Rangkuman Modul 123.docx

  • Uploaded by: Dzak Milles
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rangkuman Modul 123.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 19,087
  • Pages: 53
Tugas MERANGKUM MODEL 1,2 DAN 3

Disusun sebagai salah satu Tugas dari bidang studi

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Jurusan PGSD yang dibimbing oleh Drs. Muarifin, M.Pd

Oleh : Muhammad Nur Syamsu NIM : 821367996

UNIVERSITAS TERBUKA (UPBJJ-UT) MALANG POKJAR (KELOMPOK BELAJAR) KECAMATAN BANGIL Tahun 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya tidak ada yang berhak disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran dan penutup utusan Tuhan. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” yang diajarkan oleh Dr. Muarifin, M.Pd. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Muarifin, M.Pd. yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” dan juga kepada semua rekan yang turut serta membantu dalam menyelesaikan pembuatan Rangkuman Materi Modul 1 sampai dengan modul 3 ini. Penulis senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang membangun guna menambah serta meningkatkan kualitas Ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan laporan ini. Permohonan maaf dari lubuk hati kami yang dalam kepada semua pihak atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi siapa saja yang selalu ingin menuntut ilmu pengetahuan.

Pasuruan,

April 2012

PENULIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

MODUL I PENGEMBANGAN KONSEP PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA 1.

DEFINISI OPERASIONAL PENDIDIKAN JASMANI

1

A

Pengertian Pendidikan Jasmani

1

B

Konsep Bahan Ajar

1

C

Pemilihan Bahan Ajar

3

D

Tujuan Pendidikan dari Pendidikan Jasmani

6

2.

BAB II

9

A

Pengertian Olahraga

9

B

Bermain Games dan Sport dalam Olahraga

9

C

Perbedaan dan Persamaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga

MODUL II ATLETIK 1.

2.

BAB III

DEFINISI OPERASIONAL OLAHRAGA

NOMOR-NOMOR LARI

12

A

Pembelajaran Lari Jarak Pendek

12

B

Pembelajaran Lari Menengah Dan Jauh

16

C

Pembelajaran Tehnik Start

17

NOMOR-NOMOR LEMPAR DAN LOMPAT

18

A

Pembelajaran Tolak Peluru

18

B

Pembelajaran Lempar Cakram

19

C

Pembelajaran Lempar Lembing

20

D

Pembelajaran Lontar Martil

21

E

Pembelajaran Lompat Jauh

22

MODEL III DASAR-DASAR SENAM 1.

2.

PENGERTIAN DAN SEJARAH SENAM

23

A

Pengertian Senam

23

B

Sejarah Senam dan Senam Ritmik Sportif

23

C

Sejarah Senam

24

SENAM DASAR DAN SENAM RITMIK

25

A

Senam Dasar

25

B

Senam Ritmik

27

PDGK208/RANGKUMAN/MODUL1 PENGEMBANGAN KONSEP PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KEGIATAN BELAJAR 1 DEFINISI OPERASIONAL PENDIDIKAN JASMANI

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN JASMANI Ada beberapa pandangan mengenai pendidikan jasmani. Nixom dan Cozens (1959) mengemukakan “ pendidikan jasmani adalah fase dari proses pendidikan keseluruhan yang berhubungan dengan aktivitas berat yang mencakup sistem, otot serta hasil belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut. Volter dan Eslinger (Bucher 1964) mengemukakan pendidikan jasmani adalah fase pendidikan melalui aktifitas fisik. UNESCO dalam International Charte Of Physical Education mengemukakan pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistemik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani serta pertumbuhan kecerdasan dan watak. Ateng (1983) mengemukakan pendidikan jasmani adalah bagian intergrasi dari pendidikan secara keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik, neoromuskuler, intelektual dan emosional

B. KONSEP BAHAN AJAR Beberapa ahli pendidikan sering mengungkapkan prinsip-prinsip atau asasasas cara menyampaikan pelajaran dan umumnya mencakup asas motivasi, aktivitas, individualitas, peragaan, apersepsi, sosialisasi (kerjasama), pengulangan, dan evaluasi. 1.

Asas Motivasi Proses belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Perilaku itu terjadi karena ada dorongan-dorongan dari apa yang dipikirkan, dipercayai, dan dirasakan oleh pelaku belajar. Dorongandorongan inilah yang disebut motivasi. Dapat dikatakan pula bahwa motivasi merupakan segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Dalam hubungannya dengan didaktik, seorang guru perlu memperhatikan siswa agar mau belajar dengan penuh makna. Oleh karena itu perlu diusahakan oleh guru untuk mempengaruhi siswanya, sehingga dalam diri siswa timbul suatu alasan, suatu motif untuk belajar seperti apa yang diharapkan guru tersebut. Motivasi belajar selalu berhubungan dengan tujuan pelajaran yang jelas dan penting untuk dilaksanakan karena akan memenuhi harapan, cita-cita dan kebutuhannya. Oleh karena itu agar siswa mau belajar tentang apa yang diajarkan, maka perlu menghubungkan bahan pelajaran itu dengan kebutuhan minat siswa yang bersangkuatan. Usaha untuk membangkitkan motivasi belajar pada diri dapat ditempuh dengan berbagai cara pendekatan, antara lainnya dengan memberi angka, hadiah, sering memberi ulangan, pujian, dan lainnya. Para siswa di sekolah merupakan 7 suatu kelompok manusia yang melpunyai minat dan kebutuhan yang kompleks dan beragam. Untuk menghadapi kondisi itu, maka perlu mengenal karakteristik para siswanya, sehingga guru dapat mengembangkan suatu cara untuk membangkitkan motivasi siswa untuk belajar sesuai dengan individu/siswa dan kelasnya

2.

Asas Aktivitas Maksud dari asas aktivitas adalah asas untuk mengaktifkan fisik dan psikis siswa yang sedang belajar. Asas ini sangat penting dalam mengajar pendidikan jasmani. Tujuan yang diharapkan adalah untuk menguasai keterampilan gerak melalui latihan atau perbuatan yang nyata secara berulang-ulang. Sebagai contoh ketika siswa belajar melempar, maka ia harus aktif melakukan gerak lempar, dan bukan dilakukan lewat penjelasan secara verbal. Yang lebih utama adalah dominasi pada konsep berfikir yang berkaitan dengan bagaimana cara melempar. Lewat perlakuan secara langsung, maka akan terbentuk kemampuan yang berkembang secara bertahap.

3.

Asas Individualitas Kelas atau sekolah merupakan tempat berkumpulnya siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang berbeda-beda. Dengan ada keragaman latar belakang siswa itu, maka dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani perlu menerapkan asas individualitas. Artinya guru dalam menyampaikan bahan pelajaran pendidikan jasmani sedemikian rupa sesuai dengan perbedaan kemampuan individu siswa. Hal ini memungkinkan setiap individu/siswa maju menurut kemampuannya masingmasing. Dalam pengajaran klasikal tentunya sulit untuk menerapkan asas ini, karena adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, alat, dan lainya. Namun demikian sebagai guru harus berusaha seoptimal mungkin untuk mengembangkan kemampuan setiap siswa sesuai dengan potensi-potensi dan kecepatan masingmasing siswa.

4.

Asas Peragaan Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, asas ini memungkinkan siswa lebih cepat memahami suatu konsep gerak yang diajarkan. Oleh karena siswa dapat melihat dan mengamati konsep gerak itu secara kongkret atau langsung. Bentuk peragaan dapat bersifat langsung, misalnya siswa di bawa untuk melihat suatu pertandingan olahraga tertentu yang sesuai dengan bahan pelajaran yang sedang diajarkan. Jadi siswa dapat mengamati langsung konsepkonsep gerak dan teknis operasionalnya di lapangan secara nyata, sehingga akan menjadikan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa yang bersangkutan. Selain peragaan secara langsung dapat juga melalui gambar, bagan, foto, film, dan lainnya.

5. Asas Apersepsi Asas apersepsi berhubungan dengan cara menyampaikan pelajaran, yakni menghubungakan dengan apa yang telah dikuasai siswa. Yang dimaksud dengan apersepsi adalah: menyatukan dan mengasimilasikan suatu pengamatan berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki dan dengan demikian dapat memahami dan dapat menafsirkannya. Untuk memahami sampai

sejauhmana bahan pelajaran yang akan diajarkan sudah dimiliki atau dikuasai siswa, guru dapat mengajukan beberapa pertanyaan mengenai bahan pelajaran itu. Dari jawaban-jawaban siswa dapat diketahui sampai di mana taraf penguasaan mereka. Taraf penguasaan siswa itulah yang akan dijadikan dasar untuk memulai bahan pelajaran yang Baru. 6. Asas Sosialisasi Atau Kerjasama Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli pendidikan, temyata asas ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar secara kuantitatif maupun dalam hal mutunya. Asas ini dapat meningkatkan motivasi belajar menyadari kekurangan-kekurangan yang ada dalam diri peserta yang bekerja sama, dan masalah belajar dapat dipecahkan bersama oleh kelompok yang bekerja sama dalam proses belajamya. Di samping itu hubungan interpersonal di lingkungan anggota kelompok akan terjalin secara baik, terutama bila masingmasing anggota kelompok itu akif memberikan sumbangan pikirannya untuk memecahkkan secara bersamasama masalah yang dihadapi kelompok tersebut. Keputusan kelompok identik dengan keputusan anggotanya dan ini mengandung arti bahwa segala keputusan kelompok sudah disetujui dan diterima oleh para anggotanya. Apabila suatu kelas menjadi suatu kelompok belajar yang utuh, dapat diharapkan bahwa hasil belajar kelas tersebut mutunya baik. 7. Asas Pengulangan Untuk memperoleh keterampilan gerak yang baik diperlukan latihanlatihan yang berulang-ulang secara sistematis, sehingga pemahaman konsepkonsep gerak akan menetap dalam ingatan siswa dan timbul suatu otomatisasi keterampilan gerak yang dipelajarinya. Oleh karena dalam mengajarkan keterampilan gerak, guru hendaknya sering mengadakan pengulangan terhadap bentuk keterampilan gerak yang diajarkan, agar bentuk keterampilan gerak itu dikuasai dan dimiliki secara menetap dalam diri siswa 8.

Asas Evaluasi Asas ini sangat penting dalam setiap proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Evaluasi berguna untuk memperoleh gambaran tentang kemajuan hasil belajar siswa, untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pengajaran, untuk mendorong siswa giat belajar, untuk acuan perumusan tujuan. Evaluasi sangat erat hubungannya dengan tujuan karena dengan evaluasi dapat diketahui apakah tujuan itu dapat atau telah tercapai oleh siswa. Agar dapat menilai kemajuan belajar siswa diperlukan informasi yang akurat dan lengkap yang dapat diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dapat dianggap sebagai alat evaluasi, dapat berupa tes baku atau buatan guru, observasi, wawancara, dan lainnya. Tentunya alat evaluasi itu harus memenuhi persyaratan, yaitu harus valid artinya tes itu harus betul-betul mengukur apa seharusnya yang 15 diukur. Tes itu juga harus reliabel yang artinya tes itu dapat memberikan informasi secara teliti dan dapat dipercaya tentang kemampuan siswa yang sesungguhnya. Guru Penjas wajib memehami seluk beluk mengenai konsep evaluasi dan memerapkannya dalam setiap proses pengajaran baik di kelas maupun di lapangan.

C. PEMILIHAN BAHAN AJAR Kriteria untuk mengadakan seleksi bahan ajar adalah sebagai berikut :Pemilihan bahan ajar, bukanlah perkara yang sederhana dan tidak dilakukan asal jadi. Artinya materi ajar benar-benar materi yang ada dalam kurikulum dimaksud. Dengan konsep modifikasi seluruh materi ajar dapat tersampaikan pada siswa, dengan demikian dituntut kreativitas para guru dalam merancang materi ajar tersebut. 1. Merencanakan Bahan Apa yang dilakukan oleh guru ketika melakukan perencanaan pengajarannya? Pertama adalah mencermati kurikulum pendidikan jasmani, kemudian dirumuskan pada standard kompetensi yang tertuang dalam rencana pengajaran. Standard kompetensi yang dijabarkan dalam beberapa rumusan tujuan, dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan; yakni besaran dan kualitas siswa, ketersediaan sarana dan prasarana, guru sebagai SDM. KTSP sebagai pilihan kurikulum di sekolah menjadi lebih fleksibel, karena sekolah dapat dijadikan indikator dalam memilih materi ajar dari kurikulum yang ada. Konteks “kurikulum fleksibel” dapat dipahami karena kondisi sekolah yang berbeda. Guru pendididikan jasmani sebagai pelaksana kurikulum harus mampu mencermati seluruh isi kurikulum, sehingga dalam kondisi sekolah yang ada seluruhnya dapat dilakukan. Artinya meteri yang ada dalam kurikulum benar dapat dilakukan dalam “proses ajar” yang baik. Dalam beberapa teori dimunculkan bahwa guru atau pelaksana kurikulum, hendaknya mampu memikirkan dan merencanakan sasaran dan tujuan program 44 pendidikan jasmani secara komprehensif. Dengan demikian diharapkan mampu diterapkan pada kegiatan sesungguhnya.

Langkah berikutnya adalah mulai memikirkan aktivitas apa yang sebaiknya dapat tercover atau cocok diterapkan sehingga dapat sesuai dengan sasaran yang telah direncanakan. Meski cara atau metoda di atas kelihatan sangat sederhana, akan tetapi tidak demikian adanya. Pada kenyataannya para perencana kurikulum dan guru sebagai pengguna kurikulum harus pula dapat mengarahkan sasaran program yang tidak hanya sebatas konteks aktivitasnya saja, akan tetapi juga aktivitas lain yang berkaitan dan mendukung dan dianggap perlu ditambahkan ke dalam kurikulum. Dengan kata lain sasaran program tidak hanya dikelompokkan pada bidang aktivitasnya program saja. Hal lainnya yang dianggap penting adalah bahwa dalam mengindentifikasi pernyataan kurikulum hendaknya memuat tidak lebih dari sekedar nilai-nilai kriteria saja, artinya pernyataan kurikulum bukan hanya merupakan bentuk pengukuran, yang pada umumnya selalu didasarkan pada keinginan pembuat kurikulum. Selain itu, kebenaran dan kecocokan suatu kurikulum pendidikan jasmani sangat dipengaruhi oleh analisis kultural yang memberikan indikasi pada penggunanya, sehingga persepsi benar/tepat terjadi menurut cara pandang seseorang atau sekelompok orang yang memberikan atribut benar/tepat itu. Dengan demikiapenilaian kurikulum dapat diberi berdasarkan moral practice yang berlaku pada masa tersebut. Implementasi kurikulum ke dalam perencanaan pengajaran dapat dilakukan persis/sesuai dengan apa yang tertera, dan dapat pula dilakukan modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekolahnya, dengan tetap mengacu pada kurikulum. Modifikasi biasanya lebih bergantung pada kesiapan peralatan, yang cenderung belum terpenuhi pada banyak sekolah.Dalam kaitan dengan perencanaan pengajaran, banxak hal yang harus dipahami guru sehingga perencanaan pengajarannya melingkupi keseluruhan proses belajar mengajar. Perbedaan di antara anak juga merupakan variabel yang harus direncanakan, karena memang ketika guru mencoba menggeneralisasikan 45 kemampuan dan pengalaman siswa, maka sebenarnya guru akan mengundang resiko, karena mengabaikan pengalaman yang berbeda pada siswa. 2.

Karakteristik Siswa Pengamatan pertama ketika guru pendidikan jasmani memulai untuk mengajarkan suatu tugas fisikal pada sekelompok siswa yaitu kekhasan kelas pendidikan jasmani yang biasanya diwarnai para siswa yang beragam kemampuannya. Yang patut disayangkan, terlalu banyak guru pendidikan jasmani menduga bahwa seorang siswa tidak mampu belajar akibat pada awal disajikan tidak dapat melakukan sesuatu. Guru terlalu sering berpedoman pada siswa setelah selesai melakukan suatu keterampilan atau yang tidak membutuhkan instruksi. Jika seorang siswa tidak belajar, kemungkinan penyebabnya karena guru tidak mengajar dengan baik. Walaupun tadinya guru-guru memperbincangkan tentang ide kemampuan gerak umum, hal itu kini lebih umum diterima untuk menyatakan tentang ide adanya seperangkat kemampuan gerak yang berkaitan dengan ketrampilan spesifik (Thomas dan Halliwell. 1976). Kapasitas khas seperti ini terkait erat dengan kemampuan fisikal, seperti koordinasi badan, kesetimbangan statis dan dinamis, kekuatan kelompok tertentu, dan koordinasi. Setiap kapasitas bergantung pada suatu keterampilan yang sedang dipelajari. Penting bagi guru adalah agar jangan "melabeli" siswa yang mampu atau tak mampu dalam kelas. Hal ini benar dengan beberapa alasan. Pertama, disana tidak ada hubungan kuat antara yang belajar ketrampilan dengan pesat dan yang pada akhirnya akan lebih baik keterampilannya. Kedua, guru yang mengkomunikasikan baik perasaan positif dan negatif kepada siswa tentang apa yang mereka mampu lakukan dan dapat mempengaruhi belajar secara signifikan. Faktor ketiga terkait dengan pekerjaan bersama anak-anak. Anak-anak yang lebih tua atau lebih cepat matang yang telah meningkat kemampuannya dalam beberapa tugas gerak, tidaklah perlu menunjukkan potensi mereka. Beberapa siswa mungkin tidak mampu belajar apa yang guru sajikan, karena yang guru sajikan itu tidak layak bagi tahap perkembangan mereka. Sama juga anak-anak yang perkembangannya belum matang seperti teman sekelasnya 46 mungkin dalam faktanya lebih potensial. Jika mereka dikeluarkan dari kegiatan dan keterampilan pada usia dini, maka mereka mungkin tak akan pernah meneapai potensialnya.

3.

