BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Programa penyuluhan pertanian Tingkat Desa, yaitu rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluh terdiri atas programa penyuluhan desa/kelurahan, atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan, programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa penyuluhan nasional
( Undang undang nomor 16 Tahun
2006 ) Sesuai
dengan
peraturan
menteri
pertanian
nomor:
47/Prmentan/SM.010/9/2016, tentang pedoman penyusunan programa penyuluhan
pertanian
merupakan
rencana
sistematis
untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluhan Pertanian disusun setiap tahun yang memuat rencana tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian,
Pengelolaan
sumberdaya
sebagai
pelaksana
penyuluhan. `Penyuluhan Pertanian merupakan salah satu kegiatan yang menunjang keberhasilan program perkembangan pertanian. kegiatan penyuluhan pertanian bertujuan Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan
pendapatan
petani
dan
keluarganya
melalui
Meningkatnya produksi pertanian. Pembangunan Pertanian bertujuan Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan Pendapatan , petani, Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan lapangan
kerja
kwalitas konsumsi gizi mendorong terciptanya dan
kesempatan
berusaha
mendorong
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
serta
Meningkatnya pertambahan industri pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas pembangunan pertanian diarahkan pada Meningkatnya kwalitas sumberdaya manusia termasuk didalamnya penyuluhan pertanian. Dengan semakin meningkatnya pendidikan pertanian, banyaknya informasi dari berbagai media massa, adanya alsintan baru serta perbaikan usaha tani. Perbaikan usaha tani tersebut telah mengakibatkan terjadinya perubahan usahatani dari semula bersifat subsistem menjadi usahatani yang bersifat komersil. Dalam
penyelenggaraan
penyuluhan
pertanian
sekarang
menghadapi berbagai tantangan baik berupa lingkungan ekonomi nasional maupun era globalisasi yang terus bergerak dinamis. Untuk menjadikan Penyuluhan Pertanian yang lebih efektif di tingkat wilayah desa binaan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Desa Tahun 2017 perlu dibuat. B.
Masalah 1.
Terbatasnya data pertanian di desa.
2.
Sulit untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian dengan leading sektor yang terkait
3.
Terbatasnya dana untuk melakukan penyusunan programa sesuai dengan petunjuk yang tepat
C.
Maksud dan Tujuan Dengan
tersusunnya
Programa
Penyuluhan
PertanianDesa
inidiharapkan dapat : 1.
dijadikan
sebagai
pedoman
kerja
bagi
penyuluh
dalam
melaksanakan tugas penyuluhan sehingga menghasilkan kegiatan penyuluhan pertanian spesifik lokasi yang strategis dan mempunyai daya yang tinggi terhadap Meningkatnya produktivitas komoditi unggulan daerah dan pendapatan petani sekaligus sebagai bahan
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
informasi untuk dinas yang terkait dalam menentukan kebijakan pembangunan pertanian, perkebunan, peternakan dan Kehutanan. 2.
Dijadikan acuan dasar bagi penyuluh Pertanian dalam menyusun Rencana Kerja Tahunan Penyuluh Pertanian (RKTP).
D.
Manfaat Programa Penyuluhan Pertanian 1.
Kontak tani/ nelayan dapat mengetahui kondisi, tujuan, masalah yang dihadapi dan upaya pemecahanya.
2.
Tersedianya acuan untuk menyusun rencana kerja tahunan penyuluh pertanian
3.
Terselenggaranya penyuluhan pertanian di desa secara partisipatif yang terpadu oleh petani, kontak tani dan pelaku lainnya
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
BAB II KEADAAN UMUM A.
Biofisik Desa Binaan Desa Bangun Sari wilayah secara administratif mempunyai batas batas wilayah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Sebente 2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Bana 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Teriak 4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Benteng Jarak hubungan transportasi dari Desa Binaan Bangun sari ke ibukota kecamatan berjarak 10 Km , ke ibukota Kabupaten berjarak 12 km, sedangkan jarak hubungan sedangkan jarak hubungan transportasi darat ke ibukota propinsi kurang lebih 111 km.
B.
Karakteristik lahan dan iklim Luas wilayah Desa Binaan Bangun sari 1286 Ha, dengan rincian 89,5 % merupakan wilayah daratan dan 10,5 % wilayah persawahan. Wilayah pesawahan yang dimiliki sebagian besar merupakan lahan sawah sederhana dan tadah hujan , dengan ciri topografi dataran yang relatif datar atau landai. Sedangkan lahan darat (lahan bukan sawah) merupakan dataran tinggi bergelombang dengan tingkat kemiringan 15 – 30 %. Ketinggian permukaan daratan dilihat dari permukaan laut mempunyai ketinggian antara 1 sampai 110 meter dpl. Jenis tanah yang ada disebagian besar wilayah ini memiliki klasifikasi jenis tanah aluvial dan PMK. Kondisi agroklimat secara umum memiliki ciri iklim tropis, dimana temperature udara secara rata – rata berada dalam interval 21o – 32o Celcius. Pergantian musim jika berada dalam kondisi normal memiliki tingkat pergantian antara bulan September s/d Maret merupakan musim hujan, dan bulan April s/d Agustus merupakan musim kemarau.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Tingkat curah hujan 5 sampai 7 bulan basah, terutama pada musim hujan, antara Oktober – Maret. C.
Pola Tanam Pola Tanam usaha tani yang terjadi pada desa binaan Bangun sari pemanfaatan lahan sawah berangsur mulai optimal pada komoditi padi sawah telah melakukan IP 200, dan ada yang telah memanfaatkan lahan sawah dengan tanaman palawija
walau secara teknis perlu
ditingkatkan. D.
Keadaan Demografi Masyarakat di Desa Binaan Bangun sari merupakan masyarakat dengan strata masyarakat pedesaan. Berdasarkan data jumlah Kepala Keluarga di desa binaaan Bangun sari terdiri dari 222 Kepala Keluarga , dengan rincian 136 KK tani dan 86 KK non tani
dengan jumlah
penduduk 5971 jiwa dengan rincian 2987 jiwa diantaranya adalah Laki-laki dan sisanya 2984 jiwa adalah penduduk Perempuan, Berdasarkan data penduduk menurut usia kerja di Desa Binaan Bangun sari dari 5971 jiwa yang ada 23 % termasuk kedalam kelompok usia belum produktif 71 % termasuk kedalam kelompok usia produktif dan 5,7 % termasuk kedalam kelompok usia tidak produktif. Berdasarkan data penduduk menurut pendidikan masyarakat di Desa Binaan Bangun sari 9 % belum sekolah atau tidak sekolah, serta yang berlatar belakang pendidikan SD dalam hal ini yang masih sekolah dan lulusan SD 57,3 % yang masih sekolah SLTP dan lulusan SLTP15,3 %, pelajar SLTA dan tamat SLTA 14,3 %, dan 1,7 % merupakan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian jika melihat faktor sumberdaya manusia, maka dapat dikatakan bahwa kondisi masyarakat Desa Binaan Bangun sari merupakan masyarakat rawan terhadap pengembangan pendidikan. Artinya Meningkatnya derajat partisipasi masyarakat untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi perlu mendapat perhatian yang lebih, guna Meningkatnya jumlah petani
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
yang menerapkan angka partisipasi pendidikan yang lebih baik. Hal ini mengingat proporsi jumlah penduduk dengan pendidikan dasar dan menengah cukup jauh berbeda. Sehingga untuk masa yang akan datang Meningkatnya akses terhadap kepentingan pendidikan harus lebih dioptimalkan. E.
Keadaan Sosial Ekonomi Dengan pertimbangan aspek kesejahteraan ekonomi maka masyarakat di Desa Binaan Bangun sari sebagian besar memiliki jenis pekerjaan sebagai petani dengan rincian 92 % hanya sebagian kecil saja masyarakat di Desa Binaan Bangun sari yang memiliki pekerjaan diluar pertanian diantaranya 2,8 % adalah swasta, 1,4 % sebagai PNS, serta 1,4 % adalah mereka yang berpropesi lain-lain. Dari data penduduk menurut mata pencaharian dapat disimpulkan ketergantungan terhadap sektor pertanian cukup besar , sehingga peranan sektor pertanian menjadi penting. Karena merupakan kegiatan utama dalam menggerakan kegiatan ekonomi di Desa Binaan Bangun sari . Dengan kata lain jika kondisi pertaniannya produktif maka pendapatan masyarakat akan meningkat. Begitu pun sebaliknya jika kondisi pertanian mengalami penurunan produktivitasnya maka akan berimbas kepada tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat. Oleh karena
itu
pembangunan
masyarakat
dengan
bertumpu
pada
keberpihakan terhadap pertanian dipandang perlu untuk ditingkatkan dan lebih dioptimalkan. Selain itu kondisi pertanian di Desa Binaan Bangun sari dapat dijadikan potensi utama, jika dilihat dari kemampuan sebagian masyarakatnya yang berkonsentrasi di sektor ini. Selain aspek potensi ekonomi pertanian, kegiatan perekonomian di Desa Binaan Bangun sari juga didukung dengan kehadiran lembaga perdagangan yang ada yakni pasar tradisional yang ada dibeberapa desa tetangga., namun kegiatan ini cukup memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan transaksi perdagangan,
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
berupa komoditas pertanian hasil bumi, hasil perikanan, peternakan, dan lainnya. Lembaga perekonomian yang sifatnya formal dan definitif di Desa Binaan Bangun sari sampai dengan saat ini yang belum hadir, seperti; Bank BRI unit tetapi ada di Ibukota kecamatan . F.
