BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat, terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai rotan. Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas. Badak jawa diketahui juga menjadikan rotan sebagai salah satu menunya. Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Malesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, Sri Lanka, dan Bangladesh.Rotan cepat tumbuh dan relatif mudah dipanen serta ditransprotasi. Ini dianggap membantu menjaga kelestarian hutan, kaerna orang lebih suka memanen rotan daripada kayu. Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut. Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan asalan harus diperlakukan untuk pengawetan dan terlindung dari jamur Blue Stain. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan: Pemasakan dengan minyak tanahuntuk rotan berukuran sedang /besar dan Pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil. Selanjutnya rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai
bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole". Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul
dalam
hukuman
cambuk
rotan
bagi
pelaku
tindakan
kriminal
tertentu.Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood ("darah naga"). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran.Agar kegunaan rotan semakin diperkenalkan, bukan semata-mata dipergunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel dan kerajinan.Industri mebel / kerajinan rotan dalam negeri harus makin menggalakkan pemakaian bahan baku rotan (natural) jangan justru mempopulerkan penggunaan barang substitusi (imitasi) dan rangka aluminium. Agar pemerintah memperluas kebijakan ekspor rotan dan mengijinkan ekspor rotan dalam bentuk natural washed & sulphured, karena tidak semua jenis rotan dapat diproses menjadi rotan poles, hati rotan dan kulit rotan dan kegunaan rotan species tertentu hanya dalam bentuk W/s. Terhentinya ekspor bahan baku rotan secara alamiah saja, tidak perlu diatur dalam target waktu tetapi tergantung kepada daya serap dari industri mebel/kerajinan dalam negeri. Jika industri dalam negeri sudah dapat menyerap mayoritas produksi rotan, maka dengan sendirinya ekspor akan berkurang. Pemerintah
diharapkan
membuat
kebijakan
yang
dapat
mendorong
pengembangan industri mebel/kerajinan nasional sehingga industri ini dapat berkembang yang akhirnya dapat menyerap semua produk bahan baku rotan Indonesia. 1.2 Visi dan Misi VISI: 1. Menjadikan rotan sebagai kerajinan tangan yang memiliki nilai jual. 2. Kepuasaan konsumen atas produk merupakan hal yang diutamakan. MISI:
1. Memperkenalkan kerajinan tangan yang berbahan dasar rotan kepada masyarakat 2. Menciptakan kerajinan yg unik, cantik, dan menarik dengan harga yg terjangkau dan kualitas yang terjamin baik 3. Selalu menciptakan kerajinan yang kreatif dan inovatif 1.3 Tujuan Kegiatan Usaha Tujuan saya memilih jenis usaha ini yaitu : 1. Mendapatkan keuntungan. 2. Menarik minat konsumen untuk menggunakan hasil kerajinan rotan yang saya buat, agar mencapai target penjualan. 3. Dapat membuka lapangan pekerjaan baru. 1.4 Maksud Kegiatan Usaha Tujuan membuat usaha ini adalah untuk memberikan suatu kerajinan yang memiliki keunikan dan daya seni yang tinggi sehingga dapat menarik minat dan menciptakan lapangan pekerjaan. Sebagai wirausaha saya harus mampu mengetahui tentang segmen pasar , mampu mengetahui keunggulan atau kelemhan para pesaing, mampu menguasai analisis usaha dan mempunyai semangat, percaya diri dan optimis dalam segala yang dilakukan.dan orang –orang terdekat dan ingin berinovasi dengan bahan dasar ritan sehingga bisa di gunakan dan di manfaatkan dengan memiliki nilai jual dengan menggunakan bahan dasar rotan. Dalam pembuatan kerajinan ini bahan utama dalam usaha membuat kerajian tangan ini memiliki kesabaran untuk proses pembuatannya dan keuletan dalam membuat usaha ini.
BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Profil Kerajinan rotan merupakan salah satu kerajinanyang mempunyai peran penting dalam meningkatkan ekonomi keluarga. Kerajinan tangan dari rotan ini adalah usaha yang sangat menggiyurkan bagi pengrajin kerajinan tangan,rotan dapat diolah berbagai macam bahan baku mebel. Rotan memiliki beberapa keunggulan dari pada kayu,seperti ringan,kuat, elastic dan mudah dibentuk sehingga jika diubah menjadi kerajinan tangan seperti tas, keben untuk tempat upacara adat di Bali, bingkai foto atau bingkai kaca hias, ingka, dompet, sepatu , sandal dan kerajinan lainnya sehingga bisa menjadi suatu yang bernilai lebih dan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan kerajinan yang berbahan dasar lain seperti plastik ataupun kertas. Selain itu konsumen yang akan membeli kerajinan rotan ini dapat memesan terlebih dahulu kerajinan rotan yang bagaimana diinginkan, misalnya dalam kerajinan tas rotan, konsumen dapat mencantumkan namanya sendiri dalam tas tersebut. Oleh karena itu peluang usaha dibisnis ini bisa dikatakan cukup menjanjikan karena masih jarang pesaing dalam bisnis ini khususnya di daerah Bali selain itu juga kerajinan rotan ini mudah dikembangkan dan diinovasikan menjadi kerajinan lain yang memiliki daya seni yang tinggi. 2.2 Strategi pemasaran yang akan diterapkan A. Deferensiasi Mencoba menghadirkan suatu produk yang unik dan mempunyai nilai jual yang tinggi, yang dalam pembuatannya menggunakan bahan dasar rotan yang diubah menjadi suatu kerajinan yang memiliki daya seni yang tinggi dan dapat bersaing di pasaran. Hasil dari kerajinan rotan ini dibuat semenarik mungkin dan unik sehingga membuat konsumen menjadi tertarik. B. Strategi produk
1. Memberikan diskon produk bagi pemesanan yang cukup banyak 2. Melayani pesanan melalui telepon, sms,facebook dan twitter 3. Membuat kerajinan rotan menarik, unik dan terus mencari inovasi baru C. Strategi tempat Memilih tempat strategis, ramai dikunjungi orang,dekat dengan tempat pariwisata serta yang sering dilewati dan mudah terjangkau oleh manusia. Menggunakan 2 saluran distribusi, untuk mempermudah pemasaran dan memperhemat biaya dan waktu a.
Menggunakan saluran distribusi langsung : Bisa langsung datang ke tempat pembuatan
kerajinan karena lebih banyak bentuk dan ukurannya b.
Mengunakan saluran diatribusi tidak langsung : Salah satu karyawan akan menyalurkan
barang ke toko-toko di wilayah pariwisata yang ada di Bali D. Biaya terjangkau Strategi ini dilakukan dengan memberikan harga yang terjangkau oleh semua kalangan yang berkisar Rp 50.000 sampai dengan jutaan E. Potensi dan Segmentasi Pasar a) Potensi Pasar Kecenderungan
masyarakat
Bali
akan
sesuatu
yang
unik
dan
baru
menyebabkan daya beli produk ini meningkat,sehingga permintaan akan kreasi kerajinan rotan ini selalu terus bertambah. b) Segmentasi Pasar Target pasar yang dituju adalah semua kalangan baik dari kalangan menengah ke bawah
sampai
menengah
ke
atas,mulai
dari
lingkungan
sekolah,kampus,pusat
perbelanjaan,dan juga tempat-tempat hiburan dan rekreasi baik kalangan ibu-ibu maupun remaja hingga anak kecil.
c) Media Promosi yang akan di gunakan Agar cepat di kenal dan banyak pelanggan kami melakukan promosi di berbagai media-media online maupun ofline. a.
Media online seperti pasang iklan di berbagai website, blog, twitter, facebook dan lain lain. Dan
membuat blog atau website sendiri. b.
Media ofline seperti Membuat advertensi cetak (surat kabar atau majalah) dan transit advertensi
c. Manusia Menggunakan tehnik word of mouth (mulut ke mulut), pemberitahuan dari teman ke teman yang lain mengenai usaha yang dijalankannya,serta minta reverensi dari pelanggan,siapa yang pernah menggunakan kerajinan dari rotan ini. 2.3 Analisis SWO a) Strength ( Kekuatan ) 1. Harga produk ekonomis 2. Kerapihan produk terjamin 3. Produk yang dibuat tahan lama dan tidak mudah rusak 4. Produk yang ditawarkan menggunakan bahan yg aman dan bersih 5. Produk yang ditawarkan berbeda dgn produk lain yg sejenis. b). Weakness ( Kelemahan ) 1. Terbatasnya bahan produksi (rotan) 2. Lama waktu produksi untuk menghasilkan produk dengan detail yg rapi. c). Oppurtunity ( Peluang ) 1. kerajinan rotan yang dibuat unik, rapi dan dapat bertahan lama selain itu konsumen dapat memesan kerajinan rotan sesuai dengan keinginannya sendiri
2. Keunikan produk saya tidak kalah dengan produsen lain. d) Threat ( Hambatan ) Kerajinan yang dibuat memiliki pesaing antar kerajinan berbahan dasar lain yang lebih murah dan bahannya mudah dicari. 2.4 STRATEGI BISNIS Dalam pemasaran harus pandai dalam mengatur harga, tempat penjualan, melakukan promosi produk. Salah satu promosi adalah dengan menawarkan Harga miring untuk tiap jenis kerajinan rotan. Inovasi yg bagus terhadap produk yg diproduksi, seperti bagaimana bentuk yg unik dan bagaimana membuat kerajinan rotan memiliki keistimewaan tersendiri.
