BAB I PENDAHULUAN 1.1
Rumusan Masalah Dalam penelitian ini akan dinilai apakah terdapat perbedaan angka
keberhasilan pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan paramedian dan pendekatan median pada pasien geriatri yang menjalani operasi TURP.
1.2
Tujuan Penelitian
1.2.1
Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan tingkat keberhasilan
pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan paramedian dan pendekatan median pada pasien geriatri. 1.2.2 1.
Tujuan Khusus
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan paramedian pada pasien geriatri.
2.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan median pada pasien geriatri.
1.3
Hipotesis Penelitian
H0 :
Keberhasilan dari anestesi spinal pada usaha pertama dengan pendekatan paramedian sebanding dengan pendekatan median pada pasien geriatri yang menjalani operasi TURP.
1
HA :
Keberhasilan dari anestesi spinal pada usaha pertama dengan pendekatan paramedian lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan median pada pasien geriatri yang menjalani operasi TURP.
2
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1
Rancangan Penelitian
Pendekatan Median
Sampel Populasi
Berhasil Tidak Berhasil
Randomisasi
Pendekatan
Berhasil
Paramedian
Tidak Berhasil
Jenis penelitian ini merupakan uji klinik tahap II dan dirancang sebagai uji klinis tersamar ganda (Double blind randomized controlled trial), Penelitian comparative yang membandingkan 2 kelompok penelitian, yaitu kelompok paramedian dan kelompok median.
2.2
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung di Instalasi Bedah Sentral RSUD Zainoel
Abidin Banda Aceh antara bulan Juli 2018 sampai sampel terpenuhi.
2.3
Populasi dan Sampel Penelitian
2.3.1
Populasi Pasien geriatri yang menjalani operasi TUR-P dengan anestesi spinal di
RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh. 3
2.3.2
Sampel Sampel yang diambil di penelitian ini secara purposive sampling, yaitu
penderita yang menjalani operasi TURP di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh yang memenuhi kriteria inklusi. Besarnya sampel untuk data nominal, berhasil atau tidaknya keluar LCS pada usaha pertama anestesi spinal pada geriatri menggunakan uji hipotesis terhadap 2 proporsi populasi dengan rumus sebagai berikut:
š1 = š2 =
( Z Ī± ā2šš+š š½ āš1š1+š2š2 )2 ( P1āP2)2
n1= Jumlah subjek yang akan dilakukan tindakan anestesi spinal dengan pendekatan paramedian n2= Jumlah subjek yang akan dilakukan tindakan anestesi spinal dengan pendekatan median ZĪ±= Nilai standar Ī±, 0.5 = 1.96 ZĪ²= Nilai standar Ī², 0.2 = 0.84 P1= Proporsi keberhasilan pada pendekatan paramedian 92% (Penelitian Sheikh Mustakh Ali et al, 2016), P2= Proporsi keberhasilan pada pendekatan median 68% (Penelitian Sheikh Mustakh Ali et al, 2016) P = (P1 + P2)/2, (0.92 + 0.68)/2 = 0.79 Q = 1-P, 1-0.79 = 0.21 Q1= 1-P1, 1-0.92 = 0.08 Q2= 1-P2 = 1-0.68 = 0.32
4
š1 = š2 =
( 1.96 ā2š„0.79š„0.21 + 0.84 ā(0.92š„0.08) + (0.68š„0.32) )2 ( 0.92 ā 0.68)2
š1 = š2 = 31.22, digenapkan menjadi 31 sampel per kelompok. Dengan mempertimbangkan kemungkinan drop out 10% dari total sampel maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok adalah 37 orang untuk tiap kelompok perlakuan, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 74 orang.
2.3.3 a.
Kriteria Inklusi
Pasien berusia di atas 65 tahun yang menjalani prosedur operasi TURP dengan anestesi spinal
b.
Status fisik ASA 1 dan 2
c.
BMI 20-30 kg/m2 (Penelitian Nurul Isnaeni, 2014).
2.3.4
Kriteria Ekslusi
a.
Menolak untuk diikutkan dalam penelitian.
b.
Terdapat kontra indikasi anestesi spinal 1. Infeksi di lokasi injeksi 2. Pasien menolak dilakukan anestesi spinal 3. Koagulopati 4. Pasien dengan syok hypovolemia berat 5. Peningkatan tekanan intrakranial 6. Aorta stenosis berat 7. Mitral stenosis berat.
5
2.3.5
Kriteria Drop Out Kegagalan pada usaha pertama tindakan pada anestesi spinal akibat pasien tidak kooperatif ketika dilakukan penusukan jarum spinal. Pasien tidak bisa mengikuti instruksi ketika dilakukan tindakan anestesi spinal.
