Rancangan Pp Uu Minerba

  • Uploaded by: Mumu Haddad
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Rancangan Pp Uu Minerba as PDF for free.

More details

  • Words: 22,099
  • Pages: 60
UNDATED DOCUMENT ff DRAFT TRANSLATION

DRAFT REGULATION OF THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER … OF 2009 CONCERNING IMPLEMENTATION OF MINERAL AND COAL MINING BUSINESS ACTIVITIES

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR … TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Table of Contents Pasal / Article BAB I

KETENTUAN UMUM

1

BAB I

PENETAPAN KOMODITAS TAMBANG

2-3

BAB III

TATACARA MENDAPATKAN WILAYAH IZIN USAHA PERTAMBANGAN

4-19

Bagian Kesatu: Tatacara mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)

4-5

CH. I

GENERAL PROVISIONS

CH. II

DETERMINATION OF MINING COMMODITIES

CH. III

PROCEDURES FOR ACCESS MINING PERMIT AREAS

TO

Part One: Procedures for Access to Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Tatacara Mendapatkan WIUP

4

Procedures for Access to Mining Permit Areas

Tatacara mendapatkan WIUPK

5

Procedures for Access to Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Bagian Kedua: Tatacara Lelang WIUP dan WIUPK

6

Part Two: Auction Procedures for Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Bagian Ketiga: Tatacara Pencadangan WIUP Untuk Mineral Bukan Logam dan Mineral Batuan

7

Part Three: Procedures for Applications to Reserve Nonmetal Mineral and Rock Mineral Mining Permit Areas

Bagian Keempat: Prosedur Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)

8

Part Four: Procedures for Issue of Mining Permits and Special Mining Permits

Bagian Kelima: Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Eksplorasi

9-11

Part Five: Procedures for Applications for Exploration Mining Permits and Special Mining Permits

Bagian Keenam: ?

Part Six: ?

Bagian Ketujuh: Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Operasi Produksi

12-13

Part Seven: Procedures for Applications for Production Operation Mining Permits and Special Mining Permits

Bagian Kedelapan: Penciutan WIUP dan WIUPK

14-15

Part Eight:Reduction in Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

16

Part Nine: Extension of Production Operation Mining Permits and Special Mining Permit

Bagian Kesembilan: Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Produksi

Translated by: Wishnu Basuki (ABNR) [email protected]

Bagian Kesembilan: Persyaratan Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

17-18

Part Nine: Requirements for Applications for SmallScale Mining Permits

Bagian Kesepuluh: Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Operasi Produksi

19

Part Ten: Use of Land for Production Operation Activities CH. IV

BAB IV BENTUK, JENIS, WAKTU DAN TATACARA PENYAMPAIAN LAPORAN

20-23

Bagian Kesatu: Bentuk dan Jenis Laporan

20-23

BAB V

PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

Bagian Kesatu: Kriteria Penghentian Sementara

24-34 24

Bagian Kedua: Tata Cara Permohonan

25-30

Bagian Ketiga: Kewajiban Selama Penghentian Sementara

31

FORMS, TYPES, PERIOD AND PROCEDURES FOR SUBMISSION OF REPORTS

Part One: Forms and Types of Reports CH. V

SUSPENSION OF MINING BUSINESS ACTIVITIES

Part One: The Criteria of Suspension Part Two: Procedures for Applications Part Three: Obligations During Suspension Periods

Bagian Keempat: Pengakhiran Penghentian Sementara

32-34

Part Four: Termination of Suspension Permits

BAB VI PENGUTAMAAN KEPENTINGAN DALAM NEGERI, PENGENDALIAN PRODUKSI, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINERAL DAN BATUBARA

35-44

Bagian Kesatu: Pengutamaan Kepentingan Dalam Negeri

35-36

Part One: Domestic Preference

Bagian Kedua: Kewajiban Pemasokan Mineral dan Batubara Dalam Negeri

37-39

Part Two: Domestic Mineral Obligations

Bagian Ketiga: Harga Mineral dan Batubara untuk Kebutuhan Dalam Negeri

40-41

Part Three: Domestic Mineral and Coal Prices

CH. VI

DOMESTIC PREFERENCE, CONTROL OF PRODUCTION, AND CONTROL OF MINERAL AND COAL SALES

Bagian Keempat: Pengendalian Produksi

42

Part Four: Control of Production

Bagian Kelima: Pengendalian Penjualan

43

Part Five: Control of Sales

Bagian Keenam: Pengawasan

44

Part Six: Supervision CH. VII

and

Coal

Supply

BAB VII PENINGKATAN NILAI TAMBAH, PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA

45-49

Bagian Kesatu: Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah, Pengolahan dan Pemurnian

45-46

Part One: Obligations to Increase Added Processing and Refining/Smelting

Bagian Kedua: Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara

47-48

Part Two: Increases in Added Value to Minerals and Coal

Bagian Ketiga: Pengawasan BAB VIII HARGA PATOKAN BATUBARA

49 MINERAL

DAN

INCREASES IN ADDED VALUE, MINERAL AND COAL PROCESSING AND REFINING/SMELTING Value,

Part Three: Supervision

50-63

CH. VIII BENCHMARK MINERAL AND COAL PRICES

Bagian Kesatu: Harga Patokan Mineral

51-54

Part One: Benchmark Mineral Prices

Bagian Kedua: Harga Patokan Batubara

55-56

Part Two: Benchmark Coal Prices

Bagian Ketiga: Penentuan Harga Patokan Batubara

57-59

Part Three: Determination of Benchmark Coal Prices

Bagian Keempat: Penerapan Harga Patokan Batubara

60-63

Part Four: Application of Benchmark Coal Prices

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

2

BAB IX DIVESTASI SAHAM PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) DAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS (IUPK) YANG SAHAMNYA DIMILIKI OLEH ASING BAB X

64-65

CH. IX

SHARE DIVESTMENT BY MINING PERMIT HOLDERS AND SPECIAL MINING PERMIT HOLDERS WHOSE SHARES ARE OWNED BY FOREIGNERS

CH. X

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR WILAYAH OPERASI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

66-77

DEVELOPMENT AND EMPOWERMENT OF COMMUNITY IN THE VICINITY OF MINERAL AND COAL MINING OPERATION AREAS

Bagian Kesatu: Ruang Lingkup Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Wilayah Pertambangan

66-67

Part One: Scope of Development and Empowerment of Community in the Vicinity of Mining Areas

Bagian Kedua: Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

68-73

Part Two: Community Development and Empowerment Institutions

Bagian Ketiga: Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Wilayah Tambang

74-77

Part Three: Mechanisms for Implementation of Development and Empowerment of Community in the Vicinity of Mining Areas

BAB XI SANKSI

78-79

CH. XI

SANCTIONS

BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

80

CH. XII

TRANSITIONAL PROVISIONS

BAB XIII PENUTUP

81

CH. XIII CONCLUDING PROVISIONS

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

3

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

DRAFT REGULATION OF THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA NUMBER … OF 2009

NOMOR … TAHUN 2009

CONCERNING

TENTANG

IMPLEMENTATION OF MINERAL AND COAL MINING BUSINESS ACTIVITIES

PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (5), Pasal 34 ayat (3), Pasal 49, Pasal 63, Pasal 65 ayat (2), Pasal 76 ayat (3), Pasal 84, Pasal 103 ayat (3), Pasal 109, Pasal 111 ayat (2), Pasal 112 ayat (2), Pasal 116 dan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara.

Considering: that to implement Article 5 section (5), Article 34 section (3), Article 49, Article 63, Article 65 section (2), Article 76 section (3), Article 84, Article 103 section (3), Article 109, Article 111 section (2), Article 112 section (2), Article 116 and Article 156 of Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining, it is necessary to enact Regulation of the Government concerning Implementation of Mineral and Coal Mining Business Activities.

Mengingat: Bearing in Mind: 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 ayat (2) 1. Article 5 section (1), Article 20 and Article 33 dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara section (2) and section (3) of the 1945 Republik Indonesia Tahun 1945; Constitution of the State of the Republic of Indonesia; 2.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang 2. Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959);

Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining (State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4 of 2009, Supplement to State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4959);

MEMUTUSKAN: Menetapkan:

HAS DECIDED:

PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA.

To enact:

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

REGULATION OF THE GOVERNMENT CONCERNING IMPLEMENTATION OF MINERAL AND COAL MINING BUSINESS ACTIVITIES.

4

CHAPTER I GENERAL PROVISIONS Article 1

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud In this Regulation of the Government: dengan : 1.

“Pertambangan” adalah sebagian atau seluruh 1. tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.

“Mining” means a part or all of stages of research, management and business of minerals and coal, which include general surveys, explorations, feasibility studies, construction, mines, processing and refining/smelting, transportation and sale as well as postmining activities.

2.

“Mineral” adalah senyawa anorganik yang 2. terbentuk di alam, yang memiliki sifat fisik dan kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu.

“Mineral” means any naturally occurring inorganic compound that has a definite chemical composition and specific physical properties as well as an ordered crystal structure, or a combination thereof that forms rock [ore], either separated or embedded.

3.

“Batubara” adalah endapan senyawa organik 3. karbonan yang terbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan, termasuk di dalamnya jenis steam (thermal) coal dan coking (metallurgical) coal.

“Coal” means any sedimentary organic carbon compound that is formed naturally from the remains of plants, including steam (thermal) coal and coking (metallurgical) coal.

4.

“Pertambangan Mineral” adalah pertambangan 4. kumpulan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

“Mineral Mining” means any mining of mineral assemblages in the form of ores or rocks other than geothermal, petroleum and natural gas as well as ground water.

5.

“Pertambangan Batubara” adalah pertambangan 5. endapan karbon yang terdapat di dalam bumi, termasuk bitumen padat, gambut, dan batuan aspal.

“Coal Mining” means any mining of carbon sediments found in the earth, including solid bitumen, peat, and asphalt rocks.

6.

“Usaha Pertambangan” adalah kegiatan dalam 6. rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta pascatambang.

“Mining Business” means any mineral and coal business activity that includes the stages of general surveys, explorations, feasibility studies, construction, mines, processing and refining/smelting, transportation and sale as well as postmining.

7.

“Izin Usaha Pertambangan,” yang selanjutnya 7. disebut IUP, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan.

“Mining Permit,” hereinafter called an “IUP,” means a permit under which mining business is conducted.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

5

8.

“WIUP” adalah Wilayah atau bagian dari WUP 8. yang merupakan area usaha pertambangan yang akan diterbitkan ijin usaha pertambangan (IUP) atau yang sudah mendapatkan ijin sebelum undang-undang minerba diberlakukan.

“Mining Permit Area,” hereinafter called a “WIUP,” means an Area or a part of a Mining Area that constitutes a mining business area to be issued a Mining Permit, or is already authorized prior to the effectiveness of Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining.

9.

“IUP Eksplorasi” adalah izin usaha yang 9. diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan.

“Exploration Mining Permit” means a business permit that is granted to undertake stages of general surveys, explorations and feasibility studies.

10. “IUP Operasi Produksi” adalah izin usaha yang 10. “Production Operation Mining Permit” means a diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP business permit that is granted upon completion Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan of an Exploration Mining Permit stage to operasi produksi. undertake a production operation stage. 11. “WIUP Eksplorasi” adalah wilayah yang 11. “Exploration Mining Permit Area” means an diberikan kepada pemegang IUP Eksplorasi. area that is authorized to an Exploration Mining Permit holder. 12. “WIUP Operasi Produksi” adalah wilayah yang 12. “Production Operation Mining Permit Area” diberikan kepada pemegang IUP Operasi means an area that is authorized to a Production Produksi. Operation Mining Permit holder. 13. “Izin Usaha Pertambangan Khusus,” yang 13. “Special Mining Permit,” hereinafter called an selanjutnya disebut dengan IUPK, adalah izin “IUPK,” means a permit under which mining untuk melaksanakan usaha pertambangan di business in a special mining permit area is wilayah izin usaha pertambangan khusus. conducted. 14. “Wilayah Usaha Pertambangan Khusus” 14. “Special Mining Area,” hereinafter called a (WUPK) adalah sebagian Wilayah Pencadangan “WUPK,” means a part of a State Reserve Area, Nasional (WPN) yang sudah dirubah statusnya the status of which has been changed upon atas persetujuan DPR RI dan sudah ditetapkan consent of the House of Representatives of the oleh Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Republic of Indonesia, and determined by the Pemerintah Daerah untuk diusahakan sebagai Government upon coordination with the wilayah pertambangan dengan Izin Usaha Regional Governments to be commercialized as Pertambangan Khusus (IUPK). a mining zone with a Special Mining Permit. 15. “IUPK Eksplorasi” adalah izin usaha yang 15. “Exploration Special Mining Permit” means a diberikan untuk melakukan tahapan kegiatan business permit that is granted to undertake penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi stages of general surveys, explorations, and kelayakan di wilayah izin usaha pertambangan feasibility studies in a special mining permit khusus. area. 16. IUPK Operasi Produksi adalah izin usaha yang 16. “Production Operation Special Mining Permit” diberikan setelah selesai pelaksanaan IUPK means a business permit that is granted upon Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan completion of an Exploration Mining Permit operasi produksi di wilayah izin usaha stage to undertake a production operation stage pertambangan khusus. in a special mining permit area.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

6

17. “WIUPK Eksplorasi” adalah wilayah yang 17. “Exploration Special Mining Permit Area in diberikan kepada pemegang IUPK Eksplorasi. Special Mining Area” means an area that is authorized to an Exploration Special Mining Permit holder. 18. “WIUPK Operasi Produksi” adalah wilayah 18. “Production Operation Special Mining Permit yang diberikan kepada pemegang IUPK Operasi Area in Special Mining Area” means an area Produksi. that is authorized to a Production Operation Special Mining Permit holder. 19. “Izin Pertambangan Rakyat,” yang selanjutnya 19. “Small-Scale Mining Permit,” hereinafter called “IPR,” adalah izin untuk melaksanakan usaha an “IPR,” means a permit under which mining pertambangan dalam wilayah pertambangan business within a small-scale mining area that is rakyat dengan luas wilayah dan investasi limited in size and investments is conducted. terbatas. 20. “Operasi Produksi” adalah tahapan kegiatan 20. “Production Operation” means a stage in mining usaha pertambangan yang meliputi konstruksi, business that includes construction, mines, penambangan, pengolahan, pemurnian, processing, refining/smelting, including termasuk pengangkutan dan penjualan, serta transportation and sale as well as facilities to sarana pengendalian dampak lingkungan sesuai control environmental impacts upon the findings dengan hasil studi kelayakan. of feasibility studies. 21. “Afiliasi dari suatu badan” adalah setiap badan 21. “Affiliate” of any entity means any other entity lain yang langsung ataupun tidak langsung, that directly or indirectly, through one or more melalui satu atau lebih suatu perantara, intermediaries, controls or is controlled by or is mengendalikan atau dikendalikan oleh atau under common control. “Control” means berada di bawah pengendalian bersama. having power to directly or indirectly direct the “Pengendalian” berarti pemilikan, secara management and policy and decision of an langsung atau tidak langsung, kemampuan entity. untuk mengarahkan manajemen dan kebijakan dan kebijaksanaan suatu badan. 22. “Peningkatan Nilai Tambah” adalah kegiatan 22. “Increase in Added Value” means an activity of pengolahan mineral dan batubara untuk mineral and coal processing that is carried out to mempertinggi harga mineral dan batubara yang make mineral and coal prices appreciate in order bersangkutan sehingga dapat memberikan to supplement the state income and contribute to pendapatan yang lebih tinggi bagi negara dan the economic activities. meningkatkan kegiatan perekonomian. 23. “Steam (thermal) coal” adalah batubara yang 23. “Steam (thermal) coal” means coal that is used digunakan sebagai bahan bakar pada as a fuel in power plants and steam engines in pembangkit listrik dan mesin uap pada industri, industries, typically with lower calories and umumnya mempunyai nilai kalor lebih rendah more fly ash compared to coking (metallurgical) dan mempunyai abu terbang lebih tinggi coal. dibanding coking (metallurgical) coal. 24. “Coking (metallurgical) coal” adalah batubara 24. “Coking (metallurgical) coal” means coal that is yang digunakan pada industri metalurgi sebagai used in metallurgical industry as a reducing pereduksi pada proses pembuatan besi dan baja. agent in the manufacture of iron and steel.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

7

25. “Harga Patokan Mineral” adalah harga mineral 25. “Benchmark Mineral Price” means a mineral price determined by the Minister, the yang ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau Governors, or the Regents/Mayors within their Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya authority as a floor Price of Mineral produced sebagai patokan penentuan Harga Mineral yang by Mineral Mining Permit holders and Special diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holders. Mineral. 26. Harga Patokan Batubara adalah harga batubara 26. “Benchmark Coal Price” means a coal price yang ditetapkan Menteri c.q. Direktur Jenderal determined by the Minister, in this case the sebagai patokan penentuan Harga Batubara yang Director General, as a floor Price of Coal diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK produced by Coal Mining Permit holders and Batubara. Special Mining Permit holders. 27. Harga Mineral adalah harga mineral yang 27. “Mineral Price” means a mineral price upon disepakati antara penjual dan pembeli mineral which a seller and a buyer of minerals agree at pada suatu saat tertentu. some point in time. 28. Harga Batubara adalah harga batubara yang 28. “Coal Price” means a coal price upon which a disepakati antara penjual dan pembeli batubara seller and a buyer of coal agree at some point in pada suatu saat tertentu. time. 29. “Biaya Penyesuai Mineral” adalah biaya 29. “Mineral Adjustment Cost” means a cost that penambah atau pengurang terhadap Harga adds to or deducts Benchmark Mineral Prices Patokan Mineral karena titik penjualan mineral when a point of sale of minerals is less than a tidak pada titik acuan yang ditetapkan. point of reference determined. 30. “Biaya Penyesuai Batubara” adalah biaya 30. “Coal Adjustment Cost” means a cost that adds penambah atau pengurang terhadap Harga to or deducts Benchmark Coal Prices when a Patokan Batubara karena titik penjualan point of sale of coal is less than a Free on Board batubara tidak pada titik Free on Board di atas point, on board a vessel carrying coal. kapal pengangkut (vessel) batubara. 31. “Penjualan Spot” adalah penjualan batubara 31. “Spot Selling” means sale of coal for a period of untuk jangka waktu kurang dari 12 bulan. less than 12 months. 32. “Penjualan Jangka Tertentu” (term) adalah 32. “Term Selling” means sale of coal for a period penjualan batubara untuk jangka waktu 12 bulan of 12 months or more. atau lebih. 33. “Batubara Jenis Tertentu” adalah batubara 33. “Certain-Type Coal” means coal with certain dengan jenis dan pemakaian tertentu, antara types and usage that include, inter alia, fine coal, lain: fine coal; reject coal; own used coal; reject coal, own used coal, coal with certain batubara dengan impurities tertentu; batubara impurities, very low calories coal, and coal dengan kalori sangat rendah; dan batubara untuk dedicated to less-developed regions. pengembangan daerah tertinggal. 34. “Badan Usaha” adalah setiap badan hukum yang 34. “Business Entity” means any legal entity that bergerak di bidang pertambangan yang didirikan engages in the field of mining, established under berdasarkan hukum Indonesia dan the laws of Indonesia and domiciled in the berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan territory of the State of the Republic of Republik Indonesia. Indonesia.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