Luas Lahan dan Komoditi Unggulan menurut sub sector serta jumlah Produksi. Gambaran komoditas unggulan yang diusahakan oleh petani di Desa Binaan Bangun sari
1
Tanaman Pangan dan Palawija a. Padi Luas Sawah Total luas sawah baku Desa Binaan Bangun sari adalah sebanyak 110 hektar dengan jenis pengairannya kondisi lahan sawah yang ada di Desa Binaan Bangun sari dapat digambarkan dalam 2 jenis yaitu Sawah Irigasi Sederhana dan Sawah tadah hujan.Sawah tadah hujan mencapai 76 % dan sisanya sawah dengan jenis sawah irigasi sederhana sebanyak 24 %. Kondisi ini membawa implikasi terhadap pelaksanaan pola tanam padi sawah yang dilaksanakan masyarakat Desa Binaan Bangun sari . Dengan melihat kondisi nyata tersebut maka untuk sawah irigasi sederhana bila kondisi sumber airnya memungkinkan maka pola tanam padi – padi dapat terealisir. Namun jika terdapat masalah seperti curah hujan dan sumber airnya tidak sedikit maka pola tanam yang bisa dilaksanakan adalah padi –bera. Artinya dengan kondisi seperti ini sasaran tanam padi sawah secara teoritis hanya dapat dilaksanakan sekali dalam setahun. Akan halnya dengan sawah tadah hujan maka sistem penanaman padi hanya dapat terjadi sekali dalam setahun,
karena
terhambat
aspek
yang
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
pengairannya
bersumberkan dari turunnya hujan. Hal yang paling ekstrem dari kondisi sawah yang tadah hujan ini, adalah jika pergantian musim tidak normal, akan membuat petani sulit memperkirakan kapan akan melaksanakan musim tanam. Sehingga mengancam kepada tidak produktifnya lahan sawah yang dimiliki. Hal ini berimbas pada pendapatan keluarga yang menurun.Berdasarkan jenis komoditi pertanian yang diusahakan sebagian besar masyarakat di desa Binaan Bangun sari khususnya di desa Bangun sari, tanaman pangan dan perkebunan merupakan komoditas yang paling dominan. Produktivitas Usaha Dalam aspek pencapaian produksi dan produktivitas tanaman padi khususnya, untuk tahun 2016 penanaman tanaman padi sawah seluas 110 ha dari penanaman padi tersebut luas panen yang dicapai yaitu sebanyak 105 ha dari sasaran luas tanam, Produksi rata rata perhektar tanaman padi sawah untuk tahun 2016 untuk wilayah Desa Binaan Bangun sari mencapai 3,1 ton per hektar. Sehingga untuk masa tanam tahun 2016 dari 105 ha luas panen yang dicapai maka diperoleh tingkat produksi padi sebanyak 325,5 ton GKP bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada peningkatan produksi sebanyak 84 ton GKP . Sedangkan secara garis besar posisi pertanian tanaman padi sawah masih memiliki posisi yang utama dan dominan sebagai komoditas terbesar yang dihasilkan oleh masyarakat petani di Desa Binaan Bangun sari. b. Tanaman Palawija ( Jagung) Luas areal Total luas baku lahan budidaya tanaman jagung di desa binaan Bangun sari adalah sebanyak 20 Ha sedangkan sedangkan luas lahan actual 3.5 ha, budidaya tanaman jagung merupakan
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
sumber salah satu mata pencaharian petani
di desa binaan
Bangun sari. Produktifitas usaha Produktivitas jagung
di desa
Bangun sari
tahun 2016
mencapai 2 ton/ha. Hal ini disebabkan oleh 70 % tanaman jagung diserang hama dan penyakit dan jenis pestisida untuk mengendalikan hama maupun
penyakit tanaman jagung
dengan tepat dan 60 % petani belum menerapkan pemupukan berimbang 2.
Tanaman Hortikultura Total luas baku lahan budidaya tanaman hortikultura di desa binaan Bangun sari adalah sebanyak 5 Ha sedangkan sedangkan luas lahan actual 2.5 ha, budidaya tanaman hortikultura merupakan sumber salah satu mata pencaharian petani di desa binaan Bangun sari.
3. Tanaman Perkebunan a.
Tanaman Karet Luas Lahan Luas lahan yang sudah dimanfaatkan untuk budidaya tanaman karet di desa Bangun sari mencapai 257 ha, budidaya tanaman karet merupakan mata pencarian utama petani didesa Bangun sari. Produktifitas Produktivitas karet tahun 2017 di Bangun sari rata-rata 4,5 ton/ha/tahun. Sedangkan produksi dengan menggunakan bibit unggul okulasi dengan pemupukan berimbang mencapai 7,5 ton/ha/tahun.
Hal
ini
disebabkan
oleh
45
%
petani
menggunakan bibit lokal 46% petani belum menerapkan cara penyadapan sesuai anjuran dan 35 % petani belum melakukan pemupukan berimbang.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
4.
Peternakan Usaha peternakan di desa binaan Bangun sari umumnya masih diusahakan sebagai usaha sampingan, walau pun masih sampingan usaha peternakan menjadi sangat penting khususnya di desa Bangun sari karena akan menghasilkan pupuk kandang yang sangat bermanfaat untuk kegiatan budidaya tanaman sayuran khususnya tanaman sayuran. Selain untuk pemenuhan kebutuhan pupuk kompos usaha peternakan juga meningkatnya jumlah petani yang menerapkan asupan konsumsi protein hewani bagi masyarakat petani itu sendiri. G. Lingkungan Usaha 1. Kondisi Sarana dan Prasarana Barang kali sudah menjadi rahasia umum, kondisi tranportasi di desa binaan Bangun sari yang daerah pegunungan sehingga sarana tranportasi masih terbatas menunjukkan
bahwa
kondisi
karena itu kenyataan
sarana
transportasi
untuk
menjangkau seluruh lokasi pertanian yang ada di wilayah Desa Binaan Bangun sari masih minim dari kelayakan sarana yang memadai khususnya sarana transportasi darat. Hal ini berpengaruh terhadap ketersediaan sarana pertanian dan pemasaran hasil pertanian menambah resiko dan biaya. Sehingga kalkulasi marjin pemasaran dan penjualan hasil menjadi berkurang karena terlalu besarnya biaya pemasaran dan penjualan yang dihadapi. Dampak dari keadaan ini adalah harga jual yang diterima petani menjadi kurang layak dan tidak adil. Sedangkan harga input produksi yang dihadapi petani bertambah mahal. 2. Kondisi Perkembangan Harga Salah satu aspek penting dalam menilai pengembangan sektor pertanian di Desa Binaan Bangun sari selain beberapa hal yang telah diuraikan di atas diantaranya adalah aspek perkembangan
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
harga. Untuk perkembangan harga jual gabah seringkali kedaan yang terjadi adalah sejauh mana factor hubungan suplly dan permintaan akan gabah yang terjadi. Sudah menjadi kelaziman bilamana pada saat musim panen harga gabah selalu menurun, dan pada saat produksi gabah berkurang perkembangan harga gabah sering kali melonjak tajam. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa perkembangan harga gabah yang paling tinggi untuk tahun 2016 terjadi pada bulan Mei sampai dengan bulan September . Dengan puncak harga tertinggi terjadi pada Juli dan Agustus. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa harga gabah ditingkat petani mencapai Rp 3.800 GKP dan Rp 4.500 GKG. 3. Faktor Iklim dan Cuaca Aspek perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di wilayah Desa Binaan Bangun sari sampai dengan saat ini masih menjadi aspek yang belum dapat diatasi. Sama seperti yang terjadi di berbagai wilayah lain, akibat yang ditimbulkan karena perubahan iklim dan cuaca yang tidak normal ini menjadikan pola tanam dan pengaturan jadwal tanam menjadi terganggu. Walaupun memang aspek ini bersifat uncontrol tetapi sejauh ini kemampuan petani untuk memprediksi dan meramalkan perubahan iklim dan cuaca berdasarkan gejala‐gejala yang umum dan nampak masih belum memadai H.