Transfer Belajar Konsep transfer belajar menunjuk pada pengaruh keterampilan atau kemampuan yang telah dipelajari terhadap belajar keterampilan/kemampuan lain. Pengaruh itu bisa postif, negatif, atau tak ada pengaruhnya. Transfer dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Jika apa yang. anda pelajari dengan satu tangan atau kaki ditransfer ke tangan atau kaki lainnya, maka itu disebut transfer bilateral. Jika apa yang anda pelajari dalam ketrampilan atau tugas transfer ke keterampilan atau tugas lain maka disebut transfer antar-tugas. Jika apa yang anda pelajari dari latihan keterampilan dalam satu kondisi ditransfer ke latihan tugas itu dalam kondisi yang lain maka disebut transfer intra-tugas.

Transfer belajar penting bagi guru, karena cara-cara guru dalam merancang kurikulum, menyusun sikuensi/urutan latihan keterampilan, dan menyajikan tugas kepada para siswa, semuanya dapat menentukan transfer belajar. Guru patut memaksimalkan transfer belajar positif dan meminimalkan transfer belajar negatif. a. Transfer Bilateral. Secara umum patut diterima, latihan dengan salah satu anggota tubuh (tungkai dan lengan mempengaruhi latihan dengan angaota tubuh lainnya). Sehingga bila anda mempelajari dribel bola basket atau sepakbola dengan satu tangan atau kaki, akan terjadi transfer belajar ke tangan atau kaki lainnya. Walaupun anggota tubuh anda yang dilatih dan menunjukkan peningkatan hasil yang lebih besar. Namun kedua anggota tubuh akan menunjukkan peningkatan. Karena guru pendidikan jasmani berurusan dengan pembelajaran keterampilan gerak yang kompleks yang seringkali harus dilakukan dengan kedua anggota tubuh, maka sering guru mempersoalkan apakah suatu keterampilan harus dipelajari dengan kedua anggota tubuh dan kalau ya, apakah latihan yang pertama itu harus dengan anggota tubuh yang dominan atau non-dominan Kebanyakan riset menunjang ide bahwa untuk beberapa alasan, para siswa pertama-tama harus dilatih dengan anggota tubuh yang dominan. Hanya setelah taraf kecakapan yang layak dicapai, guru bisa meneruskan latihan anggota tubuh yang tidak dominan. b. Transfer Antar Tugas. Pengaruh belajar satu keterampilan yang pertama sebelum mencoba mempelajari ketrampilan lainnya diukur dengan banyaknya waktu untuk mempelajari yang kedua setelah yang pertama dipelajari. Jika waktunya singkat untuk mempelajari keterampilan kedua akibat keterampilan yang pertama telah selesai dipelajari, maka dapat dikatakan bahwa terjadi suatu transfer positif dari satu keterampilan ke lainnya. walaupun banyak dugaan kita tentang transfer positif satu keterampilan ke lainnya diputuskan dalam batas kebijakan konvensional (conventional wisdom) lebih baik daripada usaha riset, tapi umumnya diterima, belajar ketrampilan dasar, seperti melempar, menendang, dan melompat harus mendahului belajar keterampilan yang lebih khusus dan rumit, karena disana ada suatu transfer positif dari yang satu ke lainnya. Efek transfer yang lebih besar ditentukan oleh jumlah bagian-bagian komponen dalam suatu tugas yang serupa dengan lainnya. Sebagai contoh, servis tenis mempunyai karakteristik pola lemparan dari atas. Spike dalam bola voli dimana siswa melakukan beberapa langkah untuk melompat dengan dua kaki ke arab vertikal sebelum memukul bola. Apabila siswa telah cakap dalam lari dan lompatan dengan tolakan dua kaki, maka akan anda harapkan suatu transfer positif dari pola dasar yang telah dipelajari itu ke keterampilan yang lebih spesifik seperti spike bola voli. Kurikulum pendidikan jasmani harus berdasarkan pada transfer belajar antar keterampilan dari yang mudah ke yang lebih sulit. c.

Transfer Intratugas. Ketika guru mengembangkan gerak maju untuk pengajaran keterampilan yang dimulai dari mudah ke sulit atau sederhana ke rumit, maka guru sedang mengharapkan bahwa di dalamnya transfer dari latihan pada satu taraf ke taraf lain. Seperti dibahas dalam isu mengenai apakah mengajarkan suatu tugas itu berawal secara keseluruhan atau dipecah menjadi bagian-bagian, seringkali agar 48 aman, hakikat keterampilan yang kompleks atau rumit saat digunakan dalam suatu permainan, guru akan mendisain progresi yang dimulai dari yang sederhana ke kompleks. Guru dapat menentukan bila progresinya berhasil dengan penentuan keluasan dimana latihan dalam satu situasi mempengaruhi ke yang lainnya. Contohnya, Jika siswa latihan mendribel (dribbling) bola sepak dan menembakkan bola ke dalam gawang dalam suatu situasi latihan maka akankah mereka dapat melakukannya dalam situasi permainan? Jika tidak, maka dalam latihan itu tidak ada transfer dan guru haruslah mencari cara latihan lain atau menambahkan bentuk latihan yang lebih mendekati situasi permainan. Rancangan suatu kurikulum dan progresi yang efektif untuk belajar tergantung pada kemampuan guru memantau secara seksama keefektivan dalam hal transfer. Transfer bisa juga dipermudah bila guru mengacu beberapa prinsip umum yang akan memudahkan transfer sebagai berikut:

1)

Lebih banyak situasi latihan yang menyerupai situasi permainan atau tugas akhir, besar kemungkinan transfer akan terjadi. Ini berartri bahwa pada gilirannya guru harus menganalisis situasi permainan dan menambahkan unsur-unsur situasi permainan ke dalam situasi latihan 2) Lebih banyak lagi suatu keterampilan dipelajari, besar kemungkinan akan terjadi transfer belajar posifif terhadap situasi permainan. I ni berarti bahwa mempelajari suatu keterampilan memerlukan waktu yang lama. Lebih banyak waktu yang disediakan untuk apa yang hendak anda transfer, besar kemungkinan bahwa transfer akan terjadi.

3)

Transfer bisa dipermudah dengan dorongan guru pada siswa agar menggunakan informasi yang telah diketahui dan kemampuan yang telah dikuasainya serta mengusahakan kejelasan ekspektasi tugas. Ini berarti. guru dapat mendorong transfer dengan menyatakan unsur-unsur tugas secara jelas pada siswa; membuat hubungan antara keterampilan, misalnya menunjukkan contoh konsep yang kongkret dimana guru ingin agar siswa menyatukan satu keterampi1an dengan lainnya.

D. TUJUAN PENDIDIKAN DARI PENDIDIKAN JASMANI Tujuan pendidikan jasmani adalah hanya untuk meningkatkan keterampiloan siswa untuk berolahraga. Mungkin pula kawan anda yang lain mengatakan tujuannya agar anak mencapai taraf kesehatan yang memuaskan. Atau ada pula yang berpendapat, kegiatan itu untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Semuanya benar. Namun pendapat itu kurang lengkap, sebab masih ada lagi tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya. Tujuannya bersifat menyeluruh (holistic). Pendidikan jasmani itu adalah wahana untuk mendidik anak. Para ahli sepakat, bahwa pendidikan jasmani merupakan “alat” untuk membina anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya. Tujuan ini akan dicapai melalui penyediaan pengalaman langsung dan nyata berupa aktivitas jasmani. Aktivitas jasmani itu dapat berupa permainan atau olahraga yang terpilih. Kegiatan itu bukan sembarang aktivitas, atau bukan pula hanya sekedar berupa “gerak badan” yang tidak bermakna. Karena itu, kegiatan yang terpilih itu merupakan pengalaman belajar yang memungkinkah berlangsungnya proses belajar. Aneka aktivitas jasmani atau gerak insani itu dimanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian anak secara menyeluruh. Karena itu para ahli sepakat bahwa pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani. Orang awam berpendapat pendidikan jasmani lebih menekankan pembinaan keterampilan fisik. Yang sebenarnya tentu tidak demikian. Tujuan ideal adalah bahwa program pendidikan jasmani itu bersifat menyeluruh, sebab mencakup bukan hanya aspek fisik tetapi juga aaspek lainnya yang mencakup aspek intelektual, emosional, social, dan moral dengan maksud kelak anak muda itu menjadi seseorang yang percaya diri, disiplin, sehat, bugar dan hidup bahagia. Jadi secara sederhana pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk: 1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan social. 2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka aktivitas jasmani 3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali. 4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara berkelompok maupun perorangan. 5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan keterampilan social yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam hubungan antar orang. 6) Menikmati kesenangan dan kekeringan melalui aktivitas jasmani, termasuk permainan olahraga. Pengembangan domain psikomotor yang mencakup aspek kesegaran jasmani dan perkembangan perceptual motorik menegaskan bahwa upaya pendidikan jasmani langsung melalui gerak atau aktivitas jasmani sebagai perantara untuk tujuan yang bersifat mendidik, dan sekaligus untuk tujuan yang bersifat pembentukan serta pembinaan keterangan itu sendiri. Dengan kata lain, dari aspek perilaku yang teramati, proses belajar itu tertuju pada dua hal yaitu (1) Belajar untuk bergerak atau menguasai keterampilan gerak (2) Belajar melalui gerak bermakna. Kesegaran jasmani merupakan sebuah topic penting dan domain psikomotorik yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologic orga tubuh. Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisiensi fungsi faal tubuh dengan sebagal aspeknya sebagai sebuah system (misalnya, sistem peredaran darah dan sistem pernafasan, sistem metabolisme, dll). Bila kesegaran jasmani itu ditekankan pada aspek kesehatan, maka disebut dalam istilah kesegaran jasmani berkaitan kesehatan, dan bila ditekankan pada penampilan performa gerak seperti untuk pencapaian prestasi dalam olahraga disebut kesegaran jasmani yang berkaitan dengan performa. Perbedaannya terutama pada komponen dari masing-masing. Kekuatan dan daya tahan merupakan elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan kesehatan, sementara elemen pokok kesegaran jasmani berkaitan dengan performa lebih kompleks. Kedua unsure pokok tadi dilengkapi dengan elemen lainnya yakni kecepatan, koordinasi, agilitas, dan

fleksibilitas. Perkembangan perceptual motorik terjadi melalui proses kemampuan seseorang untuk menerima rangsang dari luar dan rangsang itu kemudian dioleh dan diprogramkan semapai kemudian tercipta respons berupa aksi yang selaras dengan rangsang. Dampak langsung dari aktivitas jasmani yang merangsang kemampuan dan kecepatan proses persepsi dan aksi itu adalah perkembangan kepekaan sistem saraf. Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta kegiatan pengisi waktu luang, sama halnya pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan. Domain afektif mencakup sifat-sifat psikologis yang menjadi unsure kepribadian yang kukuh. Tidak hanya tentang sikap sebagai kesiapan berbuah yang perlu dikembangkan, namun lebih penting, diantaranya adalah konsep diri dan komponen kepribadian lainnya seperti inteligensia emosional dan watak. Konsep diri menyangkut persepsi diri atau penilaian seseorang tentang kelebihan dan kelebihannya. Konsep diri merupakan fundasi kepribadian anak dan sangat diyakini ada kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan mereka setelah dewasa. Intelegensia emosional mencakup beberapa sifat penting yakni pengembangan diri, kemampuan memotivasi diri, ketekunan, dan kemampuan untuk berempati. Pengembangan diri merupakan kualitas pribadi yang mampu menyelaraskan pertimbangan akan dan emosi (kata hati) yang menjadi sifat penting dalam kehidupan sosial dan pencapaian sukses hidup bermasyarakat tidak ada pekerjaan yang dapat mencapai hasil terbaik tanpa ketekunan seperti juga halnya tentang pentingnya kemampuan memotivasi diri, kemandirian untuk tidak selalu diawasi dalam penyelesaian tugas apapun. Kemampuan berempati merupakan kualitas pribadi yang mampu menempatkan diri di pihak orang lain. Karena itu, empati disebut juga sebagai kecerdasan hubungan sosial antar orang. “Sebelum mencubit orang lain, cubit dulu dirimu apakah sakit atau tidak, merupakan pepatah kearifan leluhur, yang jika diperas tidak lain adalah penekanan kemampuan berempati. Dampak yang unik dari pendidikan jasmani adalah memberikan sumbangan kepada prestasi akademik. Sebagian ahli percaya, sumbangannya melalui perantaraan perkembangan konsep diri yang lebih positif. Sebagian lagi percaya, kemampuan akademis itu didukung oleh perkembangan perseptual motorik yang merangsang kecerdasan otak seseorang. 1.

2.

3.

4.

Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain: Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik, sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan harus diganti dengan atlet lain. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat. PDGK208/RANGKUMAN/MODUL1 PENGEMBANGAN KONSEP PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KEGIATAN BELAJAR 2 DEFINISI OPERASIONAL OLAHRAGA

A. PENGERTIAN OLAHRAGA Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapatmendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniahseseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperolehrekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusiaIndonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Pendidikan olahraga dibagimenjadi 3 yaitu: 1. Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yangdilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian,keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

2. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakatdengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembangsesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan. 3. Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina danmengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengandukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.selain itu dalam pengembangan olahraga perlu dilakukansebuah pendekatan keilmuan yang menyeluruh dengan jalan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologikeolahragaan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkankaedah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbuktikebenarannya untuk peningkatan fungsi, manfaat, danaplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah adaatau menghasilkan teknologi baru bagi kegiatankeolahragaan.Jadi menurut saya pendidikan olahraga adalah pendidikan yangdilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan untuk mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggotamasyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmaniyang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia yang sportif, jujur, dan sehat. B. BERMAIN GAMES DAN SPORT DALAM OLAHRAGA Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Rusli Lutan (2001: 15) menyatakan bahwa Pendidikan Jasmani merupakan proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak. Disamping itu, melalui proses pembelajaran Pendidikan Jasmani ingin mewujudkan sumbanganya terhadap perkembangan anak yang tidak berat sebelah. Sumbangan yang diberikan dari Pendidikan Jasmani adalah memberikan perkembangan secara menyeluruh, karena yang dikembangkan bukan hanya aspek keterampilan gerak dan kebugaran jasmani (ranah jasmani dan psikomotorik), tetapi pengembangan ranah kognitif dan afektif juga dikembangkan melauiPendidikan Jasmani. Kurikulum yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar meliputi materi permainan dan olahraga. Materi permainan dan olahraga diantaranya meliputi: olahraga tradisional, permaina, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, (BSNP, 2006: 703). Materi permainan sepakbola dan bola basket yang diajarkan di Sekolah Dasar, termasuk dalam permainan yang saling menyerang atau disebut invasion games. Pada dasarnya Invansion games atau permainan menyerang, merupakan suatu permainan yang melibatkan dua tim atau regu untuk saling menyerang. Tujuan dari invansion games ini adalah membuat atau mencetak skor sebanyak-banyak ke sasaran yang telah ditentukan dengan dibatasi waktu, contoh sasaran yang digunakan dalam invansion games diantaranya adalah gawang atau ring(basket). Disamping itu, selain mencetak skor ke sasaran gawang atau ring, ada juga mencetak skor dengan cara melewati garis yang telah ditentukan, seperti dalam permainan rugby atau football. Di dalam invansion games, tentu tidak bisa lepas dari konsep penyerangan dan pertahanan. Berkaitan dengan konsep penyerangan dan pertahanan, penguasaan teknik atau keterampilan dan pemahaman dalam konsep bermain harus mendapatkan perhatian. Penguasaan keterampilan atau teknik yang dimiliki, selanjutnya akan diterapkan dalam situasi permainan. Penerapan teknik dasar ke dalam permainan pada dasarnya merupakan taktik bermain. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran invansion games, yang berkaitan dengan teknik dan taktik bermain tidak lepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan. Apakah kita menggunakan pendekatan teknik yang mengajarkan teknik dasar terlebih dahulu atau lebih ke arah drill ( penguasaan teknik dasar) tanpa mempedulikan siswa untuk mengerti keterkaitannya dengan situasi bermain C. PERBEDAAN DAN PERSAMAAN PENDIDIKAN JASMANI DAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita juga harus mempertimbangkan hubungan antar bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu popular dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual. Bermain pada intinya adalah aktifitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan didalam keduanya. Olahraga dipihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang teorganisasi, yang menepatkanya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif. Diatas semua pengertian itu, olahraga adalah aktifitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kopetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain, karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya. Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan prestasi. Ada 4 aspek yang membedakan antara Pendidikan Jasmani dengan Olahraga antara lain: 1. Tujuan Pendidikan Jasmani disesuaikan dengan tujuan pendidikan yang menyangkut pengembangan seluruh pribadi anak didik, sedangkan tujuan Olahraga adalah mengacu pada prestasi unjuk laku motorik setinggi-tingginya untuk dapat memenangkan dalam pertandingan. 2. Isi Pembelajaran dalam pendidikan jasmani disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak didik, sedangkan pada olahraga isi pembelajaran atau isi latihan merupakan target yang harus dipenuhi. 3. Orientasi Pembelajaran pada pendidikan jasmani berpusat pada anak didik. Artinya anak didik yang belum mampu mencapai tujuan pada waktunya diberi kesempatan lagi, sedangkan pada olahraga atlet yang tidak dapat mencapai tujuan sesuai dengan target waktu dianggap tidak berbakat dan harus diganti dengan atlet lain. 4. Sifat kegiatan pendidikan jasmani pada pemanduan bakat yang dipakai untuk mengetahui entry behavior, sedangkan pada olahraga bertujuan untuk memilih atlet berbakat.

