I. URAIAN UMUM 1.1.
Judul
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik Kecamatan Bekasi Selatan. 1.2.
Identitas Mahasiswa
a. Nama lengkap
: Qurrotul Uyun
b. NRP
: 25-2015-037
c. Jurusan
: Teknik Lingkungan
d. Telepon
: 08987515974
e. E-mail
:
[email protected]
1.3.
Subjek Penelitian/Perencanaan
Pada perencanaan ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah air limbah domestik. 1.4.
Periode Pelaksanaan/Perencanaan
Perencanaan ini dilakukan selama 6 (enam) bulan dimulai pada bulan Januari 2018 hingga bulan Juni 2018. 1.5.
Lokasi Perencanaan/Perencanaan
Lokasi perencanaan dilakukan di Kecamatan Bekasi Selatan. 1.6.
Hasil yang Ditargetkan
Hasil yang diharapkan dari perencanaan ini berupa: 1. Alternatif desain sistem penyaluran air limbah domestik terpusat di Kecamatan Bekasi Selatan. 2. Gambar detail sistem penyaluran air limbah domestik. 3. Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang di targetkan.
1
1.7.
Instansi yang Terlibat
Instansi yang terlibat dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut: 1. BPS Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. 2. BAPPEDA Kota Bekasi. 3. Dinas Kesehatan Kota Bekasi. 4. PDAM Kota Bekasi. 5. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (PU Jalan). 6. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) Cipta Karya. 7. Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
II. LATAR BELAKANG Air
merupakan
pertumbuhan
kebutuhan
utama
penduduk maka
akan
manusia,
dengan
meningkatnya
selaras
dengan
meningkatnya
penggunaan air bersih oleh manusia, sehingga produksi air limbah meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk. Beragam aktivitas manusia membuat kualitas air limbah yang dihasilkan manusia menjadi berubah. Air limbah yang dihasilkan manusia dapat berasal dari aktivitas domestik seperti kotoran manusia, sisa pencucian barang, dan berbagai aktivitas lainnya. Dari sumber air limbah tersebut mengandung pencemar berupa BOD, COD, TSS, E. coli, dan pencemar lainnya. Air limbah yang mengandung pencemar-pencemar dari hasil buangan manusia jika dibuang langsung ke badan air akan menyebabkan pencemaran, sehingga berdampak pada buruknya
kesehatan masyarakat seperti terjangkitnya penyakit
bawaan air.
Menurut profil kesehatan Kota Bekasi (2009), jumlah KK (Kepala keluarga) yang memenuhi standar dalam saluran pembuangan pada tahun 2009 sebesar 71.15 %. Kota bekasi memiliki strategi pengembangan air limbah dengan tujuan meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Bekasi melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan. Untuk mencegah penyakit bawaan air dilakukan upaya
2
peningkatkan kondisi sanitasi daerah. Salah satu pernyataan sasarannya adalah meningkatnya cakupan kepemilikan jamban sehat keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 87,2 % menjadi 100% untuk rumah tangga pada akhir tahun 2019. Program ini juga dapat mendukung Program “100-0100” yang bertujuan menyediakan 100% akses air minum yang aman, 0% permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi yang layak bagi masyarakat hingga 2019 mendatang.
Sistem pembuangan yang baik terjadi apabila ada sinergitas dari tempat buang air limbah domestik dengan SPAL (Sarana Pembuangan Air Limbah). Menurut profil sanitasi kota Bekasi (2009), Kecamatan Bekasi Selatan memiliki 4 kelurahan yang belum memenuhi 100% cakupan pelayanan SPAL, dengan cakupan pelayanan Kelurahan Kayuringin 91,03%, Kelurahan Margajaya 98,83%, Kelurahan Jakamulya 97,99% dan Kelurahan Jakasetia 98,01%. Berdasarkan data tersebut, Kecamatan Bekasi Selatan belum memenuhi target kualitas pelayanan sanitasi, sehingga diperlukan sikap untuk meningkatkan kualitas pelayanan air limbah. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya penyaluran air buangan secara terpusat untuk mengendalikan permasalahan sanitasi di Kecamatan Bekasi Selatan agar kemudian diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
III. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN/PERENCANAAN 3.1.
Maksud
Pelaksanaan
Tugas
Akhir
ini
memiliki
maksud
untuk
melakukan
perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik Kecamatan Bekasi Selatan.
3.2.
Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Tugas Akhir ini, yaitu : 1. Menghitung proyeksi kebutuhan air, proyeksi fasilitas, dan proyeksi timbulan air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan;
3
2. Merencanakan sistem jaringan perpipaan penyaluran air limbah domestik terpusat dengan pipa induk dan pipa lateral dengan memperhatikan kondisi topografi dan jalan utama di Kecamatan Bekasi Selatan; 3. Memperhitungkan
dimensi
saluran
dan
melakukan
perhitungan
Rancangan Anggaran Biaya (RAB); dan 4. Membuat alternatif desain sistem penyaluran air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan.
IV. RUANG LINGKUP Pembahasan perencanaan ini akan difokuskan pada : 1. Tinjauan
kondisi fisik daerah perencanaan
yang berkaitan dengan
perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik di Kecamatan Bekasi Selatan; 2. Periode perencanaan sistem penyaluran air limbah domestik selama 20 tahun; 3. Merencanakan sistem penyaluran air limbah domestik pada Kecamatan Bekasi Selatan meliputi proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air, fasilitas, dan timbulan air limbah domestik; 4. Pemilihan jaur alternatif berdasarkan kecepatan pengaliran, biaya teknis, waktu pengaliran, jumlah manhole, dan panjang pipa; 5. Menghitung diameter pipa pipa induk dan pipa lateral dengan memperhatikan kondisi topografi, risiko sanitasi, dan jalan utama di Kecamatan Bekasi Selatan; 6. Spesifikasi teknis pelaksanaan kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB); dan 7. Pembuatan gambar desain sistem penyaluran air limbah domestik pada Kecamatan Bekasi Selatan.
4
V. STUDI PUSTAKA Penetapan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dibuat untuk pengelolaan kualitas air dan mengendalikan pencemar air melalui tahap perencanaan pada pengelolaan limbah cair domestik dengan pendekatan ekosistem (PPRI No 82, 2001). Penyelenggaraan dilakukan secara terpadu karena merupakan bagian dari komitmen perencanaan untuk membenahi dan melengkapi sarana dan prasarana sanitasi di Kecamatan Bekasi Selatan sehingga tercipta lingkunyan yang sehat.
Target sasaran program sanitasi Kota Bekasi antara lain adalah stop BABS dan perbaikan system pelayanan lumpur tinja, pengurangan timbulan sampah dengan pola 3R, pengurangan titik genangan banjir, dan pengolahan air minum rumah tangga. Adanya target tersebut diharapkan terciptanya peningkatan pelayanan, kualitas kesehatan keluarga, maupun kondisi kesehatan lingkungan sekitarnya. Secara umum sanitasi dapat di sebutkan sebagai suatu kondisi dimana terciptanya segala sesuatu yang higienis, menyehatkan, terkonsep dan tertata. Kondisi tersebut harus ditunjang oleh penangan air limbah dengan pengolahan air rumah tangga (domestik) yang terdiri dari pengolahan On Site, yaitu pengolahan setempat menggunakan sistem septik tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga dan pengolahan dan Off Site, yaitu pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat (SSK Kota Bekasi, 2010).
Kecamatan-kecamatan di Kota Bekasi seperti di kecamatan Jatisampurna, Bantargebang, Bekasi Barat, Jati Asih, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Bekasi Utara memiliki tingkat resiko pencemaran sarana air bersih dengan status tinggi-sangat tinggi (0,56-21,95%). Tingginya tingkat pencemaran ini berasal dari limbah manusia (sewerage), gas-gas buangan, sampah rumah tangga dan limbah industri baik yang berbentuk cair maupun padat. (SSK Kota Bekasi, 2010).
Dalam profil kesehatan yang terdapat di Dinas
5
Kesehatan Kota Bekasi, cakupan SPAL Kecamatan Bekasi Selatan belum 100%. Hal tersebut menjadi tugas yang penting bagi pemerintah setempat. kondisi SPAL yang baik akan berpengaruh langsung terhadap kondisi rumah, SPAL yang baik akan mengakibatkan rumah sehat dan sehingga berpengaruh terhadap kesehatan lingkungan dan keluarga. Cakupan SPAL dan cakupan rumah sehat pada kondisi sarana sanitasi Kecamatan Bekasi Selatan dapat dilihat dalam tabel 5.1.
