Proposal Ta Uyun.pdf

  • Uploaded by: Anggi aprilia
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Ta Uyun.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 4,339
  • Pages: 29
I. URAIAN UMUM 1.1.

Judul

Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik Kecamatan Bekasi Selatan. 1.2.

Identitas Mahasiswa

a. Nama lengkap

: Qurrotul Uyun

b. NRP

: 25-2015-037

c. Jurusan

: Teknik Lingkungan

d. Telepon

: 08987515974

e. E-mail

: [email protected]

1.3.

Subjek Penelitian/Perencanaan

Pada perencanaan ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah air limbah domestik. 1.4.

Periode Pelaksanaan/Perencanaan

Perencanaan ini dilakukan selama 6 (enam) bulan dimulai pada bulan Januari 2018 hingga bulan Juni 2018. 1.5.

Lokasi Perencanaan/Perencanaan

Lokasi perencanaan dilakukan di Kecamatan Bekasi Selatan. 1.6.

Hasil yang Ditargetkan

Hasil yang diharapkan dari perencanaan ini berupa: 1. Alternatif desain sistem penyaluran air limbah domestik terpusat di Kecamatan Bekasi Selatan. 2. Gambar detail sistem penyaluran air limbah domestik. 3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di targetkan.

1

1.7.

Instansi yang Terlibat

Instansi yang terlibat dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1. BPS Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. 2. BAPPEDA Kota Bekasi. 3. Dinas Kesehatan Kota Bekasi. 4. PDAM Kota Bekasi. 5. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (PU Jalan). 6. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya. 7. Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

II. LATAR BELAKANG Air

merupakan

pertumbuhan

kebutuhan

utama

penduduk maka

akan

manusia,

dengan

meningkatnya

selaras

dengan

meningkatnya

penggunaan air bersih oleh manusia, sehingga produksi air limbah meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk. Beragam aktivitas manusia membuat kualitas air limbah yang dihasilkan manusia menjadi berubah. Air limbah yang dihasilkan manusia dapat berasal dari aktivitas domestik seperti kotoran manusia, sisa pencucian barang, dan berbagai aktivitas lainnya. Dari sumber air limbah tersebut mengandung pencemar berupa BOD, COD, TSS, E. coli, dan pencemar lainnya. Air limbah yang mengandung pencemar-pencemar dari hasil buangan manusia jika dibuang langsung ke badan air akan menyebabkan pencemaran, sehingga berdampak pada buruknya

kesehatan masyarakat seperti terjangkitnya penyakit

bawaan air.

Menurut profil kesehatan Kota Bekasi (2009), jumlah KK (Kepala keluarga) yang memenuhi standar dalam saluran pembuangan pada tahun 2009 sebesar 71.15 %. Kota bekasi memiliki strategi pengembangan air limbah dengan tujuan meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Bekasi melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan. Untuk mencegah penyakit bawaan air dilakukan upaya

2

peningkatkan kondisi sanitasi daerah. Salah satu pernyataan sasarannya adalah meningkatnya cakupan kepemilikan jamban sehat keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 87,2 % menjadi 100% untuk rumah tangga pada akhir tahun 2019. Program ini juga dapat mendukung Program “100-0100” yang bertujuan menyediakan 100% akses air minum yang aman, 0% permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi yang layak bagi masyarakat hingga 2019 mendatang.

Sistem pembuangan yang baik terjadi apabila ada sinergitas dari tempat buang air limbah domestik dengan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah). Menurut profil sanitasi kota Bekasi (2009), Kecamatan Bekasi Selatan memiliki 4 kelurahan yang belum memenuhi 100% cakupan pelayanan SPAL, dengan cakupan pelayanan Kelurahan Kayuringin 91,03%, Kelurahan Margajaya 98,83%, Kelurahan Jakamulya 97,99% dan Kelurahan Jakasetia 98,01%. Berdasarkan data tersebut, Kecamatan Bekasi Selatan belum memenuhi target kualitas pelayanan sanitasi, sehingga diperlukan sikap untuk meningkatkan kualitas pelayanan air limbah. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya penyaluran air buangan secara terpusat untuk mengendalikan permasalahan sanitasi di Kecamatan Bekasi Selatan agar kemudian diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

III. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN/PERENCANAAN 3.1.

Maksud

Pelaksanaan

Tugas

Akhir

ini

memiliki

maksud

untuk

melakukan

perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik Kecamatan Bekasi Selatan.

3.2.

Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini, yaitu : 1. Menghitung proyeksi kebutuhan air, proyeksi fasilitas, dan proyeksi timbulan air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan;

3

2. Merencanakan sistem jaringan perpipaan penyaluran air limbah domestik terpusat dengan pipa induk dan pipa lateral dengan memperhatikan kondisi topografi dan jalan utama di Kecamatan Bekasi Selatan; 3. Memperhitungkan

dimensi

saluran

dan

melakukan

perhitungan

Rancangan Anggaran Biaya (RAB); dan 4. Membuat alternatif desain sistem penyaluran air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan.

IV. RUANG LINGKUP Pembahasan perencanaan ini akan difokuskan pada : 1. Tinjauan

kondisi fisik daerah perencanaan

yang berkaitan dengan

perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan; 2. Periode perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik selama 20 tahun; 3. Merencanakan sistem penyaluran air limbah domestik pada Kecamatan Bekasi Selatan meliputi proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air, fasilitas, dan timbulan air limbah domestik; 4. Pemilihan jaur alternatif berdasarkan kecepatan pengaliran, biaya teknis, waktu pengaliran, jumlah manhole, dan panjang pipa; 5. Menghitung diameter pipa pipa induk dan pipa lateral dengan memperhatikan kondisi topografi, risiko sanitasi, dan jalan utama di Kecamatan Bekasi Selatan; 6. Spesifikasi teknis pelaksanaan kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan 7. Pembuatan gambar desain sistem penyaluran air limbah domestik pada Kecamatan Bekasi Selatan.

4

V. STUDI PUSTAKA Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dibuat untuk pengelolaan kualitas air dan mengendalikan pencemar air melalui tahap perencanaan pada pengelolaan limbah cair domestik dengan pendekatan ekosistem (PPRI No 82, 2001). Penyelenggaraan dilakukan secara terpadu karena merupakan bagian dari komitmen perencanaan untuk membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana sanitasi di Kecamatan Bekasi Selatan sehingga tercipta lingkunyan yang sehat.

Target sasaran program sanitasi Kota Bekasi antara lain adalah stop BABS dan perbaikan system pelayanan lumpur tinja, pengurangan timbulan sampah dengan pola 3R, pengurangan titik genangan banjir, dan pengolahan air minum rumah tangga. Adanya target tersebut diharapkan terciptanya peningkatan pelayanan, kualitas kesehatan keluarga, maupun kondisi kesehatan lingkungan sekitarnya. Secara umum sanitasi dapat di sebutkan sebagai suatu kondisi dimana terciptanya segala sesuatu yang higienis, menyehatkan, terkonsep dan tertata. Kondisi tersebut harus ditunjang oleh penangan air limbah dengan pengolahan air rumah tangga (domestik) yang terdiri dari pengolahan On Site, yaitu pengolahan setempat menggunakan sistem septik tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga dan pengolahan dan Off Site, yaitu pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat (SSK Kota Bekasi, 2010).

Kecamatan-kecamatan di Kota Bekasi seperti di kecamatan Jatisampurna, Bantargebang, Bekasi Barat, Jati Asih, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Bekasi Utara memiliki tingkat resiko pencemaran sarana air bersih dengan status tinggi-sangat tinggi (0,56-21,95%). Tingginya tingkat pencemaran ini berasal dari limbah manusia (sewerage), gas-gas buangan, sampah rumah tangga dan limbah industri baik yang berbentuk cair maupun padat. (SSK Kota Bekasi, 2010).

Dalam profil kesehatan yang terdapat di Dinas

5

Kesehatan Kota Bekasi, cakupan SPAL Kecamatan Bekasi Selatan belum 100%. Hal tersebut menjadi tugas yang penting bagi pemerintah setempat. kondisi SPAL yang baik akan berpengaruh langsung terhadap kondisi rumah, SPAL yang baik akan mengakibatkan rumah sehat dan sehingga berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan keluarga. Cakupan SPAL dan cakupan rumah sehat pada kondisi sarana sanitasi Kecamatan Bekasi Selatan dapat dilihat dalam tabel 5.1.

