Psikologi Febri Wanli Valentina.docx

  • Uploaded by: Febri Wanly Vallentina
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Psikologi Febri Wanli Valentina.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,889
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik. Motivasi adalahsebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.

Stress Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun baik, seperti kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahamantentang stress dan akibatnya sangatlah penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu sendiri. Setiap orang mengalami sesuatu yang disebutstress sepanjang kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan dengankehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian dengan situasi dan kondisi hidup. Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan, dan dalam hal ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu banyak stress dapat menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap

1

masalah. Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan antara peristiwa kehidupan yang menegangkan atau penuh stress dengan berbagaikelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin & Labban, 1992).

1.2 Tujuan Penulisan 1.

Tujuan Umum Membantu mahasiswa memahami tentang cara-cara memotivasi seseorang

(pasien). 2.

Tujuan Khusus a. Mengetahui pengertian Motivasi. b. Mengetahui pengertian stress. c. Memahami tentang cara memotivasi dalam keperawatan.

1.3 Rumusan Masalah 1. Pengertian motivasi dan stress. 2. Sumber stress dalam keperawatan. 3. Cara memberikan motivasi bagi klien.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Motivasi Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau bereaksi. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Menurut Nancy Stevenson (2001), “Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respons.” Menurut Sarwono, S.W. (2000), “Motivasi menunjuk pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Kata “motivasi” menyatakan tingkah laku yang dengan giat diarahkan untuk mencapai tujuan. “Motivasi” berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti to move. Istilah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu : 1) Energizing, yaitu pemberi daya pada tingkah laku manusia. 2) Directing, yaitu pemberi arah pada tingkah laku manusia. 3) Sustaining, yaitu bagaimana tingkah laku itu dipertahankan. Proses Motivasi Pada umumnya tingkah laku diarahkan pada suatu tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan individu. Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Menurut Luthans (1973), penjelasan dari ketiga elemen tersebut yaitu:

3

a. Kebutuhan (needs) Kebutuhan merupakan sesuatu karena adanya kekurangan. Dalam pengertian kebutuhan tercipta apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. b. Dorongan (drives) Suatu dorongan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu kekurangan disertai pengerahan. Dorongan berorientasi pada tindakan untuk mencapai tujuan. c. Tujuan (goals) Tujuan adalah segala sesuatu yang akan meredakan suatu kebutuhan dan akan mengurangi dorongan. Jadi, pencapaian suatu tujuan, cenderung akan memulihkan keseimbangan yang bersifat fisiologis dan psikologis. Berdasarkan ketiga elemen tersebut, proses motivasi dapat digambarkan sebagai berikut: Kebutuhan



dorongan



tujuan

Nampak bahwa tujuan dari tingkah laku diarahkan untuk mencapai suatu keseimbangan. Stress Stres dapat didefenisikan sebagai, “respons adaptif, dipengaruhi oleh karakteristik individual dan/atau proses psikilogis, yaitu akibat dari tindakan, situasi, atau kejadian eksternal yang menyebabkan tuntutan fisik dan/atau psikologis terhadap seseorang.”(Invacevich dan Matteson, 1980 dalam Kreitner dan Kinicki,2004.) Walter Cannon,1920, merupakan respons fisiologis terhadap naiknya emosi dan menekankan fungsi adaptif dari reaksi “fight-or-flight” (menghadapi atau lari dari stress). Sementara hans Seyle, 1976, menyatakan bahwa stres merupakan situasi di mana suatu tuntutan yang sifatnya tidak spesifik dan mengharuskan seseorang memberikan respons atau mengambil tindakan. Menurut Claude Bernard, 1867, (dalam Potter dan Perry, 1997), “perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal dapat menggangu fungsi organisme sehingga penting bagi organisme tersebut untuk beradaptasi terhadap stresor agar

4

dapat bertahan. Jadi, stresor merupakan stimuli yang mengawali atau memicu perubahan yang menimbulkan sters. Stress mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi, bias berupa kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, spiritual, dsb.

2.2 Motivasi Dalam Keperawatan Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), motivasi perawat agar tetap bekerja di departemen kesehatan Inggris didasarkan pada hasil penelitian Barret (1988), yaitu : 

Kepuasan dengan pekerjaan mereka.



Suasana kerja yang baik.



Dukungan manajerial yang baik.



Tersedianya pendidikan berkelanjutan.



Pengembangan profesionalisme Menurut Abraham C. dan Shanley F.(1997), menyebutkan bahwa McDowell

(1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu : 

Kepuasan kerja



Pengembangan profesional.