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL2 ATLETIK KEGIATAN BELAJAR 1 NOMOR-NOMOR LARI A. PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK Ada bebera hal cara yang sebaiknya diketahui dalam mempraktekkan Pembelajaran lari sprint, yaitu : 1. Lari jarak pendek atau sprint adalah nomor-nomor lari dari mulai lari 100 m sampai dengan jarak 400 m. Namun dengan ruang tertutup lari jarak pendek dapat dimulaidari jarak 50 sampai 60 m. 2. Energi yang digunakan dalam lari jarak pendek adalah kapasitas anaerobik, sedangkan pada perlombaan lari jarak jauh digunakan kapasitas aerobikuntuk menyuplai energi yang digunakan 3. Sprint yang baik memerlukan reaksi yang cepat. Akselarasi yang baik, dan efisien gerak lari, terutama ketika membangun kecepatan start dan memelihara kecepatan maksimum. 4. Yakinkan punya ruang yang cukuo luas untuk berbelok dan mengurangi kecepatan, tetaplah tinggal lintasan yang telah ditentukan dan tidak banyak berpindah posisi lari. Berikut adalah contoh pembelajaran lari sprint dengan pola gerak dasar dominan terutama dengan perainan yang dibuat untuk memperbaiki teknik sprint, koordinasi, kekuatan tungkai, akselarasi, dan memperbaiki daya tahan sprint sesuai dengan hasil yang diharapkan : 1. Pembelajaran permain an untuk melatih kecepatan lari. Kita harus berlatih reaksi secara visual, pendengaran dan isyarat yang dapat dirasakan dan diraba. Beberapa bentuk permainan yang dapat digunakan untuk melatih kecepatan adalah permaian kejar-kejaran, berlari ulang alik dan lari sambung. Berikut adalah beberapa contoh permainan yang diarahkan untuk membentuk kecepatan lari sprint. a. Lari Shadow Berlari dengan mencoba mengecoh ( membuat gerak tipu ) sehingga dapat melewati yang lain, tingkatkan kecepatan dan membuat perubahan arah gerakan secara mendadak, akan tetapi lihatlah sekeliling agar tidak terjadi bernturan dengan pasangan yang lain. Perhatikan gambar dibawah ini :

b. Latihan rekasi dan akselerasi Variasi menggunakan posisi start yang berbeda ( Posisi duduk, berbaring, atau dalam posisi aba-aba siap). Perhatikan Gambar dibawah ini :

c.

Estafet Ulang Alik Berlari secara bersambung yang artinya pelari pertama menuju ke pelari kedua, kemudian pelari kedua melanjutkan proses berlarinya. Dalam hal ini biasanya pelari pertama menggunakan tongkat yang diberikan ke pelari ke dua. Perhatikan gambar dibawh ini :

d. Mengejar dan mengetuk Anggota tim A berpasang-pasangan dengan anggota TIM B ( Saling berhadapan sejauh 20 meter ). Semua anggota TIM A berlari ke garis 15 m. 5 m didepannya ada anggota tim B. para

pelari A menyentuh garis yang berjarak 15 m, kemudian segera membalik dan berlari cepat ke tempat semula. Anggota tim B yang berdiri di jarak 5 m di belakang pasanganya telah menyentuh garis asal. Usahakan untuk mengejar dan mengetuk sebelum pasanganya tiba digaris semula . seperti yang ada di gambar dibawah ini :

e. Estafet Pendular Buatlah 2 kelompok masing-masing anggota sebanyak 3-4 orang. Masing-masing kelompok saling berhadapan dan terpisah sejauh 20 sampai 25 m didepannya. Pelari 1 sprint dengan jarak 20 sampai 30 m kemudian berputar melalui belakang garis dan mengetuk pelari 2 dari belakang. Pelari 2 sprint dan pelari 3 berpindah ke tempat berdirinya pelari 1 untuk menerima tongkat tongkat atau ketukan dari pelari ke 2. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :

2. Pembelajaran Tehnik Lari Sprint dengan Latihan Gerak Lari ABC Istilah gerak lari ABC sebenarnya diutamakan pada gerak lari yang bervariasi dan disusun berdasarkan sistematika berbagai bentuk gerakan kaki dari yang mudah sampai sukar, diantaranya adalah : a. Berjalan dengan lutut diangkat tinggi Seperti pada contoh gambar dibawah ini :

b. Berjalan dengan lutut diangakt tinggi disertai dengan pelurusan bagian bawah tungkai. Seperti pada contoh gambar dibawah ini :

c.

Meloncat-loncat dengan lutut diangkat tinggi disertai dengan pelurusan bagaian bawah tungkai , seperti pada contoh gambar dibawah ini :

d. Menendang Pantat, seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

e. Gerakan lari dengan sprint. Seperti pada contoh gambar dibawah ini :

f.

Berlari lutut diangkat tinggi diikuti akselariasi sprint Seperti yang dicontohkan pada gambar dibawah ini :

g. Menghitung jumlah langkah pada jarak yang telah ditentukan. Pelari berlari sejauh 20 – 25 m dengan kecepatan sedang sampai kecepatan tinggi. Tentukan jarak berlari sambil menghitung jumlah langkah h. Tes Kecepatan Tungkai Berlari ditempat dengan menghitung jumlah hentakan kaki semkin lema semakin cepat akan tetapi tiap hentakan dihitung. i.

Flat Out lari sprint Berlari dengan jarak yang telah ditentukan serta dihitung dengan waktu.

3. Pembelajaran Lari Sprint untuk Memperbaiki Kekuatan Tungkai dan Akselerasi. Latihan ini sangat diperlukan untuk meningkatkan intensitas ditingkatan waktu pengulangan yang sedikit. Diantaranya adalah : a. Lari Frekuensi Berlari dengan mengatur kecepatan yang ditentukan sendiri. b. Lari Lompat Jingkat Melompat dengan tungkai kiri kemudian mengulangi gerakan yang sama dengan tungkai kanan. Pada setiap lompatan disertai ayunan kedua lengan ke depan dan keatas. Seperti pada gambar dibawah ini :

c.

Langkah Meloncat Jauh Setiap langkah dilakukan dengan meloncat jauh kedepan. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :

d. Lompat Kelinci Lompatan yang dilakukan dengan kedua kaki, tungkai dalam keadaan ditekuk.

e. Kombinasi Jingkat dengan melompati rintangan Berlari dengan kecepatan yang diinginkan kemudian melewati suatu rintangan. f.

Berlari lutut diangkat tinggi ke arah depan dan belakang Berlari ditempat yang dengan waktu yang ditentukan kemudian berlari mundur dengan jarak yang dtentukan setelah itu berlari kedepan dengan jarak yang ditentukan .

g. Sprint dengan tahanan dari lawan Berlari dengan ditahan oleh pelari pertama sehingga berat tumpuan ada pada pelari pertama, seperti tampak pada gambar dibawah ini :

h. Lari dan Loncat Tangga Adalah lari yang dilakukan dengan menggunakan media tumuan tangga, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan tungkai, seperti tampak pada gambar dibawah ini.

4. Pembelajaran Lari untuk Memperbaiki Daya Tahan Sprint a. Lari Mendaki Berlari melalui sebuah tanjakan dengan kecepatan bervariasi, dimulai dari perlahan sampai dengan kecepatan penuh. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan stamina dan kondisi tubuh. b. Sprint Interval Berlari di tikungan dan berjalan di lintasan lurus pada lintasan 400 m, atau sejauh 50 m secara perlahan serta berjalan sepanjang 200 m sampai 300 m dengan cepat. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki daya tahan anaerobik serta koordinasi dan kekuatan sprint tubuh. c. Pengulangan Lari Estafet Pengulangan beberapa lari dengan melalui estafet berturut-turut, hal ini bertujuan untuk memperbaiki daya tahan anaerobik. B. PEMBELAJARAN LARI JARAK MENENGAH DAN JAUH Tujuan lari menengah dan jauh adalau untuk melampaui sejumlah jarak yang cukup jauh dengan waktu secepat-cepatnya. Pembelajaran berlari terdiri dari beberapa poin yaitu : a. Pembelajaran diawal latihan 1) Langkah Konstan Lari ringan dan nyaman dan tidaj ditentukan jarak larinya hal ini dimaksudkan agar pelari nyaman. 2) Langkah Orientasi Lama Menentukan dan meningkatkan waktu dan jarak lari dengan nyaman. 3) Lari Orientasi Jarak Jauh Lari dengan menentukan jarak tempuh y`ng akan dilewati serta menentukan kecepatan larinya. b. Pembelajaran lanjutan Diantara variasi lari dalam pembelajaran lanjutan adalah sebagai berikut : 1) Berlari dengan kondisi nyaman dengan jarak tempuh yang sudah ditentukan baik secara perlahan ataupun cepat, serta berjalan apabila lelah akan tetapi tidak ada berhenti. 2) Melakukan latihan dengan lari ringan, jalan selama waktu yang ditentukan, lari 100m tanpa berhenti, berjalan selama waktu yang ditentukan tanpa berhenti, lari akselerasi sejauh 150 m serta lari ringan selama 5 menit. c. Pembelajaran distribusi Pemahaman terhadap langkah dalam melakukan lari yang mengandung arti memahami terhadap distribusi kecepatan lati pada keseluruhan jarak lari merupakan faktor penting dalam lari menengah dan jauh. Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam latihan jarak menengah dan jauh, yaitu : 1) Lari dengan langkah menghemat tenaga. 2) Jangan melakukan lari dengan ujung kaki seperti dalam lari cepat. 3) Perhatikan agar tetap tegak dalam berlari 4) Ayunkan kedua lengan dengan cara yang paling mudah, berirama tapi rileks. d. Latihan kompetensi

1) 2) 3) 4) 5)

Penanaman nilai akademis seperti daya tahan dan kemampuan hemat energi, diharapkan juga memperoleh nilai-nilai kompehensif melalui pembelajaran ini. Beberapa aktivitas kompetensi dalam lari jarak menengah dan jauh, antara lain adalah sebagai berikut : Lomba lari tanpa berhenti dan tanpa mengukur jarak tempuh selama kurun waktu tertentu. Lomba ketepatan waktu antara dua jarak tempuh sama. Lomba orientasi waktu tanpa memperhatikan jarak tempuh. Lomba lari orientasi jarak tanpa memperhatikan waktu tempuh. Lomba lari orientasi jarak jauh waktu tempuhnya.

C. PEMBELAJARAN TEHNIK START 1. Tehnik start yang lazim dilakukan oleh seorang pelari adalah : a. Start Pendek atau Short Start, Bunch/ close start. Letak jari-jari dan kaki belakang seharis dengan tumit. b. Start Menengah (Medium Start) Lutut kaki belakang berada disamping jari-jari kaki depan. c. Start Menengah Jauh ( mediun elongated start ) Hampir sama dengan medium start hanya saja letak lutut kaki belakang agar ditarik mundur lagi hingga berada disamping lengkungan telapak kaki depan. d. Start Panjang (Elongated Start) Penempatan lutut kaki belakang kira-kira disamping atau segaris dengan sisi belakang dari tumit kaki depan atau lebih mundur lagi. 2. Pembelajaran untuk meningkatkan tehnik start Pada aba-aba bersedia pelari mengambil posisi start diatas balok start dengan berat badan berada antara lutut belakang dan kedua lengan selebar bahi , kedua tangan dibelakang garis, jari-jari dan ibu jari membentuk huruf V. Kedua bahu didorong sedikit kedepan lebih dari kedua tangan. Tungkai yang lebih kuat disimpan di balok start depan. Kaki depan berada diatas balok umumnya 1 ¾ sampai 2 kali panjang kaki dari garis start.

Pada posisi siap angkatlah pinggul ke atas dengan dengan sudut lutut tungkai 80900 sedangkan lutut tungkai berada dengan sudut 110-1300. Berat badan didukung kedua lutut lengan. Punggung dan kepala segaris lurus dan pandangan sesuai dengan kondisi posisi kepala. Ketika pistol bunyi atau aba-aba ya, tungkai depan lurus dengan serentak lutut tungkai belakang bergerak lurus. Kedua lengan digerakkan dengan kuat untuk mengimbangi gerakan yang sangat kuat dari kedua tungkai. Perhatikan contoh gambar dibawah ini :

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL2 ATLETIK KEGIATAN BELAJAR 2 NOMOR-NOMOR LEMPAR DAN LOMPAT

A. PEMBELAJARAN TOLAK PELURU Pembelajaran Keterampilan Dasar Tolak Peluru dengan Dimensi Permainan sangat kondusif dilakukan hal ini bertujuan agar siswa merasa gembira dan penuh semangat dalam melaksanakan pembelajaran. Bentuk-bentuk permainan tersebut antara lain : 1. Melempar bola medisin (medicine ball) Cara melempar bola tampak pada gambar dibawah ini :

2. Memantulkan Bola ke dinding Cara memantulkan bola pada dinding tampak pada gambar dibawah ini :

3. Menolakkan Bola pada target atau sasaran Cara menolakkan bola pada target yang ditentukan tampak pada gambar dibawah ini :

4. Menolakkan peluru dengan satu tangan Cara melakukanya adalah : a. Penganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan di leher. b. Lunjurkan lengan kiri kedepan menghadap depan c. Tolaklah peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kedepan. d. Hentakkan kaki pada saat melangkah untuk membantu tolakan sesaat sebelum peluru dilepaskan. e. Perhatikan gambar dibawah ini.

B. PEMBELAJARAN LEMPAR CAKRAM 1. PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN DIMENSI PERMAINAN. Pembelajaran ini ditujukan untuk menolong dalam mempelajari ayunan lemparan, selain itu juga dapat menggunakan ban sepeda. a. Mengayun dan melempar pada posisi berdiri

b. Melakukan lemparan dalam formasi berpasangan

c.

Melempar dengan sasaran tertentu Memasukkan gelang ke dalam katup botol hal ini bertujuan untuk melatih ketepatan dan kinsentrasi siswa.

d. Melempar dengan awalan berputar

2. a. 1) 2)

PEMBELAJARAN TEHNIK LEMPAR DENGAN MENGGUNAKAN CAKRAM Pengenalan Cakram Pengenalan cakram dilakukan dengan memperhatikan cakram baik ukuran dan bentuknya. Cara Memegang Cakram

3) Melatih memegang cakram dengan cara memindahkan cakram b. Mengayun dan Melempar Cakram 1) Pegang cakram dengan salah satu pilihan cara memegang cakram seperti diatas 2) Ayunkan cakram ke depan dan belakang beberapa kali gerakan .

3) Lepaskan dengan cara menggelundungkannya beberapa kali. 4) Ayunkan dengan putaran cakram harus searah dengan jarum jam, lepaskan cakram pada akhir jari yang dipegang adalah telunjuk.

5) Setelah sikap diatas terbiasa, berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar, badan menghadap ke arah samping kanan sasaran, dari sikap ini ayunkan cakram ke belakang melewati samping kanan badan sambil diikuti oleh putaran tubuh mengikuti arah ayunan. Kemudian buka lutut ke arah depan, pinggul dan badan berturut-turut diputar kearah sasaran dan diikuti dengan lenagan diayun dan melemparkan cakram.

3. PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING a. Cara memegang lembing Ada beberapa cara dalam memegang lembing yaitu : 1) Cara amerika : memegang lembing dibagian belakang lilitan dengan jari telunjuk melingkar kebelakang lilitan dan ibu jari menekanya di bagian permukaan yang lain. Sementara itu jari-jari lain turut melingkar dibadan lembing dengan longgar. 2) Cara firlandia : memegang lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jarijari lainya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.

b. Cara melempar lembing 1) Kaki kiri didepan sedangkan kaki kanan dibelakang kemudian angkat lembing keatas dengan mata lembing disimpang ke samping telinga dengan posisi 190 o.

2) lembing diarahkan ke atas depan atau parabola

c. 1) 2) 3) 4)

Melempar lembing dengan awalan Sikap tegak dengan posisi lembing diatas kepala. Kaki kiri didepan sedangkan kaki kanan dibelakang ‘ Turunkan lembing sampai berada pada samping telinga. Kemdian tumpukan kekuatan tangan dan lempar lembing ke atas dengan sudut parabola.

d. 1) a) b) c) d) e) f) g) h) 2) a) b) c) d) e) f) g) h)

Teknis lempar lembing Beberapa hal yang disarankan dalam lempar lembing Memegang lembing sepanjang jalur lengan Meloncat keatas pada langkah terakhir Melakukan dua kali atau lebih langkah silang Membawa kedua bahu menghadap kedepan Pinggul ditekuk sehingga badan membungkuk kedepan Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan Penempatan kaki depan ditanah terlalu jauh ke kiri Melempar berputa melalu sampinh kanan badan Beberapa hal yang dihindari dari lempar lembing Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh Meloncat ke atas pada langkah terakhir Melakukan dua kali atau lebih langkah silang Membawa kedua bahu menghadap kedepan Penggul ditekuk badan membungkuk ke depan Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan Penempatan kaki depan ditanah terlalu jauh ke kiri Melempar berputar melalui samping kanan badan

4. PEMBELAJARAN LONTAR MARTIL a. Gerakan dimulai dengan sikap berdiri tegak, pegang handel bola dengan sikap lengan lurus di depan badan, tarik bola kebelakang untuk memulai awalan putaran kedepan. b. Gerakan melempar dengan putaran kaki. c. Mencoba kombinasikan gerakan putaran kaki dengan lemparan bola bandul dengan jarak yang jauh. d. Lepaskan bandul sesuai dengan berat dan gaya dari bandul

5. PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH Diantara tehnik lompat jauh adalah sebagai berikut :

a. Gerak menolak Gerakan menolak pada tumpuan dan mendarat dengan awalan tiga sampai lima langkah, hal ini dimaksudkan agar betul – betul dapat berkonsentrasi pada gerakan menolak dan lepas landas.

b. Gaya melayang Mengarahkan lengan keatas kepala dengan posisi dibelakang kepala dan kaki tertekuk kebelakang saat melayang sedangkan menaruh kaki didepan badan pada saat akan berda pada tumpuan seperti pada gambar dibawah ini.

c.

Irama dan awalan Berkonsentrasi pada posisi lari dan mengiringi irama yang ada sehingga pelompat bisa berkonsentrasi dengan apa yang akan dilakukkanya.

d. Ketepatan menolak Ketepatan melakukan tolakan dengan gerakan yang benar tanpa mengurangi kecepatan maupun irama lari awalanya. e. Perkiraan jarak awalan Lakukan tolakan dengan jarak awalan yang berbeda-beda tetapi jumlah langkah sama. Dengan demikian pelari dapat memperkirakan kapan akan melakukan tolakan.

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL3 DASAR – DASAR SENAM KEGIATAN BELAJAR 1 PENGERTIAN DAN SEJARAH SENAM

A. PENGERTIAN SENAM Kata senam mulanya diambil dan diterjemahkan dari kata yunani yaitu Gymos (telanjang) yang dianggao sebagai suatu sistem latihan yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas fisik melalui berbagai bentuk latihan tubuh. Senam pertama kali muncul dibenua eropa yaitu pada masyarakat skalavia (para budak) dan dianggap sebagai salah satu kegiatan yang diperuntukkan bagi kaum laki-laki saja, karena ini bersifat militerisme terutama diperuntukkan bagi kaum remaja.

