LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH a.
Judul
b. TIU c. Media d. Metode Waktu
: Pengolahan Tanah Sawah Peserta kursustani memahami dan mampu melakukan pengolahan : tanah sawah yang baik : Alat bantu pengolahlahan : Ceramahdantanyajawab : 90 menit
ALOKASI WAKTU 10 Menit 10 Menit 45 Menit 15 Menit 10 Menit
: : : : :
Pembukaan PengantarMateri Pembahasan Tanya Jawab Penutup
Awal
: 20 Menit
KEGIATAN PENYULUHAN
Inti
:
Tanya Jawab
:
Penutup
:
Lokasi
:
Review pengolahan yang selamainidilakukanpetani Tujuanpengolahantanah Pengolahanlahanbertujuanuntukmengubahsifatfisiktanah agar lapisan yang semulakerasmenjadidatardanmelumpur
FungsiPegolahanlahan 1 Gulmaakanmatidanmembusukmenjadi humus 2 Aerasitanahmenjadilebihbaik 3 Lapisanbawahtanahmenjadijenuhdanbisamenahan air TahapPengolahan Tanah 1 Penggenangantanahsawahsampaitanahmenjadijenuh 45 Menit air 2 Membajaksebagaiawalmemecahdanmembaliktanah 3 Menggaruuntukmenghancurkandanmelumpurkantana h Ciri Tanah yang telahselesaiolahdansiapuntukditanami 1 Tanah terolahsampaimelumpur 2 Air tidaklagibanyakmerembeskedalamtanah 3 Permukaantanah rata 4 Bersihdarisisagulmadantanaman 5 Pupuktercampur rata MemberikanKesempatankepadapesertauntukmengajukan 15 Menit pertanyaan Menyampaikan point pentingmateri yang 10 Menit telahdisampaikandan kata katapenutup RumahPengurusPoktan Bangun Sari, 3 April 2014 Penyuluh Pertanian Desa Bangun Sari
YUNI ERIYANTI,SP SINOPSIS
Yang dimaksudPengolahanLahanadalah proses membaliktanahdarilapisanbawahtanahkepermukaantanah agar terjadi proses pertukaranaliranudara, air bisameresapmasukdansinarmataharimasukkedalamnya. Padasaat yang sama, sisa-sisajeramiataurumputpadalapisanatasberadadibawah agar terjadi proses pembusukan. Proses pengolahanpadapadisawahinidiawalidenganmengalirkan air kedalamnya. Setelahbeberapaharitanahsawahdikeringkan. Setelahitu, proses selanjutnyaadalahtanahtersebutdibalik. Setelah proses iniselesai, sebaiknyaditambahkanpupukkandang. Kebutuhanpupukkandang minimal 1-2 ton pehektar. Lebihbaiklagi, diberikanjeramipadi yang telahdikompos. Ataubisajugadimasukansekampadihasilataugabah. Semakinbanyaksemakinbaik. Selanjutnyatanahkembalidiratakan, agar proses percampuranlapisantanahdanbahanorganikatausekaminidapatteruraidenganbaik. Biarkamlah proses iniberlangsungselama 15-20 hari. Lebihbaiklagi, disemprotkanpupukhayati/POC/MOL. Denganperlakuanini, proses dekomposisi di lahansawahlebihcepat. Bukanitusaja, di dalamtanahsudahbanyakmikroorganisme yang siapmenjadi “pabrikpupuk”. Jadisetelahbibitberumur< 20 hst, lahansawahjugasudahsiapditanami. Bolehdibilanglahansawahtersebutsudahsehat. Setelah 15-20 harisetelah proses percampurantersebut, lahansawah yang telah di balikdandicampurkan (bacadigemburkan) diproseskembali. Proses itudinamakanpelumpuranlahan.
