GAMBARAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DI DEPO FARMASI RAWAT JALAN RSUD MUHAMMAD SANI KABUPATEN KARIMUN BULAN JANUARI 2019
Formatted: Line spacing: single
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
Commented [HF1]: 4 x 4 cm
Oleh:
SHELVI ENIVIA NIM : 1800177
PROGRAM STUDID-III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIV RIAU PEKANBARU 2019
Proposal ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan penelitian program studi DIII Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Pekanbaru
Akan diseminarkan pada hari/tanggal ...................................
Telah Disetujui dan Disahkan oleh Dosen Pembimbing :
Pembimbing
Haiyul Fadhli, M.Si, Apt NIDN 1002098702
i
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ........................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN ................................................................
1
1.1
Latar Belakang .......................................................................
1
1.2
Rumusan Masalah ..................................................................
3
1.3
Tujuan Penelitian ...................................................................
3
1.4
Manfaat Penelitian .................................................................
3
1.4.1 Bagi Peneliti.....................................................................
3
1.4.2 Bagi RSUD Muhammad Sani..........................................
3
1.5
Ruang Lingkup Penelitian ......................................................
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .......................................................
4
2.1
Rumah Sakit.............................................................................
4
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit..................................................
4
2.1.2 Kewajiban Rumah Sakit.................................................
4
2.1.3 Sejarah RSUD Muhammad Sani....................................
4
2.1.4 Visi, Misi dan Motto.......................................................
5
2.1.5 Tugas dan Fungsi............................................................
5
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.................................................
6
2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi ...........................................
6
2.2.2 Instalasi Farmasi RSUD Muhammad Sani..................... .
6
Standar Pelayanan Kefarmasian...............................................
7
2.3.1 Dispensing Obat..............................................................
7
2.3.2 Pelayanan Farmasi...........................................................
8
2.3.3 Pengendalian Mutu..........................................................
9
2.4
Standar Pelayanan Minimal Farmasi Rumah Sakit .................
9
2.5
Faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep ....
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................
12
2.2
2.3
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian ................................................
ii
12
3.2
Rancangan Penelitian.................................................................
12
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian..............................................
12
3.3.1 Populasi Penelitian .....................................................
12
3.3.2 Sampel Penelitian .......................................................
12
3.3.3 Perhitungan Sampel.......................................................
12
Prosedur Penelitian ................................................................
13
3.4.1 Pengurusan Izin Penelitian ..........................................
13
3.4.2 Pengumpulan Data......................................................
13
3.4.3 Pengolahan Data .........................................................
13
3.5
Analisa Data ..........................................................................
14
3.6
Etika Penelitian ......................................................................
14
3.7
Definisi Operasional.................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
15
LAMPIRAN .........................................................................................
16
3.4
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1.
Contoh Resep Racikan ..................................................................
18
2.
Contoh Resep Non Racikan ..........................................................
18
3.
Lampiran
Laporan
Bulanan
Tabel
Jumlah
Lembar
Resep............................... ..............................................................
19
4.
Form Pencatatan Waktu Tunggu Pelayanan Resep Racikan ..........
20
5.
Form Pencatatan Waktu Tunggu Pelayanan Resep Non Racikan........................................................................................ ....
iv
21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Skema Kerja Penelitian .................................................................
16
2.
Skema Pengumpulan dan Pengolahan Data ...................................
17
3.
Dokumentasi Penelitian ................................................................
18
v
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kesehatan merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi setiap
orang. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, menjadikan masyarakat sangat mengerti akan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini menjadikan sarana pelayanan kesehatan seperti Rumah rumah Sakit sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kepuasan bagi pelanggan atau pasien yang datang selaku pengguna jasa kesehatan ( (Siregar, C., dan Amalia, L., 2003) Upaya kesehatan merupakan setiap kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegritas dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Salah satu bagian penunjang dalam pelayanan di Rumah rumah Sakit sakit adalah Instalasi instalasi farmasi. Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kegiatan di Rumah rumah Sakit sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Dalam Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 72 tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit menjelaskan bahwa Pelayanan pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang dapat di lakukan terhadap
1
kegiatan yang sedang berjalan maupun yang sudah berlalu. Salah satu kegiatan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian adalah pelayanan farmasi yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasaan rata rata masyarakat serta sesuai dengan standar pelayanan profesi, serta sesuai dengan kode etik profesi farmasi. Formatted: English (United States)
(literature) Menurut Wijono D, (2008) beberapa hal yang mempengaruhi kepuasan pasien yaitu pendekatan dan perilaku petugas terutama pada saat pertama kali kunjungan, mutu informasi yang diberikan, waktu tunggu (periksa kesehatan maupun pengambilan obat), fasilitas umum Rumah rumah Sakitsakit, serta hasil dan perawatan terapi yang diterima. Salah satu faktor tersebut adalah waktu tunggu pelayanan resep. Dijelaskan dalam Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal pelayanan farmasi dalam hal waktu tunggu pelayanan obat jadi ≤ 30 menit dan waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 60 menit. Kepuasan pasien salah satu nya di pengaruhi oleh waktu tunggu pelayanan. Waktu tunggu pelayanan merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pasien di beberapa Rumah Sakit. Lamanya waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana Rumah Sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi yang di sesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. Pelayanan yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, nyaman (Utami, 2015). Jika pasien merasa tidak puas akan pelayanan Rumah rumah Sakitsakit, maka pasien akan enggan berobat ke Rumah rumah Sakitsakit.