BAB III PROSES PRODUKSI 3.1 Pembuatan Kerajinan Tas Rotan A. Keterkaitan dengan bahan lain termasuk perolehan bahan baku.Dalam membuat produk ini membutuhkan barang-barang antara lain : 1. 2 potong tatakan piring rotan bulat atau taplak rotan bulat dengan diameter 7 inci. 2. 1/2 meter anyaman rami atau goni (jute webbing) dengan lebar 3 ½ inci. 3. 4 meter tali rami yang sudah dianyam dengan ketebalan 1/4 inci (jute cording). 4. Gunting. 5. Pita ukur. 6. Lem tembak. 7. Liquid seam sealant atau seam sealer cair (penutup jahitan pada bahan waterproof). 8. 1 ½ meter kulit imitasi dengan lebar 52 inci. 9. Jarum dan benang. B. Idntifikasi sumber tempat membeli barang-barang tersebut : 1. Lingkungan sekitar 2. Pemasok C. Tata cara pembuatan kerajinan rotan 1. Ukur berapa banyak anyaman rami yang dibutuhkan. Lilitkan anyaman rami tegak di sekitar tepi luar tatakan rotan bulat dan ukur berapa banyak anyaman rami yang Meowers perlukan untuk menutupi 3/4 bagian dari diameter tatakan rotan bulat. Kita akan menyisakan 1/4 bagian untuk bukaan tas.
2. Potong anyaman rami sesuai dengan ukuran di atas. Setelah memastikan berapa banyak anyaman yang di butuhkan, potong anyaman rami.
3. Potong tali rami kemudian tempelkan pada anyaman. Potong tali rami yang sudah dianyam dengan ketebalan 1/4 inci (jute cording) menjadi untaian-untaian yang sama panjang dengan anyaman rami, kemudian lem tali rami di atas anyaman seperti pada gambar di bawah ini. Pastikan untuk menekan tali rami dengan kuat pada saat mengelem. Hindari penggunaan lem yang terlalu banyak sehingga lem tidak meluber keluar diantara untaian, karena akan terlihat tidak rapi dan sulit dihilangkan ketika lem sudah mengering. Jangan
merekatkan untaian tali rami di tepi luar anyaman. Sisakan bagian kosong 1/4 di tepi inci pada kedua sisi anyaman rami.
4. Rapikan serabut pada setiap ujung anyaman lalu lapisi dengan seam sealer cair. Potong serabut pada setiap ujung anyaman. Kemudian lapisi ujung-ujung untaian tali rami dengan seam sealer cair untuk mencegah anyaman berserabut atau berumbai. Biarkan sampai seam sealer mengering.
5. Tempelkan anyaman rami pada tatakan rotan bulat. Posisikan anyaman tegak di atas salah satu tatakan rotan bulat. Tempelkan 1/4 inci tepian anyaman rami di sepanjang sisi tatakan rotan dengan lem kain tembak dan
tekan-tekan di sekitar tepi luar tatakan rotan. Sekali lagi, hindari penggunaan lem yang berlebihan agar tidak keluar dari tepian.
6. Jahit anyaman rami pada tatakan rotan bulat. Siapkan benang dengan warna yang sama seperti tatakan rotan dan jahit tangan anyaman rami ke tatakan rotan bulat (proses ini opsional, tetapi sangat dianjurkan). Langkah ini membutuhkan sedikit gerak dan kesabaran untuk memasukkan jarum melalui rotan, tetapi cara ini membuat anyaman rami dan rotan menempel lebih kuat. Tips: Saat menjahit anyaman pada rotan Meowers akan menemukan bahwa hampir tidak mungkin mendorong jarum melalui area yang yang terdapat lem panas yang telah mengering. Jika seperti ini, cobalah untuk menjahit di tempat lain yang terdekat dan tidak terdapat lem panas. Selama Meowers menggunakan warna benang yang cocok dengan rotan, jahitan tidak harus benar-benar seragam atau rapi. Jahitan ini diperlukan hanya untuk menahan lem pada rotan dan anyaman agar lebih kuat.