8

35. “Modal asing” adalah modal yang dimiliki oleh 35. “Foreign Capital” means capital owned by a foreign country, an individual of foreign negara asing, perseorangan warga negara asing, national, a foreign business entity, a foreign badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau legal entity, and/or all capital that is owned by a seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. foreign party. 36. “Modal dalam negeri” adalah modal yang 36. “Domestic Capital” means capital owned by the dimiliki oleh negara Republik Indonesia, state of the Republic of Indonesia, an individual perseorangan warga negara Indonesia, atau of Indonesian national, or a business entity of badan usaha yang berbentuk badan hukum atau legal entity or nonlegal entity. tidak berbadan hukum. 37. “Divestasi saham” adalah jumlah saham asing 37. “Share Divestment” means a number of foreign yang harus ditawarkan untuk dijual kepada shares that must be offered to sell to the Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Government, the Regional Governments, StateMilik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Owned Entities, Region-Owned Entities, or Daerah (BUMD), atau Badan Usaha Swasta National Private Entities. Nasional. 38. “Perseroan” adalah Perseroan Terbatas 38. “Company” means a limited liability company sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang as intended by Law Number 40 of 2007 No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas concerning Limited Liability Companies, termasuk perusahaan-perusahaan penanaman including investment companies that are modal yang didirikan dalam ruang lingkup established within the scope of Law Number 25 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang of 2007 concerning Investments. Penanaman Modal. 39. “Masyarakat” adalah masyarakat yang berada di 39. “Community” means community living in an wilayah Kabupaten yang sama dengan WIUP area of a District where a Mining Permit Area is dan/atau yang berada di sekitar WIUP. located and/or living around a Mining Permit Areas. 40. “Pengembangan dan Pemberdayaan 40. “Community Development and Empowerment” Masyarakat” adalah usaha untuk meningkatkan means an effort to improve the capability of kemampuan masyarakat, baik secara individual community, either individually or collectively, maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat to raise their standard of living. kehidupannya. 41. “Menteri” adalah menteri yang 41. “Minister” means a minister that administers menyelenggarakan urusan pemerintahan di governmental affairs in the field of mineral and bidang pertambangan mineral dan batubara. coal mining.

BAB II PENETAPAN KOMODITAS TAMBANG Pasal 2 (1) Usaha pertambangan dikelompokan atas:

CHAPTER II DETERMINATION OF MINING COMMODITIES Article 2 (1) Mining business shall be classified into:

a.

pertambangan mineral; dan

a.

mineral mining; and

b.

pertambangan batubara.

b.

coal mining.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

9

(2) Pertambangan mineral sebagaimana dimaksud (2) Mineral mining as intended by section (1) point pada ayat (1) huruf a, digolongkan atas: (a), shall be grouped as: a.

Komoditas pertambangan mineral terdiri atas empat golongan yaitu i.

b.

Komoditas pertambangan mineral radioaktif terdiri dari: Radium, Thorium, Uranium dan bahan-bahan galian radioaktif lainnya.

a.

Mineral mining commodities, including four groups, namely: i.

Radioactive mineral mining commodities, comprising: Radium, Thorium, Uranium and other radioactive excavated materials.

ii. Komoditas pertambangan mineral logam terdiri dari: Litium, Berilium, Halit, Magnesium/Monasit, Kalium, Kalsium, Emas, Tembaga, Perak, Timbal, Seng, Timah, Nikel, Mangan, Platina, Bismuth, Molibdenum, Bauksit, Air Raksa, Wolfram, Titanium, Barit, Vanadium, Kromit, Antimoni, Kobalt, Tantalum, Cadmium, Galium, Indium, Yitrium, Magnetit, Zirkon, Besi.

ii. Metal mineral mining commodities, comprising: Lithium, Beryllium, Halite, Magnesium/Monazite, Kalium, Calcium, Gold, Copper, Silver, Lead, Zinc, Tin, Nickel, Manganese, Platinum, Bismuth, Molybdenum, Bauxite, Mercury, Wolfram, Titanium, Barite, Vanadium, Chromite, Antimony, Cobalt, Tantalum, Cadmium, Gallium, Indium, Yttrium, Magnetite, Zircon, Iron.

iii. Komoditas pertambangan mineral bukan logam terdiri dari: Intan, Korundum, Grafit, Arsen, Kuarsa, Fluorspar, Kriolit, Yodium, Brom, Klor, Belerang, Fosfat, Halit, Asbes, Talk, Mika, Magnesit, Yarosit, Oker, Fluorit, Ball Clay, Fire Clay, Zeolit, Kaolin, Feldspar, Bentonit, Gipsum, Marmer, Dolomit, Kalsit, Oniks, Rijang, Pirofilit, Kuarsit, Wolastonit.

iii. Nonmetal mineral mining commodities, comprising: Diamond, Corundum, Graphite, Arsenic, Quartz, Fluorspar, Criolite, Iodine, Bromine, Chlorine, Sulfur, Phosphate, Halite, Asbestos, Talc, Mica, Magnesite, Yarosite, Ocher, Fluorite, Ball Clay, Fire Clay, Zeolite, Kaolin, Feldspar, Bentonite, Gypsum, Marble, Dolomite, Calcite, Onyx, Chert, Pyrophillite, Quartzite, Wollastonite.

iv. Komoditas pertambangan batuan terdiri: Pumice, Tras, Toseki, Obsidian, Perlit, Tanah diatomae, Tanah serap (fullers earth), Slate, Granit dan granodiorit, Andesit, Gabro dan peridotit, Basalt,Trakhit, Leusit, Tanah liat, Opal, Kalsedon, Batukapur, Pasir sepanjang tidak mengandung unsurunsur mineral logam, bukan logam dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

iv. Rock mineral mining commodities, comprising: Pumice, Trass, Toseki, Obsidian, Perlite, Diatomaceous Earth, Fullers Earth, Slate, Granite and Granodiorite, Andesite, Gabro and Peridotite, Basalt, Trachyte, Leucite, Clay, Opal, Chalcedony, Limestone, Sand to the extent not containing elements of metal minerals, not metal in considerable amounts when sighted from the perspective of mining economy.

Komoditas Pertambangan batubara adalah: b. Gambut, bitumen padat, aspal, antrasit, batubara, batubara muda.

Coal mining commodities, including peat, solid bitumen, asphalt, anthracite, coal, brown coal.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

10

Pasal 3

Article 3

(1) Pemindahan komoditas pertambangan dari suatu (1) Movement of mining commodities from one golongan ke golongan lain sebagaimana group to another as intended by Article 2 shall dimaksud dalam Pasal 2, ditetapkan dengan be provided for by Regulation of the Peraturan Pemerintah. Government. (2) Komoditas pertambangan yang belum diatur (2) Mining commodities not yet governed as sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, intended by Article 2 shall be provided for by ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Regulation of the Government.

BAB III TATACARA MENDAPATKAN WILAYAH [DAN] IZIN USAHA PERTAMBANGAN Bagian Kesatu

CHAPTER III PROCEDURES FOR ACCESS TO MINING PERMIT AREAS Part One

Tatacara mendapatkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK)

Procedures for Access to Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Pasal 4

Article 4

Tatacara Mendapatkan WIUP

Procedures for Access to Mining Permit Areas:

(1) Setiap usaha pertambangan bahan galian (1) Any metal mineral and coal excavated material mineral logam dan batubara dapat dilaksanakan mining business may be conducted upon access setelah mendapat WIUP dengan cara lelang dan to Mining Permit Areas through bids, the kepada pemenang lelang langsung diberikan winning bidder of which shall immediately be IUP. granted a Mining Permit. (2) Setiap usaha pertambangan mineral bukan (2) Any nonmetal mineral and rock mineral mining logam dan mineral batuan dapat dilaksanakan business may be conducted upon access to setelah mendapat WIUP dengan cara Mining Permit Areas by procedures for pencadangan wilayah. applications to reserve areas. (3) WIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) Mining Permit Areas as intended by section (1) ayat (2) diberikan oleh Menteri, shall be authorized by the Minister, the Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan Governors/the Regents/Mayors within their kewenangannya kepada Badan Usaha, Koperasi authority to Business Entities, Cooperatives or atau Perorangan. Sole Proprietorships.

Pasal 5

Article 5

Tatacara mendapatkan WIUPK

Procedures for Access to Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

(1) Setiap usaha pertambangan bahan galian (1) Any metal mineral and coal excavated material mineral logam dan batubara dapat dilaksanakan mining business may be conducted upon access setelah mendapat WIUPK dengan cara prioritas to Special Mining Permit Areas in Special atau lelang Mining Areas on priority terms or through bids. Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

11

(2) WIUPK dapat diberikan kepada BUMN dan (2) Special Mining Permit Areas in Special Mining BUMD dengan cara prioritas, atau badan usaha Areas may be authorized to State-Owned swasta dengan cara lelang. Entities and Region-Owned Entities on priority terms, or to private business entities through bids. (3) WIUPK yang sudah ditetapkan oleh Menteri (3) Special Mining Permit Areas in Special Mining ditawarkan terlebih dahulu kepada BUMN atau Areas the Minister has determined shall first be BUMD. offered to State-Owned Entities or RegionOwned Entities. (4) Dalam hal peminat sebagaimana dimaksud pada (4) Where the interested entity as intended by ayat (3) lebih dari satu, maka WIUPK diberikan section (3) is more than one, then the Special kepada BUMN atau BUMD Pertambangan yang Mining Permit Area in a Special Mining Area terlebih dahulu memenuhi persyaratan. shall be authorized to a mining State-Owned Entity or a mining Region-Owned Entity eligible in the first place. (5) Bagi BUMN/BUMD yang mendapatkan (5) A State-Owned Entity/Region-Owned Entity prioritas atau pemenang lelang langsung with priority or a winning bidder shall diberikan IUPK immediately be granted a Special Mining Permit. (6) WIUPK sebagaimana ayat (1) di atas diberikan (6) Special Mining Permit Areas in Special Mining oleh Menteri. Areas as intended by section (1) above shall be authorized by the Minister.

Bagian Kedua

Part Two

Tatacara Lelang WIUP dan WIUPK

Auction Procedures for Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Pasal 6

Article 6

(1) Dalam rangka pelelangan Menteri, Gubernur, (1) In the auction process, the Minister, the Bupati/Walikota sesuai kewenangannya Governors, the Regents/Mayors shall within mengumumkan WIUP secara terbuka kepada their authority announce Mining Permit Areas Badan Usaha, Koperasi atau Perorangan. transparently to Business Entities, Cooperatives or Sole Proprietorships. (2) Dalam rangka pelelangan, Menteri (2) In the auction process, the Minister shall mengumumkan WIUPK secara terbuka kepada announce Special Mining Permit Areas in Badan Usaha (Swasta). Special Mining Areas transparently to (Private) Business Entities. (3) Dalam pelaksanaan penawaran WIUP, Menteri, (3) In the invitation for bids for Mining Permit Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Areas, the Minister, the Governors, the kewenangannya membentuk panitia lelang Regents/Mayors shall within their authority sebagai pelaksana. form an auction committee to implement the invitation.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

12

(4) Dalam pelaksanaan penawaran WIUPK, (4) In the invitation for bids for Special Mining Menteri membentuk panitia lelang sebagai Permit Areas in Special Mining Areas, the pelaksana. Minister shall form an auction committee to implement the invitation. (5) Panitia Lelang WIUP dan WIUPK

(5) Auction Committees for Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas shall be formed as follows:

a.

Panitia Pelelangan WIUP lintas provinsi dan WIUPK dibentuk oleh Menteri, beranggotakan paling sedikit 7 orang yang berkompeten terdiri atas wakil dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 2 orang, Instansi Pemerintah terkait masing-masing 1 orang, wakil dari pemerintah provinsi masing-masing 1 orang dan dari pemerintah kabupaten/kota setempat masing-masing 1 orang;

a.

A cross-provincial Auction Committee for Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas shall be formed by the Minister, with membership of no fewer than 7 competent persons, namely 2 (two) representatives from the Department of Energy and Mineral Resources, 1 (one) representative from each relevant Government Agency, 1 (one) representative from each provincial governments, and 1 (one) representative from each local district/city governments;

b.

Panitia Pelelangan WIUP lintas kabupaten/kota dibentuk oleh Gubernur yang bersangkutan, beranggotakan paling sedikit 5 orang yang berkompeten terdiri dari wakil dari Pemerintah Provinsi 1 orang, instansi Pemerintah Provinsi terkait masing-masing 1 orang, wakil dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 1 orang dan wakil pemerintah kabupaten/kota masing-masing 1 orang;

b.

A cross-district/city Auction Committee for Mining Permit Areas shall be formed by the Governor concerned, with membership of no fewer than 5 competent persons, namely 1 (one) representative from the Provincial Government, 1 (one) representative from each relevant Provincial Government agency, 1 (one) representative from the Department of Energy and Mineral Resources, and 1 (one) representative from each district/city government;

c.

Panitia Pelelangan WIUP yang berada pada wilayah kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota dibentuk oleh Bupati/Walikota yang bersangkutan, beranggotakan paling sedikit 5 orang yang berkompeten terdiri dari wakil-wakil dari Pemerintah Kabupaten/Kota, Instansi Pemerintah Kabupaten/Kota terkait masingmasing 1 orang, wakil dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral 1 orang, dan wakil dari Pemerintah Provinsi 1 orang.

c.

An Auction Committee for Mining Permit Areas within jurisdiction of the District/City Governments shall be formed by the Regents/Mayors, with membership of no fewer than 5 competent persons, namely representatives from the District/City Government, 1 (one) representative from each relevant District/City Government agency, 1 (one) representative from the Department of Energy and Mineral Resources, and 1 (one) representative from the Provincial Government.

(6) Tugas dan Wewenang panitia lelang WIUP dan (6) The Auction Committee for Mining Permit WIUPK Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas shall have duties and authority to: Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

13

a.

Menyiapkan lelang dan menentukan besaran nilai Kompensasi Informasi Data (KID);

a.

Prepare auctions and determine the rate of the Compensation for Access to Data/Information.

b.

Menyusun jadwal;

b.

Set out a schedule;

c.

Menyiapkan dokumen lelang;

c.

Prepare bidding documents;

d.

Mengumumkan waktu pelaksanaan lelang;

d.

Announce bidding time;

e.

Melaksanakan pengumuman ulang sebanyak-banyaknya 2 (dua) kali; apabila peserta lelang hanya 1 (satu);

e.

Republish the announcement not exceeding 2 (two) times in case there is only 1 (one) bidder;

f.

Menilai kualifikasi peserta lelang;

f.

Assess the qualifications of bidders;

g.

Melakukan evaluasi terhadap penawaran yang masuk;

g.

Make evaluation of incoming bids;

h.

Melaksanakan lelang.

h.

Conduct auctions;

i.

Menetapkan dan mengesahkan hasil Pelelangan dalam bentuk berita acara pelelangan.

i.

Determine and validate bid results by minutes of auction;

(7) Prosedur penentuan pemenang lelang:

(7) Procedures for bid award;

a.

Pengumuman prakualifikasi;

a.

Notice of prequalification;

b.

Pengambilan dokumen prakualifikasi;

b.

Collection of prequalification documents;

c.

Pemasukan dokumen prakualifikasi;

c.

Submission of prequalification documents;

d.

Evaluasi prakualifikasi;

d.

Evaluation of prequalification;

e.

Klarifikasi dan konfirmasi dokumen prakualifikasi;

e.

Clarification and confirmation prequalification documents;

f.

Penetapan hasil prakualifikasi;

f.

Determination of results of prequalification;

g.

Pengumuman hasil prakualifikasi;

g.

Notice of results of prequalification;

h.

Undangan kepada prakualifikasi;

h.

Invitations to prequalified bidders;

i.

Pengambilan dokumen lelang;

i.

Collection of bidding documents;

j.

Penjelasan;

j.

Briefing;

k.

Tahap pemasukan penawaran harga;

k.

Stage of submission of bid/offer;

l.

Pembukaan sampul;

l.

Opening bid envelopes;

m. Penetapan peringkat;

peserta

terhadap

yang

lulus

of

m. Ranking;

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

14

n.

Penunjukan/pengumuman lelang;

pemenang

n.

Appointment/notice of winning bidder;

o.

Dalam hal peserta lelang tetap 1 (satu) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) huruf e ditetapkan sebagai pemenang dengan ketentuan harga dasar lelang yang telah ditetapkan, atau harga penawaran yang diajukan lebih tinggi.

o.

Where only 1 (one) bid has been received following the procedures in section (6) point (e), that bidder shall be determined as the winning bidder, subject to bid floor price already determined, or higher bid price submitted.

p.

Memberi kesempatan adanya sanggahan atas keputusan lelang.

p.

To allow a chance to appeal the award decision.

(8) Untuk mengikuti lelang pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.

