Proposal Rpl Kepri Ronny Syaputra.docx

  • Uploaded by: ellairmayeni
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Rpl Kepri Ronny Syaputra.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,488
  • Pages: 18
JUDUL PENELITIAN

GAMBARAN PENGELOLAAN PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN, PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA KOTA TANJUNGPINANG

Formatted: Section start: Continuous Formatted: Font: 16 pt

PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh: RONNY SYAPUTRA NIM : 1800174

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU PEKANBARU 20192018

Formatted: Font: 16 pt

Formatted: Font: 16 pt

Formatted: Centered

BAB I PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang Kota Tanjungpinang memiliki sarana pelayanan kesehatan meliputi 3 Rumah Sakit dan 7 Puskesmas, dimana 2 Rumah sakit milik pemerintah, 1 rumah sakit milik angkatan laut. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang Membawahi 7 Puskesmas. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota

Formatted: Indent: First line: 0"

Tanjungpinang merupakan unit terdepan dalam peningkatan pelayanan kesehatan di Kota Tanjungpinang (literature), Kota Tanjungpinang memiliki sarana pelayanan kesehatan meliputi 3 Rumah Sakit dan 7 Puskesmas, dimana 2 Rumah sakit milik pemerintah, 1 rumah sakit milik angkatan laut. Dinas Kesehatan, Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kota

Tanjungpinang

Membawahi 7 Puskesmas. Dinas Kesehatan, Pengendalian penduduk dan Keluarga berencana (kelebihan spasi)kota Tanjungpinang memilki unit pelaksana teknis, yang terdiri atas Puskesmas dan Instalasi Farmasi. Puskesmas yang merupakan unit pelaksana teknis (kelebihan spasi)Dinas Kesehatan, pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang yang terdiri atas Kepala UPT (Kepala Puskesmas) dan Sub Bagian Tata Usaha. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan

1

Commented [HF1]: Cantumkan daftar pustaka tiap kalimat yang dikutip

pemulihan kesehatan (rehabilitativerehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, dengan kata lain puskesmas (kelebihan

spasi)mempunyai

tugas

membantu

Dinas

Kesehatan

dalam

penyelenggaraan kKesehatan (literature) Pelayanan kefarmasian merupakan satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, dimana pelayanan kefarmasian bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah sediaan farmasi Commented [HF2]: 1 paragraf terdiri dari minimal 2 kalimat

(kelebihan spasi)yang ada di puskesmas tersebut Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di puskesmas mempunyai peran yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, oleh karena itu pengembangan dan penyempurnaan pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai harus dilakukan secara terus menerus, agar dapat mendukung

Commented [HF3]: Awal kata tak usah dibuat kapital

perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh.(literature) Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Commented [HF4]: Ini sudah ada diatas

Berencana Kota Tanjungpinang yang juga merupakan unit pelaksana teknis terdiri atas Kepala UPT (Kepala Instalasi Farmasi) dan Sub Bagian Tata Usaha. Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis pakai di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang meliputi perencanaan kebutuhan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian,

pengendalian,

pencatatan,

pelaporan

dan

pengarsipan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan. Dimana setiap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan medis habis pakai tersebut, Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, pengendalian penduduk dan keluarga berencana kota

2

Formatted: Indent: First line: 0.5"

Tanjungpinang sudah mempunyai standar operasional prosedur yang baku (literature). Tambahkan literature kenapa Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sangat penting :…………………………… sehingga menjadi latar belakang dilakukan penelitian Bahas jg cara distribusi obat yg baik Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di puskesmas yang ada. Pendistribusian sediaan farmasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. (kelebihan spasi)Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil judul untuk penelitian yaitu “ Gambaran Pengelolaan pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

(kelebihan spasi)di Instalasi

Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian penduduk dan keluarga Berencana Kota Tanjungpinang”. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana Kesesuaian kegaiatan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, khususnyakhusus nya kegiatan Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang (kelebihan spasi)ke 7 Puskesmas (kelebihan spasi)dengan Cara Distribusi Obat yang Baik.