System of Rice Intensification (SRI)
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI (System of Rice intensification) OLEH : SAILAN, SP, M.Si Pembina P4S Cita Laksana Mandiri PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) "CITA LAKSANA MANDIRI" BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU e-mail :
[email protected] Telpon : 085268106016 web-blog: p4sclm.blogspot.com 2010 LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH Judul : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI Tujuan : Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap Penyuluh/petani tentang SRI Metode : Ceramah dan Diskusi Media : Peta Singkap Waktu : 2 x 45 menit Alat Bantu : Spidol, Karton, White Board Pokok Kegiatan : Uraian Waktu Pendahuluan Pembukaan 2,5 menit Perkenalan 2,5 menit SRI 10 menit Isi Materi 50 menit Pengolahan Tanah Pemilihan Benih Bernas dg Larutan Garam Perendaman dan Penganginan Benih Persemaian Penanaman Pemupukan Penyiangan Pemberian Air Pengendalian Hama dan Penyakit Panen Diskusi 20 menit Pengakhiran Kesimpulan 2.5 menit Penutup 2,5 menit SINOPSIS Judul Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI Bagian Awal : Peningkatan dosis pemupukan anorganik perlu diimbangi dengan pemupukan organik. Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan
rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip metode SRI : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik. Bagian Utama : Pengolahan Tanah - Dibajak/dicangkul,masukkan pupuk organik, digemburkan (struktur Lumpur sempurna), ratakan, air merata di atas petakan sawah, dan inkubasi 7 – 10 hari Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam - Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter, masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air, masukkan garam dapur perlahan – lahan (aduk hingga larut), bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup, keluarkan telur, dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram, pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam, benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih. Perendaman dan Penganginan Benih - Rendam benih bermutu dalam air selama 24 – 48 jam, benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 - 48 jam Persemaian - Di petakan sawah atau baki plastik atau kotak dari bambu (mudah waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman). Tempat persemaian dilapisi daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah subur bercampur pupuk organik 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm, taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti, tutup dengan tanah subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin). Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit siap untuk di tanam (dibawah umur 15 HSS). Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman (benih bermutu) Penanaman - Pola Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm. Garis Petakan sawah dengan caplak, ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam, cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus (sesegera mungkin ditanamkan), letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L Pemupukan - Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat, dan pupuk organik minimal 2 ton/ha (sesuai anjuran Petugas Pertanian). Penyiangan - Manual atau Rotary Weeder atau alat lain untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah. Penyiangan 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dapat meningkatkan produksi padi Pemberian Air - Terputus – putus (intermitten) 1 minggu sekali sampai umur 50 – 60 HST, ketinggian air
maksimal 2 cm (paling baik macak – macak/ 0,5 cm). Pada umur 50 – 60 HST air setinggi 5 10 cm selama 4 hari (menekan anakan tidak produktif), lakukan pengeringan total sampai padi di panen. Pengendalian Hama dan Penyakit - Pengendalian hama dan penyakit terpadu dan tanam serempak. Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap, Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok. Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain. Panen - Semua bulir sudah menguning/gabah sudah masak (bila digigit tidak berair). Waktu panen SRI lebih cepat disbanding sistem konvensional Bagian Terakhir : SRI mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara : pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode ini dapat menghemat air, hemat biaya, hemat waktu, dan meningkatkan produksi.
LEMBAR PETUNJUK LAPANGAN PENYULUHAN Materi : Budidaya Padi Berbasis Organik SRI 1. TIK : Agar Penyuluh dan Petani memahami SRI 2. Metode : Pertemuan Penyuluh dan Kontak Tani di BP3K/Diskusi 3. Media : Peta singkap 4. Waktu : 2 x 45 menit 5. Lokasi : P4S CITA LAKSANA MANDIRI 6. Langkah Kerja No Urutan Langkah Kerja Keterangan 1 Pembukaan Sejarah singkat SRI 15 menit 2 Budidaya Padi Berbasis Organik SRI 50 menit 3 Diskusi untuk pendalaman Budidaya Padi Berbasis SRI 20 menit 4 Penutup Menyampaikan rangkuman hasil pertemuan dan materi yang disampaikan 5 menit 7. Alat dan Bahan Peta singkap, Spidol, kertas HVS 8. Gladi dan Pendalaman Materi Salah seorang Penyuluh/Kontak Tani disuruh menerangkan perbedaan budidaya padi SRI dengan cara konvensional. 9. Evaluasi Bertanya kepada salah satu Penyuluh/Kontak Tani tentang kelebihan budidaya padi berbasis organik SRI