Administratif meliputi: i.

a.

Mengisi formulir yang sudah disiapkan panitia lelang;

i.

Fill out a form made available by the Auction Committee;

ii. Company profile;

iii. Akte pendirian yang sudah disyahkan yang berwenang yang tujuannya bergerak di usaha pertambangan, kecuali koperasi;

iii. A deed of establishment already validated by the competent authority engaged in mining business, with the exception of cooperatives;

iv. Susunan pengurus pemegang saham;

iv. The composition of management and the register of shareholders;

dan

daftar

Anggaran dasar dan rumah tangga (bagi koperasi);

v.

The articles of association and by-laws (for cooperatives);

vi. Kartu tanda pengenal bagi perorangan;

vi. An identity proprietorships;

vii. Keterangan usaha).

vii. A Certificate of domicile (for business entities).

domisili

(bagi

badan

Syarat teknis meliputi: i.

b.

Pengalaman perusahaan di bidang pertambangan sekurang-kurangnya selama 3 tahun, bagi perusahaan baru harus mendapat dukungan dari perusahaan induk atau afiliasinya;

Syarat finansial meliputi: i.

NPWP;

card,

for

sole

Technical requirements, including: i.

ii. Rencana Kerja dan Anggaran Biaya untuk kegiatan 1 Tahun. c.

Administrative requirements, including:

ii. Company profile;

v.

b.

harus (8) To join a bid, a bidder must meet the following requirements:

Companies with at least 3 years of mining experience; new companies shall require recommendation of their holding company or affiliate;

ii. Annual Working Plans and Budget c.

Financial requirements, including: i.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

Taxpayer Registration Number; 15

ii. Laporan keuangan 3 (tiga) tahun terakhir yang sudah diaudit akuntan publik;

ii. Past 3 (three)-year financial statements, already audited by a public accountant;

iii. Menempatkan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tunai di bank pemerintah sebesar 5% dari nilai KID (Kompensasi Informasi Data);

iii. To deposit in cash 5% of the value of the Compensation for Access to Data/Information as a bid commitment deposit into a government bank;

iv. Pernyataan bersedia membayar nilai lelang dalam waktu selambatlambatnya 5 hari kerja, setelah pengumuman pemenang lelang;

iv. A statement of commitment to paying bid value not more than 5 (five) working days of notice of bid award;

v.

v.

Pengembalian Jaminan Kesungguhan Lelang bagi peserta yang dinyatakan tidak menang lelang dilaksanakan dalam waktu 5 hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.

Refunds of Bid Commitment Deposits to bidders declared unsuccessful to be given within 5 (five) working days of notice of bid award.

(9) Pemenang lelang beserta dokumen lelang (9) The winning bidder along with the bidding diserahkan oleh Panitia Lelang kepada Menteri, documents shall be referred by the Auction Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan Committee to the Minister, the Governors, the kewenangan untuk diproses lebih lanjut Regents/Mayors for within their authority penerbitan IUP atas nama pemenang lelang processing further to issue a Mining Permit in setelah memenuhi kewajiban sebagaimana the name of the winning bidder upon meeting dimaksud pada ayat (8). the requirements as intended by section (8). (10) Pemenang lelang beserta dokumen lelang (10) The winning bidder along with the bidding diserahkan oleh Panitia Lelang kepada Menteri, documents shall be referred by the Auction untuk diproses lebih lanjut penerbitan IUPK atas Committee to the Minister for processing further nama pemenang lelang setelah memenuhi to issue a Special Mining Permit in the name of kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (8). the winning bidder upon meeting the requirements as intended by section (8). (11) Dalam hal pemenang lelang tidak memenuhi (11) Failure of the winning bidder to meet the kewajibannya sebagaimana dimaksud pada ayat requirements as intended by section (8) will (8), maka kesempatan diberikan kepada result in its chance being given to the nextpemenang urutan selanjutnya. ranked bidder.

Bagian Ketiga

Part Three

Tatacara Pencadangan WIUP Untuk Mineral Bukan Logam dan Mineral Batuan

Procedures for Applications to Reserve Nonmetal Mineral and Rock Mineral Mining Permit Areas

Pasal 7

Article 7

(1) Permohonan pencadangan WIUP sebagaimana (1) Applications to reserve Mining Permit Areas as dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diajukan pada intended by Article 4 section (2) shall be filed Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai with the Minister, the Governors, and the dengan kewenangannya. Regents/Mayors within their authority.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

16

(2) Pelaksanaan Pelayanan Pencadangan WIUP (2) Procedures to reserve Mining Permit Areas shall wajib menerapkan sistem permohonan pertama adopt an eligible first-time applicant system, on yang telah memenuhi persyaratan, mendapat which the first-time applicant shall have first prioritas pertama untuk mendapatkan WIUP. priority to access a Mining Permit Area. (3) Permohonan WIUP dibatasi oleh koordinat (3) Applications for Mining Permit Areas shall be geografis lintang dan bujur sesuai dengan subject to boundaries in terms of latitude and ketentuan sistem informasi geografi nasional. longitude geographical coordinates in accordance with the policy of national geographical information system. (4) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (4) The Minister, the Governors, the dengan kewenangan masing-masing Regents/Mayors shall within their respective memberikan persetujuan atau penolakan atas authority approve or refuse applications to permohonan pencadangan WIUP paling lama 15 reserve Mining Permit Areas not exceeding 15 (lima belas) hari sejak diberikannya tanda (fifteen) days of an acknowledgment of receipt terima bukti permohonan pencadangan WIUP. of the applications to reserve Mining Permit Areas. (5) Pemohonan yang memenuhi persyaratan (5) Eligible applications to reserve areas shall be pencadangan wilayah diberikan peta WIUP issued with a Mining Permit Area map with the berikut koordinat oleh Menteri, Gubernur, coordinates by the Minister, the Governors, the Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya, Regents /Mayors within their authority, made an sebagai lampiran Keputusan IUP. attachment to Decision concerning a Mining Permit. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur (6) Ancillary provisions on procedures to reserve pencadangan wilayah diatur dengan Peraturan areas shall be governed by Regulation of the Menteri. Minister.

Bagian Keempat

Part Four

Prosedur Penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK)

Procedures for Issue of Mining Permits and Special Mining Permits

Pasal 8

Article 8

(1) Penerbitan IUP dan IUPK melalui tatacara (1) Mining Permits and Special Mining Permits lelang. issued by auction procedures, i.e.: a.

Persyaratan permohonan IUP dan IUPK cara lelang dilengkapi pada dokumen lelang.

a.

Documentation for an application for a Mining Permit and a Special Mining Permit by auction procedures shall be included in bidding documents.

b.

Permohonan IUP dan IUPK harus memenuhi persyaratan administratif, teknis, finansial.

b.

Applications for Mining Permit and Special Mining Permits must meet the administrative, technical, and financial requirements.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

17

c.

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya langsung menerbitkan IUP kepada pemenang lelang WIUP.

c.

The Minister, the Governors, the Regents/Mayors shall within their authority immediately issue a Mining Permit to the winning bidder for a Mining Permit Area.

d.

Menteri langsung menerbitkan kepada pemenang lelang WIUPK.

d.

The Minister shall immediately issue a Special Mining Permit to the winning bidder for a Special Mining Permit Area in a Special Mining Area.

IUPK

(2) Penerbitan IUP melalui tatacara pencadangan (2) Mining Permits issued by Procedures for wilayah. Applications to Reserve Areas, i.e.: a.

pemohon sudah melakukan prosedur pencadangan wilayah sebagaimana dimaksus dalam Pasal 7, bagi yang sudah memenuhi persyaratan pencadangan WIUP diberikan peta WIUP berikut koordinat sebagai lampiran SK IUP.

a.

an applicant shall have followed procedures for an application to reserve areas as intended by Article 7; an applicant that already meets the requirements to reserve a Mining Permit Area shall be issued with a Mining Permit Area map with the coordinates, made an attachment to Decision concerning a Mining Permit.

b.

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya menerbitkan IUP kepada pemohon yang memenuhi persyaratan administratif, teknis, finansial.

b.

The Minister, the Governors, the Regents/Mayors shall within their authority issue Mining Permits to applicants that already meet the administrative, technical, and financial requirements.

(3) Penerbitan IUPK melalui prioritas diberikan (3) Special Mining Permits issued on priority terms langsung oleh Menteri kepada Badan Usaha shall immediately be delivered by the Minister Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik to State-Owned Entities and Region-Owned Daerah (BUMD), setelah memenuhi persyaratan Entities, upon meeting the administrative, administratif, teknis, finansial technical, and financial requirements. (4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) The requirements for Exploration Mining (2) dan ayat (3) untuk IUP dan IUPK Eksplorasi Permits and Special Mining Permits as intended adalah: by section (2) and section (3) shall be: a.

Persyaratan meliputi: i.

Administratif

badan

usaha

Surat permohonan;

ii. Menyebutkan dimohon;

bahan

a.

Administrative requirements for business entities that include: i.

galian

A letter of application;

yang

ii. To mention excavated materials being applied for:

iii. Akte pendirian perusahaan yang salah satu maksud dan tujuannya bergerak dibidang pertambangan yang telah disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM;

iii. A deed of establishment of company with any of the objectives and purposes to engage in the field of mining, already validated by the Minister of Law and Human Rights;

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

18

b.

iv. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun).

iv. A list of experts (mining/geology with at least 3 years of experience).

v.

v.

A full report on exploration;

vi. Laporan studi kelayakan;

vi. A report on feasibility studies;

vii. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL.

vii. Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts.

Persyaratan Administratif untuk koperasi sebagai berikut: i.

c.

Laporan lengkap eksplorasi;

b.

Akte pendirian Koperasi;

Administrative requirements cooperatives that include: i.

A deed of Cooperative;

establishment

for of

ii. NPWP, SPT, SIUP;

ii. Taxpayer Registration Number, Annual Tax Return, Trading License;

iii. Keterangan Domisili;

iii. A Certificate of Domicile;

iv. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun);

iv. A list of experts (mining/geology with at least 3 years of experience).

v.

v.

Laporan lengkap eksplorasi;

A full report on exploration;

vi. Laporan studi kelayakan;

vi. A report on feasibility studies;

vii. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL;

vii. Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts.

viii Melampirkan laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT).

viii To enclose a report on the Annual Meeting of Members.

Persyaratan administratif untuk perorangan sebagai berikut: i.

Kartu tanda pengenal;

c.

Administrative requirements proprietorships that include: i.

for

An identity card;

ii. NPWP;

ii. Taxpayer Registration Number;

iii. Keterangan domisili;

iii. A Certificate of domicile;

iv. Laporan lengkap eksplorasi;

v.

v.

vi. A report on feasibility studies;

Laporan studi kelayakan;

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

sole

A full report on exploration;

19

vi

Persetujuan AMDAL/UKL-UPL;

vii. Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts.

vii. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun).

vii. A list of experts (mining/geology with at least 3 years of experience).

(5) Persyaratan untuk IUP dan IUPK Operasi (5) Requirements for Production Operation Mining Produksi adalah: Permits and Special Mining Permits shall be: a.

Persyaratan meliputi: i.

administratif

badan

usaha

a.

Surat permohonan;

ii. Menyebutkan dimohon;

bahan

i. galian

A letter of application;

yang

ii. To mention excavated materials being applied for:

iii. Akte pendirian perusahaan yang salah satu maksud dan tujuannya bergerak dibidang pertambangan yang telah disahkan oleh menteri hukum dan HAM;

iii. A deed of establishment of company, with any of the objectives and purposes to engage in the field of mining, already validated by the Minister of Law and Human Rights;

iv. Laporan lengkap eksplorasi;

iv. A full report on exploration;

v.

vi. A report on feasibility studies;

Laporan studi kelayakan;

vi. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL.

b.

Administrative requirements for business entities that include:

Persyaratan administratif untuk koperasi sebagai berikut: i.

Akte pendirian Koperasi;

vi. Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts. b.

Administrative requirements cooperatives that include: i.

A deed of Cooperative;

establishment

for of

ii. NPWP, SPT, SIUP;

ii. Taxpayer Registration Number, Annual Tax Return, Trading License;

iii. Keterangan Domisili;

iii. A Certificate of Domicile;

iv. Laporan lengkap eksplorasi;

iv. A full report on exploration;

v.

v.

Laporan studi kelayakan;

vi. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL;

A report on feasibility studies;

vi. Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

20

vii. Melampirkan laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT). c.

Persyaratan administratif untuk perorangan sebagai berikut : i.

d.

c.

Kartu tanda pengenal;

Administrative requirements proprietorships that include: i.

for

sole

An identity card;

ii. NPWP;

ii. Taxpayer Registration Number;

iii. Keterangan domisili;

iii. A Certificate of domicile;

iv. Daftar tenaga ahli (pertambangan/ geologi yang berpengalaman minimal 3 tahun).

iv. A list of experts (mining/geology with at least 3 years of experience).

Persyaratan teknis peningkatan ke Operasi Produksi (peningkatan IUP dan IUPK Eksplorasi ) meliputi: i.

e.

vii To enclose a report on the Annual Meeting of Members.

d.

Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi nasional;

Technical requirements for upgrades to Production Operations (upgrades of Mining Permits and Exploration Special Mining Permits) that include: i.

An area map accompanied by boundaries in terms of latitude and longitude geographical coordinates in accordance with the policy of national geographical information system;

ii. Laporan lengkap eksplorasi;

ii. A full report on exploration;

iii. Laporan studi kelayakan.

iii. A report on feasibility studies;

Persyaratan finansial meliputi: i.

e.

Bukti pembayaran pemenang lelang (proses lelang);

ii. Bukti pembayaran wilayah;

pencadangan

Technical requirements that include: i.

A Receipt of payment of the winning bidder (bidding process);

ii. A Receipt of payment to reserve areas;

iii. Bukti pembayaran jaminan kesungguhan (pencadangan wilayah);

iii. A Receipt of payment for a commitment deposit (to reserve areas);

iv. laporan keuangan tahun terakhir yang sudah diaudit oleh akuntan publik;

iv. The last year’s financial statement already audited by a public accountant;

v.

v.

Tanda bukti pembayaran iuran tetap.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

A receipt of payment for dead rents.

21

Bagian Kelima

Part Five

Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Eksplorasi

Procedures for Applications for Exploration Mining Permits and Special Mining Permits

Pasal 9

Article 9

(1) IUP Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan (1) Exploration Mining Permits shall include the Umum, Eksplorasi dan Studi Kelayakan. activities of general surveys, explorations and feasibility studies. (2) IUP Eksplorasi diberikan Gubernur, Bupati/Walikota kewenangannya.

oleh Menteri, (2) Exploration Mining Permits shall be granted by sesuai dengan the Minister, the Governors, the Regents/Mayors within their authority.

(3) IUP Eksplorasi diberikan oleh Bupati/Walikota (3) Exploration Mining Permits shall be granted by apabila WIUP berada pada satu wilayah the Regents/Mayors where a Mining Permit kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan Area is located within one district/city, or in the 4 mil laut. territorial sea up to 4 (four) miles. (4) Gubernur apabila WIUP berada pada lintas (4) Exploration Mining Permits shall be granted by kabupaten/kota dalam satu provinsi setelah the Governor where the location of the Mining mendapat rekomendasi dari bupati/walikota atau Permit Area overlaps districts/cities in one wilayah laut sampai dengan 12 mil laut. province, upon recommendation of the regents/mayors, or in the territorial sea up to 12 (twelve) miles. (5) Menteri apabila WIUP berada pada lintas (5) Exploration Mining Permits shall be granted by provinsi setelah mendapat rekomendasi dari the Minister where the location of the Mining gubernur dan bupati/walikota atau wilayah laut Permit Area overlaps provinces, upon sampai dengan lebih dari 12 mil laut. recommendation of the governors and the regents/mayors, or in the territorial sea up to 12 (twelve) miles. Pasal 10

Article 10

(1) IUPK Eksplorasi meliputi kegiatan Penyelidikan (1) Exploration Mining Permits shall include the Umum, Eksplorasi dan Studi Kelayakan. activities of General Surveys, Explorations and Feasibility Studies. (2) IUPK Eksplorasi diberikan oleh Menteri.

(2) Exploration Mining Permits shall be granted by the Minister.

Pasal 11

Article 11

(1) Kepada pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (1) Exploration Mining Permit holders and Special diberikan prioritas pertama untuk Mining Permit holders shall be given first mengusahakan bahan galian lain (bukan asosiasi priority to commercialize other excavated mineral utama) yang keterdapatannya berada materials (not associated minerals) that are dalam WIUP dan WIUPK Eksplorasi dengan found in Exploration Mining Permit Areas and mengajukan permohonan baru. Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas, subject to filing a new application.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

22

(2) Apabila pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (2) Where Exploration Mining Permit holders and tidak berminat atas bahan galian sebagaimana Special Mining Permit holders are disinterested dimaksud pada ayat (1) maka kesempatan in the excavated materials as intended by section pengusahaannya dapat diberikan kepada pihak (1), their chance may be given to any other party lain dengan cara lelang. through bids. (3) Permohonan baru pihak lain sebagaimana (3) A new application by other party as intended by dimaksud pada ayat (1) perlu mendapat section (1) shall require approval of the first persetujuan dari pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holder and first Special Mining pertama. Permit holder. (4) Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi dijamin (4) Exploration Mining Permit holders and Special untuk memperoleh IUP dan IUPK Operasi Mining Permit holders shall be guaranteed that Produksi sebagai peningkatan dengan their Exploration Mining Permits and Special mengajukan permohonan dan melampirkan Mining Permits are upgraded to Production persyaratan peningkatan operasi produksi. Operation Mining Permits and Special Mining Permits, subject to filing applications for and enclosing documentation for upgrades to production operations.