Kondisi kerja yang baik.



Tingkat penggajian. Namun, Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat

menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu : 

Pengurangan staf.



Status profesional.



Kesenangan pada posisi yang dimiliki.



Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas.



Kekohesifitasan kelompok.



Pengenalan terhadap keunikan perawat.



Kesempatan pertumbuhaprofesional.



Pengendalian praktik keperawatan.

5

2.3 Sumber Stress Dalam Keperawatan Berikut ini adalah sumber sumber stress yang biasa terjadi dalam kehidupan menurut Nasir, 2011: a.

Sumber stress dari individu.

Terkadang smber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang dapat menimbulkan stress dari pribadi sendiri adalah melalui dari penyakit yang di derita oleh seseorang. Menjadi sakit menempatkan demands pada system biologis dan psikologis, dan tingkatan stress yang di hasilkan oleh demands tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang terseut. b. Sumber stress dalam keluarga. Prilaku, kebutuhan, dan kepriadian dari tiap anggota keluarga yang mempunyai pengaruh

dan

berinteraksi

dengan

anggota

keluarga

lainnya,

kadang menimbulkan gesekan. Dari banyak stressor dalam keluarga, ada tiga hal yang paling sering terjadi, yaitu sebagai berikut : 1.

Bertambahnya anggota keluarga dengan kelahiran anak dapat

menimbulkan stress yang dapat dengan masalah keuangan bertambahnya anak bertambah pula biaya pengeluaran, maslah kesehatan , dan ketakutan hubungan suami istri dapat terganggu. 2. Perceraian dapat mengahsilkan banyak perubahan yang penuh dengan stres untuk semua anggota keluarga karena mereka harus menghadapi perubahan dalam status social, pindah rumah, dan perubahan kondisi keuangan. 3.

Anggota keluarga yang sakit, cacat, dan mati, yang

pada

umumnya memerlukan adaptasi, kemampuan untuk mengatasi perasaan sedih atau duka yang mendalam dan kesabaran. c.

Sumber stres dalam komunitas dan lingkungan

Jika kita terlepas dari stress akibat pekerjaan, sangat lah penting untuk mengevaluasi gaya bekerja. Hal ini di sebabkan karena tuntutan pekerjaan yang dapat menghasilkan stress dalam dua cara. 1.

Beban pekerjaan yang terlalu tinggi, sebagai akibat dari keinginan

untuk mendapatkan penghasilan yang lebih atau jabatan yang lebih tinggi. 2.

Beberapa macam aktivitas dapat menyebabkan stress lebih dari pada

yang lainya.

6

Beberapa aspek dari pekerjaan dapat meningkatan stress pada pekerja, di antaranya adalah sebagai berikut : 

Lingkungan kerja (tingkat kebisingan, temperature, kelembapan atau pencahayaannya).



Realibitas peralatyan kerja (kinerja mesin, computer, dan sebagainya).



Hubungan interpersonal yang buruk.



Pengurangan pengakuan dari atasan atas hasil kerja yang baik dan tidak adanya kemajuan dari pekerjaan.



Kehilangan pekerjaan akibat di pecat atau pension. Adapun menurut Brench Grand (2000), tress ditinjau dari penyebabnya

dibedakan menjadi dua macam: a.

Penyebab makro, yaitu menyankut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti

kematian, perceraian, tress, luka batin, dan kebangkrutan. b.

Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti

pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan.

2.4 Cara Memberikan Motivasi Bagi Klien Sugesti positif seringkali dibicarakan sebagai cara untuk memberikan sebuah

motivasi

maupun

semangat

kepada

seseorang

terhadap

setiap

permasalahan yang sedang terjadi. Begitu pula saat seorang pasien yang sedang di rawat inap di sebuah Rumah Sakit (RS), maka dibutuhkan sugesti-sugesti yang dapat memotivasi pasien untuk segera sembuh dari setiap penyakit yang sedang ia derita. Seringkali sebuah pelayanan maksimal dibutuhkan oleh setiap pasien dalam mempercepat proses penyembuhan. Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali seha. Namun motivasi dengan sugesti positif harus memenuhi kaidah-kaidah, seperti berikut: 

Menggunakan kata-kata positif (sopan), hindari kata-kata yang bersifat negatif (kasar).