Keadaan Perilaku 1. Keadaan Kemampuan Kualitas SDM Petani Berdasarkan hasil pengamatan terhadap latar belakang pendidikan khususnya untuk masyarakat Desa Binaan Bangun sari . Aspek kualitas SDM menjadi salah satu factor yang mempunyai peranan besar dalam upaya membantu pencapaian keberhasilan pembangunan pertanian. Dalam hal ini kaitan yang sangat penting adalah upaya perubahan pola
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
dan perilaku dalam tata cara atau metode serta aplikasi anjuran teknologi kerap kali menghadapi kendala kurang terapresiasi karena factor pemahaman petani terhadap tujuan, manfaat , dan dampak dari penerapan anjuran teknologi yang direkomendasikan. Beberapa hal yang berkaitan dengan factor lemahnya kualitas SDM sejauh ini adalah: Kurangnya basis informasi yang dimiliki petani sehingga memberikan pengaruh terhadap kemampuan untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengelolaan usaha tani, secara mandiri dan independen sulit untuk dilaksanakan. Salah satu sumber pengetahuan dalam aplikasi dan pelaksanaan usaha tani sejauh ini hanya berdasarkan kepada pengalaman. Lemahnya dukungan skill dan keahlian usaha tani yang lebih adaptif terhadap adopsi teknologi belum optimal. Lemahnya
kemampuan
inovatif,
dan
kreativitas
dalam
melakukan dan pemberdayaan pengelolaan usaha tani yang dilaksanakan. 2. Keadaan Kualitas Kelompok Tani Beberapa hal yang masih menjadi bahan perbaikan dan Meningkatnya kinerja kelompok tani terutama masalah pengelolaan lembaga kelompok tani, diantaranya : Kelengkapan administrasi kelompok tani : AD/ART, Profil kelompok tani, buku, adm, dsb. Kesekretariatan alamat kelompok tani Intensitas dan frekuensi pertemuan kelompok tani dalam kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian Pelaksanaan kegiatan pelatihan, sekolah lapang, kursus tani dsb Pembagian kerja dan tugas dalam struktur organisasi kelompok Pemberdayaan kelompok tani melalui kegiatan produktif dalam rangka menciptakan kemampuan dan kemandirian kelompok tani.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Pembinaan kelompok tani melalui kegiatan pemberian bantuan dan subsidi. Kegiatan
pemberdayaan
kelompok
melalui
kegiatan
perlombaan dan ajang kompetensi lainnya 3. Kebutuhan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Dalam upaya membantu kelancaran usaha pertanian yang dilaksanakan di Desa Binaan Bangun sari, saat ini beberapa aspek yang masih menjadi fokus perhatian untuk mendapat penanganan diantaranya adalah : Aspek ketersediaan saprodi yang harus mendapat ketersediaan yang memadai, sehingga lebih memberikan jaminan keamanan pada saat petani menggunakannya. Diantaranya adalah ketersediaan benih unggul, pupuk , dan saprodi lainnya. Sarana pengairan (irigasi) yang belum memadai Akses pembiayaan yang harus ditingkatkan. Lemahnya institusi permodalan usaha tani yang dijalankan membawa pengaruh yang besar terhadap proses perbaikan dan perkembangan pola usaha tani yang efisien dan efektif. Daya jangkau terhadap akses pembelian input produksi seperti pupuk, alat dan mekanisasi pertanian yang masih kurang membawa dampak terhadap proses usaha tani yang inefisiensi. Salah satu kasus diantaranya
pemberian
pupuk
yang
kurang
seimbang
dikarenakan ketidakmampuan untuk mengadakan jenis pupuk yang dianjurkan. 4. Keadaan Kelembagan Pertanian Jumlah kelembagaan tani yang ada sampai dengan tahun 2017
ini
sebanyak 6 kelompok tani, 1 gabungan kelompok tani desa dan 2 kelompok wanita tani. Dari jumlah kelompok tani tersebut, jumlah petani anggota yang tercatat resmi adalah sebanyak 223 orang , dengan luas garapan milik kelompok seluas 55,75 hektar garapan sawah. Artinya 100
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
% luas sawah di Desa Binaan Bangun sari telah terwadahi dalam kelembagaan kelompok tani sedangkan di desa Bangun sari mayoritas usaha anggota kelompok tani menggarap lahan kering seperti tanaman jagung, karet, ternak sapi , babi dan usaha sayuran lainnnya. Berdasarkan hasil penilaian terakhir kelas kemampuan kelompok sebagian besar merupakan kelompok pemula yakni sebanyak 4 kelompok tani, 2 kelompok adalah kelompok lanjut dan 2 kelompok tani madya. 5.
Kebijakan Pemerintah. Kebijakan pemerintah pada tahun 2017 yang dititik beratkan pada meningkatnya pendapatan petani yang bertujuan untuk meningkatnya jumlah petani yang menerapkan kesejateraan petani melalui beberapa program antara lain : Pembangunan Sumber Daya Manusia, Lembaga Petani ( Kelompok Tani, PPPA, Gapoktan dll). Meningkatnya pemanfaatan lahan pertanian seoptimal mungkin melalui Meningkatnya Indek Pertanaman / Optimalisasi lahan, perluasan areal budidaya pertanian (cetak sawah), budidaya padi system jarwo, bantuan alat dan mesin pertanian, pemanfaatan limbah pertanian, pengembangan kawasan peternakan, perikanan perkebunaan dan lain-lain.
6.
Rata Rata Luas Garapan Status pemilikan dan luas lahan garapan diwilayah desa binaan Bangun sari rata - rata seluas 1,61 Ha, hal ini terdiri dari beberapa jenis lahan usaha antara lain, lahan sawah 0,25 ha/petani ,ladang dan kebun 1,36 Ha/ petani, Dengan luas garapan yang terlalu sempit, sehingga hasil dari usahataninya belum bisa mencukupi kebutuhan hidup. Untuk itu perlu adanya perbaikan teknologi usaha tani serta usaha tani secara intensif.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
BAB III TUJUAN Tujuan adalah suatu pernyataan yang akan dicapai dari pemecahan masalah yang merupakan gambaran dari perubahan perilaku maupun non perilaku yang spesifik, dapat diukur dapat, diamati dan praktis dalam penerapannya. Tujuan pemecahan masalah dalam programa ini terbagi dalam dua katagori, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. A.
Tujuan Umum Tujuan programa penyuluhan di Desa Binaan Bangun sari untuk tahun 2017 menekankan kepada aspek : 1. Meningkatnya pengetahuan terhadap pola pelaksanaan usaha tani. 2. Meningkatnya attitude (Meningkatnya mentalitas) petani terhadap dampak
perubahan
dan
alih
teknologi
usaha
tani
yang
dilaksanakan. 3. Meningkatnya skill keahlian dan keterampilan dalam pelaksanaan usaha tani. 4. Meningkatnya kemampuan kelompok tani dalam hal kerja sama didalam kelompok tani itu sendiri dan dengan pihak luar . 5. Meningkatnya kemampuan kelompok dalam hal kerja pemupukan modal dan mengakses modal dengan pihak luar. 6. Merupakan salah satu acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di WKPP Bangun sari 7. Mengoptimalkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi disetiap pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari unsur terkait, dalam rangka efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembangunan pertanian yang telah ditetapkan. 8. Terpadunya aspirasi petani serta potensi yang dimiliki (bottom up) dengan pola kebijakan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan petani.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
9. Menggambarkan secara lebih konkrit tentang potensi serta permasalahan pembangunan pertanian di WKPP Bangun sari. 10. Mendayagunakan tenaga, peralatan, sarana/prasarana, dana dan potensi yang ada sehingga penyelenggaraaan penyuluhan pertanian terlaksana secara tepat. 11. Untuk pedoman evaluasi pelaksanaan, sekaligus untuk mengetahui tingkatkeberhasilan penyelengaraan penyuluhan di WKPP Bangun sari B.
Tujuan Khusus
1.
Aspek Teknis a. Tanamn Pangan dan Palawija Padi Meningkatnya
jumlah
PSK
petani
yang
menerapkan budidaya Padi sistem hazton dari 20 % menjadi 30% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan penggunaan benih unggul bermutu dan berlabel dari 40 % menjadi 50 %pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan pemupukan berimbang dari 40 % menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan system PHT dari 30 % menjadi 40 %pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan tentang panen dan penanganan pasca panen padi dari 35 % menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya
jumlah
PSK
petani
yang
memanfaatkan limbah jerami sebagai pupuk organik dasar dari 35% menjadi 45% pada akhir tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Jagung Meningkatnya
PSK
petani
yang
menerapkan
pengolahan lahan sesuai anjuran dari 40% menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya
PSK
petani
yang
menerapkan
penggunaan varietas hibrida sesuai anjuran dari 30% menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya
PSK
petani
yang
menerapkan
pemupukan berimbang dari 35% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya
PSK
petani
yang
menerapkan
pngendalian OPT pada tanaman jagung dari 25% menjadi 30% pada akhir tahun 2017 b. Tanaman Hortikultura Meningkatkan PSK petani dalam penganekaragaman komoditi
hortikultura dari 15% menjadi 20% pada
akhir tahun 2017. c. Tanaman Perkebunan Tanaman karet Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan penggunaan bibit karet unggul dari 45% menjadi 50% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan pemupukan tanaman karet sesuai dengan anjuran dari 40% menjadi 50% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani yang melakukan cara penyadapan yang baik dan benar dari 45% menjadi 55% pada akhir tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
d. Peternakan Meningkatkan PSK petani tentang kesehatan hewan ternak dari 20 % menjadi 30% pada akhir tahun 2017 Meningkatkan PSK petani tentang memanfaatkan limbah kotoran ternak dari 25% menjadi 35 % pada akhir tahun 2017 2.