Bagian Ketujuh

Part Seven

Tatacara Permohonan IUP dan IUPK Operasi Produksi

Procedures for Applications for Production Operation Mining Permits and Special Mining Permits

Pasal 12

Article 12

(1) IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan (1) Production Operation Mining Permits shall konstruksi, penambangan, pengolahan dan include the activities of construction, mines, pemurnian serta pengangkutan dan penjualan. processing and refining/smelting as well as transportation and sale. (2) IUP Operasi Produksi dapat dimohon dan (2) Production Operation Mining Permits may be diberikan kepada badan usaha, koperasi dan applied for and granted to business entities, perorangan sebagai peningkatan dari IUP cooperatives and sole proprietorships as an Eksplorasi. upgrade from an Exploration Mining Permit. (3) IUP Operasi Produksi diberikan oleh Menteri, (3) Production Operation Mining Permits shall be Gubernur, Bupati/Walikota sesuai dengan granted by the Minister, the Governors, the kewenangannya. Regents/Mayor within their authority. (4) IUP Operasi Produksi dapat diberikan kepada (4) Production Operation Mining Permits may be badan usaha, koperasi dan perorangan yang granted to business entities, cooperatives and telah mempunyai data IUP Eksplorasi, dengan sole proprietorships already holding Exploration persyaratan laporan lengkap eksplorasi, studi Mining Permits data, provided that the other kelayakan dan AMDAL sudah dipenuhi oleh party already meets the conditions of full reports pihak lain sesuai aturan yang berlaku. on exploration, feasibility studies and Environmental Impact Assessment under prevailing rules.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

23

(5) IUP Operasi Produksi diberikan oleh (5) Production Operation Mining Permits shall be granted by the Regents/Mayors where the mine Bupati/Walikota apabila lokasi penambangan, location and refining/smelting location are in lokasi pengolahan pemurnian berada dalam satu one District/City, or in the territorial sea up to 4 wilayah Kabupaten/Kota atau wilayah laut (four) miles. sampai dengan 4 mil laut. (6) Gubernur apabila lokasi penambangan, lokasi (6) Production Operation Mining Permits shall be pengolahan pemurnian berada pada lintas granted by the Governor where the Kabupaten/Kota dalam satu provinsi atau refining/smelting location overlaps wilayah laut sampai dengan 12 mil laut setelah Districts/Cities in one province, or in the mendapat rekomendasi dari Bupati/Walikota. territorial sea up to 12 (twelve) miles, upon recommendation of the Regents/Mayors, (7) Menteri apabila lokasi penambangan, lokasi (7) Production Operation Mining Permits shall be pengolahan pemurnian berada pada lintas granted by the Minister where the provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil laut refining/smelting location overlaps provinces, or setelah mendapat rekomendasi dari Gubernur the territorial sea up to 12 (twelve) miles, upon dan Bupati/Walikota setempat. recommendation of the local governors and the regents/mayors. (8) Dalam hal hasil studi analisis mengenai dampak (8) Where the results of environmental impact lingkungan pada kegiatan studi kelayakan yang assessment study through feasibility studies akan membawa dampak lingkungan yang indicate that environmental impacts may overlap bersifat lintas Kabupaten/Walikota, maka IUP Districts/Cities, then a Production Operation Operasi Produksi sebagai kelanjutan IUP Mining Permit as a continuation of an Eksplorasi diberikan oleh Gubernur dengan Exploration Mining Permit shall be granted by rekomendasi dari Bupati/Walikota yang the Governor with recommendation of the bersangkutan sesuai dengan kewenangannya Regents/Mayors concerned within their berdasarkan ketentuan perundang-undangan. authority under provisions of laws and regulations. (9) Dalam hal hasil studi analisis mengenai dampak (9) Where the results of environmental impact lingkungan pada kegiatan studi kelayakan assessment study through feasibility studies diperkirakan terdapat dampak lingkungan yang estimate that there may be environmental bersifat lintas provinsi, maka IUP Operasi impacts overlapping provinces, then a Produksi sebagai kelanjutan IUP Eksplorasi Production Operation Mining Permit as a diberikan oleh Menteri dengan rekomendasi dari continuation of an Exploration Mining Permit Bupati/Walikota dan Gubernur yang shall be granted by the Minister with bersangkutan sesuai dengan kewenangannya recommendation of the Regents/Mayors and the berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Governors concerned within their authority under provisions of laws and regulations.

Pasal 13

Article 13

(1) IUPK Operasi Produksi meliputi kegiatan (1) Production Operation Special Mining Permits Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan shall include the activities of construction, Pemurnian serta Pengangkutan dan Penjualan. mines, processing and refining/smelting as well as transportation and sale. (2) IUPK Operasi Produksi diberikan oleh Menteri.

(2) Production Operation Special Mining Permits shall be granted by the Minister.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

24

(3) IUPK Operasi Produksi diberikan kepada (3) Production Operation Special Mining Permits shall be granted to State-Owned Entities, BUMN, BUMD dan Badan Usaha Swasta Region-Owned Entities and Private Business sebagai peningkatan dari IUPK Eksplorasi Entities, as an upgrade from Exploration Special dengan persyaratan laporan lengkap eksplorasi, Mining Permits, subject to conditions of full studi kelayakan dan amdal sesuai aturan yang reports on exploration, feasibility studies and berlaku. Environmental Impact Assessment under prevailing rules. (4) WIUPK yang telah mempunyai data lengkap (4) Special Mining Permit Areas in Special Mining (data eksplorasi, studi kelayakan dan AMDAL) Areas already with complete data (data on dapat diberikan IUPK Operasi Produksi kepada exploration, feasibility studies and BUMN dan BUMD dengan cara prioritas, atau Environmental Impact Assessment) may be Badan Usaha Swasta dengan cara lelang. issued with Production Operation Special Mining Permits and granted to State-Owned Entities and Region-Owned Entities on priority terms, or Private Business Entities through bids.

Bagian Kedelapan

Part Eight

Penciutan WIUP dan WIUPK

Reduction in Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas

Pasal 14

Article 14

(1) Pemegang IUP dapat sewaktu-waktu (1) A Mining Permit holder may at any time file an mengajukan permohonan kepada Menteri, application with the Minister, the Governor, the Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Regent/Mayor within their authority for partial kewenangannya untuk menciutkan sebagian reduction in or reversion of all the Mining atau mengembalikan semua WIUP. Permit Areas. (2) Pemegang IUPK dapat sewaktu-waktu (2) A Special Mining Permit holder may at any time mengajukan permohonan kepada Menteri untuk file an application with the Minister for partial menciutkan sebagian atau mengembalikan dari reduction in or reversion of all the Mining WIUPK. Permit Areas. (3) Penciutan atau pengembalian wilayah (3) In the case of reduction in or reversion of areas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat as intended by section (1) and section (2), the (2) harus menyerahkan : holder must turn in: a.

Laporan, data dan informasi penciutan atau pengembalian yang berisikan semua penemuan teknis dan geologis yang diperoleh pada wilayah yang akan diciutkan dan alasan penciutan atau pengembalian serta data lapangan hasil kegiatan dan menjadi milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya;

a.

A report, data and information on reduction or reversion that contain all technical and geological findings obtained from the area to be reduced, along with the reasons for reduction or reversion as well as field data obtained as a result of activities, becoming the property of the Government or the Regional Governments within their authority;

b.

Peta wilayah penciutan atau pengembalian beserta koordinatnya;

b.

A reduced or reverted area map with its coordinates;

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

25

c.

Tanda Bukti Keuangan;

Pembayaran

Kewajiban

c.

A receipt of obligations;

d.

Laporan Kegiatan sesuai status tahapan terakhir;

d.

An activity report that reflects the final stage status;

e.

Laporan Kegiatan Reklamasi pada wilayah yang diciutkan atau dilepaskan.

d.

A report on reclamation activities in the reduced or relinquished areas.

Pasal 15

payment

for

financial

Article 15

(1) Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (1) Exploration Mining Permit holders and Special mempunyai kewajiban untuk melepaskan WIUP Mining Permit holders shall have obligations to dan WIUPK dengan ketentuan sebagai berikut: relinquish Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas on the following conditions: a.

Untuk IUP dan IUPK mineral logam pada tahun keempat wilayah yang dipertahankan maksimum 50.000 Ha. Pada tahun kedelapan atau pada akhir tahap eksplorasi harus mempertahan wilayah maksimum 25.000 Ha;

a.

For metal mineral Mining Permits and Special Mining Permits, the holders shall in the fourth year retain an area of not exceeding 50,000 Ha; in the eighth year or at the final stage of explorations, must retain an area of not exceeding 25,000 Ha;

b.

Untuk IUP dan IUPK batubara pada tahun keempat wilayah yang dipertahankan maksimum 25.000 Ha. Pada tahun ketujuh atau pada akhir tahap eksplorasi harus mempertahankan wilayah maksimum 15.000 Ha;

b.

For coal Mining Permits and Special Mining Permits, the holders shall in the fourth year retain an area of not exceeding 25,000 Ha; in the seventh year or at the final stage of explorations, must retain an area of not exceeding 15,000 Ha;

c.

Untuk IUP mineral bukan logam pada tahun kedua wilayah yang dipertahankan maksimum 12.500 Ha. Pada tahun ketiga atau pada akhir tahap eksplorasi harus mempertahankan wilayah maksimum 5.000 Ha;

c.

For nonmetal mineral Mining Permits, the holders shall in the second year retain an area of not exceeding 12,500 Ha; in the third year or at the final stage of explorations, must retain an area of not exceeding 5,000 Ha;

d.

Untuk IUP mineral batuan pada tahun kedua wilayah yang dipertahankan maksimum 2.500 Ha. Pada tahun kedelapan atau pada akhir tahap eksplorasi harus mempertahankan wilayah maksimum 1.000 Ha.

d.

For rock mineral Mining Permits, the holders shall in the second year retain an area of not exceeding 2,500 Ha; in the eight year or at the final stage of explorations, must retain an area of not exceeding 1,000 Ha;

(2) Apabila luas wilayah maksimum yang (2) When the required size of the retained area is dipertahan sudah dicapai sebagaimana dimaksud met as intended by section (1), then Exploration pada ayat (1), maka pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holders and Special Mining Eksplorasi tidak diwajibkan lagi menciutkan Permit holders shall no longer be required to wilayah. reduce the area.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

26

Bagian Kesembilan

Part Nine

Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Produksi

Extension of Production Operation Mining Permits and Special Mining Permit

Pasal 16

Article 16

(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Production Operation Mining Permit holders selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sebelum and Special Mining Permit holders shall at the berakhirnya jangka waktu IUP dan IUPK sudah latest 6 (six) months prior to the expiration of mengajukan permohonan perpanjangan IUP dan the Mining Permit and Special Mining Permit IUPK Operasi Produksi kepada Menteri, have filed an application for extension of the Gubernur, Bupati/Walikota sesuai Production Operation Mining Permit and kewenangannya. Special Mining Permit with the Minister, the Governors, the Regents/Mayors within their authority. (2) Permohonan tersebut sebagaimana dimaksud (2) An application as intended by section (1) shall pada ayat (1) dilengkapi: be accompanied by: a.

Peta dan batas koordinat wilayah;

a.

An area map and coordinates;

b.

Tanda bukti pelunasan iuran tetap dan iuran produksi;

b.

A receipt of payment for dead rents and production royalties;

c.

Laporan akhir kegiatan operasi produksi;

c.

A report on the final production operation activities;

d.

Laporan pelaksanaan lingkungan;

d.

An environmental management report;

e.

Rencana Kerja (RKAB);

e.

Working Plans and Budget;

f.

Neraca sumber daya dan cadangan;

f.

Balance sheet of resources and reserves;

g.

Studi Kelayakan;

g.

Feasibility studies;

h.

Persetujuan AMDAL/UKL-UPL.

h.

Approval of Analysis Impact Assessment/Environmental Management Efforts-Environmental Monitoring Efforts.

dan

pengelolaan

Anggaran

Biaya

(3) Keputusan diterima atau ditolak permohonan (3) A decision on which an application for Perpanjangan IUP dan IUPK Operasi Produksi extension of a Production Operation Mining akan diterbitkan paling lambat sebelum Permit and Special Mining Permit is accepted or berakhirnya IUP dan IUPK Operasi Produksi refused shall be issued at the latest prior to the dimaksud. expiry of that Production Operation Mining Permit and Special Mining Permit.

Bagian Kesembilan

Part Nine

Persyaratan Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

Requirements for Applications for Small-Scale Mining Permits

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

27

Pasal 17

Article 17

(1) Penetapan WPR harus berada diluar WUP dan (1) Small-Scale Mining Areas must be determined WPN tetapi masih dalam Wilayah outside the Mining Areas and State Reserve Pertambangan (WP). Areas, but within the Mining Zones. (2) WPR ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah (2) Small-Scale Mining Areas shall be determined konsultasi dengan DPRD Kabupaten/Kota dan by the Regents/Mayors upon consultation with dikoordinasikan dengan Menteri. the Regional House of Representatives of the District/City, and upon coordination with the Minister. (3) IPR diberikan oleh Bupati/Walikota.

(3) Small-Scale Mining Permits shall be granted by the Regents/Mayors.

(4) Camat dapat memberikan IPR apabila telah (4) The heads of subdistricts may grant Small-Scale mendapatkan pelimpahan dari Bupati/Walikota Mining Permits upon receiving delegation from the Regents/Mayors. (5) Setiap usaha pertambangan rakyat pada WPR (5) Any small-scale mining business in Small-Scale dapat dilaksanakan apabila telah mendapatkan Mining Areas may be conducted upon obtaining Izin Pertambangan Rakyat Small-Scale Mining Permits. (6) Pemohon wajib memenuhi administratif, teknis dan finansial. a.

Persyaratan meliputi: i.

administrasi

persyaratan (6) Applicants therefor must meet administrative, technical and financial requirements, as follows: antara

lain

Surat permohonan;

A letter of application;

ii. A Completed form(s); bahan

iv. Kartu Tanda perseorangan); v.

Administrative requirements that include, inter alia: i.

ii. Isian formulir; iii. Menyebutkan dimohon;

a.

Akte pendirian koperasi);

galian

yang

iii. To mention excavated materials being applied for;

Penduduk

(bagi

iv. A Resident Identification Card;

Koperasi

(bagi

v.

A deed of establishment cooperative (for cooperatives);

of

a

vi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (bagi koperasi dan kelompok masyarakat);

vi. The Articles of Association and ByLaws (for cooperatives and community groups);

vii. Susunan Pengurus (bagi koperasi dan kelompok masyarakat);

vii. The composition of Management (for cooperatives and community groups);

viii. Tenaga ahli;

viii. Experts;

ix. Surat keterangan dari Kelurahan/Desa setempat.

ix. Certificates from the local Office of Urban Administrative Division/Office of Rural Administrative Division.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

28

b.

Persyaratan teknis antara lain meliputi: i.

b.

Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis;

i.

ii. Daftar peralatan. c.

An area map coordinates;

with

geographical

ii. List of equipment.

Persyaratan finansial antara lain meliputi: i.

Technical requirements that include, inter alia:

NPWP;

c.

Financial requirements that include, inter alia: i.

ii. Laporan keuangan 3 tahun terakhir (bagi koperasi dan kelompok masyarakat).

Taxpayer Registration Number;

ii. Past 3 (three)-year financial statements (for cooperatives and community groups).

Pasal 18

Article 18

(1) Usaha Pertambangan Rakyat dilarang pada (1) Any small-scale mining business shall be wilayah yang tertutup untuk kepentingan umum, banned in areas off limits to the public, tempat-tempat kuburan, wilayah yang dianggap cemeteries, shrines, other mining business areas. suci, tempat wilayah usaha pertambangan lain. (2) Syarat kedalaman sumuran dan terowongan (2) Shafts and tunnels that are required for Smallpada IPR maksimal 25 m. Scale Mining Permits shall not exceed 25 m in depth. (3) Dapat menggunakan pompa-pompa mekanik, (3) Any small-scale mining business may use penggulundungan atau permesinan dengan mechanical pumps, retorting or machinery with jumlah tenaga maksimal 25 HP untuk 1 IPR, total power of not more than 25 HP for 1 (one) dan tidak diperkenankan menggunakan alat-alat Small-Scale Mining Permit, and may not use berat dan bahan peledak heavy equipment and explosives.

Bagian Kesepuluh

Part Ten

Penggunaan Tanah untuk Kegiatan Operasi Produksi

Use of Land for Production Operation Activities

Pasal 19

Article 19

(1) Hak atas wilayah IUP dan IUPK untuk Operasi (1) Titles to Production Operation Mining Permit Produksi tidak meliputi hak atas tanah Areas and to Special Mining Permit Areas shall permukaan bumi. not include surface land titles.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

29

(2) Dalam hal Pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (2) Where Exploration Mining Permit holders and Special Mining Permit holders wish to apply for akan mengajukan peningkatan IUP dan IUPK an upgrade to Production Operation Mining Operasi Produksi maka Pemegang IUP dan Permits and Special Mining Permits, the IUPK Eksplorasi dimaksud wajib terlebih Exploration Mining Permit holders and Special dahulu menyelesaikan sebagian atau seluruh Mining Permit holders concerned must first wilayah dalam WIUP dan WIUPK Operasi Produksi dengan pemegang hak atas tanah. settle a part or all of the area within Production Operation Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas in Special Mining Areas with the titleholders of land. (3) Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan (3) Mining Permit holders and Special Mining ganti rugi yang jumlahnya ditentukan bersama Permit holders are obligated to give dengan yang mempunyai hak atas tanah compensation, the amount of which shall be sebagaimana dimaksud pada ayat 2, atas dasar mutually determined with the titleholders of musyawarah dan mufakat untuk penggantian land as intended by section 2 on deliberation to sekali atau selama hak itu tidak dapat reach a consensus that such compensation is dipergunakan sesuai dengan peraturan given once only or given to the extent the title is perundang-undangan di bidang pertanahan. unexercisable under laws and regulations on land. (4) Apabila tidak tercapai kata sepakat dalam hal (4) If no agreement on the compensation is reached, ganti rugi maka penyelesaiannya diserahkan the resolution of the compensation shall be kepada Menteri. turned over to the Minister. (5) Apabila masih tidak tercapai kesepakatan (5) If no agreement on the compensation is yet mengenai ganti rugi maka penyelesaiannya reached, the resolution of the compensation diserahkan kepada Pengadilan Negeri yang shall be turned over to the District Court with daerah hukumnya meliputi wilayah IUP dan jurisdiction over the area of Mining Permit and IUPK yang bersangkutan. Special Mining Permit concerned. (6) Segala biaya yang berhubungan dengan ganti (6) Any cost incurred in connection with the rugi termasuk biaya perkara di Pengadilan compensation including the District Court fees, Negeri dibebankan kepada Pemegang IUP dan shall be for the account of the Exploration IUPK Eksplorasi yang bersangkutan. Mining Permit holders and Special Mining Permit holders concerned. (7) Apabila pemegang IUP dan IUPK Eksplorasi (7) If Exploration Mining Permit holders and telah mengadakan penyelesaian dengan Special Mining Permit holders have settled with pemegang hak atas tanah atau pihak yang the titleholders of land or parties in possession menguasai tanah negara untuk luas WIUPK of state land with respect to the size of Operasi Produksi yang akan diajukan sebagai Production Operation Special Mining Permit peningkatan IUP dan IUPK Operasi Produksi, Areas in Special Mining Areas to be applied for maka luas WIUP dan WIUPK Operasi Produksi an upgrade to Production Operation Mining tersebut ditetapkan sebagai kawasan Permits and Special Mining Permits, the size of pertambangan oleh Menteri, gubernur, atau Production Operation Mining Permit Areas and bupati/walikota sesuai dengan kewenangan Special Mining Permit Areas shall be masing-masing. determined as mining areas by the Minister, the Governors, or the Regents/Mayors within their authority.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

30

(8) Apabila luas WIUP dan WIUPK Operasi (8) If the size of Production Operation Mining Permit Areas and Special Mining Permit Areas Produksi telah ditetapkan menjadi kawasan in Special Mining Areas has been determined as pertambangan, maka dalam kawasan mining areas, the land titles within the mining pertambangan dimaksud tidak dapat diberikan area shall not be conferred on any other party. hak atas tanah kepada pihak lain.

