Proposal Nadia Kti Benar .docx

  • Uploaded by: Acie
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Nadia Kti Benar .docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,253
  • Pages: 18
HUBUNGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI KOPI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH PUSKESMAS INDRAPURI ACEH BESAR TAHUN 2019 Tugas akhir Sebagai salah satu menyelesaikan Diploma III Kesehatan Bidang Gizi

Diajukan Oleh OLEH : NADIA NIM : P07131116019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH JURUSAN GIZI BANDA ACEH PRODI D-III GIZI TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN A.

LATAR BELAKANG

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup/tenang.peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal ,jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan ) bila tidak di deteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai (Kemenkes RI,2014). Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia karena prevalensinya yang tinggi sebesar 22% pada kelompok usia > 18 tahun pada tahun 2014 dan terus meningkat,serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskusler,stroke,retinopati,dan penyakit ginjal.Hipertensi juga menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini.The Third National Healt and Nutrition Examination Survey mengungkapkan bahwa hipertensi mampu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24%. Hipertensi masih merupakan tatangan besar di indonesia.Betapa tidak,hipertensi merupakan kondisi yang sering di temukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan.Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan riskesdas 2013,prevalensi hipertensi naik dari 25,8% (Riskesdas 2013) menjadi 34,1% (Riskesdas 2018). Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup,antara lain merokok,konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur.sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat yaitu 7,2% (Riskesdas 2013), 8,8% (Sirkesnas 2016) dan 9,1% (Riskesdas2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3% menjadi 3,3%. Demikian juga proporsi aktivitas fisik kurang juga naik dari 26,1% menjadi 33,5% dan 0,8 % mengonsumsi minuman beralkohol berlebihan. Hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.

Untuk jenis penyakit yang tidak meular di indonesia, stroke dan hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar dengan proporsi masing-masing stroke sebesar 15,4% dan hipertensi 6,8%. Di Aceh, prevalensi hipertensi hipertensi tercatat sebesar 12,6%. Hasil studi Dinas kesehatan provinsi Aceh menyatakan bahwa hipertensi menempati urutan ke empat penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Aceh dengan jumlah kasus sekitar 3.474 kasus. Data Riskesdas 2007, prevalensi penyakit kronis (Persendian, Hipertensi, Stroke) secara umum di Nanggroe Aceh Darussalam terlihat 34,2% penduduk NAD mengalami prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 30,2%, yang berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan 10,1%. Kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang diperkirakan sekitar 80,0% pada tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000,diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan tambahan penduduk saat ini.Indonesia banyaknya penderita diperkirakan 15 juta orang,tetapi 4,0% yang merupakan hipertesi terkontrol.prevalensi 6,0%-15,0% pada orang dewasa 50,0% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya,dan 90,0% merupakan hipertensi esensial.orang memiliki bakat hipertensi esensial harus hati-hati karena tekanan darahnya cenderung meningkat secara tibatiba,misalnya setelah melakukan aktivitas berat atau akibat stress emosional mendadak. Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara lain umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor risiko yang tidak dapat diubah / dikontrol) dan gaya hidup seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, konsumsi kopi atau kafein, penggunaan jelatah, kebiasaan konsumsi minuman-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, penggunaan estrogen (Kemenkes RI,2014). Kafein di dalam tubuh manusia bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal dari reseptor adinosa di dalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam waktu 530 menit dan bertahan hingga 12 jam. Efeknya akan berlanjut dalam ddarah selama sekitar 12 jam . Konsumsi satu atau dua cangkir kopi dalam sehari dapat membuat seseorang merasa lebih terjaga dan waspada untuk smentara (Indriyani,2009). Peningkatan resistensi pembuluh darah tepi dan vasokonstrisi di sebabkan oleh kafein yang memiliki sifat

antagonis endogenus adenosin. Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh dosis kafein yang dikonsumsi. Dosis kecil kafein yang biasa dikonsumsi oleh seseorang mempunyai adaptasi / efek yang rendah (Wahyuni, 2013). Aktivitas fisik atau olahraga secara teratur bermanfaat untuk mengatur mengatur berat badan serta menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Proporsi aktivitas fisik penduduk di Indonesia tergolong kurang aktif secara umum yang melakukan aktivitas fisik aktif sebesar 26,1%. Pada kelompok umur > 10 tahun, penduduk yang melakukan aktivitas fisik 3-6 jam sebanyak 42%, sedangkan yang melakukan aktivitas fisik > 6 jam per hari sebanyak 24,1%. Berdasarkan kelompok umur terdapat kecenderungan semakin bertambah umur semakin menurun proporsi perilaku aktivitas fisik. Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p=0,000).