Aspek social Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi keputusan kelompok dari 25 % menjadi 35 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang menghadiri dalam pertemuan kelompok tani dari 45 % menjadi 65 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mau melaksanakan pembagian
tugas dalam kelompok dari
25 % menjadi 35 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi ketaatan anggota dalam
pelaksanaan hasil keputusan dari
25% menjadi 35 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang memahami perlunya Musyawarah
kelompok dari 60% menjadi 75 %
pada akhir tahun 2017 Meningkatnya
jumlah
kelompok
tani
yang
tertib
administrasi/pembukuan kelompok tani dengan baik dari 31% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah Kelompok tani yang mampu menyusun RDK/RDKK tepat waktu dari 10% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Meningkatnya jumnlah petani yang dapat menentukan komoditas usaha tani berdasarkan agro ekosistem dan potensi lahan usaha tani dari 43% menjadi 60% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya kemampuan Kelompok tani bermusyawarah dengan anggota poktan dalam mengambil keputusan dari 28% menjadi 40%. 3.
Aspek ekonomi Meningkatnya jumlah petani yang melakukan
pemupukan
modal oleh anggota kelompok tani dari 15 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuan untuk mengakses modal
ke pihak bank.10% menjadi 20 %
pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuan/ keterampilan
pemanfaatan
limbah
pertanian
30
%
menjadi 40 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuan tentang simpanan anggota 15 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017 Anggota kelompok tani mampu Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan
kerja sama dalam hal pengadaan sarana
produsi secara bersama sama dari 7% menjadi 20% pada akhir tahun 2017 Kelompok tani mampu membuat rencana/ analisa usaha tani dengan baik dan benar 11% menjadi 25% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan
kebiasaan
petani untuk melakukan pemupukan modal kelompok melalui
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
kegiatan menabung di kelompok tani dari 2% menjadi 20% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan Gapoktan dalam kegiatan Usaha
peran serta
kelompok Tani dari 27%
menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Menumbuhkan Koperasi Tani di wilayah kerja Desa Bangun Sari
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
BAB IV MASALAH Masalah dalam hal ini merupakan keadaan yang tidak memuaskan baik dipandang secara umum maupun secara khusus yang didapatkan dari hasil idetifikasi yang dilakukan oleh para peyuluh pertanian, dibedakan mejadi Masalah Perilaku dan Non Perilaku A.
Masalah perilaku
1.
Aspek Teknis a. Tanaman Pangan dan Palawija Padi Jumlah petani yang menerapkan budidaya padi sistem hazton baru mencapai 20 %. Pada tahun 2017 Jumlah petani yang menerapkan penggunaan benih unggul bermutu dan berlabel baru mencapai 40 % pada tahun 2017 Jumlah petani yang menerapkan
pemupukan
berimbang baru mencapai 40 % pada tahun 2017 Jumlah petani yang menerapkan system PHT baru mencapai 30 % pada tahun 2017 Jumlah petani yang menerapkan
cara panen dan
pasca panen padi sesuai anjuranbaru mencapai 35% pada tahun 2017. Jumlah petani yang memanfaatkan limbah jerami baru 35% pada akhir tahun 2017 Tanaman Jagung Pengolahan lahan sesuai anjuran baru 40% pada akhir tahun 2017 Penggunaan varietas hibrida sesuai anjuran teknis baru 30% pada akhir tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Penerapan pemupukan berimbang baru 35% pada akhir tahun 2017 Pengendalian OPT pada tanaman jagung baru dengan konsep PHT 25% pada akhir tahun 2017 b. Tanaman Hortikultura Penganekaragaman komoditi hortikultura baru 15% pada akhir tahun 2017. c. Perkebunan(Karet) Penggunaan bibit unggul baru 45% pada akhir tahun 2017 Pemupukan karet sesuai anjuran baru 40% pada akhir tahun 2017 Teknik penyadapan sesuai anjuran baru 45% pada akhir tahun 2017 d. Peternakan PSK petani tentang kesehatan ternak baru 20 % pada akhir tahun 2017 PSK petani tentang memanfaatkan limbah kotoran ternak baru 25% pada akhir tahun 2017 2.
Aspek Social Ketaatan anggota terhadap keputusan kelompok 25 % pada tahun 2017 Kehadiran dalam pertemuan kelompok mencapai 45 %pada tahun 2017 Penerapan pembagian tugas dalam kelompok 25 %pada tahun 2017 Ketaatan anggota dalam pelaksanaan keputusan kelompok 25%pada tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Pengetahuan
perlunya musyawarah kelompok
Musyawarah
kelompok tani baru mencapai 60 % pada tahun 2017 Pengadministrasian
kegiatan
kelompok
dengan
baik
baru
mencapai 31% pada tahun 2017 Penyusunan kelompok tani dalam menyusun RDK/RDKK tepat waktu baru mencapai 23% pada tahun 2017 Penentuan komoditas usaha tani berdasarkan agroekosistem dan potensi lahan usaha tani baru mencapai 43% pada tahun 2017 Pengorganisasian kelompok tani dengan baik dan bermusyawarah dengan anggota kelompok tani dalam mengambil keputusan baru mencapai 28%.pada tahun 2017 3.
Aspek Ekonomi Pemupukan modal
kelompok oleh anggota baru mencapai 3 % pada
tahun 2017 Mengakses modal
ke pihak bank.baru mencapai 7% pada tahun 2017
Pemanfaatan limbah pertanian baru mencapai 30% pada tahun 2017 Anggota yang memiliki Simpanan baru mencapai3 % pada tahun 2017 Kemampuan Kelompok tani untuk Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan
kerja sama dalam hal pengadaan sarana produsi secara
bersama samabaru baru mencapai 7% pada tahun 2017 Kemampuan kelompok tani membuat rencana/ analisa usaha tani dengan baik dan benarbaru baru mencapai 11% pada tahun 2017 Kemampuan
kelompok
taniuntuk
melakukan
pemupukan
modal
kelompok melalui kegiatan menabung di kelompok tani baru baru mencapai 2% pada tahun 2017 Peran
serta Gapoktan dalam kegiatan usaha
kelompok Tani baru
mencapai 17% pada tahun 2017
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
Belum ada koperasi tani di wilayah kerja Bangun sari sampai tahun 2017 B.
Masalah Non Perilaku
1.
Aspek teknis a. Tanaman Pangan dan Palawija Padi Ketersediaan benih bermutu dan berlabel sulit di dapat Ketersediaan
pupuk terkadang kurang pada saat
diperlukan Intensitas serangan hama tikus dan penggerek batang cukup tinggi. Pada saat keluar malai sering terjadi gangguan hama burung pipit dan walang sangit Intensitas serangan penyakit blast dan kresek cukup tinggi Curah hujan cukup tinggi pada musim penghujan yang menyebabkan banjir Limbah jerami masih banyak yang di bakar Jagung Ketersediaan benih bermutu Ketersediaan pupuk kurang b. Tanaman Hortikultura Petani hanya beorientasi pada komoditi padi c. Perkebunan ( Karet) Tanaman karet menggunakan bibit lokal Kelangkaan pupuk untuk perkebunan Sulitnya untuk mendapatkan alat sadap yang standar
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
d. Peternakan Rendahnya pengetahuan tentang kesehatan hewan ternak di tingkat petani Pemanfaatan limbah kotoran ternk masih kurang 2.
Aspek Sosial Tingkat kepercayaan terhadap pengurus kurang Keputusan musyawarah masih di dominasi oleh pengurus Kurang pembagian tugas dalam kelompok Masih kurang mengadakan Musyawarah kelompok Kurang berperannya Gapoktan terhadap kelompok
3.
Aspek ekonomi Rendahnya kesadaran anggota untuk
melakukan
pemupukan modal kelompok Harga produk usaha tani selalu berfluktuasi Kurangnya akses modal kepihak lain Kesadaran anggota membayar simpanan dikelompok
masih
kurang
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
BAB IV RENCANA KEGIATAN TAHUNAN PENYULUH PERTANIAN A.