BAB IV

CHAPTER IV

BENTUK, JENIS, WAKTU DAN TATACARA PENYAMPAIAN LAPORAN

FORMS, TYPES, PERIOD AND PROCEDURES FOR SUBMISSION OF REPORTS

Bagian Kesatu

Part One

Bentuk dan Jenis Laporan

Forms and Types of Reports

Pasal 20

Article 20

(1) Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan (1) Mining Permit holders and Special Mining seluruh data yang diperoleh dari hasil eksplorasi Permit holders are obligated to turn in all data dan operasi produksi kepada Menteri, gubernur, obtained from explorations and production atau bupati/walikota sesuai dengan operations to the Minister, the Governors, or the kewenangannya. Regents/Mayors within their authority. (2) Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan (2) Mining Permit holders and Special Mining laporan tertulis secara berkala atas rencana kerja Permit holders are obligated to submit a periodic dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan report in writing on working plans and mineral dan batubara kepada Menteri, gubernur, implementation of mineral and coal mining atau bupati/walikota sesuai dengan business activities to the Minister, the kewenangannya. Governors, or the Regents/Mayors within their authority. (3) Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh (3) Mining Permit holders and Special Mining Bupati/Walikota menyampaikan laporan kepada Permit holders whose permits are issued by the Bupati/Walikota dengan tembusan kepada Regents/Mayors shall submit reports to the Menteri dan Gubernur. Regents/Mayors, a copy of which to the Minister and the Governors. (4) Pemegang IUP dan IUPK yang diterbitkan oleh (4) Mining Permit holders and Special Mining Gubernur menyampaikan laporan kepada Permit holders whose permits are issued by the Gubernur dengan tembusan kepada Menteri. Governors shall submit reports to the Governors, a copy of which to the Minister.

Pasal 21

Article 21

(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam (1) Reports as intended by Article 20 section (2) Pasal 20 ayat (2) adalah laporan kemajuan kerja shall be progressive reports on work within a dalam suatu kurun waktu dan dalam suatu specified time frame and a specified activity tahapan kegiatan tertentu yang disampaikan oleh stage submitted by Exploration Mining Permit pemegang IUP atau IUPK Eksplorasi atau holders or Special Mining Permit holders or pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi. Production Operation Mining Permit holders or Special Mining Permit holders. Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

31

(2) Laporan-laporan yang disampaikan oleh (2) Reports submitted by Exploration Mining pemegang IUP Eksplorasi meliputi laporan: Permit holders shall include reports on: a.

Triwulanan;

a.

Quarterly;

b.

Tahunan;

b.

Annually;

c.

akhir tahapan kegiatan penyelidikan umum;

c.

the final stage of general survey activities;

d.

rencana kerja dan anggaran biaya tahapan kegiatan eksplorasi;

d.

working plans and budget for a stage of exploration activities;

e.

akhir tahapan kegiatan eksplorasi;

e.

the final stage of exploration activities;

f.

rencana kerja dan anggaran biaya tahapan kegiatan studi kelayakan;

f.

working plans and budget for a stage of feasibility study activities;

g.

akhir tahapan kegiatan studi kelayakan;

g.

the final stage of feasibility study activities;

h.

rencana kerja dan anggaran biaya peningkatan ke tahapan kegiatan konstruksi;

h.

working plans and budget for upgrades to a stage of construction activities;

i.

rencana kerja dan anggaran biaya tahunan;

i.

annual working plans and budget;

j.

penciutan wilayah;

j.

reduction in area;

k.

laporan pengakhiran ijin/terminasi;

k.

a report on permit expiration/termination;

l.

laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

l.

financial statements already audited by a public accountant.

(3) Laporan-laporan yang disampaikan oleh (3) Reports submitted by Production Operation pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Mining Permit holders shall include reports on: Produksi meliputi laporan: a.

statistik produksi dan mingguan (mineral);

dwi

a.

biweekly statistics on production and sale (mineral);

b.

statistik produksi dan penjualan bulanan (batubara, batuan dan bukan logam);

b.

monthly statistics on production and sale (coal, rocks and nonmetals);

c.

triwulanan;

c.

quarterly;

d.

tahunan;

d.

annually;

e.

akhir tahapan kegiatan konstruksi;

e.

the final stage of construction activities;

f.

rencana kerja dan anggaran biaya tahapan kegiatan penambangan;

f.

working plans and budget for a stage of mine activities;

g.

renacan kerja lingkungan

g.

annual technical working plans;

h.

rencana kerja dan anggaran biaya tahunan;

h.

annual working plans and budget;

tahunan

penjualan

teknik

dan

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

and

environmental

32

i.

penciutan wilayah;

i.

reduction in area;

j.

laporan pengakhiran ijin/terminasi;

j.

a report on permit expiration/termination;

k.

laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik;

k.

financial statements already audited by a public accountant.

l.

laporan rencana kerja perpanjangan IUP atau IUPK Operasi Produksi.

l.

a report on working plans for extension of a Production Operation Mining Permit or a Special Mining Permit;

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai format dan isi (4) Ancillary provisions on format and content of laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 reports as intended by Article 20 section (1), ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan section (2) and section (3) shall be governed by Peraturan Menteri. Regulation of the Minister.

Pasal 22

Article 22

(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam (1) Reports as intended by Article 21 section (2) Pasal 21 ayat (2) dan ayat (3) disampaikan and section (3) shall be submitted to the kepada Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota Minister, the Governors or the Regents/Mayors sesuai dengan kewenangannya selambatwithin their authority at the latest 30 (thirty) lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari days of the conclusion of each quarterly period setelah berakhirnya tiap triwulan atau tahun or each calendar year, save biweekly and takwim kecuali laporan dwi mingguan dan monthly reports on the stage of production bulanan tahapan kegiatan operasi produksi. operation activities. (2) Laporan rencana kerja dan anggaran biaya (2) Reports on annual working plans and budget as tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 intended by Article 21 section (2) and section ayat (2) dan ayat (3) disampaikan kepada (3) shall be submitted to the Minister, the Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai Governors or the Regents/Mayors within their dengan kewenangannya selambat-lambatnya authority at the latest 45 (forty-five) days prior dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari to the conclusion of each calendar year. sebelum berakhirnya tiap tahun takwim. (3) Laporan-laporan dwi mingguan dan bulanan (3) Biweekly and monthly reports shall be disampaikan kepada Menteri, Gubernur atau submitted to the Minister, the Governors or the Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya Regents/Mayors within their authority at the selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari latest 5 (five) working days of the conclusion of kerja setelah berakhirnya tiap dwi mingguan each biweekly or monthly calendar period. atau bulan takwim.

Pasal 23

Article 23

(1) Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors or the dengan kewenangannya dapat memberikan Regents/Mayors within their authority may give tanggapan terhadap laporan-laporan response to reports as intended by Article 21. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

33

(2) Tanggapan sebagaimana dimaksud ayat (1) (2) Any response as intended by section (1) must be met by Mining Permit holders or Special Mining harus ditindaklanjuti oleh pemegang IUP atau Permit holders no later than 30 (thirty) working IUPK dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga days. puluh) hari kerja.

BAB V

CHAPTER V

PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN

SUSPENSION OF MINING BUSINESS ACTIVITIES

Bagian Kesatu

Part One

Kriteria Penghentian Sementara

The Criteria of Suspension

Pasal 24

Article 24

(1) Penghentian sementara dapat diberikan kepada (1) Suspension may be imposed upon Mining pemegang IUP dan IUPK apabila terjadi Permit holders and Special Mining Permit keadaan kahar dan atau keadaan yang holders in the case of the occurrence of any menghalang-halangi dan atau kondisi daya event of force majeure and/or any preventing dukung lingkungan yang tidak memungkinkan circumstance and/or the impossible carrying sehingga menimbulkan penghentian sebagian capacity of the environment, resulting in the atau seluruh usaha pertambangan. cessation of part or all mining business. (2) Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

(2) In this Regulation:

a.

Keadaan Kahar antara lain adalah perang, kerusuhan sipil, pemberontakan, epidemi, gempa bumi, banjir, kebakaran dan lain-lain bencana alam di luar kemampuan manusia

a.

Force Majeure shall include, inter alia, wars, civil commotions, rebellions, epidemics, earthquakes, floods, fire, and force of nature/acts of God beyond one’s control.

b.

Keadaan yang menghalangi antara lain, b. blokade, pemogokan-pemogokan, perselisihan perburuhan di luar kesalahan Pemegang IUP dan IUPK dan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh Pemerintah yang menghambat kegiatan usaha pertambangan yang sedang berjalan (Kawasan Hutan Lindung, Kawasan Hutan Produksi, Penambangan Tanpa Izin)

Preventing circumstances shall include, inter alia, blockades, strikes, and labor disputes other than faults of Mining Permit holders and Special Mining Permit holders, and laws and regulations issued by the Government that delay mining business activities in progress (Preserved Forest Areas, Production Forest Areas, Illegal Mining)

c.

Kondisi daya dukung lingkungan adalah c. apabila kondisi daya dukung lingkungan wilayah tersebut tidak dapat menanggung beban kegiatan operasi produksi sumber daya mineral dan/atau batubara yang dilakukan di wilayahnya.

The carrying capacity of the environment means if the carrying capacity of the environment of the areas cannot support the loads of mineral and/or coal resource production operation activities carried out in their areas.

Bagian Kedua

Part Two Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

34

Tata Cara Permohonan

Procedures for Applications

Pasal 25

Article 25

(1) Permohonan penghentian sementara (1) Applications for suspension as intended by sebagaimana dimaksud pada pasal 24 ayat (2) Article 24 section (2) point (a) and (b) shall be huruf a dan b diajukan secara tertulis paling filed in writing at the latest 14 (fourteen) days of lama 14 (empat belas) hari sejak terjadinya the occurrence of events of force keadaan kahar/keadaan yang menghalangmajeure/preventing circumstances. halangi. (2) Permohonan diajukan kepada Menteri atau (2) Applications for suspension shall be filed with Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai the Minister, the Governors or the kewenangannya dengan menyampaikan Laporan Regents/Mayors within their authority along Keadaan Memaksa. with delivering a Declaration of Force Majeure.

Pasal 26

Article 26

(1) Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors or the kewenangannya jika dipandang perlu dapat Regents/Mayors may within their authority, menguji kebenaran dari Laporan Keadaan where deemed necessary, test the truth of a Memaksa sebagaimana disebutkan pada pasal Declaration of Force Majeure as referred to in 24 ayat (2). Article 24 section (2). (2) Untuk menyatakan keadaan kahar harus disertai (2) A declaration of force majeure shall be dengan pernyataan dari Menteri, Gubernur atau accompanied by declaration of the Minister, the Bupati/Walikota sesuai kewenangannya Governors or the Regents/Mayors within their (dijelaskan dalam ‘Penjelasan’, contoh: authority (To be elaborated in the “Elucidation,” kerusuhan sipil, Pemerintah mengeluarkan for example, in the case of civil commotions, maklumat keadaan darurat sipil). the Government declares civil emergency). (3) Dalam hal Laporan Keadaan Memaksa tidak (3) Where a Declaration of Force Majeure does not sesuai dengan yang disebutkan pada pasal 23 meet the definition as referred to in Article 23 ayat (2), maka keadaan memaksa yang section (2), the declared force majeure shall dilaporkan merupakan kegagalan yang constitute default through neglect. disebabkan oleh kelalaian.

Pasal 27

Article 27

(1) Penghentian sementara sebagaimana dimaksud (1) Suspension as intended by Article 24 section (2) pada pasal 24 ayat (2) huruf c dapat dilakukan point (c) may be made by the Head of Mine oleh Kepala Inspektur Tambang dan atau Inspectors and/or made upon request by the dilakukan berdasarkan permohonan masyarakat public to the Minister, the Governors, or the kepada Menteri, Gubernur, atau Regents/Mayors within their authority. Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

35

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghentian (2) Ancillary provisions on suspension of mining business activities as intended by Article 27 kegiatan usaha pertambangan sebagaimana section (1) shall be governed by Regulation of dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) diatur dengan the Minister or made under prevailing Peraturan Menteri atau dilakukan sesuai dengan provisions. ketentuan yang berlaku.

Pasal 28

Article 28

Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib menerima atau menolak disertai alasannya paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak menerima permohonan.

The Minister, the Governor, or the Regents/Mayors shall within their authority accept or refuse applications for suspension along with the reasons therefor not exceeding 30 (thirty) days of receipt of the applications.

Pasal 29

Article 29

Jangka waktu penghentian sementara karena keadaan kahar dan/atau keadaan yang menghalangi diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang paling banyak 1 (satu) kali untuk 1 (satu) tahun.

The term of suspension because of events of force majeure and/or preventing circumstances shall be no longer than 1 (one) year, and extendable no more than 1 (one) time 1 (one) year.

Pasal 30

Article 30

(1) Permohonan perpanjangan penghentian (1) An application for extension of suspension as sementara sebagaimana dimaksud pada pasal 25 intended by Article 25 shall be filed in writing diajukan secara tertulis paling lama 30 (tiga no later than 30 (thirty) days prior to the puluh) hari sebelum berakhirnya izin expiration of a suspension permit. penghentian sementara. (2) Permohonan perpanjangan penghentian (2) An application for extension of suspension shall sementara mengacu kepada pasal 24, pasal 25 refer to Article 24, Article 25 and Article 26. dan pasal 26. Bagian Ketiga

Part Three

Kewajiban Selama Penghentian Sementara

Obligations During Suspension Periods

Pasal 31

Article 31

(1) Pemegang IUP dan IUPK yang telah diberikan (1) Mining Permit holders and Special Mining izin penghentian sementara dikarenakan kahar, Permit holders to whom a suspension permit has tidak mempunyai kewajiban untuk memenuhi been issued because of events of force majeure kewajiban keuangan baik kepada Pemerintah are under no obligation to meet financial maupun kepada Pemerintah daerah. obligations either to the Government or the regional Governments.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

36

(2) Pemegang IUP dan IUPK yang telah diberikan (2) Mining Permit holders and Special Mining Permit holders to whom a suspension permit has izin penghentian sementara dikarenakan been issued because of circumstances keadaan yang menghalangi kegiatan usaha preventing mining business activities and/or the pertambangan dan atau keadaan kondisi daya carrying capacity of the environment of the dukung lingkungan wilayah, mempunyai areas are under any obligation to submit reports kewajiban untuk menyampaikan pelaporan dan memenuhi kewajiban keuangan baik kepada and meet financial obligations either to the Pemerintah maupun kepada Pemerintah daerah. Government or the regional Governments.

Bagian Keempat

Part Four

Pengakhiran Penghentian Sementara

Termination of Suspension Permits

Pasal 32

Article 32

Izin Penghentian Sementara berakhir karena:

A Suspension Permit shall terminate if:

a.

habis masa berlakunya;

a.

its validity period expires;

b.

permohonan pencabutan.

a.

revoked upon request.

Pasal 33

Article 33

Dalam hal jangka waktu yang ditentukan dalam pemberian izin penghentian sementara telah habis dan tidak diajukan permohonan perpanjangan atau pengajuan permohonan tetapi tidak disetujui, maka penghentian sementara tersebut berakhir.

Where a period specified in the suspension permit expires and no application for extension is filed, or an application for extension is filed but disapproved, the suspension shall terminate.

Pasal 34

Article 34

Apabila dalam kurun waktu sebelum habis masa penghentian sementara berakhir pemegang IUP dan IUPK sudah siap melakukan kegiatan operasinya dan mengajukan permohonan pencabutan penghentian sementara serta disetujui oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, maka penghentian sementara tersebut berakhir.

If within a period prior to the expiration of a suspension period Mining Permit holders and Special Mining Permit holders are already prepared to carry out operating activities and file an application for revocation of suspension, and approved by the Minister, the Governors, or the Regents/Mayors within their authority, the suspension shall terminate.