B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti : 1. Bagaimana hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah Puskesmas Indrapuri Aceh Besar tahun 2019? 2. Bagaimana hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lakilaki di wilayah Puskesmas Indrapuri Aceh Besar tahun 2019 ?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui Hubungan kebiasaan mengkonsumsi kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah puskesmas indrapuri Aceh Besar tahun 2019. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui asupan menkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah Pukesmas Indrapuri tahun 2019. b. Untuk mengetahui aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah Puskesmas Indrapuri tahun 2019. c. Untuk mengetahui hubungan mengkonsumsi kopi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wialyah Puskesmas Indrapuri.

d. Untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada lakilaki di wilayah Puskesmas Indrapuri. D. Keaslian penelitian Menurut WHO,hipertensi merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Penyakit yang berhubungan dengan pekeerjaan bersifat multifaktorial, sering kali saling terkait di tempat kerja (Darmada,2013). Menurut beberapa penelitian,pegawai negeri sipil (PNS) merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko terhadap kejadian penyakit degeneratif,hipertensi dan dislipedemia (Ana dan Yekti,2011). E. Manfaat : 1. Bagi peneliti Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan hasil penelitian ini dapat memberi informasi baru mengenai hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki. 2. Bagi instansi terkait Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan dan masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa padang bidang kesehatan gizi poltekkes kemenkes aceh. 3. Bagi masyarakat Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan dan memberikan informasi bagi masyarakat tentang hubungan antara kebiasaan minum kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1.

Hipertensi pada laki-laki Pengertian hipertensi Hipertensi atau penyakit “ darah tinggi “ merupakan kondisi seseorang

mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lembut atau mendadak (akut).Hipertensi

menetap (tekanan darah tinggi yang tidak menurun) merupakan faktor resiko terjadinya stroke,penyakit jantung koroner (PJK),gagal jantung ,gagal ginjal,dan aneurisma arteri (penyakit pembuluh darah).peningkatan tekanan darah yang relatif kecil,namun hal tersebut dapat menurunkan angka harapan hidup (Agoes et at,2011). Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah gejala yang akan berlanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak),penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertrophy ( untuk otot jantung) dengan target organ di otak berupa stroke,hipertensi menjadi penyebab utama stroke yang membawa kematian ( Bustan,2007). Hipertensi di definisikan sebagai tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmhg.pada populasi lanjut usia,hipertensi di definisikan sebagai tekan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005). 2. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi hipertensi berdasarkan peningkatan tekanan darah sistol dan diastol. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint National Kalsifikasi Hipertensi Menurut JNC VII, Klasifikasi tekanan

Tekanan Darah

Tekanan Darah

darah normal prehipertensi Hipertensi stage I Hipertensi stage II

Sistol (mmHg) <120 120-139 140-159 160 atau >160

Diastol (mmHg) <80 80-89 90-99 100 au >100

3. Gejala hipertensi Hipertensi kadang disebut sebagai “Silent Killer” karena biasanya orang yang menderita tidak mengetahui gejala sebelumnya dan gejalanya baru muncul setelah sistem organ tertentu mengalami kerusakan pembuluh darah (Smeltzer,Bare,Hinkle,dan cheever

2010).