2
Waktu tunggu pelayanan resep dibagi menjadi 2 yaitu waktu tunggu resep obat non racikan dan resep obat racikan. Waktu tunggu pelayanan resep adalah tenggang waktu dari pasien menyerahkan resep sampai dengan penyerahan obat ke pasien baik untuk pelayanan resep obat jadi maupun resep obat racikan (literature). 1.2
Rumusan Masalah Berapa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan
RSUD Muhammad Sani bulan Januari 2019 ? 1.3
Tujuan Penelitian Secara umum untuk mengetahui gambaran waktu tunggu pelayanan resep di
depo farmasi rawat jalan RSUD Muhammad Sani bulan Januari 2019. 1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti Penelitian dapat menjadi suatu cara untuk memperoleh pengetahuan, wawasan, pengalaman, serta keterampilan yang aplikatif dalam mengidentifikasi dan memecahkan suatu masalah. 1.4.2 Bagi RSUD Muhammad Sani
3
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan yang positif bagi RSUD Muhammad Sani dan dapat memotivasi semua pihak yang terlibat untuk melakukan langkah-langkah perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan resep di instalasi farmasi. 1.5
Ruang lingkup penelitian Penulis hanya melakukan penelitian pada kategori lama waktu tunggu
pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan RSUD Muhammad Sani bulan Januari 2019.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Rumah
Sakit
sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (Anonim, 2016) 2.1.2 Kewajiban Rumah Sakit Beberapa kewajiban Rumah rumah Sakit sakit (Permenkes no No 4 tahun 2018) antara lain : 1. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah rumah Sakitsakit
4
2. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah rumah Sakit sakit sebagai acuan dalam melayani pasien. 2.1.3 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani Rumah Sakit Umum Daerah Muhammad Sani
pada awal berdirinya
dikenal dengan nama RS Karimun. Awal pendirian Rumah Sakit Karimun yaitu dengan dilakukannya soft launching pada tanggal 22 April 2002 oleh bapak HM Sani sebagai Bupati Karimun. Pada tanggal 12 Oktober 2003 sejalan dengan HUT Kabupaten Karimun ke-4, RS Karimun diresmikan pertama kali dengan mempunyai pelayanan 4 spesialisasi dasar yaitu Spesialis penyakit dalam, Spesialis penyakit anak, Spesialis kandungan, Spesialis bedah serta 2 spesialisasi tambahan yaitu anestesi dan radiologi. Selain itu RS Karimun juga memiliki klinik umum dan gigi. RS Karimun beralamatkan di jalan Poros yang selanjutnya berganti nama menjadi jalan Soekarno hatta No 1 Tanjung Balai Karimun yang berdiri di lahan dengan luas 47.889 M2.. Pada tahun 2005 terjadi perubahan status rumah sakit dari BUMD menjadi RS milik pemerintah daerah dan berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Karimun atau disingkat RSUD Karimun. Pada tahun 2016 RSUD Karimun telah memiliki 16 spesialis, Pada bulan Oktober 2016 RSUD Karimun berganti nama menjadi RSUD Muhammad Sani (literature). 2.1.4 Visi, Misi dan Motto RSUD ………….. 2.1.4.1 Visi : Terwujudnya Kabupaten Karimun sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis maritim yang terdepan berlandaskan iman dan taqwa Misi :
5
Membangun sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan kompetitif serta menjawab kebutuhan daerah Motto : Cepat, Tepat, Ramah dan Senyum 2.1.5 Tugas dan Fungsi RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun 1. Tugas a. Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
dengan
mengutamakan
upaya
penyembuhan,
upaya
pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu, dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta dengan melaksanakan upaya rujukan; dan b. Melaksanakan pelayanan Rumah Sakit yang bermutu sesuai dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit. 2. Fungsi Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan medik; b. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian; c. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medik dan non medik ; d. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan; e. Penyelenggaraan pelayanan rujukan; f. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan; g. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan; dan h. Penyelanggaraan administrasi umum dan keuangan 6
RSUD Muhammad Sani merupakan Rumah Sakit yang melayani dan menampung rujukan di daerah Kabupaten Karimun dan Kabupaten sekitar seperti Kabupaten Meranti dan Kabupaten Pelelawan. Pihak Rumah Sakit selaku penyedia jasa kesehatan selalu berusaha memberikan pelayanan yang maksimal terutama dalam hal melayani resep sehingga pasien puas. 2.2
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
2.2.1 Pengertian Instalasi Farmasi Rumah Sakit Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. 2.2.2 Instalasi Farmasi RSUD Muhammad Sani Instalasi Farmasi dipimpin oleh seorang Apoteker dalam jabatan fungsional yang
akan
berkoordinasi
dengan
bagian-bagian
lain.
