Profil 2007

  • Uploaded by: Pambudi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Profil 2007 as PDF for free.

More details

  • Words: 100,278
  • Pages: 289
351.770 212 Ind p

PROFIL KESEHATAN INDONESIA 2005

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I. JAKARTA 2007

TIM PENYUSUN Pengarah Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH Sekretaris Jenderal Depkes Ketua DR Bambang Hartono, SKM, MSc Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes Sekretaris Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH Dra. Rahmaniar Brahim, Apt, MKes Anggota, Sugito, SKM, MKes Sunaryadi, SKM, MKes Nuning Kurniasih, SSi, Apt Boga Hardhana, SSi, MM Evida Manullang, SSi M. Syahrul Anam, Dr. Wardah, SKM Marlina Indah Susanti, SKM Supriyono, SKM Dewi Roro Kumbini, SS Istiqomah, SS Rida Sagitarina, Dra. Sariyono Sondang Tambunan

Kontributor Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Ditjen Pelayanan Medik Ditjen PPM-PL Ditjen Yanfar & Alkes Badan Litbangkes Badan PPSDMKes Biro Perencanaan dan Anggaran Biro Kepegawaian Biro Umum dan Humas Pusat Promosi Kesehatan Pusat Penanggulangan Masalah Kesehatan

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 351.770 212 Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan Informasi p Profil Kesehatan Indonesia 2005. - - Jakarta : Departemen Kesehatan RI 2007 I. Judul

1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950 Telepon no: 62-21-5229590, 5221432 Fax no: 62-21-5203874 E-mail: [email protected] Web site: http://www.depkes.go.id

KATA PENGANTAR “Profil Kesehatan Indonesia 2005” merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun sebelumnya. Profil Kesehatan juga merupakan salah satu wujud akuntabilitas dari Pusat Data dan Informasi. Supaya profil kesehatan ini tidak membingungkan dan dianggap tertinggal, maka data dan informasi yang disajikan adalah sesuai dengan tahun yang tercantum. “Profil Kesehatan Indonesia 2005” selain memuat informasi seperti profil kesehatan sebelumnya dan juga memuat kejadian-kejadian penting pada tahun 2005, antara lain munculnya kembali penyakit polio, flu burung dan gempa bumi di Nias. Namun demikian “Profil Kesehatan Indonesia 2005” masih terdapat keterbatasan karena ada beberapa data yang masih belum bisa terkumpul, untuk itu akan kami masukan ke Profil Kesehatan berikutnya. “Profil Kesehatan Indonesia 2005” ini dapat juga diakses melalui http://www.depkes.go.id. “Profil Kesehatan Indonesia” dengan segala keterbatasan dalam hal pengumpulan datanya tetap diupayakan agar dapat terbit lebih cepat daripada tahun-tahun sebelumnya. Mudah-mudahan “Profil Kesehatan Indonesia 2005” ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua.

Jakarta,

2007

Kepala Pusat Data dan Informasi

DR. Bambang Hartono, SKM, MSc NIP. 140 058 225

i

ii

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL DEPKES Saya menyambut gembira terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2005” yang lebih cepat bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun berat dan banyak tantangan di dalam proses pengumpulan data untuk mengisi profil kesehatan ini, akhirnya Pusat Data dan Informasi berhasil menghimpun data tahun 2005 dan menyusunnya menjadi “Profil Kesehatan Indonesia 2005”. Tantangan dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu ternyata banyak kendala sehingga data dan informasi dari setiap provinsi maupun program masih belum terisi secara lengkap. Dengan telah terbitnya “Profil Kesehatan Indonesia 2005” yang juga memuat kejadian-kejadian penting di tahun 2005, saya harapkan profil ini dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari kepada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggitingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan kontribusi sehingga memungkinkan tersusunnya “Profil Kesehatan Indonesia 2005”.

Jakarta,

2007

Sekretaris Jenderal Departemen Kesehatan

Dr. H. Sjafii Ahmad, MPH NIP. 140 086 897

iii

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

i

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL

iii

DAFTAR ISI

v

DAFTAR LAMPIRAN

vii

BAB I:

PENDAHULUAN

1

BAB II:

GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK A. Keadaan Penduduk B. Keadaan Ekonomi C. Keadaan Pendidikan D. Keadaan Lingkungan E. Keadaan Perilaku Masyarakat

3 3 5 7 10 12

BAB III:

SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas B. Morbiditas C. Status Gizi

15 15 23 54

BAB IV:

SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang C. Pengendalian Penyakit Menular D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar E. Perbaikan Gizi Masyarakat F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana

59 59 69 73 83 85 88 91

BAB V:

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan

v

93 93 102 108

BAB VI:

PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN BEBERAPA NEGARA A. Kependudukan B. Derajat Kesehatan

111 111 116

BAB VII:

PENUTUP

122

DAFTAR PUSTAKA

123

LAMPIRAN

***

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 2.1 Lampiran 2.2 Lampiran 2.3 Lampiran 2.3.a Lampiran 2.4 Lampiran 2.4.a Lampiran 2.4.b Lampiran 2.5 Lampiran 2.6 Lampiran 2.7 Lampiran 2.8

Lampiran 2.8.a

Lampiran 2.8.b

Lampiran 2.9 Lampiran 2.9.a Lampiran 2.9.b

Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan per Provinsi Tahun 2005 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu dan Provinsi Tahun 2005 Penduduk Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin dan Wilayah Tahun 2005 Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tertentu dan Provinsi Tahun 2005 (Pedesaan) Penduduk Menurut Provinsi, Daerah Perkotaan/Pedesaan dan Jenis Kelamin Tahun 2005 Jumlah dan Persentase Daerah Tertinggal Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Rumah Tangga Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Menurut Klasifikasi dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan Menulis Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan Menulis Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Kepandaian Membaca dan Menulis Tahun 2005 (Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Status Pendidikan dan Provinsi Tahun 2005 (Perdesaan)

vii

Lampiran 2.10

Lampiran 2.10.a

Lampiran 2.10.b

Lampiran 2.11 Lampiran 2.12 Lampiran 2.12.a Lampiran 2.12.b Lampiran 2.13

Lampiran 2.14 Lampiran 2.15

Lampiran 2.16 Lampiran 2.17 Lampiran 2.18

Lampiran 2.19 Lampiran 2.19.a Lampiran 2.19.b

Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Penduduk Indonesia Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki dan Provinsi Tahun 2005 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Tempat Tinggal (m2), Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum dan Provinsi Tahun 2005 (Perdesaan) Persentase Rumah Tangga Dengan Sumber Air Minum dari Pompa/Sumur/Mata Air Menurut Tipe Daerah, Jarak ke Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja Terdekat Tahun 2005 Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Tempat Buang Air Besar, Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu Menurut Jenis Keluhan Kesehatan yang Dialami dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan dan Mengobati Sendiri Selama Bulan Referensi Menurut Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Tempat/Cara Berobat dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Penduduk yang Berobat Jalan Selama Bulan Referensi Menurut Jenis Obat Yang Digunakan, Tipe Daerah dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Anak Usia 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Menurut Lamanya Disusui dan Provinsi Tahun 2005 (Perdesaan)

viii

Lampiran 3.1 Lampiran 3.2 Lampiran 3.2.a Lampiran 3.3 Lampiran 3.3.a Lampiran 3.4 Lampiran 3.5 Lampiran 3.6 Lampiran 3.7 Lampiran 3.8 Lampiran 3.9

Lampiran 3.10 Lampiran 3.11 Lampiran 3.12 Lampiran 3.13 Lampiran 3.14 Lampiran 3.15 Lampiran 3.16 Lampiran 3.17 Lampiran 3.18 Lampiran 3.19 Lampiran 3.20

Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Harapan Hidup, dan Angka Fertilitas Total Menurut Provinsi Tahun 2002-2003 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2005 Distribusi Pasien Rawat Jalan Menurut BAB ICD-X di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2005 Persentase 10 Penyakit Utama pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2005 Distribusi Pasien Rawat Inap Menurut BAB ICD-X di Rumah Sakit di Indonesia Tahun 2005 Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Malaria Menurut Provinsi Tahun 2005 Annual Parasite Incidence (API) Malaria di Jawa-Bali Tahun 1997-2005 Hasil Cakupan Penemuan Kasus dan Evaluasi Hasil Pengobatan Penyakit TB Paru Tahun 2005 Jumlah Kasus Baru BTA Positif Menurut Jenis Kelamin dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Baru BTA Positif Menurut Kelompok Umur (Tahun) dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kumulatif Kasus AIDS, Meninggal, dan Angka Kumulatif Kasus Per 100.000 Penduduk Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2005 Jumlah dan Persentase Kasus AIDS Yang Menggunakan NAPZA Suntikan (IDU) Menurut Provinsi sampai dengan 31 Desember 2005 Jumlah Kasus Baru AIDS Ditemukan dan Persentase Kasus Baru Per Tri Wulan Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Pneumonia Balita Menurut Provinsi Tahun 2005 Situasi Penyakit Kusta Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Baru Kusta dan Kecacatan Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Campak Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Difteri di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Pertusis (Batuk Rejan) di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis Klinis di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2005 ix

Lampiran 3.21 Lampiran 3.22 Lampiran 3.23 Lampiran 3.24 Lampiran 3.25 Lampiran 3.26 Lampiran 3.27 Lampiran 3.28

Lampiran 3.29 Lampiran 3.30

Lampiran 3.31 Lampiran 3.32 Lampiran 3.33 Lampiran 3.34 Lampiran 3.35 Lampiran 3.36 Lampiran 3.37 Lampiran 3.38 Lampiran 3.38.a Lampiran 3.38.b Lampiran 3.39 Lampiran 3.39.a

Jumlah Kasus Penyakit Hepatitis B di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus AFP Polio Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kasus AFP Polio Menurut Kriteria Klinis dan Provinsi Tahun 2005 Perkembangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio Tahun 2005 Jumlah Kasus Penyakit Tetanus di Rawat Jalan, Rawat Inap Rumah Sakit dan Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2005 Frekuensi KLB Menurut Penyakit di Indonesia Tahun 2005 Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare Tahun 2001 - 2005 Jumlah Penderita, Case Fatality Rate (%), dan Incidence Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi Tahun 20002005 Jumlah Kabupaten/Kota yang Terjangkit Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2001– 2005 Jumlah dan Persentase Kabupaten Terjangkit dan Jumlah Kasus Gigitan Hewan Tertular Rabies serta Hasil Pemeriksaan Spesimen Hewan Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Penderita Filariasis Menurut Provinsi Tahun 2000 – 2005 Prevalensi Frambusia Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas dan Rasio Korban Luka dan Meninggal Terhadap Jumlah Penduduk Menurut Provinsi Tahun 2004 Persentase Batita (0-35 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Balita (0-59 Bulan) Menurut Status Gizi dan Provinsi Tahun 2005 Distribusi Kasus Gizi Buruk Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Kabupaten/Kota Berdasarkan Prevalensi Gizi Kurang Pada Balita Menurut Provinsi Tahun 2005 Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Umur Tahun 2005 Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Umur Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Umur Tahun 2005 (Perdesaan) Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Berat Badan Tahun 2005 Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Berat Badan Tahun 2005 (Perkotaan) x

Lampiran 3.39.b Lampiran 3.40 Lampiran 3.41 Lampiran 3.42 Lampiran 4.1 Lampiran 4.2 Lampiran 4.3

Lampiran 4.4

Lampiran 4.5

Lampiran 4.5.a

Lampiran 4.5.b

Lampiran 4.6 Lampiran 4.7 Lampiran 4.8 Lampiran 4.9 Lampiran 4.10 Lampiran 4.11 Lampiran 4.12 Lampiran 4.13

Persentase Balita 24 – 59 Bulan Menurut Provinsi, Tinggi Badan dan Berat Badan Tahun 2005 (Perdesaan) Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Ukuran LILA Tahun 2005 Persentase Wanita Usia 15-49 Tahun Menurut Kelompok Umur, Tipe Daerah dan Ukuran LILA Tahun 2005 Persentase Rumah Tangga Yang Mengkonsumsi Garam Beryodium Menurut Provinsi Tahun 2002-2005 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Kunjungan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penangan Komplikasi Ibu Hamil dan Neonatus Menurut Provinsi Tahun 2005 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Sedang Menggunakan/Memakai Alat KB menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi, Tahun 2005 Proporsi Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin yang Pernah Menggunakan/Memakai Alat KB Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Provinsi Tahun 2005 Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2005 (Perkotaan+Perdesaan) Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2005 (Perkotaan) Persentase Wanita Berumur 15-49 Tahun dan Berstatus Kawin Menurut Alat/Cara KB yang Sedang Digunakan/Dipakai dan Provinsi, Tahun 2005 (Perdesaan) Hasil Pelayanan Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Metoda Kontrasepsi dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah dan Proporsi Peserta KB Baru Kumulatif Menurut Tempat Pelayanan dan Provinsi Tahun 2005 Pencapaian Desa Universal Child Immunization (UCI) Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Imunisasi Dasar pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Imunisasi Hepatitis B pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 2005 Angka Drop Out Cakupan Imunisasi (DPT1-Campak) pada Bayi Menurut Provinsi Tahun 1998-2005 Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Bulan Imunisasi Anak Sekolah Menurut Provinsi Tahun 2005 xi

Lampiran 4.14 Lampiran 4.15 Lampiran 4.16 Lampiran 4.17 Lampiran 4.18 Lampiran 4.19 Lampiran 4.20 Lampiran 4.21 Lampiran 4.22 Lampiran 4.23 Lampiran 4.24 Lampiran 5.1 Lampiran 5.2

Lampiran 5.3 Lampiran 5.4 Lampiran 5.5 Lampiran 5.6 Lampiran 5.7 Lampiran 5.8 Lampiran 5.9 Lampiran 5.10

Indikator Pelayanan Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut Provinsi Tahun 2005 Pemeriksaan Radiodiagnostik Pada Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut Provinsi Tahun 2005 Hasil Pekan Imunisasi Nasional Menurut Provinsi Tahun 2005 – 2006 Jumlah dan Persentase Balita yang Naik Berat Badannya dan Balita Bawah Garis Merah Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Distribusi Tablet Besi pada Ibu Hamil Menurut Provinsi Tahun 2005 Cakupan Wanita Usia Subur (WUS) dan Mendapat Kapsul Yodium Menurut Provinsi Tahun 2004 Jumlah Kegiatan Farmasi pada Rumah Sakit Umum Depkes dan Pemda Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah dan Persentase Penulisan Resep Obat Generik Menurut Provinsi Tahun 2004 Penanganan Penyalahgunaan NAPZA pada RS di Indonesia Menurut Kepemilikan Tahun 2005 Rekapitulasi Kejadian Bencana Tahun 2005 Jumlah Puskesmas serta Sarana Lainnya Keadaan Tahun 2005 Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Rasionya terhadap Penduduk, serta Rasio Pustu per Puskesmas Menurut Provinsi Tahun 2000-2005 Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Menurut Provinsi di Indonesia Tahun 2000-2005 Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasio Puskesmas Keliling per Puskesmas Menurut Provinsi, Tahun 2000-2005 Jumlah Rumah Sakit di Indonesia Menurut Pengelola dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2005 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum Menurut Pengelola Tahun 1995-2005 Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Tempat Tidurnya Menurut Jenis Rumah Sakit Tahun 1997 – 2005 Jumlah Sarana Produksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2001 – 2005 Jumlah Sarana Distribusi dan Pelayanan Kefarmasian Menurut Provinsi Tahun 2001 – 2005

xii

Lampiran 5.11 Lampiran 5.12 Lampiran 5.13 Lampiran 5.14 Lampiran 5.15 Lampiran 5.16 Lampiran 5.17 Lampiran 5.18 Lampiran 5.19 Lampiran 5.20 Lampiran 5.21 Lampiran 5.22 Lampiran 5.23 Lampiran 5.24 Lampiran 5.25 Lampiran 5.26 Lampiran 5.27 Lampiran 5.28 Lampiran 5.29

Jumlah Unit Pengelola Obat (eks Gudang Farmasi) Kabupaten/Kota Menurut Provinsi Tahun 2002-2005 Jumlah Sarana Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) Menurut Provinsi Tahun 2005 Jumlah Posyandu Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Polindes Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Pos Obat Desa (POD) Menurut Tingkat Perkembangannya dan Provinsi Tahun 2005 Rekapitulasi Institusi Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan dan Provinsi per Maret 2005 Rekapitulasi Strata Akreditasi Jurusan/Program Studi Politeknik Kesehatan Tahun 2005 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi dan Provinsi Tahun 2005 Jumlah Institusi Diknakes Non Politeknik Kesehatan Menurut Status Kepemilikan Tahun 2005 Data Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit Menurut Provinsi dan Jenis Ketenagaan Tahun 2005 Jumlah dan Jenis Ketenagaan Puskesmas Menurut Provinsi Keadaan Tahun 2005 Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2005/2006 di Politeknik Kesehatan Menurut Profesi Jumlah Peserta Didik Tahun Ajaran 2005/2006 di Non Politeknik Kesehatan Menurut Profesi Jumlah Lulusan Diknakes Poltekkes dan Non Poltekkes Menurut Jenis Tenaga Kesehatan Tahun 2005 Jumlah Lulusan Politeknik Kesehatan Menurut Jurusan/Program Studi dan Kota Tahun 2005 Jumlah Pelatihan yang Dilaksanakan Pusdiklatkes dan Bapelkes Nasional Tahun 2005 Realisasi DIPA Menurut Pusat dan Daerah Per Provinsi dan Per Jenis Belanja Alokasi dan Realisasi Anggaran Depkes Tahun Anggaran 2005 Menurut Eselon I Jumlah dan Persentase Kepesertaan Penduduk dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2005

xiii

Lampiran 5.30 Lampiran 6.1 Lampiran 6.2 Lampiran 6.3 Lampiran 6.4 Lampiran 6.5 Lampiran 6.6 Lampiran 6.7

Distribusi Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) Menurut Jenis dan Provinsi Tahun 2005 Perbandingan Beberapa Data Kependudukan di Negara ASEAN Perbandingan Beberapa Data Indikator Derajat Kesehatan di Negara ASEAN Tahun 2004 Perbandingan Data Cakupan Imunisasi di Negara ASEAN Tahun 2004 Perbandingan Data Tuberkulosis di Negara ASEAN Tahun 2004 Angka Estimasi HIV dan AIDS di Negara ASEAN Tahun 2005 Status Gizi Buruk dan BBLR di Negara ASEAN Tahun 2001 - 2003 Perbandingan Penduduk yang Menggunakan Sumber Air Bersih dan yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat di Negara ASEAN Tahun 2004 ***

xiv

BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan visi “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat”, dan mengemban misi “Membuat Rakyat Sehat”, Departemen Kesehatan mempunyai empat strategi utama yaitu : 1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. 3. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. 4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan. Penyusunan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2005 ini berupaya untuk mengacu kepada sasaran utama Departemen Kesehatan tersebut di atas. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat akan digambarkan pada Bab II dan Bab III, meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas digambarkan pada Bab IV dan Bab V, meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan digambarkan pada Bab III dan IV serta meningkatkan pembiayaan kesehatan digambarkan pada Bab V. Profil Kesehatan Indonesia 2005 ini terdiri dari 7 (tujuh) bab, yaitu: Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang acuan diterbitkannya Profil Kesehatan Indonesia 2005 ini serta sistimatika penyajiannya. Bab II - Situasi Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Indonesia. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor lingkungan dan perilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2005 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2005, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2005 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya sampai dengan tahun 2005 ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas 1

kesehatan yang ada sampai tahun 2005. Pada bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Bab VI - Perbandingan Indonesia dengan Negara-negara ASEAN. Bab ini menyajikan perbandingan beberapa indikator tertentu seperti Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Balita, Angka Kematian Kasar, Umur Harapan Hidup, Cakupan Imunisasi juga tentang beberapa prevalensi penyakit tertentu, seperti Campak, HIV/AIDS, dan Tuberkulosis di antara Indonesia dengan negara-negara anggota ASEAN. Bab VII - Penutup.

***

2

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Indonesia terdiri atas banyak pulau dan kepulauan dengan karakteristik budaya penduduk yang beragam, mempunyai kebiasaan/adat-istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak tahun 2001 Indonesia melaksanakan kebijakan desentralisasi yang antara lain berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2005 secara administratif wilayah Indonesia terbagi atas 33 provinsi, 349 kabupaten, dan 91 kota. Wilayah tersebut meliputi 5.263 kecamatan, 62.806 desa, dan 7.123 kelurahan. Dalam uraian bab ini, data yang berasal dari Statistik Kesra 2005 tidak mengikutsertakan 3 provinsi, yaitu Provinsi Sulawesi Barat, Irian Jaya Barat dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Provinsi NAD tidak diikutsertakan karena penghitungan data penduduk dilakukan tidak bersamaan dengan 30 provinsi lainnya. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.1. Adapun gambaran umum Indonesia dan perilaku penduduk pada tahun 2005 yang diuraikan meliputi: keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan. A. KEADAAN PENDUDUK Sesuai dengan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2005 tercatat sebesar 218.868.791 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk 2005 sebesar 117,6 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Pulau Jawa memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan di luar Jawa. Provinsi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah DKI Jakarta, yaitu sebesar 11.968,8 jiwa per km2. Provinsi DI Yogyakarta merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke2 dengan kepadatan 1.067,2 jiwa per km2. Provinsi dengan tingkat kepadatan tertinggi ke-3 masih berada di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat sebesar 1.055,3 jiwa per km2. Provinsi-provinsi di Papua, Pulau Kalimantan, dan Kepulauan Maluku memiliki kepadatan penduduk yang relatif rendah. Kepadatan penduduk terendah di Provinsi Papua, yaitu hanya 5,9 jiwa per km2. Kalimantan Tengah merupakan provinsi dengan tingkat kepadatan penduduk terendah ke-2 yaitu sebesar 12,5 jiwa per km2, yang kemudian disusul oleh Kalimantan Timur dengan kepadatan 14,6 jiwa per km2. Persebaran penduduk sampai dengan tahun 2005, baik antar pulau maupun antar provinsi masih sangat timpang. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk antar pulau yang menunjukkan lebih dari separuh penduduk Indonesia (58,7%) berada di Pulau Jawa (yang luas wilayahnya hanya 7% wilayah Indonesia); 21% berada di Pulau Sumatera; 7,2% di Sulawesi; 5,5% di Kalimantan; 5,4% di Kepulauan Nusa Tenggara dan Bali; dan hanya 2,1% yang berada di Kepulauan Maluku, dan Papua. Jumlah penduduk dan angka kepadatan penduduk per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.2. Menurut hasil SUPAS 2005, persentase penduduk menurut tipe wilayah menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang tinggal di wilayah perdesaan masih lebih besar daripada yang tinggal di wilayah perkotaan, yaitu sebesar 56,88% di wilayah perdesaan dan yang bertempat 3

tinggal di wilayah perkotaan sebesar 43,12%. Provinsi dengan persentase penduduk tinggal di kota tertinggi adalah DKI Jakarta (100%) disusul oleh Kepulauan Riau (79,39%) dan DI Yogyakarta (59,14%). Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang tinggal di perkotaan terendah adalah Nusa Tenggara Timur (15,60%) disusul oleh Sulawesi Tengah (19,97%), dan Lampung (20,97%). Jumlah penduduk laki-laki relatif seimbang dibandingkan penduduk perempuan, yaitu masing-masing sebesar 107.274.528 jiwa penduduk laki-laki dan 106.100.759 jiwa penduduk perempuan. Dengan demikian rasio penduduk menurut jenis kelamin sebesar 101,11. Rasio penduduk menurut jenis kelamin yang tertinggi di Provinsi Papua, yaitu sebesar 112,34, Kalimantan Timur (109,71) dan Kepulauan Bangka Belitung (109,00). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu sebesar 93,49, Sulawesi Selatan sebesar 94,78 dan Sumatera Barat sebesar 97,49. Jumlah penduduk menurut provinsi, daerah perkotaan/perdesaan dan jenis kelamin terdapat pada Lampiran 2.2, 2.3 dan 2.3.a. Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,04%, yang berusia produktif (15-64 tahun) sebesar 66,31%, dan yang berusia tua (U> 65 tahun) sebesar 4,65%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2005 sebesar 50,81%. Angka ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2004 sebesar 52,26%. Provinsi dengan persentase beban tanggungan tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur sebesar 71,67%, disusul oleh Sulawesi Tenggara sebesar 61,98%, dan Maluku Utara sebesar 61,44%. Sedangkan provinsi dengan Angka Beban Tanggungan terendah yaitu DKI Jakarta sebesar 37,22%, disusul oleh Kepulauan Riau sebesar 40,92% dan DI Yogyakarta sebesar 43,77%. Berdasarkan wilayah, angka beban tanggungan di perdesaan lebih besar dibandingkan perkotaan, yaitu 54,89% berbanding 45,73%. Rincian jumlah penduduk menurut kelompok umur, provinsi, wilayah dan angka beban tanggungan tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.4, 2.4.a, dan 2.4.b. Komposisi penduduk Indonesia dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki maupun perempuan proporsi terbesar berada pada kelompok umur 15 – 49 tahun dan umur 50 – 64 tahun. Gambaran komposisi penduduk secara lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut. GAMBAR 2.1 PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2005 75 + 70 - 74 65 - 69 60 - 64 55 -59 50 - 54

Usia

45 - 49 40 - 44 35 - 39 30 - 34 25 - 29 20 - 24 15 -19 10 - 14 5-9 0-4 6

4

2

0

2

4

Persentase Laki-Laki

Perempuan

Sumber : BPS, SUPAS 2005

4

6

B. KEADAAN EKONOMI Kondisi perekonomian Indonesia pada tiga tahun terakhir relatif stabil dan menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan. Kinerja ekonomi pada tahun 2003 tumbuh sebesar 4,88% dan tahun 2004 meningkat menjadi 5,13%. Pada tahun 2005 kondisi perekonomian semakin stabil yang diperlihatkan oleh pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat yang mencapai 5,60%. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi selama tiga tahun terakhir, ternyata tidak diimbangi dengan penurunan laju inflasi. Data BPS menyebutkan bahwa tahun 2003 laju inflasi sebesar 5,06 %. Angka ini merangkak naik menjadi 6,40% pada tahun 2004, hingga pada tahun 2005 laju inflasi mencapai 17,17 % (Januari – November 2005). Statistik Kesra Tahun 2005 menampilkan persentase rumah tangga yang memiliki bukti kemiskinan dan memanfaatkannya. Bukti kemiskinan tersebut berupa JPK-MM, Kartu Sehat, JPK-Gakin, Kartu Miskin dan Surat Miskin. Secara nasional persentase rumah tangga yang memiliki bukti kemiskinan sebesar 12,12%. Angka tersebut tidak termasuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, karena waktu penghitungan yang tidak bersamaan. Provinsi dengan persentase tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur sebesar (37,44%) yang disusul oleh Nusa Tenggara Barat (26,56%) dan Gorontalo (24,06%). Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan (GK) yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penentuan GKM berdasarkan pengeluaran penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik makanan maupun non makanan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Februari 2005 sebesar 35,10 juta (15,97%) yang kemudian meningkat menjadi 39,05 juta pada bulan Maret 2006 (17,75%). Dengan demikian terjadi peningkatan penduduk miskin sebesar 3,95 juta.