Berikan pujian ketika pasien mampu melakukan kemajuan



Ungkapan yang bersifat metafora

7



Ungkapan jelas, detail, dan sederhana agar mudah dimengerti



Lakukan pengulangan Sugesti positif hanya bisa keluar dari seseorang yang memiliki pikiran dan

hati yang positif, sehingga Andri Hakim menyarankan bahwa setiap perawat diperlukan sikap professional untuk dapat bekerja dengan hati dalam memberikan pelayanannya kepada pasien. Selain memperkuat sugesti positif kepada pasien, maka setiap perawat, dokter, maupun ahli medis lainnya, perlu menghindari berbagai kalimat-kalimat yang dapat menurunkan mental pasien. Adapun berbagai bentuk sugesti negatif yang perlu dihindari antara lain : 

Keprihatinan yang berlebih kepada pasien



Harapan yang berlebih kepada pasien



Mengkritik Pasien



Menakutkan Pasien



Berdebat dengan pasien



Menyalahkan Pasien



Menunjukkan keheranan kepada pasien



Menilai secara moralistik



Memberi contoh dirinya sendiri



Memalukan pasien.

8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Motivasi Motivasi adalah proses yang sangat penting mengenai tingkah laku seseorang dalam bekerja atau dalam melakukan suatu tugas tertentu. Jenis motivator secara umum adalah uang, penghormatan, tantangan, pujian, kepercayaan atasan, lingkungan kerja yang menarik, jam kerja yang fleksibel, promosi, persahabatan, pengakuan, penghargaan, kemandirian, lingkungan yang kreatif, bonus/hadiah, ucapan terima kasih, dan keyakinan dalam bekerja. Proses motivasi sebagai pengarah tingkah laku, dapat dikatakan sebagai suatu siklus dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari tiga elemen, yaitu : kebutuhan (needs), dorongan (drives), dan tujuan (goals). Motivasi yang diberikan oleh perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatanya sangat dibutuhkan oleh pasien guna memberikan semangat dan agar pasien segera sembuh dan kembali sehat, maka dalam pelaksanaanya harus dengan cara-cara yang tepat. Stress Stress adalah suatu ketidakseimbangan diri/jiwa dan realitas kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari à perubahan yang memerlukan penyesuaian Sering dianggap sebagai kejadian atau perubahan negatif yang dapat menimbulkan stress, seperti cedera, sakit atau kematian orang yag dicintai, putus cinta Perubahan positif juga dapat menimbulkan stress, seperti naik pangkat, perkawinan, jatuh cinta Jenis stress : 

Stress fisik



Stress kimiawi



Stress mikrobiologis



Stress fisiologis



Stress proses tumbuh kembang



Stress psikologis atau emosional

9

Pengalaman stress dapat bersumber dari :Lingkungan, Diri dan tubuh Pikiran Faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku manusia : 1. Kebutuhan 

Kebutuhan badaniah



Kebutuhan psikologis

2. Dorongan Menjamin agar manusia berusaha memenuhi kebutuhannya. Reaksi psikologis terhadap stress 

Kecemasan



Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman



Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat. Terkadang disertai rasa sedih.

3.2 Saran 

Pentingnya penerapan motivasi terhadap pasien sehingga diharapkan

mahasiswa lebih mendalami pemahaman tentang motivasi. 



Aplikasi dari berbagai teori motivasi diharapkan terus dipelajari mahasiswa

keperawatan. 



Dengan memahami cara-cara memotivasi pasien, mahasiswa diharapkan

mampu melaksanakan pelayanan keperawatan dengan baik.

10

DAFTAR PUSTAKA Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: ECG. Arep, I., dan Hendri T., 2004, manajemen Motivas. Jakarta: Grasindo http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.wrigle ydentalcwri.com/orbit_us/professional-area/resources/motivatingpatients/index.htm, 05/11/2011, 13.15 WIB. http://www.wisdomhypnotherapy.com/mempercepat-penyembuhan-pasiendengan-sugesti-positif, 05/11/2011, 13.35 WIB. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Motivasi&oldid=4903172, 05/11/2011, 14.10 WIB. Diposkan oleh Dede Zainal Muttaqin di 05.30 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

11

Related Documents

Febri Titippendahuluan
October 2019 27
Psikologi
May 2020 39
Psikologi
April 2020 48
Psikologi
May 2020 36
Psikologi
May 2020 33

More Documents from "Zamzam"

Sap Batuk Efektif.docx
November 2019 17
Liflet Penyakit Campak.docx
November 2019 22
November 2019 9
Tiroid.docx
June 2020 7