Dalam zaman keemasan bangsa yunani senam merupakan kegiatan yang dikenal sebagai latihan tubuh, yaitu meliputi menari, menunggang kuda dan juga latihan tubuh itu sendiri dengan tujuan dan kepentingan militer. Kegiatan ini biasanya dilakukan disatu tempat yang disebut dengan Gymnasium. Namun dengan jatuhnya masyarakat Skylavia maka senam kehilangan bentuk aslinya bahkan secara sistematis normalisasi atau untuk tujuan keselarasan, ksehatan dan akhirnya salah seorang dokter yang dikenal sebagai hipokrates memberikan pengertian senam menjadi fisioterafi atau heigymnastik. B. SEJARAH SENAM DAN SENAM RITMIK SPORTIF Perkembangan senam jerman dianggap sebagai awal munculnya senam modern. Senam ini lebih terorganisir dan mulai dikembangkan oleh seorang yang hidup antara tahun 1723 sampai dengan 1790 dengan tokohnya bernama johan basedow. Ia berpikir bahwa senam memiliki sumbangan yang sangat berebti didalam mendidik anak secara utuh. Tahun 1813 dikenal sebagai tahun perang kemerdekaan melawan prancis jahn bersama para anak didiknya turut mengambil begian dalam perang ini. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi serta kemenangan yang diraih maka organisasi ini telah begitu memasyarakat dengan makin banyaknya klub tuner dijerman dalam perang kemerdekaan ini pun ia telah menjadi seorang pahlawan. Pada tahun 1810-1858 Adolf Spie B melanjutkan ide pemikiran Jahn dan membawa senam serta pendidikan jasmani ke sekolah-sekolah di Jerman. Pada abad ke 17 Swedia merupakan negara ropa utara yang sangat kuat tetapi sejak awal abad ke 19 negara ini telah banyak kehilangan daerahnya dan diambil oleh rusia. Konsekuensinya rakyat swedia mulai membangkitkan semangat kebangsaan dan patriotosme secara intensif. Pier hendrik ling (1776-1839) adalah penemu sistem senam swedia, ia belajar selain di negaranya sendiri ia juga belajar dinegara denmark. Sebagai siswa ia mempelajari olahraga anggar dan selama itu pula ia merasakan adanya perbaikan fungsional pada lenganya yang sakit, akhirnya timbul rasa ingin tahu bagaimana pengaruh latihan terhadap fungsi tubuh terutama pada aspek penyembuhan pada kalainan tubuh. Dalam zaman pergolakanya denmark seperti hanya jerman dan swedia banyak dipengaruhi oleh revolusi industri, revolusi prancis dan perang nepoleon dan perintis pendidikan jasmani adalah frans nachtegall (1777-1847). Walaupun ia masih mempercayai program yang tetao mempertimbangkan keseluruhan aspek tetapi dengan meletusnya perang napoleon dan perintis pendidikan jasmani sesuai dengan tujuan kemiliteran. Kegiatan yang ia anjurkan adalah menggantung, memanjat, menaiki tangga atau tambang dan kuda-kuda yang terbuat dari kayu, berlari dan latihan keseimbangan, berenang dan juga latihan kemiliteran. Pada zaman sekarang sebagian besar senam denmark –jerman digantikan senam swediaanya Ling. Pada masa ini senam yang menekankan kontinuitas gerakan, penguluran intensif sewaktu dalam barisan maupun dalam posisi berdiri, penggunaan palang dinding atau wandreck serta peti lompat merupakan bagian terbesar dari program pendidikan hasmani sekolah denmark. Sedangkan pendidikan jasmani pada umumnya dilaksanaan sekolah di indonesia pada dasarnya mengacu pada sistematika senam yang dikembangkan oleh karl gaulhofer (18851941) dari asutria. Sistematika senam sebagai dasar pendidikan jasmani menganut empat kesatuan yang tersusun dalam urutan normalisasi, pembentukan, prestasi dan seni gerak. Dasar gerakan senam merupakan proses pembelajaran pembentukan dasar gerak yang lebih bersifat umum berjalan, mangayun, berputar, melompat, meloncat dan sebagainya. Dalam pendidikan jasmani dikenal dengan istilah gerakan dasar /fundamentak movement yang dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu lokomotor, non-lokomotor atau stability dan manipulatif. Senam khusus merupakan bentuk kegiatan sebagai prasyarat untuk memperoleh kemampuan keterampilan yang khusus, seperti persiapan kemampuan fisik serta memiliki sifat ke arah pembentukan elemen teknik sesuai dengan cabang olahraga tertentu. Senam prestasi merupakan senam untuk tujuan prestasi artinya senam sebagai cabang olahraga yang menekankan aspek prestasi tinggi. C. SEJARAH SENAM DI INDONESIA 1. Senam pada zaman penjajahan belanda

Sekolah yang didirikan belanda bukan untuk mencerdaskan rakyat indonesia, tetapi hanya untuk mendidik pegawainya sekedar untuk membantu kelangsungan pekerjaan mereka sendiri, ada sekolah untuk para tukang dan kemudian untuk pegawai kantor. Kegiatan jasmani disekolah baru dapat diterapkan pada tahun 1912. Senam yang ada di indinesia pada tahun 1912 yaitu sistem jerman yang memasukkan sistem swedia. Tahun 1918 turnen dari john dan metode spiess membuka kursus senam swedia di malang untuk tentara dan guru-guru. Kemudian di bandung dan probolinggo dibuka sekolah senam dan olahraga militer pada tahun 1922. Para lulusanya menjadi instruktur senam disekolah. Karena programnya berhasil maka dibuka di Bogor, Malang, Surabaya dan Medan sistem austria juga memasuki belanda dan masuk juga ke Indonesia melalui FHA klasen dan berlangsung lama di indonesia. 2. Zaman Penjajahan Jepang Senam pada zaman jepang disebut taizo yaitu semacam senam pagi yang dilakukan secara masal dalam suatu komando yang diikuti khususnya romusa. Taiso dilakukan dalam disiplin yang keras, bentuk senam ini tidak lain adalah senam yang erasal dari swedia. 3. Zaman kemerdekaan Paza zaman kemerdekaan senam taiso tidak dilakukan lagi oleh rakyat indonesia hal ini didorong oleh kebencian rakyat indonesia pada jepang yang menjajah tetapi sistem austria kemudian dipergunakan lagi, dan ini terjadi sampai kemudian ada perubahan lagi yang terjadi pada abad 1964.

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL3 DASAR – DASAR SENAM KEGIATAN BELAJAR 2 SENAM DASAR DAN SENAM RITMIK

A. SENAM DASAR Yang dimaksud dengan gerakan gerakan dasar adalaha landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih kompleks sebagai prasarat gerakan dari mulai yang yang sederhana sebagai pendukung. Setiap langkah proses yang dilaksanakan harus menekankan cara-cara yang dapat dipahami sampai yang bisa dilakuakn si anak, syarat fisik apa yang perlu dimiliki dan langkah mekanisme yang paling efektif untuk menguasai gerakan yang dipelajarinya adalah : 1. Statistik Statistik artinya diam atau ekuilibrim, statistik dibagi dalam a. Bertumpu Setiap posisi yang menempatkan poros bahu berada di atas alat atau lantai

b. Bergantung Proses bahu berada dibawah

2. Keseimbangan / Stabilitas Keseimbangan berbagai macam sikap bertumpu dengan menggantung dan memerlukan kekuatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan adalah : a. Daerah tempat bertumpu Pada umumnya semakin besar daerah tumpuan akan semakin tinggi stabilitas b. Hubungan Titik Berat Badan dengan daerah tumpuan Apabila gaya tegak lurus gaya berat berada pada daerah tumpuan maka dapat dikatakan dalam keseimbangan. Dengan demikina titik berat badan sangat mempengaruhi tempat tumpuan.

3. Gerak Senam Macam – macam gerak senam lantai adalah : a. Sikap lilin Seluruh badan dikakukan, kencangkan otot pada bagian pinggul untuk tumpuan dasar, kedua lengan diluruskan kesamping agak kedepan. a) Kedua tangan dipinggul b) Kedua tangan dipaha c) Kedua lengan diatas kepala dan sejajar d) Kedua tungkai tungkai e) Salah satu tungkal didepan

b. Mengguling 1) Mengguling kedepan Berguling merupakan bentuk gerakan lokomotor paling awal, mulai dari sikap berdiri kemudian badan diturunkan sehingga menjadi labil dengan cara memindahkan titik berat badan kedepan atau dari kaki dan kedua tangan

2) Mengguling kebelakang Terdiri dari beberapa fase yaitu : a) Fase Fungsi I

b) Fase Fungsi Pendukung II

c) Fase Fungsi Utama

d) Fase Fungsi Akhir

c. Headstand (bertumpu dengan kepala) a) Kedua tangan selebar bahu, tempatkan kedua lutut merapat ke kedua siku, kedua lengan sedikit membengkok dan badan kemudian dicondongkan kedepan, akhiri dengan sikap bertumpu kedua tangan.

b) Kedua tangan dan kepala harus membentuk segitiga sama kaki, kedua tangan ditempatkan sedemikian rupa dengan jari tengah menghadap ke depan, tekan semua jari kebawah menjaga tubuh tetap seimbang.

c) Pada posisi awal berat badan ditempatkan pada kepala, kedua tangan dan kedua kaki, urutanya adalah lepaskan tungkai kiri dan tempatkan pada siku kiri kemudian tungkai kanan ke siku kanan, tungkai kiri turunkan.

d. Handstand (bertumpu dengan tangan ) Dengan melihat karakteristik senam pada umumnya maka fungsi kekuatan tangan sangat dominan dalam semua gerakan senam. Oleh sebab itu handstand perlu dipertimbangkan sebagai salah satu dasar kemampuan motorik yang harus dikuasai terlebih dahulu, sehingga harus memperhatikan berat beban yang akan dipikul pada ruas tulang belakang. Handstand dapat dilalui dengan cara ayunan kaki, lompatan, dan mengangkat. Untuk memperoleh sikap handstand yang baik sebaiknya harus memiliki persyaratan sebagai berikut a) Memiliki kekuatan pada otot bahu, lengan dan tungkai. b) Tidak dalam kondisi sakit tubuh c) Memiliki kelentukan pada persendian bahu

4. Senam Ritmik 1) Perngertian senam Ritmik Senam ritmik adalah gerakan senam yang dilakukan dalam irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama. 2) Senam Ritmik dengan alat bola a. Ukuran dan petunjuk memainkan bola Bola hendaknya dapat selalu diam pada telapak tangan walaupun tidak dicengkram dengan jari. Dengan demikian ukuran bola untuk senam ritmik adalaj bola ukuran sedang, seukuran dengan bola tangan atau bola voli. Bola plastik sebenarnya bisa digunakan hanya saja tidak bisa dipantulkan. Ketika melabungkan bola tenaga harus datang dari bahu dengan lengan lurus dan gerakan hendaknya mulai dari kaki ke seluruh tubuh dengan gerakan refleks. Bila menangkap bola jemputlah dengan ujung jari-jari dan biarkan menggelinding turun ke telapak tangan dan seluruh tubuh mengikuti gerakan menangkap. b. a)       

Gerakan Bola Gerakan mengayun Ayunan kedepan Ayunan Datar Memotong Badan Melingkar kedepan Gerakan melingkar mengelilingi Badan Membukkukkan badan Menggelombang Spiral

b)          

Gerakan Menggelundung Gelundung samping Gelundung duduk model V Gelundung Mengitari badan Menggelundung pada tungkai Sikap tidur telungkap Loncat putar Menggelundung dengan putaran chaines Menggelundung pada lengan Menggelundung pada bahu Menggelundung di tangan

c)         

Gerakan memantul Memantul dengan mengayun lengan Memantul dengan lutut bengkok Memantul dengan menyilang bad`n Memantul dan berputar Pantulan bawah tungkai Memantulkan dengan tendangan gunting Memantul sambil melangkahi kaki lain Chase kedepan Memantul dengan teman

d)         

Gerakan melambung Lambungan dua tangan Lambungan satu tangan Lambungan atas kepala Lambungan ayun depan Lambungan kejut Tangkap silang Lari dan langkah panjang di udara Lambungan dengan teman Lambungan belakang bahu

e)    

Langkah Tari dengan Bola Loncat putar Tendangan tinggi putar Putaran arabeque Chasse



Walts

3) Senam Ritmik dengan alat Tali Tali dan simpai bukanlah bentuk benda asing bagi anak-anak. Terutama anak putri. Tali yang sifatnya lentur dan bisa dibentuk apa saja mengundang minat anak untuk mencobanya dengan berbagai cara. Sedangkan simpai berbentuk bulat bundar dengan demikian akan mengundang minat anak untuk mencoba menggelindingkanya ke berbagai arah. 1. Senam ritmik dengan tali Diantara ayunan tali adalah sebagai berikut a. Melingkar kesamping b. Melingkar diatas kepala c. Melingkar dan berubah posisi d. Ayunan horisontal e. Melingkar dan berayun kesamping f. Melingkari badan g. Putar chasse 2. Lompat tali perorangan Yang dimaksud disini adalah melakukan lompatan berulang dengan mengayunkan tali berputar kebawah kaki. Pada umumnya gerakan lompatan kedepan posisi tali bergerak dimulai dari belakang dan untuk lompat belakang tali diletakkan didepan untuk diayun, ada beberapa lompat tali yaitu : a. Lompat dep`n dasar b. Lompat belakang dasar c. Langkah HOP kedepan d. Langkah HOP kebelakang e. HOP kesamping f. Gallop kesamping g. Lengan menyilang h. Langkah lari i. Lompatan Splits j. Leap-Push-leap k. Cut step l. Lompat dengan tali cepat m. Langkah Can-can n. Ayun Kaki kesamping 3. Lompat berpasangan a) Pasangan saling berhadapan b) Berpasang kesamping 4) Senam Ritmik dengan alat simpai Simpai adalah alat yang berbentuk cincin besar yang terbuat dari fiber glass atau bambu yang dipertemukan ujungnya membentuk lingkaran. Tehnik gerakan simpai memerlukan tenaga sehingga dapat membantu mengembangkan kekuatan, koordinasi dan kelentukan ekstrimitas ( anggota tubuh ) atas terutama lengan dan bahu. a. Ukuran simpai Simpai terbuat dari berbagai macam bahan dan berbagai ukuran akan tetapi pada umumnya sekitar 1 ¼ inch, diameter lingkaran 27 inch. b. Gerakan dasar Latihan dengan simpai terdiri atas a) Mengayun b) Melompat c) Melingkar d) Melambung c. a) b) c) d)

Tehnik Gerakan Gerakan mengayun Gerakan Melompat Gerakan Melambung Gerakan Melingkar

d. Menggelindingkan Simpai Simpai dapat digelindingkan sebagai latihan yang menarik misalkan lari berkejaran dengan simpai yang menggelinding, melompati atas simpai yang menggelinding dan lain sebagainya. e. Gerakan mengayun

a) b) c) d) e) f) g) h)

Mengayun dan melenting Mengayun kedepan dan kebelakang Ballet Point Melenting kebelakang Gelombang badan Ayunan mendatar didepan dan dibelakang Putar simpai merenggang samping Putar mendatar

f. a) b) c) d) e) f)

Gerakan Melompat Lompat depan Lompat kebelakang Step-hop depan Step-hop belakang Leap dengan kaki belakang bengkok Waltz turn

g. a) b) c) d) e) f) g) h) i) j)

Gerakan melingkar Melingkar Melingkar kedepan badan dan pindah Bergantian tangan melingkar Ganti tangan dibelakang badan Melingkar belakang ayunan silang kedepan Lingkar depan, belakang dan pindah Melingkar didepan kepala Melingkar ke atas bahu Melingkar datar depan badan Melingkari datar didepan badan dan depan kepala

h. a) b) c) d) e) f) g) h) i)

Gerakan melambung Berdiri dan melambung Lari, lambung dan leap Chagement ( pertukaran ) Melambung keatas kepala Melambung didepan badan Melingkar ke luar dan melambung keatas kepala Lingkar depan dan belakang Melambung kebelakang badan kesisi yang berlawanan Melingkar dan melambung ke depan

Tugas MERANGKUM MODUL 4 DAN 5

Disusun sebagai salah satu Tugas dari bidang studi

PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA Jurusan PGSD yang dibimbing oleh Drs. Muarifin, M.Pd

Oleh : Muhammad Nur Syamsu NIM : 821367996

UNIVERSITAS TERBUKA (UPBJJ-UT) MALANG POKJAR (KELOMPOK BELAJAR) KECAMATAN BANGIL Tahun 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Sesungguhnya tidak ada yang berhak disembah, selain Dia. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, pembawa risalah kebenaran dan

penutup utusan Tuhan. Laporan ini disusun sebagai tugas mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” yang diajarkan oleh Dr. Muarifin, M.Pd. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dr. Muarifin, M.Pd. yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan tentang mata kuliah “PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA” dan juga kepada semua rekan yang turut serta membantu dalam menyelesaikan pembuatan Rangkuman Materi Modul 4 sampai dengan modul 5 ini. Penulis senantiasa membuka diri untuk menerima berbagai saran dan kritikan yang membangun guna menambah serta meningkatkan kualitas Ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan laporan ini. Permohonan maaf dari lubuk hati kami yang dalam kepada semua pihak atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada dalam penyusunan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi siapa saja yang selalu ingin menuntut ilmu pengetahuan.

Pasuruan,

April 2012

PENULIS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI

ii

BAB I

MODUL IV PERMAINAN BOLA BAKAR DAN KASTI

1.

2.

PERMAINAN BOLA BAKAR

1

A

Perlengkapan Dan Peraturan Permaian Bola Bakar

1

B

Keterampilan Dasar Permainan Bola Bakar

13

PERMAINAN KASTI

16

A

Lapangan Kasti

16

B

Permainan Kasti dengan Dua Tiang Hinggap

16

C

BAB II

Peraturan Permainan Kasti

18

MODUL V PERMAINAN DISEKOLAH DASAR

1.

2.