Tabel 5.1 Kondisi Sarana Sanitasi Dasar Kecamatan Bekasi Selatan 2009 Jumlah
%
KK
SPAL
Sehat
Kayuringin
9.446
91,03
96,39
2
Margajaya
4.263
98,83
70,21
3
Pekayonjaya
11.383
100
98,88
4
Jakamulya
5.735
97,99
97,00
5
Jakasetia
8.371
98,01
98,01
No
Kelurahan
1
Cakupan % Cakupan Rumah
Sumber: SSK Kota Bekasi, 2010
VI. METODOLOGI PENELITIAN/PERENCANAAN Berikut merupakan diagram alir metodologi perencanaan SPAL domestik Kecamatan Bekasi Selatan yag dapat dilihat seperti dalam gambar 6.1. Mulai
Studi Pustaka
A
6
A
Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pengumpulan Data
Data Primer - Kondisi fasilitas sewer - Survey lokasi IPAL - Penentuan daerah pelayanan
Data Sekunder - Data Kependudukan - Data Fasilitas Umum - RTRW - Peta Wilayah dan Topografi - Regulasi
Pra Perencanaan Proyeksi Penduduk Proyeksi Fasilitas Proyeksi Kebutuhan Air Domestik Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik Proyeksi Timbulan Air Limbah Domestik
Perencanaan Membuat jalur alternatif Menghitung dimensi dan aksesoris pipa Perhitungan galian Menghitung Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
Pemilihan Alternatif (metode) dan Merekomendasikan Alternatif Terpilih (DED)
Selesai
Gambar 6.1 Diagram Alir Perencanaan 7
6.1 Studi Pustaka Meninjau pustaka-pustaka yang berkaitan dengan apa yang akan dilakukan pada perencanaan. Dasar atau landasan teori dalam perencanaan
berdasarkan
pustaka-pustaka
tersebut
kemudian
dibandingkan dengan data di lapangan. Pustaka-pustaka yang dimaksud berupa buku, jurnal, peraturan dan sebagainya. 6.2 Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan Persiapan yang menjadi kebutuhan dalam pengumpulan data dilakukan pada tahap ini. Tahap persiapan dapat berupmembuat rincian data yang dibutuhkan, administrasi dalam pengambilan data, dan waktu yang dibutuhkan selama pengambilan data yang dibutuhkan. 2. Tahap Pengumpulan Data Dua data yang dibutuhkan untuk perencanaan ini yaitu data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer yang dibutuhkan untuk perencanaan berupa kondisi eksisting di lapangan seperti kondisi penyaluran air limbah domestk (PAL) daerah perencanaan dan pengukuran elevasi aktual daerah perencanaan. Pengukuran ini bertujuan untuk mempertimbangkan kebutuhan jalur perencanaan dan menilai keakuratan data sekunder mengenai elevasi daerah perencanaan. Output dari pengukuran ini berupa data elevasi aktual, dan data kesesuaian kondisi sistem PAB dengan desain standar (Master Plan). b. Data Sekunder Data sekunder yang dibutuhkan pada perencanaan ini terdapat dalam
Tabel
6.1.
8
Tabel 6. 1 Data yang Digunakan Dalam Kajian No
Jenis Data
Keterangan Data
Sumber
Data kependudukan Data jumlah penduduk untuk perhitungan BPS
Output Data Kecamatan Mendapatkan jumlah penduduk
daerah perencanaan debit air bersih dan debit air limbah serta Bekasi Selatan Kota Kecamatan Bekasi Selatan tahun 1
10 tahun terakhir
proyeksi penduduk. Data ini bertujuan untuk Bekasi tahun 2018.
2010-2018
memudahkan dalam perhitungan kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah yang dihasilkan. Sarana
2
dan Untuk perhitungan debit air bersih non-
prasarana
daerah domestik
perencanaan
2
guna
lahan
daerah perencanaan
terakhir
Kecamatan
Bekasi Selatan Kota Bekasi tahun 2018.
Untuk mengetahui tata guna lahan daerah perencanaan dengan tujuan agar pembuatan BAPPEDA
Kota
jalur bisa sesuai dengan tata guna lahan daerah Bekasi.
tahun
Untuk
mengetahui
kondisi
PAL
daerah Dinas Kesehatan Kota
perencanaan. Tujuannya untuk pertimbangan Bekasi, perencanaan kapasitasnya.
dari
awal
atau
mengubah Kecamatan Selatan.
Mendapatkan umum
dan
data
fasilitas
fasilitas
sosial
Kecamatan Bekasi tahun 2018
Mendapatkan
peta
tataguna
lahan Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018.
tersebut.
Kondisi PAL daerah perencanaan
mempengaruhi
yang dihasilkan.
tahun terakhir
4
dapat
tahun kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah
terakhir Tata
sehingga
BPS
Perumnas Bekasi
Mendapatkan jalur sistem air limbah
domestik
Kecamatan
Bekasi Selatan tahun 2018
9
No
Jenis Data
Keterangan Data
Topografi 5
Kecamatan Selatan
Bekasi Untuk mengetahui kontur daerah perencanaan tahun agar sistem pengaliran dapat secara gravitasi.
terakhir
Sumber
Output Data
BPS
Kecamatan
Bekasi Selatan Kota Bekasi tahun 2018.
