Demam Blackberry di 2009 Beberapa bulan belakangan ini ponsel Blackberry sedang naik daun, karena tidak hanya para artis dan tokoh ternama, tetapi para netter (pengunjung Internet) dan blogger (penyaji informasi) sudah mulai terkena demam Blackberry (atau sering disingkat dengan BB). Milis ataupun blog khusus para “Blackberryans” sudah banyak bermunculan, bahkan klubnya pun juga sudah mulai terlihat geliatnya, termasuk di Yogyakarta. Sebenarnya, apa keunggulan Blackberry, sampai mampu memunculkan demam atau mode baru di dunia komunikasi? Apa bedanya dengan ponsel biasa? Haruskah Anda menggunakannya sebagai solusi berbagai masalah komunikasi bisnis, atau hanya sekadar mode? Blackberry sebenarnya adalah sebuah telpon seluler dengan sistem operasi khusus yang disebut dengan Blackberry. Baik ponsel maupun sistem operasi ini dibuat oleh RIM (Research in Motion), sebuah perusahaan berkedudukan di Kanada yang mengkhususkan pada penyediaan layanan komunikasi nirkabel. Di antara berbagai produknya, yang sekarang sedang menjadi mode di Indonesia adalah ponsel (dan sistem operasi) Blackberry. Blackberry sendiri sudah mulai diedarkan di Indonesia sekitar tahun 2004 yang lalu, tetapi belum mendapat tanggapan yang baik dari pasar (penggunanya). Maklum, saat itu bentuk perangkatnya kurang modis, harganya relatif mahal, dan biaya langganannya pun sulit dijangkau (sekitar Rp600.000 per bulan!). Kalau toh ada pemakai BB saat itu, hanya orang yang benar-benar maniak dengan BB dan “turah duit” saja yang bisa memilikinya. Atau paling tidak, perorangan yang dibayari oleh perusahaannya. Namun seiring berjalannya waktu, Blackberry mulai menawarkan bentuk-bentuk yang semakin stylish (meskipun tetap saja seluas PDA dan belum ada yang tipis!). Harga perangkatnya memang masih tergolong pada ponsel kelas mewah, meskipun biaya berlangganannya sudah relatif terjangkau, karena saat ini sudah di bawah Rp200 ribu per bulan. Bahkan bila Anda tidak ingin membeli handset Blackberry namun ingin menikmati layanannya saja, juga dimungkinkan, asal ponsel Anda sudah mendukung layanan BB. Rata-rata smartphones seperti Nokia seri E dan N (N9300 dan N9300i, E61 dan E61i, N9500), Sony Ericsson (seri M600, P990, W950), dan Dopod (seri D810 dan 838pro) sudah dapat ditanami program Blackberry Connect (BBC). Anda hanya perlu membayar biaya langganan saja, yang besarnya sekitar Rp150-190 ribuan dan bisa diperoleh di tiga operator seluler, yaitu XL, Telkomsel, dan Indosat. Lantas, apa manfaat utama ponsel Blackberry? Sebenarnya tidak berbeda dengan ponsel eksekutif (ponsel dengan harga mahal) lainnya. Ponsel Blackberry terdiri atas berbagai seri, mulai dari seri 7xxx, 8xxx, hingga 9xxx, dan masing-masing seri memiliki kemampuan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Seri yang baru beberapa bulan ini beredar, yaitu Blackberry Bold (seri 9000) misalnya, memiliki kemampuan komunikasi, multimedia, petunjuk arah (GPS), dan beberapa kemampuan lain yang biasa dijumpai di ponsel-ponsel high-end. Demikian juga dengan seri Curve dan Storm. Kemampuan komunikasi yang ada di Blackberry di antaranya adalah telpon dan SMS, yang memerlukan layanan operator seluler GSM (Blackberry belum menyediakan layanan melalui jalur CDMA).