40

20

35

15

30 Jumlah (Juta)

2000 2001 2002 2003 2004 2005 38,7 37,9 38,4 37,3 36,2 35,1

Persentase 19,1 18,4 18,2 17,4 16,7 (%) Tahun

Sumber : Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, BPS

5

16

10

Persentase (%)

Jumlah (Juta)

GAMBAR 2.2 JUMLAH DAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN TAHUN 2000 - 2005

Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia menurut BPS pada tahun 2005 adalah 2,78. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar 2,89. Penurunan serupa juga terjadi pada Indeks Keparahan Kemiskinan yang pada tahun 2004 sebesar 0,78, kemudian turun menjadi 0,76 pada tahun 2005. Selama periode 1999-2005, baik indeks kedalaman kemiskinan maupun indeks keparahan kemiskinan menunjukkan kecenderungan yang menurun. GAMBAR 2.3 INDEKS KEDALAMAN DAN KEPARAHAN KEMISKINAN TAHUN 1999 - 2005 6

Indeks

5 4 3 2 1 0

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

P2

1.23

1.02

0.97

0.79

0.85

0.78

0.76

P1

4.33

3.51

3.42

3.01

3.13

2.89

2.78

Sumber : Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2005, BPS

Menurut data Kementrian Pembangunan Daerah Tertinggal, hingga tahun 2005 jumlah kabupaten/kota tertinggal mencapai 197 dari 440 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Jumlah ini mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 199. Provinsi dengan persentase kabupaten/kota tertinggal tertinggi adalah Sulawesi Barat, yaitu sebesar 100%, disusul oleh Papua yang sebesar 95%, dan Nusa Tenggara Timur sebesar 93,75%. Jumlah dan persentase kabupaten/kota tertinggal menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.6. Pada tahun 2005, dalam rangka membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari dana kompensasi BBM. Berdasarkan Instruksi Presiden No. 12 tahun 2005 dilakukan Pendataan Sosial Ekonomi 2005 oleh BPS dengan tujuan untuk memperoleh daftar nama dan alamat rumah tangga yang layak menerima BLT. Klasifikasi rumah tangga miskin penerima BLT dibagi menurut 3 klasifikasi yaitu sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Jumlah rumah tangga miskin tercatat sebesar 12.131.303, terdiri dari 3.894.314 rumah tangga kategori sangat miskin, 8.236.989 rumah tangga kategori miskin dan 6.969.602 kategori hampir miskin. Kemudian dengan mencoba matching 83%, kesetaraan terhadap garis kemiskinan, jumlah rumah tangga miskin penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) 10.068.981 rumah tangga (Lampiran 7). Provinsi dengan persentase tertinggi rumah tangga miskin penerima BLT (terhadap total rumah tangga penerima BLT)) adalah Jawa Timur, yaitu sebesar 16,95%, Jawa Tengah (16,60%), dan Jawa Barat (15,21%). Sedangkan yang terendah di Kepulauan Bangka Belitung (0,18%), 6

Kepulauan Riau (0,39%), dan Maluku Utara (0,34%). Rincian jumlah dan persentase rumah tangga miskin penerima BLT menurut klasifikasi dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.7. GAMBAR 2.4 PERSENTASE RUMAH TANGGA MISKIN PENERIMA BLT MENURUT KLASIFIKASI TAHUN 2005 Sangat miskin 20,39%

Hampir miskin 36,49%

Miskin 43,12%

Sumber: BPS, 2006

C. KEADAAN PENDIDIKAN Kemampuan membaca dan menulis (baca-tulis) penduduk tercermin dari Angka Melek Huruf, yaitu persentase penduduk umur 10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Secara nasional, persentase penduduk yang dapat membaca huruf latin pada tahun 2005 sebesar 69,35%. Sedangkan mereka yang dapat membaca huruf lainnya sebesar 1,03%, huruf latin dan lainnya sebesar 21,53% dan yang buta huruf sebesar 8,09%. Dengan demikian persentase penduduk melek huruf yang terdiri dari penduduk yang mampu membaca huruf latin, lainnya serta latin dan lainnya adalah 91,91%. Provinsi dengan persentase melek huruf tertinggi adalah Sulawesi Utara sebesar 98,84%, menyusul DKI Jakarta sebesar 98,48% dan Riau 98,04%. Sedangkan persentase melek huruf terendah adalah Provinsi Papua sebesar 73,56%, disusul oleh Nusa Tenggara Barat sebesar 81,73%, dan Sulawesi Tengah sebesar 86,28%. Penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut kepandaian membaca dan menulis per provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.8. Pada tahun 2005, persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 7,82%. Sedangkan yang masih bersekolah sebesar 19,24%, terdiri atas 8,05% bersekolah di SD/MI, sebesar 6,02% di SLTP/MTs, sebesar 3,75% di SMU/SMK, dan 1,42% di Akademi/Universitas. Selebihnya, sebesar 72,94% sudah tidak bersekolah lagi. Secara nasional persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah di perdesaan (10,63%) lebih tinggi daripada yang tinggal di perkotaan (4,31%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut status pendidikan dan wilayah yang lebih rinci terdapat pada Lampiran 2.9, 2.9.a, dan 2.9.b. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Statistik Kesra Tahun 2005 dikategorikan menjadi 3 kelompok umur, yaitu 7-12 tahun mewakili umur setingkat SD, 13-15 tahun mewakili umur setingkat SLTP, dan 16-18 tahun mewakili umur setingkat SMU. Secara umum, APS kelompok umur 7-12 tahun sebesar 97,14%, kelompok umur 13-15 tahun sebesar 84,02% dan kelompok umur 16-18 tahun sebesar 53,86%. Semakin tinggi kelompok 7

umur, semakin rendah APS, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan wilayah, APS penduduk perkotaan lebih besar dibandingkan APS penduduk perdesaan. Layaknya APS, Angka Partisipasi Murni yang menunjukkan banyaknya penduduk usia sekolah yang masih bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya bervariasi berdasarkan golongan umur maupun tipe daerah. APM SD di daerah perkotaan sebesar 92,76%, lebih kecil dibandingkan angka di perdesaan yang sebesar 93,58%. APM SLTP di perkotaan sebesar 72,74%, lebih besar dibandingkan angka di perdesaan sebesar 60,17%. Sedangkan APM SMU di perkotaan sebesar 56,81% dan di perdesaan hanya 32,75%. Secara nasional APM SD sebesar 93,25%, APM SLTP sebesar 65,37%, dan APM SMU 43,50%. TABEL 2.1 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH PENDUDUK UMUR 7-18 TAHUN MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2005 Kelompok Umur (Tahun)

Daerah/Jenis Kelamin

7-12

13-15

16-18

Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

97,82 98,14 97,98

90,07 89,08 89,59

66,48 64,33 65,41

Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

96,38 96,75 96,56

79,27 80,98 80,09

44,24 44,84 44,52

Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

96,96 97,32 97,14

83,70 84,37 84,02

53,96 53,75 53,86

Sumber : Statistik Kesra, 2005 TABEL 2.2 ANGKA PARTISIPASI MURNI MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2005 Kelompok Umur (Tahun)

Daerah/Jenis Kelamin

SD

SLTP

SMU

Perkotaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

92,95 92,59 92,76

72,13 73,39 72,74

57,86 55,77 56,81

Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

93,57 93,59 93,58

58,94 61,50 60,17

32,48 33,04 32,75

Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan Laki-Laki + Perempuan

93,31 93,18 93,25

64,34 66,47 65,37

43,57 43,43 43,50

8

Sumber : Statistik Kesra, 2005

Di Indonesia pada tahun 2005, persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah/STTB sebanyak 29,28%. Sedangkan yang sudah memiliki ijazah/STTB yang dimiliki yakni SD/MI sebanyak 32,34%, tamat SLTP/MTs sebanyak 17,06%, tamat SMU/MA/SMK sebanyak 17,07%, dan tamat Diploma I sampai dengan Universitas sebesar 4,25%. Dengan demikian maka persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah SMU/SMK atau pendidikan yang lebih tinggi sebesar 21,32%. Provinsi dengan persentase tertinggi penduduknya berpendidikan SMU/SMK atau lebih tinggi adalah DKI Jakarta (44,15%), Kepulauan Riau (41,20%) dan DI Yogyakarta (33,60%). Sedangkan yang terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (12,83%), Kalimantan Barat (14,96%), dan Gorontalo (15,67%). Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas menurut ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.10. TABEL 2.3 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT TIPE DAERAH , JENIS KELAMIN DAN STATUS PENDIDIKAN TAHUN 2005 Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Daerah/Jenis Kelamin

Tidak Memiliki

SD/ MI

SLTP/ MTs

SMU/ MA

SMU Kejuruan

Dipl I/ Dipl II

Akademi/ Dipl III

Dipl IV/ S1/S2/ S3

Jumlah

Perkotaan Laki-laki Perempuan L+P

17,09 22,62 19,88

25,37 27,26 26,32

19,43 19,23 19,33

21,53 18,76 20,13

8,18 5,36 6,76

0,95 1,34 1,15

1,94 1,76 1,85

5,51 3,64 4,59

100 100 100

Perdesaan Laki-laki Perempuan L+P

32,82 40,82 36,82

37,86 36,45 37,16

16,63 13,86 15,24

8,08 5,83 6,96

2,84 1,64 2,24

0,53 0,60 0,57

0,31 0,26 0,29

0,93 0,55 0,74

100 100 100

Perkotaan + Perdesaan Laki-laki Perempuan L+P

25,86 32,68 29,28

32,33 32,34 32,34

17,87 16,26 17,06

14,03 11,61 12,82

5,20 3,30 4,25

0,72 0,93 0,82

1,03 0,93 0,98

2,96 1,95 2,45

100 100 100

Sumber : Statistik Kesra, 2005

Pada Tabel 2.3 di atas kita diketahui bahwa persentase penduduk 10 tahun ke atas yang tidak memiliki ijazah/STTB di perdesaan (36,82%) lebih besar dibandingkan perkotaan (19,88%). Perbedaan signifikan juga terjadi pada persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga Universitas. Pada perkotaan sebesar 34,48%, sedangkan perdesaan hanya sebesar 10,08%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin persentase penduduk 10 tahun ke atas yang memiliki ijazah/STTB SMU/MA/SMK hingga Universitas pada laki-laki (23,94%) lebih besar dibandingkan pada kelompok perempuan (18,72%).

9

D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator persentase rumah sehat dan persentase Tempat-tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) sehat. Selain itu disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga menurut sumber air minum, persentase rumah tangga menurut Sarana Pembuangan Air Besar, dan persentase rumah tangga menurut Tempat Penampungan Akhir Kotoran/Tinja. 1. Rumah Sehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan berisiko menjadi sumber penularan berbagai jenis penyakit. Cakupan rumah sehat pada tahun 2005 mencapai 69%, sedikit mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya walaupun masih di bawah target yang ditetapkan (75%), dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini. GAMBAR 2.5 TARGET DAN REALISASI CAKUPAN RUMAH SEHAT TAHUN 2000 – 2005 80 70 60 50 Target

40

Realisasi

30 20 10 0 2000

2001

2002

2004

2005

Sumber : Profil Ditjen PP-PL, 2005

2. Akses Terhadap Air Minum Berdasarkan Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2005, sumber air minum yang digunakan rumah tangga dikategorikan menjadi 2 kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung terdiri dari air kemasan, ledeng, pompa, mata air terlindung, sumur terlindung, dan air hujan. Sedangkan sumber air minum tak terlindung terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, dan lainnya. Statistik Kesra BPS Tahun 2005 menunjukkan bahwa persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 82,67%, sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum tak terlindung sebesar 17,37%. DKI Jakarta merupakan provinsi dengan persentase terbesar untuk rumah tangga yang memiliki sumber air minum 10

terlindung, yaitu 98,45%, disusul oleh Bali (92,33%) dan DI Yogyakarta (90,62%). Persentase rumah tangga yang memiliki sumber air minum terlindung yang paling rendah berada di Provinsi Kalimantan Tengah, yaitu sebesar 53,86%, disusul oleh Bengkulu (56,92%) dan Papua (57,94%). Pada kelompok sumber air minum terlindung, rumah tangga di Indonesia sebagian besar memiliki sumur terlindung dengan persentase 35,63%. Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum ledeng menempati urutan ke-2 yaitu 17,99%, kemudian pompa (13,73%), mata air terlindung (8,52%), air kemasan (4,06%) dan air hujan (2,70%). Sedangkan pada kelompok air minum tak terlindung, rumah tangga di Indonesia, sebagian besar memanfaatkan sumur tak terlindung dengan persentase 9,75%, disusul oleh mata air tak terlindung sebesar 3,96%, air sungai sebesar 3,21% dan lainnya sebesar 0,45%. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum, provinsi dan wilayah secara lebih rinci disajikan pada Lampiran 2.12, 2.12.a, dan Lampiran 2.12.b. GAMBAR 2.6 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM TAHUN 2005 Tak Terlindung 17.37%

Terlindung 82.67%

Sumber : Statistik Kesra, 2005

Kualitas air minum merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan, sehingga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Salah satu indikator kualitas air minum yang sering digunakan adalah kualitas bakteriologi yang terdiri dari unsur E.Coli dan Total Coliform. Pada tahun 2003 kualitas bakteriologi air minum sebesar 79,91%, angka ini sedikit menurun pada tahun 2004 menjadi 79%, kemudian mengalami peningkatan menjadi 79,8% pada tahun 2005. GAMBAR 2.7 CAKUPAN AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KUALITAS BAKTERIOLOGI TAHUN 2001 - 2005 90 80 70 60 Cakupan (%)

50 40 30 20 10 0 Cakupan (%)

2001

2002

2003

2004

2005

74,11

64,87

79,91

79

79,8

11

Tahun

Persentase rumah tangga yang menggunakan sumber air minum terlindung di wilayah perkotaan lebih tinggi daripada di wilayah perdesaan, yaitu 93,8% di wilayah Sumber: Profil Ditjen PP&PL, Depkes, 2005 perkotaan, dan 74,03% di wilayah perdesaan. Persentase rumah tangga menurut sumber air minum per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.12. 3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar Kepemilikan dan penggunaan fasilitas tempat buang air besar juga diperhatikan dalam menentukan kualitas hidup penduduk. Statistik Kesra Tahun 2005 membagi rumah tangga berdasarkan kepemilikan fasilitas tempat buang air besar yang terdiri dari; sendiri, bersama, umum, dan tidak ada. Secara nasional, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempat buang air besar sebesar 60,28%, rumah tangga yang memiliki bersama 13,60%, umum sebesar 6,18% dan tidak ada sebesar 19,93%. Terdapat perbedaan signifikan antara persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar di perkotaan dan perdesaan. Persentase di perkotaan sebesar 71,41%, sedangkan di perdesaan sebesar 51,78%. Provinsi dengan persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar tertinggi adalah Riau sebesar 79,50% menyusul Kepulauan Riau sebesar 78,71% dan Lampung sebesar 75,48%. Sedangkan persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar terendah terdapat di Provinsi Gorontalo sebesar 29,18% menyusul Nusa Tenggara Barat sebesar 34,54% dan Papua sebesar 44,26%. Persentase rumah tangga menurut fasilitas tempat buang air besar, tipe daerah dan provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.14. GAMBAR 2.7 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR TAHUN 2005

Tidak Ada 19.93% Umum 6.18%

Sendiri 60.28%

Bersama 13.6%

Sumber : Statistik Kesra, 2005

E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan beberapa indikator yaitu: persentase penduduk yang berobat jalan dan mengobati sendiri selama sebulan yang lalu, menurut tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan), persentase penduduk yang berobat jalan selama sebulan yang lalu menurut 12

tempat/cara berobat, jenis obat yang digunakan dan persentase anak 2-4 tahun yang pernah disusui. Indikator yang disajikan mengacu pada Statistik Kesra Tahun 2005. 1. Upaya Penduduk dalam Pencarian Pengobatan Statistik Kesra Tahun 2005 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang memilih untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu ternyata lebih besar dibandingkan persentase penduduk yang berobat jalan. Sebanyak 69,88% penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu memilih untuk mengobati sendiri. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 sebesar 72,44%. Sedangkan yang memilih untuk berobat jalan hanya sebesar 34,43% dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 38,21%. Dari seluruh penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu dan memutuskan untuk berobat jalan sebagian besar berada di Provinsi Bali, yaitu 46,51% yang disusul oleh Nusa Tenggara Timur, 44,38% dan Jawa Barat sebesar 38,07%. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah Riau (22,53%), Kalimantan Tengah (24,23%), dan Maluku (24,37%). Dalam hal keputusan untuk mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu, Provinsi Gorontalo menempati urutan teratas dengan persentase sebesar 77,88%, disusul oleh Maluku sebesar 77,62% dan Kalimantan Selatan sebesar 77,35%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang mengobati sendiri keluhan kesehatan yang dialami selama sebulan yang lalu adalah Papua (47,14%), Nusa Tenggara Timur (55,71%) dan Bali (62,94%). Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.16. 2. Tempat Penduduk Berobat Jalan Persentase penduduk yang memiliki keluhan kesehatan selama sebulan yang lalu dan memutuskan untuk berobat jalan, dikelompokkan berdasarkan tempat berobat, yaitu Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit Swasta, Praktek Dokter, Puskesmas/Pustu, Praktek Nakes, Praktek Batra dan Dukun Bersalin. Menurut Statistik Kesra Tahun 2005, tempat yang paling banyak dikunjungi adalah Puskesmas/Pustu yaitu sebesar 35,16%, disusul oleh praktek Dokter sebesar 26,59%, dan Praktek Nakes sebesar 20,34%. Persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas pada tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya (tahun 2004 tercatat sebesar 37,26%). Jumlah tersebut merupakan peningkatan dari tahun 2003 yang sebesar 33,11%. Pada tahun 2005, tercatat provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terbesar adalah Nusa Tenggara Timur sebesar 66,60%, disusul oleh Maluku sebesar 56,83% dan Kalimantan Tengah 52,70%. Sedangkan provinsi dengan persentase penduduk yang berobat jalan ke Puskesmas/Pustu terendah adalah Sumatera Utara sebesar 22,27%, disusul oleh Bali sebesar 27,51% dan Jawa Timur yang sebesar 27,97%. Rincian per provinsi dapat dilihat pada Lampiran 2.17. 3. Anak 2-4 Tahun yang Pernah Disusui Statistik Kesra Tahun 2005 juga menampilkan informasi mengenai persentase anak yang pernah disusui berdasarkan lamanya disusui. Indikator ini dikelompokkan menjadi 5 kategori, yaitu 0 bulan, < 5 bulan, 6-11 bulan, 12-17 bulan, 18-23 bulan, dan > 24 bulan. Sebagian besar anak umur 2-4 tahun disusui selama > 24 bulan, hal ini terlihat dari persentase 13

sebesar 42,80% yang kemudian disusul oleh bayi 12-17 bulan (21,86%), dan bayi 18-23 bulan (21,21%). Wilayah dengan persentase anak yang pernah disusui selama > 24 bulan tertinggi adalah Provinsi DI Yogyakarta sebesar 57,87%, disusul oleh Jawa Tengah (52,37%) dan Kalimantan Selatan (50,01%). Sedangkan persentase terendah adalah Provinsi Maluku (14,12%), disusul oleh Sumatera Utara (21,59%) dan Kepulauan Riau (23,39%). Secara nasional, persentase bayi yang disusui selama > 24 bulan mengalami fluktuasi selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2003, persentase mencapai 43,08%, angka ini turun menjadi 41,36% pada tahun 2004 yang kemudian kembali naik pada tahun 2005 mencapai 42,80%. Rincian per provinsi dan wilayah dapat dilihat pada Lampiran 2.19, 2.19.a, dan 2.19.b. Uraian di atas merupakan penjelasan secara umum tentang Indonesia tahun 2005 secara ringkas. Penjelasan yang diberikan melingkupi berbagai aspek, seperti kependudukan, perekonomian, pendidikan, kesehatan lingkungan, dan beberapa perilaku penduduk yang memiliki keterkaitan erat dengan sektor kesehatan.

***

14

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia berikut ini disajikan situasi mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian di fasilitas kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. AKB di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas, dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Gambaran perkembangan terakhir mengenai estimasi AKB dari beberapa sumber dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini. GAMBAR 3.1 ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP TAHUN 1995 S.D TAHUN 2003 60 55 Estimasi AKB

50

54

52

50 44

40

47

50 35

30 20 10 0 1995

Sumber:

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002-2003

Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (estimasi SUPAS 1995), Estimasi Susenas 2002-2003, dan SDKI 2002-2003

Dalam beberapa tahun terakhir AKB telah banyak mengalami penurunan yang cukup besar meskipun pada tahun 2000 dan 2001 meningkat kembali sebagai dampak dari berbagai krisis yang melanda Indonesia. Pada tahun 1995 AKB diperkirakan sebesar 55 per 1.000 15

kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil Surkesnas/Susenas berturut-turut pada tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 20022003 terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali (14 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (20 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (25 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo (77 per 1.000 kelahiran hidup), Nusa Tenggara Barat (74 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (67 per 1.000 kelahiran hidup). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini. GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003

GAMBAR 3.3 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003 23

SMP+

Perdesaan

52 36

Tidak tamat SMP

43

Tamat SD

Perkotaan

32 65

Tidak tamat SD

0

10

20

30

40

50

67

Tidak sekolah

60

0

20

40

60

80

GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MENURUT LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003 17

Atas

36

Tengah atas

44

Tengah

50

Tengah bawah

61

Terendah 0

10

20

30

40

50

60

70

Pada tahun 2000, AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian meningkat tajam pada tahun 2001 dan 2002 menjadi 42,9 dan 40,6 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2003, AKB di rumah sakit mengalami penurunan berarti yaitu sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi 23,7 per 1.000 kelahiran hidup. Akan tetapi selama kurun waktu 5 tahun (2001-2005) angka kematian bayi tidak bisa menurun seperti pada tahun 2000 (15,8). Tabel 3.1 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun 2000–2005.

16

TABEL 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2005 Tahun

Jumlah RS

2000 2001 2002 2003 2004 2005

1.145 1.178 1.215 1.234 1.246 1.268

Jumlah Lahir Jumlah Kelahiran Hidup di AKB per 1.000 KH Mati Rumah Sakit 2,546 158.972 15,8 7,226 161.073 42,9 5,381 127.053 40,6 3,160 135.094 22,9 3,321 109.297 29,4 3,220 132.745 23,7

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,85%. Sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir), yaitu 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82% kematian perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan. TABEL 3.2 DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT YANG BERMULA PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2005 No

DTD

1

0.12

ICD -10 A33

Golongan Sebab Sakit Tetanus neonatorum

Mati

2

245

P00 - P04

6.87

246

P05 - P 07

2.606

38.85

4

247

P10 - P 15

Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit kehamilan persalinan dan kelahiran Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah Cedera lahir

461

3

51

0.76

5

248

P20 - P 21

Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir

1.876

27.97

6

249

P22 - P 28

724

10.79

7

250

P35 - P 37

Gangguan saluran napas lainnya yang berhubungan dengan masa perinatal Penyakit infeksi dan parasit kongenital

516

7.69

8

251

P38 - P39

Infeksi khusus lainnya pada masa perinatal

138

2.06

9

252

P55

Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir

26

0.39

10

253.9

255

3.8

6.707

100

54

P08,P29,P50-P54, Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal P56-P94, P96 Jumlah

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

17

% 0.81

2. Angka Kematian Balita (AKABA) AKABA berdasarkan estimasi SUPAS 1995 menunjukkan penurunan dari 64,28 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998 menjadi 44,71 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Selain itu, tingkat kematian anak balita laki-laki selalu lebih tinggi dibandingkan kematian anak balita perempuan pada kurun waktu 1998-2000. Berdasarkan estimasi Susenas, AKABA di Indonesia yang pada tahun 1995 sebesar 73 per 1.000 kelahiran hidup, turun menjadi 64 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1998. Ternyata pada tahun 2001 AKABA tersebut tidak mengalami perubahan yaitu tetap 64 per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini diperkirakan karena menurunnya akses terhadap pelayanan kesehatan, salah satunya sebagai akibat dari krisis ekonomi. Hasil SDKI menyatakan bahwa AKABA pada tahun 2002-2003 telah turun menjadi 46 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2002-2003 provinsi dengan AKABA terendah adalah Bali (19 per 1.000 kelahiran hidup), DI Yogyakarta (23 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Utara (33 per 1.000 kelahiran hidup). Sedangkan AKABA tertinggi di Nusa Tenggara Barat (103 per 1.000 kelahiran hidup), Gorontalo (97 per 1.000 kelahiran hidup), dan Sulawesi Tenggara (92 per 1.000 kelahiran hidup). Gambaran perkembangan AKABA pada tahun 1995 – 2003 disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini. TABEL 3.3 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP DI INDONESIA TAHUN 1995 – 2003

Tahun

Estimasi SUPAS 1995 Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Estimasi SUSENAS

1995 73 1998 71,36 57,61 64,28 64 1999 66,44 53,05 59,55 2000 50,77 39,00 44,71 2001 64 2002-2003 Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (Estimasi SUPAS 1995), Estimasi SUSENAS 1995, 1998, dan 2001, SDKI 2002-2003

SDKI 20022003

46

3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) AKI diperoleh melalui berbagai survei yang dilakukan secara khusus, seperti survei di rumah sakit dan beberapa survei di masyarakat dengan cakupan wilayah yang terbatas. Dengan dilaksanakannya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), maka cakupan wilayah penelitian AKI menjadi lebih luas dibanding survei-survei sebelumnya. Untuk melihat kecenderungan AKI di Indonesia secara konsisten, digunakan data hasil SKRT. Menurut SKRT, AKI menurun dari 450 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1986 menjadi 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992, kemudian menurun lagi menjadi 373 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995. Pada SKRT 2001 tidak dilakukan survei mengenai AKI. Pada tahun 2002-2003 AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI. Hal ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun. Tetapi bila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 125 per 100.000 kelahiran hidup, maka apabila penurunannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya, diperkirakan target tersebut di masa mendatang sulit tercapai. Angka yang didapat dari berbagai survei tersebut disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini. 18

GAMBAR 3.5 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP) HASIL SDKI DAN SKRT, TAHUN 1982 – 2003 500 450

450

450

425

Perkiraan AKI

400

390

373

350

334

307

300 250 200 150 100 50 0 1982

1986

1992

1994

1995

1997

2002-2003

Sumber: SDKI 1982, 1994, 1997, 2002-2003 SKRT 1986, 1992, 1995

AKI yang dihasilkan oleh SKRT dan SDKI hanya menggambarkan angka nasional, tidak dirancang untuk mengukur angka kematian ibu menurut provinsi. Kematian ibu maternal di rumah sakit periode 2001-2005 cenderung menurun dari 7,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2001 menjadi 0,9 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005. Namun tahun 2004, kematian ibu maternal mengalami kenaikan tajam dari sebelumnya 1,1 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 8,6 per 1.000 kelahiran hidup. Data angka kematian ibu maternal tahun 2001 - 2005 di rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. TABEL 3.4 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2001 – 2005 Tahun 2001 2002 2003 2004 2005

Jumlah Kematian Ibu 1.203 649 153 956 116

Jumlah Lahir Hidup 161.073 127.053 135.094 109.297 132.745

Kematian Per 1.000 KH 7,5 5,1 1,1 8,6 0,9

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

Data angka kematian ibu maternal di rumah sakit yang bersumber dari Ditjen Yanmedik, menggambarkan jumlah kematian maternal di rumah sakit yang terjadi per 1.000 kelahiran hidup dan penyebab kematian maternal tersebut dijelaskan pada Tabel 3.5 di bawah ini.

19

TABEL 3.5 DISTRIBUSI PASIEN KEHAMILAN, PERSALINAN DAN MASA NIFAS KELUAR MATI MENURUT GOLONGAN SEBAB SAKIT DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No DTD

ICD-10

Golongan sebab sakit

O00 - O09 O14 - O15 O44 O46 O72 O60 O68

Kehamilan yang berakhir abortus Eklamsia dan preeklamsia Plasenta previa Perdarahan antepartum Perdarahan pasca persalinan Persalinan prematur Persalinan dengan penyulit gawat janin

44.872 8.379 4.726 2.346 8.212 3.142 3.280

26 4,91 2,77 1,37 4,81 1,84 1,92

95 197 40 16 71 31 8

0,21 2,35 0,85 0,68 0,86 0,99 0,24

Penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya

95.768

56,09

214

0,22

1 2 3 4 5 6 7

234 - 236.9 237.0 - .1 238 238.9 241 242.1 242.2

8

237.9,238.1, O10-O3,O16,O20239.0-240, 242.0, O25, O29-O30,O40242.3, 242.9,244 O43, O45,O47,064O67, O69,074-

Kasus

Jumlah

170.725

%

Mati

672

CFR

0.39

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

Jika dilihat dari golongan sebab sakit, kasus obstetri terbanyak pada tahun 2005 adalah disebabkan penyulit kehamilan, persalinan dan masa nifas lainnya yaitu 56,09%, diikuti dengan kehamilan yanmg berakhir abortus (26%). Sedangkan jika dilihat dari nilai CFR (Case Fatality Rate), penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsia dengan CFR 2,35%, walaupun persentase kasusnya tidak tinggi yaitu 4,91% dari keseluruhan kasus obstetri. 4. Angka Kematian Kasar (AKK) Estimasi AKK berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 1995 menunjukkan AKK sebesar 7,7 per 1.000 penduduk pada tahun 1995, turun menjadi 7,6 per 1.000 penduduk pada tahun 1996 dan tidak berubah sampai dengan tahun 1998. Kemudian pada tahun 1999 AKK turun menjadi 7,5 per 1.000 penduduk dan turun lagi menjadi 7,4 per 1.000 penduduk pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan angka kematian kasar dalam kurun waktu tahun 1995 – 2000 relatif stabil dengan penurunan yang sangat kecil. Sedangkan angka kematian kasar menurut provinsi sangat bervariasi dengan rentangan angka terendah sebesar 4,26 per 1.000 penduduk di Provinsi Riau dan tertinggi sebesar 9,43 di Provinsi DI Yogyakarta. TABEL 3.6 ANGKA KEMATIAN KASAR DI RUMAH SAKIT INDONESIA TAHUN 2005 Tahun 2001 2002 2003 2004 2005

Jumlah Kasus

Jumlah Mati 82.440 88.441 81.943 99.615 85.567

2.597.512 2.346.136 2.270.657 2.140.954 2.561.106

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

20

% 3,2 3,8 3,6 4,6 3,3

Sedangkan penyebab kematian terbanyak dari penderita rawat inap di rumah sakit pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini. TABEL 3.7 10 PENYAKIT UTAMA PENYEBAB KEMATIAN MENURUT DTD DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

DTD

1 2 3 4 5 6 7

155 153 17 214,9 278 169 246

Sebab sakit

Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark Perdarahan intrakranial Septisemia Gagal ginjal lainnya Cedera intrakranial Pneumonia Pertumbuhan janin lamban malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah 8 152,9 Penyakit jantung lainnya 9 104,9 Diabetes melitus YTT 10 007,1 Tuberkulosis paru lainnya Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006 Keterangan: [a]persen terhadap total kematian di rumah sakit

Jumlah Mati

%[a]

4.692 3.572 3.065 3.047 3.021 2.765 2.606

4,87 3,71 3,18 3,16 3,13 2,87 2,70

2.577 2.086 2.024

2,67 2,16 2,10

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir (UHH) Penurunan AKB sangat berpengaruh pada kenaikan UHH waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan UHH pada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Umur Harapan Hidup waktu lahir penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada periode tahun 1980-1995. Estimasi UHH yang sebesar 52,41 tahun 1980 (SP 1980) meningkat menjadi 63,48 tahun 1995 (SUPAS 1995), dan diperkirakan menjadi 66,2 tahun pada 2002 (SDKI 2002-2003). Pada tahun 2002 provinsi dengan UHH waktu lahir tertinggi adalah DI Yogyakarta (72,4 tahun), DKI Jakarta (72,3 tahun), dan Sulawesi Utara (70,9 tahun). Sedangkan UHH waktu lahir terendah di Nusa Tenggara Barat (59,3 tahun), Kalimantan Selatan (61,3 tahun), dan Banten (62,4 tahun). Gambaran perkembangan umur harapan hidup waktu lahir dalam 10 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

21

TABEL 3.8 UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR (Eo) MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 1990 – 2002 Tahun

Laki-laki

Perempuan

Laki-laki + Perempuan

1992 60,42 64,15 62,34 1993 60,79 64,54 62,72 1994 61,16 64,92 63,1 1995 61,54 65,31 63,48 1996 61,91 65,71 63,86 1997 62,29 65,71 63,86 1998 62,63 66,45 64,59 1999 63,55 67,41 65,54 2000 63,45 67,3 65,43 66,20 2002[a] Sumber: Indikator Kesejahteraan Anak 2001 (hasil SP 1990, 2000 dan estimasi SUPAS 1995) [a] Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003

Tabel di atas menunjukkan bahwa umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok penduduk perempuan dari waktu ke waktu relatif lebih tinggi daripada umur harapan hidup waktu lahir untuk kelompok penduduk laki-laki. Rincian angka kematian bayi, angka kematian balita, dan umur harapan hidup waktu lahir menurut provinsi tahun 2002 – 2003 dapat dilihat pada Lampiran 3.1. 6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator gabungan yang memperlihatkan kualitas manusia secara komprehensif dari segi ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Indikator-indikator tersebut adalah keseimbangan daya beli (purchasing power parity) dan pendapatan (ekonomi), angka melek huruf dan partisipasi sekolah di pendidikan dasar dan lanjutan (pendidikan) serta umur harapan hidup sejak lahir (kesehatan). GAMBAR 3.6 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TAHUN 1996-2005 80

IPM

60

67.7

64.3

65.8

1996

1999

2002

69.6

40 20 0 2005

Sumber: BPS, Bappenas, UNDP

Gambar 3.6 memperlihatkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia sejak tahun 1996 hingga 2005 cenderung meningkat. Pada tahun 1996 IPM 67,7 menjadi 69,6 pada tahun 2005. Tahun 2005 Indeks Pembangunan Manusia tertinggi dicapai DKI Jakarta (76,1) 22

diikuti Sulawesi Utara (74,2) dan Riau (73,6). Sedangkan Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur merupakan 3 provinsi dengan IPM terendah. Data IPM per provinsi tahun 1999-2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.1.a.