Kepala
Instalasi
melaksanakan kegiatan pelayanan di Instalasi Farmasi dibantu oleh Kepala Gudang Farmasi, Kepala Pelayanan Farmasi dan Kepala Manajemen Mutu. Jumlah keseluruhan tenaga di Instalasi Farmasi adalah Apoteker 6 orang, tenaga Teknis Kefarmasian 21 orang dan tenaga administrasi 1 orang. Yang terbagi untuk depo rawat jalan, depo rawat inap, depo IGD dan Gudang farmasi. Sementara yang bertugas di depo farmasi rawat jalan terdiri dari Apoteker 1 orang, tenaga teknis kefarmasian 4 orang dan tenaga administrasi 1 orang. 2.3
Standar Pelayanan Kefarmasian Dalam peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 72 tahun 2016
tentang Standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai dan
7
Pelayanan farmasi klinik. Salah satu bagian yang termasuk dalam pelayanan farmasi klinik adalah pengkajian dan pelayanan resep (dispensing obat). 2.3.1 Dispensing Obat Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat. Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan hal sebagai berikut : 1.
Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep meliputi menghitung jumlah kebutuhan obat sesuai dengan resep dan mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa, dan keadaan fisik obat.
2.
Melakukan peracikan obat bila diperlukan.
3.
Memberikan etiket, warna putih untuk obat dalam / oral, warna biru untuk obat luar dan suntik, menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
4.
Memasukkan obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan obat dilakukan hal sebagai berikut : 1.
Sebelum obat diserahkan ke pasien harus dilakukan pengecekan kembali mengenai penulisan nama pasien pada etiket cara penggunaan serta jenis dan jumlah obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep)
2.
Memanggil nama dan nomor antri pasien.
3.
Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4.
Memberikan obat disertai dengan pemberian informasi obat.
5.
Memberikan informasi cara peggunaam obat.
8
6.
Penyerahan obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik, mengingat pasien dalam keadaan tidak sehat mungkin emosi nya tidak stabil.
7.
Memastikan yang menerima obat adalah pasien atau keluarga pasien.
8.
Membuat salinan resep sesuai resep asli dan di paraf oleh apoteker (apabila diperlukan)
9.
Menyimpan resep pada tempatnya.