Dalimartha,Purnama,Sutarina,Mahendra,dan

armawan

(2008)

menyatakan bahwa gejala hipertensi yang umum dijumpai yaitu pusing,mudah marah,telinga berdenging,mimisan (jarang),sukar tidur,sesak napas,rasa berat di tengkuk,mudah lelah,dan mata berkunan-kunang. WHO (2011) juga menyatakan bahwa

hipertensi biasanya tanpa gejala,tetapi bisa meenimbulkan sakit kepala di pagi hari,mimisan,denyut jaantung yang tidak teratur dan berdengung di telinga,sementara gejala hipertensi berat meliputi,kelelahan ,mual,muntah,kebingungan ,kecemasan,nyeri dada,dan tremor otot. 4. Faktor – faktor yang berhungan dengan hipertensi Elsanti (2009) menyebutkan bahwa faktor resiko yang mempengaruhi hipertensi yang dapat di ubah atau tidak dapat di ubah,antara lain: 1. Faktor yang tidak dapat di ubah 1. Jenis kelamin Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria hampir sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopouse dilindungi oleh hormon esterogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Desity Lipoprotein (HDL). Menurut penelitian dari Sapitri tahun 2016, menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi. Jenis kelamin terbanyak pada laki-laki yaitu 56,4%. 2. Umur Hipertensi merupakan penyakit multifaktor yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor risiko yang dialami seseorang. Pertambahan usia menyebabkan adanya perubahan fisiologis dalam tubuh seperti penebalan dinding arteri akibat adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan mengalami penyempitan dan menjadi kaku dimulai saat usia 45 tahun. Selain itu juga terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas fisik simpatik serta kurangnya sensivitas baroreseptor (pengatur tekanan darah ) dan peran ginjal aliran darah ginjal dan laju fitrasi glomerulus menurun. Menurut penelitian dari Febby Hendra tahun 2012 menunjukkan adanya hubungan antara usia dengan kejadian hipertensi. Hal ini disebabkan karena tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degneratif, yang lebih sering pada usia tua. 3. Genetik Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu juga akan menyebabkan keluarga tertentu juga akan menyebabkan keluarga itu memiliki risiko untuk menderita penyakit hipertensi.

Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraselular dan rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita menderita hipertensi. Selain itu didapatkan 7080% kasus hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diilakukan oleh sapitri tahun 2016, menunjukkan bahwa mayoritas responden hipertensi memiliki riwayat hipertensi keluarga sebanyak 71,8%. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2 sampai 5 kali lipat. 2. Faktor yang dapat di ubah 1. Kurang olahraga/ aktivitas fisik Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tekanan darah. Kurangnya melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbunya hipertensi. Meskipun tekanan darah meningkat secara tajam ketika sedang berolahraga, namun jika olahraga secara teratur akan lebihsehat dan mungkin memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada mereka yang tidak melakukan baik dari pada olahraga berat tetapi hanya sekali (Beever,2002). 2. Kebiasaan merokok Merokok adalah suatu kebiasaan orang menghisap batang rokok. Banyak orang menganggap merokok dilakukan atas berbagai alasan . Dari yang ingin coba-coba, ikut –ikutan orang tua atau dewasa yang merokok, pergaulan dengan orang mayoritas perokok, mengurangi stress dan lain-lain (karyadi,2012). Zat-zat kimia beracun yang terdapat dalam rokok seperti nikotin dan karbonmonoksida. Zat yang dihisap melalui rokok dibawa masuk ke dalam aliran darah. Selanjutnya zat ini merusak lapisan edotel pembuluh darah arteri, sehingga mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Selain dapat mengakibatkan tekanan darah, merokok juga meningkatkan denyut jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi, semakin meningkatkan resiko kerusakan pembuluh darah arteri. (karyadi,2012). 3.

Mengonsumsi garam berlebih Garam merupakan faktor terpenting dalam pathogenesis hipertensi. Hipertensi

hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam rendah. Apabila asupan garam antara 5-15 gram/ hari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%.

Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram / hari yang setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg /hari. Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan tubuh meretensi cairan sehingga meningkatkan volume darah. Menurut Depkes RI, klasifikasi dari banyaknya asupan natrium yang dikonsumsi sehari-hari yaitu tinggi: jika > 6 gram sehari atau >3 sendok teh dan normal: jika <6 gram sehari atau < 3 sendok teh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raihan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pola asupan garam dengan kejadian hipertensi. 4. Stres Stress diyakini memiliki hubungan dengan hipertensi. Hal ini diduga melalui aktivitas syaraf simpatis yang dapat meningkatkan tekanan darah secara intermiten. Disamping itu juga dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbul kelainan organis atau patologis. Gejala yang akan muncul berupa hipertensi atau penyakit mag. Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu dan bila stress sudah hilang tekanan darah bisa normal kembali. Hasil penelitian yang dilakukan oleh sapitri tahun 2014 menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat stress mempunyai risiko menderita hipertensi sebesar 0,19 kali dibanding dengan yang tidak memiliki riwayat stress.

