PENCARIAN ATAS KEBERADAAN TUHAN OLEH NAMA : Sarah Paradiska NIM
: 22574
KOMUNIKASI 2008
I.
PENDAHULUAN
Saat manusia mulai menggunakan keahlian berfikirnya, sejak saat itu pula pemikiran mengenai sesuatu yang “Maha” terjadi. Manusia mulai berfikir di dunia ini harus ada sesuatu yang super yang menjadi pusat dari segalanya. Maka dapat dilihat dari masa kemasa perkembangan tentang hal ini sangat dinamis. Tidak dapat dipungkiri, pemikiran seperti ini menimbulkan polemik baru. Sugesti bahwa yang memiliki kekuatan adalah yang berkuasa memaksa manusia untuk berjiwa penguasa. Dari berbagai belahan dunia, jiwa penguasa timbul satu per satu. Hasrat ingin menciptakan nyawa “ketuhanan” pada diri sendiri tampak begitu jelas. Dimulai dari zaman prasejarah, saat manusia masih berkomunikasi secara lisan tanpa mengenal tulisan. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki mereka mulai mengimani bahwa manusia membutruhkan kekuatan besar diluar diri mereka yang Dapat mengendaliokan segalanya. Maka dari itu muncullah kepercayaan-kepercayaan primitif seperti animisme dan dinamisme. Kepercayaan yang mereka anut bukan merupakan kepercayaan yang terstruktur. Kehidupan mereka belum mengenal suatu aturan, undangundang bahkan baik-buruk. Akan tetapi kepercayaan mereka terhadap kekutan spesial yang dapat melindungi kehidupan mereka dan keterunannya. Zaman kian bergeser. Pada zaman Yunani Kuno, seorang bernama Aristoteles muncul dengan teori Geosentris. Teori ini menyatakan bahwa sesungguhnya bumi merupakan pusat edar dari seluruh isi alam semesta. Kemudian disambut dengan teori yang kemudian menjadi pesaingnya, yaitu teori Heliosentris yang dikemukakan oleh Aristarchus. Bersaing dengan teori Aristoteles, Heliosentris mengemukakan bahwa mataharilah yang menjadi
1
pusat dari tata surya. Akan tetapi, kembali lagi pada konsep yang telah dikekumakakan di atas. Manusia memiliki hasrat untuk berkuasa lebih tinggi dari segalanya, maka dalam perkembangannya Geosentris lebih di terima oleh masyarakata di berbagai belahan dunia. Dengan
adanya
teori
Geosentris
kebanyakan
manusia
mulai
menanamkan konsep bahwa manusia merupakan segalanya. Pemikiran tentang tunduk dan patuhnya alam semesta terhadap perputaran bumi, membuat manusia mulai mempercayai adnya kekuatan maha dasyat dalam wujud yang ada di dunia. Dari hal ini lah, perkembangan tahapan proses manusia mulai mengenal sang maha berkuasa kian marak terjadi. Terdapat berbagai sudut pandang dari proses mengenal Tuhan antara lain secara evolusi, relevasi, eksistensi, dan sekterian.
II.
PEMBAHASAN
A. Evolusi Pada konsep ini manusia mengenal dan mulai mencari Tuhan melalui perkembangan secara evolusi. Kepercayaan yang beredar dikalangan masyarakat berkembang berdasarkan perkemabngan dimensi waktu dan tempat. Pada tingkatan ini manusia mempercayai tentang sesuatu kekuatan tertentu yang memegang seluruh kendali dalam kehidupan.
a. Animisme Kepercayaan ini berasal dari bahasa latin anima yang berarti “roh”. Animisme adalah kepercayaan terhadap makhluk halus atau roh nenek moyang yang diyakini oleh sebagian besar masyarakat primitif. Dalam hal komunitas ini, tempat-tempat tertentu dianggap sebagai tempat keramat yang harus dijaga dan dihormati. Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa didalm kawasan tersebut masih bersemayam jiwa dari orang-orang terdahulu yang akan menjaga kedamaian
keturunannya
dari
mengganggu.