10. Pengakhiran Memberikan motivasi kepada Penyuluh/Kontak Tani untuk mensosialisasikan budidaya padi berbasis SRI.
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI (System of Rice intensification) OLEH : SAILAN, SP, M.Si PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) "CITA LAKSANA MANDIRI" BLOK IV DESA PEKIK NYARING KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH PROPINSI BENGKULU e-mail :
[email protected] Telpon : 085268106016 web-blog: p4sclm.blogspot.com 2010
BUDIDAYA PADI BERBASIS ORGANIK SRI (System of Rice intensification) Oleh : Sailan, SP, M.Si Pembina P4S Cita Laksana Mandiri I. PENDAHULUAN Prioritas permasalahan pembangunan pertanian saat ini adalah : pemantapan ketahanan pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, penanggulangan pengangguran dan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan petani. Peningkatan dosis pemupukan anorganik tanpa diimbangi dengan pemupukan organik terbukti tidak mampu untuk meningkatkan produktivitas padi. Pada tahun 1980 tercatat 60 persen luas areal persawahan di Indonesia hanya mengandung C – organik tanah < 1,5 persen dan pada tahun 1999 luas lahan yang mengandung C – organik tanah < 1,5 persen meningkat menjadi 80 persen. Pada tahun 1980, 1990 dan 1999 Peningkatan dosis pupuk anorganik berturut – turut 268 kg/ha, 410 kg/ha dan 417 kg/ha produksi rata – rata 3,8 ton/ha, 5,1 ton/ha dan 4,8 ton/ha, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan produktivitas sebesar 300 kg/ha pada tahun 1999. Tanaman padi bukan tanaman air, tetapi tanaman yang memerlukan air dan mampu hidup dalam kondisi tergenang air. Dalam kondisi tergenang air (anaerob) tanaman padi memerlukan energi yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym) pada kondisi ini 70 persen jaringan aerenchym mengalami degradasi dan mati, sedangkan pada kondisi lembab (aerob) jumlah sel aerenchym produktif lebih banyak selama masa vegetatif (moist during vegetatif fase), ini menunjukkan bahwa kebutuhan air dapat dihemat sampai 50 persen. Pengaturan tata udara tanah dalam kondisi tanah lembab secara bergantian dapat meningkatkan keanekaragaman dan biota tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi. Bahan organik mudah didapatkan disekitar tempat produksi dan rumah petani, ramah lingkungan, hasil produksi lebih berkualitas dan harga jual produk lebih tinggi. Prinsip – prinsip metode SRI adalah : Tanam bibit muda < 12 hari setelah semai, bibit 1 (satu) batang per titik tanaman dan jarak tanam jarang, pindah tanam sesegera mungkin ( < 30 menit) akar tidak putus dan terlipat, pemberian air macak – macak maksimal 2 cm dan
terputus – putus, penyiangan lebih awal dan sesering mungkin dan dianjurkan untuk menggunakan pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada musim kemarau 1999 rata – rata produksi 6,2 ton/ha dan musim penghujan rata – rata 8,2 ton/ha (Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat). II. Pengolahan Tanah - Tanah dibajak/dicangkul sedalam 25 – 30 cm sambil memasukkan pupuk organik - Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan dengan ketinggian air merata di atas petakan sawah - Lakukan inkubasi lahan sawah selama 7 – 10 hari III. Pemilihan Benih Bernas dengan Larutan Garam - Masukkan air ke dalam ember plastik sebanyak 2 – 10 liter - Masukkan telur ayam/itik ke dalam ember berisi air - Masukkan garam dapur perlahan – lahan dan aduk hingga larut, bila telur sudah naik ke permukaan air, penambahan garam dianggap cukup - Keluarkan telur dari dalam ember dan masukkan benih padi ke dalam larutan bergaram perlahan – lahan - Pisahkan benih yang mengapung dengan yang tenggelam - Benih yang tenggelam dicuci dengan air bersih. IV. Perendaman dan Penganginan Benih - Rendam benih yang bermutu dalam air selama 24 – 48 jam - Setelah direndam 24 – 48 jam benih diangkat dan ditiriskan (kering anginkan) selama 24 48 jam V. Persemaian - Dapat dilakukan di