Tabel 5.1 Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Kecamatan Bekasi Selatan 2009 Jumlah

%

KK

SPAL

Sehat

Kayuringin

9.446

91,03

96,39

2

Margajaya

4.263

98,83

70,21

3

Pekayonjaya

11.383

100

98,88

4

Jakamulya

5.735

97,99

97,00

5

Jakasetia

8.371

98,01

98,01

No

Kelurahan

1

Cakupan % Cakupan Rumah

Sumber: SSK Kota Bekasi, 2010

VI. METODOLOGI PENELITIAN/PERENCANAAN Berikut merupakan diagram alir metodologi perencanaan SPAL domestik Kecamatan Bekasi Selatan yag dapat dilihat seperti dalam gambar 6.1. Mulai

Studi Pustaka

A

6

A

Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pengumpulan Data

Data Primer - Kondisi fasilitas sewer - Survey lokasi IPAL - Penentuan daerah pelayanan

Data Sekunder - Data Kependudukan - Data Fasilitas Umum - RTRW - Peta Wilayah dan Topografi - Regulasi

Pra Perencanaan  Proyeksi Penduduk  Proyeksi Fasilitas  Proyeksi Kebutuhan Air Domestik  Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik  Proyeksi Timbulan Air Limbah Domestik

Perencanaan  Membuat jalur alternatif  Menghitung dimensi dan aksesoris pipa  Perhitungan galian  Menghitung Rancangan Anggaran Biaya (RAB)

Pemilihan Alternatif (metode) dan Merekomendasikan Alternatif Terpilih (DED)

Selesai

Gambar 6.1 Diagram Alir Perencanaan 7

6.1 Studi Pustaka Meninjau pustaka-pustaka yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan pada perencanaan. Dasar atau landasan teori dalam perencanaan

berdasarkan

pustaka-pustaka

tersebut

kemudian

dibandingkan dengan data di lapangan. Pustaka-pustaka yang dimaksud berupa buku, jurnal, peraturan dan sebagainya. 6.2 Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan Persiapan yang menjadi kebutuhan dalam pengumpulan data dilakukan pada tahap ini. Tahap persiapan dapat berupmembuat rincian data yang dibutuhkan, administrasi dalam pengambilan data, dan waktu yang dibutuhkan selama pengambilan data yang dibutuhkan. 2. Tahap Pengumpulan Data Dua data yang dibutuhkan untuk perencanaan ini yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer yang dibutuhkan untuk perencanaan berupa kondisi eksisting di lapangan seperti kondisi penyaluran air limbah domestk (PAL) daerah perencanaan dan pengukuran elevasi aktual daerah perencanaan. Pengukuran ini bertujuan untuk mempertimbangkan kebutuhan jalur perencanaan dan menilai keakuratan data sekunder mengenai elevasi daerah perencanaan. Output dari pengukuran ini berupa data elevasi aktual, dan data kesesuaian kondisi sistem PAB dengan desain standar (Master Plan). b. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan pada perencanaan ini terdapat dalam

Tabel

6.1.

8

Tabel 6. 1 Data yang Digunakan Dalam Kajian No

Jenis Data

Keterangan Data

Sumber

Data kependudukan Data jumlah penduduk untuk perhitungan BPS

Output Data Kecamatan Mendapatkan jumlah penduduk

daerah perencanaan debit air bersih dan debit air limbah serta Bekasi Selatan Kota Kecamatan Bekasi Selatan tahun 1

10 tahun terakhir

proyeksi penduduk. Data ini bertujuan untuk Bekasi tahun 2018.

2010-2018

memudahkan dalam perhitungan kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah yang dihasilkan. Sarana

2

dan Untuk perhitungan debit air bersih non-

prasarana

daerah domestik

perencanaan

2

guna

lahan

daerah perencanaan

terakhir

Kecamatan

Bekasi Selatan Kota Bekasi tahun 2018.

Untuk mengetahui tata guna lahan daerah perencanaan dengan tujuan agar pembuatan BAPPEDA

Kota

jalur bisa sesuai dengan tata guna lahan daerah Bekasi.

tahun

Untuk

mengetahui

kondisi

PAL

daerah Dinas Kesehatan Kota

perencanaan. Tujuannya untuk pertimbangan Bekasi, perencanaan kapasitasnya.

dari

awal

atau

mengubah Kecamatan Selatan.

Mendapatkan umum

dan

data

fasilitas

fasilitas

sosial

Kecamatan Bekasi tahun 2018

Mendapatkan

peta

tataguna

lahan Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018.

tersebut.

Kondisi PAL daerah perencanaan

mempengaruhi

yang dihasilkan.

tahun terakhir

4

dapat

tahun kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah

terakhir Tata

sehingga

BPS

Perumnas Bekasi

Mendapatkan jalur sistem air limbah

domestik

Kecamatan

Bekasi Selatan tahun 2018

9

No

Jenis Data

Keterangan Data

Topografi 5

Kecamatan Selatan

Bekasi Untuk mengetahui kontur daerah perencanaan tahun agar sistem pengaliran dapat secara gravitasi.

terakhir

Sumber

Output Data

BPS

Kecamatan

Bekasi Selatan Kota Bekasi tahun 2018.