5. Konsumsi alkohol dan kafein Konsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan yang terdapat pada kopi, teh, dan cola akan meningkatkan aktifitas syaraf simpatis karena dapat merangsang sekresi Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang berujung pada peningkatan tekanan darah. Sementara kafein dapat menstimulasi jantung untuk bekerja lebih cepat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya. 6. Obesitas Obesitas merupakan keadaan kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas mempunyai kolerasi positif dengan hipertensi.

Anak-anak remaja yang mengalami kegemukan cenderung mengalami hipertensi. Ada dugaan bahwa meningkatnya berat badan normal relatif sebesar 10% mengakibatkan kenaikan tekanan darah 7 mmHg. Penyelidikan epidemiologi membuktikan obesitass merupakan ciri khas pada populasi pasien hipertensi.Curah jantung dan volume darah pasie obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan penderita yang mempunyai berat badan normal dengan tekanan darah yang setara. Akibat obesitas,para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi,dan diabetes melitus. Menurut penelitian yang dilakukan oleh sapitri 2016 menunjukkan bahwa orang dengan obesitas (IMT > 25) beresiko menderita hipertensi sebesar 6,47 kali dibanding dengan orang yang tidak obesitas. 5. Hipotesa a. Ada hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah Puskesmas Indrapuri. b. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah Puskesmas Indrapuri.

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka teori penelitian

1. Faktor yang tidak dapat diubah a. Jenis kelamin b. Umur c. Genetik

Hipertensi Pada laki-laki

2. Faktor yang dapat diubah a. Kurang olahragaa / aktifitas fisik b. Kebiasaan merokok c. Mengkonsumsi garam berlebih d. Strees e. Minum kopi f. obesitas

B. kerangka konsep penelitian

Kebiasaan mengkonsumsi kopi

Hipertensi Pada laki-laki Aktifitas fisik C. Definisi operasional N

variabel

Definisi

Cara ukur

Alat ukur

Skala

kategori

o 1

Hipertensi

hipertensi yang

Wawancar

Tensimete

Ordina hipertensi

dimaksud

a

r digital

l

jika, TDS

adalah

≥ 140

peningkatan

mmHg

tekanan darah

dan TDD

sistolik lebih

≥ 90

dari 140 mmHg

mmHg

dan tekanan

Tidak

darah diastolik

hipertensi

lebih dari 90

jika, TDS

mmHg.

<140 mmHg dan TDD < 90 mmHg

2

Kebiasaan

Kopi atau

Wawancar

kuesioner

Ordina Sering

mengkonsum

kafein

a

si kopi

merupakan zat

minum

yang dapat

kopi ≥2

mengatasi

kali/hari

kelelahan dan

jarang

meningkatkan

jika,

konsentrasi

minum

serta

kopi <2

menggembiraka

kali/hari

l

jika,

n suasana hati (Sheps,2005 dalam 3

Aktivitas

Rustiana,2014). aktivitas fisik

Wawancar

fisik

yang dimaksud

a

kuesioner

Ordina Cukup l

jika,

adalah setiap

melakuka

gerakan tubuh

n

yang terjadi

kegiatan

akibat kontraksi

aktivitas

otot skeletal

fisik

yang

selama ≥

meningkatkan

30 menit

pengeluaran

dalam

energi dalam

sehari.

sehari.

Kurang jika,tidak melakuka n aktivitas fisik selama <30 menit dalam sehari

BAB IV METODE PENELITIAN A.

Rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskripstif analitik

dengan rancangan Cross sestional yang direncanakan untuk melihat hubungan kebiasaan mengkonsumsi kopi dan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi pada laki-laki di wilayah pukesmas Indrapuri.

B.