petakan sawah atau menggunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu agar mudah pada waktu pemindahan, pencabutan dan penanaman - Tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, 3 – 5 hari sebelum benih disemaikan berikan tanah yang subur bercampur pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 dengan tinggi tanah 4 cm - Taburkan benih yang sudah dikering anginkan / tiriskan di atas tempat persemaian dengan teliti lalu tutup dengan tanah yang subur atau campuran pupuk kandang dan kompos (usahakan setipis mungkin) - Pada umur 5 hari setelah semai (HSS) bibit sudah siap untuk di tanam dan usahakan bibit sudah ditanam semuanya dibawah umur 15 HSS - Kebutuhan benih 5 – 7 kg/ha dari hasil perendaman pada point IV di atas VI. Penanaman - Pola penanaman menggunakan Bujur Sangkar 30 x 30 cm sampai 50 x 50 cm - Garis Petakan sawah dengan caplak - Ambil bibit yang disemai beserta baki/ beseknya pada umur 5 – 15 HSS, lalu dibawa ke lahan yang akan ditanam - Cabut bibit satu per satu dari pangkal perakaran pelan – pelan, usahakan akar tidak putus - Setiap batang bibit yag telah dicabut sesegera mungkin ditanamkan (kurang dari 30 menit) sudah ditanam di petakan sawah (satu bibit setiap lubang tanam) - Pada waktu menanam letakkan akar pada salah satu garis caplak, lalu ditutup tipis dengan tanah, posisi tanaman dan akar seperti huruf L
VII. Pemupukan - Ikuti rekomendasi anjuran pemupukan local spesifik Penyuluh Pertanian setempat - Gunakan pupuk organic minimal 2 ton/ha atau sesuai anjuran Petugas Pertanian VIII. Penyiangan - Dapat dilakukan secara manual atau menggunakan Rotary Weeder atau alat lain dengan tujuan untuk membasmi gulma dan penggemburan tanah - Lakukan penyiangan sesering mungkin atau setiap 2 (dua) minggu sekali atau disesuaikan dengan keadaan gulma yang ada. Semakin sering penyiangan dilakukan dapat meningkatkan produksi padi IX. Pemberian Air - Air diberikan secara terputus – putus (intermitten) setiap 1 minggu sekali sampai tanaman padi umur 50 – 60 hari setelah tanam (HST) dengan ketinggian air maksimal 2 cm, paling baik tanah dalam keadaan macak – macak dengan ketinggian air 0,5 cm - Pada umur 50 – 60 HST masukkan air setinggi 5 -10 cm selama 4 hari untuk menekan pertumbuhan anakan yang tidak produktif, setelah itu lakukan pengeringan total sampai padi di panen. X. Pengendalian Hama dan Penyakit - Gunakan konsep pengendalian hama dan penyakit terpadu, benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit dan tanam serempak - Hama Belalang, walang Sangit dan Kiong Mas dibuatkan perangkap sedangkan Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok - Ingat ! Penggunaan pestisida hanya dapat dilakukan apabila hama dan penyakit belum dapat diatasi dengan cara lain. XI. Panen - Bila semua bulir sudah menguning atau gabah sudah masak dengan indikasi bila digigit tidak berair - Waktu panen SRI lebih cepat disbanding dengan system konvensional
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH
NAMA : Benny Nurmansyah, S.P WAKTU : 90 Menit JUDUL MATERI : Teknis Aplikasi Pestisida Organik pada tanaman Hortikultura TIK : Mengetahui Cara Aplikasi Pestisida Organik pada tanaman Hortikultura METODA : Ceramah, Diskusi dan Demontrasi Cara HARI/ TANGGAL : ALAT & BAHAN : Pestisida Organik, Air, Hand Prayer, Tanaman Hortikultura SASARAN : Petani Hortikultura PEMBAGIAN WAKTU :
No I
II
III
Waktu 10 Menit
60 Menit
20 Menit
Kegiatan
Alat Bantu
- Pendahuluan Persiapan alat & bahan
- Menyiapkan alat & bahan
- Mengarahkan judul/materi
- Menyampaikan judul/materi yang akan disampaikan
- Materi Menjelaskan judul materi Menjelaskan Manfaat dan keunggulan Pestisida Organik Menjelaskan cara penggunaan Pestisida Organik
- Menjelaskan teknis membuat Larutan Pestisida organik dengan dosis Yang tepat
- Tanya jawab
- Waktu bagi para peserta untuk bertanya dan penyuluh menyiapkan petanyaan seputar materi
- Penutup
Setelah melakukan penyuluhan lebih dari 30%