6

RTRW Kota Bekasi tahun 2008-2038

dengan jalur yang akan direncanakan serta mengetahui lahan yang dapat digunakan untuk

7

Kecamatan Selatan terakhir Profil

8

Bekasi tahun

BAPPEDA

Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018 Wilayah

(RTRW),

Kota Rencana Pembangunan Jangka

Bekasi.

Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota Bekasi. Mendapatkan data kebutuhan

Sebagai data awal untuk perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan. Data awal ini berguna untuk proyeksi kebutuhan air bersih.

PDAM

Kota

Bekasi

2018.

air bersih, jalur air bersih, dan lokasi sungai yang dijadikan sumber air baku PDAM Kota Bekasi tahun 2018

Kecamatan Untuk menentukan batas administrasi daerah BPS

Kota

Bekasi Selatan tahun perencanaan dengan tujuan untuk menentukan BAPPEDA terakhir

topografi

dan data ketinggian topografi

Ruang

pembangunan IPAL. Kebutuhan air bersih

peta

Mendpatkan data Rencana Tata

Untuk mengetahui kondisi pembangunan yang akan dilaksanakan sehingga dapat disesuaikan

Mendapatkan

daerah pelayanan.

Bekasi.

Bekasi, Kota

Mendapatkan peta administrasi dan data batas administrasi Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018

10

No

Jenis Data

Keterangan Data

Kondisi 9

jalan

Kecamatan

Bekasi

Selatan Kota Bekasi tahun terakhir Kondisi

10

Kecamatan

kondisi

jalan

daerah

perencanaan agar memudahkan penentuan jalur pipa PAL.

Kecamatan

Dinas tata ruang dan Mendapatkan cipta karya (PU jalan), nasional BAPPEDA

Bekasi tanah dan air permukaan oleh air buangan

Bekasi

Selatan Kota Bekasi

kondisinya tahun 2018.

BPS Kota Bekasi.

yang termuat dalam laporan EHRA, buku putih sanitasi, dan strategi sanitasi kota

hidrologi,

Aliran

Sungai

(DAS),

peta

tanah Kota Bekasi Tahun 2018.

limbah domestik, dan perencanaan pemerintah permasalahan

peta

bencana alam, data cekungan air

Mendapatkan

peta resiko sanitasi, saluran pembuangan air mengatasi

arteri

peta hidrogeologi, peta Daerah

Untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi,

dalam

jalan

hingga

Mendapatkan

untuk perhitungan dimensi saluran.

sanitasi

peta

Kota Kecamatan Bekasi Selatan serta

Bekasi.

Selatan Kota Bekasi serta debit yang dihasilkan yang bertujuan

Kondisi

12

mengetahui

Output Data

hidrologi Untuk mengetahui potensi pencemaran air

tahun terakhir

11

Untuk

Sumber

sanitasi

daerah perencanaan. Data-data ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan sistem PAL

sanitasi,

data

kondisi

cakupan

air

bersih,

Dinas kesehatan Kota Kondisi Sarana Sanitasi Dasar, Bekasi, Kota Bekasi.

yang sudah berjalan serta memudahkan dalam pembuatan jalur PAL alternatif.

Harga satuan daerah Untuk mengetahui harga satuan segala jenis Departemen untuk aksesoris pipa pipa dan aksesorisnya. Tujuannya untuk pekerjaan

BAPPEDA PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), sistem drainase, kondisi air limbah, dan kondisi persampahan. Mendapatkan umum berdasarkan

harga

pipa

diameter

dan

11

No

Jenis Data dan

Keterangan Data meterial memilih

bangunan

jenis

Sumber pipa

yang

sesuai

Output Data

dan (DPU) Cipta Karya.

bahan material pembuatannya.

perhitungan RAB.