PERMAINAN

21

A

Definisi Permaian

21

B

Gerak Dasar Permainan Sepak Bola

22

PEMBELAJARAN BOLA VOLI

25

A

Tujuan Pmbelajaran

25

B

Gerak Dasar Permainan Bola Voli

25

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL4 PERMAINAN BOLA BAKAR DAN KASTI KEGIATAN BELAJAR 1 PERMAIANAN BOLA BAKAR

A. PERLENGKAPAN DAN PERATURAN PERMAINAN BOLA BAKAR 1. Lapangan a. Pembuatan lapangan bola bakar Cara untuk membuat lapangan bola bakar tampak seperti pada gambar berikut ini :

Keterangan : AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak 6 meter CE = BD = Tiang hinggap (honk) dengan jarak 8 meter Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2 meter sebagai tempat pemain regu penyerang giliran 1 = Tempat Pemukul 2 = Tempat Pelambung 3 = tempat penjaga D = E = Tiang Hinggap

b. Bola bakar dengan 2 tiang hinggap Untuk permainan bola bakar dengan dua tiang hinggap, maka tiang hinggapnya adalah tiang D dan E tampak seperti pada gambar diatas. Permainan ini dilaksanakan seperti mendekati bola bakar yang sebenarnya. Sebagai langkah awal maka regu pemukul boleh memukul tanpa mempunyai batas pukulan, maksudnya walaupun tidak dapat memukul melewati garis batas maka pukulanya dianggap sah. Untuk giliran memukul adalah sama yaitu dimulai sebagai

pemukul adalah nomor satu. Pelambung nomer dua urut dua sedangkan penjaga nomor tiga urut tiga. Untuk selanjutnya penjaga berusaha secepatnya agar pelari tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan cara membakar alat yang berada pada sudut A. Dan ini dapat dilaksanakan bila bola telah dipukul oleh pemain pemukul maka bola secepat mungkin dikembalikan pada para pemukul selanjutnya. Bola bakar dengan dua tiang hinggap merupakan dasar dari permainan pakai alat yang dilakukan beregu yang lebih besar.

c.

Bola bakar dengan 3 tiang hinggap Cara pembuatan bola bakar dengan tiga tiang hinggap tampak seperti gambar berikut ini :

Keterangan : AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak 6 meter CE = BD = Tiang Hinggap dengan jarak 8 meter Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2 meter sebagai tempat pemain dari regu penyerang menunggu giliran 1 = Tempat Pemukul 2 = Tempat Pelambung 3 = Tempat Penjaga D = E = F = Tiang Hinggap d. Bola bakar dengan 5 tiang hinggap Permainan dengan 5 tiang hinggap ini biasanya dilakukan apabila pemain setiap regunya kurang dari 10 orang. Apabila persertanya lebih sedikit maka dapat juga jarak lapanganya dikurangi . Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini

Keterangan : A : Lingkaran Pembakar AB = AC = BC = Segitiga sama sisi dengan jarak 6 meter CE = BD = Tiang hinggap dengan jarak 8 Meter Petak P berukuran panjang 5 meter dan lebar 2 meter sebagai tempat pemain dari regu penyerang menunggu giliran 1 = Tempat Pemukul 2 = Tempat Pelambung 3 = Tempat Penjaga D = F = G = H = E = Tiang hinggap 2. Perlengkapan permainan Bola Bakar Permainan Bola Bakar ini juga tidak lepas dari sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang berlangsungnya permainan ini, antara lain sebagai berikut

a) Lapangan Lapangan merupakan sarana yang terpenting dalam Permainan Ronders, mengingat permainan ini memerlukan tempat yang luas.

b) Tongkat pemukul Tongkat pemukul yang digunakan berbahan dari kayu serat yang panjang. Adapun ukuran panjang pemukulnya antara 50 s.d 60 cm dengan panjang pegangannya antara 15 – 20 cm. garis tengahnya 3 cm. c) Bola Bola terbuat dari karet yang tidak terlalu keras dengan bagian dalam diisi dengan serabut kelapa atau sejenisnya. Bola dengan berat 70 – 85 gram ini mempunyai keliling sebesar 19 – 21 gram. Biasanya penampang bola diberi warna mencolok, seperti warna merah. d) Tiang hinggap : Menggunakan besi/ bamboo / kayu dengan tinggi dari tanah 1,5 m. di sekeliling tiang hinggap harus diberi semacam lingkaran, yang berguna untuk pembatas pemain yang sedang hinggap disana agar tidak keluar dari tiang hinggap, sehingga bisa dilempar oleh penjaga. e) Papan hangus : Ada yang unik dari permainan bola bakar ini, yaitu tersedianya papan penghangus. Papan ini terbuat dari bahan yang jika bola dipukulkan bisa terdengar oleh pemain dan penjaga. Dan istilah untuk bola yang dilemparkan ke tong pembakar dinamakan bola terbakar. Oleh karena itu permainan ini dinamakan bola bakar. f)

Jumlah pemain Tidak ada perbedaan antara jumlah pemai dalam ke empat jenis permainan bola kecil ini. Yaitu untuk jumlah tiap regunya terdiri dari 12 orang pemain dengan 3 orang sebagai cadangan. Di setiap pemain inti diberi nomor punggung dan dada dari 1 – 12. Salah seorrang dijadikan kapten regu.

3. Wasit Sebagai sebuah permainan yang akan dipertontonkan kepada khalayak, sudah menjadi aturan yang baku untuk mencantumkan wasit sebagai pengadil dilapangan, agar permainan terlihat lebih menarik untuk dimainkan dan dinikmati, adapun wasit dalam Permainan Bola bakar berjumlah 5 orang dengan tugas masing – masing wasit sebagai berikut : a. Seorang wasit kepala, bertugas sebagai pemimpin pertandingan b. Tiga orang hakim garis yang membantu hakim kepala untuk memimpin pertandingan c. Seorang pencatat nilai yang bertugas mencatat skor masing – masing regu guna menentukan pemenang jika permainan selesai. 4. Waktu permainan Jalannya pertandingan permainan bola bakar ditentukan oleh waktu. Adapun waktu yang ditentukan adalah antara 25 – 30 menit tergantung kesepakatan sebelum pertandingan dimulai. Diantara waktu inti diselingi istirahat selama 5 – 10 menit. 5. Jalannya permainan : Permainan bola bakar dapat dilakukan oleh putra/putri maupun campuran dengan seorang kapten yang melakukan undian bersama wasit sebagai pengawasnya. Dalam permainan bola bakar ada beberapa perbedaan yang mendasar dari permainan antara lain : a) Pemukul : Setiap pemukul mempunyai kesempatan memukul 3 kali. Pukulan dinyatakan betul jika telah melewati garis muka dan jatuh di dalam garis salah dan perpanjangannya. Setelah melakukan pukulan, pemukul

harus meletakkan tongkatnya ditempat semula dan berlari ketiang hinggap. Setiap pemain pemukul dapat dimatikan sebanyak 10 kali. b) Penjaga : Berusaha mematikan lawan baik dengan membanting bola ke tong pembakar maupun dengan melakukan tangkap bola. c) Pergantian tempat : Maksudnya adalah berganti tugas antara pemukul yang berubah menjadi penjaga kaena suatu sebab. Adapun sebab itu antara lain telah terjadi tangkap bola sebanyak 5 – 10 kali, tergantung kesepakatan sebelum pertandingan. Telah terjadi mati sebanyak 10 kali. Di dalam ruang bebas sudah tidak ada satupun pemain dari regu pemukul maupun pelambung. d) Teknik melempar dan menangkap bola : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara cara melempar dan menangkap dalam permainan bola bakar dengan cara melempar dan menangkap dalam permainan. Karena dalam setiap permainan bola kecil, dalam hal ini, rounders, bola bakar, keppers teknik melempar dan menangkap bnla adalah sama. e) Kesalahan ( mati ) yang dicatat wasit : Tindakan pemukul yang dinyatakan mati oleh wasit adalah kesalahan memukul sebanyak 3 kali. Meletakkan kayu pemukul tidak pada tempatnya. Pada saat berlari pemain tidak menyentuh tiang hinggap yang dilaluinya. Pemain menggangu bola. Dan yang terakhir adalah pembakar telah memukulkan bola ke tong pembakar. 6. Nilai : Seorang pemain akan mendapat skor / nilai jika memenuhi criteria sebagai berikut : a) Seorang pelari akan mendapat nilai 2 jika pelari tersebut dapat memukul bola dan dinyatakan sah, dan berlari ketiang – tiang hinggap serta dapat kembali ke ruang bebas dengan pukulannya sendiri, dan tidak melakukan kesalahan dalam larinya.atau istilah dalam permainan adalah home run. b) Seorang pemain yang melakukan pukulan sah dan berlari ketian g hinggap, berhenti disana untuk menunggu giliran pukulan berikutnya tiba, dan berlari kembali jika pukulan berikutnya dinyatakan sah dan kembali ke ruang bebas tanpa melakukan kesalahan, maka orang tersebut mendapat nilai 1. c) Seorang diberi nilai 0 jika tidak melakukan hal – hal yang diatas. 7. Bunyi peluit ( untuk wasit ) : Untuk menyamakan asumsi dalam permainan antara wasit dan pemain, maka harus dibuat kesepakatan menggunakan kode / isyarat berupa tiupan peluit yang digunakan oleh wasit. Adapun macam dan jenis peluit yang dibunyikan adalah sebagai berikut : a) Peluit pendek sebanyak satu kali dimaksudkan jika pembakar telah membakar papan hangus ( sebagai tanda jika papan yang digunakan sekiranya tidak bisa didengar oleh pemain ) b) Pendek sebanyak dua kali jika pukulan salah c) Tiupan panjang tiga kali adalah pada saat permulaan pertandingan, akhir pertandingan, awal istirahat, akhir istirahat, dan pada pertukaran tempat.

3. Peraturan Permainan Bola Bakar a. LAPANGAN Ukuran yang terbesar adalah 30×60 meter ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas ukurannya menjadi 30×65 meter. Ukuran yang terkecil adalah 30×45 meter, ditambah dengan ruang pemukul dan ruang bebas menjadi 30×50 meter. Ukuran yang besar untuk anak anak besar sedangkan ukuran yang kecil untuk anak kecil atau anak perempuan.

Semua garis (batas) dinyatakan dengan kapur, mempergunakan pita, bilah atau tali diperbolehkan. Semua garis juga dapat dibuat dengan cara menggali tanah, asal tidak terlalu dalam dan lebarnya tidak lebih dari 3 cm. Pada keempat sudut lapangan dan pertengahan garis samping dipancangkan bendera. Tiang-tiang bendera sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanahnya. Dalam pertandingan, di luar garis (batas) harus ada tanah kosong, yang lebarnya sekurang-kurangnya 5 atau 10 m dari dari batas. b. RUANG PEMUKUL Ukuran ruang pemukul 5×5 meter. Garis muka dari ruang pemukul disebut dengan garis pemukul. Ruang pemukul dibagi atas 3 bujur sangkar oleh dua garis yang panjangnya 5m. Di dalam bujur sangkar yang tengah, pemukul, yaitu orang yang memukul bola, boleh berdiri dimana saja. Pelambung, yaitu orang yang melambungkan bola, berdiri di dalam petak yang ukurannya 1x1m. Petak pelambung letaknya di sudut kanan sebelah dalam ruang pelambung. Di sudut kiri kiri ruang pemukul juga dibuat petak pelambung untuk persediaan, apabila ada pemukul yang kidal. Dengan demikian ruang pemukul ditukar dengan ruang pelambung c.

RUANG BEBAS Ukuran ruang bebas 15x5m

d. TIANG PERTOLONGANTiang pertolongan berdiri di dalam lingkaran dengan jari-jari 1 m. Jauh tiang pertolongan 5 m dari garis pemukul dan 5 m dari garis samping kiri. e. TIANG BEBAS Disebelah belakang lapangan terdapat 2 buah tiang bebas. Masing-masing jaraknya 10 m dari garis samping. Kedua tiang berdiri di dalam lingkaran yang berjari-jari 1 m, dari garis batas belakang jaraknya 5 m. Tiang pertolongan dan tiang bebas terbuat dari besi, kayu atau bambu. Harus kokoh terpancang di dalam tanah dan dapat menahan tarikan pelari. Tingginy sekurang-kurangnya 1,5 m dari tanah dan harus dengan mudah dapat dibedakan dengan tiangtiang bendera di garis batas. Tiang pertolongan dan tiang bebas boleh juga dipasangi bendera, tetapi warnanya harus berlainan dengan warna bendera pada garis batas dan panjangnya tidak boleh lebih dari 0,5 m. Bagian atas dari tiang itu hendaknya dibuat jangan sampai dapat melukai pemain. f.

KAYU PEMUKUL Kayu pemukul terbuat dari kayu, sekurang-kurangnya 50 cm sepanjang-panjangnya 60 cm. Penampangnya jarang (Oval), lebarnya tidak lebih dari 5 cm dan tebalnya 3,5 cm. Pegangan panjangnya 15 sd 20 cm, tebalnya 3 cm, boleh dibalut. Kayu pemukul dapat pula bulat jujur (Jawa:gilig), tebal 3,5 sd 4 cm, tetapi ukuran pegangan harus sama dengan yang tersebut di atas. Kayu pemukul tidak boleh diberati dengan logam atau barang lain. Tiap rombongan pemain boleh mempergunakan kayu pemukul masing-masing, asal menurut pendapat wasit memenuhi syarat tersebut di atas.

g. BOLA Bola yang digunakan untuk bermain adalah bola, terbuat dari karet atau kulit, kelilingnya 19 sd 21 cm, beratnya 70 sd 80 gram. Bola yang terlalu tinggi lambungnya seperti bola tenis tidak baik untuk bermain. Yang paling baik adalah yang tidak terlalu kenyal dan tidak terlalu keras. h. LAMA PERMAINAN Lama permainan sekurang-kurangnya 2×20 menit dan selama-lamanya 2×30 menit tidak terermasuk waktu istirahat yang lamanya 10 menit.

i.

PARTY-PARTY Tiap party terdiri atas 12 orang pemain diantaranya ada seorang yang menjadi pemimpin. Semua pemain oleh pimpinannya diberi nomor yang tampak dengan jelas. Sebelum pertandingan dilmulai pemimpin menyerahkan daftar nama pemain dengan nomor urutnya kepada wasit. Pemain memukul bola sesuai dengan nomor urutnya. Selama pertandingan urutan nomor tidak boleh diubah. Wasit boleh mengijinkan seorang pemain diganti oleh seorang pengganti. Wasit juga menentukan waktu penggantian itu.

j.

WASIT Wasit memimpin pertandingan. Ia harus memegang teguh aturan bermain dan menjaga supaya aturan diikuti oleh pemain dengan seksama. Petunjuk dan keputusan wasit pasti dan dan harus ditaati. Nilai dicatat oleh seorang penulis, ditolong oleh seorang di bawah pengawasan wasit. Peniulis dengan pembantunya berdiri di luar lapangan, kira kira dekat dengan ruang pemukul dengan ruang bebas. Wasit dibantu oleh 3 penjaga gariis (samping kiri, kanan dan belakang). Penjaga garis boleh memberitahukan pelanggaran yang dilakukan oleh pemain. Apabila ragu-ragu, wasit boleh meminta keterangan kepada penjaga garis, namun wasit tidak harus menurut petunjuknya. Bilaperlu, apabila ada pemain yang terkena lemparan atau keluar batas, penjaga garis harus memberi tanda dengan melambailambaikan benderanya ke bawah. Wasit harus mempunyai sebuah peluit yang dapat dengan jelas terdengar keseluruh lapangan.

Peluit dibunyikan dengan ketentuan: a. Satu tiupan panjang: Apabila bertukar tidak bebas b. Dua tiupan pendek: 1) bila pukulan salah 2) bila pukulan luncas c. Dua tiupan panjangbila bertukar bebas 1. bila bola hilang 2. bila wasit akan menghentikan permainan karena suatu hal. 3. Tiga tiupan panjang: 1. bila permainan akan dimulai (permulaan setelah istirahat, setelah tukar). 2. bila permainan selesai. k.

TEMPAT PERMAINAN Sebelum pertandingan dimulai, diadakan undian, atas pemimpin ke dua party. Melakukan SOET di bawah pengawasan wasit. Yang menang menjadi party pemukul, yang kalah menjadi party lapangan.

l.

PARTY PEMUKUL Party pemukul berkumpul di dalam ruang bebas. Setelah dipanggil oleh penulis “no 1” mengambil tempat di dalam bujur sangkar tengah (dalam ruang pemukul) bersedia untuk memukul.

m. PARTY LAPANGAN Pemain dari party lapangan bersiap pada tempatnya masing-masing yang ditunjuk oleh pemimpinnya. Mereka boleh berdiri dimana saja diluar atau di dalam lapangan, asal memperhatikan hal-hal berikut ini: a. Tidak boleh berdiri di dalam ruang bebas b. Tidak boleh ada pemain lain di dalam ruang pemukul, kecuali pemukul, pelambung dan pembantunya. c. Jalan lurus dari ruang pemukul ke tiang pertolongan tidak boleh ada rintangan. n. PELAMBUNG Seorang dari party lapangan menjadi pelambung. Ia berdiri di dalam petaknya. Selama pertandingan

pelambung boleh ditukar dengan pemain lain oleh pemimpin, tetapi pada waktu bola tidak dalam permainan. o. PEMBANTU Pembantu pelambung menempatkan diri di belakang pemukul, jaraknya sekurang-kurangnya 2 langkah (sekitar 1,5 m). p. MELAMBUNG Pelambung melambungkan bola dengan cara mengayunkan tangan dari bawah ke muka pemukul. Ia harus berdiri di dalam petaknya dengan ke dua belah kakinya menginjak tanah. Waktu melambungkan bola, ia tidak boleh membuat gerakan “pura-pura”. Apabila hal ini terjadi, walaupun sudh berulang-ulang diperingatkan oleh wasit, maka wasit berhak memerintahkan pemimpin party lapangan untuk mengganti pelambung dengan pemain lain. Pemukul boleh lari dengan bebas sampai kembali ke ruang bebas dan mendapat nilai lari satu. q. LAMBUNGAN BETUL Bola betul dilambungkan: 1. Bila bola seolah –olah akan mengenai pemukul atau dekat sekali dengan pemukul tidak lebih tinggi dari kepala dan tidak lebih rendah dari lutut. 2. Bila bola melambung di tempat yang ditunjukkan oleh pemukul. Peringatan: Bila tempat ditunjukkkan oleh pemukul, pelambung memenuhinya. Bila tempat tidak ditunjukkan oleh pemukul, bola yang memenuhi syarat lambungan, harus dipukul. Pemukul tidak boleh meminta lambungan bola di luar (melewati garis pemukul) ruang pemukul. r.