Evaluasi Penugasan
Menanyakan kembali, menjelaskan materi
Penutup/ kesimpulan Penegasan
Ka. BP3K Kec. ......................... 2013
Menjelaskan kesimpulan materi
WKPP ,
MATERI
Maret
Secara umum pestisida organic atau nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya adalah tumbuhan Pestisida nabati relatif mudah dibuat dengan bahan dan teknologi yang sederhana. Bahan bakunya yang alami/nabati membuat pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga tidak mencemari lingkungan. Pestisida ini juga relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya mudah hilang. Pestisida nabati bersifat “pukul dan lari” (hit and run), saat diaplikasikan, akan membunuh hama saat itu juga dan setelah hamanya mati, residunya akan hilang di alam. Dengan demikian produk terbebas dari residu pestisda sehingga aman dikonsumsi manusia. Pestisida nabatimenjadi alternatif pengendalian hama yang aman dibanding pestisida sintetis. Penggunaan pestisida nabati memberikan keuntungan ganda, selain menghasilkan produk yang aman, lingkungan juga tidak tercemar. Pestisida organik ini mampu mengatasi dan mengusir hama perusak tanaman pertanian dan perkebunan umumnya seperti kutu, ulat, belalang dan sebagainya B. Manfaat dan Keunggulan Beberapa manfaat dan keunggulan pestisida alami, antara lain: 1. Mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan ( ramah lingkungan). 2. Relatif aman bagi manusia dan ternak karena residunya mudah hilang. 3. Dapat membunuh hama/penyakit seperti ekstrak dari daun pepaya, tembakau, biji mahoni, dsb. 4. Dapat sebagai pengumpul atau perangkap hama tanaman: tanaman orok-orok, kotoran ayam 5. Bahan yang digunakan nilainya murah serta tidak sulit dijumpai dari sumberdaya yang ada di sekitar dan bisa dibuat sendiri 6. Mengatasi kesulitan ketersediaan dan mahalnya harga obat-obatan pertanian khususnya pestisida sintetis/kimiawi. 7. Dosis yang digunakan pun tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintesis. Penggunaan dalam dosis tinggi sekalipun, tanaman sangat jarang ditemukan tanaman mati 8. Tidakmenimbulkan kekebalan pada serangga Cara aplikasi Pestisida Organik: 1. Mempersiapkan alat dan bahan a. Alat : Alat semprot (Hand Sprayer) b. Bahan : Pestisida organic (Pestona), Air 2. Cara Kerja a. Campurkan 5-10 cc Pestona kedalam 1 ltr air b. Aduk larutan hingga merata c. Masukkan larutan kedalam handsprayer d. Semprotkan ketanaman secara merata minimal 3 kali penyemprotan/ musim e. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada sore hari
SINOPSIS
Penggunaan pestisida khususnya untuk mengendalikan hama yang menyerang tanaman saat ini masih menimbulkan dilema. Penggunaan pestisida khususnya pestisida sintetis/ kimia memberikan keuntungan secara ekonomis, namun dapat mendatangkan kerugian diantaranya adalah residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tapi juga air, tanah dan udara dan penggunaan terus-menerus akan mengakibatkan efek resistensi dari berbagai jenis hama. Penggunaan pestisida kimia di Indonesia telah memusnahkan 55% jenis hama dan 72 % agens pengendali hayati. Oleh karena itu diperlukan pengganti, yaitu pestisida yang ramah lingkungan. Satu alternatif pilihan adalah penggunaan pestisida hayati yang berasal dari tumbuhan. Pestisida nabati adalah salah satu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan mempunyai bahan aktif yang berfungsi sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Bahan pestisida yang berasal dari tumbuhan dijamin aman bagi lingkungan karena cepat terurai di tanah dan tidak membahayakan hewan, manusia atau serangga yang bukan sasaran. Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai pendamping petani, seyogyanya dapat menyebarkan informasi teknologi terkini yang dapat menjawab keluhan dan memenuhi kebutuhan petani dilapangan, salah satunya dengan cara menginformasikan manfaat dan cara penggunaan pestisida organic kepada para petani.