BAB VI

CHAPTER VI

PENGUTAMAAN KEPENTINGAN DALAM NEGERI, PENGENDALIAN PRODUKSI, DAN PENGENDALIAN PENJUALAN MINERAL DAN BATUBARA

DOMESTIC PREFERENCE, CONTROL OF PRODUCTION, AND CONTROL OF MINERAL AND COAL SALES

Bagian Kesatu

Part One

Pengutamaan Kepentingan Dalam Negeri

Domestic Preference

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

37

Pasal 35

Article 35

(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Production Operation Mining Permit holders wajib mengutamakan kepentingan dalam negeri and Special Mining Permit holders are obligated dan mendukung keamanan pasokan mineral atau to give preference to domestic mineral or coal batubara untuk kebutuhan dalam negeri. needs and support the security of domestic mineral or coal supplies. (2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Production Operation Mining Permit holders dapat menjual mineral atau batubara yang and Special Mining Permit holders may sell diproduksikannya ke luar negeri, setelah dapat mineral or coal they produce abroad, upon memenuhi kebutuhan mineral atau batubara meeting the domestic mineral and coal needs dalam negeri pada kurun waktu yang ditentukan. within a specified period.

Pasal 36

Article 36

(1) Pemegang IUP dan IUPK dengan itikad baik (1) Production Operation Mining Permit holders dan semaksimal mungkin harus menggunakan and Special Mining Permit holders must in good tenaga kerja Indonesia, usaha jasa, barang faith and maximally use Indonesian workers, modal, peralatan dan bahan-bahan pendukung service business, capital goods, equipment and atau bahan-bahan mentah yang dihasilkan dari components or raw materials produced in sumber Indonesia dan produk-produk yang telah Indonesia and products made in Indonesia (local dibuat di Indonesia (local content) serta produkcontent) as well as imported products sold in produk impor yang dijual di Indonesia (local Indonesia (local expenditure) in support of expenditure) sebagai pendukung usaha mining and coal business. pertambangan mineral dan batubara. (2) Barang modal, peralatan, mesin-mesin dan (2) Domestic purchase and import plans for other bahan-bahan pendukung lainnya baik untuk capital goods, equipment, machines and rencana pembelian dalam negeri dan impor components must be submitted to the harus disampaikan kepada Pemerintah dalam Government 6 (six) weeks before the company’s bentuk daftar barang, dengan maksud agar budget year begins in the form of list of goods, Pemerintah dapat meneliti dan memeriksa whereby the Government can check and rencana fisik sesuai dengan Rencana Kerja dan examine the physical plans against the Working Anggaran Belanja dan disampaikan 6 (enam) Plans and Budget. minggu sebelum dimulainya tahun anggaran perusahaan. (3) Bentuk daftar dan pengkategorian barang (3) Format of list and category of other capital modal, peralatan, mesin-mesin dan bahan goods, equipment, machines and components pendukung lainnya diatur dengan Peraturan shall be governed by Regulation of the Minister. Menteri.

Bagian Kedua

Part Two

Kewajiban Pemasokan Mineral dan Batubara Dalam Negeri

Domestic Mineral and Coal Supply Obligations

Pasal 37

Article 37

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

38

(1) Menteri menetapkan kewajiban pemasokan (1) The Minister shall provide for an obligation of Production Operation Mining Permit holders kebutuhan mineral untuk dalam negeri oleh and Special Mining Permit holders to supply Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi mineral domestically in consideration of Mineral dengan mempertimbangkan kebutuhan domestic mineral needs. mineral dalam negeri. (2) Kebutuhan mineral di dalam negeri (2) Domestic mineral needs as intended by section sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi (1) shall include mineral needed for mineral kebutuhan mineral untuk industri pengolahan processing industry and mineral needed for mineral dan kebutuhan mineral untuk domestic direct use. pemakaian langsung di dalam negeri. (3) Penetapan besaran kewajiban pemasokan (3) Determination of quantity in respect of an kebutuhan mineral untuk dalam negeri obligation to supply mineral domestically as sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur intended by section (1) shall be governed by dengan Peraturan Menteri. Regulation of the Minister.

Pasal 38

Article 38

(1) Menteri menetapkan kewajiban pasokan (1) The Minister shall provide for an obligation of kebutuhan batubara untuk dalam negeri oleh Production Operation Mining Permit holders Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi and Special Mining Permit holders to supply Batubara dengan mempertimbangkan kebutuhan coal domestically in consideration of domestic batubara dalam negeri. coal needs. (2) Kebutuhan batubara di dalam negeri (2) Domestic coal needs as intended by section (1) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi shall include coal needed for fuel and coal kebutuhan batubara untuk bahan bakar dan needed as raw materials for domestic processing kebutuhan batubara untuk bahan baku industri industry. pengolahan di dalam negeri. (3) Penetapan besaran kewajiban pasokan (3) Determination of quantity in respect of an kebutuhan batubara untuk dalam negeri obligation to supply coal domestically as sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur intended by section (1) shall be governed by dengan Peraturan Menteri. Regulation of the Minister.

Pasal 39

Article 39

(1) Kebutuhan mineral dalam negeri sebagaimana (1) Domestic mineral needs as intended by Article dimaksud dalam Pasal 37 dan kebutuhan 37 and domestic coal needs as intended by batubara dalam negeri sebagaimana dimaksud Article 38 shall be determined by the Minister dalam Pasal 38 ditentukan oleh Menteri setelah upon coordination with the relevant agencies. berkoordinasi dengan instansi terkait. (2) Pemakai Mineral dan/atau Batubara Dalam (2) Domestic Mineral and/or Coal Users shall Negeri menyampaikan rencana kebutuhan submit mineral and/or coal consumption plans mineral dan/atau batubara untuk satu tahun for the following one year to the Minister. berikutnya kepada Menteri. Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

39

(3) Menteri menetapkan kebutuhan Mineral (3) The Minister shall determine domestic mineral and/or coal needs according to the mineral dan/atau Batubara dalam negeri berdasarkan and/or coal consumption plans as intended by rencana kebutuhan mineral dan/atau batubara section (2). sebagaimana disebutkan pada ayat (2).

Bagian Ketiga

Part Three

Harga Mineral dan Batubara untuk Kebutuhan Dalam Negeri

Domestic Mineral and Coal Prices

Pasal 40

Article 40

(1) Menteri menentukan harga patokan mineral (1) The Minister shall determine untuk kebutuhan domestik. benchmark mineral prices.

domestic

(2) Menteri dapat mengatur harga mineral yang (2) It is the discretion of the Minister to determine diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK prices for minerals produced by Mineral Operasi Produksi Mineral yang digunakan untuk Production Operation Mining Permit holders memenuhi kebutuhan dalam negeri. and Special Mining Permit holders to meet the domestic needs. (3) Ketentuan mengenai harga mineral untuk (3) Provisions on domestic mineral prices shall be kebutuhan di dalam negeri diatur dengan governed by Regulation of the Minister. Peraturan Menteri.

Pasal 41

Article 41

(1) Menteri menentukan harga patokan batubara (1) The Minister shall determine benchmark coal untuk kebutuhan domestik. prices. (2) Menteri dapat mengatur harga batubara yang (2) It is the discretion of the Minister to determine diproduksikan oleh Pemegang IUP dan IUPK prices for coal produced by Coal Production Operasi Produksi Mineral yang digunakan untuk Operation Mining Permit holders and Special memenuhi kebutuhan dalam negeri. Mining Permit holders to meet the domestic needs. (3) Ketentuan mengenai harga batubara untuk (3) Provisions on domestic coal prices shall be kebutuhan di dalam negeri diatur dengan governed by Regulation of the Minister. Peraturan Menteri.

Bagian Keempat

Part Four

Pengendalian Produksi

Control of Production

Pasal 42

Article 42

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

40

(1) Pemerintah dapat melakukan pengendalian (1) It is the discretion of the Government to control the production of mineral or coal made by produksi mineral atau batubara yang dilakukan Mineral Production Operation Mining Permit oleh Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi holders and Special Mining holders or Coal Mineral atau Pemegang IUP dan IUPK Operasi Production Operation Mining Permit holders Produksi Batubara. and Special Mining Permit holders. (2) Pengendalian produksi mineral dan batubara (2) Control of mineral and coal production as sebagaimana disebutkan pada ayat (1) untuk: intended by section (1) shall be to: a.

memenuhi ketentuan aspek lingkungan;

a.

meet the requirements environmental aspects;

within

b.

mengutamakan kepentingan dalam negeri;

b.

give preference to domestic needs;

c.

mengendalikan harga mineral dan batubara;

c.

control mineral and coal prices;

d.

melakukan konservasi sumberdaya mineral atau batubara.

d.

conserve mineral or coal resources;

the

(3) Tata cara pengendalian produksi mineral dan (3) Procedures for control of mineral and coal batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) production as intended by section (1) shall be diatur dalam Peraturan Menteri. governed by Regulation of the Minister. (4) Menteri dapat memberikan kewenangan kepada (4) It is the discretion the Minister to authorize the gubernur untuk menetapkan besaran produksi Governors to determine the quantity of mineral mineral kepada masing-masing production for each District/City. Kabupaten/Kota.

Bagian Kelima

Part Five

Pengendalian Penjualan

Control of Sales

Pasal 43

Article 43

(1) Menteri melakukan pengendalian penjualan (1) It is the discretion of the Minister to control mineral atau batubara yang dilakukan oleh mineral or coal sales undertaken by Mineral Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi Production Operation Mining Permit holders Mineral atau Pemegang IUP dan IUPK Operasi and Special Mining holders or Coal Production Produksi Batubara, setelah melakukan Operation Mining Permit holders and Special koordinasi dengan instansi dan industri terkait. Mining Permit holders upon coordination with the relevant agencies and industries. (2) Pengendalian penjualan mineral atau batubara (2) Control of mineral or coal sales as intended by sebagaimana disebutkan pada ayat (1) untuk: section (1) shall be to: a.

mengutamakan pasokan kebutuhan mineral atau batubara dalam negeri,

a.

give preference to domestic mineral or coal needs;

b.

mengendalikan harga mineral dan batubara.

b.

control mineral and coal prices.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

41

(3) Tata cara pengendalian penjualan mineral dan (3) Procedures for control of mineral and coal sales as intended by section (1) shall be governed by batubara sebagaimana disebutkan pada ayat (1) Regulation of the Minister. diatur dalam Peraturan Menteri.

Bagian Keenam

Part Six

Pengawasan

Supervision

Pasal 44

Article 44

(1) Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister/the Governors/the Regents/Mayors dengan kewenangannya melakukan pengawasan shall within their authority supervise the terhadap pelaksanaan pengutamaan mineral implementation of giving preference to domestic untuk kepentingan dalam negeri dan mineral needs and the control of mineral pengendalian produksi mineral oleh Pemegang production made by Mineral Production IUP dan IUPK Operasi Produksi Mineral. Operation Mining Permit holders and Special Mining Permit holders. (2) Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai (2) The Minister/the Governors/the Regents/Mayors dengan kewenangannya melakukan pengawasan shall within their authority supervise the terhadap pelaksanaan pengutamaan batubara implementation of giving preference to domestic untuk kepentingan dalam negeri dan coal needs and the control of coal production pengendalian produksi batubara oleh Pemegang made by coal Production Operation Mining IUP dan IUPK Operasi Produksi Mineral. Permit holders and Special Mining Permit holders. (3) Menteri melakukan pengawasan pelaksanaan pengendalian ekspor dan/atau batubara oleh Pemegang IUPK Operasi Produksi Mineral Pemegang IUP dan IUPK Operasi Batubara.

terhadap (3) The Minister shall supervise the implementation mineral of control of mineral and/or coal export IUP dan conducted by Mineral Production Operation dan/atau Mining Permit holders and Special Mining Produksi Permit holders and/or Coal Production Operation Mining Permit holders and Special Mining Permit holders.

BAB VII

CHAPTER VII

PENINGKATAN NILAI TAMBAH, PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL DAN BATUBARA

INCREASES IN ADDED VALUE, MINERAL AND COAL PROCESSING AND REFINING/SMELTING

Bagian Kesatu

Part One Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

42

Kewajiban Peningkatan Nilai Tambah, Pengolahan dan Pemurnian

Obligations to Increase Added Value, Processing and Refining/Smelting

Pasal 45

Article 45

(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (1) Mineral Production Operation Mining Permit Mineral wajib melakukan pengolahan dan/atau holders and Special Mining Permit holders are pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah obligated to undertake processing and/or mineral yang diproduksikannya, baik secara refining/smelting to increase added value to langsung maupun maupun kerja sama dengan minerals they produce, either directly or by Badan Usaha Milik Negara, BUMD, Swasta, cooperation with State-Owned Entities, RegionKoperasi atau Perseorangan di dalam negeri. Owned Entities, domestic Private Entities, Cooperatives or Sole Proprietorships. (2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Mineral Production Operation Mining Permit Mineral dilarang menjual mineral yang holders and Special Mining Permit holders are diproduksikannya sebelum diolah dan/atau prohibited from selling minerals they produce dimurnikan, baik secara langsung maupun prior to processing and/or refining/smelting, maupun kerja sama dengan Badan Usaha Milik either directly or by cooperation with StateNegara, BUMD, Swasta, Koperasi atau Owned Entities, Region-Owned Entities, Perseorangan di dalam negeri. domestic Private Entities, Cooperatives or Sole Proprietorships. (3) Dalam waktu transisi periode 5 (lima) tahun (3) Mineral processing and refining/smelting sejak diberlakukannya UU No.4 Tahun 2009 undertaken abroad are sanctioned for a 5 (five)pengolahan dan pemurnian mineral masih dapat year transition period following the dilakukan di luar negeri. effectiveness of Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining.

Pasal 46

Article 46

(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi dan Produksi (1) Coal Production Operation Mining Permit Batubara wajib melakukan pengolahan dan/atau holders and Special Mining Permit holders are pencucian untuk meningkatkan nilai tambah obligated to undertake processing and/or batubara yang diproduksikannya. washing to increase added value to coal they produce. (2) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi (2) Coal Production Operation Mining Permit Batubara dilarang menjual batubara yang holders and Special Mining Permit holders are diproduksikannya sebelum diolah dan/atau prohibited from selling coal they produce prior dicuci. to processing and/or washing.

Bagian Kedua

Part Two

Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara

Increases in Added Value to Minerals and Coal

Pasal 47

Article 47

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

43

(1) Jenis-jenis mineral yang ditingkatkan nilai (1) Types of minerals to which added value shall be increased by Production Operation Mining tambahnya oleh Pemegang IUP dan IUPK Izin Permit holders and Special Mining Permit Usaha Pertambangan Operasi Produksi yang holders that commercialize them shall include: mengusahakannya terdiri atas: a.

mineral logam;

a.

metal minerals;

b.

mineral bukan logam; dan

b.

nonmetal minerals; and

c.

batuan.

c.

rocks.

(2) Kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian untuk (2) Activities of processing and/or refining/smelting peningkatan nilai tambah mineral sebagaimana to increase added value to minerals as intended dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain: by section (1) shall include: a.

peleburan logam;

a.

metal melting;

b.

permurnian logam;

b.

metal refining/smelting;

c.

pengolahan mineral non logam; dan

c.

nonmetal mineral processing; and

d.

pengolahan batuan.

d.

rock processing.

(3) Batasan, jenis kegiatan, dan mekanisme (3) Limits, types of activities, and mechanisms for peningkatan nilai tambah mineral sebagaimana increasing added value to minerals as intended by section (1) and section (2) shall be governed dimaksud pada ayat (1) dan (2) diatur di dalam Peraturan Menteri. by Regulation of the Minister.

Pasal 48

Article 48

(1) Kegiatan pengolahan dan/atau pencucian untuk (1) Activities of processing and/or washing to peningkatan nilai tambah batubara antara lain: increase added value to coal shall include, inter alia: a.

penggerusan batubara (coal crushing);

a.

coal crushing;

b.

pencucian batubara (coal washing);

b.

coal washing;

c.

pencampuran batubara (coal blending);

c.

coal blending;

d.

peningkatan upgrading);

mutu

batubara

(coal

d.

coal upgrading;

e.

pembuatan briquetting);

briket

batubara

(coal

e.

coal briquetting;

f.

pencairan batubara (coal liquefaction); dan

f.

coal liquefaction; and

g.

gasifikasi batubara (coal gasification);

g.

coal gasification;

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

44

(2) Batasan, jenis kegiatan, dan mekanisme (2) Limits, types of activities, and mechanisms for increasing added value to coal as intended by peningkatan nilai tambah batubara sebagaimana section (1) shall be governed by Regulation of dimaksud pada ayat (1) diatur di dalam the Minister. Peraturan Menteri.

Bagian Ketiga

Part Three

Pengawasan

Supervision

Pasal 49

Article 49

(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (1) It is the discretion of the Minister, the kewenangannya dapat melakukan pengawasan Governors, or the Regents/Mayors to within terhadap pelaksanaan pengolahan dan their authority supervise the implementation of pemurnian dan/atau pencucian untuk processing and refining/smelting and/or washing peningkatan nilai tambah mineral dan batubara to increase added value to minerals and coal yang diproduksikan oleh Badan Usaha. Business Entities produce. (2) Tata cara pengawasan sebagaimana dimaksud (2) Procedures for supervision as intended by pada ayat (1) diatur di dalam Peraturan Menteri. section (1) shall be governed by Regulation of the Minister.

BAB VIII

CHAPTER VIII

HARGA PATOKAN MINERAL DAN BATUBARA

BENCHMARK MINERAL AND COAL PRICES

Pasal 50

Article 50

Pemegang Izin Usaha IUP dan IUPK Mineral dan Batubara wajib menjual Mineral dan/atau Batubara yang dihasilkannya dengan harga yang wajar, yang ditentukan berdasarkan mekanisme pasar dan/atau sesuai dengan harga Mineral atau Batubara yang berlaku umum di pasar internasional.

Mineral and coal Mining Permit holders and Special Mining Permit holders are obligated to sell minerals and coal they produce at reasonable prices as determined by market mechanisms and/or following mineral and coal prices generally prevailing on the international markets.