B. MORBIDITAS Data angka kesakitan penduduk yang berasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran/pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit adalah data tahun 2005 disajikan pada Tabel 3.9 berikut ini. TABEL 3.9 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005 No

Golongan Sebab Sakit

1 2 3 4 5 6 7 8

Infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya Hipertensi esensial (primer) Demam yang sebabnya tidak diketahui Cedera YDT lainnya YTT dan daerah badan multipel Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (kolitis Inf.) Tuberkulosis paru lainnya Diabetes melitus YTT

9 10

Penyakit pulpa dan periapikal Gastritis dan duodenitis

Jumlah Pasien 1,117,179 501,280 464,697 446,897 389,568 370,479 369,071 338,056

7.05 3.16 2.93 2.82 2.46 2.34 2.33 2.13

319,080 255,689

2.01 1.61

%

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

Sedangkan pola 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.10 di bawah ini. TABEL 3.10 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TAHUN 2005

1 2 3 4 5 6 7 8

Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu ( kolitis infeksi ) Demam tifoid dan paratifoid Demam berdarah dengue Penyulit kehamilan dan persalinan lainnya Cedera intrakranial Kecelakaan angkutan darat Demam yang sebabnya tidak diketahui Cedera YTD lainnya YTT dan daerah badan Multipel

Jumlah Pasien 193.856 81.116 77.539 69.92 59.468 54.463 50.376 49.477

9 10

Malaria (termasuk semua jenis malaria) Pneumonia

42.633 42.512

No

Golongan Sebab Sakit

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006

23

% 7,52 3,15 3,01 2,71 2,31 2,11 1,95 1,92 1,65 1,65

Kedua tabel tersebut di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit, walaupun beberapa penyakit tidak menular seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan cedera juga berada di peringkat atas. Pada tahun 2005 dari data 10 penyakit utama pasien rawat jalan di rumah sakit, yang terbanyak adalah infeksi saluran napas bagian atas akut lainnya 7,05%, diikuti penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya 3,16% dan hipertensi esensial (primer) 2,93%. Dari data 10 penyakit utama pasien rawat inap di rumah sakit, terbanyak adalah Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu (infeksi kolitis) 7,52%, diikuti penyakit Demam tifoid dan paratifoid 3,15% dan penyakit Demam Berdarah Dengue 3,01%. Distribusi pasien menurut Bab ICD-X pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.2.a dan 3.3.a. Selanjutnya berikut ini akan diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapatkan perhatian, termasuk situasi penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial KLB/wabah, situasi penyakit tidak menular. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam bagian ini antara lain penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia, dan Antraks. a. Penyakit Malaria Penyakit Malaria masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. Perkembangan penyakit Malaria dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API) untuk Jawa-Bali dan Annual Malaria Incidence (AMI) untuk luar Jawa-Bali, yang dapat dilihat pada Gambar 3.7 berikut ini. GAMBAR 3.7 ANNUAL PARASITE INCIDENCE MALARIA (‰) DAN ANNUAL MALARIA INCIDENCE (‰), TAHUN 1989 – 2005 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0

1989

1990

1991 1992 1993 1994 1995 1996

1997

1998

0.21

0.17

0.14

0.12

0.3

A M I 28.06 24.1

27

API

0.12

0.19

0.17

0.07

0.08

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 0.62

0.47

0.22

0.15

0.15

22.79 20.51 22.22 19.38 21.72 16.06 21.97 24.9 31.09 26.2

0.52

0.81

22.3

21.8

21.2

18.94

50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa peningkatan insidens Malaria terjadi dalam periode 1997 – 2000. Pada bulan April tahun 2000 mulai dilaksanakan Gerakan Berantas Kembali Malaria (Gebrak Malaria). Pada tahun 2001 – 2005 angka kesakitan Malaria kembali menurun. Pada tahun 24

2001 angka kesakitan Malaria untuk Pulau Jawa dan Bali sebesar 0,62 per 1.000 penduduk, pada tahun 2002 menjadi 0,47, tahun 2003 menjadi 0,22 per 1.000 penduduk dan tahun 2004 menjadi 0,15 per 1.000 penduduk. Sedangkan untuk luar Jawa-Bali, angka kesakitan Malaria (termasuk penderita klinis) pada tahun 2001 sebesar 26,20 per 1.000 penduduk menjadi 22,30 pada tahun 2002, 21,80 per 1.000 penduduk pada tahun 2003, 21,20 per 1.000 penduduk pada tahun 2004, 18,94 per 1.000 penduduk pada tahun 2005. Selama tahun 2005 terjadi KLB di Provinsi Kalimantan Barat (Kab. Melawi), Maluku (Kab. Seram Bagian Timur), Maluku Utara (Kab. Halmahera Tengah), Kalimantan Selatan (Kab. Hulu Sungai Selatan), Sumatera Utara (Kab. Samosir), Banten (Bayah), Kepulauan Bangka Belitung (Kab. Bangka), Jambi, Sulawesi Utara, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat dengan jumlah penderita sebesar 10.560 penderita dan 97 orang meninggal. (sumber: Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, 2005). Target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010, yaitu sebesar 5 per 1.000 penduduk. Untuk wilayah Jawa dan Bali dapat dikatakan target sudah tercapai. Sedangkan untuk wilayah di luar Jawa dan Bali, diperkirakan masih belum mencapai target. Wilayah Indonesia Timur dengan AMI tertinggi antara lain Papua (208,82), Nusa Tenggara Timur (100,49), dan Maluku Utara (67,24). Untuk Kawasan Barat Indonesia, wilayah dengan API tertinggi antara lain Jambi (13,55), Kepulauan Bangka Belitung (11,18), dan Sumatera Utara (7,24). Jumlah kasus dan API/AMI penyakit Malaria menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.4 dan Lampiran 3.5. b. Penyakit TB Paru Pelaksanaan penanggulangan penyakit TB Paru telah dapat menurunkan prevalensi dari 122/100.000 penduduk pada tahun 2002 menjadi 115/100.000 penduduk pada tahun 2003 dan 107/100.000 penduduk pada tahun 2005.

Tolok Ukur/Kegiatan BTA Positif BTA Negatif Relaps/Kambuh Ekstra Paru

Tabel 3.11 Proporsi Kasus TBC Menurut Tipe (Jenis) Tahun 2001-2005 Tahun 2001 2002 2003 0,51 0,49 0,52 0,30 0,47 0,43 0,03 0,02 0,02 0,16 0,02 0,03

2004 0,60 0,36 0,02 0,02

2005 0,60 0,32 0,02 0,06

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2005, jumlah perkiraan kasus menular TB Paru sebanyak 296.381 kasus. Cakupan penemuan semua kasus TB Paru sebanyak 259.969 kasus, dengan 158.640 kasus TB Paru BTA Positif dan Angka Penemuan Penderita/Case Detection Rate (CDR) sebesar 53,53 %. Hasil cakupan penemuan kasus dan evaluasi hasil pengobatan penyakit TB paru tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.6.

25

GAMBAR 3.8 PROPORSI KASUS TB PARU MENURUT TIPE (JENIS) TAHUN 2005

Kambuh, 2%

Esktra Paru, 6%

BTA -, 32%

BTA+, 60%

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2005, jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin terbanyak pada laki-laki sebesar 58,70 %. Provinsi Jawa Barat adalah provinsi paling banyak jumlah kasus BTA positif yaitu sebanyak 28.541 kasus. Laki-laki dengan umur 25-34 tahun paling banyak ditemukan kasus baru BTA Positif yaitu 20.906 kasus, di Provinsi Jawa Barat terbanyak dengan 4.114 kasus. Jumlah kasus baru BTA positif menurut jenis kelamin, kelompok umur, dan provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.7 dan Lampiran 3.8. c. Penyakit HIV/AIDS Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi (concentrated level epidemic), yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada sub populasi tertentu misalnya pada kelompok penjaja seks dan pada para penyalahguna NAPZA. Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS yang dilaporkan sampai dengan 31 Desember 2005 sebanyak 9.565 kasus terdiri dari 4.244 kasus infeksi HIV dan 5.321 kasus AIDS, 1.332 kasus di antaranya telah meninggal dunia. Rate kumulatif kasus AIDS per 100.000 penduduk secara nasional sebesar 2,65. Rate tertinggi terjadi di Papua sebesar 49,06 (18,51 kali angka nasional), DKI Jakarta sebesar 23,15 (8,74 kali angka nasional), Bali sebesar 7,19 (2,71 kali angka nasional), dan Maluku sebesar 5,75 (2,17 kali angka nasional). Kasus yang dilaporkan telah meninggal dunia sebesar 25,03%. Cara penularan AIDS pada tahun 2003 adalah melalui hubungan heteroseksual, namun hingga akhir tahun 2005 cara penularan terbanyak yang dilaporkan adalah penularan pada penyalahguna NAPZA suntik (Intravenous Drug User = IDU). Penularan yang terkait dengan IDU tahun 2005 terjadi pada 48,9% kasus AIDS disusul penularan melalui hubungan 26

heteroseksual 39,4%, 5,5% tidak diketahui cara penularannya, melalui hubungan homoseksual 4,8%, melalui perinatal 1,2%, dan melalui transfusi 0,1%. Sepanjang tahun 2005, jumlah kasus baru AIDS yang ditemukan terbanyak adalah pada triwulan IV sebanyak 1.135 kasus (43,01%). Persentase kasus AIDS yang menggunakan NAPZA suntik (IDU) tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah (100%), Banten (90,48%) dan Lampung (85,07%). Jumlah kumulatif kasus AIDS, meninggal, dan angka kumulatif kasus per 100.000 penduduk menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2005, persentase kasus AIDS yang menggunakan NAPZA suntikan (IDU), dan persentase kasus per triwulan dapat dilihat pada Lampiran 3.9, 3.10, dan 3.11. GAMBAR 3.9 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2005 0.1 1.2

IDU

5.5 4.8

Heteroseks 48.9

Homoseks Tidak diketahui

39.4

Perinatal Transfusi

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berikut ini gambaran mengenai perkembangan penderita HIV/AIDS sampai dengan Desember 2005. GAMBAR 3.10 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENGIDAP HIV YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2001 – 2005

GAMBAR 3.11 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 2001 – 2005

4000 3500

2500

Jumlah kasus

Jumlah kasus

3000

2000 1500 1000 500

5500 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2001

2002

2003

2004

Kasus baru

219

345

316

1195

2638

Kasus kum ulatif

826

1171

1487

2682

5321

0 2001

2002

2003

2004

2005

Kasus baru

732

648

168

649

875

Kasus kum ulatif

1172

1904

2552

2720

3368

2005

Tahun Tahun

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Karakteristik penderita AIDS secara kumulatif hingga 31 Desember 2005 dapat digambarkan bahwa sebagian besar penderita AIDS adalah laki-laki yaitu 4.363 penderita (82%), perempuan sebanyak 851 penderita (16%), dan 107 penderita (2%) selebihnya tidak diketahui jenis kelaminnya. Bila dilihat menurut kelompok umur, penderita berumur 20-29 27

tahun sebanyak 2.873 penderita (54,07%), kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 1.383 penderita (25,86%), kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 451 penderita (8,48%), kelompok umur 15-19 tahun sebanyak 193 penderita (3,63%), kelompok umur 50-59 tahun sebanyak 115 penderita (2,18%), kelompok umur > 60 tahun sebanyak 32 penderita (0,62%), umur <1 tahun sebanyak 29 penderita (0,55%) kelompok umur 1-4 tahun sebanyak 23 penderita (0,45%), kelompok umur 5-14 tahun 12 penderita (0,23%) dan tidak diketahui kelompok umurnya sebanyak 210 penderita (3,95%), sebagaimana disajikan pada Gambar 3.12 berikut ini. GAMBAR 3.12 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2005

60

54.07

50 40 25.86

30 20

8.48 10 0.55

0.45

0.23

3.63

2.18

3.95 0.62

0 <1 thn

1-4 thn

5-14 thn

15-19 thn

20-29 thn

30-39 thn

40-49 thn

50-59 thn

>=60 thn

Tdk Diketahui

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Gambar di atas menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS di Indonesia merupakan kelompok umur 20-49 tahun (88,41%). Seperti diketahui bahwa penularan HIV/AIDS terbanyak adalah melalui hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik bersama pada IDU. Kelompok umur 20-49 tahun merupakan kelompok umur yang aktif dalam aktivitas seksual. IDU juga didominasi oleh kelompok umur produktif. Dapat diperkirakan hal ini saling terkait. Bila perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan menjadi ancaman bagi produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Jumlah kumulatif kasus AIDS menurut provinsi sampai dengan 31 Desember 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.9. Dari Gambar 3.13 berupa peta wilayah Indonesia berikut ini, dapat dilihat Case Rate AIDS menurut provinsi tahun 2005. GAMBAR 3.13 CASE RATE KUMULATIF KASUS AIDS PER 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

28

d. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering berada dalam daftar Pola 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Menurut laporan Ditjen Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan pada tahun 2005, penyakit Sistem Napas menempati peringkat pertama 10 penyakit utama pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit di Indonesia, yaitu dengan persentase 15,1%. Sedangkan untuk persentase 10 penyakit utama pada pasien rawat inap di Rumah Sakit pada tahun yang sama, penyakit sistem napas menempati urutan ke-4 dengan persentase 7,38%. (Lampiran 3.2 dan 3.3) Penyakit sistem pernapasan seperti Pneumonia juga sering menyerang balita. Pada tahun 2005 didapatkan 600.720 kasus Pneumonia pada balita, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Hasil penemuan penderita Pneumonia balita dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut ini. TABEL 3.12 HASIL PENEMUAN PENDERITA PNEUMONIA BALITA TAHUN 2000 – 2005

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Penderita 479.283 619.107 549.035 502.275 625.611 600.720

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Jumlah kematian balita yang disebabkan Pneumonia pada tahun 2005 sebesar 204 balita yang terdiri dari 155 balita berumur di bawah 1 tahun dan 49 balita berumur 1-4 tahun. e. Penyakit Kusta Dalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensi penyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 penduduk pada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95, pada tahun 2003 kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk, tahun 2004 meningkat menjadi 0,93 per 10.000 penduduk dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 0,98 per 10.000 penduduk. Secara nasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni 2000. Jika ditinjau dari situasi global, Indonesia merupakan negara penyumbang jumlah penderita Kusta ketiga terbanyak setelah India dan Brazil. Masalah ini diperberat dengan masih tingginya stigma di kalangan masyarakat dan sebagian petugas. Akibat dari kondisi ini sebagian besar penderita dan mantan penderita Kusta dikucilkan sehingga tidak mendapatkan akses pelayanan kesehatan serta pekerjaan yang berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan. Perkembangan penyakit Kusta yang diindikasikan dengan prevalensi dan penemuan penderita baru menunjukkan adanya penurunan prevalensi Kusta yang sangat tajam pada tahun 1991, di mana Multiple Drug Therapy (MDT) 24 dosis mulai digunakan. Jumlah penderita menurun dari 120.000 pada tahun 1990 menjadi 21.537 pada tahun 2005. Maka dengan sendirinya angka prevalensi menurun dari 5,9 menjadi 0,98 per 10.000 penduduk. Angka penemuan penderita baru menunjukkan adanya peningkatan penemuan 29

penderita baru tahun 1997, 1998, 1999, yang kemungkinan disebabkan adanya intensifikasi penemuan penderita karena Leprosy Elimination Campaign (LEC) yang dilaksanakan di 109 kabupaten endemik pada tahun tersebut. Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit Kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masih tingginya jumlah penderita Kusta di Indonesia. Pada tahun 2005, jumlah penderita penyakit Kusta yang tercatat sebanyak 21.537 kasus dengan 18.742 kasus (87,02%) di antaranya merupakan penderita tipe Multi Basiler (MB) yang diketahui merupakan tipe yang menular. Prevalensi Kusta per 10.000 penduduk yang tertinggi berada di Maluku Utara sebesar 9,05, disusul oleh Papua sebesar 4,67 dan Gorontalo yang sebesar 3,54. Sedangkan provinsi dengan prevalensi Kusta per 10.000 penduduk terendah adalah DI Yogyakarta sebesar 0,10 , disusul oleh Bengkulu sebesar 0,17 dan Sumatera Utara sebesar 0,23. Jumlah kasus baru Kusta yang ditemukan tahun 2005 sebanyak 19.695 kasus, di antaranya 15.639 kasus merupakan penderita tipe Multi Basiler (79,41%) sedangkan kasus Pausi Basiler sebesar 4.056 (20,59%). Secara nasional persentase cacat tingkat II, mencapai 8,74% . Persentase kecacatan terbesar ditemukan di Provinsi Bengkulu yaitu 23 kecacatan dari 33 kasus baru penyakit Kusta (69,7%) yang kemudian disusul oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 25% (8 kecacatan dari 32 kasus baru) dan Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 20,72% (52 kecacatan dari 251 kasus baru). Situasi penyakit Kusta, jumlah kasus baru Kusta, dan kecacatan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.13 dan 3.14. Gambaran penderita Kusta dalam kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut. TABEL 3.13 JUMLAH PENDERITA KUSTA MENURUT TIPE DAN ANGKA PENEMUAN PENDERITA (CDR) PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2005

Jumlah Penderita Kusta Tipe PB Tipe MB Semua Tipe 2000 11.267 3.430 14.697 2001 10.768 3.293 14.061 2002 12.376 3.853 16.229 2003 11.956 3.594 15.549 2004 12.957 3.715 16.672 2005 15.639 4.056 19.695 CDR = Case Detection Rate, MB = Multi Basiler, PB = Pausi Basiler Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Tahun

CDR /100.000 Penduduk 7,22 6,91 7,77 7,29 8,99

Di antara penderita baru yang ditemukan, 8,74% sudah mengalami kecacatan tingkat II (kecacatan yang dapat dilihat dengan mata). Angka ini masih di atas indikator program yaitu 5%. Keadaan ini menggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya kesadaran masyarakat akan penyakit Kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaan cacat. Proporsi penderita anak berumur 0-14 tahun di antara penemuan kasus baru Kusta adalah 9,09% yang juga masih di atas indikator program (5%). Proporsi terbesar pada tahun 2005 terdapat di Provinsi Maluku Utara sebesar 18,48%, disusul Nusa Tenggara Barat sebesar 12,71% dan Jawa Tengah sebesar 12,28%. 30

Perkembangan proporsi kecacatan tingkat II dan perkembangan proporsi anak pada penderita Kusta baru selama 5 tahun terakhir terlihat pada Gambar 3.14 dan Gambar 3.15 di bawah ini. GAMBAR 3.14 PROPORSI KECACATAN TINGKAT II PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000 - 2005

% Cacat tingkat 2

9

8,9 8,6

8,5

8,74

8,4

8

8 7,7

7,5 7 2000

2001

2002

2003

2004

2005

Tahun

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.15 PROPORSI PENDERITA ANAK ( 0-14 TH ) PADA PENDERITA BARU KUSTA TAHUN 2000-2005

% Penderita anak

12

10.2

10.05

10.6

10.7

2003

2004

8.9

10 8 6 4 2 0 2000

2001

2002 Tahun

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sementara itu, dari peta berikut ini terlihat bahwa Indonesia masih banyak menyimpan kantong-kantong Kusta yang kebanyakan berada di Kawasan Timur Indonesia. Pada tahun 2005 ada 12 provinsi yang masih belum mencapai eliminasi Kusta, yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua, sedangkan Kepulauan Riau, Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak ada datanya.

31

GAMBAR 3.16 PREVALENSI KUSTA TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

f. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) PD3I (penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi) merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD3I yang dibahas dalam bab ini mencakup penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan), Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B. Jumlah kasus penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15. 1) Tetanus Neonatorum Penanganan Tetanus Neonatorum tidak mudah, sehingga yang terpenting adalah usaha pencegahan yaitu pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Tingkat kematian akibat penyakit ini yang tercermin dalam CFR, cenderung mengalami fluktuasi dari tahun 2000 sampai tahun 2005. Pada tahun 2000, tercatat CFR sebesar 65,12% lalu turun menjadi 54,64%. Angka CFR ini kembali naik menjadi 61,90% pada tahun 2002, kemudian sempat mengalami penurunan menjadi 56% pada tahun 2003. Penurunan kembali terjadi pada tahun 2004 dengan CFR sebesar 50,29%, namun pada tahun 2005 CFR kembali naik menjadi 58,57% dengan 82 kematian dari 140 kasus. Hal ini diduga karena masih banyaknya ibu hamil yang tidak mendapatkan imunisasi TT.

300 250 200 150 100 50 0

80,00 60,00 40,00 20,00 2000

2001 2002

2003

2004 2005

Kasus

281

183

147

175

173

140

Meninggal

183

100

91

98

87

82

CFR (%)

65,12 54,64 61,90 56,00 50,29 58,57

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

32

0,00

CFR (%)

Jumlah kasus/kematian

GAMBAR 3.17 JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2005

Jumlah kasus tetanus neonatorum menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15 dan Lampiran 3.16. 2) Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). KLB Campak 2005 terjadi sebanyak 122 kali dengan jumlah kasus sebanyak 1.467 dan CFR 0,48% (Lampiran 3.26). Frekuensi KLB ini meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Frekuensi KLB tahun 2002 tercatat sebesar 247, lalu turun menjadi 89 pada tahun 2003. Pada tahun 2004 angka ini justru naik menjadi 97 kemudian meningkat lagi pada tahun 2005. Kecenderungan yang sama terjadi pada tingkat kematian akibat Campak. Tahun 2002, CFR Campak sebesar 1,45% kemudian turun menjadi 0,3% pada tahun 2003. CFR pada tahun 2004 naik menjadi 1,56% lalu kembali turun menjadi 0,48% pada tahun 2005. Perkembangan frekuensi KLB Campak, Jumlah penderita dan CFR dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut. TABEL 3.14 FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN 2000-2005

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Frekuensi KLB 101 32 247 89 97 122

Jumlah Penderita 1.259 85 5.509 2.914 2.818 1.467

CFR (%) 0,3 1,6 1,45 0,3 1,56 0,48

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.15 di bawah ini. TABEL 3.15 JUMLAH KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2005

Umur <1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun >15 tahun Jumlah

Kasus 1.855 5.513 4.391 2.233 1.850 15.842

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2005, dari 15.842 kasus penyakit campak, 13.731 kasus (86,67%) diantaranya tidak mendapatkan imunisasi campak/tidak diketahui. Jumlah kasus penyakit campak menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15 dan 3.17. 33

Khusus untuk campak pada umur < 1 Tahun, Profil Ditjen PP-PL menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kasus. Peningkatan ini nampak pada Angka Insidens (AI) Campak per 10.000 umur < 1 tahun. Pada tahun 2001 AI sebesar 5,3 sempat turun menjadi 4,7 pada tahun 2002 kemudian naik menjadi 6,8 pada tahun 2003. Angka ini naik menjadi 7,0 pada tahun 2004, hingga naik kembali pada menjadi 9,38 pada tahun 2005. GAMBAR 3.18 ANGKA INSIDENS (AI) CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK UMUR < 1 TAHUN TAHUN 2001-2005

Angka Insidens

10 9.38

8

6.8

6

7

5.3 4.7

4 2 0 2001

2002

2003

2004

2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

3) Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Pada tahun 2005 terjadi 29 kali KLB dengan jumlah kasus sebanyak 65 dan CFR sebesar 13,85%. Angka CFR ini lebih rendah dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 CFR sebesar 23%, kemudian turun menjadi 9,4% pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 13,85% pada tahun 2005. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun 2000-2005 disajikan pada Tabel 3.16 berikut ini. TABEL 3.16 FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI TAHUN 2000 – 2005

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Frekuensi KLB 34 29 43 54 34 29

Kasus 38 29 60 86 106 65

CFR (%) 26 21 13 23 9,4 13,85

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2005, jumlah seluruh kasus Difteri di rumah sakit dan puskesmas sebanyak 1.031 kasus. Kasus terbanyak di Nanggroe Aceh Darussalam dengan 980 kasus, dengan kasus terbanyak pada golongan usia 5-14 tahun (422 kasus), diikuti Lampung sebanyak 24 kasus. Jumlah kematian 1 kasus di Sumatera Selatan. Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.18. 34

4) Pertusis/Batuk Rejan Pada tahun 2005, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 685 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 199 kasus dan yang dirawat di puskesmas sebanyak 4.759 kasus. Gambaran kasus Pertusis (Batuk Rejan) menurut kelompok umur disajikan pada Tabel 3.17 berikut ini. TABEL 3.17 KASUS PERTUSIS (BATUK REJAN) MENURUT UMUR TAHUN 2005

Umur < 1 tahun 1-4 tahun 5-14 tahun 15-44 tahun >45 tahun Jumlah

Kasus 569 1.042 1.457 1.382 1.193 5.643

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Jumlah kasus dan angka insiden penyakit Pertusis/Batuk Rejan menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.19. 5) Hepatitis (Hepatitis Klinis dan Hepatitis B) Kasus Hepatitis secara nasional mengalami fluktuasi dalam 5 tahun terakhir yang tercermin dalam Angka Insidens (AI) per 10.000 penduduk. Tahun 2001 tercatat AI sebesar 1,3 yang kemudian turun menjadi 0,60 pada tahun 2002. Kasus Hepatitis mengalami peningkatan tahun 2003 dengan AI sebesar 1,40 yang kemudian kembali turun pada tahun 2004 menjadi 0,56. Setelah sempat turun AI kembali merangkak naik menjadi 0,9 pada tahun 2005.

40,000

2.00

30,000

1.50

20,000

1.00

10,000

0.50

0

2001 2002 2003 2004 2005

0.00

Jumlah kasus 26,75 12,99 29,59 12162 20,33 Angka insiden

1.30

0.60 1.40

0.56

0.9

Sumber: Profil Ditjen PP-PL (Subdit Surveilans), Depkes RI

35

Angka insiden

Jumlah kasus

GAMBAR 3.19 JUMLAH KASUS DAN ANGKA INSIDEN HEPATITIS PER 10.000 PENDUDUK TAHUN 2001 – 2005

Menurut Laporan pada tahun 2005, jumlah kasus Hepatitis klinis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 2.933 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 1.639 kasus dengan kematian pada 8 kasus, dan yang dirawat di puskesmas 13.938 kasus. Jumlah kasus penyakit Hepatitis klinis menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.20. Pada tahun 2005, jumlah kasus Hepatitis B di Indonesia sebesar 884 kasus terdiri dari 456 kasus rawat jalan di rumah sakit dan 428 kasus rawat inap di rumah sakit. Sedangkan terjadi kematian 5 kasus di rawat inap rumah sakit. Jumlah kasus penyakit Hepatitis B menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.21. 6) Polio (AFP-Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) Pada tanggal 21 April 2005, Laboratorium Bio Farma melaporkan hasil pemeriksaan positif virus polio liar tipe P1 terhadap seorang penderita AFP anak laki-laki umur 20 bulan di Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Temuan ini merupakan temuan yang sangat mengejutkan setelah 10 tahun Indonesia dinyatakan bebas dari virus polio liar. Pada tanggal 3 Mei 2005, Laboratorium GSL Mumbai mengidentifikasi bahwa virus polio liar Sukabumi merupakan virus polio impor, karena strain virus tidak mempunyai kemiripan dengan virus yang pernah diidentifikasi di Indonesia, tetapi mempunyai kemiripan dengan virus Sudan yang bersirkulasi di Arab Saudi pada akhir tahun 2004 (akhir bulan Desember) yang bertepatan dengan musim haji. GAMBAR 3.20 KASUS POLIO LIAR DAN SEBARAN POLIO DI INDONESIA, 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Gambar 3.21 di bawah ini adalah bagan yang menggambarkan jumlah penemuan kasus Polio per minggu. Pada awal periode ditemukan 1 kasus. Kemudian pada minggu berikutnya tidak lagi ditemukan kasus. Namun, pada periode 27 Maret - 2 April, kembali ditemukan 1 kasus Polio. Angka tersebut terus bertambah hingga pada puncaknya (34 kasus) yaitu periode 29 Mei - 4 Juni bersamaan dengan dilaksanakannya mopping up putaran 1 (31 Mei 2005). Dua (2) minggu pasca pelaksanaan mopping up putaran 1, terjadi penurunan signifikan terhadap temuan kasus Polio, yaitu 1 kasus. Hingga mopping up putaran kedua tidak ditemukan lagi kasus Polio.

