Rangkuman Modul 6 Profesional.docx

  • Uploaded by: Aiida Azzahra Assyfha
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Modul 6 Profesional.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 536
  • Pages: 2
RANGKUMAN

Salah satu indikator utama keberhasilan seorang pendidik dalam melaksanakan program pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam menguasai kompetensi belajar yang sudah direncanakan. Untuk mengetahui efekf daknya pelaksanaan program pembelajaran tersebut harus dilakukan evaluasi, baik evaluasi dalam skala makro maupun mikro. Kegiatan evaluasi baru bisa dilakukan setelah adanya data hasil pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran adalah proses pemberian bentuk kuantitatif pada hasil belajar peserta didik yang diproleh melalui tes hasil belajar. Penilaian adalah proses-proses pemberian bentuk kualitatif terhadap hasil pengukuran. Untuk dapat melakukan penilaian dan pengukuran diperlukan alat ukur yang sering disebut dengan istilah tes. Tes adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang memiliki jawaban benar dan salah. Tes hasil belajar dapat disusun dalam bentuk tes uraian dan tes obyektip. Tes obyektip dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti Menjodohkan, Benar – Salah, Pilihan Ganda Sederhana, Pilihan Ganda Sebab Akibat, Pilihan Ganda Analisis Kasus, dan Pilihan Ganda Komplek. Dalam proses pembelajaran peserta didik diharapkan dapat belajar secara aktif dan kreatif. Banyak strategi yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengarahkan peserta didik belajar aktif dan kreatif. Salah satu upaya tersebut adalah melaksanakan penilaian otentik adalah merupakan salah satu bentuk penilaian hasil belajar peserta didik yang didasarkan atas kemampuannya menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata di sekitarnya. Pada penilaian otentik, peserta didik diarahkan untuk melakukan sesuatu dan bukan sekedar hanya mengetahui sesuatu, disesuaikan dengan kompetensi mata pelajaran yang diajarkan. Di samping itu, pada penilaian otentik, penilaian hasil belajar peserta didik tidak hanya difokuskan pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Dibandingkan dengan penilaian tradisional yang selama ini banyak dilakukan oleh pendidik, penilaian otentik lebih dapat menunjukkan hasil belajar yang komprehensip. Peserta didik diminta untuk menunjukkan kemampuan melakukan tugas yang lebih kompleks yang mewakili aplikasi yang lebih bermakna dalam dunia nyata.

Model penilaian yang dapat dikembangkan untuk kegiatan penilaian otentik antara lain penilaian kinerja, penilaian proyek, penilaian portofolio, penilaian diri, penilaian antar teman, jurnal, penilaian tertulis, eksperimen atau demonstrasi, pertanyaan terbuka, pengamatan, menceriakan kembali teks, dan menulis sampel teks. Penulisan tes hasil belajar hendaknya dilakukan secara sistematis sesuai kaidah penulisan tes yang baik, yaitu melalui langkah-langkah:1. Perumusan tujuan tes, 2. Penentuan bentuk pelaksanaan tes, 3. Penyusunan kisi-kisi tes, 4. Penulisan bur soal, 5. Penelaahan bur soal, 6. Uji coba/analisis, 7. Perakitan soal/perangkat tes. Setelah perakitan soal tes tersebut selesai dilakukan, maka perangkat tes siap digunakan untuk pelaksanaan tes. Perumusan tujuan tes harus dilakukan dengan memperhatikan untuk apa tes tersebut disusun. Tes hasil belajar disusun umumnya digunakan untuk penempatan, diagnostik, perkembangan hasil belajar, dan tujuan lainnya. Berdasarkan tujuan tes, langkah selanjutnya adalah menetapkan bentuk pelaksanaan tes, misalnya tes tertulis bentuk uraian. Langkah-langkah menyusun kisi-kisi: 1. Menentukan Kompetensi (KD) yang akan diukur; 2. Memilih materi esensial yang representatif; dan 3. Merumuskan indikator yang mengacu pada KD dengan memperhatikan materi. Kaidah-kaidah penyusunan soal tes uraian antara lain: Soal harus sesuai dengan indikator; Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas; Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai; Tabel, gambar, atau yang sejenisnya harus disajikan dengan jelas dan terbaca, sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dan juga harus bermakna; Rumusan butir soal menggunakan bahasa sederhana dan komunikatif. Soal tes hendaknya memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

Related Documents


More Documents from "andini sftrrr"