Bagian Kesatu

Part One

Harga Patokan Mineral

Benchmark Mineral Prices

Pasal 51

Article 51

(1) Menteri menetapkan harga patokan mineral (1) The Minister shall determine metal mineral and logam dan mineral non logam sebagai batas nonmetal mineral floor prices set as the lowest terendah harga mineral yang dijual oleh prices for minerals sold by Mining Permit pemegang IUP dan IUPK. holders and Special Mining Permit holders.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

45

(2) Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota (2) The Minister, the Governors or the Regents/Mayors shall determine rock mineral menetapkan harga patokan mineral batuan floor prices set as the lowest prices for rock sebagai batas terendah harga mineral batuan minerals sold by Mining Permit holders and yang dijual oleh pemegang IUP dan IUPK. Special Mining Permit holders. (3) Pemegang IUP dan IUPK Mineral wajib (3) Mineral Mining Permit holders and Special menjual Mineral yang dihasilkannya paling Mining Permit holders are obligated to sell rendah sebesar Harga Patokan Mineral, minerals they produce at least at comparable termasuk kepada Badan Usaha afiliasinya. Benchmark Mineral Prices, including selling to their affiliated Business Entities. (4) Ketentuan mengenai penetapan Harga Patokan (4) Provisions on determination of Benchmark Mineral sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Mineral Prices as intended by section 1 shall be diatur melalui Peraturan Menteri. governed by Regulation of the Minister. (5) Setiap penjualan mineral dan batubara ke afiliasi (5) Any sale of minerals and coal to affiliates shall wajib mendapatkan persetujuan terlebih dahulu require prior approval of the Minister. dari Menteri.

Pasal 52

Article 52

(1) Harga Patokan Mineral terdiri atas:

(1) Benchmark Mineral Prices shall include:

a.

Harga Patokan Mineral Logam;

a.

A Benchmark Metal Mineral Price;

b.

Harga Patokan Mineral Bukan Logam; dan

b.

A Benchmark Nonmetal Mineral Price; and

c.

Harga Patokan Mineral Batuan.

c.

A Benchmark Rock Mineral Price.

(2) Harga Patokan Mineral Logam ditentukan (2) A Benchmark Metal Mineral Price shall be berdasarkan harga Mineral Logam yang berlaku determined on the basis of the internationallysecara internasional seperti yang dilaporkan prevailing Metal Mineral price reported in the dalam publikasi harga mineral internasional. international mineral price publications. (3) Harga Patokan Mineral Non Logam ditentukan (3) A Benchmark Nonmetal Mineral Price shall be berdasarkan harga Mineral Non Logam yang determined on the basis of the Nonmetal wajar sesuai dengan mekanisme pasar. Mineral reasonable price according to market mechanisms (4) Harga Patokan Mineral Batuan ditentukan (4) A Benchmark Rock Mineral Price shall be berdasarkan harga Mineral Batuan yang wajar determined on the basis of the Rock Mineral sesuai dengan mekanisme pasar. reasonable price according to market mechanisms (5) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (5) If Mining Permit holders and Special Mining pelanggaran dengan menjual harga dibawah Permit holders are in violation of selling below harga patokan yang telah ditetapkan the determined benchmark prices as intended by sebagaimana dimaksud pada pasal ini harus this article, they must pay the selling price membayar selisih harga jual kepada pemerintah difference to the government in the form of baik penerimaan pajak maupun non pajak either tax revenues or nontax revenues plus ditambah denda sesuai ketentuan berlaku. penalty under the prevailing provisions. Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

46

(6) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (6) If Mining Permit holders and Special Mining Permit holders are in violation as intended by pelanggaran sebagaimana yang dimaksud pada section (5) and already received notice 3 (three) ayat (5) dan telah diberi teguran sebanyak 3 times, it is the discretion of the Minister, the (tiga) kali maka Menteri, Gubernur atau Governors or the Regents/Mayors to within their Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat authority cease mineral delivery to the buyers menghentikan pengiriman mineral kepada concerned. pembeli yang bersangkutan.

Pasal 53

Article 53

(1) Pemegang IUP dan IUPK Mineral wajib (1) Mining Permit holders and Special Mining melaporkan penjualan Mineral yang Permit holders are obligated to report mineral diproduksikannya kepada Menteri, Gubernur, sales they produce to the Minister, the atau Bupati/Walikota paling sedikit 1 (satu) kali Governors or the Regents/Mayors at least (1) dalam sebulan dengan dilengkapi once a month, accompanied by ancillary dokumen/bukti pendukung. documents/conclusive proof. (2) Laporan penjualan Mineral sebagaimana (1) A mineral sales report as intended by section (1) disebutkan pada ayat (1) meliputi antara lain: shall include, inter alia: a.

Harga jual mineral;

a.

Mineral selling prices;

b.

Volume penjualan mineral;

b.

Mineral sales volume;

c.

Kualitas mineral;

c.

Mineral quality;

d.

Titik penjualan mineral; dan

d.

Points of mineral sale; and

e.

Biaya Penyesuai Mineral.

e.

Mineral Adjustment Cost.

Pasal 54

Article 54

(1) Harga Patokan Mineral sebagaimana dimaksud (1) Benchmark mineral prices as intended by dalam Pasal 51 dan Pasal 52 adalah Harga Article 51 and Article 52 shall be Mineral Prices Mineral suatu titik tertentu yang ditentukan oleh at a certain point specified by the Minister, the Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai Governors or the Regents/Mayors within their dengan kewenangannya. authority. (2) Apabila titik serah penjualan Mineral tidak (2) If a delivery point of mineral sale is not applied dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), as intended by section (1), Mineral Prices must maka Harga Mineral wajib mengikuti Harga follow Benchmark Mineral Prices added with or Patokan Mineral dengan ditambah atau deducted by Adjustment Cost as approved by dikurangi Biaya Penyesuai yang disetujui the Minister, the Governors or the Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai Regents/Mayors within their authority. dengan kewenangannya.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

47

Bagian Kedua

Part Two

Harga Patokan Batubara

Benchmark Coal Prices

Pasal 55

Article 55

(1) Menteri menetapkan harga patokan batubara (1) The Minister shall determine coal floor prices sebagai batas terendah harga mineral yang dijual set as the lowest prices for coal sold by Mining oleh pemegang IUP dan IUPK. Permit holders and Special Mining Permit holders. (2) Menteri menetapkan Harga Patokan Batubara (2) The Minister shall determine coal floor prices sebagai batas terendah Harga Batubara yang set as the lowest prices for coal sold by Coal dijual oleh Pemegang IUP dan IUPK Batubara. Mining Permit holders and Special Mining Permit holders. (3) Harga Patokan Batubara sebagaimana dimaksud (3) Benchmark Coal Prices as intended by section pada ayat (1) ditetapkan pada setiap awal bulan (1) shall be determined early each month and dan berlaku untuk satu bulan yang shall prevail during the relevant month. bersangkutan. (4) Pemegang IUP dan IUPK Batubara wajib (4) Coal Mining Permit holders and Special Mining menjual Batubara yang dihasilkannya paling Permit holders are obligated to sell coal they rendah sebesar Harga Patokan Batubara, produce at least at comparable Benchmark Coal sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Prices as intended by section (1). (5) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (5) If Mining Permit holders and Special Mining pelanggaran dengan menjual harga di bawah Permit holders are in violation of selling below harga patokan batubara yang telah ditetapkan the determined benchmark coal prices as sebagaimana dimaksud pada pasal ini harus intended by this article, they must pay the membayar selisih harga jual kepada pemerintah selling price difference to the government in the baik penerimaan pajak maupun non pajak form of either tax revenues or nontax revenues ditambah denda sesuai ketentuan berlaku. plus penalty under the prevailing provisions. (6) Apabila pemegang IUP dan IUPK melakukan (6) If Mining Permit holders and Special Mining pelanggaran sebagaimana yang dimaksud ayat 5 Permit holders are in violation as intended by dan telah diberi teguran sebanyak 3 (tiga) kali section (5) and already received notice 3 (three) maka Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota times, it is the discretion of the Minister, the sesuai kewenangannya dapat menghentikan Governors or the Regents/Mayors to within their pengiriman batubara kepada pembeli yang authority cease coal delivery to the buyers bersangkutan. concerned.

Pasal 56

Article 56

(1) Pemegang IUP dan IUPK Batubara wajib (1) Coal Mining Permit holders and Special Mining melaporkan penjualan Batubara yang Permit holders are obligated to report coal sales diproduksikannya kepada Menteri paling sedikit they produce to the Minister at least (1) once a 1 (satu) kali dalam sebulan dengan dilengkapi month, accompanied by ancillary dokumen/bukti pendukung. documents/conclusive proof. (2) Laporan penjualan Batubara sebagaimana (2) A coal sales report as intended by section (1) disebutkan pada ayat (1) meliputi antara lain: shall include, inter alia: Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

48

a.

Harga jual batubara;

a.

Coal selling prices;

b.

Volume penjualan batubara;

b.

Coal sales volume;

c.

Kualitas batubara;

c.

Coal quality;

d.

Titik penjualan batubara; dan

d.

Points of coal sale; and

e.

Biaya Penyesuai.

e.

Adjustment Cost.

(3) Dokumen/bukti pendukung sebagaimana (3) Ancillary documents/conclusive proof as dimaksud pada ayat (1) meliputi antara lain: intended by section (1) shall include, inter alia: a.

Salinan Invoice;

a.

Copies of Invoice;

b.

Bill of Lading (BL) dan Certificate of weight;

b.

A Bill of Lading (BL) and a Certificate of weight;

c.

Sertifikat hasil analisa kualitas batubara;

c.

A Certificate of quality upon the results of coal analysis;

d.

Salinan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Laporan Surveyor (LS) untuk ekspor;

d.

Copies of Export Declaration and Surveyor Reports on Export;

e.

Time sheet pengapalan; dan

e.

Shipping timesheets; and

f.

Salinan Invoice dan/atau kontrak barging/tongkang untuk titik penjualan bukan di FOB vessel.

f.

Copies of Invoice and/or barging/tongkang contracts for points of sale other than FOB vessel.

g.

Salinan bukti biaya penyesuaian yang telah disetujui Menteri.

g.

Copies of adjustment cost proof approved by the Minister.

Bagian Ketiga

Part Three

Penentuan Harga Patokan Batubara

Determination of Benchmark Coal Prices

Pasal 57

Article 57

(1) Harga Patokan Batubara Steam Coal ditentukan (1) A Benchmark Steam Coal Price shall be dengan mengacu pada rata-rata dari indeks determined with reference to the average coal Harga Batubara yang diterbitkan lembaga yang prices index published by internationallydiakui secara internasional. acknowledged institutions. (2) Harga Patokan Batubara Steam Coal berupa (2) A Benchmark Steam Coal Price shall be the suatu formula penetapan harga dan harga pada formula for pricing and price at certain quality. kualitas tertentu. (3) Formula penetapan Harga Patokan Batubara (3) The formula for Benchmark Steam Coal Pricing Steam Coal sebagaimana dimaksud pada ayat as intended by section (2) shall be governed by (2) diatur di dalam Keputusan Menteri. Regulation/Decision of the Minister.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

49

Pasal 58

Article 58

(1) Harga Patokan Batubara Coking Coal (1) A Benchmark Coking Coal Price shall be ditentukan dengan mengacu pada rata-rata dari determined with reference to the average coal indeks harga batubara yang diterbitkan lembaga prices index published by internationallyyang diakui secara internasional. acknowledged institutions. (2) Formula penetapan Harga Patokan Batubara (2) The formula for Benchmark Coking Coal Coking Coal sebagaimana dimaksud pada ayat Pricing as intended by section (1) shall be (1) diatur di dalam Keputusan Menteri. governed by Regulation/Decision of the Minister.

Pasal 59

Article 59

(1) Harga Patokan Batubara sebagaimana dimaksud (1) Benchmark Coal Prices as intended by Article dalam Pasal 55, Pasal 57 dan Pasal 58 adalah 55, Article 57 and Article 58 shall be Coal Harga Batubara secara Free on Board (FOB) di Prices at Free on Board (FOB), on board vessels atas kapal pengangkut (vessel) Batubara. carrying Coal. (2) Apabila titik serah penjualan Batubara tidak (2) If a delivery point of Coal sale is not applied as dilakukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), intended by section (1), Coal Prices must follow maka Harga Batubara wajib mengikuti Harga Benchmark Coal Prices added with or deducted Patokan Batubara dengan ditambah atau by Adjustment Cost approved by the Minister. dikurangi Biaya Penyesuai yang disetujui Menteri.

Bagian Keempat

Part Four

Penerapan Harga Patokan Batubara

Application of Benchmark Coal Prices

Pasal 60

Article 60

(1) Harga Batubara dalam Penjualan Spot dan (1) Spot Coal Prices and Term Coal Prices must Penjualan Jangka Tertentu harus mengikuti follow Benchmark Coal Prices of the month Harga Patokan Batubara pada bulan di mana when Coal Prices are agreed upon between Coal dilakukan kesepakatan Harga Batubara antara Mining Permit holders and Special Mining Pemegang IUP dan IUPK Batubara dengan Permit holders and Coal buyers. pembeli Batubara. (2) Kesepakatan Harga Batubara sebagaimana (2) The agreed-upon Coal Prices as intended by dimaksud pada ayat (1) harus segera section (1) must immediately be submitted by disampaikan oleh Pemegang IUP dan Coal Mining Permit holders and Special Mining IUPKBatubara kepada Menteri. Permit holders to the Minister. (3) Penandatanganan kontrak jual beli Batubara (3) The signing of Coal sale and purchase contracts sebagai tindak lanjut dari kesepakatan Harga in furtherance of the agreed-upon Coal Prices as Batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) intended by section (1) shall be undertaken at dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah the latest 3 (three) months after the Coal Prices terjadi kesepakatan Harga Batubara. are agreed upon.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

50

Pasal 61

Article 61

(1) Jangka waktu pengiriman Batubara dalam (1) Spot Coal shall be delivered during the term of Penjualan Spot dilakukan selama periode contract. kontrak. (2) Apabila jangka waktu antara penandatanganan (2) If the interval between the signing of a coal sale kontrak jual beli Batubara sebagaimana and purchase contract as intended by Article 60 dimaksud dalam Pasal 60 ayat (3) dengan waktu section (3) and the time of coal delivery by Coal pengiriman Batubara dari Pemegang IUP dan Mining Permit holders and Special Mining IUPK Batubara kepada pembeli Batubara Permit holders to Coal buyers exceeds the term melebihi periode kontrak, maka harus dilakukan of contract, cost adjustment must be made penyesuaian harga mengikuti Harga Patokan following Benchmark Coal Prices of the month Batubara pada bulan di mana dilakukan in which delivery of Coal is undertaken. pengiriman Batubara tersebut.

Pasal 62

Article 62

(1) Harga Batubara dalam Penjualan Jangka (1) Term Coal Prices must be adjusted once 12 Tertentu harus disesuaikan setiap 12 (dua belas) (twelve) months following Benchmark Coal bulan sekali mengikuti Harga Patokan Batubara Prices of the month in which cost adjustment is pada bulan di mana dilakukan penyesuaian made. harga. (2) Apabila jangka waktu antara penandatanganan (2) If the interval between the signing of a coal sale kontrak jual beli sebagaimana dimaksud dalam and purchase contract as intended by Article 60 Pasal 60 ayat (3) dengan waktu pengiriman section (3) and the time of coal delivery by Coal pertama Batubara dari Pemegang IUP dan IUPK Mining Permit holders and Special Mining Batubara kepada pembeli batubara lebih dari 12 Permit holders to Coal buyers exceeds 12 (dua belas) bulan, maka harus dilakukan (twelve) months, cost adjustment must be made penyesuaian harga mengikuti Harga Patokan following Benchmark Coal Prices of the month Batubara pada bulan di mana dilakukan in which delivery of Coal is undertaken. pengiriman Batubara tersebut.

Pasal 63

Article 63

(1) Batubara Jenis Tertentu dapat dijual dengan (1) Certain-Type Coal may be sold below harga di bawah Harga Patokan Batubara, setelah Benchmark Coal prices upon approval of the mendapat persetujuan dari Menteri c.q. Direktur Minister, in this case the Director General. Jenderal. (2) Batubara Jenis Tertentu sebagaimana disebutkan (2) Certain-Type Coal as intended by section (1) pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. shall be governed by Regulation of the Minister.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

51

BAB IX

CHAPTER IX

DIVESTASI SAHAM PEMEGANG IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) DAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS (IUPK) YANG SAHAMNYA DIMILIKI OLEH ASING

SHARE DIVESTMENT BY MINING PERMIT HOLDERS AND SPECIAL MINING PERMIT HOLDERS WHOSE SHARES ARE OWNED BY FOREIGNERS

Pasal 64

Article 64

(1) Pemegang IUP dan IUPK yang sahamnya (1) Mining Permit holders and Special Mining dimiliki oleh asing, setelah 5 (lima) tahun sejak Permit holders whose shares are owned by berproduksi wajib melakukan divestasi saham foreigners, upon 5 (five) years of production, are kepada Peserta Indonesia (Pemerintah, obligated to divest their shares to Indonesian Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara Participants (the Government, Regional (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Governments, State-Owned Entities, Regionatau Badan Usaha Swasta Nasional) secara Owned Entities, or National Private Business bersamaan melalui pemilikan langsung atau Entities) simultaneously either through direct melalui pasar modal dalam negeri. ownership or domestic capital markets. (2) Jumlah saham yang didivestasikan sebagaimana (2) The number of shares divested as intended by dimaksud ayat (1) sekurang-kurangnya 10% dan section (1) shall be at least 10% and offered one dilakukan dalam satu kali penawaran. time only. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak (3) The provision as intended by section (2) shall berlaku jika kepemilikan saham Peserta not apply where the shareholding of the Indonesian Participant is already at least 10%. Indonesia telah mencapai sekurang-kurangnya 10%.