Mendapatkan teknologi yang Untuk mengetahui spesifikasi teknis dalam

sesuai

merencanakan jaringan PAL. Tujuannya agar Spesifikasi 14

teknis dapat

penyaluran

menentukan

air dipertimbangkan

buangan

hal-hal dalam

yang

Kecamatan

Bekasi Selatan seperti daya

perlu Departemen

melakukan pekerjaan

untuk

umum

perencanaan, pembangunan, serta operasi dan (DPU) Cipta Karya. pemeliharaan guna menunjang perhitungan

tahan sistem, ketersediaan spare

part,

kemudahan

pemeliharaan

dan

operasional, dan kemampuan

RAB.

adaptasi. Mendapatkan

Untuk mengetahui desain jalur air bersih 15

Data

jalur

pipa daerah perencanaan. Tujuannya agar desain

PDAM

jalur PAL yang direncanakan tidak bertabrakan dengan jalur pipa air bersih.

peta

blok

pelayanan jalur air bersih dan PDAM Kota Bekasi.

air limbah domestik beserta perpipaan Kota Bekasi Tahun 2018.

Sumber: Hasil Analisa, 2018

12

Setelah data pada Tabel 6.1 terpenuhi, maka dilakukan analisa untuk mengetahui sistem yang sesuai dengan daerah perencanaan sehingga jenis SPALD terpilih berdasarkan Permen PUPR No. 4 tahun 2017 seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 6.2.

Gambar 6. 2 Diagram Alir Pemilihan Jenis SPALD Sumber: Permen PUPR No 4 Tahun 2017

13

Perencanaan penyaluran air limbah dilakukan di Kecamatan Bekasi selatan yang dapat dilihat dalam Gambar 6.3.

Gambar 6. 3 Peta Administrasi Kecamatan Bekasi Selatan (Sumber: Kecamatan Bekasi Selatan Dalam Angka, 2018)

14

6.3 Pra Perencanaan 1. Proyeksi Penduduk Data penduduk yang akan diproyeksikan merupakan data jumlah penduduk daerah perencanaan tahun 2007 sampai tahun 2016. Sehingga hasil dari proyeksi ini berupa proyeksi jumlah penduduk tahun 2017 sampai tahun 2040. Metode yang akan digunakan untuk proyeksi ini adalah Metode Geometrik, Metode Aritmatik dan Metode Least Square. Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk adalah sebagi berikut (Permen PU No. 18, 2007): a. Metode Aritmatik Pn = Po+Kd(Tn-To)

……………………………………………………..…..(1)

……………………………………………….......….…………..(2) Dimana : Pn

= jumlah penduduk pada tahun ke n;

Po

= jumlah penduduk pada tahun dasar;

Tn

= tahun ke n;

To

= tahun dasar;

Ka

= konstanta aritmatik;

P1

= jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1;

P2

= jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir;

T1

= tahun ke 1 yang diketahui;

T2

= tahun ke 2 yang diketahui.

b. Metode Geometrik Pn=Po(1+r)n

…………………………………………..………………………..(3)

Dimana : Pn

= jumlah penduduk pada tahun ke n;

Po

= jumlah penduduk pada tahun dasar;

r = laju pertumbuhan penduduk; n = jumlah interval tahun

15

c. Metode Least Square Ŷ=a+bX …………………………………………………...………………………….(4) Dimana : Ŷ = nilai variabel berdasarkan garis regresi; X = variable independen; a = konstanta; b = koefisien arah regresi linear. Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut : (

…………………………………….……………………(5)

)

Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat ditentukan dengan persamaan lain, yaitu : ……………………………………..……………………………(6) Dimana Ȳ dan Ẋ masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X. Contoh Perhitungan Data penduduk yang akan diproyeksikan berdasarkan tahun 2007- 2011 yang dapat dilihat dalam Tabel 6.2. Tabel 6. 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Selopampang 2007-2011 Tahun

Jumlah Penduduk (Jiwa)

2007

17857

2008

17923

2009

18153

2010

18153

2011

18201

Sumber : BPS Semarang, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung 2007-2011

Setelah mendapatkan nilai logaritma dan eksponensial dari jumlah penduduk yang ada, maka untuk proyeksi penduduk di tahun-tahun berikutnya dapat dihitung dengan metode

16

aritmatik, geometrik dan eksponensial melalui grafik yang ditunjukkan pada Gambar 6.4.