36

GAMBAR 3.21 KASUS POLIO DI INDONESIA, 2005 Mopping-Up 31 May 2005 36 34 32 30 28 26 24 22 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0

Mopping-Up 28 June 2005

6- 12

WPV c ases

27

3- 9

1- 7

8- 14

Mar

13- 19 20- 26 Mar

Mar

Mar -

Apr

10- 16 17- 23 24- 30 Apr

Apr

Apr

May

May

15- 21 22- 28 May

0

1

0

1

1

3

6

9

10

16

20

29

May May 18

34

5- 11 12- 18 19- 25

26

3- 9

J un

Jun

J un

J un- 2

J ul

10- 16 17- 23 24- 30 31 J ulJ ul

J ul

J ul

6 Aug

31

2

1

0

0

0

0

0

0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berdasarkan jenis kelamin, 53% penderita Polio adalah laki-laki dan 47% adalah perempuan. Berdasarkan kelompok umur, 63% Polio menyerang anak berumur 12-35 bulan, 19% menyerang anak berumur 36-59 bulan, 14% menyerang anak di atas 60 bulan dan yang paling rendah menyerang anak berumur 0-11 bulan (4%). Pada tahun 2005, jumlah kasus AFP sebanyak 1.939 kasus, dengan AFP Rate per 100.000 penduduk sebesar 3,12 dan Non Polio AFP Rate per 100.000 penduduk sebesar 2,44. Kasus AFP terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat (349 kasus) diikuti Jawa Timur (319 kasus) dan Banten (253 kasus). Berdasarkan klasifikasi klinis diketahui kasus virus polio liar sebanyak 303 kasus. Dari 10 provinsi yang ditemukan virus polio liar, terbanyak di Provinsi Banten (161), Jawa Barat (59) dan Lampung (26). Terdapat 8 kasus kematian akibat AFP sepanjang tahun 2005 yang seluruhnya di Provinsi Banten. Jumlah kasus AFP Polio menurut provinsi, jumlah kasus AFP Polio menurut kriteria klasifikasi klinis dan provinsi, dan perkembangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.22, 3.23 dan 3.24. 7) Tetanus Tetanus adalah penyakit akut yang disebabkan oleh eksotoksin yang dikeluarkan oleh basil tetanus (Clostridium tetani) yang hidup secara anaerobic pada luka. Ciri khas dari tetanus adalah adanya kontraksi otot disertai rasa sakit, terutama otot leher kemudian diikuti dengan otot-otot seluruh badan. Gejala pertama yang muncul yang mengarahkan kita untuk memikirkan tetanus pada anak usia lebih tua dan orang dewasa adalah jika ditemukan adanya kaku otot pada abdomen. Kejang seluruh tubuh dapat terjadi akibat rangsangan. Posisi yang khas pada penderita tetanus yang mengalami kejang adalah terjadinya opisthotonus dan ekspresi wajah yang disebut dengan risus sardonicus. 37

Spora tetanus masuk ke dalam tubuh biasanya melalui luka tusuk yang tercemar dengan tanah, debu jalanan atau tinja hewan dan manusia, spora dapat juga masuk melalui luka bakar atau luka lain yang sepele atau tidak dihiraukan, atau juga dapat melalui injeksi dari jarum suntik yang tercemar yang dilakukan oleh penyuntik liar. Tetanus kadang kala sebagai kejadian ikutan pasca pembedahan termasuk setelah sirkumsisi. Semua orang rentan terhadap tetanus. Pemberian imunisasi aktif dengan tetanus toxoid (TT) dapat menimbulkan kekebalan yang dapat bertahan paling sedikit selama 10 tahun setelah pemberian imunisasi lengkap. Kekebalan pasif sementara didapat setelah pemberian Tetanus Immunoglobin (TIG) atau setelah pemberian tetanus anti serum. Pada tahun 2005, jumlah kasus Tetanus yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 473 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 922 kasus dan 43 di antaranya meninggal dunia dan yang dirawat di puskesmas 380 kasus. Jumlah kasus penyakit Tetanus menurut provinsi pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 3.25. Khusus untuk kasus tetanus pada kelompok umur < 1 tahun, terdapat kecenderugan penurunan dalam 5 tahun terakhir yang tercermin dalam AI per 10.000 penduduk umur < 1 tahun. Tahun 2001 AI sebesar 0,15 turun menjadi 0,13 pada tahun 2002, lalu kembali turun hingga 0,11 pada tahun 2003. Tahun 2004 tercatat AI sebesar 0,09 hingga pada tahun 2005 AI sebesar 0,04 per 10.000 penduduk umur < 1 tahun. g. Penyakit Potensial KLB/Wabah Beberapa penyakit menular berpotensi menimbulkan KLB maupun wabah. Frekuensi KLB tertinggi adalah Diare, Demam Berdarah Dengue, Rabies, Campak dan keracunan makanan. Sedangkan CFR tertinggi adalah Difteri (13,85%, yaitu 9 kematian dari 65 kasus). Penyakit yang menimbulkan KLB di Indonesia pada tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.26. 1). Penyakit Diare Tingkat kematian Diare pada tahun 2005 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2005, CFR akibat diare sebesar 2,51% dengan 127 orang meninggal dari 5.051 kasus. Angka ini lebih tinggi jika kita bandingkan dengan tahun 2004, yaitu 1,6% dengan 23 orang meninggal dari 1.436 kasus. Namun demikian, CFR tahun 2005 tetap lebih rendah dibandingkan tahun 2003 yang sebesar 2,77% dengan 128 orang meninggal dari 4.622 kasus. Perkembangan KLB Diare enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.18 di bawah ini. TABEL 3.18 KLB DIARE MENURUT JUMLAH PROVINSI DENGAN KLB, JUMLAH KASUS, MENINGGAL, DAN CFR TAHUN 2000 – 2005

Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Jumlah Provinsi dengan KLB 16 12 15 22 16 12

Jumlah Kasus 5.680 4.428 5.789 4.622 1.436 5.051

Meninggal 109 100 94 128 23 127

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI, Profil PP-PL 2005

38

CFR (%) 1,92 2,26 1,62 2,77 1,60 2,51

Dari 12 provinsi yang melaporkan adanya KLB, wilayah dengan tingkat kematian tertinggi akibat Diare adalah Sulawesi Tengah, yaitu 18,84% (13 meninggal dari 69 kasus), disusul oleh Papua dengan CFR sebesar 7,61% (37 kasus meninggal dari 486 kasus) dan Maluku Utara dengan CFR sebesar 5,26% (7 meninggal dari 133 kasus). Jumlah kasus, meninggal dan CFR Diare tiap provinsi dari tahun 2001-2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.27. 2) Demam Berdarah Dengue Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah provinsi dengan jumlah kabupaten/kota terjangkit sampai dengan tahun 2005 sebanyak 330 kabupaten/kota (75% dari seluruh kab/kota). Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Angka insiden DBD secara nasional berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada awalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periode antara 2 – 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Pada tahun 2005, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 95.279 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,36% dan angka insiden sebesar 43,42 kasus per 100.000 penduduk. . Perkembangan angka insiden dan angka kematian karena DBD pada tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 3.22 di bawah ini. GAMBAR 3.22 ANGKA INSIDEN (PER 100.000 PENDUDUK) DAN CFR (%) PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE TAHUN 2000 – 2005 3.0

50.00

2.0

30.00 1.5

20.00 1.0

10.00 0.00

Angka insiden CFR (%)

CFR (%)

Angka insiden per 100.000 penduduk

2.5

40.00

0.5 2000

2001

2002

2003

2004

2005

10.17

15.99

19.24

23.87

37.11

43.42

2.0

1.4

1.3

1.5

1.2

1.36

0.0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Provinsi dengan angka insiden DBD tertinggi pada tahun 2005 adalah DKI Jakarta (296,87 per 100.000 penduduk), Kalimantan Timur (121,74 per 100.000 penduduk), dan Sulawesi Utara (119,89 per 100.000 penduduk). Sedangkan CFR tertinggi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 4,35%, disusul oleh Maluku Utara sebesar 4,17%, dan Kepulauan Riau sebesar 3,49%. Jumlah penderita, angka kematian, dan angka insiden DBD menurut provinsi pada tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.28, sedangkan jumlah kabupaten/kota yang terjangkit penyakit DBD menurut provinsi tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.29. 3) Chikungunya

39

Penyakit Chikungunya (CHIK) adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan disebabkan oleh virus Chikungunya. Virus Chikungunya termasuk dalam Togaviridae, genus alphavirus. Gejala Demam Chikungunya mirip dengan Demam Berdarah Dengue yaitu demam yang tinggi, menggigil, sakit kepala, mual, muntah, sakit perut, nyeri sendi dan otot serta bintik-bintik merah pada kulit terutama badan dan lengan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan (syok) maupun kematian. Masa inkubasi dari demam Chikungunya 2 - 4 hari. Manifestasi penyakit berlangsung 3 - 10 hari. Virus ini termasuk Self Limiting Disease atau sembuh dengan sendirinya. Di Indonesia, demam Chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973. Kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate dan Yogyakarta. Setelah vakum hampir 20 tahun, awal tahun 2001 kejadian luar biasa (KLB) demam Chikungunya terjadi di Muara Enim (Sumatera Selatan) dan Nanggroe Aceh Darussalam, disusul Bogor (Jawa Barat). Demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah) tahun 2002. Dalam 5 tahun terakhir (2001-2005), penyakit ini telah tersebar di 11 provinsi, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Profil Ditjen PP-PL Depkes menyebutkan bahwa pada tahun 2004 dilaporkan kasus di 5 provinsi dengan jumlah 1.266 tanpa kematian. Sedangkan pada Tahun 2005 Chikungunya dilaporkan di 4 provinsi dengan 340 kasus tanpa kematian. TABEL 3.19 JUMLAH KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA TAHUN 2004-2005

Provinsi Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur NTB Total

Tahun 2004 Kasus P M 35 0 722 0 74 0 429 0 6 1.266

0 0

Provinsi

Periode Januari Januari Januari Jan-Agust

Banten Sulawesi Utara Jawa Timur NTB

Tahun 2005 Kasus P M 86 52 168 34

Periode 0 0 0 0

Januari 340

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.23 SEBARAN KASUS DEMAM CHIKUNGUNYA TAHUN 2004 DAN 2005

40

0

Juli Des-April Feb-Mar Jan-Mei

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Insert : Sebaran kasus demam chikungunya tahun 2004

h. Penyakit Rabies Pada tahun 2005, jumlah kabupaten/kota terjangkit Rabies sebanyak 186 kabupaten/kota. Kasus gigitan hewan tertular Rabies sebanyak 13.993 orang. Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 884 dan yang positif 575 (65,05%). Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan tertular Rabies serta hasil pemeriksaan spesimen hewan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.30. Pada awal tahun 2005, terjadi KLB Rabies di Provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara yang pada tahun sebelumnya masih merupakan daerah bebas Rabies, sehingga sampai saat ini Rabies telah terjangkit di 22 provinsi dari 33 provinsi di Indonesia. Peta daerah tertular Rabies tahun 2005 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. GAMBAR 3.24 DAERAH TERTULAR RABIES TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada tahun 2005, kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) sebanyak 13.993 orang. Jumlah kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) sebanyak 9.200 hewan. Jumlah kasus Rabies yang menyebabkan kematian (Lyssa) sebanyak 121 orang. Kasus GHPR dari tahun 2001 sampai dengan 2004 cenderung naik, tetapi pada tahun 2005 menurun. Persentase kasus GHPR yang mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) dari tahun 2001 – 2003 meningkat, tetapi menurun pada tahun 2004 dan kembali naik pada tahun 2005. Namun Lyssa selama tahun 2001 – 2005 cenderung meningkat, seiring dengan terjadinya KLB Rabies di Provinsi Kalimantan Barat dan Maluku Utara. Situasi Rabies di Indonesia Tahun 2001-2005 dapat dilihat pada grafik di bawah ini. GAMBAR 3.25 SITUASI RABIES DI INDONESIA TAHUN 2001 – 2005

41

16,000

140 120 100 80 60 40 20 0

12,000 8,000 4,000 0

2001

2002

2003

2004

GHPR PET Lyssa

2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Kasus GHPR terbanyak dilaporkan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (2.820 kasus) sedangkan terkecil adalah Provinsi Sulawesi Barat (19 kasus). Kasus Rabies yang menyebabkan kematian pada manusia (Lyssa) terbanyak dilaporkan dari Provinsi Sulawesi Utara (29 kasus) sedangkan Lyssa tidak dilaporkan di Provinsi Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. GAMBAR 3.26 KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DAN LYSSA PER PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2005

3000

35

2500

30 25

2000

20 1500 15 1000

GH PR L YS S A

10 5

0

0

N A S D um S um ut ba r R ia Ja u S mb u i B ms en e g l La ku m lu p un g Ja b B ar an t J a en ka r J a ta te ng D IY Ja t K im al ba K r a K l se al l te ng K al tim S S ul u ul t te n S g ul se S l ul t S ra ul ba r N M al Ma T T uk l u uk U u ta ra

500

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Jumlah dan persentase kabupaten terjangkit dan jumlah kasus gigitan hewan penular Rabies serta hasil pemeriksaan specimen hewan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat dalam Lampiran 3.30. i. Filariasis Program eliminasi Filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020”. Jumlah kasus Filariasis pada tahun 2004 sebanyak 6.430 orang yang tersebar di 231 kabupaten pada 30 provinsi. Terdapat 88 kab/kota yang berstatus endemis Filariasis, tersebar di 22 provinsi. Jumlah ini meningkat pada tahun 2005, yaitu terdapat kasus kronis sebanyak 10.239 orang yang tersebar di 33 provinsi, lebih dari 301 kabupaten/kota. Temuan kasus terbanyak di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 2.354.

42

Sampai saat ini di Indonesia telah ditemukan 3 spesies cacing Filaria, yaitu Wucherecia bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.

GAMBAR 3.27 JUMLAH KASUS FILARIASIS TAHUN 2001-2005 12,000

10,000

8,000

Jumlah Kasus

6,000

10,239

4,000

6,181

6,635

6,217

6,430

2,000

0 2001

2002

2003

2004

2005

Tahun

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Jumlah penderita Filariasis menurut provinsi pada tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.31. j. Frambusia Penyakit Frambusia sampai saaat ini belum dapat dieliminasi dari seluruh wilayah Indonesia, meskipun secara nasional angka prevalensinya sudah kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Prevalensi rate secara nasional pada tahun 2004/2005 adalah 0,23 per 10.000 penduduk. Daerah yang angka prevalensinya masih cukup tinggi, terutama di daerah-daerah wilayah Indonesia bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur (7,13), Sulawesi Tenggara (6,84), dan Maluku (1,53). Tingginya angka prevalensi di daerah tersebut disebabkan karena penderita Frambusia banyak tinggal di daerah pedalaman yang sulit mendapatkan pelayanan kesehatan serta keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan. Perkembangan angka prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 1984-2005 dapat dilihat pada Gambar 3.28 di bawah ini.

43

GAMBAR 3.28

PREVALENSI FRAMBUSIA DI INDONESIA TAHUN 1984-2005 25 PR/10.000 penduduk

22.1 20

19.3

15 13.3 10

9.5

8.2

7

6.6 5 2.2

1

1

0

0.8 0.8

2 0.1 0.24 0.15 0.260.23

84 /8 5 85 /8 6 86 /8 7 87 /8 8 88 /8 9 89 /9 0 90 /9 1 91 /9 2 92 /9 3 93 /9 4 94 /9 5 95 /9 6 96 /9 7 97 /9 8 98 /9 9 99 /0 0 00 /0 1 01 /0 2 02 /0 3 03 /0 4 04 /0 5

0

4

3

Tahun

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Jumlah kasus dan prevalensi Frambusia di Indonesia tahun 2005 dapat dilihat dalam Lampiran 3.32. k. Antraks Jumlah kasus dan kematian Antraks pada tahun 2005 telah berhasil ditekan bila dibandingkan tahun 2004, bahkan sampai dengan akhir Desember 2005 tidak dilaporkan adanya kematian karena Antraks (CFR = 0%). Kasus dan kematian Antraks di Indonesia tahun 2000-2005 dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah ini. TABEL 3.20 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS 2000 – 2005 Tahun Jumlah Kasus Meninggal 2000 34 0 2001 25 2 2002 35 8 2003 40 2 2004 109 8 2005 30 0 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

CFR (%) 0% 8% 22,9% 5% 7,3% 0%

GAMBAR 3.29 KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS DI INDONESIA TAHUN 2000 -2005

44

120

9 8

100

7

80

6

60

5 4

40

3 2

20

1

0 K as us M e n in g g a l

2001

2002

2003

2004

2005

25

35

40

109

30

2

8

2

8

0

0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sampai saat ini daerah tertular Antraks tercatat di 11 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan DI Yogyakarta. Provinsi yang melaporkan adanya kasus Antraks pada manusia hanya di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan. Kasus Antraks pada tahun 2005 paling banyak dilaporkan dari Kota Makasar dan Kab. Gowa (Sulawesi Selatan) yaitu 16 kasus Antraks tipe kulit, tanpa kematian (CFR=0%). Kasus dan kematian Antraks menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

GAMBAR 3.30 KASUS DAN KEMATIAN ANTRAKS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 20 15 10 5 0

JABAR

JATENG

NTB

NTT

SULSEL

kasus

5

0

9

0

16

meninggal

0

0

0

0

0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

l. Pes Daerah fokus Pes di Indonesia yaitu Kab. Boyolali (Jawa Tengah), Kab. Pasuruan (Jawa Timur), Kab. Sleman (DI Yogyakarta), dan Kab. Bandung (Jawa Barat). GAMBAR 3. 31 DAERAH ENDEMIS PES DI INDONESIA

45

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Selama tahun 2005 telah terjadi penurunan hasil surveilans Pes yang dilakukan di 4 (empat) provinsi endemis. Jumlah serologi positif jika pada tahun 2004 dilaporkan 7 orang, pada tahun 2005 menurun menjadi 1 orang. Meskipun demikian surveilans aktif terhadap human dan rodent masih tetap dilakukan, untuk menghindari terjadinya KLB Pes.

GAMBAR 3.32 HASIL PEMERIKSAAN SPESIMEN PES PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2001 – 2005 600 500 400 300 200 100 0 diperiksa spesimen positif

2001

2002

2003

2004

2005

512

507

216

254

85

1

1

2

7

1

8 7 6 5 4 3 2 1 0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

m. Taeniasis / Cysticercosis Daerah endemis Taeniasis/Cysticercosis adalah di Provinsi Bali, Sumatera Utara, NTT, dan Papua. Jumlah kasus Taeniasis/Cysticercosis cenderung menurun dari tahun 2001 sampai dengan 2005. GAMBAR 3.33 SITUASI TAENIASIS / CYSTICERCOSIS DI INDONESIA TAHUN 2001-2005

46

800 600 400 200 0

2001

2002

2003

2004

2005

Kasus

409

684

248

251

184

Diobati

256

684

248

242

184

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

n. Leptospirosis Daerah tertular Leptospirosis di Indonesia tersebar di 14 provinsi, tetapi selama tahun 2005 kasus Leptospirosis dilaporkan di 4 provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Sulawesi Selatan. Pada tahun 2005, meskipun jumlah kasus Leptospirosis masih tinggi tetapi sudah dapat menekan angka kematian bila dibandingkan dengan tahun 2004 (CFR = 14,2%). Angka kematian tertinggi adalah di Provinsi Jawa Tengah yaitu 10 orang (CFR=29,4%), yang berasal dari Kab. Semarang dan Demak.

GAMBAR 3.34 DAERAH TERTULAR LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

GAMBAR 3.35 SITUASI LEPTOSPIROSIS DI INDONESIA TAHUN 2002 - 2005

47

200 150 100 50 0

2002

2003

2004

2005

Kasus

150

87

166

113

CFR

14

11.49

15.06

14.16

16 14 12 10 8 6 4 2 0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

o. Avian Influenza (AI) Avian Influenza adalah penyakit yang diakibatkan virus pada unggas peliharaan, termasuk ayam dan unggas liar yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penyakit ini dikenal juga dengan nama avian flu (flu avian) dan dapat menimbulkan penyakit dengan derajat keparahan yang bervariasi, mulai dari infeksi yang bersifat asimptomatik sampai penyakit yang fatal dan bersifat multisistemik (Swayne, 2000). Masyarakat luas lebih mengenal AI dengan nama flu burung (bird flu) yang sebetulnya merupakan penyakit viral (“influenza”) pada manusia yang ada hubungannya dengan infeksi virus influenza asal unggas. Pada bulan Juni 2005 dilaporkan kasus AI pertama kali pada manusia, di Tangerang, Banten. kasus AI di Indonesia terus bertambah dan menyebar di beberapa provinsi di Indonesia, oleh karena itu Menteri Kesehatan mengeluarkan SK Nomor 1372/Menkes/SK/IX/2005 tentang pernyataan KLB Avian Influenza (AI).

GAMBAR 3. 36 PETA PENYEBARAN AVIAN INFLUENZA (AI) PADA UNGGAS DI INDONESIA TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Avian Influenza (AI) pada unggas diyakini muncul pertama kali pada bulan Agustus 2003 di beberapa peternakan ayam ras komersial di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kemudian meluas ke berbagai daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa 48

Yogyakarta, Lampung, Bali, dan beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan. Pada tahun 2003 wilayah yang terjangkit penyakit tersebut mencakup 9 provinsi, yang terdiri dari 51 kabupaten/kota. Sampai dengan tahun 2004 daerah terinfeksi flu burung pada unggas menjadi 16 provinsi yang mencakup 100 kabupaten/kota. Sedangkan tahun 2005 daerah tertular AI pada unggas adalah di 26 provinsi dan 187 kabupaten/kota. GAMBAR 3.37 SITUASI AVIAN INFLUENZA (AI) PADA MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Kasus konfirmasi AI pada manusia selama tahun 2005 paling banyak dilaporkan dari Provinsi DKI Jakarta yaitu 6 kasus dengan kematian 6 orang (CFR=85,7%), kasus paling sedikit dilaporkan di Provinsi Jawa Tengah yaitu 1 orang, tanpa kematian (CFR=0%).

GAMBAR 3.38 KASUS KONFIRMASI AVIAN INFLUENZA (AI) MENURUT BULAN SELAMA TAHUN 2005 7 6 5 4 3 2 1 0 Kasus

Juni

Juli

Agust

Sept

Okt

Nop

Des

1

1

2

4

3

6

2

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

49

Kasus AI menurut bulan kejadian meningkat tajam pada bulan Nopember yaitu 6 kasus, kemudian menurun pada bulan Desember. GAMBAR 3.39 PERBANDINGAN KASUS AI MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Dari laporan kasus konfirmasi AI pada manusia menunjukkan bahwa persentase lakilaki lebih tinggi (63,2 %) dibandingkan dengan perempuan (36,8 %). GAMBAR 3.40 KASUS KONFIRMASI AI PADA MANUSIA MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2005 5

4

3

2

1

0

Kasus

0- 5

5 - 10

11- 15

16 - 20

21- 25

26 - 30

31- 35

36 - 40

41- 45

46 - 50

>50

2

4

0

4

3

1

3

1

1

0

0

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Kasus AI bila dilihat dari golongan umur menunjukkan paling banyak adalah golongan umur 5 – 10 tahun dan 16 – 20 tahun. Umur paling tinggi adalah golongan 41 – 45 tahun. 2. Penyakit Tidak Menular Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat, serta situasi lingkungan misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasuskasus penyakit tidak menular seperti Penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, dan sebagainya. Berdasarkan laporan rumah sakit tahun 2005, diperoleh gambaran penyebab utama kematian di rumah sakit yang disebabkan penyakit tidak menular sebagaimana terlihat pada Tabel 3.21 berikut ini. TABEL 3.21 PROPORSI PENYAKIT TIDAK MENULAR

50

SEBAGAI PENYEBAB KEMATIAN TERBANYAK DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Golongan Sebab Sakit

Stroke tak menyebut pendarahan atau infark Pendarahan intrakranial Septisemia Gagal ginjal lainnya Penyakit jantung lainnya Diabetes mellitus YTT Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir Penyakit radang susunan saraf pusat Gagal jantung Hipertensi esens ial (primer)

Jumlah Kematian

% dari Seluruh Kematian di RS

4.692 3.572 3.065 3.047 2.577 2.086 1.876 1.794 1.706 1.564

4,87 3,71 3,18 3,16 2,67 2,16 1,95 1,86 1,77 1,62

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

a. Penyakit Jantung dan Sistem Sirkulasi Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomor satu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001. Stroke tidak menyebut perdarahan atau infark merupakan penyebab kematian nomor 1 di RSU di Indonesia tahun 2005 (Tabel 3.7). Stroke, perdarahan intrakranial, dan septisemia menempati 3 peringkat utama proporsi penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit pada tahun 2005 (Tabel 3.7). Hipertensi juga merupakan penyakit terbanyak nomor 3 pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 (Tabel 3.9). Berdasarkan SKRT 2004 diperoleh data bahwa berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 2,2% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita penyakit jantung. Hasil Susenas 2004 diperoleh data 1,3% penduduk Indonesia berumur 15 tahun atau lebih pernah didiagnosa sakit jantung angina pectoris (nyeri/sesak di bagian dada yang dapat menjalar ke tubuh bagian atas terutama ke lengan kiri yang merupakan gejala serangan jantung).

TABEL 3.22 PERSENTASE PENDUDUK > 15 TAHUN YANG PERNAH DIDIAGNOSIS SAKIT JANTUNG (ANGINA PECTORIS) OLEH TENAGA KESEHATAN

Kawasan

Persentase

Sumatera Jawa-Bali Kaw. Timur Indonesia Indonesia Sumber: Surkesnas/Susenas 2004

1,3 1,3 1,2 1,3

c. Diabetes Melitus Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan, 1% penduduk berumur 15 tahun atau lebih pernah menderita Diabetes. 51

Diabetes Melitus merupakan penyakit nomor 8 terbanyak pada pasien rawat jalan rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.9) dan peringkat 9 penyakit tidak menular penyebab kematian di rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.7). d. Neoplasma/Tumor Neoplasma/Tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada pola penyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992, Neoplasma menempati urutan ke-10, pada SKRT 1995 menempati urutan ke-9, dan pada Surkesnas 2001 menduduki urutan ke-5. Laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi gambaran bahwa 12% dari seluruh kematian di dunia disebabkan penyakit kanker. Peringkat penyakit Neoplasma ganas di rumah sakit di Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada dua tabel berikut ini. TABEL 3.23 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

Golongan Sebab Sakit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Neoplasma ganas payudara Neoplasma ganas serviks uterus Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik Leukemia Limfoma non Hodgskin Neoplasma ganas Bronkus & Paru - paru Neoplasma ganas Ovarium (indung telur) Neoplasma ganas kolon Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus Neoplasma ganas nasofaring

Jumlah Pasien Keluar

%

7.844 5.069 4.177 3.432 3.242 2.707 2.327 1.903 1.903 1.573

16,9 10,9 9,0 7,4 7,0 5,8 5,0 4,1 4,1 3,4

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

TABEL 3.24 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005

No

Golongan Sebab Sakit

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Neoplasma ganas payudara Neoplasma ganas leher rahim Limfoma non Hodgskin Neoplasma ganas kolon Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus Neoplasma ganas kulit lainnya Neoplasma ganas nasofaring Neoplasma ganas ovarium (indung telur) Neoplasma ganas bronkus dan paru Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

52

Jumlah Kunjungan

%

8.829 6.511 3.739 2.076 1.364 1.332 1.315 1.274 1.127 1.077

22,33 16,47 9,46 5,25 3,45 3,37 3,33 3,22 2,85 2,72

e. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) Cedera dan kecelakaan angkutan darat/lalu lintas termasuk dalam pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalan/inap rumah sakit (Tabel 3.9 dan 3.10), cedera/perdarahan intrakranial dan cedera badan multiple menempati peringkat 10 terbanyak. Cedera intrakranial juga menempati peringkat 5 dari penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.7). GAMBAR 3.41 JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA TAHUN 2003-2005 25000 20000

Jumlah kecelakaan Meninggal

15000

Luka ringan

10000

Luka berat 5000 0 2003

2004

2005

Sumber: Profil PP-PL 2005

Data di atas menunjukkan bahwa jumlah KLL dari 2003 hingga 2005 terus meningkat. Begitu pula dengan jumlah korban luka maupun meninggal terus bertambah dari tahun 2003-2005. Berdasarkan Surkesnas/Susenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 1,02%, tertinggi di DI Yogyakarta (3,04%) dan terendah di Maluku Utara (0,28%). Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3% sedangkan di perdesaan 0,8%. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL (jatuh, terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain) pada penduduk berumur > 15 tahun adalah 0,4%. Berdasarkan Surkesnas/SKRT 2004, prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur > 15 tahun yang mengalami cedera bukan karena KLL adalah 2,8% dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65 tahun ke atas. f. Keracunan Selama periode 2001-2005, jumlah kasus dan penderita tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan 112 kasus dan 7.679 penderita. GAMBAR 3.42 KERACUNAN MAKANAN DI INDONESIA TAHUN 2001-2005

53

7679

8000 7000

5948

6000 5000 4000

2952

2625

3000

Kasus Penderita

2000

907

1000

72

23

27 35

82

Mati 74

6

22

112

9

0 2001

2002

2003

2004

2005

Sumber: Profil PP-PL 2005

Berdasarkan laporan KLB keracunan makanan tahun 2005, rata-rata penderita mempunyai keluhan yang sama yaitu diare, sakit perut, pusing, dan muntah tanpa pendarahan dan hanya sebagian penderita mempunyai keluhan yang disertai demam. Dari hasil investigasi didapatkan bahwa beberapa kejadian keracunan makanan positif diakibatkan oleh Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, E. Coli, histamin, jamur, dan Salmonela. GAMBAR 3.43 KEJADIAN KERACUNAN MAKANAN DI INDONESIA TAHUN 2005 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 NAD

Sumut

Sumbar

Riau

Kepri

Jambi

Sumsel Bengkulu Babel

Banten

DKI Jakarta

Jabar

Jateng

DIY

Jatim

Bali

NTT

Kalsel

Kalbar

Sulsel

Sultra

Maluku

3

2

1

5

2

1

2

3

1

7

3

40

28

1

3

1

2

1

1

3

1

1

Penderita

394

13

14

81

32

22

128

202

63

898

74

4469

540

35

141

27

315

18

88

75

18

32

M eninggal

0

0

0

2

0

0

0

0

1

0

0

0

2

1

2

1

0

0

0

0

0

0

Kasus

Sumber: Profil PP-PL 2005

Data keracunan makanan per provinsi pada tahun 2005 menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah kasus dan jumlah penderita tertinggi yaitu 40 kasus dan 4.469 penderita. Sedangkan provinsi dengan CFR tertinggi yaitu Riau (CFR=2,5%). C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini. 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 54

(SDKI). Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa proporsi BBLR pada periode tahun 19921997 dan 2002-2003. TABEL 3.25 PROPORSI BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH TAHUN 1992-1997 DAN 2002-2003 1992-1997

2002-2003

Nasional

7,7

7,6

Perkotaan

6,6

Perdesaan

8,4

Provinsi

3,6 - 15,6

Sumber: SDKI

Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. BBLR bersama kehamilan pendek mengakibatkan gangguan yang menjadi penyebab nomor 3 kematian pada masa perinatal di rumah sakit tahun 2005 (Tabel 3.2). Sementara itu data BBLR yang dihimpun dari rumah sakit umum, Rumah Sakit Ibu Anak, dan Rumah Sakit Bersalin pada tahun 2005 memberikan gambaran bahwa persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di rumah sakit sebesar 27,9%. 2. Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks Berat Badan Umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah: gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SD sampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); gizi buruk (z-score < -3SD). Dari hasil Susenas dan SKRT yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir, diperoleh gambaran perkembangan status gizi balita seperti terlihat pada Gambar 3.44 berikut. GAMBAR 3.44 PERSENTASE BALITA GIZI BURUK, GIZI KURANG, GIZI BAIK DAN GIZI LEBIH, TAHUN 1998 – 2005

55

80 60 40 20 0 Gizi buruk

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2005

10,51

8,11

7,53

6,3

7,47

8,55

8,8

19

18,25

17,13

19,8

18,35

19,62

19,24

Gizi baik

67,33

69,06

72,09

71,1

71,88

69,59

68,48

Gizi lebih

3,15

4,58

3,25

2,7

2,3

2,24

3,48

Gizi kurang

Sumber: Susenas/Survei Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT, Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Dari laporan hasil Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga dan SKRT selama periode 1998-2000 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang menurun. Namun, mulai tahun 2001 hingga 2005 persentase balita gizi buruk dan gizi kurang terus meningkat. Tahun 2005 diketahui bahwa persentase balita yang bergizi baik/normal sebesar 68,48%. Dari tabel berikut dapat diketahui persentase balita perempuan yang bergizi baik relatif lebih tinggi dibandingkan balita laki-laki. TABEL 3.26 PERSENTASE BALITA MENURUT STATUS GIZI DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2003 – 2005 2003 Laki-laki Lebih Normal Kurang Buruk

2,03 67,89 20,73 9,35

2004

Laki-laki + Perempuan Perempuan 2,47 2,24 71,41 69,59 18,43 19,62 7,69 8,55

Laki-laki

Perempuan

3,5 74,5 18,9 3

2,8 75,2 18,5 3,4

2005 Laki-laki + Perempuan 3,2 74,8 18,8 3,2

Laki-laki

Perempuan

3,13 66.88 20,49 9,5

3,84 70,15 17,93 8,08

Laki-laki + Perempuan 3,48 68,46 19,24 8,8

Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2003&2005 dan SKRT 2004 Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Sementara itu, untuk persentase balita dengan status gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada Gambar 3.45 berikut ini, sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.35.