2
roh
jahat
yang
mungkin
Bukan hanya dalam kawasan masyarakat primitif, diperkirakan beberapa
kawasan
suku
Dayak
di
Kalimantan
Barat
masih
menganut kepercayaan in. Selain itu, kepercayaan animisme juga mengimani bahwa roh orang-orang terdahulu bisa merasuki raga berbagai jenis hewan yang ada di sekitar komunitas tersebut bermukim dan hewan tersebut dapat berlaku seperti manusia. Contohnya masyarakat suku Nias, mempercayai bahwa roh seseorang yang meninggal karena dibunuh dapat marasuki tibuh harimau dan membalaskan dendam kepada seseorang yang telah membubnuhnya. Akan tetapi konsep ini sama sekali tidak bisa disamakan dengan konsep reinkarnasi yang dimiliki oleh masyarakat Hindu dan Budha. Dalam reinkarnasi roh seseorang yang meninggal akan terlahir kembali dalam wujud lain bukan merasuki tubuh makhluk lainnya. b. Dinamisme Dinamisme berasal dari bahasa Yunani dunamos yang berarti daya, kekuatan atau kekuasaan. Kepercayaan dinamisme merupakan salah satu kepercayaan yang marak terjadi pada masa prasejarah. Kehidupan pada masa tersebut, mencipkakan kepribadian yang selalu membutuhkan suatu kekuatan super diluar tubuh manusia itu sendiri. Hal ini yang mengakibatkan komunitas manusia prasejarah mulai mencari sumber kekuatan yang akan membantu hidupnya. Mulailah mereka mencari sumber-sumber kekuatan yang dapat membuat
mereka
merasa
dekat
dan
aman
ketika
berada
disekitarnya. Akhirnya muncullah kepercayaan dinamisme, suatu kepercayaan
yang
mengimani
adanya
suatu
kekuatan
yang
terdapat didalam sebuah benda. Benda yang mereka imani memiliki kekuatan dapat berupa pohon, api, batu, tanah, goa, bahkan manusia itu sendiri. keyakinan ini tidak sirna seiiring berjalannya waktu. Sebagai contoh bangsa Jepang menyembah dewa matahari yang mereka yakini memiliki kekutan
luar biasa
yang dapat menyinari seluruh alam semesta dan memberikan kehidupan bagi penghuninya.
3
c. Politheisme Bangsa di dunia yang menganut kepercayaan potheisme adalah bangsa Yunani. Dalam kehidupan masyarakatnya mereka mengenal kekutan luar biasa yang berada dalam wujud dewa. Bangsa Yunani meyakinibanyak dewa. Dewa – dewa Yunani kuno tersebut diberi nama sesuai dengan kekuatan, kekuasaa, dan tempat tinggalnya. Tempat tinggal dewa tersebut terdapat di langit, lautan, bumu, dan alam baka. Salah satu dewa yang dikenal memiliki kekuatan paling besar yaitu dewa Zeus. Selain itu terdapat dewa-dewi lain seperti Hera (dewi pernikahan), Hebe (dewi kaum muda), Eris (dewi perselisihan) dan Eileithyia (dewi kelahiran). d. Monotheisme Monoteisme berasal dari kata Yunani, monon yang berarti tunggal dan Theos yang berarti Tuhan. Monotheisme adalah kepercayaan bahwa Tuhan itu tunggal dan berkuasa penuh atas segala sesuatu. Kebanyakan kaum monoteis akan mengatakan bahwa monoteisme pasti berlawanan dengan politeisme. Namun pada kenyataannya, pemeluk politeisme sering berlaku selayaknya kaum moteisme. Ini disebabkan karena keyakinan akan tuhan yang banyak itu tidak berarti bahwa mereka menyembah banyak tuhan. Secara historis, banyak pemeluk politeis percaya akan keberadaan banyak tuhan, tetapi mereka hanya menyembah satu saja, yang dianggap oleh si pemeluk itu sebagai Tuhan yang Maha Tinggi. Yang termasuk didalam motheisme adalah :
1. Theisme 2. Deisme 3. Panteisme B. Relevasi Pencarian
akan
sosok
Tuhan
dilakukan
dengan
cara
melihat
dan
mempelajari wahyu-wahyu yang diturunkan. Misalnya dalam islam, hal ini dipelajari melalui wahyu Allah yang diberikan melalui para Nabi dan Rasul. a. Nabi Adam as