Gambar 6. 4 Grafik dan Persamaan Proyeksi Penduduk Metode Aritmatik, Geometrik, dan Least Square (Sumber : Hasil Analisa, 2011)

17

Perhitungan standar Deviasi Metode Aritmatik, Geometrik, dan Least Square dapat dilihat dalam Tabel 6.3. Tabel 6. 3 Hasil Analisa Standar deviasi ARITMATIK

GEOMETRIK

LEAST SQUARE

STANDAR DEVIASI

222.16

199.22

250.80

R2

0.97

0.98

0.97

Sumber : Hasil Analisa, 2011

Dari Grafik dan mentode proyeksi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang akan digunakan untuk mendapatkan proyeksi penduduk kecamatan

Selopampang

adalah

metode

Geometri

karena

dengan

menghitung menggunakan standar deviasi, maka diperoleh nilai R yang paling mendekati 1 adalah metode Geometri. Nilai R2 yang semakin besar ini menunjukkan semakin tingginya tingkat ketelitian dari perhitungan dengan metode tersebut. Proyeksi penduduk dengan metode geometrik dapat dilihat di Tabel 6.4. Tabel 6. 4 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih dengan Metode Geometri Geometri No. Tahun y = 370ln(x) + 17828 1 2007 17857 2 2008 17972 3 2009 18340 4 2010 18348 5 2011 18393 6 2012 18491 7 2013 18548 8 2014 18597 9 2015 18641 10 2016 18680 11 2017 18715 12 2018 18747 13 2019 18777 15 2021 18830 16 2022 18854

18

No.

Tahun

17 18 19 20 21 22 23 24 25

2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031

Geometri y = 370ln(x) + 17828 18876 18897 18917 18936 18954 18972 18988 19004 19019

Sumber : Hasil Analisa, 2011

2. Proyeksi Fasilitas Proyeksi fasilitas berguna untuk mengetahui pertumbuhan fasilitas daerah perencanaan. Data yang digunakan berupa data sarana dan prasarana daerah perencanaan. Proyeksi fasilitas ini bertujuan untuk dapat mengetahui jumlah kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah yang dihasilkan selama tahun 2021 sampai tahun 2041. Acuan yang digunakan adalah sebagai berikut (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002): Jumlah

unit

(

fasilitas= )

…………………………………...……….(7) 3. Proyeksi Air Bersih Domestik Proyeksi ini bertujuan untuk menghitung besarnya air yang dikonsumsi oleh masyarakat di daerah perencanaan. Data yang digunakan berasal dari data debit air bersih yang disalurakan PDAM. Rumus-rumus perhitungan proyeksi air bersih domestik adalah sebagi berikut (Permen PU No. 18, 2007) : 19

a. Perhitungan rata-rata konsumsi air ……......…..(8) b. Perhitungan laju konsumsi air Laju

konsumsi

air= ………………….(9)

4. Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik Proyeksi kebutuhan air non-domestik didasarkan pada jumlah sarana dan prasarana diawal perencanaan dan kemungkinan berkembangnya sampai akhit perencanaan. Proyeksi dengan contoh perhitungan sebagai berikut (Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya, 1998) : Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan Rumah Sakit = jumlah unit x bed x kebutuhan air ……………………………………………………………………(9)

5. Proyeksi Timbulan Air Limbah Proyeksi timbulan air limbah bertujuan untuk menghitung besarnya debit air limbah yang dihasilkan selama periode perencanaan. Data yang digunakan untuk proyeksi ini berupa data perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih, dimana 80% air bersih yang dikonsumsi menjadi air buangan berdasarkan Materi Bidang Air Limbah I yang diterbitkan oleh Direktorat Cipta Karya Tahun 2011. Perhitungan yang digunakan dengan faktor air buangan (fab) sebesar 80% adalah sebagai berikut : a. Timbulan air limbah domestik = fab x konsumsi air domestik...(10) b. Timbulan air limbah non domestik = fab x konsumsi air non domestik……………………………………………………………………..………..(11) c. Timbulan air limbah total = timbulan air limbah domestik + timbulan air limbah non domestik...……………………………………….(12) Contoh Perhitungan a. Timbulan air limbah domestik

20

Perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan oleh Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut (Pratiwi dan Purwanti, 2015): Jumlah penduduk

= 23.649 orang

Q air bersih

= 0,2 m³/orang.hari

konsumsi air domestik

= 0,2 m³/orang.hari x 23.649 orang = 4.729,8 m³/hari = 0,06 m³/detik

Dari persamaan (10) didapatkan timbulan air limbah domestik: Timbulan air limbah domestik

= 80 % x 0,06 m³/detik = 0,05 m³/detik

b. Timbulan air limbah non domestik Perhitungan debit air limbah non-domestik yang dihasilkan oleh Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut: Q non domestik

= Q fasilitas pendidikan + Q fasilitas kesehatan + Q fasilitas peribadatan = (0,0562 + 0,0007 + 0,0021) m³/detik = 0,0590 m³/detik

c. Timbulan air limbah total Dari persamaan (12)

debit air limbah total yang dihasilkan oleh

Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut: Q total

= Q total domestik + Q total non domestik = 0.0438 m³/detik + 0.0590 m³/detik = 0.1028 m³/detik