GAMBAR 3.45 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005

56

Gorontalo Maluku Papua Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Selatan Sumatera Barat Sumatera Utara Sulawesi Tengah Maluku Utara Kalimantan Tengah Kepulauan Riau Sulawesi Tenggara Riau Kepulauan Bangka Sulawesi Selatan Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Kalimantan Timur DKI Jakarta Lampung Banten Bengkulu Jawa Tengah Jawa Barat Jawa Timur Jambi Bali DI Yogyakarta

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga 2005 Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

GAMBAR 3.46 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005

Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2005 Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Persentase balita dengan status gizi buruk dan kurang menurut provinsi dalam bentuk peta wilayah Indonesia dapat dilihat pada Gambar 3.47 di bawah ini.

GAMBAR 3.47 PERSENTASE BALITA STATUS GIZI BURUK DAN KURANG

57

MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005

Sumber: BPS, Survei Garam Konsumsi Yodium Rumah Tangga, 2005 Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Pada tahun 2005 jumlah kasus gizi yang dilaporkan adalah 76.178 kasus, 0,38% merupakan kasus gizi buruk. Jumlah kasus meninggal sebanyak 293 kasus. Distribusi kasus gizi buruk menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 3.36. 3. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK) Salah satu cara untuk mengetahui status gizi Wanita Usia Subur (WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satu cara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyai risiko untuk melahirkan bayi BBLR. Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standar LILA <23,5cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2005 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LILA menurut kelompok umur, seperti terlihat dalam Gambar 3.48 berikut. GAMBAR 3.48 PERSENTASE WANITA USIA SUBUR DENGAN LILA <23,5 CM (BERISIKO KEK) MENURUT GOLONGAN UMUR, TAHUN 2000 – 2005 50

persen

40 30 20 10 0

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

2000

38.04

26.59

19.01

15.11

14.04

13.16

13.16

2001

40.85

27.53

19.12

14.59

12.9

13.18

13.18

2002

35.7

23.7

18.7

18

10.4

11

11

2003

35.1

21.43

13.82

10.17

8.6

9.62

10.1

2005

33.08

21.67

14.55

10.45

9.05

9.37

10.26

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Persentase WUS yang berstatus gizi baik dalam selama periode 2001-2005 mengalami peningkatan dari 78,47% pada tahun 2001 menjadi 89,5% pada tahun 2005. Persentase WUS yang berstatus gizi baik lebih tinggi di perkotaan daripada WUS di 58

perdesaan. Persentase WUS berstatus gizi baik menurut daerah tempat tinggal pada tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 3.49 di bawah ini. GAMBAR 3.49 PERSENTASE WUS BERSTATUS GIZI BAIK MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL 2001 – 2005

persen

90 85 80 75 70

2001

2002

2003

2004*

Perkotaan

80.61

83.57

84.28

82.1

2005 90.2

Perdesaan

76.64

81.39

82.35

78.7

88.47

Perkotaan+Perdesaan

78.47

82.42

83.3

80.3

89.5

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium Rumah Tangga 2001-2005, dan SKRT 2004, Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

***

59

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2005. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan, dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan K1 dan K4 dalam dekade terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

59

GAMBAR 4.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL TAHUN 1995 – 2005 100

persen

80

60

40

20

0 1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

K1

84.99

87.75

89.08

87.55

92.72

88.3

93.03

88.56

87.73

88.09

88.6

K4

64.82

68.52

71.32

71.85

75.66

74.98

77.38

73.01

76.29

77

77.1

Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Data Indikator SPM Kabupaten/Kota dan Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas.

Cakupan pelayanan K4 menurut provinsi pada tahun 2005, dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini. GAMBAR 4.2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Babel Bali Sumsel Riau Lampung DI Sulut Kaltim NTB Sumbar Jatim Gorontalo Maluku Jateng Kepri Jambi Sumut Kalteng Jabar Sulteng DKI Jakarta Kalsel Bengkulu NAD Banten Malut Sulsel Sultra NTT Kalbar Papua 0

20

40

60

80

100

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas

Gambar di atas menunjukkan bahwa provinsi dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (91,1%), Bali (86,71%) dan Sumatera Selatan (86,15%), sedangkan cakupan terendah adalah di Provinsi Papua (44,92%), Kalimantan Barat (65,71%) dan Nusa Tenggara Timur (65,87%). Cakupan K4 menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini.

60

GAMBAR 4.3 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Data cakupan kunjungan ibu hamil K4 tahun 2005 menurut provinsi disajikan pada Lampiran 4.1. b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu dekade terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, termasuk pendampingan, meningkat sekitar 10%, yaitu dari 60,75% pada tahun 1998 menjadi 70,62% pada tahun 2003, 74,27% pada tahun 2004 dan 72,37% pada tahun 2005. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 1995 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut ini. GAMBAR 4.4 PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH DAN MELALUI PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 1995 – 2005 80 69.16 74.47

70 60 59.85

70.62

67.56

66.15

74.27

72.37

60.75

55.04

50 49.74 40 30 20 10 0 1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Sumber : Hasil Pemutahiran Data Tingkat Pusat, Dit. Kesehatan Ibu dan data indikator Kabupaten/Kota

61

Adapun dalam Gambar 4.5 terlihat bahwa beberapa provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Bali (89,49%), Bangka Belitung (87,07%) dan Jawa Timur (86,10%), sedangkan provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua (33,52%), Maluku (58,81%) dan Nusa Tenggara Timur (59,31%). Untuk data secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 4.1. GAMBAR 4.5 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Bali Babel Jatim DIY Jambi Kepri Sumsel Kalsel Sumbar Lampung Kalteng NTB Sumut Kaltim Jateng Riau Gorontalo DKI Bengkulu Sulsel Kalbar Sultra Sulut Jabar Sulteng Banten NAD Malut NTT Maluku Papua Irjabar Sulbar -

20

40

60

80

100

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut. GAMBAR 4.6 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

c. Deteksi Risiko, Rujukan Kasus Risti dan Penanganan Komplikasi Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa dan Puskesmas, beberapa ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang memadai. Deteksi risiko oleh 62

tenaga kesehatan tahun 2005 sebesar 7,87% sedangkan oleh masyarakat (kader, toma, dll) masih 2,62%. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk sebesar 2,94% dan obstetri komplikasi yang ditangani sebesar 0,99%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.2. d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut ini. GAMBAR 4.7 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS TAHUN 2000 – 2005 90

83.72 78.44 76.26

75.73

80

68.89

65.11

70

2000

60

2001

50

2002

40

2003

30

2004

20

2005

10 0

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Binkesmas, Depkes RI

Dalam tahun 2005 terdapat delapan provinsi yang tidak ada datanya yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Papua dan Irian Jaya Barat, sedangkan provinsi dengan cakupan tertinggi adalah Provinsi Jawa Timur (87,61%), Sumatera Barat (86,78 %) dan Lampung (86,44 %) seperti terlihat pada Gambar 4.8. GAMBAR 4.8 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

63

Jatim Sumbar Lampung DIY NTB Kalteng Banten Gorontal Kaltim Jabar Riau NTT Bengkulu Sultra Malut DKI Maluku Sulteng Jateng Jambi Bali Sulsel Kalbar Sulut Sumut Papua Babel Sumsel NAD Irjabar Sulbar Kalsel Kep. Riau 0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI

Cakupan kunjungan neonatus menurut provinsi dibandingkan angka nasional dapat dilihat pada Gambar 4.9. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.1. GAMBAR 4.9 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas Depkes RI

2. Pelayanan Keluarga Berencana Tingkat pencapaian Pelayanan Keluarga Berencana dapat digambarkan melalui cakupan peserta KB yang ditunjukkan melalui kelompok sasaran program yang sedang menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan serta jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Cakupan secara lengkap menurut provinsi dari pelayanan Keluarga Berencana (KB) dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan Lampiran 4.4. Proporsi wanita umur 15-49 berstatus menikah yang sedang menggunakan alat KB pada tahun 2005 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan cakupan tahun 2004 sebesar 1,18% dari 56,71% pada tahun 2004 menjadi 57,89% pada tahun 2005. Cakupan tertinggi pada Provinsi Sulawesi Utara sebesar 70,01% yang terendah adalah Provinsi Maluku yaitu 28,08%, sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Proporsi wanita umur 15-49 berstatus menikah yang sedang/pernah menggunakan menggunakan alat KB dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut. GAMBAR 4.10 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG/PERNAH MENGGUNAKAN ALAT KB

64

TAHUN 2004-2005

80 70 60 50

71,97

40

74,05 57,89

56,71

30 20 10 0 2004

2005

Sedang menggunakan

Pernah Menggunakan

Sumber : BPS, Statistik Kesra, 2005

Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakan/memakai alat KB pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,08% dibandingkan dengan tahun 2004, dari 71,97% pada tahun 2004 menjadi 74,05% pada tahun 2005. Terdapat enam provinsi memiliki cakupan ≥ 80% dengan angka tertinggi dicapai Sulawesi Utara (85,90%), dua provinsi dengan cakupan ≤ 50 % meliputi Papua (43,50%) dan Maluku (39,78%). Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase Wanita Usia Subur (WUS) yang sedang/pernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan 4.4. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2005 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003-2004 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut. GAMBAR 4.11 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003-2005 60 50 40 30 20 10 0

2003

2004

2005*

Suntik

58,16

54,92

56,57

Pil

29,02

24,52

29,58

Susuk

4,88

5,55

5,42

AKDR

4,64

9,64

5,13

Dll

3,3

5,37

3,3

Sumber: BPS, Statistik Kesra dan BKKBN*

Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003-2005 alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2005 jenis kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami penurunan persentase, sebaliknya pemakaian kontrasepsi suntikan dan pil KB persentasenya meningkat. Rincian persentase alat/cara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.5 dan 4.6. 65

GAMBAR 4.12 TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB TAHUN 2003 - 2005 60 50 40 30 20 10 0

2003 Klinik KB Pemerintah

2004

59,45

2005 59,66

Klinik KB Swasta

6,98

5,47

Bidan Praktek Swasta

30,77

31,9

Dokter Praktek Swasta

2,8

2,98

Sumber : BKKBN

Tempat pelayanan untuk peserta KB baru di klinik KB pemerintah sedikit meningkat pada tahun 2005 (59,66%), demikian pula di bidan praktek swasta (31,9%), dan dokter praktek swasta (2,98%), sedangkan pelayanan peserta KB di klinik KB swasta sedikit menurun tahun 2005 (5,47%). Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.7. 3. Pelayanan Imunisasi Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa/ kelurahan. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila > 80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara nasional, pencapaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2004 - 2005 mengalami peningkatan 6,8% dari 69,43% tahun 2004 menjadi 76,23% tahun 2005 (Gambar 4.13). Dari 33 provinsi yang dipantau, pada tahun 2004 terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target (target tahun 2004: ≥ 83%) UCI Desa/Kelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DI Yogyakarta, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah dan Jambi, sedangkan pada tahun 2005 terdapat 7 provinsi yang telah mencapai target (target tahun 2005: ≥ 86%) UCI Desa/Kelurahan yaitu Bali (100%), DI Yogyakarta (99,09%), Lampung (90%), Jawa Tengah (89%), Jambi (88,95%), Nusa Tenggara Barat (87,53%) dan Sulawesi Tenggara (86,87%). Pencapaian desa UCI menurut provinsi tahun 2004 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.8. GAMBAR 4.13 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004-2005

66

80 60 40

69.43

76.23

2004 2005

20 0 Desa UCI

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat Desa/Kelurahan menurut provinsi pada tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut ini.

GAMBAR 4.14 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESA/KELURAHAN MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis-B (3 kali) dan Imunisasi Campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Rincian cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksin menurut provinsi selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.9 dan Lampiran 4.10. Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut ini. GAMBAR 4.15 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK SERTA ANGKA DROP OUT (DO) TAHUN 2000 – 2005

67

100 persen

80 60 40 20 0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

DPT-1

100,7

96,3

96,4

96,6

97,2

82,8

Campak

93,9

87,3

90,6

89,2

91,8

86,7

DO

7,4

10,1

5,8

7,7

5,6

1,5

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa angka drop out (DO) DPT1-Campak selama tahun 2000-2004 tidak melewati angka 5,8% - 10,1%, tetapi pada tahun 2005 angka drop out menurun cukup tajam (1,48%). Beberapa provinsi tidak mencapai target program dimana drop out cakupan DPT1Campak lebih dari 10% yaitu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Kepulauan Riau, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Papua. Angka drop out cakupan DPT1-Campak menurut provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 4.11. Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2005 yang diukur dari imunisasi Campak, cakupan tertinggi dicapai Provinsi DKI Jakarta (108,1%), Bali (98,8%) dan Jambi (94,5 %); sedangkan yang mencapai cakupan terendah adalah Gorontalo (57,5%), Papua (59,4%) dan Sulawesi Tengah (73,1%). Gambaran cakupan imunisasi campak tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut. GAMBAR 4.16 PERSENTASE PENCAPAIAN IMUNISASI CAMPAK MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Untuk cakupan imunisasi TT ibu hamil pada tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut ini. GAMBAR 4.17 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2005

68

100

persen

80 60 40 20 0 2000

2001

2002

2003

2004

2005

TT-1

83.6

78.5

72.2

71.71

70.1

53.6

TT-2

76.7

71.6

68.4

66.12

63.9

49.4

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pada kurun waktu 2000-2005 cakupan imunisasi TT-1 dan TT-2 pada ibu hamil mengalami penurunan. Cakupan TT-2 pada tahun 2000 sebesar 76,7% menurun menjadi 49,4% pada tahun 2005. Provinsi dengan cakupan tertinggi adalah di Provinsi Bangka Belitung (90%), Nusa Tenggara Barat (84,2%), dan DKI Jakarta (79,1%); adapun yang terendah adalah di Provinsi Jawa Timur (6,6%), Banten (11,3%) dan Papua (17,9%). Gambaran cakupan imunisasi TT-2 pada ibu hamil menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.18. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.12.

GAMBAR 4.18 CAKUPAN IMUNISASI TT-2 PADA IBU HAMIL TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Upaya meningkatkan kekebalan pada masyarakat juga dilakukan pada kelompokkelompok sasaran khusus lainnya, misalnya pemberian imunisasi DT dan TT pada anak sekolah melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) atau pelaksanaan Crash Program imunisasi Campak pada anak balita di lokasi pengungsian atau Catch Up Campaign imunisasi campak pada anak sekolah kelas 1 sampai VI SD. Sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.19 berikut ini. Sedangkan data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.13.

69

GAMBAR 4.19 PERSENTASE PENCAPAIAN BIAS DT DAN TT DAN PENCAPAIAN CRASH PROGRAM IMUNISASI CAMPAK SECARA NASIONAL TAHUN 2005 100 BIAS DT; 94,1

50

0

BIAS TT; 95,9

BIAS Cam pak; 29,6

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan rumah sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan. Rujukan dari bawah berasal dari Puskesmas, RS lain, fasilitas kesehatan sebesar 7,8% tertinggi pada RSU Pemerintah Provinsi 26,4% dan terendah diterima RSU swasta 1,95%, sedangkan pasien yang dirujuk ke atas sebesar 0,28% terbanyak diterima oleh RSU Departemen Lain/BUMN 0,9% dari jumlah pengunjung. Rujukan pada RSU menurut kepemilikan di Indonesia tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut. TABEL 4.1 RUJUKAN PADA RSU MENURUT KEPEMILIKAN DI INDONESIA TAHUN 2005 Pemilik RSU

Jumlah Pengunjung

Rujukan dari Bawah

Dirujuk Ke Atas

Jumlah

%

Jumlah

%

Departemen Kesehatan

4.490.986

823.985

18,3

647

0,01

Pemerintah Provinsi

3.460.849

915.120

26,4

6.160

0,2

Pemerintah Kab/Kota

8.127.814

244.011

3,0

25.392

0,3

TNI & POLRI

1.193.371

84.304

7,1

1.017

0,1

Departemen Lain/BUMN

1.988.035

64.605

3,2

18.222

0,9

Swasta

10.754.124

209.935

2,0

33.325

0,3

Total

30.015.179

2.341.960

7,8

84.763

0,28

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik,Depkes

70

1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi, yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan, Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal <24 jam perawatan (NDR). Pada tahun 2003-2004 indikator pelayanan RS masih menjadi satu namun pada tahun 2005 indikator pelayanan RS sudah dipisah antara RSU dan RS Khusus. Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama tiga tahun terakhir dapat dilihat dalam Gambar 4.20 berikut ini.

GAMBAR 4.20 PENCAPAIAN INDIKATOR B0R , GDR, NDR, LOS, BTO DAN TOI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2003 S.D 2005 60

56

56

55 48 42,0

40

43

38,7

35

20

37

22,8 18,0

4,0

21 4,4

4,0

4,8 8,6

3,4

0

2003

BOR

2004

GDR

NDR

2005

BTO

LOS

TOI

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama tahun tiga tahun terakhir cenderung tidak banyak mengalami perubahan dan masih di bawah angka ideal yang diharapkan (60-85%) namun pada tahun 2005 mengalami sedikit peningkatan 1% dari tahun 2004 dari 55,2 menjadi 56,2%. Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, di antaranya semakin meningkatnya jumlah RS dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi.

71

Angka GDR dan NDR pada tahun 2005, mengalami penurunan dari tahun 2004 sebesar 4,9 dan 1,8 dimana tahun 2004 : 47,9 (GDR), 22,8 (NDR) menjadi 43 (GDR) dan 21 (NDR) pada tahun 2005. Hal ini menunjukkan bahwa mutu pelayanan di rumah sakit sedikit mengalami peningkatan. Sedangkan indikator lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur mengalami peningkatan sedikit dari tahun sebelumnya, menjadi 4,8 (LOS, ideal 6-9 hari) dan 8,6 (TOI, ideal 1-3 hari). Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di rumah sakit umum dan khusus tahun 2005 dapat dilihat dalam Tabel 4.2 dan 4.3, sedangkan rincian indikator pelayanan RSU Depkes dan Pemda menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.14. TABEL 4.2 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM MENURUT KEPEMILIKAN DI INDONESIA TAHUN 2005 Pemilik RSU

RSU

Departemen Kesehatan

Rata2 Kunj.Poli/hari

TT

BOR

LOS

BTO

TOI

NDR

GDR

13

8.483

67,5

6,7

34,5

3,9

40

61

1.152

Pemerintah Provinsi

43

12.902

68,8

4,7

43,4

3,8

28

71

240

Pemerintah Kab/Kota

322

33.896

52,9

4

49,6

3,9

19

45

127

TNI & POLRI Departemen Lain/BUMN

110

10.814

43,3

4,3

27,7

13,5

12

19

159

71

6.827

55

4,9

29,3

15,3

18

36

179

Swasta

436

43.364

49,6

4,2

37,8

11,5

10

22

138

Indonesia 995 116.286 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

56,2

4,8

37

8,6

21

43

168

TABEL 4.3 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT KHUSUS MENURUT JENIS DI INDONESIA TAHUN 2005 Pemilik RSU RS Jiwa RS TP RS Kusta

RSU

TT

BOR

LOS

51

8.527

61,1

9

766

45,7

NDR

GDR

Rata2 Kunj.Poli/hari

BTO

TOI

53,3

4,4

32,1

3,9

6,2

34

5,8

27,9

7,1

31,5

55,5

88

22

2.246

41,5

25,3

3,9

55,7

23,2

37,4

20

RSPI

1

144

40,0

4,7

35,8

6,1

38,6

68,9

133

RS Orthopedi

1

187

56,4

10,6

19,0

8,4

2,0

4,0

93 190

RS Mata

10

475

32,5

3,0

36,0

6,9

0,0

0,0

RS Bersalin

55

2.533

35,5

3,0

42,3

5,6

2,8

7,7

28

RS Jantung

2

234

69,5

6,8

35,8

3,1

22,8

47,4

268

11

0 42,2

4,2

41,5

5,1

8,4

15,2

RS Gigi & Mulut

RSK Lainnya 111 5.368 Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

108 61

Kunjungan pasien di unit darurat pada rumah sakit umum pada tahun 2005 sebesar 12,2 % dari seluruh kunjungan dan 12,4% kunjungan unit darurat berasal dari pasien rujukan. Kunjungan unit darurat terbesar terdapat pada rumah sakit swasta sebesar 38,35%, terendah pada rumah sakit TNI dan POLRI 1,42%. Untuk kunjungan unit darurat yang berasal dari rujukan terbesar diterima oleh RSU Pemerintah Kab/Kota (42,65%) dan terendah oleh rumah 72

sakit TNI dan POLRI (0,18%). Kunjungan unit darurat pada rumah sakit umum dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. TABEL 4.4 KUNJUNGAN UNIT DARURAT PADA RSU MENURUT PEMILIK DI INDONESIA TAHUN 2005 Pemilik RSU

Jumlah Pengunjung

Kunjungan Unit Darurat

Pasien Rujukan

Jumlah

%

Jumlah

%

Departemen Kesehatan

4.490.986

324.553

8,87

96.309

21,29

Pemerintah Provinsi

3.460.849

415.576

11,35

30.537

6,75

Pemerintah Kab/Kota

8.127.814

1.254.780

34,28

192.920

42,65

TNI & POLRI

1.193.371

52.118

1,42

826

0,18

Departemen Lain/BUMN

1.988.035

209.409

5,72

12.387

2,74

10.754.124

1.403.423

38,35

119.399

26,39

30.015.179 Total Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes

3.659.857

12,2

452.378

12,4

Swasta

Pelayanan pasien di unit darurat rumah sakit meliputi dirawat, dirujuk, dipulangkan dan mati. Pasien yang datang di unit gawat darurat 46,5% terus dirawat, 1,4% di rujuk ke rumah sakit lain, 51,5% dipulangkan setelah diberi pelayanan dan hanya 0,6% yang meninggal, dapat dilihat pada Gambar 4.21 di bawah ini. GAMBAR 4.21 PELAYANAN UNIT DARURAT PADA RUMAH SAKIT UMUM TAHUN 2005 MATI, 0.6%

DIRAWAT, 46.5%

ULANGKAN, 51, 5%

DIRUJUK, 1.4%

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes

2. Pelayanan Kesehatan Laboratorium dan Radiodiagnostik Pemeriksaan laboratorium dan radiodiagnostik merupakan pelayanan kesehatan penunjang dalam menegakkan suatu diagnosa penyakit. Jumlah pemeriksaan laboratorium pada tahun 2005 rumah sakit umum sebesar 49.758.167 dengan rata-rata pemeriksaan/hari 294 hari. Rincian pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut. TABEL 4.5 KUNJUNGAN UNIT DARURAT PADA RSU MENURUT PEMILIK DI INDONESIA TAHUN 2005

73

Pemilik RSU

Pemeriksaan Laboratorium Patologi Patologi Jumlah Klinik Anatomi

Rata - rata Pemeriksaan/Hari/RS

Departemen Kesehatan

6.342.443

44.140

6.386.583

1.638

Pemerintah Provinsi

5.553.592

19.405

5.572.997

563

11.884.336

17.852

11.902.188

189 184

Pemerintah Kab/Kota TNI & POLRI

1.263.553

5.500

1.269.053

Departemen Lain/BUMN

3.154.154

15.308

3.169.462

311

Swasta 21.329.652 Total 49.527.730 Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes

128.232 230.437

21.457.884 49.758.167

285 294

Pemeriksaan radiodiagnostik pada RSU Depkes dan Pemda pada tahun 2005 sedikit mengalami peningkatan dari tahun 2004 dengan jumlah pemeriksaan 1.843.117 berasal dari 255 RSU yang melakukan pemeriksaan dari 378 jumlah RSU sedangkan tahun 2004 berjumlah 1.565.688 berasal dari 254 RSU yang melakukan pemeriksaan dari 361 jumlah RSU. Rincian pemeriksaan menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.15.

C. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR Upaya pemberantasan penyakit menular lebih ditekankan pada pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita. Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peran serta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur <15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk <15 tahun selama tahun 1998 – 2005, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada Gambar 4.22 berikut. GAMBAR 4.22 PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT DAN NON POLIO AFP RATE

74

TAHUN 1998 – 2005 100%

per 100.000 anak <15 th

80.10

80

79.50

78.10

82.40

90.1

93.7

4

71.40

60

2.44

40

3

2 1.31

1.26 1.00 20

5

88.10

0.90

1.02

1.21

1.26 1

0

0 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Non Polio AFP Rate

Spesimen Adekuat

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Ada 4 strategi dalam upaya pemberantasan polio yaitu 1). Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, PIN dan Mop-up, 2). Surveilans AFP, 3). Sertifikasi bebas polio, dan 4). Pengamanan virus polio di laboratorium. Indonesia telah melaksanakan PIN sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1995, 1996, 1997 dan 2002, telah berhasil memutus transmisi virus polio liar indigenous Indonesia, sehingga 10 tahun terakhir sejak tahun 1996 virus polio liar indigenous Indonesia tidak ditemukan lagi. Pelaksanaan PIN didasarkan pada adanya kecurigaan silent transmission di wilayah Indonesia, atau transmisi virus diketahui telah menyebar ke beberapa wilayah Indonesia. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir (tahun 1998 – 2004) tidak ditemukan adanya infeksi virus Polio liar pada kasus AFP yang ditemukan. besaran Non Polio AFP Rate selama tahun 1998 – 2004 relatif stabil. Tahun 2005, tanggal 21 April, Laboratorium Bio Farma melaporkan hasil pemeriksaan positif virus Polio liar tipe P1 terhadap seorang penderita AFP anak laki-laki usia 20 bulan di Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat. Temuan ini merupakan temuan yang sangat mengejutkan setelah 10 tahun Indonesia dinyatakan bebas dari virus Polio liar. Untuk mengetahui apakah virus merupakan virus indigenous atau asli Indonesia atau impor, maka pemeriksaan sequencing dilakukan di laboratorium Global Specilize Laboratory (GSL) di Mumbai India. Pada tanggal 3 Mei 2005, Laboratorium GSL Mumbai mengidentifikasi bahwa virus Polio liar Sukabumi merupakan virus Polio impor, karena strain virus tidak mempunyai kemiripan dengan virus yang pernah diidentifikasi di Indonesia, tetapi mempunyai kemiripan dengan virus Sudan yang bersirkulasi di Arab Saudi pada akhir tahun 2004 (akhir bulan Desember) yang bertepatan dengan musim haji. Walau tindakan cepat dilakukan melalui kegiatan Outbreak Respons Immunization (ORI) 72 jam setelah penderita pertama dilaporkan, penemuan penderita terus bertambah. Hal ini disebabkan karena virus Polio sangat menular, dengan ditemukan satu penderita lumpuh berarti lebih dari 100 anak di sekitar penderita telah terinfeksi. 75

Dari hasil kajian Tim Epidemiologi, dapat diprediksikan bahwa 3 provinsi (Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten) provinsi yang paling berisiko tertular virus Polio liar. Hal ini didasarkan pada mudahnya transportasi, mobilitas penduduk yang sangat tinggi dari dan ke tiga provinsi tersebut. Berdasarkan kajian tersebut, maka Tim merekomendasikan pelaksanaan Mop-up di 3 provinsi tersebut. Berdasarkan kajian tim assessment, kajian epidemiologis data surveilans AFP serta ditemukan virus Polio di beberapa provinsi, maka untuk menghentikan penyebaran virus yang lebih luas, PIN harus dilakukan sesegera mungkin yaitu 30 Agustus 2005 putaran pertama dan 27 September 2005 untuk putaran kedua. Kemudian 3 putaran lagi dilaksanakan pada tanggal 30 November 2005, 27 Februari 2006 dan 12 April 2006. Sementara itu, cakupan hasil Pekan Imunisasi Nasional pada tahun 2005 - 2006 secara nasional, Putaran ke1 sebesar 95,0 % Putaran ke-2 97,8 %, Putaran ke-3 98,2 %, Putaran ke-4 98,5 %, dan Putaran ke-5 99,6 %. Persentase hasil PIN 5 putaran menurut provinsi dapat dilihat dalam Lampiran 4.16. 2. Pengendalian TB-Paru Upaya pencegahan dan pemberantasan TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) sampai tahun 2005 telah dilaksanakan di seluruh provinsi (33 provinsi) di 432 Kab/Kota (98% dari 440 Kab/Kota), 7.349 Puskesmas (97% dari 7.592 Puskesmas), di seluruh Balai Pengobatan Penyakit Paruparu (BP4)/RS TBC Paru/RSTP (100%), sedangkan untuk rumah sakit persentasenya baru mencapai 25% dari 1.289 RS. Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2005 ditemukan gambaran kasus sebagaimana terlihat pada Gambar 4.23 berikut.

