sebelumnya segala sesuatu yang dimulai dari dalam diri lebih

berkhasiat.

Manusia

dinamisator

memegang

peran

untuk

memberikan

hasil

pemikirannya. Hasil pemikiran yang baik dapat menghantarkan pada hal yang positif. Hal yang menjadi kendala adalah terkadang seseorang tersumbat kemampuannya dikarenakan masalah internal ataupun eksternal. Sedangkan disisi lain dinamisator dituntut selalu menjadi kawan sejalan yang selalu mampu menjadikan situasi menjadi kondusif. Kembali lagi, segala langkah yang akan diambil harus dibarengi dengan niat yang baik serta tulus. Niat yang tulus hanya dapat dilakukan bila seorang manusia dapat menyadari hakekat keberadaan dirinya. Tut wuri handayani diartikan sebagai pemberi dorongan dari belakang. Letak dibelakang bukan bisa terlepas dari berbagai kewajiban, bukan hanya melihat jalannya suatu proses pendewasaan tanpa melakukan apapun. Pola pemaknaan seperti ini sangat salah adanya. Kewajiban yang harus ditanggung berupa kesadaran untuk selalu memberi dorongan baik secara moral, materi atau apapun itu. Sang pendorong harus merupakan motivator handal yang dapat menjadi pemberi motivasi maupun berperan sebagai pengasuh. Pengasuh disini artinya sebagai seseorang yang dapat menjaga, mendorong tanpa mengenal apapun situasi dan kondisi yang dialami bagian lain dari proses pendewasaan tersebut. Konsentrasi pengasuh harus tertuju hampir seluruhnya pada yang diasuh. Saat ketidakmampuan yang dimilki orang lain muncul, pemegang kewajiban ini harus selalu bersedia membantu dan memberi yang terbaik, agar ketidakberdayaan tersebut tidak berlangsung berlarut-larut. Sebenarnya ketiga semboyan tersebut bukan merupakan elemen yang terpisah. Ketiganya seakan-akan memiliki hubungan erat satu sama lain. Bila direfleksikan secara seimbang maka akan terbentuk hasil perkembangan kepribadian yang utuh. Tampaknya sedikit sulit membayangkan hal tersebut dapat direalisasikan. Tampaknya seseorang yang dapat betul-betul menyeimbangkan ketiganya secara terus-menerus adalah orang yang sangat sempurna, baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Akan tetapi, tahap awal cukup membayangkannya dan mencoba untuk merealisasikannya saja itu sudah sangat cukup baik. Ditinjau lebih jauh, sebagai genarasi penerus bangsa kita memiliki tanggung jawab melanjutkan perjuangan patriotisme seperti yang dilakukan Ki Hajar Dewantara. Pemaknaan terhadap ketiga pemikiran Ki Hajar ini bisa dilakukan oleh siapapun, dan pemaknaannya pasti bertujuan positif, apapun makna yang tercipta setelah itu. Setelah memehami makna positif tersebut hendaknya kita segera mengambil langkah selanjutnya berupa rencana merealisasikannya pada kehidupan sehari-hari. Mulailah dari organisasi terdekat yaitu diri sendiri secara pribadi.

Related Documents

Ki Hajar 2
May 2020 6
Refleksi
June 2020 35
Refleksi
June 2020 30
Ibnu Hajar
April 2020 12

More Documents from ""

Proses Mengenal Tuhan
December 2019 26
Warung Burjo
December 2019 36
Pelacuran : Kajian Filsafat
December 2019 25
Deskripsi Teori
December 2019 37