Rencana Kegiatan Penyuluhan Dari perumusan aspek masalah, tujuan dan sasaran sebagaimana disebutkan di atas maka beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan rencana penyuluhan di Desa Binaan Bangun sari selama tahun 2017 adalahsebagai berikut :
1.
Kegiatan penyuluhan aspek perubahan perilaku dalam pelaksanaan usaha tani, dengan pendekatan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang bersifat
2.
partisipatif, berorientasi mengatasi masalah Kegiatan penyuluhan yang bersifat benah kelompok, dengan tujuan untuk Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan peran serta kelembagaan kelompok tani di tengah – tengah masayarakat. Uraian rencana kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan untuk tahun 2017 , secara lebih rinci diuraikan pada tabel dibawah ini.
B.
Rencana Kegiatan Fasilitasi Dalam pelaksanaan rencana kegiatan yang bersifat mengikhtiarkan ataufasilitatif terhadap keadaan masalah yang ada ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kelancaran, dalam rangka memberikan keleluasaan dan dukungan yang berupa perbaikan sarana fisik maupun sarana non fisik. Uraian rencana kegiatan fasilitatif yang akan dilaksanakan untuk tahun 2017 , secara lebih rinci diuraikan pada tabel dibawah ini.
25
Programa Penyuluhan Tahun 2017
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Beberapa hal yang menjadi bahan kesimpulan dalam penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Desa Binaan Bangun sari ini antara lain :
1.
Programa Penyuluhan Pertanian Desa Binaan Bangun sari merupakan rencana kerja tertulis yang dibuat atas dasar kesepakatan, kebesamaan, keterpaduan dan partisipatif yang memuat keadaan, masalah, tujuan, dan tata cara mencapai tujuan Programa Penyuluhan Pertanian di Desa Binaan
2.
Bangun sari yang dibuat setiap satu tahun sekali. Programa Penyuluhan Pertanian ini merupakan acuan kerja penyuluhan pertanian yang harus dijabarkan oleh penyuluh yang ada di wilayah Desa Binaan Bangun sari dalam rangka memberikan informasi teknologi dan
3.
motivasi bagi petani selaku pengelola usahatani. Programa Penyuluhan Pertanian yang memuat rangkaian kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan pada pemberdayaan petani menjadikan petani sebagai subjek bukan merupakan objek dan sebagai mitra kerja
4.
penyuluh pertanian. Pembangunan pertanian di Desa Binaan Bangun sari bukan hanya merupakan tanggung jawab penyuluh pertanian namun melibatkan semua unsur terkait seperti lembaga sosial ekonomi, organisasi profesi, pemerintah daerah setempat, TNI sampai pada petani itu sendiri.
B.
Saran Desa Binaan Bangun sari merupakan desa yang masih sangat membutuhkan sarana penunjang kegiatan penyuluhan pertanian
yang
memadai. . Dalam rangka menyebarkan informasi teknologi dan berjalannya proses belajar mengajar di tingkat petani perlu adanya metode kegiatan yang efektif dan efisien serta mudah dicerna oleh petani seperti SL, kursus tani,
29
demplot dan lain sebagainya. Hal ini memerlukan bantuan alokasi kegiatan baik itu dari dinas pertanian kabupaten maupun pemerintahan desa setempat
29
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DESA BANGUN SARI TAHUN 2017
NO URUT 1
KEADAAN
TUJUAN
Pelaku Utama 3
4
5
Meningkatnyajuml ah petani yang menerapkan budidaya Padi sistem hazton dari 20 % menjadi 30% pada akhir tahun 2017
Jumlah petani yg menerapkan budidaya padi sistem haston baru mencapai 20 %. Pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan penggunaanbenih unggul bermutu dan berlabel dari 40 % menjadi 45% pada tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pemupukan berimbang dari 30 % menjadi 40% pada tahun 2017
Jumlah petani yg menerapkan penggunaan benih unggul bermutu dan berlabel baru mencapai 40 % pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan system PHT dari 30 % menjadi 40 % pada tahun
Jumlah petani yg menerapkan system PHT baru mencapai 30 % pada tahun 2017
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
6
7
8
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
10
12
Metode
Vol
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
Pelaksana
Ket.
Materi 13
14
15
16
17
18
19
20
21
Budidaya padi system hazton
Kursus Tani
8 kali
WKPP
Sep 2017 s/d Des 2017
Swada ya APBN
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Budidaya padi system jarwo
Kursus Tani
8 kali
WKPP
Sep 2017 s/d Des 2017
Swada ya APBN
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Budidaya padi system jarwo
Kursus Tani
8 kali
WKPP
Sep 2017 s/d Des 2017
Swada ya APBN
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Pengenalan / sosialisasi penggu naan Benih unggul padi berserti fikat
Kunjungan Kelompok (Ceramah)
8 kali
WKPP
Sep 2017 s/d Des 2017
Swada ya APBN
Koord.PPL/ Ka.UPT
ASPEK TEHNIS 1
2
3
4
Tanaman Padi Penerapan budidaya system hazton di tingkat usaha tani msh sangat rendah
65% petani masih menggunakan benih lokal
pertumbuhan padi tidak subur disebabkan oleh kekurangan unsur hara
Tanaman padi terserang hama dan penyakit tana man padi (Blast, BDC, Sundep Be luk, Walang Sangit
Jumlah petani yg menerapkan pemupukan berimbang baru mencapai 30 % pada tahun 2017
2
2
2
2
-
-
-
-
6
6
6
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
PPL/ Poktan
29
NO URUT 1
5
6
1
2
KEADAAN
TUJUAN
Pelaku Utama 4
5
dan tikus_)
3
2017
Sebagian besar petani masih mene rapkan panen seca ra tradisional
Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan panen danpenanganan pasca panen padi sesuai anjuran dari 35% menjadi 45%pada tahun 2017
Jumlah petani yg menerapkan cara panen dan pasca panen padi sesuai anjuranbaru mencapai 35% pada tahun 2017.
Jerami tersedia
Meningkatnya jumlah PSK petani dalam memanfaatkan limbah jerami sebagai pupuk organi dari 35%45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pengolahan lahan sesai anjuran dari 40% menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan
Jumlah petani yang memanfaatkan limbah jerami sebagai pupuk organik baru mencapai 35% pada tahun 2017
Tanaman Jagung Produksi jagung masih rendah ditingkat petani
Produksi jagung masih rendah ditingkat petani
Jumlah petani yang menerapkan pegolahan lahan sesuai anjuran baru mencapai 40% pada tahun 2017
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
6
2
7
-
8
6
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
-
10
-
-
12
-
6
-
-
-
1
-
-
6
-
-
-
1
-
6
-
-
-
Vol
Lokasi
Waktu
Penanggung Jawab
Pelaksana
13
14
15
16
17
18
19
20
21
SOP pemupu kan tanaman padi
Kunjungan Kelompok (Demcara)
8 kali
Kunjunga nUsaha Tani
Sep 2017 s/d Des 2017
Swada ya APBN
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Teknis pembuatan pupuk organik dari jerami padi
Kunjungan Kelompok (Demcara)
8 kali
WKPP
Feb 2017 s/d Maret 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Teknik budidaya jagung dengan konsep PTT
Kunjungan Kelompok (Demcara)
6 kali
WKPP
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Teknik budidaya jagung
Kunjungan Kelompok (Demcara)
6 kali
WKPP
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
1
2
Jumlah petani yg ng menggunakan varieats hibrida -
Metode
Sumber Biaya
Ket.
Materi
1
PPL/ Poktan
29
NO URUT
KEADAAN
1
3
TUJUAN
Pelaku Utama
Produksi jagung masih rendah ditingkat petani
Produksi jagung masih rendah ditingkat petani
Tanaman Hortikultura Petani masih berorientasi pada tanaman padi
Tanaman Karet Produksi latex rendah
4
5
penggunaan varietas hibrida sesuai teknis anjuran dari 30% menjadi 45% pada akhir tahun 2018.
baru mencapai 30% pada tahun 2017
Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pemupukan berimbang dari 35% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pengendalian OPT pada jagung dengan PHT dari 25% menjadi 30 pada akhir tahun 2017. Meningkatnya PSK petani dalam penganekaragama n komoditi hortikultura dari 15% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
Jumlah petani yang menerapkan pemupukan berimbang baru 35% pada tahun 2017
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
Jumlah petani Yang yang Menggunakan
Jumlah petani yang menerapkan pengenndalian OPT pada tanaman jagung baru mencapai 25% pada tahun 2017 Jumlah petani yang melakukan penganekaragaman komodiiti tanaman hortikultura baru mencapai 15%
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
6
7
8
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
10
12
Metode
Vol
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
Pelaksana
Ket.