Selain itu juga ada kemampuan koneksi melalui GPRS, 3G, HSDPA, dan koneksi nirkabel (wireless a/b/g). Dengan kemampuan ini, ponsel BB dapat digunakan untuk chatting dan browsing situs Internet dengan leluasa, serta kemampuan push-email yang mirip dengan SMS, yaitu begitu ada e-mail masuk, ponsel akan memberi tahu melalui nada dering yang bisa diatur. Bahkan dengan kompresi hingga 1/100, pemakai dapat membuka email dan lampirannya dengan cepat. Kemampuan inilah yang menjadi andalan Blackberry. Selain e-mail yang disediakan oleh Blackberry, pengguna juga dapat menggunakan email gratisan seperti dari Yahoo dan Gmail, e-mail POP3/IMAP4, serta e-mail kantor atau perusahaan (bila ada). Kemampuan multimedia, terdiri atas pemutar musik (namun belum ada pemutar radio seperti pada ponsel-ponsel sekarang) dan pemutar video klip. Kamera bisa digunakan untuk merekam foto maupun video klip, meskipun belum ada kemampuan upload cepat seperti pada ponsel digital jaman sekarang. Fitur multimedia ini dapat dinikmati dengan layar yang lumayan lebar, seperti yang ada pada ponsel-PDA. Kualitas suara relatif standar, kalah bagus bila dibanding dengan ponsel yang memang ditujukan untuk menikmati musik. Seri tertentu, misalnya 8300, 8320, 8707v dan 9000, sudah mengusung fasilitas GPS lengkap dengan peta Jawa Bali yang lumayan lengkap, sehingga memudahkan pemakainya untuk mencari lokasi tertentu. Ini juga merupakan keunggulan Blackberry dibanding perangkat GPS lainnya yang memerlukan memori eksternal dengan kapasitas besar. Bandingkan dengan Blackberry yang memiliki memori eksternal standar 1GB, namun tidak berkurang meskipun Anda menerima banyak email maupun membuka peta untuk mencari lokasi. Selain untuk menentukan lokasi, layanan GPS berguna untuk menghitung kecepatan perjalanan Anda dan untuk meminta petunjuk perjalanan. Lokasi-lokasi penting seperti pompa bensin (SPBU), rumah sakit, kantor polisi, dan tempat-tempat wisata, dapat Anda temukan dengan mudah melalui GPS. Satu hal yang agak mengherankan adalah tidak disediakan aplikasi sekelas Office secara penuh seperti pada ponsel-ponsel eksekutif lainnya. Anda cuma diberi aplikasi contoh, yang dapat Anda pakai untuk membuka data yang sudah dibuat di komputer, baik berformat Excel, PowerPoint, maupun Word. Bila Anda mendapat email dengan lampiran file-file jenis tersebut, dapat dibuka dengan baik. Namun bila Anda ingin membuat file baru, Anda harus membeli program tersebut. Hal lain yang agak merepotkan adalah ketika Anda ingin melakukan sinkronisasi data kontak dari komputer (misalnya dari MS Outlook), Anda harus terhubung ke Internet, padahal sebenarnya proses ini tidak memerlukan koneksi ke Internet sama sekali. Salah satu penyebab Blackberry kini menjadi mode bagi para pecinta gadget mungkin karena kemampuannya untuk menampilkan user dalam kondisi online pada fasilitas instant messenger seperti Yahoo Messenger, MSN, maupun Blackberry Messenger dan kemampuannya untuk menerima e-mail secara instan (disebut push e-mail). Blackberry Messenger adalah layanan chatting khusus untuk sesama pengguna BB, karena memerlukan identitas khusus yang disebut dengan PIN. Belum lagi kemampuannya untuk memanfaatkan berbagai fasilitas koneksi, mulai dari GPRS, 3G, hingga nirkabel yang biasa pada hotspot di area publik.