2.3.2 Pelayanan Farmasi Pelayanan kefarmasiaan meliputi pengelolaan sumber daya (SDM, sarana dan prasarana, sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan serta administrasi) dan pelayanan farmasi klinik (penerimaan resep, peracikan obat, penyerahan obat, informasi obat, pencatatan / penyimpanan resep) dengan memanfaatkan tenaga, dana, prasarana, sarana, dan metode tatalaksana yang sesuai dalam upaya mencapai tujuan yang di tetapkan. Konsep pelayanan kefarmasiaan merupakan pelayanan yang dibutuhkan dan diterima pasien untuk menjamin keamanan dan penggunaan obat yang rasional, baik sebelum, selama, maupun sesudah penggunaan obat. Ruang lingkup dalam pelayanan kesehatan berorientasi pada pasien. Pelayanan farmasi merupakan salah satu kegiatan di Rumah Sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. 2.3.3 Pengendalian mutuMutu Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas pelayanan kefamasiaan yang bermutu tinggi, melalui pelayanan rumah sakit yang baik. Tujuannya agar setiap pelayanan farmasi memenuhi standar pelayanan yang ditetapkan dan dapat
9
memuaskan pelanggan (pasien), sehingga diperlukan nya evaluasi yaitu melakukan kegiatan : a. Penilaian terhadap pelayanan yang telah diberikan b. Survei untuk mengukur kepuasaan pasien dilakukan dengan wawancara langsung c. Observasi terhadap kecepatan pelayanan antrian, ketepatan penyerahan obat. 2.4
Standar Pelayanan Minimal Farmasi Rumah Sakit Menurut Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan
minimal pelayanan farmasi, terdapat 21 jenis pelayanan rumah sakit minimal wajib disediakan oleh rumah sakit, salah satu nya adalah pelayanan farmasi yang meliputi : a. Waktu tunggu pelayanan obat jadi dan obat racikan b. Tidak adanya kejadiaan kesalahan pemberian obat c. Kepuasan pelanggan d. Penulisan resep sesuai formularium 2.5
Faktor yang mempengaruhi Waktu tunggu pelayanan resep Wongkar L (2000) dalam penelitian nya mengatakan bahwa sejumlah faktor
yang memberikan hasil terhadap waktu tunggu pelayanan resep, adalah sebagai berikut : 1. Jenis resep, yang dibedakan jenis resep racikan dan non racikan.yang mana resep racikan lebih membutuhkan waktu tunggu yang lebih lama. 2. Jumlah resep dan kelengkapan resep. seperti jumlah item obat, dimana 10
jika dilihat pada setiap tahapan, jumlah item obat yang banyak akan mempengaruhi waktu tunggu resep karena membutuhkan waktu pelayanan resep yang lebih lama. 3. Shift petugas, dimana shift pagi lebih membutuhkan waktu pelayanan resep yang lebih lama 4. Ketersediaan SDM yang cukup dan terampil, sehingga dapat mengurangi lama nya waktu pelayanan resep di depo farmasi rawat jalan 5. Ketersediaan obat yang sesuai resep, sehingga waktu untuk mencari obat pengganti dapat dihindari 6. Fasilitas pelayanan resep yang berteknologi lebih canggih,sehingga dapat memberikan kepuasan kepada pasien 7. Kerja sama yang baik dari pasien atau keluarga pasien selama proses layanan resep obat. Sedangkan penyebab lamanya waktu pelayanan resep pasien menurut Septini (2012) adalah : 1. Adanya komponen delay yang menyebabkan proses menjadi lebih lama. Delay disebabkan oleh karena petugas belum mengerjakan resep karena mengerjakan kegiatan lain atau mengerjakan resep sebelumnya. 2. Obat kosong sehingga membutuhkan waktu untuk mengambil obat tersebut di gudang. 3. Program komputer yang belum sempurna, yang mengakibatkan beberapa pekerjaan dikerjakan secara manual. 4. SDM yang kurang terampil dan cekatan.
11
5. Belum dijalankannya prosedur tertulis secara maksimal. Belum ada instruksi kerja yang lebih detail mengenai setiap kegiatan dalam proses pelayanan resep umum dan SOP tidak diletakkan di ruangan atau di tempat yang mudah terlihat oleh petugas.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yaitu bulan Februari- April 2019 bertempat di depo
farmasi rawat jalan RSUD Muhammad Sani Jl. Soekarno hatta Hatta no No 1 Tanjung balai Balai karimunKarimun, Kepulauan Riau. 3.2
Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang bersifat deskriptif.
12
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua resep pasien yang dilayani di depo farmasi rawat jalan RSUD M.Sani bulan Januari 2019. 3.3.2 Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah resep yang di ambil secara acak pada jam titik puncak nya pelayanan resep obat (resep di terima jam 10.00 wib hingga selesai) 3.3.3 Perhitungan Sampel Untuk sampel yang di ketahui jumlah populasi nya, maka perhitungannya sebagai berikut :
𝑛=
𝑁 𝑁(𝑑)2 + 1
n = Sampel N = Populasi (jumlah resep bulan Januari 2019 = 9564 lembar) d = Tingkat kesalahan (deviasi = 0,1) Dari perhitungan rumus diatas, didapat besar sampel dalam penelitian ini adalah 98,96 lembar resep di bulat menjadi 100 lembar resep (racikan dan non racikan) 3.4
Prosedur Penelitian
3.4.1 Pengurusan Surat Izin Pengurusan izin dimulai dengan mengurus surat pengantar izin penelitian di bagian administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dilanjutkan dengan penyerahan surat pengantar tersebut ke RSUD Muhammad Sani Tg balai karimun.