6
RTRW Kota Bekasi tahun 2008-2038
dengan jalur yang akan direncanakan serta mengetahui lahan yang dapat digunakan untuk
7
Kecamatan Selatan terakhir Profil
8
Bekasi tahun
BAPPEDA
Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018 Wilayah
(RTRW),
Kota Rencana Pembangunan Jangka
Bekasi.
Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Kota Bekasi. Mendapatkan data kebutuhan
Sebagai data awal untuk perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan. Data awal ini berguna untuk proyeksi kebutuhan air bersih.
PDAM
Kota
Bekasi
2018.
air bersih, jalur air bersih, dan lokasi sungai yang dijadikan sumber air baku PDAM Kota Bekasi tahun 2018
Kecamatan Untuk menentukan batas administrasi daerah BPS
Kota
Bekasi Selatan tahun perencanaan dengan tujuan untuk menentukan BAPPEDA terakhir
topografi
dan data ketinggian topografi
Ruang
pembangunan IPAL. Kebutuhan air bersih
peta
Mendpatkan data Rencana Tata
Untuk mengetahui kondisi pembangunan yang akan dilaksanakan sehingga dapat disesuaikan
Mendapatkan
daerah pelayanan.
Bekasi.
Bekasi, Kota
Mendapatkan peta administrasi dan data batas administrasi Kecamatan Bekasi Selatan tahun 2018
10
No
Jenis Data
Keterangan Data
Kondisi 9
jalan
Kecamatan
Bekasi
Selatan Kota Bekasi tahun terakhir Kondisi
10
Kecamatan
kondisi
jalan
daerah
perencanaan agar memudahkan penentuan jalur pipa PAL.
Kecamatan
Dinas tata ruang dan Mendapatkan cipta karya (PU jalan), nasional BAPPEDA
Bekasi tanah dan air permukaan oleh air buangan
Bekasi
Selatan Kota Bekasi
kondisinya tahun 2018.
BPS Kota Bekasi.
yang termuat dalam laporan EHRA, buku putih sanitasi, dan strategi sanitasi kota
hidrologi,
Aliran
Sungai
(DAS),
peta
tanah Kota Bekasi Tahun 2018.
limbah domestik, dan perencanaan pemerintah permasalahan
peta
bencana alam, data cekungan air
Mendapatkan
peta resiko sanitasi, saluran pembuangan air mengatasi
arteri
peta hidrogeologi, peta Daerah
Untuk mengetahui kondisi fasilitas sanitasi,
dalam
jalan
hingga
Mendapatkan
untuk perhitungan dimensi saluran.
sanitasi
peta
Kota Kecamatan Bekasi Selatan serta
Bekasi.
Selatan Kota Bekasi serta debit yang dihasilkan yang bertujuan
Kondisi
12
mengetahui
Output Data
hidrologi Untuk mengetahui potensi pencemaran air
tahun terakhir
11
Untuk
Sumber
sanitasi
daerah perencanaan. Data-data ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan sistem PAL
sanitasi,
data
kondisi
cakupan
air
bersih,
Dinas kesehatan Kota Kondisi Sarana Sanitasi Dasar, Bekasi, Kota Bekasi.
yang sudah berjalan serta memudahkan dalam pembuatan jalur PAL alternatif.
Harga satuan daerah Untuk mengetahui harga satuan segala jenis Departemen untuk aksesoris pipa pipa dan aksesorisnya. Tujuannya untuk pekerjaan
BAPPEDA PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), sistem drainase, kondisi air limbah, dan kondisi persampahan. Mendapatkan umum berdasarkan
harga
pipa
diameter
dan
11
No
Jenis Data dan
Keterangan Data meterial memilih
bangunan
jenis
Sumber pipa
yang
sesuai
Output Data
dan (DPU) Cipta Karya.
bahan material pembuatannya.
perhitungan RAB.