21

6.4 Perencanaan Aspek teknis dalam penentuan sistem pelayanan air buangan meliputi berapa besar persen pelayanan air bersih perkotaan yang ada, berapa besar rata-rata pemakaian air penduduk, dan teknologi yang digunakan. Pada sistem offsite bertujuan agar tidak terjadi kesulitan peletakan instalasi perpipaan air buangan dikarenakan pipa air buangan dan pipa air bersih tidak diijinkan berada berdekatan. Jika terjadi kebocoran perpipaan dan hal ini diabaikan maka dikawatirkan terjadi pencemaran air bersih oleh air buangan. Tingginya kebutuhan air bersih penduduk mendukung adanya sistem pelayanan offsite. Besarnya penggunaan air bersih sebanding dengan besarnya air buangan yang dihasilkan. Teknologi yang digunakan seperti daya tahan sistem, ketersediaan spare part, kemudahan pemeliharaan dan operasional, dan kemampuan adaptasi. Kebutuhan air bersih tinggi menandakan air buangan yang dihasilkan juga besar sehingga perlu pengolahan air buangan secara lebih baik melalui sistem offsite agar beban alam tidak terlalu berat (Nasution, 2006). 1. Membuat Jalur Alternatif Hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan jalur alternatif ini berupa topografi, rencana perkembangan kota, jalur pipa air bersih, permasalahan sanitasi, dan jalur pipa air buangan yang melayani daerah perencanaan. 2. Menghitung Dimensi dan Pemilihan Aksesoris Pipa Perhitungan dimensi pipa berguna untuk mengetahui diameter pipa dan kecepatan pengaliran agar sesuai kriteria desain sedangkan penentuan aksesoris pipa digunakan untuk menunjang sistem penunjang PA L. Banyaknya jumlah manhole yang dibutuhkan dalam saluran perpipaan didasarkan pada kondisi eksisting jalan dan diameter pipa yang dipasang. Sehingga, jumlah manhole yang dibutuhkan adalah (Pratiwi dan Purwanti, 2015):

22

Jumlah manhole = Panjang saluran/jarak antar manhole Penentuan diameter pipa berdasarkan grafik Hydraulic Element of Circular Sewes Running Partially Full dapat dilihat pada Gambar 6.4.

Gambar 6. 5 Grafik Hydraulic Element of Circular Sewes Running Partially Full (Sumber : Qasim, 1985)

Perhitungan ini menggunakan data perhitungan proyeksi timbulan debit air limbah. Ketentuan mengenai perhitungan dimensi pipa terdapat dalam Materi Bidang Air Limbah I yang diterbitkan oleh Direktorat Cipta Karya Tahun 2011. Diameter pipa awalnya ditetapkan berdasarkan besarnya debit air buangan yang masuk di sepanjang saluran tersebut (Q). Kemudian diasumsikan bahwa slope yang digunakan adalah slope permukaan tanah, lalu cek kecepatan dengan persamaan 7 yang merupakan Vf

23

dan Qf. Kecepatan aliran dan kedalaman berenang harus memenuhi syarat self cleansing. Vf = (

)x(

)( ) x S0,51 …………………………………………..…………..(13)

Qf = 0,785 x Vf x (

)2

…………………………………………….…………(14)

Kemudian cari nilai rasio Qt dengan Qf atau (Qt/Qf). Gunakan grafik Hidraulic Element of Circular Sewers Running Partly Full untuk mendapatkan nilai V/Vf dan d/D, dimana Qf dan Vf adalah debit dan kecepatan air buangan ketika aliran full, nilai V merupakan kecepatan aktualnya, nilai d adalah kedalaman berenangnya. D adalah diameter saluran. 3. Profil Hidrolis Profil hidrolis merupakan titik letak penanaman pipa air limbah yang akan dipasang pada jalan. Dengan adanya profil hidrolis, dapat diketahui kedalaman penanaman yang harus di gali pada saat konstruksi dan peletakan serta kebutuhan bangunan pelengkap (Pratiwi dan Purwanti, 2015). Penanaman pipa disesuaikan dengan slope saluran yang telah diperhitungkan agar air limbah dapat mengalir secara gravitasi. Penanaman pipa berlaku untuk pipa primer, sekunder, dan tersier. Peletakan pipa primer harus lebih rendah dari pipa sekunder dan tersier agar aliran air limbah dapat terjadi secara gravitasi. Perhitungan galian untuk penanaman pipa adalah sebagai berikut (Pratiwi dan Purwanti, 2015): 1) Elevasi Atas Pipa Awal