2.3.6
Kriteria Withdrawal Pasien yang sebelumnya bersedia untuk diikutkan dalam penelitian kemudian mengundurkan diri.
2.4
Variabel Penelitian
2.4.1
Variabel bebas: - Pendekatan paramedian - Pendekatan median
2.4.2
Variabel terikat: - Berhasil pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan paramedian dan pendekatan median. - Tidak berhasil pada usaha pertama anestesi spinal dengan pendekatan paramedian dan pendekatan median.
6
2.5 No
Definisi Operasional Variabel
1.
Anestesi spinal Pendekatan Paramedian
2.
Anestesi spinal Pendekatan Median
3.
Keberhasilan Anestesi Spinal
4.
Reposisi jarum spinal
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Anestesi spinal dengan penusukan di lateral intraspinous. Posisi spinal dengan posisi duduk. Anestesi spinal dengan penusukan di midline intraspinous. Posisi spinal dengan posisi duduk. Penyuntikan anestesi spinal dengan jarum spinal kedalam ruang subarakhnoid
Eksperimen
- Berhasil usaha pertama - Reposisi - Tidak berhasil
- Berhasil bila Keluar LCS setelah stylet dilepas
Eksperimen
- Berhasil usaha pertama - Reposisi - Tidak berhasil
- Berhasil bila Keluar LCS setelah stylet dilepas
Eksperimen
- Berhasil - Tidak berhasil
Keluar LCS setelah Stylet dilepaskan dari jarum Spinal
Reposisi jarum spinal adalah perubahan sudut untuk memposisikan agar jarum spinal menembus ligamentum flavum tanpa keluarnya jarum spinal dari kulit sehingga tepat berada di ruang subarakhnoid dan keluar LCS.
Eksperimen
- Perubahan sudut jarum spinal tanpa keluarnya jarum spinal dari kulit
Keberhasilan ditandai dengan keluarnya LCS dari jarum spinal setelah stylet dilepaskan.
7
5.
Klasifikasi ASA
Klasifikasi status fisik yang berhubungan dengan risiko perioperatif akibat pembiusan dan pembedahan
Observasi
8
- Coexisting disease - Usia - Pemeriksaan - penunjang - Darurat atau tidak
-ASA 1 (Pasien sehat) - ASA 2 (Pasien dengan penyakit sistemik ringan, Tanpa keterbatasan aktifitas) - ASA 3 (Pasien dengan penyakit sistemik berat, beberapa keterbatasan fungsiona) - ASA 4 (Pasien dengan penyakit sistemik berat yang mengancam nyawa, fungsionalitas terganggu) - ASA 5 (Pasien yang kemungkinan tidak bisa bertahan hidup tanpa tindakan operatif) - ASA 6 (Pasien yang sudah mati batang otak, dengan tujuan pendonoran organ tubuh) E (emergency)/D (Darurat) bila operasi harus dilakukan segera)
6.
Perubahan titik injeksi
Pergeseran titik injeksi di sekitar titik median atau paramedian pada celah VL 3-4 setelah insersi jarum spinal yang pertama dimana jarum spinal dimasukkan mulai dari kulit sampai menembus ligamentum flavum dan masuk ke ruang subarakhnoid
Eksperimen
- Pergeseran letak titik injeksi di sekitar titik median atau paramedian pada celah VL 3-4 setelah insersi jarum spinal yang pertama
Keberhasilan ditandai dengan keluarnya LCS dari jarum spinal setelah stylet dilepaskan.
7.
Body Mass Index (BMI)
Klasifikasi untuk menentukan status gizi berdasarkan berat badan dan tinggi badan
Observasi
- BB - TB
- BB kurang (< 18.5) - BB normal (18.5-24.9) - BB berlebih (25-29.9) - Obesitas grade I (30-34.9) - Obesitas grade II (35-39.9) - Obesitas grade III ( ā„ 40 )
8.
Geriatri
Geriatri adalah laki-laki atau perempuan yang berusia sama dengan atau lebih dari 65 tahun yang didapatkan dari anamnesis terhadap pasien dan dicantumkan dalam identitas di rekam medis pasien
Observasi
- Anamnesa - Identitas - Rekam medis
Usia diatas atau sama dengan 65 tahun
(Sumber: Morgan, 2013. Isnaeni N, 2014 & WHO, 2016)3.29
9
2.6
Rencana Analisa Data Analisa data pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan
program SPSS versi 20.0. Uji statistik dilakukan untuk membuktikan hipotesis dengan uji Chi-square untuk variabel berskala nominal dimana nilai p<0,05 dianggap bermakna.
10