Mendapatkan teknologi yang Untuk mengetahui spesifikasi teknis dalam
sesuai
merencanakan jaringan PAL. Tujuannya agar Spesifikasi 14
teknis dapat
penyaluran
menentukan
air dipertimbangkan
buangan
hal-hal dalam
yang
Kecamatan
Bekasi Selatan seperti daya
perlu Departemen
melakukan pekerjaan
untuk
umum
perencanaan, pembangunan, serta operasi dan (DPU) Cipta Karya. pemeliharaan guna menunjang perhitungan
tahan sistem, ketersediaan spare
part,
kemudahan
pemeliharaan
dan
operasional, dan kemampuan
RAB.
adaptasi. Mendapatkan
Untuk mengetahui desain jalur air bersih 15
Data
jalur
pipa daerah perencanaan. Tujuannya agar desain
PDAM
jalur PAL yang direncanakan tidak bertabrakan dengan jalur pipa air bersih.
peta
blok
pelayanan jalur air bersih dan PDAM Kota Bekasi.
air limbah domestik beserta perpipaan Kota Bekasi Tahun 2018.
Sumber: Hasil Analisa, 2018
12
Setelah data pada Tabel 6.1 terpenuhi, maka dilakukan analisa untuk mengetahui sistem yang sesuai dengan daerah perencanaan sehingga jenis SPALD terpilih berdasarkan Permen PUPR No. 4 tahun 2017 seperti yang dapat dilihat dalam Gambar 6.2.
Gambar 6. 2 Diagram Alir Pemilihan Jenis SPALD Sumber: Permen PUPR No 4 Tahun 2017
13
Perencanaan penyaluran air limbah dilakukan di Kecamatan Bekasi selatan yang dapat dilihat dalam Gambar 6.3.
Gambar 6. 3 Peta Administrasi Kecamatan Bekasi Selatan (Sumber: Kecamatan Bekasi Selatan Dalam Angka, 2018)
14
6.3 Pra Perencanaan 1. Proyeksi Penduduk Data penduduk yang akan diproyeksikan merupakan data jumlah penduduk daerah perencanaan tahun 2007 sampai tahun 2016. Sehingga hasil dari proyeksi ini berupa proyeksi jumlah penduduk tahun 2017 sampai tahun 2040. Metode yang akan digunakan untuk proyeksi ini adalah Metode Geometrik, Metode Aritmatik dan Metode Least Square. Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk adalah sebagi berikut (Permen PU No. 18, 2007): a. Metode Aritmatik Pn = Po+Kd(Tn-To)
……………………………………………………..…..(1)
……………………………………………….......….…………..(2) Dimana : Pn
= jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po
= jumlah penduduk pada tahun dasar;
Tn
= tahun ke n;
To
= tahun dasar;
Ka
= konstanta aritmatik;
P1
= jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke 1;
P2
= jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir;
T1
= tahun ke 1 yang diketahui;
T2
= tahun ke 2 yang diketahui.
b. Metode Geometrik Pn=Po(1+r)n
…………………………………………..………………………..(3)
Dimana : Pn
= jumlah penduduk pada tahun ke n;
Po
= jumlah penduduk pada tahun dasar;
r = laju pertumbuhan penduduk; n = jumlah interval tahun
15
c. Metode Least Square Ŷ=a+bX …………………………………………………...………………………….(4) Dimana : Ŷ = nilai variabel berdasarkan garis regresi; X = variable independen; a = konstanta; b = koefisien arah regresi linear. Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut : (
…………………………………….……………………(5)
)
Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu, maka konstanta a dapat ditentukan dengan persamaan lain, yaitu : ……………………………………..……………………………(6) Dimana Ȳ dan Ẋ masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X. Contoh Perhitungan Data penduduk yang akan diproyeksikan berdasarkan tahun 2007- 2011 yang dapat dilihat dalam Tabel 6.2. Tabel 6. 2 Jumlah Penduduk Kecamatan Selopampang 2007-2011 Tahun
Jumlah Penduduk (Jiwa)
2007
17857
2008
17923
2009
18153
2010
18153
2011
18201
Sumber : BPS Semarang, Kecamatan Selopampang, Kabupaten Temanggung 2007-2011
Setelah mendapatkan nilai logaritma dan eksponensial dari jumlah penduduk yang ada, maka untuk proyeksi penduduk di tahun-tahun berikutnya dapat dihitung dengan metode
16
aritmatik, geometrik dan eksponensial melalui grafik yang ditunjukkan pada Gambar 6.4.