LAMBUNGAN SALAH Bola salah dilambungkan apabila tidak memenuhi syarat-syarat aturan

s.

MENOLAK BOLA Bola yang betul dilambungkan harus dipukul. Bola yang salah dilambungkan tidak perlu dipukul, namun apabila dipukul hal itu termasuk satu pukulan. Apabila pelambung tiga kali berturut-turut, menurut pendapat wasit, selalu salah melambungkannya, pemukul boleh bebas lari ke tiang bebas dengan bebas, dan ia dipandang sebagai pemukul yang betul pukulannya.

t.

BOLA YANG DITOLAK Apabila wasit berpendapat bahwa penolakan bola oleh si pemukul tidak mestinya, maka ia berseru “betul”. Hal ini dipandang sebagai kejadian pada “pukulan luncas”. Pemukul harus lari ke tiang pertolongan, tetapi tidak boleh dilempar.

u. BANYAK PUKULAN Tiap-tiap pemain party pemukul hanya berhak atas “SATU” pukulan saja. Pembebas adalah pemain dari party yang mendapat giliran memukul bola pada saat kawan-kawannya semua sedang berdiridi dalam lingkaran tiang pertolongan atau tiang bebas, mempunyai hak atas “TIGA” pukulan. v.

GILIRAN MEMUKUL Pemain-pemain mendapat giliran memukul menurut urutan nomor yang ada dir uang bebas). Pengganti mendapat nomor pemain yang digantinya. Sesudah bertukar, party lapangan menjadi party pemukul, yang mulai memukul adalah pemain yang nomornya mengikuti nomor pemain pemain yang memukul terakhir ketika akan ada pertukaran. Sehabis istirahat, yang menjadi party pemukul adalah party lapangan pada permulaan pertandingan. Giliran memukul dimulai dari no 1 yang pada waktu akan berganti, menjadi party pemukul nomor urut berlaku terus.

w. TEMPAT SI PEMUKUL Pemukul berdiri di dalam bujur sangkar tengah di ruang pemukul, pada tempat yang disukainya. Ia tidak

boleh berdiri di atas salah satu garis batas atau di luarnya, sebelum kayu pemukul mengenai bola. Pelanggran dipandang sebagai “pukulan salah” x.

PUKULAN BETUL Pukulan disebut betul, apabila bola dipukul, melampaui garis-garis pemukul, dan tidak melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak lebih dahulu mengenai tanah, pemain atau tiang pertolongan.

y.

PUKULAN SALAH Pukulan salah apabila: a. Bila bola jatuh di atas atau di belakang garis pemukul (atau sambungannya). b. Apabila bola terpukul dengan tangan c. Apabila bola setelah dipukul jatuh mengenai pemukul sendiri, mengenai pelambung atau pembantunya, sedang mereka ada di dalam ruang pemukul. d. Apabila bola melambung melewati garis samping sebelum bendera tengah, dengan tidak mengenai tanah pemain atau tiang pertolongan lebih dahulu. e. Apabila bola jatuh atau berguling-guling di dalam ruang bebas, meskipun akhirnya masuk juga ke dalam lapangan.

z.

PUKULAN LUNCAS Pukulan disebut luncas apabila dalam usaha memukul, kayu pemukul tidak mengenai bola.

aa. KAYU PEMUKUL KELUAR Sehabis memukul, kayu pemukul harus diletakkan di dalam bujur sangkar si pemukul. Kalau kayu pemukul terjatuh keluar batas, ataupun sebagian saja keluar, pemukul tidak berhak mendapat nilai, kecuali kalau ia sebelum menyentuh tiang pertolongan sempat dan dapat membetulkan kayu pemukul sebagaimana mestinya. Sesudah menyentuh tiang pertolongan boleh juga ia kembali “membetulkan” kayu pemukul tetapi ia harus langsung lari ke tiang bebas. Untuk sesuatu pukulan betul,walaupun kayu pemukul keluar, pemain lainnya boleh melanjutkan perjalanannya. bb. MUALI PERMAINAN Pada tiap-tiap permulaan permainan, sehabis bertukar tempat dan sehabis istirahat, pemain dari party pemukul tidak boleh masuk ke dalam ruang pemukul sebelum dipanggil oleh penulis. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas. cc. LARI Tiap-tiap pemukul setelah pukulan betul, pukulan salah, atau luncas disebut “pelari” dd. LARI SESUDAH PUKULAN BETUL Sesudah pukulan betul,pemukul harus lari keruang pertolongan atau langsung ke salah satu dari tiang bebas, dan dari tiang bebas, kalau menurut kiranya mungkin, yaitu tidak akan kena dilempar, boleh terus kembali ke ruang bebas. Kalau seorang pelari berdiri dekat dengan tiang pertolongan dan pada saat itu bola sudah ada dalam tangan si pelambung dan pelambung sudah siap di dalam petak, maka si pelari harus segera menyentuh tiang pertolongan. Dalam usaha lari, tiang pertolongan tidak perlu disentuh, boleh dilalui saja, tetapi sah satu tiang bebas harus disentuh. Pelari tidak boleh dilempar kalau ia telah menyentuh tiang pertolongan, tiang bebas atau bendera pada tiang itu. Jadi. meskipun sudah masuk ke dalam lingkaran tiang-tiang tersebut kalau belum menyentuh tiangnya atau benderanya , masih boleh dilempar juga Jika pelari keluar dari lingkaran tiang pertolongan, waktu bola dalam permainan, maka ia harus lari setidak-tidaknya sampai ke tiang bebas. Jika keluar dari lingkaran tiang bebas, harus lari kembali ke ruang bebas. Dalam perjalanan dari ruang pemukul ke tiang bebas, pelari boleh mempergunakan tiang pertolongan sebagai tempat yang bebes dari lemparan. Tetapi pada bagian ke dua dari larinya tiang pertolongan

bukan tempat bebas lagi. Selama ia belum menyentuh tiang bebas, ia berlindung diri ke tiang pertolongan. Lari dari tiang bebas ke tiang bebas lainnya tidak boleh, kalau hal ini terjadi pelari harus terus ke ruang bebas. ee. LARI SESUDAH PUKULAN SALAH ATAU LUNCAS Kalau pukulan salah atau luncas, yang boleh lari hanya pemukul sendiri, tetapi tidak boleh lebih jauh dari tiang pertolongan, kecuali kalau bola oleh party lapangan dimainkan dengan maksud untuk melempar pelari itu. Ia tidak mendapat nilai untuk larinya. KAaau bola dimainkan, maka semua pelari pada tiang pertolongan dan tiang bebas boleh meneruskan perjalanannya. ff. MELANJUTKAN LARI Pelari pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh melanjutkan lari kalau bola sudah dalam permainan. Pada saat bola terlepas dari tangan pelambung, untuk dipukul, seorangpun tidak boleh lari, kalau belum pasti bahwa pukulan itu betul. gg. MENDAPAT NIAI Pemain dari party pemukul mendapat nilai dua kalau pukulannya sendiri betul dan ia dapat lari dari ruang pemukul ke salah saru tiang bebas, langsung kembali ke ruang bebeas dengan selamat, artinya tidak melakukan pelanggaran atau tidak terganggu karena pertukaran tempat. Kalau perjalanan dilakukan dalam 2 atau 3 bagian dengan selamat, pelari mendapat nilai 1. Untuk satu “bola tangan” yaitu bola yang ditangkap, party lapangan mendapat nilai 1. bila pada akhir pertandingannilai ke dua party sama maka yang menang adalah party party yang terbanyak mendapat nilai untuk lari. hh. DILARANG LARI Pada saat bola mati tidak boleh lagi memulai lari. ii. KELUAR BATAS Pemain-pemain party pemukul dilarang keluar dari batas, ruang bebas dan ruang pemukul. Pelari yang akan masuk ke dalam ruang bebas boleh melalui ruang pemukul. Pemain dianggap telah masuk ke ruang bebas apabila kedua kakinya telah menginjak ruang bebas. Pemain dianggap keluar dari batas apabila sebagian badannya menganai tanah di luar batas. Pemain dari party lapangan yang ada di luar batas, bila ada peluit “bertukar bebas” harus segera mungkin lari ketiang bebas, atau ke tiang pertolongan, atau ke ruang bebas, menurut keadaannya. Pelanggaran-pelanggaran hal tersebut dihukum dengan bertukar bebas. jj. MENGHALANG-HALANGI Jika seorang pelari, dirintangi perjalanannya dengan sengaja oleh pemain dari party lapangan, maka pelari itu boleh meneruskan pejalanan tanpa melalui pemberhentian yang berikutnya (tiang pertolongan, tiang bebas, ruang bebas). Jika karena rintangan itu ia sampai kena lempar, maka lemparan itu tidak sah. Sebaliknya, pelari untuk menukarkan usaha melempar dilarang mendesak pemain yang akan melemparnya. Pelanggaran hal ini dihukum dengan bertukar bebas. kk. BOLA MATI Bola disebut mati: a. Kalau bola ditangan pelambung yang sudah siap dalam petaknya. b. Kalau pukulan salah kecuali kalau ia dipermainkan oleh party lapangan. c. Kalau pukulan luncas, kecuali kalau ia dimainkan oleh partuy lapangan. d. Kalau bola hilang terhitung dari saat waktu wasit membunyikan tanda “bola hilang” (dua tiupan panjang). e. Kalau bertukar tempat bebas.

ll. BOLA DALAM PERMAINAN Bola dalam permainan a. sehabis pukulan betul. b. Kalau sesudah luncas, atau salah, ia lalu dimainkan oleh party lapangan. c. Kalau sesudah tanda “bola hilang” bola sudah terdapat lagi dan sudah ada di dalam lapangan. mm. BOLA HILANG Bola hilang kalau ia tidak dapat diambil oleh paty lapangan dengan cara biasa. Dalam hal ini termasuk juga kalau bola terjatuh di belakang penonton, sehingga ia tidak dapat diambil dalam waktu yang sepatutnya. Penentuan hal ini diserahkan kepada kebijaksanaan wasit. Ia membunyikan peluit tanda ”bola hilang” pada saat sekiranya bola tersebut sudah dapat diambil kembali, kalau tidak terhalang. Sebelum ada tanda ”bola hilang” pemain dari party pemukul boleh melanjutkan lari. Tetapi setelah tanda ”bola hilang” dibunyikan hanya boleh lari ke tempat pemberhentian. nn.

MELEMPAR Lemparan dipandang syah apabila lemparan itu dengan langsung mengenai pemain dari party pemukul. Bola, yang sebelum mengenai pemain dari party pemukul,lebih dahulu mengenai tanah, tiang, tidak syah. Memukul dengan bola terpegang tidak boleh. Melempar bola dilakukan dari segala tempat, dari luar atau dari dalam lapangan, kecuali dari ruang bebas. Lemparan boleh mengenai seluruh tubuh, kecuali lemparan yang mengenai kepala, dipandang tidak syah (kecuali kalau disengaja lemparan diterima dengan kepala). Mengenai sebagian pakaian pun dianggap syah, asal bukan pakaian yang ada di kepala. Jika wasit ragu-ragu akan menetapkan kena atau tidaknya suatu lemparan, maka ia boleh minta keterangan kepada penjaga garis.

oo.

BERTUKAR TEMPAT TIDAK BEBAS Kalau seorang dari party pemukul kena lempar, maka mulai dari saat itu juga party lapangan menjadi party pemukul, dan party pemukul menjadi party lapangan. Party lapangan baru ini hendaklah dengan secepat-cepatnya mencoba melempar seseorang lawannya, yaitu party pemukul baru, hendaklah sedapat mungkin lekas lari memperlindungkan dirinya kedalam ruang bebas, pada tiang pertolongan atau tiang bebas.

pp.

PELARIAN Selama belum ada peluit akan mulai bermain lagi, semua pelarian yang terlindung pada tiang pertolongan atau tiang bebas boleh langsung kembali ke dalam ruang bebas. Jika sudah ada peluit akan bermain lagi, mereka harus ada dalam lingkaran tiang pertolongan atau lingkaran tiang bebas. Jika bola sudah ada dalam permainan, barulah mereka boleh melanjutkan perjalanannya pula. Untuk lari itu mereka tidak menerima nilai sebab mereka tidak memukul bola.

qq.

MENGENAI BOLA Pertukaran tidak bebas juga berlaku kalau pemain dari regu pukulan memegang bola ditempat mana saja. Ini tidak berlaku bagi bola yang dilemparkan oleh pelempar kepada pemukul. Kalau si pemukul memegang bola, kalau waktu akan memukul, maka ini termasuk pukulan salah. Ini tidak erlaku kalau bola dilemparkan atau digulingkan kepada pemain. Tetapi jika memegang bola itu menurut pendapat wasit dilakukan supaya pemukul dapat dengan bebas lari ke tiang pertolongan, hal ini harus dihukum dengan ”bertukar tempat dengan bebas”. Bila bola dilambungkan atau digulingkan kepada seseorang pemain dari party pemukul, yang bukan pelari, tidak terjadi apa-apa.

rr.

MENINGGALKAN RUANG BEBAS Keluar dari ruang bebas bukan pada waktunya dengan maksud akan turut bermain, karena sudah ada harapan akan terjadi ”bertukar tidak bebas” dihukum dengan ”bertukar bebas”.

ss.

MENGINJAK RUANG BEBAS Tidak diperkenankan pemain dari party lapangan amsuk ke dalam ruang bebas, sebelum lemparan terjadi, lemparan mana dinyatakan oleh peluit wasit dan hukumannya ialah lemparan itu dianggap tidak sah.

tt.

PERTUKARAN BEBAS TERJADI a. sesudah 5 bola tangkap berturut-turut dengan tidak ada pertukaran b. kalau sesudah pukulan penghabisan dari pembebas, ruang bebas dapat di ”bakar” atau kalau pukulan yang terakhir ini salah. c. Kalau pelari pada saat masuk ke dalam ruang bebas melalui garis belakang ruang bebas. d. Kalau pemain dari party pemukul keluar dari ruang bebas tidak untuk memukul. e. Kalau pemukul dari party pemukul keluar dari batas lapangan. f. Kalau kayu pemukul pada saat dipukulkan terlepas dari tangan pemukul. uu. BOLA TANGKAP Tiap bola yang terpukul yang dapat ditangkap, sebelum mengenai tanah, dihitung sebagai bola tangkap, dan dihitung pula satu angka. vv.

PEMBEBASAN Pemain dari party pemukul yang tiba gilrannya untuk memukul sedangkan semua pemain dari regunya masih berdiri pada tiang pertolongan atau tiang bebas dinamakan pembebasan. Pembebasan berhak tiga pukulan. Hak ini ada selama ia jadi pembebas. Jadi sesudah salah seorang dari partynya masuk, ia bukan pembebas lagi, hanya menjadi pemain biasa kembali. Kalau seseorang masuk setelah pukulan pertama atau ke dua, maka ia masih boleh memukul sekali lagi. Setelah itu pembebas harus berlari. Pembebas boleh berlari pada pukulan yang pertamatau ke dua, tetapi hak memukul lagi jadi hilang. Berlari itu dianggap sudah dimulai, sesudah garis pemukul dilewati dengan sebelah atau dengan kedua belah kaki.

ww. MEMBAKAR Setelah pukulan penghabisan dari pembebas tiap pemain dari party lapangan berhak membakar. Yang disebut membakar adalah berdiri dengan kaki dua di dalam ruang bebas dengan membanting bola. xx.

MEMPERLAMBAT PERMAINAN DENGAN SENGAJA Memperlambat permainan dengan sengaja dilarang. Wasit memperingatkan pemimpin party yang bersangkutan.Kalau hal ini diulangi lagi, wasit berhak menjatuhkan hukuman sebagai berikut: a. kalau party pemukul ynag menjalankan, hukumannya pertukaran bebas b. kalau party lapangan yang menjalankan, angka pemain yang ada pada tiang pertolongan boleh berjalan dengan bebas ke tiang bebas dan pemain pada tiang bebas boleh masuk dengan bebas ke ruang bebas. Kalau tidak ada pemain pada tiang, party pemukul mendapat tambahan nilai 1.

