AKU DAN SEORANG IBU Seorang ibu pernah bertanya padaku Akan seperti apa hidup di masa depan? Apakah cucuku nanti masih bisa mencicipi manisnya gula atau madu? Atau.. apakah kita masih bisa menanti hadirnya matahari di waktu pagi, seperti kita saat ini sedang duduk di pematang sambil menikmati nyanyian burung dan belaian angin? Aku memandang berkeliling, melihat ke sekitar, betapa gunung-gunung masih berdiri gagah, awan berarak di atas kepala kami, sawah menghampar hijau, ada gubuk, dan seakan segalanya tanpa orang... tanpa kehadiran apa pun Walaupun segalanya berakhir... hanya karena kami mendengar lahan ini akan segera dijadikan sebuah terminal... Dan aku pun ingat pada sebuah pepatah kuno: Hari besok belum tentu kita bisa berdiri seperti hari ini, maka berusahalah untuk tetap berdiri sampai hari besok tiba..
I AND A MOTHER A mother once asked me What life would be like in the future? Is my grandson will still taste the sweetness of sugar or honey? Or .. whether we can still awaiting the presence of the sun in the morning, as we are currently sitting on the embankment while enjoying the singing birds and the wind caress? I looked around, look around, how the mountains are still standing strong, clouds above our heads, extend green rice fields, there are huts, and as if everything without people ... without the presence of any Although it was over ... just because we heard of this land will be used as a terminal ... And I remember at an old saying: It is not necessarily tomorrow, we could stand like today, so try to remain standing until the day arrives tomorrow .. Sukabumi, October 2009