Namun apakah berbagai fasilitas yang telah diuraikan di atas harus dinikmati dengan ponsel Blackberry? Bisakah Anda menikmatinya dengan ponsel lain? Sebenarnya ada alternatif yang lebih murah, apalagi kalau Anda sudah memiliki ponsel yang tergolong ke dalam smartphones (misalnya Nokia seri E dan N). Anda dapat langsung berlangganan layanan Blackberry Connect (BBC) saja, yang saat ini hanya tiga operator yang menawarkannya, yaitu XL, Telkomsel, atau Indosat. Anda cukup membayar langganannya. Bila di ponsel Anda belum ada program BBC, Anda dapat mengunduhnya dari Internet secara gratis. Biaya langganan antara Rp150-200 ribu per bulan. Sepanjang Anda menggunakan fasilitas chat atau menerima lampiran e-mail, Anda tidak dikenai biaya lagi. Tapi pengunduhan data melalui browser, biasanya akan dihitung besar filenya, oleh karenanya Anda harus mempelajari dengan baik. Apabila dirasa masih mahal (biaya langganan tidak termasuk biaya telpon dan SMS), Anda dapat memakai program aplikasi yang memiliki kemampuan sejenis, salah satu yang terkenal adalah Morange. Int/bs
Analisis Pertumbuhan Pengguna Blackberry Blackberry adalah tren baru dikalangan masyarakat Indonesia. Menurut www.kompas.com1 pertumbuhan Blackberry mencapai 350% hingga 2008. Hal ini merupakan suatu peristiwa menarik bila melihat kondisi ekonomi Indonesia pada tahun terakhir. Dari sudut pandang ekonomi dunia yang tengah mengalami krisis global, cukup kontradiktif bila dikatakan pertumbuhan barang mahal seperti Blackberry meningkat jumlahnya di negara berkembang. Blackberry daat dikatakan sebagai mewah karena penawarannya dibandrol kurang lebih Rp 8.000.000. Hal ini sebenarnya tidak serta merta terjadi begitu saja. Banyak sekali faktor pendukung yang menjadikan fenomena ini santer terdengar. Termasuk peran penting media dalam memberikan pengaruh dan membentuk pola pikir yang baru bagi masyarakat. Dunia sedang digempur kehebatan sebuah teknologi bernama internet. Seperti sebuah hal baru lainnya, internet memiliki daya tarik kuat bagi masyarakat untuk mengetahui hal yang terdapat di dalamnya secara lebih dari waktu ke waktu. Internet kini merupakan kebutuhan bagi banyak orang, terutama kaum muda. Dapat dikatakan pada penghujung tahun 2008, sudah menipis jumlah anak muda buta internet. Semuanya pernah membuka walaupun hakekat dari kegunaannya sendiri masih bias dikalangan mereka. Internet bukan lagi barang baru yang digunakan oleh kaum ekslusif. Bisa jadi hal ini didasari sifat media interaktif yang dimiki oleh internet. Sebagai salah 1
http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/21/21371459/pengguna.Blackberry.tumbuh.pesat
satu bentuk media interaktif internet menawarkan sejumlah kemudahan bagi yang mengakses. Internet sebagia media interaktif menawarkan hal yang paling di cari oleh kaum muda. Suatu teori self representation, dimana melaui dunia maya kaum muda dibiarkan memiliki legitimasi penuh untuk mengekspersikan diri seluas-luasnya. Self representation mengatakan bahwa dunia maya memberikan fasilitas untuk menunjukkan jati diri atau mencerminkan jiwa muda yang memilikinya. Misalnya lebih spesifik konsep semacam ini di miliki oleh situs jejaring sosial seperti facebook, friendster, plurk, myspace dan lain sebaginya. Sebagi contoh, Facebook menawarkan banyak sekali peluang untuk merepresentasikan jati diri. Melalui grup, aplikasi, wall, note, photo album, dan lain sebaginya. Gejolak kaum muda untuk menunjukkan egonya tampaknya berhasil ditampung secara baik oleh situs jejaring sosial ini. Maka dari itu penyebaran situs jaringan sosial sangat pesat di tahun-tahun terakhir ini. Menurut situs jksahdkafhwegi pertumbuhan pengguna facebook mencapai 