Materi 13
14
15
16
17
18
19
20
21
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swada ya
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swada ya
dengan konsep PTT
-
-
6
-
-
1
Teknik budidaya jagung dengan konsep PTT
Kunjungan Kelompok (Demcara)
6 kali
WKPP
Teknik budidaya jagung dengan konsep PTT
Kunjungan Kelompok (Demcara)
6 kali
WKPP
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
-
-
6
-
-
-
1
2
-
-
-
-
-
1
Tehnis Budidaya Tanaman Hortikultura
Kunjungan kelompok (Demplot)
1 kali
WKPP
Jan-Des 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
-
-
-
-
6
-
-
Teknis Budidaya Tanaman
Kunjungan kelompok
6 kali
WKPP
Jan-Des 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
29
NO URUT
KEADAAN
1
3
2
3
1
2
TUJUAN
Pelaku Utama
Produksi rendah
4
latex
Produksi latex rendah karena tidak dilakukan pemupukan (baru 18%)
Peternakan Masih ada hewan ternak yang tersrang penyakit
Kotoran ternak yang belum di manfaatkan
5
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
6
7
8
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
10
Metode
Vol
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
Pelaksana
Ket.
Materi 13
14
15
16
17
18
19
20
21
12
petani dalam penggunaan bibit karet unggul dari 45% menjadi 50 % pada akhir tahun 2017. Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam menerapkan cara penyadapan yang baik dan benar dari 45% menjadi 50% pada akhir tahun 2017. Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan pemupukan tanaman karet sesuai dengan anjuran dari 36% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah PSK petani tentang kesehatan hewan ternak dari 20% menjadi 30% pada akhir tahun 2017
Bibit karet unggul baru mencapai 45% pada tahun 2017
Karet
Jumlah petani yang menerapkan cara penyadapan yang baik dan benar baru mencapai 45% pada tahun 2017
Teknis Budidaya Tanaman Karet
Kunjungan Usaha Tani (Demhasil)
6 kali
WKPP
MaretApril 2017
Swada ya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
Teknis Budidaya Tanaman Karet
Kunjungan Usaha Tani (Demhasil)
6 kali
WKPP
Mrt s/d Apr 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL dan Petani
Jumlah petani yg mengerti tentang kesehatan hewan ternak baru mencapai 20% pada tahun 2017
Okt s/d Nop 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Petugas Peternaka ndan Petani
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan
Jumlah petani yg menerapkan pengolahan
ADD
Ka.Desa Bangun sari
PPL, Petugas Peternaka
-
Jumlah petani yg menerapkan pemupukan tanaman karet sesuai anjuranbaru mencapai 40% pada tahun 2017
6
-
-
-
1
-
6
-
-
-
1
-
-
1
-
-
-
1
Pemeliharaan dan perawatan kesehatan ternak
Kunjungan Usaha Tani
1 kali
Poktan
-
-
1
-
-
-
1
Tehnologi pembuatan pupuk
Kursus Tani
1 kali
Desa Bangun sari
Okt s/d Nop 2017
29
NO URUT
KEADAAN
3
sebagai organik
2
3
pupuk
ASPEK SOSIAL Sebagian besar ang gota kelompok tani (77%) masih belum mentaati keputusan yang dibuat oleh kelompok tani
Tingkat ketidak ke hadiran kelompok tani dalam pertemuan ke lompok tani masih tinggi (65%)
Tugas tugas kelompok tani selalu di kerjakan oleh pengurus kelom pok tani khususnya ketua poktan
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH Pelaku Utama
1
1
TUJUAN
6
7
8
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
10
12
Materi
Metode
Vol
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
13
14
15
16
17
18
19
Pelaksana
Ket.
20
21
4
5
pengolahan kotoran ternak (feaces) menjadi pupuk organic dari 20% menjadi 35% pada akhir tahun 2017
kotoran ternak (feaces) menjadi pupuk organic Baru mencapai 20% pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi keputusan kelompok dari 25% menjadi 35 % pada akhir tahun 2017
ketaatan anggota terhadap keputusan kelompok 25 % pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/ Penyuluhan Kelompok Tani tentang Peranan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang menghadiri dalam pertemuan kelompok tani dari 45 % menjadi 65 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mau melaksanakan pembagian tugas dalam kelompok dari 25 % menjadi 35 % pada akhir tahun 2017
kehadiran dalam pertemuan kelompok mencapai 45 %pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/ Penyuluhan Kelom pok Tani tentang Peranan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Penerapan pembagian tugas dalam kelompok 25 %pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyu luhan Kelom pok Tani tentang Pera nan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
organik
ndan Petani
29
NO URUT 1
4
5
6
7
KEADAAN
TUJUAN
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
Pelaku Usaha
Pelaku Utama
Materi
Metode
Vol
Sumber Biaya
Penanggung Jawab 19
Pelaksana
Ket.
20
21
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
17
18
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi ketaatan anggota dalam pelaksanaan hasil keputusan dari 25% menjadi 35 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang memahami perlunya Musyawarahkelo mpok dari 60% menjadi 75 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah kelompok tani yang tertib administrasi/pemb ukuan kelompok tani dengan baik dari 31% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah Kelompok tani yang mampu menyusun RDK/RDKK tepat waktu dari 10% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
Ketaatan anggota dalam pelaksanaan keputusan kelompok 25% pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyu luhan Kelom pok Tani tentang Pera nan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Pengetahuan perlunya musyawarah kelompok Musyawarah kelompok tani baru mencapai 60 % pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyu luhan Kelom pok Tani tentang Pera nan dan fungsi Kelom pok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Pengadministrasia n kegiatan kelompok dengan baik baru mencapai 31% pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyu luhan Kelom pok Tani tentang Pera nan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Penyusunan kelompok tani dalam menyusun RDK/RDKK tepat waktu baru mencapai 23%pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pendampinga nKe lompok tani dalam penyusunan RDK/RDKK
Kunjungan Rumah
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Kelompok tani be lum tepat waktu (77%) dalam me laksanakan kegiatan penyusunan RDK/ RDKK
16
Waktu
3
administrasi kelompok tani (79%) masih belum tertib
15
Lokasi
sebagian besar (85%) anggota kelompok tani belum melaksanakan keputusan kelompok
anggota kelompok tani masih belum mengetahui fungsi dari musyawarah kelompok tani dalam melaksana kan kegiatannya
8
Petugas
29
NO URUT 1
8
9
KEADAAN
TUJUAN
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
Pelaku Usaha
Pelaku Utama
Materi
Metode
Vol 15
Lokasi 16
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab 19
Pelaksana
Ket.
20
21
3
4
5
6
7
9
10
11
12
13
14
17
18
Sebagian besar pe tani belum mampu menentukan komo ditas (57%) yang diusahakan berdasarkan agro ekosistem usaha tani
Meningkatnya jum lah petani yang dapat menentukan komoditas usaha tani berdasarkan agro ekosistem dan potensi lahan usaha tani dari 43% menjadi 60% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya kemampuan Kelompok tani bermusyawarah dengan anggota poktan dalam mengambil keputusan dari 28% menjadi 40%.
Penentuan komoditas usaha tani berdasarkan agroekosistem dan potensi lahan usaha tani baru mencapai 43%pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyuluhan Kelompok Tani tentang Peranan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Pengorganisasian kelompok tani dengan baik dan bermusyawarah dengan anggota kelompok tani dalam mengambil keputusan baru mencapai 28%.pada tahun 2017
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan/P enyuluhan Kelompok Tani tentang Pera nan dan fungsi Kelompok Tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/ Petani
Anggota kelompok tani (90%) tidak memiliki modal usaha dalam menjalankan usaha taninya
Meningkatnya jumlah petani yang melakukan Pemupukan modal oleh anggota kelompok tani dari 10 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017
Pemupukan modal kelompok oleh anggota 10 %
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan dlm Pengem bangan per modalan ke lompok tani
Kunjungan Rumah/ ceramah /FGD
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Permodalan untuk kegiatan usaha tani masih dilakukan secara perorangan
Meningkatnya jumlahpetani yang menerapkan pengetahuan untuk
Mengakses modal ke pihak bank.7%
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan dlm Pengem bangan per modalan ke
Kunjungan Rumah/ Ce ramah Pem binaan Ke
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Pengurus kelompok mengambil keputusan tanpa bermusyawarah dngan anggota kelompok Tani
8
Petugas
ASPEK EKONOMIS
1
2
29
NO URUT 1
KEADAAN
TUJUAN
Pelaku Utama 7
8
Petugas
9
11
3
4
mengakses modal kepihak bank.10% menjadi 20 % pada akhir tahun 2017
3
Potensi SDA sbg bahan baku pembuatan pupuk organik (90%) belum dimanfaatkan secara optimal
Meningkatnya jum lah petani yang menerapkan pe ngetahuan/ kete rampilan pemanfa atan limbah per tanian 30 % men jadi 40 % pada akhir tahun 2017
Pemanfaatan lim bah pertanian mencapai 30%
2
-
6
-
-
-
4
Anggota kelompok tani belum yakin dan percaya (92%) untuk menyimpan dananya di pengu rus poktan
Anggotayang memiliki Simpanan mencapai 8 %
2
-
6
-
-
-
5
pengadaan sarana produksi masih di lakukan secara per orangan (93%) oleh anggota poktan
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuantentan g simpanan anggota 8 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jum lah petani yang menerapkan kerja sama dalam hal pengadaan sarana produsi secara ber sama sama dari 7% menjadi 20% pada akhir tahun 2017 Kelompok tani mampu membuat
Kelompok tani blm mampu
6
Pelaku Usaha
(93%) oleh anggota poktan
6
5
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
10
12
2
-
6
-
-
-
13
Vol
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
Pelaksana
Ket.