3

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran kegiatan pengelolaan pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang ke 7 puskesmas apakahapa kah sesuai dengan cara Distribusi Obat yang baik (CDOB) atau standar yang telah ditetapkan pemerintah. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui peran sumber daya manusia di Intalasi Farmasi Dinas Kesehatan,

Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kota

Tanjungpinang. 2. Untuk Mengetahui Standar Operasional Prosedur dalam pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan,

Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kota

Tanjungpinang ke Puskesmas. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menmbah pengetahuan dan wawasan tentang cara distribusi sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang baik. 2. Hasil penelitian ini menjadi masukan dan bahan evaluasi Instalasi Farmasi dalam hal pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan CDOB sebagai upaya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 2.1.1 Definisi Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai meliputi perencanaan kebutuhan, permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan (Permenkes RI No.74 Tahun 2016)(Anonim, 2016) Tambah lagi 2.1.2 Definisi sediaan farmasi Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika (Permenkes RI No.74 Tahun 2016). Tambah lagi 2.1.3 Definisi Bahan Medis Pakai Bahan Medis Habis Pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-undangan (Permenkes RI No.74 Tahun 2016). Tambah lagi 2.1.4 Tujuan Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang efisien, efektif dan rasional,

5

Formatted: Centered Formatted: Left: 1.58", Right: 1.18", Top: 1.18", Bottom: 1.18", Section start: Continuous, Width: 8.27", Height: 11.69", Header distance from edge: 0.49", Footer distance from edge: 0.49"

meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu pelayanan (Permenkes RI No.74 Tahun 2016). Tambah lagi

2.1.5 Kegiatan Pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (kelebihan spasi) Kegiatan pengelolaaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang diatur dalam Permenkes No.74 Tahun 2016 adalah 1. Perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 2. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 6. Pemusnahan dan penarikan 7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 8. Administrasi 9. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Buat dalam bentuk paragraf saja 2.2 Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai 2.2.1 Definisi (kelebihan spasi)

6

Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan pengeluaran dan penyerahan sedian nfarmasi dan bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan puskesmas dan jaringannya (Permenkes RI No.74 Tahun 2016). Tambah lagi

2.2.2 Tujuan Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai Tujuannya adalah untuk memnuhi kebutuhan sediaan farmasi pelayan kesehatan dipuskesmas dan Jaringannya dengan Jenis, mutu, jumlah, dan waktu yang tepat (Permenkes RI No.74 Tahun 2016). Instalasi Farmasi yang menyelenggarakan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran/pendistribusian obat dan atau bahan obat (kelebihan spasi)wajib menerapkan pedoman teknis Cara Distribusi Obat yang baik (CDOB) (Perka BPOM RI No. HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012) 2.3 Instalasi Farmasi 2.3.1 Pengertian Instalasi Farmasi Instalasi Sediaan Farmasi adalah Sarana yang digunakan untuk mendistribusikan atau menyalurkan Sediaan Farmasi milik Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Perka BPOM RI No. HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012) Instalasi Farmasi Pemerintah adalah sarana tempat penyimpanan dan penyaluran sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah, baik

7

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dalam rangka pelayanan kesehatan (Permenkes RI No.75 Tahun 2016,). 2.3.2 Fungsi Instalasi Farmasi Menurut peraturan Walikoa Tanjungpinang No.29 Tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, menjelaskan bahwa Unit pelaksana teknis Instalasi Farmasi mempunyai (kelebihan spasi)fungsi yaitu : 1. (kelebihan spasi)Menyusun anggaran satuan kerja 2. Menegakkan disiplin, semangat kerja dan ketenangan kerja untuk memungkinkan tercapai nya produktivitas yang tinggi 3. Melakukan penyiapan penyusunan rencana kebutuhan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya dengan cara mengumpulkan, mengolah dan menevaluasi data tentang: a. Persediaan obat disetiap unit pelayanan kasehatan b. Penggunaan Obat c. Persedian obat digudang 4. Memberikan informasi mengenai pengelolaan obay, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya kepada unit unit pelayanan kesehtan. Informasi yang diberikan meliputi tata cara : a. Penyusunan rencana kebutuhan barang b. Penerimaan, penyimpanan dan pengeluarn barang c. Administrasi barang d. Pemliharaan mutu barang e. Deteksi kerusakan barang

8

2.3.3 Tanggung Jawab Instalasi Farmasi Menurut peraturan Walikoa Tanjungpinang No.29 Tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, menjelaskan bahwa Unit pelaksana teknis Instalasi Farmasi mempunyai Tanggung jawab yaitu : 1.

Pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

2.

Kegiatan pencatatan dan evaluasi persediaan dan penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

3.

Bertanggung jawab atas kegiatan pengamanan mutu dan khasiat obat yang ada dalam persediaan dan yang akan didistribusikan.

3.4. Tambahkan peran tenaga teknis farmasi dalam distribusi farmasi 2.3.4 Struktur Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi merupakan salah satu unit pelaksana teknis yang dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas selain Puskesmas. Dalam pelaksanaanya, Instalasi Farmasi mempunyai Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis terdiri atas : 1. Kepala Instalasi Farmasi; 2. Sub Bagian Tata Usaha (Perwako No. 29 Tahun 2009)

9

Formatted: Centered

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama sebulan sejak 1 Januari 2019Desember 2018 sampai 31 MaretDesember 20189 di ruang Instalasi farmasi Dinas Kesehatan,

Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kota

Tanjungpinang. 3.2 Desain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif untuk melihat gambaran informasi tentang tentang pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis pakai yang sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan. 3.3 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah:

10

1. Dengan Membuat lembar checklist Sumber daya manusia, SOP Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang 2. Melakukan wawancara dan observasi dengan menggunakan lembar checklis yang dibuat dengan Kepala Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang 3. Menbandingkan hasil penelitian dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah 3.4 Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini secara prospektif. Data yang diambil adalah data primer berupa observasi langsung dengan menggunakan lembar checklis, data sekunder berupa peraturan peraturan dan buku pedoman yang ditetapkan dan diterbitkan oleh pemerintah. Data yang didapat kemudian dikumpulkan dan dipindahkan ke dalam lembar pengumpul data. 3.5 Analisis Data Data primer berupa observasi yang menggunakan lembar checklis dan data data sekunder sekunder yang dikumpulkan lalu dianalisa kemudian dilihat apakah terdapat perbedaan antara hasil penelitian dengan standar yang ditetapkan. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini yaitu berupa Standar Operasional prosedur dalam bentuk lembar checklis yang diambil dari SOP Instalasi Farmasi Dinas

11

Kesehatan,

Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kota

Tanjungpinang Tabel 1. Ketersediaan Sumber Daya Manusia Farmasi di Instalasi Farmasi di Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang

Formatted: Font: Not Bold Formatted: Justified, Indent: Left: 0", Hanging: 0.69", Line spacing: single

Ketersediaan No

Jenis Tenaga

Jumlah Ada

Tidak Ada

1

Apoteker

V

1

2

Asisten Apoteker

V

3

3

Lainnya

V

3

Commented [HF5]: Tidak usah diisi dulu

Sumber Daya Manusia Farmasi di Instalasi Farmasi di Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang Berdarkan jenis kelamin

Formatted: Justified, Line spacing: single Commented [HF6]: Buat sepertitabel 1 Formatted: Left, Tab stops: 0.71", Left + 2.76", Centered

Jenis Kelamin No

Nama Laki - laki

Perempuan

1

Ratna Sari Harahap, S. Si. Apt

V

2

Syarifah Dewi

V

3

Ika Vanasri

V

4

Gusnil Venas

V

5

Arianto

V

12

6

Lilik Fitriana

V

7

Bambang Hariyanto

V

Standar Operasional Prosedur Pendistribusian sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk Commented [HF7]: Buat seperti tabel 1

dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang

No

Variabel Observasi

Hasil Ya

1

Laporan Permintaan obat dari Puskesmas Mencatat laporan permintaan obat dan BMHP dari

2 Puskesmas Membuat rancangan pengeluaran obat dan BMHP yang akan diberikan kepada puskesmas berdasarkan LPLPO 3 puskesmas dan atau surat permintaan dan mencatat pada kartu stok induk 4