Pasal 65

Article 65

(1) Penawaran saham sebagaimana dimaksud Pasal (1) An offer of shares as intended by Article 64 64 ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya pada section (2) shall be made no later than the first triwulan pertama tahun keenam berproduksi. quarter of the sixth production year. (2) Harga saham yang ditawarkan harus dinilai oleh (2) The price of shares must be valued by an independent valuer. independent appraiser/valuer. (3) Divestasi saham harus terlaksana selambat- (3) Share divestment must be made no later than the lambatnya pada triwulan keempat tahun keenam fourth quarter of the sixth production year. berproduksi. (4) Saham yang telah dimiliki oleh peserta (4) Shares already owned by an Indonesian Indonesia tidak boleh dialihkan kembali kepada Participant shall not be retransferred to a foreign peserta asing. participant. (5) Dalam hal ada penambahan jumlah dalam (5) Where there is an addition to Company’s share modal saham Perusahaaan, pemegang saham capital, Indonesian shareholders shall be offered Indonesia akan ditawarkan saham baru new shares equivalent to their shareholding. sebanding dengan saham yang telah dipegang.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

52

BAB X

CHAPTER X

PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI SEKITAR WILAYAH OPERASI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

DEVELOPMENT AND EMPOWERMENT OF COMMUNITY IN THE VICINITY OF MINERAL AND COAL MINING OPERATION AREAS

Bagian Kesatu

Part One

Ruang Lingkup Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Wilayah Pertambangan

Scope of Development and Empowerment of Community in the Vicinity of Mining Areas

Pasal 66

Article 66

(1) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (1) Development and Empowerment of Community di sekitar wilayah pertambangan disusun dalam in the vicinity of mining areas shall be prepared suatu program dengan maksud agar terciptanya through a program with a view to activating kegiatan pengembangan masyarakat secara community development in a systematic, sistematis, terencana dan terarah sehingga planned and directed manner in order to gain a tercapai kondisi sosial ekonomi dan kualitas better social economic condition and quality of kehidupan yang lebih baik. life. (2) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (2) Development and Empowerment of Community di sekitar wilayah pertambangan disusun dalam in the vicinity of mining areas shall be prepared suatu program dengan memperhatikan through a program with due regard to the pengembangan dan pemberdayaan masyarakat development and empowerment of community disekitar wilayah operasi pertambangan in the vicinity of mining operation areas, which mencakup hal-hal Hubungan Masyarakat the program includes matters concerning (Community Relation), Pemberdayaan Community Relations, Community Masyarakat (Community Empowering), Empowering, Community Services. Pelayanan Masyarakat (Community Services). (3) Penyusunan program sebagaimana dimaksud (3) Preparation of a program as intended by section pada ayat (1) dapat meliputi antara lain: (1) may include, inter alia: a.

Kegiatan Hubungan Komunitas, antara lain: bidang keagamaan, bidang sosial budaya, bidang olah raga dan pendidikan.

a.

Activities of Community Relations, including, inter alia: religious affairs, sociocultural affairs, sports and education.

b.

Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, antara lain: bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang ekonomi, bidang pertanian, bidang peternakan-perikanan.

b.

Activities of Community Empowering, including, inter alia: education, health, economics, agriculture, animal husbandryfisheries.

c.

Kegiatan Pengembangan Infrastruktur, antara lain: sarana pendidikan, sarana keagamaan, sarana kesehatan, sarana pertanian-peternakan, sarana pemberdayaan ekonomi dan sarana umum lainnya.

c.

Activities of Community Infrastructure, including, inter alia: education facilities, religious facilities, health facilities, agriculture-animal husbandry facilities, economic empowerment facilities, and other public facilities.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

53

d.

Lain-lain dapat meliputi kegiatan kegiatankegiatan yang belum termasuk pada program Kegiatan Komunitas, Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, Kegiatan Pengembangan Infrastruktur, seperti bantuan bencana alam dan kegiatan penghijauan dan kampanye lingkungan yang sifatnya nasional.

d.

Other activities may include activities not yet included in the program of Activities of Community, Activities of Community Empowering, Activities of Community Infrastructure Development, such as, natural disaster relief and activities of afforestation/reforestation and environmental campaigns that are national in nature.

Pasal 67

Article 67

(1) Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (1) Community Development and Empowerment by oleh pemegang IUP dan IUPK diprioritaskan Mining Permit holders and Special Mining untuk masyarakat sekitar wilayah tambang yang Permit holders shall be prioritized for terkena dampak langsung maupun tidak community in the vicinity of mining areas either langsung akibat aktifitas pertambangan. directly or indirectly affected by the impact of mining activities. (2) Prioritas masyarakat sebagaimana dimaksud (2) Community to be prioritized as intended by pada ayat (1) yaitu masyarakat yang berada section (1) shall be community living in areas of dalam suatu wilayah kecamatan/kabupaten subdistricts’/regencies’ areas where Mining dengan lokasi WIUP. Permit Areas are located.

Bagian Kedua

Part Two

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Community Development and Empowerment Institutions

Pasal 68

Article 68

Dalam rangka pelaksanaan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintah Daerah bersama-sama dengan Masyarakat dan pemegang IUP dan IUPK membentuk suatu Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di tingkat Kabupaten/Kota.

To implement a Community Development and Empowerment program, the Regional Governments together with the Community and Mining Permit holders and Special Mining Permit holders shall form a Community Development and Empowerment Institution at the Regency/City level.

Pasal 69

Article 69

Anggota Lembaga Pengembangan dan Members of a Community Development and Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari unsur Empowerment Institution shall be the elements that masyarakat, pemegang IUP atau IUPK dan unsur include community, Mining Permit holders or Pemerintah, dengan jumlah yang proporsional. Special Mining Permit holders and the Government, in proportional number.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

54

Pasal 70

Article 70

Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya akan melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi dari pelaksanaan program yang telah disusun oleh Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat berkaitan dengan rencana kerja dan anggaran dari pemegang IUP atau IUPK.

The Minister, the Governors, the Regents/Mayors shall within their authority guide, supervise and evaluate the implementation of a program prepared by the Community Development and Empowerment Institutions in connection with the working plans and budget of Mining Permit holders or Special Mining Permit holders.

Pasal 71

Article 71

Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan A Community Development and Empowerment Masyarakat memiliki tugas dan tanggung jawab Institution shall have duties and responsibilities to: untuk: a.

Melakukan identifikasi usulan-usulan program a. dan biaya Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat setiap tahunnya yang diusulkan pemegang IUP atau IUPK, atau masyarakat.

Identify every year the proposed Community Development and Empowerment programs and costs submitted by Mining Permit holders or Special Mining Permit holders, or the community.

b.

Setelah berkonsultasi dengan Gubernur atau b. Bupati/Walikota, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat menetapkan program-program tahunan untuk WIUP yang terletak di wilayah masing-masing Kabupaten/Kota.

Upon consultation with the Governors or the Regents/Mayors, Community Development and Empowerment Institutions shall determine annual programs for Mining Permit Areas located in the respective Regencies/Cities.

c.

Melakukan sosialisasi kepada Masyarakat atas c. program-program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang telah ditetapkan, termasuk penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang telah ditetapkan.

Socialize the Community with the Community Development and Empowerment programs that have been determined, along with briefing on the implementation of activities according to the adopted Community Development and Empowerment programs.

d.

Melakukan evaluasi setiap tahun terhadap d. pelaksanaan program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Evaluate every year the implementation of the Community Development and Empowerment programs.

e.

Melakukan koordinasi antar Lembaga e. Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat pada wilayah Kabupaten/Kota lainnya yang dilakukan setiap tahun sehubungan dengan program-program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang akan ditetapkan untuk tahun berikutnya.

Coordinate every year Community Development and Empowerment Institutions with other Regencies/Cities with respect to Community Development and Empowerment programs to be adopted for the following year.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

55

Pasal 72

Article 72

Biaya operasional dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat diambilkan dari alokasi biaya program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pemegang IUP dan IUPK yang dianggarkan setiap tahun.

Operating expenses of Community Development and Empowerment Institutions shall be charged to Community Development and Empowerment program funds allocated by Mining Permit holders and Special Mining Permit holders in their annual budget.

Pasal 73

Article 73

Alokasi biaya program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat dari pemegang IUP dan IUPK tidak dapat dimasukan sebagai Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD).

Community Development and Empowerment program funds allocated by Mining Permit holders and Special Mining Permit holders shall not be included in the Regional Budget.

Bagian Ketiga

Part Three

Mekanisme Pelaksanaan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Wilayah Tambang

Mechanisms for Implementation of Development and Empowerment of Community in the Vicinity of Mining Areas

Pasal 74

Article 74

(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK baik itu (1) Any Exploration or Production Operation IUP/IUPK Eksplorasi maupun IUP/IUPK Mining Permit holder and Special Mining Operasi Produksi wajib melaksanakan dan Permit holder are obligated to implement and mendukung program Pengembangan dan support the Community Development and Pemberdayaan Masyarakat yang telah Empowerment programs adopted by ditetapkan oleh Lembaga Pengembangan dan Community Development and Empowerment Pemberdayaan Masyarakat berdasarkan Institutions under this Regulation of the Peraturan Pemerintah ini dan peraturan Government and other relevant laws and perundang-undangan terkait lainnya. regulations. (2) Pemegang IUP dan IUPK setiap tahun wajib (2) Mining Permit holders and Special Mining menyampaikan rencana dan biaya pelaksanaan Permit holders are obligated to submit Program Pengembangan dan Pemberdayaan Community Development and Empowerment Masyarakat berdasarkan rencana kerja dan Program plans and budget every year under anggaran biaya IUP dan IUPK yang telah Mining Permit holders’ and Special Mining disetujui oleh Menteri, Gubernur, Permit holders’ working plans and budget Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya already approved by the Minister, the kepada Lembaga Pengembangan dan Governors, the Regents/Mayors within their Pemberdayaan Masyarakat. authority, to Community Development and Empowerment Institutions.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

56

Pasal 75

Article 75

(1) Masyarakat dapat mengajukan usulan program (1) Community may propose Community kegiatan-kegiatan Pengembangan dan Development and Empowerment Program Pemberdayaan Masyarakat pada wilayah activities in areas where the Community is dimana Masyarakat tersebut berdomisili kepada domiciled to Community Development and Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Empowerment Institutions. Masyarakat. (2) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan (2) Community Development and Empowerment Masyarakat melakukan sinkronisasi bersama Institutions and the Minister, the Governors, the dengan Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota Regents/Mayors within their authority shall sesuai dengan kewenangannnya atas usulan synchronize every year the programs proposed program dari masyarakat dengan rencana dan by the Community with the budget submitted by biaya yang disampaikan oleh pemegang IUP Mining Permit holders and Special Mining dan IUPK setiap tahun. Permit holders. (3) Usulan program dari masyarakat dan usulan (3) Programs proposed by the community and rencana dan biaya dari pemegang IUP dan IUPK proposed plans and budget submitted by Mining yang telah dilakukan sinkronisasi oleh Lembaga Permit holders and Special Mining Permit Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat holders that have been synchronized by bersama dengan pemerintah daerah selanjutnya Community Development and Empowerment disebut sebagai Program Kerja Tahunan Institutions and the regional governments shall Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan further be called Annual Work Programs of Masyarakat. Community Development and Empowerment Institutions. (4) Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan (4) Community Development and Empowerment Masyarakat wajib melakukan evaluasi dan atas Institutions are obligated to evaluate the pelaksanaan program yang sudah dilaksanakan implementation of programs already performed dan menyampaikan laporan secara terbuka and provide reports transparently to the kepada masyarakat yang menjadi sasaran community on which the development and program pengembangan dan pemberdayaan. empowerment programs are targeted. (5) Masyarakat dapat menyampaikan laporan secara (5) Community may make complaints in writing tertulis disertai alasannya mengenai pelaksanaan with assigning any reason against the Program Pengembangan dan Pemberdayaan inconsistency between the implementation of Masyarakat yang tidak sesuai dengan Program the Community Development and Kerja Tahunan Lembaga Pengembangan dan Empowerment Programs and the Annual Work Pemberdayaan Masyarakat, kepada Lembaga Programs of Community Development and Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat Empowerment Institutions, to Community dengan tembusan kepada Menteri, Gubernur, Development and Empowerment Institutions, a Bupati/Walikota yang bersangkutan. copy of which to the Minister, the Governors, the Regents/Mayors concerned.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

57

Pasal 76

Article 76

Biaya Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dibebankan Pemegang IUP dan IUPK berasaskan kepada kemampuan Pemegang IUP dan IUPK dan berdasarkan pada tingkat kewajaran.

Community Development and Empowerment Program Costs charged to funds allocated by Mining Permit holders and Special Mining Permit holders shall occur within the principle of capability of the Mining Permit holders and Special Mining Permit holders, and on the degree of fairness.

Pasal 77

Article 77

Dana Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang berasal dari IUP dan IUPK dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan dan Pengembangan Masyarakat.

Community Development and Empowerment Program Funds derived from Mining Permit holders and Special Mining Permit holders shall be managed by Community Development and Empowerment Institutions.

BAB XI

CHAPTER XI

SANKSI

SANCTIONS

Pasal 78

Article 78

(1) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (1) The Minister, the Governors, the dengan kewenangannya berhak memberikan Regents/Mayors shall within their authority be sanksi administratif kepada pemegang IUP dan authorized to impose administrative sanctions IUPK atas pelanggaran terhadap ketentuan against Mining Permit holders and Special peraturan perundangan. Mining Permit holders for violation of the provisions of laws and regulations. (2) Bupati/Walikota, Camat berhak memberikan (2) The Regents/Mayors, the head of subdistricts sanksi administratif kepada pemegang IPR atas shall be authorized to impose administrative pelanggaran terhadap ketentuan peraturan sanctions against Small-Scale Mining Permit perundangan. holders for violation of the provisions of laws and regulations. (3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud (3) Administrative sanctions as intended by section pada ayat (1) dan ayat (2) berupa: (1) and section (2) shall be in the form of: a.

Peringatan tertulis;

a.

Written warning;

b.

Penghentian Sementara sebagian atau seluruh kegiatan eksplorasi atau operasi produksi; dan/atau

b.

Suspension of part or all of exploration or production operation activities; and/or

c.

Pencabutan.

c.

Revocation.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

58

(4) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada (4) Written warning as intended by section (3) shall be given not more than 3 (three) times at ayat (3) diberikan paling banyak 3 (tiga) kali monthly interval, failing to heed the warning dalam jangka waktu masing-masing satu bulan, will result in suspension or revocation of a apabila peringatan tertulis tidak diindahkan, Mining Permit, Special Mining Permit and maka dilakukan penghentian sementara atau Small-Scale Mining Permit. pencabutan IUP, IUPK dan IPR.

Pasal 79

Article 79

Pemegang IUP atau IUPK yang dengan sengaja menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dengan tidak benar atau menyampaikan keterangan palsu dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Mining Permit holders or Special Mining Permit holders that knowingly submit reports as intended by Article 20 which are untrue, or make representations which are false shall be imposed criminal sanctions under the provisions of laws and regulations.

BAB XII

CHAPTER XII

KETENTUAN PERALIHAN

TRANSITIONAL PROVISIONS

Pasal 80

Article 80

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:

Upon effectiveness of this Regulation of the Government:

(1) Kontrak Karya dan Perjanjian Karya (1) Contracts of Works and Coal Contracts of Pengusahaan Pertambangan Batubara yang telah Works that have undertaken stages of melakukan tahap kegiatan operasi produksi production operations prior to the effectiveness sebelum berlakunya peraturan pemerintah ini of this Regulation of the Government shall tetap berlaku sampai habis dan dapat remain valid until expiration, and are extendable diperpanjang dengan ketentuan perundangunder provisions of laws and regulations. undangan. (2) Kuasa Pertambangan (KP) yang telah ada (2) Mining Authorizations already existing prior to sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 the effectiveness of Law Number 4 of 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara concerning Mineral and Coal Mining shall diberlakukan tetap berlaku sampai jangka waktu remain valid until expiration of the Mining berakhirnya Kuasa Pertambangan (KP) tersebut. Authorizations. (3) Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai (3) The Minister, the Governors, the kewenangannya menetapkan Kuasa Regents/Mayors shall within their authority Pertambangan (KP) yang sudah ada sebelum convert Mining Authorizations already existing Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang prior to Law Number 4 of 2009 concerning Pertambangan Mineral dan Batubara dirubah Mineral and Coal Mining into Mining Permits. menjadi IUP.

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

59

(4) Permohonan Kuasa Pertambangan (KP) yang (4) Applications for Mining Authorizations already received by the Minister, the Governors, the telah diterima Menteri, Gubernur, Regents/Mayors and already obtaining Reserved Bupati/Walikota dan telah mendapatkan Areas prior to the effectiveness of Law Number Pencadangan Wilayah sebelum diberlakukannya 4 of 2009 concerning Mineral and Coal Mining Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang shall be processed further without any bidding Pertambangan Mineral dan Batubara, diproses lebih lanjut tanpa melalui lelang. process. (5) SIPR dan SIPD yang telah ada sebelum (5) Small-Scale Mining Permits and Regional Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mining Permits already existing prior to the Pertambangan Mineral dan Batubara, tetap effectiveness of Law Number 4 of 2009 berlaku sampai jangka waktu berakhirnya SIPR concerning Mineral and Coal Mining shall dan SIPD tersebut. remain valid until expiration of the Small-Scale Mining Permits and Regional Mining Permits. (6) Permohonan Surat Izin Pertambangan Rakyat (6) Applications for Small-Scale Mining Permits (SIPR) dan Surat Izin Pertambangan Daerah and Regional Mining Permits already received (SIPD) yang telah diterima Bupati/Walikota by the Regents/Mayors prior to promulgation of sebelum Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Law Number 4 of 2009 concerning Mineral and tentang Pertambangan Mineral dan Batubara ini Coal Mining may be processed further. diundangkan dapat diproses lebih lanjut.

BAB XIII

CHAPTER XIII

KETENTUAN PENUTUP

CONCLUDING PROVISIONS

Pasal 81

Article 81

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal This Regulation of the Government shall take effect diundangkan. from the date of its promulgation. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

In order that every person may know of it, the promulgation of this Regulation of the Government is ordered by placement in the State Gazette of the Republic of Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal …………………………..

Enacted in Jakarta on …………………………..

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Ttd. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Sgd. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Translated by: Wishnu Basuki (ABNR) [email protected]

Ali Budiardjo, Nugroho, Reksodiputro

60

Related Documents


More Documents from "Mumu Haddad"