GAMBAR 4.23 JUMLAH PENDERITA TB BTA+ DAN TB LAIN TAHUN 2000 – 2005 320.000

240.000

160.000

80.000

0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

BTA+

54.816

56.787

81.465

104.138

128.961

158.648

TB Lain

29.775

33.104

76.798

72.623

85.677

101.321

Total

84.591

89.891

158.263

176.761

214.658

259.969

Catatan: Angka BTA+ dan TB lain tahun 2000-2004 revisi ( berbeda dengan profil tahun 2004)

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

76

Upaya Pemerintah dalam menanggulangi Tuberkulosis (TBC), setiap tahun semakin menunjukkan kemajuan, terlihat dari meningkatnya jumlah penderita yang ditemukan dan disembuhkan. Berdasarkan penemuan kasus TB BTA+ maka dapat digambarkan angka Case Detection Rate (CDR) selama lima tahun terakhir seperti Gambar 4.24. GAMBAR 4.24 CASE DETECTION RATE KASUS BARU TB-BTA+ TAHUN 2000 – 2005 100

persen

80 60

51.8

53.5

41.6 40

29 20

21

2000

2001

20 0 2002

2003

2004

2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Dalam penanganan program, semua penderita TB yang ditemukan ditindaklanjuti dengan paket-paket pengobatan intensif. Melalui paket pengobatan yang diminum secara teratur dan lengkap, diharapkan penderita akan dapat disembuhkan dari penyakit TB yang dideritanya. Namun demikian dalam proses selanjutnya tidak tertutup kemungkinan terjadinya kegagalan pengobatan akibat dari paket pengobatan yang tidak terselesaikan atau drop out (DO), terjadinya resistensi obat atau kegagalan dalam penegakan diagnosa di akhir pengobatan. Tingkat kesembuhan dari penderita pasca pengobatan biasanya sangat sulit ditegakkan oleh karena kendala dari penderita dalam mengeluarkan dahak yang memenuhi persyaratan, sehingga dalam pemantauan hasil akhir lebih diarahkan pada tingkat kelengkapan pengobatan atau succes rate (SR). Pada Gambar 4.25 dapat dilihat perkembangan succes rate dan tingkat kekambuhan penderita TB BTA+ selama beberapa tahun terakhir. GAMBAR 4.25 ANGKA SUCCES RATE (SR) DAN PERSENTASE PENDERITA TB YANG KAMBUH TAHUN 2000 – 2005 100 80

84,65

86,5

86,12

87,16

88,93

86,26

3,47

4,63

4,47

4,18

4,09

5,56

60 40 20 0 2000

2001

2002

% SR

2003

2004

2005

% Kambuh

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Pelaksanaan pengendalian Penyakit TBC sampai tahun 2005 telah dapat menurunkan insiden kasus menular dari 130/100.000 penduduk (1995) menjadi 107/100.000 penduduk. 77

3. Pengendalian Penyakit ISPA Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2 ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan atau lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan, namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir hasil penemuan dan pengobatan Pneumonia dapat dilihat pada gambar berikut ini, yang mana terlihat bahwa cakupan penemuan penderita dari target (perkiraan penderita) masih relatif rendah. Seperti terlihat pada Gambar 4.26 berikut. GAMBAR 4.26 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN) KASUS PNEUMONIA PADA BALITA, TAHUN 2000 – 2005 40 36

30

30,1

30

27,7

25 22,1

20 10 0 2000

2001

2002

2003

2004

2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Dari pantauan yang dilakukan hasil penemuan tersebut belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya oleh karena masih ada beberapa wilayah yang belum menyampaikan laporannya sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6 berikut. TABEL 4.6 KELENGKAPAN LAPORAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA TAHUN 2000 – 2005

2000

Provinsi Melapor 25

Kab./Kota Melapor 258

2001

27

269

619.107

86%

2002

29

293

549.035

80%

2003

24

323

502.275

34%

2004

23

296

625.611

83%

2005

31

436

600.720

93%

Tahun

Penderita Ditemukan 479.283

Kelengkapan Laporan 93%

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Sedangkan gambaran cakupan penemuan dan penanganan balita Pneumonia dalam tahun 2005 dapat dilihat dalam Gambar 4.27 berikut. 78

GAMBAR 4.27 CAKUPAN PENEMUAN BALITA PENDERITA PNEUMONIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

4. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS dan PMS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDUs), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) atau sesekali dilakukan penelitian pada kelompok berisiko rendah seperti ibu rumah tangga dan sebagainya. Hasil pelaksanaan surveilans HIV/AIDS selama tahun 2005 menunjukkan peningkatan yang cukup bermakna sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.7 berikut. TABEL 4.7 PENEMUAN PENDERITA HIV/AIDS TAHUN 2000 – 2005 Tahun

Pengidap HIV Per tahun

Penderita AIDS

Kumulatif

Per tahun

Kumulatif

Penderita AIDS Meninggal Per tahun

Kumulatif

2000

403

1.172

255

607

47

233

2001

732

1.904

219

826

99

280

2002

648

2.552

345

1.171

100

379

2003

168

2.720

316

1.487

261

479

2004

649

3.369

1.195

2.682

361

740

2005

875

4.244

2.638

5.321

592

1.332

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Tahun 2005, jumlah penderita AIDS secara kumulatif relatif kecil (Case Rate 1,33 per 100.000 penduduk tahun 2004 meningkat menjadi 2,65 per 100.000 penduduk tahun 2005), namun dalam perjalanan penyakit dari HIV positif menjadi AIDS dikenal istilah ”windows periods” yang tidak diketahui dengan pasti periodisasinya sehingga kelompok ini menjadi sangat potensial dalam menularkan penyakit. Pada kelompok ini di samping dilakukan 79

pengobatan yang lebih utama adalah dilakukan konseling untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam ikut aktif mencegah terjadinya penularan lebih lanjut Pada Desember 2003, WHO menetapkan kebijakan ”Three by Five Initiative” yaitu mentargetkan secara global akses pengobatan Anti Retro Viral (ARV) terhadap 3 juta ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) pada tahun 2005. Indonesia menetapkan bahwa target untuk aksesibilitas ODHA terhadap pengobatan ARV sebesar 10.000 orang pada tahun 2005, yang dimulai dengan pemberian ARV pada 5.000 ODHA pada tahun 2004. Dan hingga tahun 2005 pengobatan ARV telah diakses oleh 5.400 ODHA. Di samping itu Departemen Kesehatan telah menetapkan 50 rumah sakit tambahan sebagai tambahan Pusat Rujukan pengobatan Anti Retro Viral (ARV) sehingga menjadi 75 rumah sakit, hal ini sebagai komitmen untuk mendukung 3 by 5 initiative, sehingga lebih banyak lagi ODHA yang dapat terlayani pengobatan ARV. Upaya pemantauan yang dilakukan pada kelompok berisiko melalui kegiatan survei dan kegiatan rutin serta skrining darah donor selama 6 tahun terakhir dapat dilihat dalam Tabel 4.8 berikut. TABEL 4.8 HASIL PELAKSANAAN PROGRAM HIV/AIDS & PMS TAHUN 2000 – 2005 Kegiatan

Satuan

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Pemeriksaan STS

Spesimen

9.567

50.000

100.000

175.000

150.000

160.000

Survei HIV/AIDS & Syphilis

Sample

9.567

50.000

100.000

175.000

150.000

160.000

Skrining darah donor

Kolf

395.098

585.726

1.200.000

1.300.000

1.300.000

1.350.000

Sumber: Ditjen PP-PL, Profil PP-PL 2005

5. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan DBD dititik beratkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M+), Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) untuk memantau Angka Bebas Jentik (ABJ), serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak. Pola perkembangan DBD pada tahun 2005 berbeda dengan pola tahun 2004. Pada tahun 2004 terjadi KLB dari bulan Januari sampai Maret 2004, selanjutnya kasus menurun dan meningkat kembali pada bulan Desember. Sementara di tahun 2005 kasus hampir selalu tinggi setiap bulan dan ada peningkatan kasus pada bulan Februari, Agustus dan Desember. 6. Pengendalian Penyakit Malaria Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit Malaria di samping pengendalian vektor potensial. Terdapat dua model pendekatan dalam upaya penegakan diagnosa penderita, yaitu wilayah Jawa Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection) oleh Juru Malaria Desa 80

dengan mendatangi warga yang mengeluh gejala klinis Malaria, sedangkan untuk wilayah luar Jawa Bali dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien datang berobat ke pelayanan kesehatan. Upaya pengobatan tidak hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita dengan konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok tertentu untuk tujuan profilaksis. Di Jawa Bali kasus positif malaria menurun secara bermakna dari 101.852 kasus pada tahun 2000 menjadi 5.233 kasus pada tahun 2005. Jumlah penderita klinis, sediaan darah diperiksa, sediaan darah positif dan positif malaria falsiparum + mix di Jawa-Bali tahun 2000-2005 dapat dilihat pada Gambar 4.28 di bawah ini. GAMBAR 4.28 JUMLAH PENDERITA KLINIS, SEDIAAN DARAH DIPERIKSA SEDIAAN DARAH POSITIF, POSITIF MALARIA FALSIPARUM+MIX, TAHUN 2000 – 2005 1600000

1200000

800000

400000

0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Klinis

1475704

1210530

998791

756833

480048

376547

SD diperiksa

1475704

1210530

998791

756833

480048

376547

Positif

101852

86277

64708

27765

7774

5522

Pf+mix

30089

36121

27091

12984

2324

1174

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes

7. Pengendalian Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit Kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit Kusta. Semua penderita yang ditemukan langsung diberikan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Lampren, dan DDS selama kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayanan kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Hasil dari berbagai kegiatan penemuan kasus baru penderita Kusta yang dilakukan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut. TABEL 4.9 PEMERIKSAAN PENDUDUK, PENEMUAN KASUS BARU , PENDERITA CACAT DAN PENDERITA DIOBATI SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2005 Tahun

Suspek Diperiksa

Suspek Positif CDR PB

MB

Penderita Cacat (%)

Penderita Diobati

2003

163.781

3.594

11.956

7,3

8,0

2004

212.462

3.615

12.957

7,8

8,6

17.519

2005

t.a.d

4.056

15.639

8,9

8,7

t.a.d

81

Catatan : MB = Multi Basiller, PB = Pausi Basiller

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Penderita cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat terlihat) mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, tahun 2004 sebesar 1.430 (8,6%) menjadi 1.722 (8,7%) pada tahun 2005. Proporsi cacat tingkat II dan proporsi anak di antara kasus baru penyakit Kusta masih di atas indikator program (5%), proporsi masih relatif stabil. Hal ini berarti penularan masih terjadi di masyarakat dan kasus ditemukan terlambat sehingga pada saat penemuan penderita sudah mengalami cacat tingkat II. Proporsi cacat tingkat II dan proporsi anak tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.29 di bawah ini. GAMBAR 4.29 PROPORSI CACAT TINGKAT II DAN PROPORSI ANAK TAHUN 2000 – 2005 15

10,2 10

8

10,5 10

10,6

8,9

8,8

8,6

8

7,7

9,1 8,7

5

0 2000

2001

2002

2003

Cacat Tk.II

2004

2005

anak

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes, 2005

8. Pengendalian Penyakit Filaria Upaya kesehatan dalam rangka pemberantasan penyakit Filaria difokuskan pada kegiatan penemuan penderita, pengobatan dan pengendalian vektor potensial di wilayahwilayah endemis. Upaya penemuan penderita yang dilakukan pada 10 desa sentinel di 10 provinsi selama tahun 2004 dan 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut. TABEL 4.10 HASIL PENATALAKSANAAN KASUS FILARIASIS SAMPAI DENGAN TAHUN 2005 DI AREA ENDEMIS No

Provinsi

1

Sumatera Utara

2 3

Sumatera Barat Riau

4

Kepulauan Riau

5

Sumatera Selatan

6

Kalimantan Timur

Desa Sentinel Sigara-gara Pekan Sialang Buah Taratak Tanjung Bunga Kota Lama Hidup Baru Semahal Cenot Mepar Batu Marta Jambu Ilir Moderen Merayek Gunung Sari Liang Hulu Pulau Sapi

82

Diperiksa 420 151 100 500 224 129 331 259 224 250 170 92 300 264 373

2005 Positif 6 2 7 18 3 3 9 14 3 5 44 11 3 9 4

Mf Rate 1.43 1.37 7 3.6 1.34 2.3 2.7 5.4 1.4 2 26 11.9 1 3.41 1.07

7

Kalimantan Selatan

Kelinjau Ulu

363

7

1.93

Ulu Banteng Bina Wana

260 510

3 12

1.2 2.3

DI LUAR AREA ENDEMIS N o 1

Provinsi Jawa Barat

2 3 4 5

Jawa Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara

6 7 8 9 10 11

Sulawesi Barat Gorontalo NTT Maluku Maluku Utara Papua

Desa Sentinel Taman Sari Tegal Waru Tawang Rejo Bonebae Batu Benua Pakue Labungka Lantawonua Pasang Kayu Talumolo Eahun Rumoat Naga Bagia Karfasia

Diperiksa 462 147 358 91 511 108 359 278 411 462 519 522 447 349 192 65

2005 Positif

Mf Rate

9 10 5 1 7 2 10 3 5 11 6 55 14 8 8 10

1.59 2.4 1.4 1.1 1.37 1.5 2.78 1.08 1.2 2.38 1.16 10.54 3.13 2.29 4.17 15.38

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Mf Rate (Mikrofilaria Rate) di wilayah sentinel selama tahun 2005 sangat bervariasi antara 1 sampai 26, rate tertinggi di Desa Moderen, Kalimantan Timur dan terendah di Desa Gunung Sari, Kalimantan Timur. Sedangkan cakupan pengobatan masal yang dilakukan selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.30 berikut. GAMBAR 4.30 REALISASI PENGOBATAN FILARIASIS SECARA MASSAL SECARA NASIONAL TAHUN 2002-2005 5000000

4000000

3000000

2000000

1000000

0 Populasi

2002

2003

2004

2005

322250

746064

1527238

4043510

1412025

3264379

255144

635017

1246023

2897388

79,18

85,12

88,24

88,76

Sasaran Realisasi Persentase

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI

83

Dari gambar di atas terlihat bahwa target dan realisasi pengobatan selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan, dimana cakupan pengobatan tahun 2002 sebesar 79,18 % meningkat menjadi 88,76 % pada tahun 2005. D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individual maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU). 1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Sasaran program penyehatan lingkungan seperti tertuang dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan tahun 2005 – 2009 adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 75%. 2. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan air bersih menjadi 85%. 3. Meningkatnya persentase keluarga menggunakan jamban memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%. 4. Meningkatnya persentase tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan menjadi 80%. Pada tahun 2005 pencapaian indikator sekolah sehat sebagai indikator dalam pengawasan di institusi pendidikan mengalami peningkatan yang cukup signifikan mencapai 75% (target 65%) sedikit meningkat dari tahun sebelumnya. Persentase pencapaian indikator sekolah sehat tahun 2000 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.31 berikut. GAMBAR 4.31 PENCAPAIAN INDIKATOR SEKOLAH SEHAT TAHUN 2000 – 2005

84

80 74

75 65

60 5454

54 51

5555

5658

60

TARGET

40

REALISASI 20

0 2000

2001

2002

2003

2004

2005

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes RI

2. Surveilans Vektor Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (jumantik/kamantik). Pengembangan sistem surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Pada tahun 2004 petugas pusat melakukan kegiatan survei jentik dalam bentuk evaluasi Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di 10 kota (Bogor, Denpasar, Jambi, Kendari, Palangkaraya, Mataram, Palu, Pekanbaru, Surabaya dan Yogyakarta). Rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M adalah 79,04%. Hal ini menunjukkan bahwa ABJ di 10 kota masih dibawah 95%, menjelaskan bahwa partisipasi masyarakat untuk mencegah penyakit DBD dengan cara 3M di lingkungannya masing-masing belum optimal, sehingga kasus DBD masih sering terjadi terutama di wilayah-wilayah endemis DBD. 3. Pengawasan Tempat-tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dilakukan untuk meminimalkan faktor risiko sumber penularan bagi masyarakat yang memanfaatkan TTU dan TPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, hingga pemberian rekomendasi untuk penerbitan izin usaha. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) terdiri dari jasa boga, rumah makan dan restoran, sentral makanan jajanan dan TPM lainnya (warung makan jajanan). Hasil pemantauan selama tahun 2005, dari 80.270 fasilitas TPM terdaftar, sebanyak 43.808 (54,58%) TPM telah dilakukan pemeriksaan dan 30.115 (68,74%) TPM memenuhi syarat kesehatan. Cakupan pengawasan TTU dan TPM tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.32 berikut. GAMBAR 4.32 PERSENTASE CAKUPAN PENGAWASAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) DAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN TAHUN 2001-2005

85

80

60

40

20

0

2001

2002

2003

2004

2005

TTU

60

68

73

76

77

TPM

60.8

57.9

60.24

66.13

68.74

Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes 2005

Persentase TPM memenuhi syarat kesehatan menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 2.16.a.

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah Kekurangan Kalori Protein, kekurangan vitamin A, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium, dan anemia gizi besi. 1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan, gambaran dari pemantauan balita dapat dilihat dalam Gambar 4.33 berikut.

GAMBAR 4.33 JUMLAH BALITA MEMILIKI KARTU MENUJU SEHAT (KMS), DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM DI INDONESIA TAHUN 2005

86

24.000.000

18.000.000

12.000.000

6.000.000

0 2005

Jml Balita

KMS

Ditimbang

BB Naik

BGM

20.642.610

17.008.609

12.543.842

9.739.998

828.368

Sumber: Dit.Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas,Depkes,2005

Pada tahun 2005 dari jumlah balita yang ada 82,40 % memiliki KMS dengan balita berat badan naik dari balita yang ditimbang sebesar 77,65% sedangkan untuk balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) dari balita yang ditimbang sebesar 6,6%. Balita berat badan naik dari yang ditimbang tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Barat sebesar 95,06% dan terendah Sumatera Selatan (0,82%) sedangkan balita berat badan di Bawah Garis Merah dari yang ditimbang, tertinggi di Provinsi Jawa Timur (29,6%) dan Nusa Tenggara Timur (28,53%) terendah di Provinsi Sulawesi Tenggara (0%) dan DKI Jakarta (0,67%). Untuk Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak ada datanya. Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut provinsi selama tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.17. 2. Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali . Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.34 berikut.

GAMBAR 4.34 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN ”A” MENURUT SASARAN DAN PERIODISASI PEMBERIAN

87

SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2005 90 80.7

81.2 80.4

73.1

82.9

77.25 75.66

71.56

70.46 61.5 60 50.8

39.8

30

0 2003

2004

2005

% CAKUPAN BAYI FEB

% CAKUPAN BAYI AGUST

% CAKUPAN BALITA FEB

% CAKUPAN BALITA AGUST

Sumber: Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes RI

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa cakupan terhadap semua sasaran dan menurut periode pemberian menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2004 namun mengalami sedikit penurunan pada tahun 2005. Persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita, selama tahun 2005 menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.18. 3. Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun 2000 – 2004 dapat dilihat pada Gambar 4.35 di bawah ini. GAMBAR 4.35 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2000 – 2005 100

persen

80 60 40 20 0

2000

2001

2002

2003

2004

2005*

Fe1

66,8

67,5

64,6

69,14

80,02

70,31

Fe3

59,4

63,1

54,9

59,62

71,32

64,83

Sumber: Dit.Gizi Masy. dan Dit.Kes.Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes

Pada gambar di atas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe3) dari tahun 2000 hingga 2005 menunjukkan peningkatan, walaupun pada tahun 2002 dan 2005 sedikit mengalami penurunan. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.19. 4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium

88

Pemberian kapsul minyak beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium secara cepat pada kelompok yang menderita kekurangan yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal. GAMBAR 4.36 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL MINYAK BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DAN ANAK SD SECARA NASIONAL TAHUN 2003 5.000.000

4.000.000

3.000.000 4.035.876 2.000.000

1.000.000 1.561.920 0 WUS

Anak SD

Sumber: Dit.Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes

Cakupan pemberian kapsul beryodium pada wanita usia subur tahun 2003 sebesar 4.035.876 sedangkan pada anak sekolah sebesar 1.561.920 (Gambar 4.36), rincian menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 4.20. F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya tersebut dimaksudkan untuk (1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2) mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di farmasi komunitas dan farmasi klinik serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan. 1. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Upaya peningkatan penggunaan obat rasional, diarahkan kepada peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pembinaan penggunaan obat yang rasional. Sampai dengan akhir tahun 2003, penggunaan obat rasional baru mencapai 60%. Angka tersebut belum menunjukkan target yang hendak dicapai yang idealnya penggunaan obat yang rasional mencapai 100%. Berkaitan dengan hal tersebut perlu terus diupayakan meningkatan obat esensial nasional di setiap fasilitas kesehatan masyarakat dan melindungi masyarakat dari risiko pengobatan irasional. Pemberian obat generik, obat non generik formularium dan obat non generik yang berasal dari bagian rawat jalan, UGD dan rawat inap pada rumah sakit tahun 2005, obat generik berjumlah 14.986.804, obat non generik formularium 5.402.272 dan obat non generik berjumlah 10.281.995. Dari data tersebut terlihat bahwa pemberian obat generik masih menjadi peringkat pertama disusul dengan obat non generik dan non generik formularium. Jumlah kegiatan farmasi 89

rumah sakit dapat dilihat pada Gambar 4.37 berikut. Data menurut provinsi terdapat pada Lampiran 4.21. GAMBAR 4.37 JUMLAH KEGIATAN FARMASI PADA RSU DEPKES DAN PEMDA DI INDONESIA TAHUN 2005 14.986.804

16.000.000

10.281.995

12.000.000

8.000.000

5.402.272

4.000.000

0 Generik

Non Generik

Non Generik Formularium

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2006

2. Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan Kabupaten/kota penulisan resep obat generik selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar 4.38 berikut. GAMBAR 4.38 PERSENTASE PEMBUATAN RESEP OBAT GENERIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN SECARA NASIONAL TAHUN 2003 S/D 2004 35,821,800

40,000,000

30,000,000

28,389,957

20,000,000

26,651,053

20,810,557 10,000,000

2003

2004

TTL RESEP

OBT GENERIK

Sumber: Data Indikator Kinerja SPM Kab/Kota

90

Dari gambar di atas terlihat bahwa proporsi penulisan resep obat generik di sarana pelayanan kesehatan selama dua tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan yaitu 74,4% pada tahun 2004 dan 73,3% pada tahun 2003. Sebanyak sebelas provinsi melaporan cakupan penulisan obat generik ≥ 90% dengan cakupan tertinggi Provinsi Gorontalo dan Banten (100%), Jambi (99,95%), Bangka Belitung (99,76%), enam provinsi memiliki cakupan ≤ 50% dengan angka terendah dilaporkan Provinsi Irian Jaya Barat (5,85%), Lampung (27,3%), Kalimantan Timur (28,87%) dan DI Yogyakarta (35,91%). Sedangkan provinsi dengan persentase tertinggi dilaporkan Provinsi Nusa Tenggara Barat (95,17%), Jambi (94,77%), dan Sulawesi Utara (92,29%); sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan DKI Jakarta tidak ada data. Rincian persentase penulisan resep obat generik menurut provinsi tahun 2004 disajikan pada Lampiran 4.22. 3. Penanganan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya) Penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit di Indonesia terdiri dari kegiatan kuratif, rehabilitatif dan aftercare dengan jenis NAPZA yang dipergunakan adalah Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya. Tahun 2005 kegiatan kuratif (pengobatan) penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit berjumlah 6.130 dengan rincian 5.182 jenis Narkotika, 630 Psikotropika dan 248 zat adiktif lainnya. Kegiatan rehabilitatif berjumlah 263 terdiri dari 236 Narkotika, 24 Psikotropika, 3 Zat Adiktif lainnya. Sedangkan kegiatan aftercare berjumlah 40 terdiri dari 15 Narkotika, 23 Psikotropika dan 2 Zat Adiktif lainnya. Kegiatan penanganan penyalahgunaan NAPZA pada rumah sakit tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.39. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.23. GAMBAR 4.39 KEGIATAN PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 7000

6130

6000 5000 4000 3000 2000

263

1000

40

0 Kuratif

Rehabilitatif

Aftercare

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2006

91

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai akibat aktifitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi. Data kesiapsiagaan dan penanggulangan sanitasi pada situasi bencana selama tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini. Rekapitulasi kejadian bencana tahun 2005 terdapat di Lampiran 4.24.

NO 1. 2. 3. 4. 5.

TABEL 4.11 DAERAH/WILAYAH RAWAN BENCANA DI INDONESIA TAHUN 2005 JENIS BENCANA DAERAH/LOKASI BENCANA Banjir Kalimantan Selatan Gempa Bumi dan Tsunami Kepulauan Nias, Sumatera Utara Air Pasang Pangkal Pinang, Bangka Belitung Banjir dan Kebakaran Hutan Kalimantan Tengah Tanah Longsor Sumatera Barat

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes, RI

1. Bencana Lingkungan Hidup Bencana kebakaran hutan dan lahan terjadi karena pembukaan lahan yang dilakukan dengan pembakaran dan diperparah dengan kondisi cuaca kering di musim kemarau. Pada tahun 2005 kebakaran hutan mencapai puncaknya pada bulan Agustus sampai Oktober 2005. Asap ini terbawa angin hingga mencapai Kuala Lumpur di Malaysia. Hasil pemantauan hotspot (titik panas) oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak bulan Januari 2005 di wilayah Sumatera berjumlah 9.279 hotspot yang tersebar di Provinsi Bangka Belitung 100 hotspot, Bengkulu 5 hotspot, Aceh 177, Jambi 414, Riau 7.249 dan Sumatera Utara 1.334 hotspot. Di wilayah Sumatera paling banyak terpantau di areal perkebunan dengan cara membakar. Jumlah hotspot berdasarkan penggunaan lahan dapat dilihat pada Gambar 4.40 berikut. GAMBAR 4.40 PERSENTASE HOTSPOT BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN DI WILAYAH SUMATERA TAHUN 2005

92

30

30

9 31 HPH

HTI

KBN

MAS

Sumber : Ditjen PP-PL, Depkes,RI

Pemantauan hotspot di Kalimantan Barat sebesar 1.505 hotspot berada di Kabupaten Sintang, Bengkayang, Sanggau dan Ketapang sedangkan Kalimantan Tengah 1.374 hotspot tersebar di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur dan Kabupaten Seruyan. Pada tahun 2005 bencana banjir terjadi di 5 provinsi dengan jumlah korban meninggal 2 orang, 522 orang luka ringan, 2 orang hilang dan 12.075 orang mengungsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada korban bencana banjir oleh Pemerintah Daerah meliputi membuka pos kesehatan, membuat penampungan pengungsi, memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit. Bencana tanah longsor terjadi di 5 provinsi dengan korban meninggal 170 orang, 15 luka berat, 6 luka ringan, 4 orang hilang dan 315 orang mengungsi. Upaya yang telah diberikan oleh pemerintah daerah meliputi evakuasi korban, memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RSUD, menyiagakan pos kesehatan 24 jam, memakamkan korban dan melakukan koordinasi, sedangkan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat pada bencana tanah longsor di Kecamatan Batujajar berupa obat paket banjir. 2. Bencana Alam Secara geografis Indonesia termasuk daerah rawan bencana. Pada tahun 2005 bencana alam gempa bumi terjadi di 8 provinsi dengan korban meninggal 1.801 orang, luka berat 3.272 orang, luka ringan 155 orang, 278 kepala keluarga dan 561 orang mengungsi. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah daerah meliputi evakuasi korban, memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan di RSUD, menyiagakan pos kesehatan 24 jam dan memantau penyakit pasca bencana. Gempa bumi yang terbesar terjadi di Pulau Nias dan Tapanuli Tengah yaitu 8,7 Skala Richter pada tanggal 28 Maret 2005, 85% bangunan gedung dan landasan pesawat hancur, 849 orang meninggal dunia, 1.415 luka berat dan 72.173 berobat. Dalam hal ini pemerintah pusat memberikan bantuan berupa 350 buah kantong mayat, obat 2 paket, 1 unit genset. Demikian gambaran singkat mengenai situasi upaya kesehatan di Indonesia sampai dengan tahun 2005.

***

93

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut : A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, rumah sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan. 1. Puskesmas Pada periode tahun 2000 – 2005, jumlah Puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 7.237 unit pada tahun 2000 menjadi 7.669 unit pada tahun 2005. Dalam periode tahun itu, rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk berada dalam kisaran 3,46 – 3,56 per 100.000 penduduk. Ini berarti bahwa pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 4 unit Puskesmas. Jumlah Puskesmas dan rasio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.1 dan 5.2, gambaran jumlah Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi disajikan pada Gambar 5.3. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.1 dan Lampiran 5.2. GAMBAR 5.1 JUMLAH PUSKESMAS TAHUN 2000-2005

8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 -

7,277

4 3.5 3 2.5 2 1.5

7,550

7,309

7,237

GAMBAR 5.2 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000-2005

7,669

7,413

3.55 3.56

3.50

3.46 3.48

3.46

1 0.5 0

2000

2001

2002

2003

2004

2000

2005

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS, SUPAS 2005

93

2001

2002

2003

2004

2005

GAMBAR 5.3 RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005

Sumber : Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Sementara itu, bila dibandingkan dengan konsep wilayah kerja Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2005 rata-rata 1,07 unit tidak mengalami perubahan dibandingkan data tahun 2004 yaitu 1,04 unit per 30.000 penduduk. Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung meningkat dari 21.267 unit pada tahun 2000 menjadi 22.171 unit pada tahun 2005. Sementara itu, rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 dan 2005 berkisar 10,1310,53. Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 10-11 unit Puskesmas Pembantu. Jumlah Puskesmas Pembantu dan rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.4 dan Gambar 5.5 berikut ini, sedangkan menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.2. GAMBAR 5.5 RASIO PUSKESMAS PEMBANTU PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000-2005

GAMBAR 5.4 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU TAHUN 2000-2005

25

21.267

21.587

21.706

21.762

22.002

22.171

12

20

10

15

8

10.53 10.45

10.15 10.33

10.14

10.13

6

10

4 5

2

0

0 2000

2001

2002

2003

2004

2005

2000

Sumber: Jumlah Puskesmas : Ditjen Binkesmas, Depkes RI Jumlah Penduduk : BPS, SUPAS 2005

94

2001

2002

2003

2004

2005

Berdasarkan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu pada tahun 2000 – 2005, maka rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas rata-rata 3:1, artinya setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 3 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas menurut provinsi pada tahun 2000 – 2005 secara rinci disajikan pada Lampiran 5.2. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Pelita III sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2000 – 2005 perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, kecuali pada tahun 2003 turun sebesar 0,10%, pertambahan yang paling besar pada tahun 2002 (5,94%), tahun 2004 (4,47%), tahun 2005 (3,33%) dan 2001 (1,85%). Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.6 berikut ini, sedangkan jumlah menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.3. GAMBAR 5.6 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN TAHUN 2000 – 2005

8,000 6,000 4,000 2,000 0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Puskesmas

7,237

7,277

7,309

7,413

7,550

7,609

Puskesmas Perawatan

1,785

1,818

1,926

1,924

2,010

2,077

Puskesmas

Puskesmas Perawatan

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling kendaraan bermotor roda empat (R4/mobil) pada tahun 2000 – 2003 mengalami penurunan dan pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan . Untuk tahun 2001 terjadi penurunan Puskesmas keliling R4 sebesar 8% ( tahun 2000: 5.551 dan tahun 2001: 5084), pada tahun 2002 terjadi penurunan 2% bila dibandingkan dengan tahun 2001, tahun 2003 turun 44% dari tahun 2002, sedangkan pada tahun 2004 naik 91% dari tahun 2003, dan pada tahun 2005 naik lagi sebesar 3,6% dari tahun 2004. Untuk Puskesmas Keliling perahu bermotor (PB) hampir sama seperti Puskesmas keliling R4 yang pada tahun 2000-2005 mengalami penurunan kecuali tahun 2004 mengalami peningkatan dan pada tahun 2005 kembali turun. Untuk tahun 2000 dan 2001 terjadi penurunan puskesmas keliling PB sebesar 14% ( tahun 2000: 841 dan tahun 2001: 716), pada tahun 2002 terjadi penurunan 8% bila dibandingkan dengan tahun 2001, tahun 2003 turun 51% dari tahun 2002, sedangkan pada tahun 2004 naik 152% dari tahun 2003, dan pada tahun 2005 turun lagi sebesar 20% dari tahun 2004. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya 95

terhadap Puskesmas pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.7 berikut ini, sedangkan jumlah dan rasionya menurut provinsi disajikan pada Lampiran 5.4.