B. KETERAMPILAN DASAR PERMAINAN BOLA BAKAR 1. Keterampilan dasar permainan Keterampilan dasar yang sebaiknya dikuasai pemain bola bakar adalah tehnik memukul, melambungkan bola, lari, melempar menangkap dan membakar. 2. Tehnik Memukul Dalam tehnik memukul harus mengetahui pengarahan posisi kaki dan bahunya ke arah mana bola akan di berikan. Pada saat memukul perhatikan bola sampai benar-benar dipukul kearah samping dengan ayunan lengan yang kuat dan menyentuh bola dengan tepat sehingga bola mendatar dan tidak melambung. 3. Tehnik Melambungkan Bola

Lambungan bola yang baik biasanya sesuai dengan permintaan teman yang akan melakukan pukulan, berada di sekitar depan dada pemukul sehingga pemukul dapat melakukan pukulan dengan baik 4. Tehnik Lari Berlari harus dilakukan di luar garis diantara dua tiang hinggap dan berusaha lari dengan secepatnya. 5. Tehnik melempar dan menangkap bola Dalam permainan bola bakar tehnik melempar yang dibutuhkan adalah bagaimana cara melempar dengan cepat dan tepat kepada pembakar agar dia dapat dengan segera membakar dengan mudah, jarak lemparanya dekat mungkin tidak terlalu sulit, tetapi jika bola hasil pukulannya jauh ke bagian belakang lapangan permainan maka cara melempar dilakukan dengan cara bersambung, dari belakang dilemparkan ke temanya ditengah lapangan dan selanjutnya dari tengah lapangan dilemparkan ke arah pembakar 6. Penjaga Lapangan Regu penjaga lapangan harus berusaha mengatur posisi dari tempat yang sesuai pada lapangan permainan, hal ini dilakukan agar tidak ada ruang kosong dan tidak terjaga sehingga lawan akan memukul ke tempat yang kosong, tehnik penjaga lapangan adalah berusaha bagaimana agar bola yang akan datang padanya dapat ditangkap dengan baik, selanjutnya memberikan bola tersebut kepada petugas pembakar secepat mungkin agar pelari dapat dibakar atau berusaha agar pelari tidak dapat melanjutkan larinya. Penangkap tidak saja berusaha menangkap bola yang diberikan oleh temannya, tetapi apabila penjaga dapat menangkap bola melambung hasil pukulan langsung dan tidak menyentuh tanah terlebih dahulu maka penjaga memperoleh satu nilai bagi penjaga lapangan. Pemakar adalah seorang penangkap yang biasanya lebih baik. Tugasnya adalah menangkap bola dari temanya dan dengan segera ia membakar dengan cara menjatuhkan bola ke tempat pembakar. Apabila pembakar telah menjatuhkan bola ke tempat pembakar, maka pelari yang tidak berada pada tiang hinggap dinyatakan mati, biasanya pelari akan segera berhenti dan memegang tiang hinggap manakala penjaga telah melemparkan bola kearah pembakar. Dengan sendirinya juga penagkap ini sudah mempersiapkan dirinya pada posisi bagaimana tehnik dalam menangkap bola agar sekali tangkap bola tidak lepas dari tanganya. 7. Regu Penyerang Pemain regu penyerang berusaha agar anggotanya tidak ada yang mati dan melakukan pukulan sebanyak mungkin dan bola yang dipukul tidak dapat ditangkap pemain lapangan dan berusaha tidak ada yang mati agar pertukaran permainan tidak terjadi.

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL4 KEGIATAN BELAJAR 2 PERMAIANAN KASTI

Permainan kasti merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat populer di Indonesia jauh sebelum zaman pejajahan jepang. A. LAPANGAN KASTI Lapangan permainan kasti berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran luasnya adalah lebih kurang panjang 60 m dan lebar 30 m tidak mutlak. 5 m dari panjang lapangan dipergunakan untuk ruangan tempat penjaga belakang, tempat pemukul, tempat pelambung, dan tempat pemain pemukul. Lapangan dilengkapi dengan tiang penyelemat yang ditelakkan dengan jaraknya 5 m dari garis 5 meter dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah masing-masing diletakkan berjarak 10 m dari tiang lainya. 10 meter dari garis belakang dan juga 5 m dari garis samping belakang. Bagian pangkal terdapat ruangan tau perak pemukul juga 5 x 5 m dari garis samping. Sedangkan tiang hinggap ada dua buah yang masing-masing diletakkan berjarak 10 m dari tiang yang lainya 10 m dari garis belakang dan juga 5 meter dari garis samping.

B. PERMAINAN KASTI DENGAN DUA TIANG HINGGAP Permainan kasti ang juga dimainkan oleh dua regu yang terdiri dari 12 orang setiap regu dan diketahui oleh ketua regu merupakan kelanjutan dari permainan bola sentuh dan permainan kasti dengan dua tiang hinggap. Mengenai tehnik yang dikuasai oleh permainan kasti ini juga sama dengan permainan bola sentuh. Pemain ini tidak boleh dikejar oleh regu penjaga yang berada pada ruang bebas. Tetapi pada permainan kasti tidak ada diruangan bebas. Oleh sebab itu semua lapangan bebas untuk melempar pada pemain sebelum mereka sampai pada tiang yang dituju atau kembali ke ruang bebas atau tempat memukul bola pada permulaan permainan. 1. Perlengkapan Permaianan ini dilengkapi dengan : a. Kayu pemukul Panjangnya 50-60 cm dengan garis menengah 3,5 – 5 cm. Sedangkan pemegang 15 – 20 cm dengan tebalnya 3 – 4 cm. b. Bola permainan berijuk atau sabut yang kelilingnya 19-21 cm dan beratnya 70 – 80 gram. c. Tiang Hinggap yang diberi bendera

2. Tehnik dan taktik permainan kasti Adapun tehnik perorangan dalam permainan kasti ini secara umum adalah : a. Penguasaan tehnik individu Tehnik dan tatik dalam permainan kasti ini yang utama bagi regu pemukul diantaranya adalah : regu pemukul dengan sendirinya sudah menguasai tehnik memukul yang baik sehungga dapat mengarahkan bolanya kemana disukainya, yaitu dengan membentuk posisi kaki dan mengarahkan bahhu ketempat sasaran yang akan dituju. Untuk mencapai kemenangan diperlukan taktik dan strategi yang sesuai dengan lawan yang dihadapi. b. Tehnik regu lapangan Tehnik bagi regu lapangan adalah menjaga bola yang akan datang padanya dapat ditangkap dengan baik sehingga menghasilkan satu nilai. Disamping tehnik menangkap bola yang akan datang padanya sebagai kiriman dari temanya untuk dilanjutkan melempar pelari yang sedang berlari. Usaha regu penjaga adalah begaimana agar regu pemukul dapat dilempar atau seluruh bola yang dipukulnya dapat diatangkap, dan dapat melempar regu pemukul. C. PERATURAN PERMAINAN KASTI 1. Lapangan Ukuran lapangan adalah empat persegi panjang dan kelau memungkinkan adalah 30 kali 60 m. Pada setiap sudut lapangan diberi bendera termasuk tiang hinggapnya 5 kali 30 m dari lapangan separohnya diambil untuk ruang bebas sedangkan selebihnya adalah ruang pukul yang disiapkan 5 kali 15 m yang dibagi tiga dengan batas bujur sangkar 5 m. Ditempatkan

pemukul bebas dalam ruanganya. Sedangkan pelambung berdiri petak 1 x 1 m dalam ruangan pada seberang pemukul. 2. Kayu Pemukul Kayu pemukul adalah kayu yang terbentuk bula telur atau oval yang panjangnya sekitar 50-60 cm dengan garis tengah 3,5 sampai 5 cm. Sedangkan pemegangnya 15 – 20 cm dengan 3,5-4 cm 3. Bola Bola untuk permainan kasti sudah dibuatkan sedemikian rupa yang berisi ijuk atau sabut yang kelilingnya 19-21 cm dengan tebalnya 70-80 gram. 4. Lama Permainan Permainan dilakukan 2 x 20 menit atau 2 x 30 menit (dapat disesuaikan) 5. Pemain Pemain terdiri dari dua regu yang dipimpin oleh seorang ketua dan masing-masing 12 orang dan 3 orang cadangan semuanya pemain mempunyai nomor dada yang jelas. 6. Regu Pemukul Setelah mennetukan dengan undian regu pemukul dan regu lapangan maka regu oemukul berada dalam ruangan bebas. 7. Regu Lapangan Regu lapangan berada bebas dalam lapangan kecuali : a. Pelambung yang berada dalam tempat pelambung b. Penjaga belakang berada pada petak c. Tidak berada pada jalan tiang pertolongan 8. Melambungkan Bola Pelambung bertugas melambungkan bola pada pelambung sesuai dengan permintaan 9. Lambungan Betul Jika bola dekat pada pemukul dengan ketinggian lutut dan kepala disamping sesuai dengan permintaan pemukul 10. Lambungan Salah Ini terjadi ketika a. Tidak sesuai dengan yang ketinggian lutut dan kepala disamping permintaan pemukul b. Terlalu jauh dari badan c. Pemberian bola terlalu keras d. Bolanya diputar 11. Jumlah Pukulan Setiap regu pemukul hanya berhak atas satu pukulan saja, kecuali pembebasan dapat memukul 3 kali sebab semua temanya pada tiang hinggap 12. Giliran Memukul Berkelanjutan dari mulai nomor terendah sampai nomor terakhir dalam regu pemukul. 13. Pukulan Betul / Salah Pukulan dikatakan betul adalah bola dipukul melewati garis pukul dan menyentuh tanah pada lapangan. Dikatakan salah ketika pukulan salah. Pelari tidak diperbolehkan lari ke tiang bebas, tetapi ia harus berhenti ditiang pertolongan sampai salah seorang temanya memukul bola. 14. Melanjutkan Lari Pelari yang dengan pukulan salah berada pada tiang pertolongan, ia dapat melanjutkan larinya bila ada giliran pukulan dari temanya. Ia boleh terus lari pada tempat yang dituju bila sengaja dihalangi oleh penjaga. 15. Bola Mati Bola dikatakan mati apabila: a. Bola sudah pada tangan pelambung b. Pukulan salah c. Bola hilang d. Terjadi pertukaran bebas

16. Bola dalam permainan Bola dalam permainan bila a. Sehabis memukul b. Sesudah memukkul luncas/salah bola dimainkan oleh regu lapangan c. Ada tanda dari wasit 17. Bola Hilang Bola hilang kalau bola tidak diambil regu lapangan, atau bola jauh kedaerah penonton, dan peluit wasit menentukannya. 18. Melempar Lemaparan dianggao sah bila bola dilemparkan dari sembarang tempat dan bolanya lepas dari tangan pelempar sehingga mengenai pelari, kecuali kepala pelempar. 19. Bertukar tempat bebas dan tidak bebas Apabila regu pemukul kena lemparan maka saat itu regu pemukul langsung menjadi regu lapangan, dengan segera ia dapat melempar lawanya yang berusaha untuk menyelamatkan dirinya ke ruang atau tiang bebas serta tiang pertolongan. 20. Pertukaran Bebas Pertukaran bebas terjadi bila : a. Regu lapangan memiliki 3 bola tangkap dalam satu babak b. Pukulan pembebasan tiudak berhasil dan dibakar oleh regu lapangan c. Pemukul keluar ruang bebas tidak untuk memukul d. Kayu pemukul lepas e. Pelari yang tidak menyentuh tiang bebas sudah masuk kembali ke ruang bebas

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL5 PERMAINAN DI SEKOLAH DASAR KEFIATAN BELAJAR 1 P E R M A I A N A N

A. DEFINISI PERMAINAN Permainan secara umum dibedakan menjadi 3 jeni, yaitu : a. Official games Permainan yang mempunyai organisasi resmi dan diikuti tingkat nasional maupun internasional b. Lead up games Merupakan salah satu permainan yang dipergunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar, tetapi diberikan apabila mereka sudah menguasai berbagai keterampilan gerak dasar. Contohnya permainan sepak bola. c.

Low organization games Permainan yang mempunyai peraturan tidak mengikat yang sering juga disebut permainan anak, dimana dalam permainan diusahakan agar permainan menarik dan menggembirakan semua anak didik.

1. a. b. c.

Permainan secara garis besarnya merupakan bagian dari cabang olahraga yang dapat dikelompokkan dengan berbagai sudut pandang. Dengan demikian permainan ini dapat juga dikelompokkan sebagai berikut : Berdasarkan jumlah Permainan beregu Permainan perorangan Permainan berpasangan / ganda

2. a. b. c. d.

Berdasarkan sifat permainan Untuk mengembangkan fantasi Untuk mengembangkan kemampuan berfikir Untuk mengembangan rasa seni Untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani dan motorik

3. Berdasarkan alat dipakai a. Tanpa menggunakan alat b. Menggunakan alat 4. Berdasarkan bola yang dipakai a. Permainan bola kecil b. Permainan bola besar

1. 2. 3. 4. 5. 6. a. b. c. d. e. f. g.

Secara garis besarnya penguasaan keterampilan tersebut bertujuan untuk : Meningkatkan penguasaan keterampilan gerak dasar, termasuk gerak dasar dari setiap cabang olahraga Memberikan pengalaman berbagai macam gerak Memberikan kegiatan pada otot dan menghasilkan pengembangan serta pengontrolan otot jadi lebih Mengembangkan kelincahan dan reaksi anak. Mempertinggi kesiapan mentak dalam bereaksi Mengerti dan mengikuti arah/ petunjuk dalam hal-hal berikut : Mempelajari bermain dan kerja sama dengan lain tanpa terjadi pertengkaran, perselisihan dan percecokan Mendorong sikap sport play, jujur dan menghargai Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak Meningkatkan penalaran, keterampilan, sikap, mental dan moral Mengisi waktu luang Menyalurkan kelebihan tenaga Sarana menikmati rasa kesenangan dan rekreasi

h. Sebagai penyembuhan bagi yang sakit untuk menaikkan harga diri sebagai suatu pencapaian prestasi i. Mendidik anak permainan B. GERAK DASAR PERMAINAN SEPAK BOLA Sepak bola memiliki beberapa karakteristik. Gerak dasar dalam permainan sepak bola berkait dengan keterampilan tehnik yang ada dalam permainan. 1. Sikap Awal Anak dijadikan beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 7 sampai 8 orang. Setiap kelompok mendapat satu bola dan bergerak menuju agawangnya sendiri, bola dioperkan apabila semua pemain telah menerima geliran menyentuh bola, boleh dilakukan tendangan kearah gawah. 2. Permainan mengoper dan mengikuti Setiap kelompok membuat posisi berbaris berhadapan dibelakang dua penendang yang terpisah dengan jarak 5-10 meter seorang anak mengoper pada anak lain yang berada paling depan dari kelompok dihadapanya, setelah itu anak lari secepatnya kearah paling belakang kelompok yang lain. Setiap anak melakukan pola ini. Setiap anak istirahatlah setelah melakukanya 3-5 menit. 3. Menendang dan menghentikan bola Setiap kelompok anak membuat posisi sebuah lingkaran yang menghadap ketengah, sebuah bola diberikan pada salah seorang anak yang ada dalam kelompok lingkaran. Anak tersebut akan meletakkan bola didepanya kemudian akan ditendangnya ke arah yang diinginkanya. Anak yang tuju berusaha untuk menangkap bola dengan tangan atau menghentikan bola dengan kaki. 4. Pengembangan permaian menendang bola a. Jarak atau besarnya lingkaran setiap kelompok dapat mengubah dan menambah tetapu disesuaikan dengan keadaan dan keterampilan anak didik. b. Bola yang diberikan pada setiap kelompok lingkaran pada awalnya hanya satu saja, kemudian setelah itu pemberian bola dapat diperbanyak agar lebih menarik c. Apabila menghentikan bola dengan kaki anak harus berusaha bagaimana agar bola itu idak memantul dan berusaha untuk menghentikan bola yang bergerak. d. Pada awalnya pembelajaran bola ditendang dengan bebas baik dengan kaki bagian dalam, punggung kaki atau tumit. e. Tendangan juga dapat ditentukan apakah dengan kaki kiri atau kaki kanan 5. Bermain dengan tiga keterampilan Permainan ini memerlukan 5 sampai 7 orang anak, ini akan bermanfaat karena meliputi melempar bola, mengontrol bola, menggiring bola, juga lari. Letakkan tiga penanda berbentuk segitiga dengan masing-masing sisi. Seorang pemain melakukan lemparan kedalam kemudian pemain lain lari dan mengntrolnya. Pemain kelompok pertama menggiring bola mengitari kelompok lain.

a. b. c. d. e.

Fokus perhatian Hal yang perlu diperhatikan dari aktifitas diatas adalah bahwa anak diberikan kebebasan untuk melaksanakan berbagai macam nenedang, yaitu meliputi : Menendang bola diam dengan berbagai posisi kaki kearah depan saja Menendang bola diam dengan berbagai posisi kaki ke berbagai arah Menendang bola bergerak dengan berbagai posisi kakai ke kiri dan kekanan untuk kearah depan saja Menendang bola bergerak dengan berbagai posisi kakai baik kekiri dan kekanan untuk kesegala arah Menghentikan bola dengan berbagai posisi kaki tanpa adanya pantulan dari bola

6. Pelaksanaan menggiringi Setiap kelompok anak membuat posisi sebuah lingkaran yang menghadap ketengah. Sebuah bola diberikan pada salah seorang anak yang ada dalam kelompok lingkaran. Anak tersebut akan meletakkan bola didepannya kemudian menggiring bola kearah depannya menuju teman yang berada dihadapanya, setelah itu bola diberikan pada anak tersebut dan dia menggantikan anak itu berdiri menggantikan tempatnya, sedangkan temannya memberikan bola pada teman didepannya lagi. 7. Pengembangan permainan men-dribble bola

a. Bola yang diberikan pada setiap lingkaran mungkin ditambah menjadi dua bola atau lebih sehingga yang melakukan aktivitas sekaligus lebih dari satu orang, semakin pintar anak semakin dibutuhkan tempat yang lebih sempit agar mereka dapat merasakan bagaimana menguasai bola agar selalu dekat dengan kakinya. b. Mendrible bola dapat dilakukan dengan mengelilingi lingkaran atau pada lingkaran bagian dalam. c. Mendrible sendiri-sendiri dalam lingkaran ke segala arah selama waktu yang ditentukan d. Dengan menentukan jarak setiap anak yang ada pada lingkaran e. Mendrible dalam lingkaran baik satu pendrible maupun lebih dengan catatan setiap pendrible ada yang mengganggunya atau berusaha untuk mendapatkan bola. f. Memperhatikan kemungkinan terjadi tubrukan.

PDGK4208/RANGKUMAN/MODUL5 PERMAINAN DI SEKOLAH DASAR KEGIATAN BELAJAR 2 PEMBELAJARAN BOLA VOLI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melakukan gerakan dasar permainan bola voli 2. Menerapkan model pembelajaran permainan bola voli sesuai dengan tingkatan dan perkembangan anak di SD dengan bentuk dan situasi bermain 3. Mengembangkan ragam dasar, dan modifikasi bermain bola voli di SD B. GERAK DASAR PERMAINAN BOLA VOLI 1. Pembahasan singkat Gerak dasar dalam permainan bola voli adalah keterampilan gerak manipulatif. Bola dimainkan atau dipukul hanya satu kali oleh satu atau kedua tangan yang menjadi satu sehingga pantulanya satu kali. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana permainan bola voli dapat disajikan semenarik mungkin bagi anak, hal ini akan memberi kebebasan untuk berfikit dan bertindak seiring dengan perkembangan kemampuanya. Kaidah utama adalah menyusun materi pembelajaran berupa gerakan bervariasi yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak. 2. a. b. c. d. e. f. g. 3.