Metode 14
15
16
17
18
19
20
21
lompok tani
lompok Tani
1
Pemanfaatan limbah seba gai pupuk or ganik
Kunjungan UT Kunjungan Rumah/ Cera mah Pembi naan Pok tan
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
1
Menumbuhk an Kepercayaan anggota Poktan terhadap Pegurus Kelompok Tani Kemitraan dgn pelaku Usaha
Kunjungan Rumah/ Ceramah Pembinaan Kelompok Tani
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Temu Usaha
8 kali
Desa Bangun sari
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Penyusunan RUK
Kunjungan Rumah/ Ce
8 kali
Desa Bangun
Apr s/d Des 2017
Swada ya
Koor Luh
PPL, Poktan/P
Kemampuan me menerapkan kerja sama dalam hal pengadaan sarana produsi secara ber sama samabaru mencapai 7%
Kemampuan ke lompok tani mem
Materi
1
i
29
NO URUT 1
7
8
9
KEADAAN
TUJUAN
Pelaku Utama 3
4
5
membuat perencanaan usaha tani (89%) dengan baik dan tepat waktu
rencana/ analisa usaha tani dengan baik dan benar 11% menjadi 25% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jum lah petani yang menerapkan kebiasaan petani untuk melakukan pemupukan modal kelompok melalui kegiatan mena bung di kelompok tani dari 2% men jadi 20% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan peran serta Gapoktan dalam kegiatan Usaha kelompok Tani dari 27% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Menumbuhkan koperasi Tani diwila yah kerja desa Bangun sari
buat rencana/ ana lisa usaha tani dengan baik dan benarbaru mencapai 11%
Anggota kelompok tani belum terbiasa menabung (98%) di organisasi kelompok tani
Aktifitas gapoktan blm efektif (83%) dalam mengakomodir kegiatan usaha tani kelompok tani
Pelayanan Penga daan Saprodi dan penjualan hasil per tanian masih dila kukan secara per orangan
Kegiatan Penyuluhan
SASARAN
MASALAH
6
7
8
Pelaku Usaha
Petugas
9
11
10
12
Materi 13
Metode
Vol
14
15
Lokasi
Waktu
Sumber Biaya
Penanggung Jawab
16
17
18
19
ramah Pem binaan Ke lompok Tani
sari
Pelaksana
Ket.
20
21
etani
Kemampuan ke lompok taniuntuk melakukan pemupukan modal kelompok melalui kegiatan mena bung di kelompok tani baru mencapai 2%
2
-
6
-
-
-
1
Meningkat nya jumlah petani yang menerapkan peran serta ke lompok tani un tuk menabung
Kunjungan Rumah/ Ce ramah Pem binaan Ke lompok Tani
Desa Bangun sari
Apr s/d Des Swa 2017
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Peran serta Gapoktan dalam kegiatan Usaha kelompok Tani baru mencapai 17%
2
-
6
-
-
-
1
Pembinaan Gapoktan
Kunjungan Rumah/ kunjungan usaha tani / ceramah /FGD
Desa Bangun sari
Apr s/d DesSwadaya 2017
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Belum ada kope rasi tani di wilayah kerja Bangun sari
2
-
6
-
-
-
1
Rembug Tani
Kunjungan Rumah/ kunjungan usaha tani / ceramah /FGD
Desa Bangun sari
Apr s/d DesSwadaya 2017
Koor Luh
PPL, Poktan/P etani
Bangun sari,
Oktober 2016
Penyuluh Pertanian Wilayah Kerja Desa Bangun sari
29
YUNI ERIYANTI,SP THL-TBPP
Mengetahui : Kordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Teriak
KARNILA,SP NIP.197009182002122003
MATRIKS KEGIATAN MENGUPAYAKAN KEMUDAHAN PELAYANAN DAN PENGATURAN DI DESA TAHUN 2017 No Tujuan Urut 1 2 Tanaman Padi 1 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan budidaya Padi sistem hazton dari 20% menjadi 30% pada akhir tahun 2017 2 Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan penggunaan benih unggul bermutu dan berlabel dari 40 % menjadi 50% pada tahun 2017 3
Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan
Masalah 3
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4
Lokasi
Waktu
5
6
Jumlah petani yg menerapkan budidaya padi sistem hazton baru men capai 12%. Pada tahun 2017
Mempersiapkan Materi kursus Tani ( Leaflet/brosur), Lokasi Kursus, bahan praktek
WKPP
Jumlah petani yangmenerapkan penggunaan benih unggul bermutu dan berlabel baru mencapai35 % pada tahun 2017
Mempersiapkan Materi kursus Tani ( Leaflet/brosur), Lokasi Kursus, bahan praktek
WKPP
Jumlah petani yg menerapkan pemupukan berimbang baru
Mempersiapkan Materi kursus Tani ( Leaflet/brosur), Lokasi
WKP
Sumber Biaya 7
Sep
2017
s/d
Des
Swadaya APBN
Penanggung Jawab 8
Pelaksana
Keterangan
9
10
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
2017 Sep 2017 s/d Des 2017
Swadaya
Sep 2017 s/d Des 2017
Swadaya
APBN
APBN
29
No Urut 1
4
5
6
Jagung 1
2
3
4
Tujuan
Masalah
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4 Kursus, bahan praktek
Lokasi
Waktu
5
6
Sumber Biaya 7
2 pemupukan berimbang dari 40 % menjadi 45% pada tahun 2017
3 mencapai 35 % pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan system PHT dari 30 % menjadi 40 % pada tahun 2017
Jumlah petani yg menerapkan system PHT baru mencapai 38 % pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang benih unggul bermutu/ sumber unggul di penangkar benih
WKPP./ Sep 2017 s/d Petani Penang Des 2017 kar Benih padi
Swadaya
Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan pengetahuan dan keterampilan petani tentang panen danpenanganan pasca panen padi dari 35% menjadi 45%pada tahun 2017
Jumlah petani yg menerapkan cara panen dan pasca panen padi sesuai anjuranbaru mencapai 30% pada tahun 2017.
Mencari bahan dan informasi tentang tehnis pemupukan pada tanaman padi (brosur/leaflet)
WKPP
Sep 2017 s/d Des 2017
Swadaya
Meningkatnya jumlah PSK petani dalam memanfaatkan limbah jerami sebagai pupuk organi dari 35%-45% pada akhir tahun 2017
Jumlah petani yang memanfaatkan limbah jerami sebagai pupuk organik baru mencapai 35% pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang pemanfaatan limbah jerami sebagai pupuk organik (brosur/leaflet)
WKPP
Feb 2017 s/d Maret 2017
Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pengolahan lahan sesai anjuran dari 35% menjadi 45% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan penggunaan varietas hibrida sesuai teknis anjuran dari 30% menjadi 40% pada akhir tahun 2017. Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pemupukan berimbang dari 35% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya PSK petani dalam menerapkan pengendalian OPT pada jagung dengan PHT dari 25% menjadi 30%
Jumlah PSK petani yang Mencari bahan dan informasi menerapkan pegolahan lahan tentang tehnis budidaya jagung sesuai anjuran baru mencapai (brosur/leaflet) 35% pada tahun 2017 Jumlah PSK petani yg ngMencari bahan dan informasi menggunakan tentang tehnis budidaya jagung varieats hibrida baru mencapai (brosur/leaflet) 30% pada tahun 2017
WKPP
Jumlah PSK petani yangMencari bahan dan informasi menerapkan pemupukan berimbangtentang tehnis budidaya jagung baru (brosur/leaflet) 35% pada tahun 2017 Jumlah PSK petani yangMencari bahan dan informasi tentang tehnis budidaya jagung menerapkan Pengenndalian OPT pada tanaman (brosur/leaflet)
Penanggung Jawab 8
Pelaksana
Keterangan
9
10
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swadaya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
WKPP
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swadaya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
WKPP
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swadaya
Koord.PPL/ Ka.UPT
PPL/ Poktan
WKPP
Okt 2017 s/d Mar 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
APBN
APBN
29
No Urut 1
Tujuan
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4
Lokasi
Waktu
5
6
Jumlah PSK petani yang melakukan penganekaragaman komoditi hortikultura baru mencapai 15%% pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang penganekaragaman tanaman hortikultura (brosur/leaflet)
WKPP
Tanaman Karet Meningkatnya PSK petani yang menggunakan bibit karet unggul dari 45% menjadi 50% pada akhir tahun 2017
Jumlah PSK petani yang menggunakan bibit unggul baru mencapai 45%pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang teknis budidaya tanaman karet (leaflet/ brosur)
Meningkatnya jumlah PSK petani yang menerapkan pemupukan tanaman karet sesuai dengan anjuran dari 40% menjadi 50% pada akhir tahun 2017
Jumlah PSK petani yang menerapkan pemupukan tana man karet sesuai anjuranbaru mencapai 40% pada tahun 2017
Meningkatnya jumlah PSK petani yang melakukan cara penyadapan tanaman karet sesuai anjuran dari 45% menjadi 55% pada akhir tahun 2017
2 pada akhir tahun 2017.