13
3.4.2 Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data diambil dari arsip resep (yang sudah dicatat waktu nya dari penerimaan resep obat sampai pemberiaan obat kepada pasien) secara acak sebanyak 100 lembar resep. Alat yang digunakan berupa formulir atau lembar waktu pelayanan yang harus di isi dan alat tulis. 3.4.3 Pengolahan Data
Coding yaitu mengelompokkan sampel yang di peroleh, agar memudahkan proses input ke komputer. Peneliti melakukan kategorisasi seperti yang ingin di teliti yaitu resep racikan dan non racikan.
Editing yaitu penyuntingan data dengan meneliti kembali kelengkapan dan ketepatan kategorisasi sampel.
Processing yaitu memasukkan data waktu yang tertera di resep ke dalam lembar waktu pelayanan.
Cleaning yaitu mengecek kembali data yang sudah di masukkan untuk memastikan data benar.
3.5
Analisa Data Analisa data dengan menggunakan analisis univariate (analisis deskriptif)
yang menghasilkan persentase jumlah resep racikan dan non racikan, serta ratarata waktu tunggu pelayanan resep racikan dan non racikan. Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel. 3.6
Etika Penelitian Etika penelitian yaitu dengan menggunakan surat izin dari RSUD
Muhammad Sani dan peneliti menjamin kerahasian hasil penelitian. 3.7
Definisi Operasional
14
Waktu tunggu obat yaitu tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai menerima obat jadi maupun racikan dan selesai menerima penjelasan tentang informasi obat yang digunakan. Kategori : 1) Sesuai : Jika tenggang waktu sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 menit. 2) Tidak Sesuai : Jika tenggang waktu tidak sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu obat jadi ≤ 30 menit dan obat racikan ≤ 60 menit.
DAFTAR PUSTAKA Siregar, C., Amalia, L., 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapannya, ECG, Jakarta Anonim., 2016. Peraturan Menteri Kesehatan no 72 tahun 2016 : Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Wijono D., 2008, Manajemen Mutu Rumah Sakit dan Kepuasan Pasien Prinsip dan Praktik, CV. Duta Prima Airlangga, Surabaya Anonim., 2008, Kepmenkes RI No. 129 tahun 2008 tentang standar pelayanan minimal pelayanan farmasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Utami, Y.eni Tri. 2015. Hubungan Waktu Tunggu Rawat dengan Tingkat kepuasan Kepuasan Pasien di RSU Asslam Gemolong. Nama Penerbit. 15
Surakarta Anonim., 2018. Peraturan Menteri Kesehatan no No 4 tahun 2018 : Kewajiban Rumah Sakit Dan Kewajiban Pasien Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; Jakarta. Wongkar L, 2000, Analisis waktu pelayanan pengambilan obat di apotek kimia farma kota pontianak tahun 2000, Tesis UI, Depok Septini R., 2012, Analisis waktu tunggu pelayanan resep pasien askes rawat jalan di yanmasum farmasi RSPAD Gatot Subroto tahun 2011, Tesis UI, Depok
Lampiran 1.
Skema Kerja Penelitian
Pengurusan surat izin melakukan penelitian dari STIFAR
Memasukkan surat izin ke bagian Tata Usaha RSUD Muhammad Sani
Bersedia dilakukan penelitian
Penelitian di RSUD Muhammad Sani
16
Penelitian/ Pengumpulan Data/ Pengolahan Data
Analisa Data
Hasil Gambar 1. Skema Kerja Penelitian
Lampiran 2. Skema Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Coding Editing Processing Cleaning
17
Penyajian Data Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
Gambar 2. Skema Pengumpulan Data
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Gambar 3. Contoh Resep Racikan
Gambar 4. Contoh Resep Non Racikan
Lampiran 3. Dokumentasi penelitian ( Lanjutan) 18
Gambar 5. Lampiran Laporan Bulanan Jumlah Resep Lampiran 3. Dokumentasi penelitian ( Lanjutan) Gambar 6. Formulir pencatatan waktu pelayanan resep racikan
Lampiran 3. Dokumentasi penelitian ( Lanjutan)
Gambar 7. Formulir pencatatan waktu pelayanan resep non racikan
19