Gambar 6. 4 Grafik dan Persamaan Proyeksi Penduduk Metode Aritmatik, Geometrik, dan Least Square (Sumber : Hasil Analisa, 2011)
17
Perhitungan standar Deviasi Metode Aritmatik, Geometrik, dan Least Square dapat dilihat dalam Tabel 6.3. Tabel 6. 3 Hasil Analisa Standar deviasi ARITMATIK
GEOMETRIK
LEAST SQUARE
STANDAR DEVIASI
222.16
199.22
250.80
R2
0.97
0.98
0.97
Sumber : Hasil Analisa, 2011
Dari Grafik dan mentode proyeksi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang akan digunakan untuk mendapatkan proyeksi penduduk kecamatan
Selopampang
adalah
metode
Geometri
karena
dengan
menghitung menggunakan standar deviasi, maka diperoleh nilai R yang paling mendekati 1 adalah metode Geometri. Nilai R2 yang semakin besar ini menunjukkan semakin tingginya tingkat ketelitian dari perhitungan dengan metode tersebut. Proyeksi penduduk dengan metode geometrik dapat dilihat di Tabel 6.4. Tabel 6. 4 Metode Proyeksi Penduduk Terpilih dengan Metode Geometri Geometri No. Tahun y = 370ln(x) + 17828 1 2007 17857 2 2008 17972 3 2009 18340 4 2010 18348 5 2011 18393 6 2012 18491 7 2013 18548 8 2014 18597 9 2015 18641 10 2016 18680 11 2017 18715 12 2018 18747 13 2019 18777 15 2021 18830 16 2022 18854
18
No.
Tahun
17 18 19 20 21 22 23 24 25
2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
Geometri y = 370ln(x) + 17828 18876 18897 18917 18936 18954 18972 18988 19004 19019
Sumber : Hasil Analisa, 2011
2. Proyeksi Fasilitas Proyeksi fasilitas berguna untuk mengetahui pertumbuhan fasilitas daerah perencanaan. Data yang digunakan berupa data sarana dan prasarana daerah perencanaan. Proyeksi fasilitas ini bertujuan untuk dapat mengetahui jumlah kebutuhan air bersih dan timbulan air limbah yang dihasilkan selama tahun 2021 sampai tahun 2041. Acuan yang digunakan adalah sebagai berikut (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2002): Jumlah
unit
(
fasilitas= )
…………………………………...……….(7) 3. Proyeksi Air Bersih Domestik Proyeksi ini bertujuan untuk menghitung besarnya air yang dikonsumsi oleh masyarakat di daerah perencanaan. Data yang digunakan berasal dari data debit air bersih yang disalurakan PDAM. Rumus-rumus perhitungan proyeksi air bersih domestik adalah sebagi berikut (Permen PU No. 18, 2007) : 19
a. Perhitungan rata-rata konsumsi air ……......…..(8) b. Perhitungan laju konsumsi air Laju
konsumsi
air= ………………….(9)
4. Proyeksi Kebutuhan Air Non-Domestik Proyeksi kebutuhan air non-domestik didasarkan pada jumlah sarana dan prasarana diawal perencanaan dan kemungkinan berkembangnya sampai akhit perencanaan. Proyeksi dengan contoh perhitungan sebagai berikut (Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya, 1998) : Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan Rumah Sakit = jumlah unit x bed x kebutuhan air ……………………………………………………………………(9)
5. Proyeksi Timbulan Air Limbah Proyeksi timbulan air limbah bertujuan untuk menghitung besarnya debit air limbah yang dihasilkan selama periode perencanaan. Data yang digunakan untuk proyeksi ini berupa data perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih, dimana 80% air bersih yang dikonsumsi menjadi air buangan berdasarkan Materi Bidang Air Limbah I yang diterbitkan oleh Direktorat Cipta Karya Tahun 2011. Perhitungan yang digunakan dengan faktor air buangan (fab) sebesar 80% adalah sebagai berikut : a. Timbulan air limbah domestik = fab x konsumsi air domestik...(10) b. Timbulan air limbah non domestik = fab x konsumsi air non domestik……………………………………………………………………..………..(11) c. Timbulan air limbah total = timbulan air limbah domestik + timbulan air limbah non domestik...……………………………………….(12) Contoh Perhitungan a. Timbulan air limbah domestik
20
Perhitungan debit air limbah domestik yang dihasilkan oleh Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut (Pratiwi dan Purwanti, 2015): Jumlah penduduk
= 23.649 orang
Q air bersih
= 0,2 m³/orang.hari
konsumsi air domestik
= 0,2 m³/orang.hari x 23.649 orang = 4.729,8 m³/hari = 0,06 m³/detik
Dari persamaan (10) didapatkan timbulan air limbah domestik: Timbulan air limbah domestik
= 80 % x 0,06 m³/detik = 0,05 m³/detik
