RESPON PERILAKU Respon gelisah, ketegangan
fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cedera, menarik diri dari hub interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari masalah, menghindar, hiperventilasi.
RESPON KOGNITIF Perhatian terganggu,
konsentrasi buruk, pelupa, preokupasi, hambatan berfikir, persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual, takut cedera/kematian.
RESPON AFEKTIF Mudah terganggu, tidak sabar,
gelisah, tegang, nervus, ketakutan, alarm, teror, gugup, gelisah.
STRESOR PENCETUS Ancaman terhadap integritas
seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yg akan datang atau kapasitas u/ melakukan aktivitas hidup sehari-hari menurun. Ancaman thp diri seseorang dpt membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yg
SUMBER KOPING Individu dapat mengatasi stres
dan ansietas dgn menggerakkan sumber koping lingkungan. Sumber koping tsb sbg modal ekonomik, kemampuan menyelesaikan masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya dpt membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman
MEKANISME KOPING Ketika mengalami ansietas,
individu menggunakan berbagai mekanisme koping u/ mencoba mengatasinya & ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif mrpkn penyebab utama terjadinya perilaku patologis.
JENIS MEKANISME KOPING Reaksi yg berorientasi pada
tgs yaitu upaya yg disadari & berorientasi pd tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres. Mekanisme pertahanan ego, membantu mengatasi ansietas ringan & sedang, tetapi jika berlangsung pd tingkat tdk
DIAGNOSA KEPERAWATAN Pembentukan diagnosa kep
mengharuskan bahwa perawat menentukan kualitas dari respon pasien, kuantitas dari ansietas pasien & sifat adaptif /mal adaptif dari mekanisme koping yg digunakan. Suatu pengkajian kep yg lengkap harus mencakup semua respon maladaptif.
DIAGNOSA KEP MEDIK Banyak pasien yg mengalami
ansietas transien/agak berat tdk mempunyai masalah kesehatan yg terdiagnosa secara medik. Namun pasien dgn tingkat ansietas yg berat paling sering mempunyai kelainan neurotik yg masuk ke dalam kategorik kelainan ansietas dalam DSM-IV.
IDENTIFIKASI HASIL Hasil yang diharapkan untuk
pasien dengan respons ansietas maladaptif adalah pasien akan menunjukkan cara adaptif dalam mengatasi stres.
PERENCANAAN Pasien harus mengembangkan
kapasitasnya untuk mentoleransi ansietas ringan dan menggunakannya dengan sadar dan konstruktif. Dengan cara ini diri menjadi lebih kuat dan lebih terintegrasi.
IMPLEMENTASI Intervensi dlm ansietas tingkat
berat & panik : Prioritas tertinggi dari tujuan kep harus ditujukan untuk menurunkan ansietas tingkat berat/panik pasien & intervensi kep yg berhubngn hrs suportif dan protektif. Intervensi dlm ansietas tingkat sedang : Saat ansietas pasien menurun sampai tingkat ringan/sedang, perawat dpt
Diagnosa Kep Nanda yg Berhubungan dgn Respons Ansietas Penyesuaian,
kerusakan Ansietas Pola pernafasan, inefektif Komunikasi, kerusakan verbal Koping, individu
Diarea Gangguan
pembagian bidang energi Ketakutan Pemeliharaan kesehatan, perubahan Inkontinensia, stres
Diagnosa Kep Nanda yg Berhubungan dgn Respons Ansietas Nutrisi,
perubahan Respons pascatrauma Ketidakberdaya an Gangguan harga diri Pertahanan sensori/perseps
Proses fikir,
perubahan Eliminasi urin, perubahan
KRITERIA SERANGAN PANIK Serangan panik adalah periode diskrit dari ketakutan yang luar biasa atau rasa tak nyaman dimana sedikitnya 4 dari gejala berikut berkembang dengan cepat dan mencapai puncaknya dalam 10 hari.
GEJALA SERANGAN PANIK Palpitasi, jantung berdenyut
keras/percepatan frekuensi jantung Berkeringat Gemetar/goyah Sensasi sesak nafas/perlambatan Merasa tersedak Nyeri dada/tak nyaman Mual & distres abdomen Merasa pening, tdk tegap, kepala melayang
Derealisasi (merasa tdk
nyata)/depersonalisasi Ketakutan kehilangan kendali diri/menjadi gila Ketakutan mati Parestesia (sensasi kebas/semutan)
KRITERIA OBSESI Pikiran, impuls/bayangan berulang &
menetap yg dialami pd suatu waktu selama gangguan sbg intrusive & ketidaktepatan & menyebabkan distres Pikiran, impuls/bayangan yg tdk sekadar khawatir khususnya berlebihan tentang masalah kehidupan yg sebenarnya Individu berupaya utk mengabaikan/menekan pikiranpikiran/tindakan lain Individu mengenali bahwa pikiran obsesi, impuls/bayangannya merupakan hasil
KRITERIA KOMPULSI Perilaku berulang/aksi mental
sehingga individu merasa terdorong untuk melakukan respons terhadap obsesi/berkenaan dgn peran yg harus ditetapkan dgn baku Perilaku/aksi mental ditujukan pd pencegahan/penurunan distres/pencegahan beberapa peristiwa/situasi yg berurutan, namun perilaku/aksi mental ini tdk berhubungan secara realistik dgn