Ka. BP3K Kec. ............................ Maret 2013
PEMBUATAN SUSU KEDELAI
..........................,
LEMBAR PERSIAPAN MENYULUH (LPM) J udul : Anjuran Metode Media Waktu Alat Bantu
PokokKegiatan Pendahuluan Isi/Materi
Pengakhiran
: Membuat Susu Kedelai Tidak Berbau Langu Agar Pelaku Utamadapat Memahami dan Membuat Susu Kedelai Sesuai : Ceramah, Diskusi, dan Praktek : Leaflet /Folder : 105’ : Kertas Manila, spidol, laktop, LCD, Panci, kompor, blender, kain saring, Kacang kedelai, Kedelai 1 kg, air panas 8 liter, air dingin utk perendaman 3 liter, Gula pasir 100-200 gram, Panili 2 gram, Coklat 15 gram, Garam 15 gram dan Baking soda 2 gram UraianKegiatan
Waktu
1. Salam 2. Perkenalan MEMBUAT SUSU KEDELAI TIDAK BERBAU LANGU 1. Pemilihan Bahan Baku Kedelai. 2. Sortasi Bahan Baku 3. Perendaman 4. Perebusan 5. Pengelupasan 6. Pehilangan Bau Langu. 7. Penggilingan/Pembuburan. 8. Pengemasan 9. Pemasakan 10. Penyaringan Praktek diskusi 1. Salam Penutup 2. Pembacaan kesimpulan
Keterangan
2’ 5’
15’ -;-;60’ 15’ 2’ 6’
Batu , Juli 2012 Asesi . (Heriawan, SP) NIP. 196803081988031001 ======================================================================== SINOPSIS Ketika protein sangat dibutuhkan sementara kandungan kolesterol perlu dihindari, maka susu kedelai bisa menjawabnya sebagai susu bebas kolesterol. Tidak hanya sebatas itu, bayi maupun anak dalam masa pertumbuhan kebutuhan gizinya juga bisa ditunjang oleh susu kedelai. Menambah kesempurnaan susu kedelai memungkinkan untuk ditambahkan berbagai vitamin yang biasanya terkandung dalam susu maupun asi. Berdasarkan pengalaman dalam proses pembuatan susu kedelai untuk menghasilkan susu kedelai yang berkualitas baik adalah biji kedelai varietas impor dibanding
biji kedelai lokal. Hal ini disebabkan karena bijinya besar, warnanya kekuningan dan lebih bersih, sehingga bila dilakukan perendaman bijinya cepat empuk dan jika diperas maka air susunya lebih kental. Untuk mempermudah pengelupasan kulit kedelai dan pemblenderan, sebelum direbus dilakukan perendaman kedelai dengan larutan baking soda 0,5 % selama 20 menit. Perebusan perendaman dilakukan dengan cara merebus selama 15 menit setelah air rebusan mendidih, setelah itu diangkat dan ditiriskan, bilas dengan air segar. Bau dan rasa langu dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim lipsigenase dengan suhu panas, dengan cara merendam biji kedelai yang telah bersih dengan air panas selama 20 menit sebelum proses penggilingan. Kedelai yang sudah bersih dilakukan proses penggilingan/pemblenderan, Bubur encer biji kedelai disaring dengan kain kasa dan filtratnya merupakan susu kedelai mentah, Masak susu kedelai mentah dengan cara diaduk-aduk secara terus-menerus diatas api kecil sampai mendidih, Susu kedelai yang sudah jadi dapat dikemas dengan menggunakan plastik atau gelas aqua yang ditutup dengan aqua sealer. Makin dikenalnya susu kedelai, membuat susu nabati ini makin berperan sebagai susu alternatif pengganti susu sapi, karena ternyata penggunaan dan manfaat susu kedelai disaat krisis adalah solusi yang tepat =========================================================================
I. PENDAHULUAN Pada keadaan yang serba mahal akan produk susu hewani serta tidak mengurangi nilai gizinya, susu kedelai dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif subtitusi maupun pengganti susu sapi secara keseluruhan. Ketika protein sangat dibutuhkan sementara kandungan kolesterol perlu dihindari, maka susu kedelai bisa menjawabnya sebagai susu bebas kolesterol. Tidak hanya sebatas itu, bayi maupun anak dalam masa pertumbuhan kebutuhan gizinya juga bisa ditunjuang oleh susu kedelai. Menambah kesempurnaan susu kedelai memungkinkan untuk ditambahkan berbagai vitamin yang