Mengajukan rancangan yang telah dibuat kepada atasan. Memeriksa dan mengoreksi rancangan pengeluaran obat

5

yang telah dibuat dan memberikan rekomendasi jumlah yang akan diberikan Memperbaiki rancangan pengeluaran obat dan BMHP dan

6 menyerahkan depada staf pendistribusian obat

13

Tidak

Formatted: Centered, Tab stops: 2.63", Left Formatted: Centered Formatted: Centered

Dokumen rancangan pengeluaran obat dan BMHP dibawa ke ruang penyimpanan untuk dip roses pengambilan obat dan BMHP dengan memperhatikan obat dan BMHP 7 dengan masa kadaluarsa lebih awal dikeluarkan lebih dahulu FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out) Jumlah obat yang dikeluarkan langsung dicatat pada kartu 8

stok obat di bagian kolom keluar dan mencatat sisa stok obat di kolom sisa Obat dan BMHP yang diambil dikumpul pada suatu tempat

9

untuk diperiksa kembali kesesuaian fisik dengan dokumen rancangan pengeluaran obat dan BMHP Setelah diperiksa, obat dan BMHP disusun rapi kedalam

10

kardus dan dipisahkan menurut sediaannya dan dihitung (kelebihan spasi)jumlah koli yang akan diangkut Membuat surat bukti pengeluaran Obat dan BMHP

11 (SBBK) 4 rangkap Memeriksa kesesuaian SBBK dengan dokumen rancangan 12

pengeluaran obat dan BMHP dan menyerahkan kepada atasan Menerima Surat Bukti pengeluaran obat dan BMHP

13 (SBBK) untuk diberi catat dan diberi nomor Mengarsipkan surat keluar dan mencatat di buku keluar 14 barang

14

Commented [HF8]: Buat seperti tabel 1

Data Variabel checklis berdasarkan Cara Distribusi Obat yang Baik (Perka BPOM RI No. HK.03.1.34.11.12.7542 Tahun 2012)

No

Variabel Observasi

Hasil Ya

Apakah setiap penyaluran berdsarkan surat pesanan 1

/LPLPO yang ditanda tangani oleh penanggung jawab dan di stempel Apakah penanggung jawab membubuhkan tanda tangan

2 atau paraf terhadap pesanan/permintaan Apakah yang dikirim disertai faktur atau SPB yang sesuai 3

dengan

ketentuan

pada

pedoman

CDOB

serta

ditandatangani oleh penanngung jawab Apakah faktur atau SPB diarsipkan berdasarkan nomor 4 urut dan tanggal pengeluaran. Apakah semua tanda terima faktur atau surat penyeraahan barang dibubuhi stempel sarana penerima (sesuai surat 5

pesanan), diberi tanda tangan, nama terang dan SIK penanggung jawab sarana/petugas teknis kefarmasianyang diberi kewenangan Apakah obat yang disalurkan dikontrol oleh kepala

6 Gudang atau petugas yang ditunjuk sesuai faktur atau SPB

15

Tidak

yang diketahui (ditanda tangani atau diparaf) penanggung jawab? Apakah obat obat yang disalurkan adalah obat-obat yang 7 tedaftar Apakah penyaluran Vaksin menggunakan wadah kedap 8

yang dilengkapi ice pack/dry ice sedemikian rupa sehngga mencapai temperature yang sesuai dengan vaksin tersebut Apakah penyaluran vaksin dilengkapi dengan alat monitor

9

suhu

yang

menjamin

bahwa

vaksin

tidak

pernah

mengalami suhu ekstrim

3.7 Etika Penelitian Etika dalam penelitian diawali dengan meminta persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Tanjungpinang dan Kepala Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kora Tanjungpinang (kelebihan spasi)

16

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA???? LAMPIRAN???

17

Related Documents

Ronny
May 2020 3
Absensi Kepri
June 2020 1
Rpl
October 2019 33
Rpl
June 2020 25
Rpl
December 2019 33

More Documents from ""