10,000

1.00

8,000

0.80

6,000

0.60

4,000

0.40

2,000

0.20

0 Pusling PB Pusling R4 Rasio Pusling

2000

2001

2002

2003

2004

2005

841

716

654

317

805

591

0.00

Rasio Pusling per Puskesmas

Jumlah Pusling (R4 & RB)

GAMBAR 5.7 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN 2000 – 2005

5,551 5,084 4,984 2,795 5,358 5,552 0.9

0.8

0.8

0.4

0.8

0.8

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Demikian pula rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada periode itu juga cenderung menurun dari 0,9 pada tahun 2000 menurun menjadi 0,8 pada tahun 2001 dan 2002. Rasio Puskesmas Keliling terhadap Puskesmas pada tahun 2003 sebesar 0,4 dan pada tahun 2004 – 2005 sebesar 0,8. 2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2000 – 2005, perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia terus meningkat, yaitu dari 1.145 unit pada tahun 2000 menjadi 1.178 unit pada tahun 2001 (bertambah 2,88%) dan 1.215 unit pada tahun 2002 (bertambah 3,14%), kemudian meningkat lagi menjadi 1.234 unit pada tahun 2003 (bertambah 1,56%), 1.246 unit pada tahun 2004 (bertambah 0,97%) dan 1.268 unit pada tahun 2005 (bertambah 1,77%). Bila dilihat menurut kepemilikannya, pada periode itu jumlah rumah sakit pemerintah kira-kira separuh dari seluruh jumlah rumah sakit yang ada. Perkembangan jumlah rumah sakit (umum dan khusus) di Indonesia tahun 2000 – 2005 disajikan pada Tabel 5.1 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

96

TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM & KHUSUS) DI INDONESIA TAHUN 2000 – 2005 No.

Pengelola/Kepemilikan

2000

1 Departemen Kesehatan

2001

2002

2003

2004

2005

59

31

31

31

31

31

2 Pemerintah Provinsi/Kab/Kota

357

386

389

396

404

421

4 TNI/POLRI

111

111

112

112

112

112

68

70

78

78

78

78

550

580

605

617

621

626

1.145

1.178

1.215

1.234

1.246

1.268

5 BUMN/Departemen Lain 6 Swasta Jumlah Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1996 – 2005 juga cenderung meningkat yang dapat dilihat pada Gambar 5.8. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, walaupun jumlah rumah sakit umum milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain/BUMN pada periode itu ada kenaikan namun kecil (dari tahun 1996-2005 bertambah 6,88%), sedangkan jumlah rumah sakit umum milik swasta kenaikannya cukup berarti (dari tahun 1996-2005 bertambah 30,15%). Jumlah rumah sakit umum di Indonesia tahun 2005 menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5.

GAMBAR 5.8 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM TAHUN 1996 – 2005

Jumlah RSU

1200 1000 800 600 400 200 0

1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

RSU Pemerintah

523

522

525

517

520

524

526

534

542

559

RSU Swasta

335

351

363

370

390

411

427

432

434

436

Jumlah RSU

858

873

888

887

910

935

953

966

976

995

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

97

Jumlah rumah sakit khusus (pemerintah dan swasta) pada periode tahun 1997 – 2005 juga meningkat yang dapat dilihat pada Gambar 5.9. Bila dilihat berdasarkan kepemilikannya, jumlah rumah sakit khusus milik pemerintah yang mencakup milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, TNI/POLRI, dan Departemen Lain/BUMN pada periode itu ada kenaikan namun kecil (dari tahun 1996-2005 bertambah 7,79%), sedangkan jumlah rumah sakit khusus milik swasta kenaikannya cukup bermakna (dari tahun 1996-2005 bertambah 30,15%). Jumlah rumah sakit khusus di Indonesia tahun 2005 menurut provinsi dan pengelolanya dapat dilihat pada Lampiran 5.5. GAMBAR 5.9 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS TAHUN 1997 – 2005 Jumlah RS Khusus

500 400 300 200 100 0

1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

RSK Pemerintah

77

76

76

75

74

76

83

83

83

RSK Swasta

140

148

148

160

170

191

185

187

190

Jumlah RSK

217

224

224

235

244

267

268

270

273

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur rumah sakit. Pada tahun 1997 – 2005 ada kenaikan jumlah tempat tidur rumah sakit (umum dan khusus) yang secara ringkat dapat dilihat pada Gambar 5.10 di bawah ini, tetapi gambaran yang lebih rinci untuk dapat dilihat pada Lampiran 5.7 dan Lampiran 5.8.

Jumlah Tempat Tidur RS

GAMBAR 5.10 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT TAHUN 1997 – 2005 150,000 125,000 100,000 75,000 50,000

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

18,110

17,894

17,815

17,970

17,269

18,675

18,750

19,591 20,480

TT RSU

103,886 105,292 105,783 107,537 109,948 111,539

112,379

112,640 116,286

Jumlah TT RS

121,996 123,186 123,598 125,504 127,588 130,214

131,129

132,231 136,766

TT RSK

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

98

2005

Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berikut ini disajikan rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik rumah sakit umum maupun rumah sakit khusus. Pada tahun 2000 – 2005, rasio tempat tidur rumah sakit per 100.000 penduduk relatif berkisar antara 61 – 62 per 100.000 penduduk . Jumlah tempat tidur rumah sakit dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2000 – 2005 disajikan pada Gambar 5.11 di bawah ini.

140.000

65

135.000

63

130.000

61

125.000

59

120.000

57

115.000

2000

2001

2002

2003

2004

2005

55

Rasio TT RS per 100.000 Penduduk

Jumlah Tempat Tidur RS

GAMBAR 5.11 JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT DAN RASIONYA PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2000 – 2005

Jumlah TT RS 125.50 127.58 130.21 131.12 132.23 136.76 60,97

Rasio TT

61,22

61,71

61,17

60,92

62,49

Sumber: Ditjen Yanmedik, Depkes RI

3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997 – 2005 disajikan pada Gambar 5.12 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2002 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.9. GAMBAR 5.12 JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2005 Jumlah Sarana Produksi

1,200 1,000 800 600 400 200 0

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Industri Farmasi

235

205

195

198

205

226

229

272

265

Industri Obat Tradisional

77

79

87

93

81

86

86

89

103

Industri Kecil Obat Tradisional

559

608

722

872

794

811

1,130

1,134

894

Industri Alat Kesehatan

198

173

163

272

400

457

498

413

482

554

1,015

698

Industri Perbkl Kes RT

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI dan Hasil pemutakhiran data

99

Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 1997 – 2005 disajikan pada Gambar 5.13 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi pada tahun 2002 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.10.

Jumlah Sarana Distribusi

GAMBAR 5.13 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS TAHUN 1997 – 2005 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Pedagang Besar Farmasi

1,631 1,718 1,819 2,026 2,082 2,249 2,478 2,432 2,392

Apotek

6,903 7,467 7,794 6,196 6,391 7,767 8,364 8,456 9,216

Toko Obat

7,101 5,028 7,000 5,246 4,518 5,405 6,610 6,806 6,737

Penyalur Perbekalan Alkes

555

574

Sub penyalur Perbekalan Alkes

621

722

1,061 1,152 1,639 1,982 1,008 291

343

711

819

2,087

Sumber: Ditjen POM dan Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

Di kabupaten/kota, distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan milik pemerintah dikelola oleh unit pengelola obat, dahulu disebut sebagai Gudang Farmasi Kabupaten (GFK). Perkembangan jumlah unit pengelola obat (eks gudang farmasi) kabupaten/kota pada tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada Gambar 5.14 di bawah ini, sedangkan jumlahnya menurut provinsi dapat dilihat pada Lampiran 5.11.

GAMBAR 5.14 JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2001 – 2005

500 400

401

339

319

300

331

307 200 100 0 2001

2002

2003

2004

Sumber: Ditjen Yanfar-Alkes, Depkes RI

4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

100

2005

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2005 jumlah Posyandu sebanyak 315.921 buah. Jumlah Posyandu ini meningkat dibandingkan jumlah Posyandu tahun 2004, seperti terlihat pada Gambar 5.15 berikut ini. GAMBAR 5.15 JUMLAH POSYANDU DI INDONESIA TAHUN 2000-2005

350,000 315,921

300,000

242,221

234,843

250,000

238,699

200,000

220,198

150,000 100,000 50,000 2001

2002

2003

2004

2005

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 5,01 atau rata-rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 5 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan terbesar adalah Papua (28,40), DKI Jakarta (14,65) dan DI Yogyakarta (13,74). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi Irian Jaya Barat (0,49), NAD (0,83) dan Sulawesi Tenggara (1,56). (Lampiran 5.12) Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan pelayanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk Keluarga Berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2005, jumlah Polindes sebanyak 27.056 buah. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan adalah 0,43. Rasio Polindes terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Kepulauan Riau (1,58), Sumatera Barat (1,50) dan Kalimantan Timur (0,95). Sedangkan rasio terkecil di Provinsi Maluku (0,10) dan Papua (0,11). (Lampiran 5.12) Pos Obat Desa dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pos Obat Desa Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri. Pada tahun 2005, jumlah Pos Obat Desa sebanyak 9.010 buah. Rasio POD terhadap desa/kelurahan adalah 0,14. Rasio POD terhadap desa/kelurahan terbesar adalah di Sumatera Barat (1,48), Sulawesi Tenggara (1,38) dan NTB (0,37). Sedangkan rasio terkecil di Maluku Utara (hanya terdapat 2 POD atau rasio 101

0,00) dan Nanggroe Aceh Darussalam (terdapat 84 POD atau rasio 0,01). Data selengkapnya mengenai Sarana UKBM tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.12.

5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen Kesehatan dalam koordinasi dan pembinaannya, yang dikelompokkan ke dalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes Non Poltekkes. Pada tahun 2005 jumlah Poltekkes di seluruh Indonesia sebanyak 32 buah yang menyelenggarakan 14 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Gigi, Farmasi, Analis Kesehatan, Teknik Elektro, Teknik Radio Diagnostik, Teknik Gigi, Analis Farmasi dan Makanan, Fisioterapi, Okupasi Terapi dan Ortotik Prostetik. Oleh karena pada umumnya setiap Poltekkes menyelenggarakan lebih dari satu jenis jurusan atau program studi, maka pada tahun 2005 jumlah jurusan atau program studi yang diselenggarakan oleh 32 Poltekkes tersebut sebanyak 203 jurusan. Dari 203 jurusan yang diselenggarakan, jurusan terbanyak adalah jurusan Keperawatan (33,0%) dan Kebidanan (23,2%), selebihnya adalah Gizi (11,3%), Kesehatan Lingkungan (9,9%), Kesehatan Gigi (8,9%), Analis Kesehatan (5,9%), Farmasi (3,0%), Teknik Elektro Medik (1,0%), Teknik Radio Diagnostik (1,0%), Fisioterapi (1,0%), Teknik Gigi (0,5%), Analis Farmasi dan Makanan (0,5%), Okupasi Terapi (0,5%), dan Ortotik Prostetik (0,5%). Dari 203 jurusan yang diselenggarakan, ditetapkan strata akreditasi A, B, dan C terhadap 179 program studi, 40,8% berakreditasi A dan 56% berakreditasi B, selanjutnya ada 24 program studi yag belum diakreditasi. Daftar institusi Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan provinsi pada tahun 2005 dan strata akreditasi jursan/program studi Poltekkes dapat dilihat pada Lampiran 5.16 dan Lampiran 5.17. Sementara itu, jumlah institusi di luar Poltekkes pada tahun yang sama sebanyak 645 institusi yang mana terbanyak adalah jurusan Keperawatan (71,6%), sedangkan selebihnya adalah jurusan Kefarmasian (11,5%), Keteknisian Medis (10,7%), Kesehatan Masyarakat (2,3%), Keterapian Fisik (2,5%), dan Gizi (1,4%). Bila dilihat menurut kepemilikannya, jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes pada tahun 2005, 79,4% adalah milik swasta, sedangkan selebihnya adalah milik Pemerintah Daerah (15,8%), dan TNI/POLRI (4,8%). Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes milik Pusat mengalami penurunan karena institusi milik pusat bergabung dengan Poltekkes. Jumlah institusi Diknakes Non Poltekkes menurut jenis jurusan atau program studi dan status kepemilikan pada tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.18. dan 5.19.

B. TENAGA KESEHATAN 1. Perencanaan Tenaga Kesehatan 102

Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 diperkirakan sebanyak 235.939.000 orang. Untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 diperkirakan kebutuhan tenaga kesehatan sebanyak 1.000.338 orang.

GAMBAR 5.16 KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2010 UNTUK MENCAPAI INDONESIA SEHAT 2010 MENURUT JENIS TENAGA

400,000.00 350,000.00 300,000.00 250,000.00 200,000.00 150,000.00 100,000.00 50,000.00 -

dr Spes

dr

drg

Peraw Prw.Gi Apote Bidan gi at ker

Ass Apt

SKM

Sanita rian

Gizi

Ketera Ketekn pian isan

Jumlah 14,156. 56,625 25,953 372,78 94,376 70,782 21,235. 70,782 82,579 94,376 51,907. 9,438. 35,391.

Sumber : Pusgunakes, Desember 2005

2. Persebaran SDM Kesehatan 2.1. SDM Kesehatan Sumber Daya Manusia Kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang bertugas di sarana kesehatan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dan swasta. Jumlah dan persentase tenaga kesehatan menurut jenisnya disajikan pada Tabel 5.2 di bawah ini. TABEL 5.2 JUMLAH, PERSENTASE DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2005 No. 1

Dokter Spesialis

Jenis Tenaga

Jumlah 11.765

Persentase 2,15

Rasio per 100.000 Penduduk 5.38

2

Dokter

40.963

7,48

3

Dokter Gigi

10.156

1,86

4.64

284.039

51,90

129.78

73.201

13,37

33.45 3.32

18.72

4

Perawat

5

Bidan

6

Perawat Gigi

7.269

1,33

7

Apoteker

7.646

1,40

3.49

34.976

6,39

15.98

7.103

1,30

3.25

8

Asisten Apoteker

9

Kesehatan masyarakat

103

10

Sanitarian

16.239

2,97

7.42

11

Gizi

13.570

2,48

0.62

12

Keterapian Fisik

4.551

0,83

2.08

35.827

6,55

16.37

13

Keteknisan Medis

Jumlah

250.06

547.305

Jumlah penduduk Indonesia = 218.868.791 (Sumber: BPS, SUPAS 2005) Sumber: Data tenaga dari Pusren-gun SDM Kes tahun 2003 ditambah lulusan tahun 2004 dan tahun 2005 (Pusdiknakes dan Ditjen Dikti)

2.2. SDM Kesehatan di Unit Utama Depkes dan UPTnya Jumlah PNS Kesehatan yang bertugas pada unit utama Depkes dan UPTnya sebanyak 44.941 orang dengan tenaga terbanyak bertugas di Ditjen Yanmedik dan UPTnya (27.221 orang) dan yang paling sedikit bertugas di Inspektorat Jendreal dan UPTnya (148 orang). TABEL 5.3 JUMLAH PNS DI UNIT UTAMA DEPKES DAN UPTNYA TAHUN 2004 No

Unit Kerja

1

Sekretariat Jenderal 2 Inspektorat Jendral 3 Ditjen Binkesmas 4 Ditjen Yanmedik 5 Ditjen PP - PL 6 Ditjen Yanfar dan Alkes 7 Badan Litbangkes 8 Badan PPSDM Kesehatan Jumlah Sumber : Biro Kepegawaian, Depkes, Desember 2005

Jumlah

1.169 148 709 27.211 2.156 158 1.019 7.459 44.941

2.3. SDM Kesehatan di Rumah Sakit Berdasarkan laporan Ditjen Yanmedik, jumlah SDM yang bekerja di rumah sakit tahun 2005 adalah 244.844 orang, terdiri dari 159.999 orang (65,35%) tenaga kesehatan dan 84.845 orang (34,65%) tenaga non kesehatan. Provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan terbanyak adalah DKI Jakarta (27.953 orang), diikuti Jawa Timur (21.053 orang) dan Jawa Tengah (20.861 orang). Sedangkan provinsi dengan jumlah SDM kesehatan terendah adalah Gorontalo (258 orang), Maluku Utara (351 orang) dan Bangka Belitung (521 orang). Berdasarkan profesinya, dari 159.999 tenaga kesehatan, terbanyak adalah perawat 105.563 orang (65,98%) dan medis 25.941 orang (16,21%), yang dapat dilihat pada Lampiran 5.20. 2.4. SDM Kesehatan di Puskesmas Jumlah SDM Kesehatan yang bertugas di Puskesmas tahun 2005 adalah 168.377 orang. Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 10.425 orang (PNS maupun PTT). 104

Dengan jumlah Puskesmas sebanyak 7.669, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 1-2 orang dokter umum. Jumlah dokter gigi yang bekerja di Puskesmas sebanyak 4.296 orang yang berarti belum semua Puskesmas memiliki dokter gigi. Jumlah perawat sebanyak 37.143 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 4-5 orang perawat. Jumlah bidan sebanyak 52.112 orang sehingga setiap Puskesmas dilayani 6-7 orang bidan. Jumlah bidan di desa sebanyak 32.598 orang, dengan jumlah desa/kelurahan 69.994 maka perbandingan bidan desa dengan desa/kelurahan 1:2. Data selengkapnya dapat dilihat dalam Lampiran 5.21. 2.5. Pegawai Tidak Tetap (PTT) Jumlah dokter, dokter gigi dan bidan PTT yang masih aktif sampai dengan bulan Desember 2005 sebanyak 36.755 orang, terdiri dari dokter 3.801 orang (10,34%), dokter gigi 781 orang (2,31%) dan bidan 32.173 orang (87,53%). GAMBAR 5.17 JUMLAH DOKTER, DOKTER GIGI DAN BIDAN PTT MASIH AKTIF MENURUT KRITERIA DAERAH PENEMPATAN TAHUN 2005

35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 -

Do kter

Do kter Gigi

B idan

2,746

693

0

Terpencil

772

65

32,173

Sangat Terpencil

283

23

0

B iasa

Sumber : Biro Kepegawaian, Desember 2005

2.6. Peserta Didik pada Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pada tahun ajaran 2005/2006 jumlah peserta didik sebanyak 161.589 orang terdiri dari peserta didik Poltekkes sebanyak 39.439 orang (24,41%) dan peserta didik non Poltekkes sebanyak 122.150 orang (75,59%). (Lampiran 5.22 dan Lampiran 5.23) Bila dilihat dari jenjang pendidikannya, pendidikan tinggi setingkat diploma III (JPTD-III) sebanyak 145.985 orang (90,34%), jenjang pendidikan tinggi setingkat diploma I (JPTD-I) sebanyak 185 orang (0,11%), dan jenjang pendidikan menengah (JPM) sebanyak 15.419 orang (9,55%). Perkembangan jumlah peserta didik pada institusi pendidikan tenaga kesehatan pada tahun 2002 – 2005 yang meningkat dari tahun ke tahun adalah pendidikan setingkat D-III, sedangkan D-I dan JPM cenderung tidak banyak berubah seperti yang terlihat pada Gambar 5.18 di bawah ini.

105

GAMBAR 5.18 PERKEMBANGAN JUMLAH PESERTA DIDIK POLTEKES DAN NON POLTEKES MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2001 – 2005 160,000 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 -

JPM

2002

2003

2004

2005

20,745

17,212

14,850

15,419

DI

170

60

70

185

D III

103,128

116,999

131,300

145,985

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

2.7. LULUSAN Jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes tahun 2005 sebanyak 43.320 orang terdiri dari lulusan Poltekkes 11.463 orang (26,46%) dan Non Poltekkes 31.857 orang (73,54%). (Lampiran 5.24, Lampiran 5.25). Jumlah lulusan berdasarkan jurusan/program studi dapat dilihat pada Tabel 5.4. TABEL 5.4 LULUSAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES BERDASARKAN JURUSAN/PROGRAM STUDI TAHUN 2005

106

No

Lulusan

Jurusan/Prodi Poltekkes

1 SPK dan D3 Keperawatan

Jumlah

4.059

20.208

773

188

961

2.966

2.985

5.951

-

2.294

2.294

365

742

1.1074

2 SPRG dan D3 Kesehatan Gigi 3 Bidan

Non Poltekkes

4 Ass Apoteker (SMF) 5 Farmasi 6 Farmasi dan Makanan

24.267

40

689

729

7 Kesling

1.017

838

1.855

8 Gizi

1.161

358

1.519

120

529

649

40

-

40

-

50

50

559

1.477

2.036

9 Fisioterapi 10 Okupasi Terapi 11 Terapi W icara 12 SMAK & D3 Analis Kesehatan 13 Teknik Gigi 14 Teknik Radiodiagnostik 15 Perekam Medis 16 Teknik Elektromedis

40

110

150

140

343

483

-

581

581

183

227

410

17 Refraksi Optisi

-

238

238

18 PTTD

-

70

70

19 Akupuntur

-

-

-

20 Teknik Radiovaskuler

-

-

-

11.464

31.857

43.321

Jumlah

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

Dari tahun 2001 – 2005 jumlah lulusan Poltekkes dan Non Poltekkes adalah 206.242 orang sehingga rata-rata per tahun meluluskan 41.248 tenaga kesehatan, bila dilihat dari jenjang pendidikan lulusan poltekkes dan non poltekkes yang meningkat dari tahun 20012005 adalah jenjang pendidikan D-III yang dapat dilihat pada Gambar 5.19. GAMBAR 5.19 PERKEMBANGAN POLTEKKES DAN NON POLTEKKES MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2001-2005 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 JPM

2001

2002

2003

2004

2005

11,916

8,676

5,736

4,461

4,337

JPT-DI

167

301

140

87

70

JPT-DIII

29,974

28,452

31,927

41,014

38,983

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI, Desember 2005

2.8. Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Pendidikan dan pelatihan dimaksudkan untuk membina profesionalitas pegawai dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kesehatan. Pelatihan bagi tenaga kesehatan terdiri atas pelatihan pra/jabatan atau pra/tugas, pelatihan struktural, pelatihan fungsional, dan pelatihan teknis. Data pelatihan bagi tenaga kesehatan didapat dari laporan kegiatan Bapelkes dan dari permintaan sertifikat pelatihan ke Pusdiklat. Sedangkan data pelatihan lainnya yang tidak dilaksanakan di Bapelkes dan sertifikatnya tidak diperoleh melalui Pusdiklat, tidak tersedia. 107

Pada tahun 2005 jumlah peserta Diklat yang dilaporkan sebanyak 12.258 orang, dengan rincian Diklat Pra/Jabatan sebanyak 1.150 orang (9,38%), Diklat Pimpinan sebanyak 460 orang (3,75%), Diklat Fungsional sebanyak 9.779 orang (79,78%), dan Diklat Teknis sebanyak 869 orang (7,09%), sebagaimana disajikan pada Gambar 5.20 berikut ini. GAMBAR 5.20 PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI PELATIHAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2005 Pelatihan Pimpinan 3.8%

Pelatihan Fungsional 79.8%

Pelatihan PraJabatan 9.4% Pelatihan Teknis 7.1%

Sumber : Pusdiklat, Depkes RI

Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. TABEL 5.5 JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 2000 – 2005

Jenis Pelatihan

2000 Jumlah

Pelatihan Pra-Jabatan Pelatihan Pimpinan Pelatihan Fungsional Pelatihan Teknis Jumlah

2001 %

Jumlah

2002 %

Jumlah

2003 %

Jumlah

2004 %

Jumlah

2005 %

Jumlah

%

4.368

25

2.465

22

206

5,5

428

4,8

978

10,3

1.150

9,4

349

3

220

2

181

4,8

235

2,6

343

3,6

460

3,8

1.730

9

1.060

10

708

19,0

1.448

16,3

528

5,6

9.779

79.8

16.336

63

7.228

66

2.640

70,7

6.793

76,3

7.612

80,5

869

7,1

10.973 100

3.735

100

8.904

100

9.461

100

12.258

100

22.783 100

Sumber : Pusdiklat, Depkes RI

Dari Tabel 5.5 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan pada tahun 2002. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2005 dapat pula dilihat pada Lampiran 5.26. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

108

Pembiayaan kesehatan di Indonesia terdiri dari pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah Jumlah alokasi anggaran (rutin, pembangunan dan PHLN) Departemen Kesehatan pada tahun 2005 adalah 10,67 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 6,52 trilyun rupiah (penyerapan sekitar 61,09%) . Pada tahun 2005, alokasi anggaran Departemen Kesehatan terdiri dari anggaran pusat 74,18% (alokasi anggaran pusat sebesar 7,9 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 5,08 trilyun rupiah (penyerapan sebesar 64,19%) dan anggaran daerah 25,82% (alokasi anggaran daerah sebesar 2,75 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 1,44 trilyun rupiah (penyerapan sebesar 52,21%). Alokasi anggaran pusat yang terbesar pada Ditjen Binkesmas sebesar 4,3 trilyun rupiah (54,79%), Setjen sebesar 1,3 trilyun rupiah (16,6%) dan yang terkecil pada Inspektorat Jendral sebesar 19,78 milyar rupiah ( 0,25%), Badan Litbangkes 72,14 milyar rupiah (0,19%). Sedangkan persentase realisasi terbesar anggaran pusat di Ditjen Yanfar dan Alkes (95,84%), Badan Litbangkes (90,92%), sedangkan persentase terkecil di Ditjen Yanmedik (29,40%), Setjen (47,59%). Alokasi anggaran daerah yang terbesar pada Provinsi Jawa Barat sebesar 280,88 milyar rupiah (10,19%), Jawa Timur 272,91 milyar rupiah (9,91%), Sumatera Utara 238,13 milyar rupiah (8,64%) dan yang terkecil DKI Jakarta sebesar 6,16 milyar rupiah (0,22%), Sulawesi Barat 16,31 milyar rupiah (0,59%), Irian Jaya Barat 24,94 milyar rupiah (0,91%). Sedangkan persentase realisasi terbesar anggaran daerah di Provinsi Kalimantan Tengah (88,38%), Sulawesi Barat (84,67%) dan Bengkulu (80,42), sedangkan persentase terkecil di Nusa Tenggara Barat (17,95%), Banten (19,44%), Kalimantan Barat (21,88%). Alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut pusat dan daerah tahun 2005 disajikan pada Lampiran 5.27. Pada periode tahun 2000-2005, jumlah alokasi anggaran Departemen Kesehatan baik yang dikelolah unit pusat maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi meningkat dan dapat dilihat pada Gambar 5.19 di bawah ini. Pada tahun 2001 meningkat 15,48%, tahun 2002 meningkat 2,28%, tahun 2003 meningkat 49,34%, tahun 2004 meningkat 19,81% dan pada tahun 2005 meningkat cukup besar yaitu 73,34%. Sedangkan realisasinya dari tahun 2000-2005 di atas 60% (tahun 2000: 96,22%, tahun 2001: 106,38%, tahun 2002: 93,74%, 2003: 83,49%, 2004: 84,52% dan 2005: 61,09%). GAMBAR 5.21 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPKES

109

TAHUN 2000 – 2005 Jutaan rupiah 11.000.000 10.000.000 9.000.000 8.000.000 7.000.000 6.000.000 5.000.000 4.000.000 3.000.000 2.000.000 1.000.000 0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

Alokasi

2.913.312,57

3.364.345,95

3.440.915,63

5.138.546,09

6.156.706,42

10.671.905,25

Realisasi

2.803.178,17

3.579.098,93

3.225.542,03

4.290.402,60

5.203.710,96

6.519.959,54

Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI

Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen Kesehatan yang dialokasikan 10,49 trilyun rupiah pada tahun 2005, alokasi terbesar adalah untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat sebesar 4,34 trilyun rupiah (41,35%), Sekretariat Jenderal 3,8 trilyun rupiah (36,21%), sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Inspektorat Jenderal 19,78 milyar rupiah (0,19%), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 74,24 milyar rupiah (0,71%). Persentase anggaran Departemen Kesehatan yang direalisasikan pada unit pusat pada tahun 2005 sebesar 62,0%, dengan persentase realisasi terbesar adalah Badan PPSDM Kesehatan (96,2%), Inspektorat Jenderal (94,6%) sedangkan yang terkecil adalah Sekretariat Jenderal (36,8%), Ditjen Pelayanan Medik (61,9%). Alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut Eselon I pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 5.28. 2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pembiayaan kesehatan masyarakat berdasarkan sumber pembiayaan (non JPK dan JPK) dari tahun 2001 – 2005, dapat kita lihat dalam Gambar 5.22 yaitu non JPK dari tahun ke tahun menurun sedangkan JPK dari tahun ke tahun meningkat yang disebabkan peningkatan kartu sehat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat dalam Gambar 5.23. GAMBAR 5.22 PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN 2001 - 2005

110

100 80 60 40 20 0

2001

2002

2003

2004

2005

Non JPK

79.8

78.9

76.4

73.7

58.3

JPK

20.2

21.1

23.6

26.3

41.7

Sumber:- data 2001, Hasil analisis lanjut data SUSENAS - data 2002-2005, Laporan Dinkes Provinsi untuk PJPK

Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.29. Sedangkan rincian distribusi kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.30. GAMBAR 5.23 PERSENTASE KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2002 – 2005 30 25 20 %

15 10 5 0 Askes

Jamsostek

Dana Sehat

JPKM

Kartu Sehat

Lain-lain

2002

7,15

1,75

1,07

1,09

9,45

0,57

2003

7,19

3,59

2,18

1,04

8,31

1,3

2004

7,0

2,5

1,5

1,03

12,6

2,3

2005

6,7

2,08

1,92

0,95

27,7

2,51

Sumber: PJPK

***

111

BAB VI PERBANDINGAN INDONESIA DENGAN NEGARA - NEGARA ASEAN ASEAN (Association of South East Asian Nations) terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan untuk mengukuhkan kerjasama negara-negara di Asia Tenggara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara anggota sekaligus pendiri ASEAN. Dalam bab ini akan dibahas perbandingan antara Indonesia dan anggota negara ASEAN lainnya dari segi kependudukan dan derajat kesehatan. A. KEPENDUDUKAN 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data yang disampaikan dalam “WHO Health Report 2006”, pada tahun 2005, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN dengan jumlah penduduk 222,78 juta jiwa. Diikuti Vietnam dan Filipina dengan jumlah penduduk masing-masing 84,24 dan 83,05 juta jiwa. Sedangkan Brunei Darussalam memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu 374 ribu jiwa. Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu 6.389 penduduk per km2. Angka tersebut jauh di atas sembilan negara anggota ASEAN lainnya. Kepadatan penduduk paling rendah terjadi di Laos (26 penduduk per km2), diikuti Myanmar (63 penduduk per km2) dan Brunei Darussalam (65 penduduk per km2). Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing negara anggota ASEAN dapat dilihat dalam Lampiran 6.1. GAMBAR 6.1 JUMLAH PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN TAHUN 2005

GAMBAR 6.2 KEPADATAN PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN TAHUN 2005

222,781

Vietnam

84,238

Filipina

83,054

Kepadatan penduduk (jiwa/km2)

Indonesia

64,233

Thailand

50,519

Myanmar 25,347

Malaysia

14,071

Kamboja

5,924

Laos

4,326

Singapura

374

Brunei Darussalam 0

Singapura Filipina Vietnam Thailand Indonesia Kamboja Malaysia Brunei Darussalam Myanmar Laos

0 50,000

100,000

150,000

200,000

6,389

293 253 127 126 75 73 65 63 26 1000

2000

3000

4000

250,000

Jumlah Penduduk (ribu jiwa)

Sumber: WHO Health Report, 2006

Sumber: WHO Health Report, 2006

111

5000

6000

7000

2. Laju Pertumbuhan Penduduk Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi tiga faktor, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Selama kurun waktu 1994 – 2004, laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di antara negara anggota ASEAN terjadi di Brunei Darussalam, Laos dan Singapura dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 2,4%. Dari 10 negara ASEAN, 4 negara di antaranya (Indonesia, Myanmar, Thailand, dan Vietnam) mempunyai laju pertumbuhan penduduk antara 1,0-1,5%. 3. Penduduk Menurut Kelompok Umur Dilihat dari persentase penduduk menurut kelompok umur 0–14 tahun untuk keadaan tahun 2004, Laos dan Kamboja merupakan negara yang terbesar untuk kelompok umur tersebut, masing-masing adalah 41,2% dan 37,7%. Sebaliknya Singapura dan Thailand merupakan negara dengan komposisi penduduk kelompok umur 0 – 14 tahun terendah, masing-masing 20,2% dan 24,1%. Sementara itu kelompok umur 0-14 tahun di Indonesia sebesar 28,6%. Keadaan sebaliknya terjadi pada persentase penduduk umur 66 tahun ke atas, dimana Singapura dan Thailand adalah yang terbesar masing – masing 8,2% dan 6,9%. Sedangkan Brunei Darussalam merupakan negara anggota ASEAN yang memiliki persentase penduduk umur 65 tahun ke atas terendah yaitu 3,1%. Indonesia memiliki 5% penduduk umur 66 tahun ke atas dan merupakan ke-3 tertinggi setelah Singapura dan Thailand.