132 juta pada tahun 2008.2 Pada dasarnya kaum muda juga membutuhkan interaksi secara aktif dan cepat. Hal ini juga rupanya berhasil ditangkap dengan baik oleh para pencetus situs jejaring sosial. Media interaktif menawarkan pola yang secara tidak langsung telah menjadi tren dikalangan kaum muda. Globalisasi menuntut segala hal serba cepat, instan dan efisien. Melalui internet semua hal dapat dikatakan terjadi dalam hitungan detik dan ini yang cari oleh kaum muda pada umumnya. Perkembangan pesat situs jejaring sosial telah memiliki tempat tersendiri dalam komunitas kaum muda di dunia. Kaum muda dapat mendapatkan informasi dari berbagai belahan dunia secara cepat dan efisien. Tuntutan terhadap pemikiran global menjadi bagian dari realitas sosial sekarang. Muncul komunitas-komunitas virtual yang mungkin saja menawarkan kehidupan baru dan lebih menarik bagi kaum muda. Komunitas virtual atau komunitas maya menawarkan banyak hal menarik bagi kaum muda. Kemudahan berinteraksi, efisiensi waktu, kebebasan berekspresi, legitimasi penuh akan eksistensi diri dan lain sebaginya merupakan hal yang ditawarkan oleh komunitas virtual. Hal ini kemudian menyeret kaum muda ke dalamnya lebih jauh dari hari ke hari. Kebutuhan internet yang pada awalnya dapat dipenuhi dengan kualitas kilobyte kini tergantikan dengan megabyte. Kemudian, pada masa awal internet, fasilitas dial up merupakan satu-satunya pilihan bagi pengguna internet. Kini, mobilitas pengguna internet dipertaruhkan. Bukan hanya kecepatan interaksi yang menjadi bahan pertimbangan. Unsur ketersediaan yang tidak mengenal tempat kini menjadi sangat penting ketika semua kegiatan dihimpit waktu. 2
http://www.detikinet.com/read/2008/08/14/073554/988226/398/facebook-kian-berkuasa-di-industrijejaring-sosial
Mobilitas tinggi ditawarkan Blackberry untuk siapa saja yang menginginkan jati diri yang sesuai dengan tuntutan dunia saat ini. Blackberry memberi kesempatan untuk mengakses internet kapan saja dan dimana saja. Tanpa harus berurusan dengan kabel dan pengaturan yang rumit. Hal ini menjadi point pertama yang mungkin melandasi maraknya penggunaan Blackberry akhir-akhir ini. Kaum muda merasa memiliki informasi dunia dalam genggaman. Akan tetapi pertanyaan kritis selanjutnya adalah apakah memang benar alokasi fitur Blackberry benar-benar tepat guna? Jawaban pertanyaan ini hanya dapat dijawab sejalan dengan berjalannya waktu dan kesadaran masing-masing individu pengguna fitur Blackberry. Kebutuhan kaum muda akan hal yang disebutkan diatas, tidak serta merta terbentuk karena adanya kebutuhan individu secara pribadi. Media secara keseluruhan memiliki andil penting dalam hal ini. Media yang memiliki memiliki pengaruh besar dalam kehidupan kaum muda semakin menjadikan fenomena ini terjadi begitu cepat. Pada awalnya Blackberry digunakan kalangan terbatas seperti pengusaha dan artis yang secara alamiah selalu diekspos kehidupannya oleh banyak media. Kemudian tren Blackberry juga secara tidak sengaja ditularkan oeh presiden amerika terpilih barack Obama (kedaulatan rakyat: 15 mei 2009). Ekspos media terhadap kecanduannya para public figure terhadap Blackberry menjadikan efek yang luar biasa bagi kaum muda, sebagai penikmat media yang berjumlah cukup banyak. Media hampir setiap hari menampilkan berita mengenai public figure lengkap beserta Blackberrynya. Tampilan Blackberry yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menarik dan kemudian menjadi tren dalam pergaulan banyak kaum muda. Media membentuk kebutuhan kaum muda menjadi lebih konsumtif dan hedonis. Bukan bermaksud kontra terhadap tindakan media. Tapi secara kritis dapat dikatakan Blackberry telah beralih posisi dari