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini di rencanakan di wilayah kerja puskesmas Indrapuri Aceh

Besar.waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Maret-April tahun 2019. C. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluhan laki-laki di wilayah kerja pukesmas Indrapuri Aceh Besar. b. Sampel Sampel dari penelitian ini adalah seluruh total sampel yaitu sebanyak laki-laki. Besar sampel yang di pakai pada penelitian ini di hitung dengan menggunakan rumus penelitian untuk menghitung minimum besarnyan sampel yang dibutuhkan bagi ketepatan (Accurancy). Rumus penentuan sampel menurut Notoatmojo (2010). N n = ----------------1+N (d2 ) Keterangan : n : jumlah sampel N : besarnya populasi d2 : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05) D. Jenis data dan pengumpulan data Pengumpulan data direncanakan dengan menggunakan data primer dan data sekunder,data sekunder didapatkan melaui rekam medik pukesmas mengenai pasien yang menderita hipertensi.Untuk pengumpulan data primer yaitu wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner untuk mengetahui hubungan kebiasaan mengkonsumsi kopi dan aktifitas fisik dengan kejadian hipertensi.Penentuan diagnosis hipertensi akan ditunjang dengan pengukuran tekanan darah menggunakan spigmanometer air raksa di wilayah pukesmas Indrapuri,kabupaten Aceh Besar. E. Pengolahan data Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan alat bantu komputer dengan program olah data statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut meliputi: a.

Editing

Memeriksa kelengkapan, kejelasan makna jawaban, konsistensi maupun kesalahan antar jawaban pada kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan

koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b.

Coding Memberikan kode-kode untuk memudahkan proses pengolahan data. Pemberian

kode pada data dilakukan saat memasukkan atau entry data untuk diolah menggunakan komputer. c. Tabulating Menghitung jawaban kuesioner dari responden yang sudah diberi kode kemudian mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti kemudian dimasukkan ke dalam tabel. d.

Cleaning

Pembersihan data bertujuan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada saat memasukkan data ke dalam program komputer. Proses pembersihan data dilakukan dengan mengecek kembali data yang sudah di entry. Dalam pengecekan ini apakah ada data yang hilang. Cara cleaning data untuk mengetahui missing data, variasi data dan konsistensi data. F.

Analisa Data

Data yang telah diolah tersebut kemudian dianalisis menggunakan alat bantu komputer dengan program olah data statistik. Kegiatan analisis data tersebut dilakukan secara univariat, dan bivariat. 1.

Analisis univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing

variabel yang telah diteliti, baik variabel independen (jenis kelamin, pendidikan, bidang pekerjaan, riwayat penyakit, umur kebiasaan minum kopi, merokok dan aktifitas fisik) maupun dependen (hipertensi). 2.

Analisis bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Teknik

analisis data yang digunakan

adalah uji statistik chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Bila p < 0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) maka ada hubungan yang bermakna antara

variabel independen dengan dependen sedangkan jika p > 0,05 berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan dependen. G.

Penyajian Data

Untuk menjelaskan hasil dan mempermudah pembaca dalam pengambilan kesimpulan ,maka penyajian data disajikan dalam bentuk tabular,dan tekstular.

KUESIONER Nomor

:

Nama

:

Umur

:

Jenis kelamin

: laki-laki

Pendidikan

:

Pekerjaan

:

A. Kebiasaan mengkonsumsi kopi 1. Berapa kali anda mengkonsumsi kopi dalam satu hari ? Jawaban : -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2. Berapa sendok bahan kopi yang anda gunakan untuk satu kali konsumsi ? Jawaban : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Bagaimana tingkat kapekatan kopi yang anda konsumsi ? ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4. Jenis kopi apa yang bapak konsumsi dalam sehari ? ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

B. Aktivitas fisik 1. Apakah anda melakukan kegiatan olahraga setiap hari ? Jawaban : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------2. Apakah anda melakukan kegiatan olahraga > 30 menit dalam sehari ? Jawaban : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------3. Jenis olahraga apa saja yang pernah anda lakukan dalam sehari ? Jawaban : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------4. Apakah anda melakukan / kegiatan aktivitas fisik sehari – hari melakukan pekerjaan selama > 30 menit dalam sehari ? Jawaban :

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------5. Sebutkan kegiatan / aktivitas fisik apa saja yang anda lakukan dalam sehari ? Jawaban : ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Related Documents

Proposal Kti 16003.docx
December 2019 13
Nadia
April 2020 31
Kti Proposal Fix.docx
April 2020 5
Nadia 3.docx
May 2020 18
Benar
May 2020 56

More Documents from "Andreas"