= Elevasi tanah awal – kedalaman awal penanaman

Headloss

= Panjang pipa x slope

Akhir

= Elevasi atas pipa awal – headloss

24

2) Elevasi Dasar Pipa Awal

= Elevasi atas pipa awal – diameter pipa

Akhir

= Elevasi atas pipa akhir-diameter pipa

3) Kedalaman Penanaman Awal = Elevasi tanah awal – elevasi dasar pipa awal Akhir = Elevasi tanah akhir – elevasi dasar pipa akhir

4) Elevasi Muka Air Awal = Elevasi dasar pipa awal + H air Akhir = Elevasi dasar pipa akhir + H air

4. Menghitung RAB RAB dihitung berdasarkan Harga Satuan Pekerja Tertinggi Upah dan Bahan tahun anggaran 2017 Kota Bekasi. Perhitungan ini meliputi biaya investasi pembangunan dan biaya pengelolaan seperti pengerjaan perpipaan, pengerjaan tanah dan galian, pengadaan dan pemasangan

pipa,

serta

biaya

perlengkapan,

operasi

dan

pemeliharaan saluran.

6.5 Pemilihan Alternatif Pemilihan alternatif jalur dilakukan menggunakan metode Weighted Ranking Technique (WRT) yang memberikan penilaian atas berbagai parameter yang cukup representatif. Langkah-langkah penentuan alternatif dengan metode ini berupa penentuan Koefisien Pentingnya Faktor (KPF) dan Koefisien Pentingnya Alternatif (KPA). Parameter yang digunakan pada penentuan metode ini berupa: 

kecepatan pengaliran minimum,



waktu pengaliran ke IPAL,



RAB,

25



luas wilayah terlayani, dan



jumlah aksesoris pipa.

Penentuan KPF dilakukan dengan memberikan pembobotan pada setiap parameter dari sisi teknis, sedangkan penentuan KPA dilakukan dengan memberikan bobot nilai pada setiap alternatif dilihat dari kesesuaian terhadap persyaratan teknis dan ekonomi. Pada penentuan KPF dan KPA, nilai bobot yang akan diberikan pada setiap parameter adalah : 

Nilai 1

= lebih penting



Nilai 0,5

= penting



Nilai 0

= kurang penting

Nilai KPF dan KPA dihitung berdasarkan jumlah total pembobotan setiap parameter dengan total nilai pembobotan seluruh parameter.

Setelah alternatif jalur dipilih, maka output dari perencanaan ini berupa rekomendasi dimensi pipa sepanjang saluran serta gambar desain jalur penyaluran air buangan di daerah pelayanan yang terpilih.

6.6 Jadwal Jadwal

pelaksanaan

tugas

akhir

disesuaikan

dengan

tahapan

perencanaan pada Bab Metodologi dan dapat dilihat pada Tabel 6.5.

26

Tabel 6. 5 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir No

Kegiatan November 2017

1 2 3 4 5 6 7 8 9 11

Desember 2017

Januari 2018

Bulan Februari Maret 2018 2018

April 2018

Mei 2018

Juni 2018

Juli 2018

Agustus 2018

Studi Literatur Persiapan Seminar Metodologi Seminar Metodologi Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder Pra Perencanaan Perencanaan Pemilihan Alternatif dan alternatif terpilih Penyusunan Laporan Persiapan Seminar Tugas Akhir

Sumber : Hasil Analisis, 2018

27

DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya. (1998). Standar Kebutuhan Air Minum Non Domestik dari Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya Tahun 1998. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2002). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534 Tahun 2001 tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Tata Ruang Jakarta: Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nasution, P. (2006). Perencanaan Penyaluran Air Buangan Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung. Fakultas Teknik Universitas Dipenegoro. Permen PU No. 18, D. P. U. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum. PPRI No 82, P. P. R. I. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Pratiwi, R. S., dan Purwanti, I. F. P. I. F. (2015). Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik di Kelurahan Keputih Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 4(1), D40-D44. Qasim, Syed R. (1985). Wastewater Treatment Plant (Planning, Design, and Operation). CBS College Publishing. USA.

Related Documents


More Documents from "fahrul alfisyahr"

Rkpd-2017-2018.pdf
December 2019 22
Proposal Ta Uyun.pdf
November 2019 22
Outline Laporan.docx
November 2019 13
Anggi.docx
November 2019 17