4
Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah untuk menghuni dunia. Diciptakan dari tanah, Adam menghuni surga dan dititahkan untuk dihormati oleh para penghuni surga lainnya. Adam beristrikan seorang wanita bernama Hawa. Secara historik, mereka berdua diusir dari surga karena berbohong dan melanggar janji yang telah disepakati. Islam, Yahudi dan Kristen dapat disebut sebagai agama Abrahamik karena ketiga agama tersebut meyakini keberadaan
nabi
Adam
walaupun
antara
ketiganya
terdapat
perbadaan kisah. Akan tetapi terdapat kesamaan yaitu, semua agama mengimani bahwa Adam merupakan nenek moyang seluruh umat manusia. b. Nabi Ibrahim Nabi Ibrahim merupakan keturunan kesepuluh dari nabi Nuh. Nabi Ibrahim lahir dalam situasi masyarakat yang menyembah berhala di suatu daerah bernama Faddam A’ ram. Ketika menyadari wahyu Allah telah turun padanya nabi Ibrahim memberanikan diri untuk keluar dari tatanan kehidupan masyarakat pada waktu itu. Dengan perintah Allah Ibrahim menghancurkan semua berhala yang di wilayah tersebut. keberaniannya berakibat dengan hukuman yang diterimanya. Ibrahim dibakar hidup-hidup dalam api yang begitu besar, dan kekuatan maha dasyat Allah SWT menyelamatkannya dari kematian. Nabi Ibrahim bersama-sama anaknya Ismail, yang kemudian diangkat pula menjadi nabi Allah SWT, membangun ka’bah yang merupakan lambang kesatuan umat Islam. c. Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad adalah nabi Allah yang terakhir. Beliau dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal 570M. Sedari kecil Muhammad telah menjadi seorang anak yatim piatu dan tinggal bersama pamannya. Pada umur 40 tahun beliau menerima wahyu pertama, tepatnya di Gua Hira. Sejak saat itu hingga akhir hayatnya Nabi Muhammad SAW
memperjuangkan
perkembangannya
kebahagiaan
begitu
banyak
5
umat
cobaan
manusia. yang
dilalui
Dalam oleh
Muhammad dan pengikutnya. Berbagai bentuk siksaan, cibiran, hinaan yang memaksa beliau pada awalnya menyebarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi. Hingga suatu saat, dengan perintah Allah SWT, Muhammad membawa serta pengikutnya untuk hijrah dari Mekah menuju Madinah. Di Madinah umat Islam dapat sedikit berleluasa dalam menjalankan ibadahnya, akan tetapi kaum Jahiliyah tetap saja berkeinginan menghancurkan Islam bahkan setelah
Muhammad
wafat
pada
tahun
632
Masehi.
Setelah
wafatnya Muhammad SAW perjuangan mempertahankan nilai keislaman di dunia dilanjutkan oleh sahabat-sahabatnya, antara lain Usman bin Affan, Ali bin Abu Thalif, Umar bin Khatab dan sebagainya. Pada khotbahnya yang terkakhir Muhammad SAW berpesan kepada seluruh umat manusia untuk terus menaati Al Qur’an dan sunnahnya.
C. Eksistensi Eksistensi merupakan proses pencarian Tuhan berdasarkan keberadaan Tuhan. Sebagian besar pola pikiran manusia adalah meyakini sesuatu yang secara langsung dapat dirasakan melaliu indera. Hal ini pula yang diterapkan beberapa kelompok manusia dalam proses pencarian Tuhan. Yang termasuk keyakinan ini antara lain: a. Theisme istilah yang mengacu kepada keyakinan akan Tuhan yang 'pribadi', artinya satu tuhan dengan kepribadian yang khas, dan bukan sekadar suatu kekuatan ilahi saja. b. Deisme adalah bentuk monoteisme yang meyakini bahwa Tuhan itu ada. Akan tetapi, seorang deis (sebutan untuk pemeluk deisme) menolak gagasan bahwa tuhan ini ikut campur di dalam dunia. Jadi, deisme menolak wahyu yang khusus termasuk tidak meyakini peraturan-peraturan yang terdapat di dalam kitab suci.