7. Tempelkan tatakan rotan kedua untuk sisi tas yang lainnya. Tempelkan tatakan rotan bulat di atas anyaman rami. Caranya sama saja seperti langkah 5.
8. Potong kulit imitasi yang akan digunakan sebagai bahan tali tas. Potong setrip kulit imitasi menjadi 1×52 inci. Ini akan menjadi tali tas. Mengapa menggunakan kulit imitasi? karena Meowers tidak harus mengelimnya dan tidak mudah rusak
. 9. Lipat dan rekatkan kulit imitasi.
Lipat kulit imitasi menjadi dua dan lem panas agar kulit menempel seperti pada gambar dibawah. Sekali lagi,hindari penggunaan lem terlalu banyak. Rapikan semua kerutan saat merekatkan dan tekan dengan kuat sepanjang garis lipatan untuk menciptakan tali tas yang bagus dan lurus.
10. Rekatkan ujung tali pada setiap sisi tas.
Rekatkan ujung tali pada setiap sisi tas. Pusatkan setiap ujung tali sekitar satu inci ke bawah dari lubang tas.
11. Jahit tali ke tas agar tali menempel dengan kuat
BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA
4.1 Bahan Baku a. Perlengkapan (bahan produksi) Rotan
: Rp
500.000
Pewarna/celep
: Rp
600.000
Benang 50 kg
: Rp
750.000
Kain 50 kg
: Rp 2.500.000
Pernak pernik
: Rp 3.000.000
(pita, bunga, kancing dll ) Jingjingan tas
: Rp 2.000.000
Bambu
: Rp
500.000
Pisau 20 buah
: Rp
150.000
Jarum
: Rp
50.000
Gunting
: Rp
50.000
Parang 3 buah
: Rp
90.000
Mesin jahit
: Rp 6.000.000
b. Biaya industry Biaya pemasaran
: Rp 4.000.000
Biaya promsi
: Rp 4.800.000
Biaya penyusunan
: Rp 1.000.000
d. Bangunan Gedung
: Rp 75.000.000
c. Biaya usaha jasa 1) Gaji dan upah a) Tenaga ahli (6 karyawan)
: Rp 9.000.000
b) Tenaga biasa (4 karyawan
: Rp 4.000.000
2) Biaya gudang
: Rp
700.000
3) Biaya angkut
: Rp 2.000.000
e. Biaya lain-lain
: Rp 2.000.000 +
Jumlah
: Rp 118.690.000
4.2 Permodalan a. Modal sendiri atau modal badan usaha (modal internal) Modal-modal untuk membuat usaha kerajinan rotan berasal dari berbagai pihak. Dari modal sendiri yaitu dari diri sendiri dan keluarga sebesar Rp 25.000.000 b. Modal asing (modal eksternal) Dalam pengajuan proposal ini saya berharap dapat menambah modal saya untuk berwirausaha.
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Rotan dapat diolah menjadi berbagai macam bahan baku, misalnya dibuat Peel (kupasan)/Sanded Peel, dipoles /semi-poles, dibuat core, fitrit atau star core. Adapun sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di indonesia terletak di Cirebon.Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole". Kerajinan tangan dari rotan ini adalah usaha yang sangat menggiyurkan bagi pengrajin kerajinan tangan,rotan dapat diolah berbagai macam bahan baku mebel dan sebagainya. Peluang usaha dibisnis ini bisa dikatakan cukup menjanjikan karena masih jarang pesaing dalam bisnis ini khususnya di daerah Bali selain itu juga kerajinan rotan ini mudah dikembangkan dan diinovasikan menjadi kerajinan lain yang memiliki daya seni yang tinggi. Tetapi disisi lain kerajinan rotan ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya. Terbatasnya bahan produksi (rotan), Lama waktu produksi untuk menghasilkan produk dengan detail yg rapi dan Kerajinan yang dibuat memiliki pesaing antar kerajinan berbahan dasar lain yang lebih murah dan bahannya mudah dicari.
5.2
Saran
1. Kepada pengrajin rotan disarankan untuk meningkatkan kreativitas dalam membuat kerajinan rotan sehingga hasil kerajinan lebih menarik dan diminati oleh para konsumen 2. Kepada pengusaha kerajinan rotan lebih meningkatkan pemasaran sehingga hasil kerajinan mudah terjual dan dapat cepat memperoleh modal 3. Kepada pengusaha kerajinan rotan lebih meningkatkan modal dengan cara meminjam kepada Bank agar dengan bertambahnya modal industry akan memproduksi kerajinan lebih banyak sehingga memperoleh keuntungan lebih besar.