Hortikultura Meningkatnya PSK petani dalam melakukan penganekaragaman komoditi hortikultura dari 15%menjadi 20% pada akhir tahun 2017
Masalah 3 jagung baru mencapai 25% pada tahun 2017
Sumber Biaya 7
Penanggung Jawab 8
Pelaksana
Keterangan
9
10
Jan-Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
WKPP
Mrt dan Apr 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Mencari bahan dan informasi tentang tehnis budidaya tanaman karet (leaflet/ brosur)
WKPP
Mrt dan Apr 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Jumlah PSK petani yang melakukan cara penyadapan yang sesuai anjuran pada tanaman karet baru mencapai 45% pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang tehnis budidaya tanaman karet (leaflet/ brosur)
WKPP
Mrt dan Apr 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Peternakan Meningkatnya jumlah PSK petani yang mengetahui tentang kesehatan hewan ternak dari 20% menjadi 30% pada akhir tahun 2017
Jumlah PSK petani yang mengetahui ytentang kesehatan hewan ternak baru mencapai 20% pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang kesehatan hewan ternak (leaflet/brosur)
WKPP
Okt s/d Nop 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/Petani
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengolahan kotoran ternak (feaces) menjadi pupuk organic dari 25% menjadi 35% pada akhir tahun 2017
Jumlah petani yang menerapkan pengolahan kotor an ternak (feaces) menjadi pupuk or ganic Baru menca pai 25% pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang cara pembuatan pupuk organik
WKPP
Okt s/d Nop 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
3
29
No Urut 1
Tujuan
Masalah
2
3
Aspek Sosial 1 Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi keputusan kelompok dari 25 % menjadi 35 % pada akhir tahun 2017
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4
Lokasi
Waktu
5
6
Sumber Biaya 7
Penanggung Jawab 8
Pelaksana
Keterangan
9
10
ketaatan anggota terhadap keputusan kelompok 25 % pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh Kec. Bangun sari Kep
PPL/ Petani
2
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang menghadiri dalam pertemuan kelompok tani dari 35 % menjadi 65 % pada akhir tahun 2017
kehadiran dalam pertemuan kelom pok mencapai 35 %pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh Kec. Bangun sari Kep
PPL/ Petani
3
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mau melaksanakan pembagian tugas dalam kelompok dari 25 % menjadi 35 % pada akhir tahun 2017
Penerapan pemba gian tugas dalam kelompok 25 % pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang mematuhi ketaatan anggota dalam pelaksanaan hasil keputusan dari 25% menjadi 35 % pada akhir tahun 2017
Ketaatan anggota dalam pelaksanaan keputusan kelom pok 25%pada ta hun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Meningkatnya jumlah anggota kelompok tani yang memahami perlunya Musyawarah kelompok dari 60% menjadi 75 % pada akhir tahun 201 Meningkatnya jumlah kelompok tani yang tertib administrasi/pembukuan kelompok tani dengan baik dari
Pengetahuan perlunya musyawarah kelompok Musya warah kelompok tani baru mencapai 60 % pada tahun 2017 Pengadministrasi an kegiatan kelom pok dengan baik baru mencapai 31 % pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017 Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ;
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
5
6
29
No Urut 1 7
8
Tujuan
Masalah
2 31% menjadi 40% pada akhir tahun 2017 Meningkatnya jumlah Kelompok tani yang mampu menyusun RDK/RDKK tepat waktu dari 10% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
3
Lokasi
Waktu
5
6
Sumber Biaya 7
Penanggung Jawab 8
Pelaksana
Keterangan
9
10
Penyusunan kelom pok tani dalam menyusun RDK/ RDKK tepat wak tu baru mencapai 23%pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP. Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh Kec. Bangun sari Kep
PPL/ Petani
Meningkatnya jumnlah petani yang dapat menentukan komoditas usaha tani berdasarkan agro ekosistem dan potensi lahan usaha tani dari 43% menjadi 60% pada akhir tahun 2017
Penentuan komo ditas usaha tani berdasarkan ag roekosistem dan potensi lahan usa ha tani baru men capai 43%pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Meningkatnya kemampuan Kelompok tani bermusyawarah dengan anggota poktan dalam mengambil keputusan dari 28% menjadi 40%.
Pengorganisasian kelompok tani de ngan baik dan ber musyawarah de ngan anggota ke lompok tani dalam mengambil kepu tusan baru men capai 28%.pada tahun 2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Pemupukan modal kelompok oleh anggota Baru Mencapai 15 %
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Mengakses modal ke pihak bank. Baru mencapai 7%
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
ASPEK EKONOMIS 1 Meningkatnya jumlah petani yang melakukan Pemupukan modal oleh anggota kelompok tani dari 15 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017 2
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4 67/Permentan/SM.050/12/2017
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuan untuk mengakses modal kepihak bank.10% menjadi 20 % pada akhir tahun 2017
29
No Urut 1
Tujuan
Masalah
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4 Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
2 Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuan/ keterampilan pemanfaatan limbah pertanian 30 % menjadi 40 % pada akhir tahun 2017
3 Pemanfaatan lim bah pertanian Baru men capai 30%
4
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan pengetahuanm tentang simpanan anggota 15 % menjadi 25 % pada akhir tahun 2017
Anggota yang me miliki Simpanan baru mencapai 3 %
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
5
Anggota kelompok tani mampu Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan kerja sama dalam hal pengadaan sarana produsi secara bersama sama dari 7% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
Kemampuan Ke menerapkan kerja sama dalam hal pengadaan sarana produsi secara ber sama sama baru mencapai 7
6
Kelompok tani mampu membuat rencana/ analisa usaha tani dengan baik dan benar 11% menjadi 25% pada akhir tahun 2017
7
Lokasi
Sumber Biaya 7 Swadaya
Penanggung Jawab 8 Ka.UPT DP3 / Korluh
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh Kec. Bangun sari Kep
PPL/ Petani
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Kemampuan ke lompok tani mem buat rencana/ ana lisa usaha tani de ngan baik dan be nar baru mencapai 11%
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan kebiasaan petani untuk melakukan pemupukan modal kelompok melalui kegiatan menabung di kelompok tani dari 2% menjadi 20% pada akhir tahun 2017
Kemampuan ke lompok taniuntuk melakukan pemu pukan modal ke lompok melalui ke giatan menabung di kelompok tani baru mencapai 2%
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
WKPP. Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
Meningkatnya jumlah petani yang menerapkan peran serta Gapoktan dalam kegiatan Usaha
Peran serta Gapok tan dalam kegiatan Usaha kelompok Tani baru men capai 17%
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan
WKPP Apr s/d Des 2017
Swadaya
Ka.UPT DP3 / Korluh
PPL/ Petani
5 WKPP Apr s/d Des 2017
Waktu 6
Pelaksana 9 PPL/ Petani
Keterangan 10
29
No Urut 1
9
Tujuan
Masalah
2 kelompok Tani dari 27% menjadi 40% pada akhir tahun 2017
3
Menumbuhkan koperasi Tani di wila yah kerja desa Su ngai Raya
Belum ada koperasi tani di wilayah kerja Bangun sari
`Upaya/ Kegiatan yang dilakukan 4 Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
Mencari bahan dan informasi tentang Pedoman Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani Nomor ; 67/Permentan/SM.050/12/2017
Lokasi
Waktu
5
6
WKPP
Sumber Biaya 7
Apr s/d Des 2017
Swadaya
Penanggung Jawab 8
Ka.UPT DP3 / Korluh
Bangun sari,
Pelaksana
Keterangan
9
10
PPL/ Petani
Oktober 2016
Mengetahui : Kordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Teriak
Penyuluh Pertanian Wilayah Kerja Desa Bangun sari
( KARNILA,SP ) NIP.197009182002122003
( YUNI ERIYANTI,SP ) THL-TBPP
Sungai Raya, 10 Oktober 2013 Penyuluh Pertanian Wilayah Kerja desa Sungai Raya
29
LA HASAN,S.PKP NIP.19670531 198903 1 007