6
c. Panteisme Kaum ini berpendapat bahwa alam sendiri itulah Tuhan. Jadi keberadaan Tuhan tidak terbatas bisa dimana saja.
d. Sekularisme suatu
kepercayaan
bahwa
ajaran
tuhan
ini
hanya
sebatas
menyangkut hubungan antar manusia dan Tuhan. e. Pluralisme Keyakinan pluralisme adalah keyakinan yang mengimani adanya Tuhan bersama dengan semua agama yang ada. Dalam keyakinan ini,
agama
mempunyai
konsep
yang
sangat
luas
dan
penerimaannya secara universal kepada semua agama-agama yang berbeda. Agama seseorang bukan merupakan indikator kebenaran yang eksklusif, dengan demikian dalam agama yang berlainan pun dapat ditemukan prinsip-prinsip kebenaran yang sama. Pluralisme sering digunakan untuk menjadi cerminan dari sikap kerja sama, toleransi, tingkat kesatuan, dan pemahaman yang baik tentang keharmonisan antar agama yang ada di dunia. D. Sekterian a. Utilitarianisme Utilitarianisme adalah sebuah teori yang secar berturut-turut dikembangkan dan disempurnakan oleh David Hume, Jeremy Bentham, James Mill dan John Stuart Mill. Dalam pemahaman ini, setiap manusia diajarkan untuk meraih (kenikmatan) terbesar untuk orang terbanyak. Kenikmatan dinilai sebagai satu-satunya kebaikan yang
nyata
sedangkan
penderitaan
dinilai
sebgai
kejahatan
intrinsik. Keyakinan menurut paham ini bukan persoalan taat atau tidaknya seseorang pada seseorang akan tetapi lebih mengarah pada
seberapa
besar
usaha
seseorang
untuk
menciptakan
kebahagiaan tanpa batas untuk orang semua makhluk Tuhan. Maka dari itu komunitas yang mengimani paham ini menolak keras segala
7
perbuatan yang menyangkut dengan penderitaan pada binatang. Karena pada dasarnya kebahagian harus diciptakan bagi semua makhluk yang merasa baik memiliki akal atau pun tidak. b. Hedonisme Kata Hedonisme sendiri beasal dari kata Yunani yang bermakna kesenangan. Epicurus, tokoh utama Hedonisme percaya bahwa manusia seharusnya mencari berbagai kesenangan, kebahagiaan dan kenikmatan pikiran ketimbang tubuh. Menurut Epicurus, orang bijak harus menghindari berbagai kesenangan yang akhirnya akan berujung
pada
penderitaan.
Sekali
lagi
Hedonisme
adalah
pandangan hidup yang menjadikan kesenangan sebagi tujuan utama dari kehidupan. Bagi penganut paham ini hidup hanya satu kali sehingga barang siapa yang tidak memanfaatkannya maka dia termasuk orang yang merugi. Sehingga bukan barang yang mengherankan bila pesta pora menjadi hal yang biasa bagi penganut paham ini.
c. Vitalisme Dalam pandangan ini kebahagiaan yang terletak pada kemenangan atau kekuatan yang menimbulkan kemenangan.
III.
PENUTUP Dari berbagai uraian singkat dari salah satu pokok mata kuliah
diatas dapat dikatakan bahwa proses manusia dalam mencari wujud tuhan
berbeda-beda.
Tergantung
bagaimana
cara
manusia
itu
memaknai semua kejadian dalam hidupnya. Setiap pola terdapat berbagai kekurangan dan kelebihan. Akan tetapi semakin bijak seseorang maka kelebihan dan kekurangan tersebut dapat saling melengkapi satu sama lainnya sehingga perwujudan Tuhan akan begitu nyata dalam kehidupan.
8