biasanya terkandung dalam susu maupun asi. Dalam pelaksanaan pembuatan susu kedelai teknologinya sangat sederhana, peralatan yang dibutuhkan seadaanya dan mudah dipahami tehnik pembuatannya. Namun perlu diketahui bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan produk olahan kedelai kurang disukai, antara lain bau langu, atau bau kacang, rasa pahit dan rasa seperti kapur. Dengan pengolahan yang baik maka bau langu tersebut akan hilang. Untuk membuat susu kedelai dengan warna putih seperti susu, rasa gurih dan tidak berbau langu sangatlah mudah, yang penting kita memahami proses pembuatan susu kedelai. II. MEMBUAT SUSU KEDELAI TIDAK BERBAU LANGU Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat susu kedelai yaitu : 1. Pemilihan Bahan Baku Kedelai. Berdasarkan pengalaman dalam proses pembuatan susu kedelai untuk menghasilkan susu kedelai yang berkualitas baik adalah biji kedelai varietas impor dibanding biji kedelai lokal. Hal ini disebabkan karena bijinya besar, warnanya kekuningan dan lebih bersih, sehingga bila dilakukan perendaman bijinya cepat empuk dan jika diperas maka air susunya lebih kental. 2. Sortasi Bahan Baku Pisahkan biji kedelai dari kotoran seperti batu, ranting serta daun dan biji yang rusak. Biji kedelai yang kotor dan rusak akan mempengaruhi kualitas susu kedelai seperti bau langu dan warna yang agak kehitaman.
3. Perendaman Untuk mempermudah pengelupasan kulit kedelai dan pemblenderan, sebelum direbus dilakukan perendaman kedelai dengan larutan baking soda 0,5 % selama 20 menit. Perendaman dilakukan pada suhu ruang dengan perbandingan larutan perendaman dan kedelai 3:1 sehingga apabila berat biji kedelai 250 gr, maka larutan soda yang dibutuhkan adalah 750 ml. 4. Perebusan Perebusan perendaman dilakukan dengan cara merebus selama 15 menit setelah air rebusan mendidih, setelah itu diangkat dan ditiriskan, bilas dengan air segar. 5. Pengelupasan Pisahkan kulit kedelai dengan cara meremas-remas biji kedelai dengan tangan kemudian tambahkan air, kulit yang mengambang dapat dibuang. Lakukan hal tersebut secara berulang-ulang sampai kulit bersih. 6. Pehilangan Bau Langu. Bau dan rasa langu dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim lipsigenase dengan suhu panas, dengan cara merendam biji kedelai yang telah bersih dengan air panas selama 20 menit sebelum proses penggilingan. 7. Penggilingan/Pembuburan. Kedelai yang sudah bersih dilakukan proses penggilingan dengan cara menambahkan air mendidih sehingga jumlah air secara keseluruhan mencapai 10 kali lipat bobot kedelai kering, sebagai contoh apabila berat kedelai yang digunakan 250 gr maka air yang digunakan untuk pengenceran susu kedelai 2.500 ml. 8. Penyaringan Bubur encer biji kedelai disaring dengan kain kasa dan filtratnya merupakan susu kedelai mentah. 9. Pemasakan Masak susu kedelai mentah dengan cara diaduk-aduk secara terus-menerus diatas api kecil sampai mendidih, dan untuk menambahkan cita rasa dapat ditambahkan garam secukupnya dan gula sebanyak 150-200 gr atau flavour seperti coklat, moka, pandan, strobery secukupnya. 10. Pengemasan Susu kedelai yang sudah jadi dapat dikemas dengan menggunakan plastik atau gelas aqua yang ditutup dengan aqua sealer. Masa kadaluarsa susu kedelai cair lebih kurang tiga hari, bila pada pengolahannya diberi zat pengawet tahan sampai 7 hari. Bila dipasteurisasi dan disimpan di lemari es dapat berumur lebih dari 7 hari. Makin dikenalnya susu kedelai, membuat susu nabati ini makin berperan sebagai susu alternatif pengganti susu sapi, karena ternyata penggunaan dan manfaat susu kedelai disaat krisis adalah solusi yang tepat.
PUSTAKA Saptoningsih, 2009. Dalam sinar Tani Edisi 15-21 Juli 2009 No.3312 Tahun XXXIX. Rubrik Inovasi hal 18.