budaya adiluhung menjadi budaya populer. Ini merupakan hasil pemikiran masyarakat khususnya kaum muda yang mengarah pada kapitalistik. Seperti yang dikatakan agenda setting theory bahwa media memiliki peranan untuk membentuk dunia dan pola pikir masyarakat. Media mengendalikan kebutuhan akan informasi. Dilihat secara sederhana, misalnya intensitas media menyajikan suatu masalah menentukan seberapa penting masalah tersebut dalam kehidupan sosial. Pola pikir kaum muda terhadap Blackberry yang pada awalnya terbatas hanya pada kebutuhan teknologi yang mempercepat komunikasi beralih menjadi komoditas pergaulan. Hal ini merupakan implikasi dari seringnya penayangan media akan hal tersebut. Pada akhir tahun 2008, santer media menampilkan gemerlap hidup para selebrtiti lengkap dengan Blackberry sebagai ikon anak muda pada masa kini. Hal ini kemudian didukung pula dengan teori kultivasi yang menyatakan media khususnya televisi memiliki pengaruh besar dalam membentuk kepribadian masyarakat yang menyaksikan tayangan
televisi. Media khususnya televisi, menggiring kaum muda untuk berubah orientasi jenis kebutuhannnya. Dapat dikatakan akibat tayangan televisi, kebutuhan prioritas menjadi bertambah banyak. Alat telekomunikasi seperti Blackberry bukan hanya alat pemenuhan kebutuhan dasar akan adanya telekomunikasi tapi sudah mengarah kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri. Terdapat sebuah teori mengenai kebutuhan manusia yang dicetuskan oleh Abraham Maslow yang berkata bahwa manusia juga membutuhkan kebutuhan akan aktualisasi diri, dimana seseorang selalu membutuhkan pengakuan atas keberadaannya di suatu status sosial tertentu. Sekali lagi dimanfaatkan secara baik oleh perusahaan pembuat Blackberry. Selain itu dalam hubungan interpersonal terdapat sebuah pandangan bahwa seseorang dapat dilihat status sosial nya atau sifatnya berdasarkan hal apa saja yang melekat pada dirinya. Seperti yang tersurat dalam attribution theory yang dikemukakan oleh E.E. Jones dan K.E. Davis. Fenomena Blackberry sebanarnya tidak bisa di lihat hanya sebatas sebagai implikasi dari pesatnya perkembangan teknologi tapi lebih dari itu. Blackberry dapat dikategorikan cerminan dari gejolak kaum muda yang aktif dan dinamis. Alat telekomunikasi secanggih Blackberry kini mewakili ikon yang penuh prestise. Bila dilihat dari segi kegunaan Blackberry memilkiki fitur yang luar biasa. Suatu anekdot sederhana berkata segala hal dapat terselesaikan melalui Blackberry. Anekdot tersebut terkadang terkadang memang benar terjadi. Kaum muda yang sadar akan kebutuhannya, akan sadar untuk memanfaatkan fitur Blackberry secara maksimal dan bukan hanya tuntutan aktualisasi diri dalam pergaulan. Blackberry sebagaimana alat telekomunikasi portable lainnya, terkadang hanya dimanfaatkan secara minim. Hanya untuk berkomunikasi melalui telepon, sms, internet dan lain sebaginya. Tentu sangat disayangkan bila dengan harga begitu tinggi manfaat teknologi ini tidak serta merta dimanfaatkan secara baik. Jangan biarkan Blackberry sebagi salah satu bentuk teknologi menjalankan otonominya secara berlebihan dan melindas kadar kemanusiaan penggunanya.
Daftar pustaka http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/21/21371459/pengguna.Blackberry.tumbuh.pesat http://www.detikinet.com/read/2008/08/14/073554/988226/398/facebook-kian-berkuasa-diindustri-jejaring-sosial Budi Irawanto. 2009. Hnadout komunikasi massa. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Komunikasi UGM. Litteljohn, Stephen W. 2008. Theories of human communication. USA: Lyn Uhl.
Miller, Katherin. 2001. Communication Theories. New York: Mc Graw Hill. presentasi meteri teori komunikasi.