Contoh macam gerakan dasar permainan bola voli untuk anak sekolah dasar Memainkan / memantulkan bola dengan 2 tangan berpegangan keatas Memainkan / memantulkan bola dengan 2 tangan terbuka Memainkan / memantulkan bola dengan tangan berpegangan dibawah Memainkan / memantulkan bola dengan tangan berpegangan disamping Memainkan / memantulkan bola dengan 2 tangan terbuka dari bawah Memainkan / memantulkan bola dengan 1 tangan diatas Memainkan / memantulkan bola dengan 1 tangan dibawah Permainan bola voli anak sekolah dasar Agar objek yang dimainkan itu tidak terlalu cepat turun dan lama turun maka dapat dipakai bola yang ringan dan mengambang.

a. Berlomba memainkan bola karet, plastik, atau balon berkelompok Jumlah pemain : 10 orang atau disesuaikan dengan ukuran lapangan Peralatan : balon diisi pemberat kain, busa. Tempat : halaman sekolah Susunan Kelas : Tampak pada gambar dibawah ini Peraturan permainan 1) Anak-anak dibariskan menjadi dua kelompok 2) Kedua regu dijadikan satu ditempat bebas 3) Balon dimainkan dengan cara dipukul tidak boleh dipegang 4) Regu yang paling banyak memukul bola dinyatakan sebagai pemenang 5) Guru memberikan tanda bahwa permainan dimulai dengan melambungkan bola 6) Permainan dapat diulang sesuai dengan alokasi waktu

b. Berlomba memainkan bola melewati garis Jumlah Pemain : 10 Orang atau disesuaikan dengan ukuran lapangan Peralatan : Balon diisi pemberat kain, busa Tempat : Halaman Sekolah Peraturan permainan : Anak-anak dibariskan menjadi 2 kelompok (kelompok A dan B) Kedua regu kelompok menempati tempat yang disediakan Permainan berlangsung dengan memukul balon, tidak bolah dipegang Regu A berusaha menyeberangkan bola melewati garis Guru memberikan tanda bahwa permainan dimulai dengan melambungkan balon diantara anak-anak. 6) Permainan dapat diulang menurut kebutuhan 7) Suatu kesalahan apabila balon jatuh dilapangan sendiri 1) 2) 3) 4) 5)

c.

Berlomba memainkan bola Jumlah pemain : 4-6 Orang perkelompok Peralatan : Bola Pastik Tempat : Aula

1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Peraturan permainan Anak anak dibariskan 6 baris Setiap baris membentuk lingkaran Setiap lingkaran mendapatkan bola Setiap regu berusaha memainkan bola diudara selama mungkin dengan bagian-bagian badan Kesalahan terjadi apabila bola jatuh dilantai Pemenangnya adalah regu yang paling sedikit membuat kesalahan Tugas guru adalah memberi aba-aba permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan.

d. Pertandingan lempar tangkap dengan duduk Jumlah pemain : 12 orang disesuaikan dengan luas lapangan Peralatan : bola tiup, bola plastik Tinggi net : 1 meter Peraturan permainan 1) Anak dibariskan 2 sap 2) Masing – masing regu menempati tempat yang disediakan 3) Tugas setiap regu adalah menangkap bola kemudian memberikan kepada temanya dan melempar kedaerah lawan dalam posisi duduk 4) Memainkan bola didaerah sendiri hanya diperbolehkan paling banyak 3 kali 5) Net diikatkan diantara tiang setinggi 1 meter 6) Bola yang dipukul harus melewati net 7) Kesalahan dihitung apabila bola jatuh dilantai sendiri dan lemparanya ke luar dari lapangan 8) Tugas guru adalah memberi aba-aba permainan dimulai dan mengamati setiap kesalahan 9) Permainan dimulai dengan salah satu regu menyerang dari daerahnya sendiri e. Lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan diatas Jumlah pemain : 14 Orang atau disesuaikan dengan luas lapangan Peralatan : Bola Plastik ukuran sedag, net bulu tangkis Tinggi net : 1,5 m Peraturan permainan : Anak-anak dibagi menjadi 2 regu Masing-masing regu menempati temoat yang telah disediakan Tugas setiap regu adalah menangkap bola, melempar dan memantulkan bola diatas kepala. Memainkan bola didaerah sendiri hanya diperbolehkan paling banyak 5 kali Untuk menyerang lawan bola harus melewati net yang telah diikatkan diantara tiang setinggi 1, 5 m. 6) Kesalahan dihitung apabila bola jatuh dilapangan sendiri atau diluar lapangan lawan. 7) Tugas guru adalah memberi tanda permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan setiap regu 1) 2) 3) 4) 5)

f.

Lempar tangkap dengan memantulkan bola dan tangan dibawah Jumlah pemain : 10-12 Orang atau disesuaikan dengan luas lapangan Peralatan : bola plastik, net bulu tangkis Tinggi net : 1,5 m

Peraturan permainan Anak-anak dibagi menjadi 2 regu Masing-masing regu menempati temoat yang telah disediakan Tugas setiap regu adalah menangkap bola, melempar dan memantulkan bola diatas kepala. Bola dimainkan dengan tangan dibawah atau passing Memainkan bola didaerah sendiri hanya diperbolehkan paling banyak 5 kali Untuk menyerang lawan bola harus melewati net yang telah diikatkan diantara tiang setinggi 1, 5 m. 7) Kesalahan dihitung apabila bola jatuh dilapangan sendiri atau diluar lapangan lawan. 8) Tugas guru adalah memberi tanda permainan dimulai dan memperhatikan kesalahan setiap regu 1) 2) 3) 4) 5) 6)

g. Lempar tangkap dan memantulkan bola dengan tangan diatas dan dibawah Jumlah Pemain : 12-14 orang atau dsesuaikan dengan luas lapangan Peralatan : bola plastik, tali karet, net bulu tangkis Tinggi Net : 150 cm Peraturan permainan

Sama dengan peraturan lempar tangkap dan memainkan bola dengan memantulkan bola memakai tangan diatas. Perbedaanya dalam permainan ini bola boleh dipukul dengan tangan diatas atau dibawah. h. Lempar tangkap dan memukul bola Jumlah pemain : 10-14 Orang atau sesuai dengan luas lapangan Peralatan : bola plastik tiup, net Tinggi net : 150 cm Perturan permainan : Peraturan sama dengan peraturan lempar dengan tangan diatas hanya pada permainan ini boleh dilakukan dengan tangan diatas maupun dibawah dan boleh dipukul dengan bagianbagian b

PEMBAGIAN OLAHRAGA AIR Dalam buku peraturan perlombaan renang “FINA Hand Book” (2001-2002) dijelaskan pembagian olahraga air terdiri dari 5 Macam, yaitu : 1. Renang . Renang pada dasarnya adalah berjalan di air. Renang merupakan olahraga yang dilaksanakan di air dan yang paling dikenal dan digemari banyak orang dari mulai anak-anak sampai dengan orang tua. 2. Renang Terbuka. Renang terbuka adalah renang yang biasa dilakukan dan diperlobakan dalam kolam terbuka, seperti dilakukan didanau. Dilaut dan sebagainya. 3. Loncat Indah. Loncat Indah adalah kombinasi olahraga senam dengan renang yang dilakukan dan diawali dengan loncatan dari atas menara/papan loncat ke kolam renang, setinggi 1 meter sampai dengan 10 meter sampai permukaan air yang memiliki kedalaman sampai dengan 7 meter. 4. Polo Air. Polo Air adalah jenis olahraga permainan yang menggunakan bola yang dilakukan di permukaan air di kolam renang dengan ukuran panjang maksimal 30 meter, lebar 20 meter dengan kedalaman air minimal 1,8 meter serta dimainkan oleh dua regu yang bertanding dengan jumlah masing-masing regu 7 orang. 5. Renang Indah. Renang indah adalah jenis olahraga air yaitu perpaduan antara olahraga air dengan senam irama yang diikuti oleh atlet perempuan baik secara perorangan maupun beregu.

B. 1.

RENANG GAYA DASAR Dalam pembagian, yang termasuk renang gaya dasar yaitu renang gaya bebas dan renang gaya dada. Gaya Bebas

a.

Posisi badan/tubuh Kemajuan yang banyak dicapai dalam gaya bebas akhir-akhir ini bukanlah disebabkan oleh perenang-perenang sekarang ini lebih besar dan lebih kuat sehingga mampu menghasilkan dorongan yang besar, tetapi terutama pada pengecilan tahanan depan sehingga posisi badannya sedatar mungkin atau sangat stream line.

b. -

Gerakan Kaki Pemakaian energi pada renang gaya bebas dengan menggunakan kaki saja, lebih banyak dari pada renang dengan lengan saja atau renang memakai kaki dan lengan. Pemakaian energi pada renang dengan lengan saja, kurang daripada renang dengan lengan dan kaki pada kecepatan renang rendah.

-

   

Pada renang gaya bebas kita kenal dengan 4 macam tendangan kaki yaitu : 2 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan 4 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan 6 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan 8 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan

Namun yang banyak dipakai oleh perenang-perenang yang berprestasi baik Nasional maupun Internasional, hanya dua macam tendangan kaki saja yaitu :  2 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan untuk jarak jauh.  6 kali tendangan kaki dalam satu kali putaran lengan untuk jarak pendek. c.

Gerakan tungkai kaki gaya bebas Gerakan tungkai kaki gaya bebas dilakukan turun naik bergantian secara menyilang, gerakannya mirip dengan gerakan sewaktu berjalan.

d.

Gerakan Kaki Gaya Bebas Prinsip yang harus diingat dan dilakukan yaitu bahwa gerakan kaki selalu memulai dari pangkal paha. Posisi kaki kiri berada paling dalam atau terendah pada kahir dari tendangan ke bawah. Posisi kaki kiri mulai dinaikan keatas dalam keadaan lurus tanda tekukan lutut, gerakan ini sepenuhnya dari pangkal paha, dan dilakukan dengan gerakan yang tidak keras dan rileks sedang posisi kaki kanan dengan tendangan ke bawah yang keras, gerakan dari pangkal paha diperluas dengan tekukan sedikit pada lutut. Posisi kaki kiri pada pertengahan gerakan ke atas yang dilakukan dengan rileks dan lurus, sedangkan posisi kaki kanan mulai menendang dengan meluruskan kaki bagian bawah ( betis dan telapak kaki ).

1. 2.

3.

e. 

   

Gerakan Lengan Gerakan lengan pada gaya bebas berputar ke arah depan, mirip dengan gerakan baling-baling pesawat udara. Recovery lengan Pada waktu recovery, siku yang pertama kali keluar dari air, dalam suatu gerakan ke atas dan ke depan , sedang lengan kebawah telapak tangan dan jari-jari mengikutnya. Gerakan Mendayung Akhir daru Recovery, tangan mulai masuk kedalam air yang disebut entry. Tarikan Tangan Setelah entry dimulai, lengan usahakan lurus posisi siku lebih tinggidari telapak tangan, kemudian dimulailah tarikan lengan ( pull ). Dorongan lengan Setelah telapak tangan mencapai garis bahu, dimulailah dorongan dengan mengubah arah telapak tangan tertujuh ke arah paha. Pernapasan Pernapasan pada gaya bebas sangat mempengaruhi posisi badan untuk stream line.

2.

Gaya Dada Gaya dada ini merupakan gaya yang pertama pertandingan dalam olahraga renang, baru kemudian menyusul gaya bebas, gaya punggung dan gaya kupu-kupu.

a.

Posisi badan/tubuh Di dalam semua gaya harus dijaga dalam sikap yang stream line, atau posisi yang horizontal sedatar mungkin dengan permukaan air. Gerakan tungkai kaki Menurut beberapa ahli renang, perbandingan hasil dorongan tungkai kaki dan tarikan lengan akan berbanding 80:20 persen. Urutan gerakan kaki gaya dada Dalam sikap meluncur, kaki dalam keadaan lurus , termasuk telapak kaki. Kaki ditarik lemas dengan cara ditekuk pada lutut, dan gerakan lutut ke arah bawah, sehingga telapak kaki menghadap ke atas. Recovery ( tarikan ) kaki mencapai maksimal dimana kita lihat tumit, tengah antara tumit dan pantat. Alhir dari recovery kaki ini , telapak kaki dari sikap lurus ke sikap membengkok ( dari plantar flexi ke dorsal flexi ). Jarak antara kedua lutut, kira-kira sebesar bahu. Permulaan tendangan kaki, telapak kaki dilempar ke arah samping belakang dengan gerakan dari pelan kemudian cepat. tendangan kaki dengan cara mencambuk telah sampai pada pertengahan, kecepatan gerakan telah mencapai maksimal. Tendangan kaki dengan mencambuk (whip-lick) masih berjalan. Tendangan kaki mencapai akhir gerakan, dengan kecepatan gerakan yang berkurang. Tendangan kaki telah berakhir, dimana kedua kaki telah rapat dan telapak kaki telah menjadi lurus lagi.

b. c. d.

Pernapasan. Pernapasan pada gaya renang dada dilakukan dengan cara mengangkat kepala ke arah depan, pandangan melihat ke arah depan sehingga mulut keluar dari permukaan air.

e.

Gerakan mendayung Dari keadaan meluncur, tangang lurus didepan. Lengan ditarik ke arah samping bawah sehingga tangan berada pada kedalaman 15 sampai 20 cm di bawah permukaan air.

f.

Gerakan recovery

Sehabis lengan melakukan gerakan mendayung sampai kedua tangan di bawah dada, maka dimulailah gerakan recovery dengan menggerakan kedua tangan ke muka dengan pelan, untuk menghindari tahanan depan yang besar. g. -

Urutan gerakan lengan gaya dada Lengan dalam keadaan lurus, dalam sikap meluncur, dengan telapak tangan menghadap ke air. Dayungan lengan dimulai dengan membawah lengan ke arah samping bawah. Dayungan lengan dalam perjalan ke arah samping, kecepatan dayungan ditingkatkan lebih cepat. Dayungan lengan dalam tahap pertengahan, dengan sikap siku membengkok kedalam telapak menghadap ke samping belakang Lengan masih dalam dayungan dengan telapak tangan menghadap ke belakang dalam. Lengan pada akhir dayungan dengan kedua siku rapat pada badan lengan bawah rapat di dada. Lengan pada permulaan gerakan recovery dengan membawah kedua tangan ke arah depan secara pelan-pelan. Lengan selesai melaksanakan gerakan recovery, dengan ibu jari menghadap ke bawah.

h. 1. 2.

Koordinasi gerakan Koordinasi gerakan lengan dan gerakan pada gaya dada berlaku ketentuan sebagai berikut. Pull starts, just before legs recovery (dayungan lengan sesaat sebelum recovery kaki dimulai) Legs kick start ; arms start recovery ( tendangan kaki dimulai, demikian juga recovery lengan dimulai )

C.

METODE PEMBELAJARAN RENANG

1.

Multi-Stroke Method Multi stroke method adalah cara mengajar renang dengan menyajikan bermacam-macam gaya renang. Kegiatan pertama adalah memperkenalkan gaya renang kepada siswa dengan melakukan berbagai macam gerakan renang, seperti gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.

2.

Shallow Water Method Yang dimaksud dengan Shallow water Method adalah belajar renang di kolam dangkal. Luas kolam dangkal untuk belajar renang, kira-kira seperempatnya dari luas kolam seluruhnya.

3.

Flipper-Float Method Flipper Float Method adalah cara mengajar renang dengan mempergunakan sepatu katak dan pelampung.

4.

Swimming Board Method Swimming board method adalah metode pembelajaran renang dengan mempergunakan papa pelampung.

5.

Rope Method Rope method adalah cara mengajar renang dengan mempergunakan tali/tambang.

Catatan:  Pilih kedalaman tempat berenang antara 60 – 40 cm  Pilih air tempat berenang yang bersih, tifak menimbulkan gatal-gatal  Pilih tempat berenang dilaut, sungai atau danau yang aman dari segala bahaya

D.

LATIHAN GERAK DI AIR

1. a. b. c.

Masuk ke dalam air Rendam tubuh sebatas leher, kemudian basahi muka dengan kedua tangan berulang-ulang. Duduk didasar kolam , kepala tetap di atas permukaan air, kedua telapak tangan letakan di samping kiri dan kanan paha. Melompat dengan mempergunakan kedua kaki dirapatkan, gerakannya pendek, lakukan berulang-ulang di tempat.

2. a. b. c. d.

Berjalan Berjalan dengan lutut ditekuk dan tangan diayun di dalam air. Lakukan ke arah depan berulang-ulang. Berjalan biasa ke arah depan dan belakang, lakukan berulang-ulang secara berpasangan. Berjalan dengan step panjang dan pendek ke arah depan dan belakang lakukan sendiri-sendiri secara berulang-ulang. Berjalan ke arah depan dengan menendangkan kaki, lakukan secara berulang-ulang.

3. a. b. c.

f. g.

Bernapas Badan dibungkamkan kedepan, degu di bawah permukaan air, tiupkan udara dari mulut sehingga tampak ada riakan air. Tiupkan bola pingpong di perbukaan air, lakukan terus menerus sampai berjalan membugkuk. Tarik napas sedalam-dalamnya dengan mulut dibuka ¾-nya masukan muka kedalam permukaan air, tiupkan udara ke dalam air dengan membuka mulut setengahnya, lakukan berulang kali. Bernapas naik turun di atas dan dibawah permukaan air sebanyak 5-10 kali dengan mata ½ dibuka. Tarik napas sedalam-dalamnya, kemudia keluarkan melalui mulut dan hidung sedikit-demi sedikit sambil menyelam, lakukan selama 5 detik sambil menyelam. Lakukan selama 5 detik setiap kalinya. Cara mengeluarkan udara di dalam air ada dua cara , yaitu : secara sedikit demi sedikit ( trickle ) dan sekaligus ( explosive ). Saling berhadapan dengan partner, berpegangan tangan, bergerak naik turun kedalam air secara bergantian. Menyelam secara bergabtian dan mencoba menghitung jumlah jari-jemari partnernya didalam air.

4.

Mengapung

d. e.

Related Documents


More Documents from "YohanaEmangChuthut"

Rangkuman Modul 123.docx
October 2019 7