b. Timbulan air limbah non domestik Perhitungan debit air limbah non-domestik yang dihasilkan oleh Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut: Q non domestik
= Q fasilitas pendidikan + Q fasilitas kesehatan + Q fasilitas peribadatan = (0,0562 + 0,0007 + 0,0021) m³/detik = 0,0590 m³/detik
c. Timbulan air limbah total Dari persamaan (12)
debit air limbah total yang dihasilkan oleh
Kelurahan Keputih adalah sebagai berikut: Q total
= Q total domestik + Q total non domestik = 0.0438 m³/detik + 0.0590 m³/detik = 0.1028 m³/detik
21
6.4 Perencanaan Aspek teknis dalam penentuan sistem pelayanan air buangan meliputi berapa besar persen pelayanan air bersih perkotaan yang ada, berapa besar rata-rata pemakaian air penduduk, dan teknologi yang digunakan. Pada sistem offsite bertujuan agar tidak terjadi kesulitan peletakan instalasi perpipaan air buangan dikarenakan pipa air buangan dan pipa air bersih tidak diijinkan berada berdekatan. Jika terjadi kebocoran perpipaan dan hal ini diabaikan maka dikawatirkan terjadi pencemaran air bersih oleh air buangan. Tingginya kebutuhan air bersih penduduk mendukung adanya sistem pelayanan offsite. Besarnya penggunaan air bersih sebanding dengan besarnya air buangan yang dihasilkan. Teknologi yang digunakan seperti daya tahan sistem, ketersediaan spare part, kemudahan pemeliharaan dan operasional, dan kemampuan adaptasi. Kebutuhan air bersih tinggi menandakan air buangan yang dihasilkan juga besar sehingga perlu pengolahan air buangan secara lebih baik melalui sistem offsite agar beban alam tidak terlalu berat (Nasution, 2006). 1. Membuat Jalur Alternatif Hal yang dipertimbangkan dalam pembuatan jalur alternatif ini berupa topografi, rencana perkembangan kota, jalur pipa air bersih, permasalahan sanitasi, dan jalur pipa air buangan yang melayani daerah perencanaan. 2. Menghitung Dimensi dan Pemilihan Aksesoris Pipa Perhitungan dimensi pipa berguna untuk mengetahui diameter pipa dan kecepatan pengaliran agar sesuai kriteria desain sedangkan penentuan aksesoris pipa digunakan untuk menunjang sistem penunjang PA L. Banyaknya jumlah manhole yang dibutuhkan dalam saluran perpipaan didasarkan pada kondisi eksisting jalan dan diameter pipa yang dipasang. Sehingga, jumlah manhole yang dibutuhkan adalah (Pratiwi dan Purwanti, 2015):
22
Jumlah manhole = Panjang saluran/jarak antar manhole Penentuan diameter pipa berdasarkan grafik Hydraulic Element of Circular Sewes Running Partially Full dapat dilihat pada Gambar 6.4.
Gambar 6. 5 Grafik Hydraulic Element of Circular Sewes Running Partially Full (Sumber : Qasim, 1985)
Perhitungan ini menggunakan data perhitungan proyeksi timbulan debit air limbah. Ketentuan mengenai perhitungan dimensi pipa terdapat dalam Materi Bidang Air Limbah I yang diterbitkan oleh Direktorat Cipta Karya Tahun 2011. Diameter pipa awalnya ditetapkan berdasarkan besarnya debit air buangan yang masuk di sepanjang saluran tersebut (Q). Kemudian diasumsikan bahwa slope yang digunakan adalah slope permukaan tanah, lalu cek kecepatan dengan persamaan 7 yang merupakan Vf
23
dan Qf. Kecepatan aliran dan kedalaman berenang harus memenuhi syarat self cleansing. Vf = (
)x(
)( ) x S0,51 …………………………………………..…………..(13)
Qf = 0,785 x Vf x (
)2
…………………………………………….…………(14)
Kemudian cari nilai rasio Qt dengan Qf atau (Qt/Qf). Gunakan grafik Hidraulic Element of Circular Sewers Running Partly Full untuk mendapatkan nilai V/Vf dan d/D, dimana Qf dan Vf adalah debit dan kecepatan air buangan ketika aliran full, nilai V merupakan kecepatan aktualnya, nilai d adalah kedalaman berenangnya. D adalah diameter saluran. 3. Profil Hidrolis Profil hidrolis merupakan titik letak penanaman pipa air limbah yang akan dipasang pada jalan. Dengan adanya profil hidrolis, dapat diketahui kedalaman penanaman yang harus di gali pada saat konstruksi dan peletakan serta kebutuhan bangunan pelengkap (Pratiwi dan Purwanti, 2015). Penanaman pipa disesuaikan dengan slope saluran yang telah diperhitungkan agar air limbah dapat mengalir secara gravitasi. Penanaman pipa berlaku untuk pipa primer, sekunder, dan tersier. Peletakan pipa primer harus lebih rendah dari pipa sekunder dan tersier agar aliran air limbah dapat terjadi secara gravitasi. Perhitungan galian untuk penanaman pipa adalah sebagai berikut (Pratiwi dan Purwanti, 2015): 1) Elevasi Atas Pipa Awal
= Elevasi tanah awal – kedalaman awal penanaman
Headloss
= Panjang pipa x slope
Akhir
= Elevasi atas pipa awal – headloss
24
2) Elevasi Dasar Pipa Awal
= Elevasi atas pipa awal – diameter pipa
Akhir
= Elevasi atas pipa akhir-diameter pipa
3) Kedalaman Penanaman Awal = Elevasi tanah awal – elevasi dasar pipa awal Akhir = Elevasi tanah akhir – elevasi dasar pipa akhir
4) Elevasi Muka Air Awal = Elevasi dasar pipa awal + H air Akhir = Elevasi dasar pipa akhir + H air
4. Menghitung RAB RAB dihitung berdasarkan Harga Satuan Pekerja Tertinggi Upah dan Bahan tahun anggaran 2017 Kota Bekasi. Perhitungan ini meliputi biaya investasi pembangunan dan biaya pengelolaan seperti pengerjaan perpipaan, pengerjaan tanah dan galian, pengadaan dan pemasangan
pipa,
serta
biaya
perlengkapan,
operasi
dan
pemeliharaan saluran.
6.5 Pemilihan Alternatif Pemilihan alternatif jalur dilakukan menggunakan metode Weighted Ranking Technique (WRT) yang memberikan penilaian atas berbagai parameter yang cukup representatif. Langkah-langkah penentuan alternatif dengan metode ini berupa penentuan Koefisien Pentingnya Faktor (KPF) dan Koefisien Pentingnya Alternatif (KPA). Parameter yang digunakan pada penentuan metode ini berupa:
kecepatan pengaliran minimum,
waktu pengaliran ke IPAL,
RAB,
25
luas wilayah terlayani, dan
jumlah aksesoris pipa.
Penentuan KPF dilakukan dengan memberikan pembobotan pada setiap parameter dari sisi teknis, sedangkan penentuan KPA dilakukan dengan memberikan bobot nilai pada setiap alternatif dilihat dari kesesuaian terhadap persyaratan teknis dan ekonomi. Pada penentuan KPF dan KPA, nilai bobot yang akan diberikan pada setiap parameter adalah :
Nilai 1
= lebih penting
Nilai 0,5
= penting
Nilai 0
= kurang penting
Nilai KPF dan KPA dihitung berdasarkan jumlah total pembobotan setiap parameter dengan total nilai pembobotan seluruh parameter.
Setelah alternatif jalur dipilih, maka output dari perencanaan ini berupa rekomendasi dimensi pipa sepanjang saluran serta gambar desain jalur penyaluran air buangan di daerah pelayanan yang terpilih.
6.6 Jadwal Jadwal
pelaksanaan
tugas
akhir
disesuaikan
dengan
tahapan
perencanaan pada Bab Metodologi dan dapat dilihat pada Tabel 6.5.
26
Tabel 6. 5 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir No
Kegiatan November 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
Desember 2017
Januari 2018
Bulan Februari Maret 2018 2018
April 2018
Mei 2018
Juni 2018
Juli 2018
Agustus 2018
Studi Literatur Persiapan Seminar Metodologi Seminar Metodologi Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder Pra Perencanaan Perencanaan Pemilihan Alternatif dan alternatif terpilih Penyusunan Laporan Persiapan Seminar Tugas Akhir
Sumber : Hasil Analisis, 2018
27
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya. (1998). Standar Kebutuhan Air Minum Non Domestik dari Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya Tahun 1998. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Cipta Karya. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. (2002). Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534 Tahun 2001 tentang Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Tata Ruang Jakarta: Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nasution, P. (2006). Perencanaan Penyaluran Air Buangan Kecamatan Selopampang Kabupaten Temanggung. Fakultas Teknik Universitas Dipenegoro. Permen PU No. 18, D. P. U. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 PRT/M/2007 tentang Penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Jakarta: Menteri Pekerjaan Umum. PPRI No 82, P. P. R. I. (2001). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Jakarta. Pratiwi, R. S., dan Purwanti, I. F. P. I. F. (2015). Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah Domestik di Kelurahan Keputih Surabaya. Jurnal Teknik ITS, 4(1), D40-D44. Qasim, Syed R. (1985). Wastewater Treatment Plant (Planning, Design, and Operation). CBS College Publishing. USA.