41 .1 44 .8

37 .3 39 .5

35

34

33 .1

31

28 .4

100 80

55.2

58.9

60.5

62.7

65

66

64.2

20

66.9

40

69

60 71.6

Persentase Penduduk

120

35 .8

GAMBAR 6.3 KOMPOSISI PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN TAHUN 2004

kelompok usia < 15 tahun dan > 65 tahun kelompok usia 15-65 tahun

Si ng ap u Th ra ai la Br nd un ei In do D ne M sia ya nm Vi ar et na m M al ay si a Fi lip i Ka na m bo ja La os

0

Sumber: Human Development Report, 2006

Persentase penduduk kelompok umur 0 – 14 tahun dan kelompok umur 65 tahun ke atas tersebut memberikan pengaruh pada Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio). Indikator Rasio Beban Tanggungan mengukur seberapa besar tanggung jawab sosial ekonomi yang ditanggung oleh kelompok umur pekerja yaitu yang berumur 15-64 tahun. Semakin tinggi jumlah penduduk berumur < 15 tahun dan > 65 tahun maka semakin tinggi pula rasio beban tanggungan. Pada Gambar 6.2 dapat dilihat perbedaan persentase kelompok umur < 15 tahun dan > 65 tahun serta umur 15-65 tahun negara-negara anggota ASEAN. Menurut Human 112

Development Report 2006, pada tahun 2004 dua negara anggota ASEAN dengan rasio beban tanggungan tertinggi adalah Laos (81%) dan Kamboja (70%). Singapura merupakan negara dengan rasio beban tanggungan terendah (40%), dan untuk Indonesia rasio beban tanggungan sebesar 52%. 4. Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia yang biasa dikenal dengan Human Development Index didapat dengan mengukur 3 faktor, yaitu panjangnya masa hidup dan kondisi kesehatan (diukur dengan Usia Harapan Hidup sejak lahir), pendidikan (diukur dengan Angka Melek Huruf dan Partisipasi Sekolah di pendidikan dasar dan lanjutan), dan standar hidup yang layak (diukur dengan keseimbangan daya beli- purchasing power parity- dan pendapatan). GAMBAR 6.4 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA, 2004

Sumber: Human Development Report, 2006

Indeks Pembangunan Manusia dikategorikan tinggi (IPM > 0,799), sedang (IPM 0,500-0,799), dan rendah (IPM < 0,500). Berdasarkan kategori tersebut, pada tahun 2004, 70% negara anggota ASEAN masuk dalam kategori sedang, termasuk juga Indonesia dengan IPM 0,711. Sedangkan 30% negara lainnya masuk dalam kategori tinggi, negara tersebut adalah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia. 5. Angka Kesuburan Wanita Angka Kesuburan Wanita atau Total Fertility Rate (TFR) dapat diklasifikasikan menjadi 3 tingkat yaitu rendah, sedang, dan tinggi (ADB, Key Indicators 2002). Kesuburan rendah terjadi ketika angka kesuburan wanita 2,1 atau kurang; kesuburan sedang antara 2,23,9; dan kesuburan tinggi jika angka kesuburan wanita 4 atau lebih. Dengan menggunakan klasifikasi tersebut, berdasarkan data WHO Health Report 2005 maka negara-negara yang termasuk dalam kategori rendah adalah Singapura (1,3) dan Thailand (1,9). Sedangkan Laos dan Kamboja merupakan negara anggota ASEAN yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu masing-masing 4,7 dan 4,0. Indonesia masuk dalam kategori sedang dengan angka kesuburan wanita 2,3 yang berarti untuk setiap wanita di negara tersebut rata-rata memiliki anak 2 sampai dengan 3 orang selama hidupnya. 113

Angka kesuburan wanita masing-masing negara anggota ASEAN tahun 2004 dapat dilihat dalam Lampiran 6.2. GAMBAR 6.5 ANGKA KESUBURAN WANITA TAHUN 2004

Sumber: WHO Health Report, 2006

6. Angka Kelahiran Kasar Gambar 6.6 memperlihatkan Angka Kelahiran Kasar pada tahun 2004 di kawasan Asia Tenggara yang berkisar 11,4-34,2 per 1000 penduduk. Angka tertinggi, seperti tahun sebelumnya, masih diduduki oleh Laos dengan angka 34,2 dan diikuti oleh Kamboja yaitu 33,6. Sedangkan Singapura memiliki Angka Kelahiran Kasar terendah yaitu 11,4 kematian per 1.000 penduduk. Indonesia sendiri memiliki Angka Kelahiran Kasar sebesar 20,2 kelahiran untuk setiap 1.000 penduduk. GAMBAR 6.6 ANGKA KELAHIRAN KASAR TAHUN 2004 33.6

35

34.2

30 25

22.8

23.2 20.2

24.6

21.3

19.9

20

14.5 11.4

15 10 5

Br un In ei D do ne Ka si a m bo ja La o M al s a M ys ia ya nm a Fi r l i Si pi n ng a ap Th ura ai la Vi nd et na m

0

Sumber: ASEAN Statistical Yearbook, 2005

114

7. Sosial Ekonomi PDB (Produksi Domestik Bruto atau Gross Domestic Product) merupakan indikator yang baik untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. PDB adalah nilai uang atau nilai moneter semua barang-barang serta jasa yang dihasilkan oleh suatu negara pada suatu periode tertentu. Meliputi konsumsi, belanja/pengeluaran pemerintah, investasi, serta ekspor bersih (ekspor dikurangi impor). Berdasarkan ASEAN Statistical Yearbook 2005, pada tahun 2004 negara yang memiliki PDB per kapita tertinggi adalah Singapura yaitu 25.191 US$. Kesembilan negara lainnya memiliki PDB per kapita di bawah 15.000 US$. Negara dengan PDB per kapita terendah adalah Myanmar (166 US$). Sedangkan Indonesia memiliki PDB per kapita sebesar 1.184 US$. PDB dari masing-masing anggota ASEAN tahun 2004 dapat dilihat dalam Lampiran 6.1. 8. Pembiayaan Kesehatan Beberapa indikator penting yang digunakan untuk melihat dan menganalisis pembiayaan kesehatan adalah Persentase Keseluruhan Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), Persentase Pengeluaran Pemerintah di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, Persentase Pengeluaran Sektor Swasta di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Bidang Kesehatan, dan Persentase Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran Pemerintah. Pada tahun 2003, Kamboja merupakan negara dengan persentase keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB paling tinggi yaitu 10,9%. Sedangkan kesembilan negara anggota ASEAN lainnya mempunyai persentase keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB di bawah 6%. Begitu pula dengan Indonesia yang mempunyai keseluruhan pengeluaran di bidang kesehatan terhadap PDB sebesar 3,1%. TABEL 6.7 INDIKATOR PEMBIAYAAN KESEHATAN TERPILIH DI BERBAGAI NEGARA ASEAN TAHUN 2003

No

Negara

Persentase Persentase Persentase Pengeluaran Pengeluaran Sektor Pengeluaran Persentase Keseluruhan Pemerintah di Bidang Swasta di Bidang Pemerintah di Bidang Pengeluaran di Bidang Kesehatan terhadap Kesehatan terhadap Kesehatan terhadap Kesehatan terhadap Seluruh Pengeluaran di Seluruh Pengeluaran di Seluruh Pengeluaran Produk Domestik Bruto Bidang Kesehatan Bidang Kesehatan Pemerintah

1

Brunei Darussalam

3.5

80

20

5.2

2

Kamboja

10.9

19.3

80.7

11.8

3

Indonesia

3.1

35.9

64.1

5.1

4

Laos

3.2

38.5

61.5

6.2

5

Malaysia

3.8

58.2

41.8

6.9

6

Myanmar

2.8

19.4

80.6

2.5

7

Filipina

3.2

43.7

56.3

5.9

8 9

Singapura Thailand

4.5 3.3

36.1 61.6

63.9 38.4

7.7 13.6

10

Vietnam

5.4

27.8

72.2

5.6

Sumber: WHO Health Report, 2006

Tabel 6.7 memperlihatkan perbandingan biaya yang dikeluarkan pemerintah dan sektor swasta di bidang kesehatan. Untuk persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran di bidang kesehatan yang paling tinggi adalah Brunei Darussalam. Di Brunei Darussalam 80% pengeluaran di bidang kesehatan dibiayai pemerintah sehingga sektor swasta hanya berkontribusi 20%. Sebaliknya, kontribusi 115

pemerintah dalam pembiayaan kesehatan yang paling rendah adalah Kamboja. Di Kamboja pemerintah hanya membiayai kesehatan 19,3% dari total seluruh pengeluaran kesehatan sehingga sektor swasta mempunyai kontribusi lebih besar yaitu 80,7%. Di Indonesia 35,9% pengeluaran di bidang kesehatan dibiayai pemerintah. Hal tersebut berarti pengeluaran yang dibiayai sektor swasta lebih besar yaitu 64,1%. Indikator yang terakhir, yakni persentase pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah. Negara yang persentasenya paling tinggi adalah Thailand dengan 13,6% dan diikuti oleh Kamboja dengan 11,8%. Di Indonesia pengeluaran pemerintah di bidang kesehatan terhadap seluruh pengeluaran pemerintah hanya 5,1% dan berada di urutan ke-2 terendah setelah Myanmar (2,5%).

B. DERAJAT KESEHATAN 1. Angka Kematian Bayi Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20; sedang 20-49; tinggi 50-99; dan sangat tinggi jika AKB di atas 100. Menurut data dari WHO Health Report 2006 dengan menggunakan klasifikasi tersebut maka Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura termasuk kelompok rendah. Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam termasuk kelompok sedang. Tiga negara lainnya (Kamboja, Laos, dan Myanmar) masuk dalam kelompok negara yang memiliki Angka Kematian Bayi tinggi. Tahun 2004 di Indonesia terdapat 39 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi tahun 2004 dari negara-negara anggota ASEAN dapat dilihat dalam Lampiran 6.2. GAMBAR 6.8 ANGKA KEMATIAN BAYI, 2004

Sumber: ASEAN Statistical Yearbook, 2005

2. Angka Kematian Balita Penurunan kasus kematian pada anak merupakan salah satu hal yang dianggap penting dalam tujuan pembangunan milenium. Pada kasus kematian yang tinggi biasanya jumlah kematian terbanyak terjadi pada usia balita ketika saat itu mereka rentan terhadap penyakit. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 70% kematian disebabkan Diare, Pneumonia, Campak, Malaria, dan Malnutrisi. Pada gambar di bawah terlihat Kamboja, 116

Myanmar, dan Laos memiliki angka kematian balita di atas 50 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia di bawah 20 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2004 di Indonesia terdapat 38 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup. GAMBAR 6.9 ANGKA KEMATIAN BALITA, 2004 160

141

140 105

120 100

83

80 60

38

34

40 20

9

12

21

23

3

0

Sumber: WHO Health Report, 2006

3. Angka Kematian Kasar Di antara negara-negara anggota ASEAN, pada tahun 2004 Laos merupakan negara dengan Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR) tertinggi, yakni sebesar 12,2 diikuti oleh Myanmar CDR sebesar 11,2 untuk setiap 1.000 penduduk. Sementara itu, Vietnam, Thailand, Indonesia dan Kamboja memiliki CDR sedang dengan kisaran antara 6 sampai 10 kematian per 1.000 penduduk. Sedangkan Malaysia, Philipina, Singapura memiliki CDR di bawah 6 dan Brunei Darussalam memiliki nilai CDR terendah yaitu 2,8 kematian untuk setiap 1.000 penduduk. GAMBAR 6.10 ANGKA KEMATIAN KASAR, 2004

Sumber: ASEAN Statistical Yearbook, 2005

117

4. Umur Harapan Hidup Umur harapan hidup menggambarkan kondisi kematian yang terjadi di sebuah negara, oleh karena itu indikator tersebut juga menggambarkan kondisi kesehatan yang sedang terjadi. Perubahan terhadap indikator tersebut mencerminkan juga perubahan kesehatan penduduk secara umum dan kualitas kesehatan yang didapat oleh masyarakat. Gambar di bawah memperlihatkan bahwa pada tahun 2004 di antara kesepuluh negara-negara anggota ASEAN, Singapura merupakan negara dengan umur harapan hidup waktu lahir (Expectation of Life at Birth) paling tinggi yaitu 80 tahun, diikuti oleh Brunei Darussalam dan Malaysia dengan masing-masing memiliki umur harapan hidup (UHH) sebesar 77 dan 72 tahun. Negara yang memiliki umur harapan hidup waktu lahir terendah adalah Kamboja yaitu 54 tahun. Sedangkan Indonesia berada di urutan keempat terendah umur harapan hidup yaitu 67 tahun. GAMBAR 6.11 UMUR HARAPAN HIDUP TAHUN 2004

Sumber: WHO Health Report, 2006

5. Cakupan Imunisasi Di antara penyakit-penyakit pada anak-anak yang dapat dicegah dengan vaksin, Campak adalah penyebab utama kematian anak. Oleh karena itu pencegahan Campak merupakan faktor penting dalam mengurangi angka kematian balita. 22 tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia tentang anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan Campak sebesar 90%. Berdasarkan data Human Development Report 2006, pada tahun 2004, 50% negara anggota ASEAN telah mencapai target cakupan Campak yaitu 90%. Kelima negara tersebut adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Brunei Darussalam merupakan negara dengan cakupan Campak tertinggi yaitu 99%. Sedangkan yang terendah adalah Laos dengan cakupan Campak sebesar 36%. Di Indonesia sebanyak 72% balita telah mendapat vaksin Campak. DPT merupakan gabungan imunisasi untuk mencegah penyakit Diptheria, Pertussis, dan Tetanus. Target imunisasi DPT adalah 90%. Tidak seperti Campak yang membutuhkan 1 dosis, imunisasi DPT membutuhkan 3 dosis. Maka yang diukur adalah DPT3 yaitu ketika bayi telah mendapatkan imunisasi DPT sebanyak 3 dosis (3 kali). Gambar 6.11 menunjukkan bahwa negara-negara yang telah mencapai target imunisasi Campak 90% adalah negara-negara yang juga berhasil mencapai 90% imunisasi DPT3. Begitu pula dengan Laos yang juga memiliki pencapaian terendah untuk imunisasi 118

DPT3 selain Campak. Sedangkan di Indonesia terdapat 70% balita yang telah mendapat imunisasi DPT3. Data lebih lengkap tentang imunisasi Campak dan DPT di negara ASEAN dapat dilihat di Lampiran 6.3.

92 99 90

99 95 85 7072

60

94 94 9896 96 97 82 80 78 79

80

DPT3

45 36

Campak

30 0 Br un ei In D do ne s Ka i a m bo ja La os M al ay M s ia ya nm ar Fi l ip in Si a ng ap ur Th a ai la nd Vi et na m

Cakupan Imunisasi (%)

GAMBAR 6.12 CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DAN DPT, 2004

Sumber: SOWC-Unicef, 2006

6. Prevalensi Tuberkulosis (TBC) Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian dunia sehingga menjadi salah satu tujuan pembangunan millennium yang dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG’s). Gambar 6.13 menunjukkan besarnya perbedaan prevalensi Tuberkulosis antara Negara ASEAN dengan prevalensi tinggi dan prevalensi rendah pada tahun 2004. Kamboja dan Filipina merupakan negara dengan prevalensi Tuberkulosis tinggi yaitu masing-masing (708,7) dan (463,3). Sedangkan Singapura dan Brunei Darussalam merupakan negara dengan prevalensi Tuberkulosis rendah. Data lebih lengkap tentang Tuberkulosis di negara anggota ASEAN dapat dilihat di Lampiran 6.4. GAMBAR 6.13 PREVALENSI TUBERKULOSIS TAHUN 2004

L In a o s do ne s V i ia et na Th m ai la n M ya d n Br m un a M ei al r ay D ar s us ia sa Si lam ng ap ur a

Ka m

bo j Fi a lip in a

800 708.7 700 600 463.3 500 317.8275.2 400 231.8207.7179.6 300 132.7 200 63 40.8 100 0

Sumber: WHO Health Report 2005

119

7. Status Gizi Terbebas dari kelaparan dan malnutrisi sekaligus mendapat nutrisi yang baik adalah hak asasi manusia. Malnutrisi membuat tubuh lebih rentan terhadap penyakit dan kematian dini. Pengukuran antropometri untuk mendapatkan status gizi seseorang telah dikenal luas dan terutama dilakukan pada anak-anak. Rendahnya persentase berat badan terhadap usia mencerminkan akibat kumulatif dari malnutrisi yang berkepanjangan atau kekurangan nutrisi sejak lahir. GAMBAR 6.14 PREVALENSI GIZI BURUK TAHUN 2003

Sumber: Human Development Report, 2006

Malnutrisi dapat dikategorikan menjadi empat kelompok yakni, rendah (<10%); sedang (10%-19%); tinggi (20%-29%); dan sangat tinggi (≥30%). Berdasarkan kategori tersebut maka 60% negara anggota ASEAN masuk dalam kategori sedang, termasuk juga Indonesia dengan 6%. Sedangkan Kamboja merupakan satu-satunya negara yang masuk dalam kategori sangat tinggi untuk persentase malnutrisi yaitu 33%. Status Gizi Buruk di antara negara anggota ASEAN tahun 2003 dapat dilihat dalam Lampiran 6.6. 8. Sumber Air Bersih dan Sanitasi Sebagian besar di negara-negara anggota ASEAN penduduknya yang telah menggunakan air bersih di atas 75% kecuali Kamboja dan Laos. Negara anggota ASEAN pada tahun 2004 yang memiliki persentase tertinggi untuk cakupan penggunaan air bersih adalah Singapura 100% (tidak termasuk Brunei Darussalam). Negara yang cakupan penggunaan air bersihnya paling rendah adalah Kamboja dengan 34% diikuti oleh Laos dengan 41%, sedangkan Indonesia memiliki cakupan penggunaan air bersih sebesar 77%. Untuk cakupan penggunaan sarana sanitasi sehat, tidak seperti penggunaan air bersih, 5 negara ASEAN penduduknya yang menggunakan sarana sanitasi sehat masih di bawah 75% termasuk juga Indonesia. Singapura merupakan negara yang cakupan penggunaan

120

sarana sanitasi sehat tertinggi dengan 100%, sedangkan yang terendah adalah Kamboja yaitu hanya 17%. Penduduk Indonesia yang menggunakan sarana sanitasi sehat sebesar 55%.

GAMBAR 6.15 PERSENTASE PENGGUNAAN SUMBER AIR BERSIH DAN SANITASI SEHAT TAHUN 2004

120 100 80 60 40

9994 77 55

100 100 99 99

78 85 77 72

85 61

51

41 17

Penggunaan Sumber Air Bersih Penggunaan Sarana Sanitasi Sehat

30

20

In do ne s Ka i a m bo ja La os M al ay M s ia ya nm ar Fi l ip in Si a ng ap u Th ra ai la nd Vi et na m

0

Sumber: Human Development Report, 2006

***

121

BAB VII PENUTUP Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan organisasi dalam pelaksanaan manajemen, sehingga penyediaan data dan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan. Profil Kesehatan Indonesia ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap provinsi. Dengan adanya penyajian data dan informasi di dalam Profil Kesehatan Indonesia dalam bentuk narasi dan lampiran diharapkan dapat digunakan untuk mengambil langkah–langkah perbaikan dari setiap program, sehingga hasilnya dapat lebih dirasakan oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Kami sadari, sistem informasi kesehatan yang ada pada saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal, sehingga kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005 belum sesuai dengan harapan. Untuk perbaikan ke depan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit dari Profil Kesehatan Indonesia ini dibutuhkan adanya komitmen bersama, keseriusan dan dukungan dari segala pihak khususnya unit-unit di lingkungan Departemen Kesehatan agar penyajian Profil Kesehatan Departemen Kesehatan ini baik substansi penyajian maupun waktu terbitnya menjadi lebih baik dan lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, sehingga tujuan agar Profil Kesehatan Indonesia dapat menjadi salah satu sumber data dan informasi dapat tercapai. Besar harapan kami untuk mendapatkan saran dan kritik dan semua pihak untuk peningkatan penampilan data dan informasi pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2006 mendatang.

***

122

DAFTAR PUSTAKA ASEAN. 2005. ASEAN Statistical Yearbook 2005. The Asean Secretariat, Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2006. Estimasi Parameter Demografi SUPAS 2005. BPS, Jakarta ___________. 2006. Penduduk Nanggroe Aceh Darrussalam 2005. BPS, Jakarta ___________. 2003. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2002. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2003. BPS, Jakarta ___________. 2005. Statistik Kesejahteraan Rakyat 2004. BPS, Jakarta ___________. 2006. Statistik Kesejahtraan Rakyat 2005. BPS, Jakarta ___________.2005.Beberapa Indikator Penting Sosial-Ekonomi Indonesia 2005.BPS, Jakarta ___________. 2005. Analisis Dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2005. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Indonesia 2003. BPS, Jakarta ___________. 2005. Statistik Indonesia 2004. BPS, Jakarta ___________. 2004. Statistik Kesehatan 2004. BPS, Jakarta ___________. 1998. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA ___________. 2003. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. ORC Macro. Calverton, Maryland, USA BPS, Depkes. 2005. Integrasi Indikator Gizi Dalam Susenas 2005. BPS - Depkes, Jakarta Departemen Kesehatan. 2006. Profil Kesehatan Indonesia 2004, Departemen Kesehatan RI, Jakarta ___________. 2006. Profil Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Depkes, Jakarta ___________. 2006. Profil Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumberdaya Manusia Kesehatan 2005. Depkes, Jakarta ___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 1: Kegiatan Pelayanan . Depkes, Jakarta 123

2005.

___________. 2006. Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 2: Ketenagaan . Depkes, Jakarta ___________.2006.Statistik Rumah Sakit Di Indonesia Seri 3:Morbiditas/Mortalitas. Depkes, Jakarta ___________. 1996. Publikasi Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995. Badan Litbangkes, Jakarta ___________. 2005. Publikasi Hasil Analisis Data Survei Kesehatan Nasional 2004. Badan Litbangkes, Depkes RI, Jakarta BPS dan Depkes. 2005. Laporan Kegiatan Integrasi Indikator Gizi Dalam Susenas Tahun 2005. BPS, Jakarta Tim Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Pusat. 2006. Situasi Pangan Dan Gizi Di Indonesia 2004-2005. Tim Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi Pusat , Jakarta Departemen Dalam Negeri.2005.Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan 2005.Depdagri, Jakarta UNICEF. 2006. The State of the World’s Children 2006. UNICEF, New York. The United Nations Development Programme. 2006. Human Development Report 2006. UNDP, New York. World Health Organization. The World Health Report 2006: working together for health. 2006. WHO Press, Geneva.

***

124

Lampiran 2.1

PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PER PROVINSI TAHUN 2005 Jumlah No

Provinsi*)

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Kabupaten

Kota

(3)

(4)

17 18 12 9 9 10 8 8 6 4 1 16 29 4 29 4 8 7 15 10 13 11 9 6 9 20 8 4 5 7 6 19 8 349

4 7 7 2 1 4 1 2 1 2 5 9 6 1 9 2 1 2 1 2 1 2 4 3 1 3 2 1 1 2 1 1 91

Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005 Keterangan : *) Nama Provinsi diurutkan sesuai dengan Kode Wilayah Administrasi Pemerintahan

Kab + Kota

Kecamatan

Kelurahan

Desa

Kel. + Desa

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

21 25 19 11 10 14 9 10 7 6 6 25 35 5 38 6 9 9 16 12 14 13 13 9 10 23 10 5 5 8 8 20 9 440

241 326 158 124 76 149 73 164 36 41 44 568 564 78 654 130 56 100 194 149 93 119 122 105 99 244 117 46 44 57 45 173 74 5,263

112 547 256 190 117 294 123 164 54 105 267 547 744 47 785 144 89 91 299 80 133 121 177 253 133 616 271 83 47 32 80 81 41 7,123

5,853 4,924 634 1,236 1,072 2,428 1,071 1,967 266 144 5,231 7,817 391 7,682 1,340 602 711 2,300 1,409 1,179 1,835 1,201 984 1,369 1,964 1,342 364 312 842 676 2,506 1,154 62,806

Luas Wilayah 2 (Km ) (10)

5,965 5,471 890 1,426 1,189 2,722 1,194 2,131 320 249 267 5,778 8,561 438 8,467 1,484 691 802 2,599 1,489 1,312 1,956 1,378 1,237 1,502 2,580 1,613 447 359 874 756 2,587 1,195 69,929

56,500.51 72,427.81 42,224.65 87,844.23 45,348.49 60,302.54 19,795.15 37,735.15 16,424.14 8,084.01 740.29 36,925.05 32,799.71 3,133.15 46,689.64 9,018.64 5,449.37 19,708.79 46,137.87 120,114.32 153,564.50 38,884.28 194,849.08 13,930.73 68,089.83 46,116.45 36,757.45 12,165.44 16,787.19 47,350.42 39,959.99 309,934.40 114,566.40 1,860,359.67

Lampiran 2.2

LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Provinsi*)

Luas Wilayah (Km2)[a]

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua * Indonesia

Jumlah Penduduk (Jiwa)[b] (4)

56,501 72,428 42,225 87,844 45,348 60,303 19,795 37,735 16,424 8,084 740 36,925 32,800 3,133 46,690 9,019 5,449 19,709 46,138 120,114 153,565 38,884 194,849 13,931 68,090 62,904 36,757 12,165 47,350 39,960 424,501 1,860,359.67

Sumber: Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 18 tahun 2005, tanggal 28 April 2005[a] SUPAS & SPAN BPS, 2005[b] Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat

Kepadatan Penduduk per Km2 (5)

4,031,589 12,450,911 4,566,126 4,579,219 2,635,968 6,782,339 1,549,273 7,116,177 1,043,456 1,274,848 8,860,381 38,965,440 31,977,968 3,343,651 36,294,280 9,028,816 3,383,572 4,184,411 4,260,294 4,052,345 1,914,900 3,281,993 2,848,798 2,128,780 2,294,841 8,479,133 1,963,025 922,176 1,251,539 884,142 2,518,400 218,868,791

71.4 171.9 108.1 52.1 58.1 112.5 78.3 188.6 63.5 157.7 11,968.8 1,055.3 974.9 1,067.2 777.4 1,001.1 620.9 212.3 92.3 33.7 12.5 84.4 14.6 152.8 33.7 134.8 53.4 75.8 26.4 22.1 5.9 117.6

Lampiran 2.3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR TERTENTU DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan dan Perdesaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

1

(2)

Perempuan

Kelompok Umur 0-14

15-64

65+

(3)

(4)

(5)

Jumlah

Laki-laki + Perempuan

Kelompok Umur 0-14

15-64

65+

(6)

(7)

(8)

(9)

Jumlah (10)

Kelompok Umur 0-14

15-64

65+

(11)

(12)

(13)

Jumlah (14)

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

1,990,587

3,659,577

183,301

5,833,465

1,946,370

3,700,947

208,205

5,855,522

3,936,957

7,360,524

391,506

3

Sumatera Barat

751,547

1,395,335

102,088

2,248,970

713,823

1,455,063

137,954

2,306,840

1,465,370

2,850,398

240,042

4,555,810

4

Riau

754,866

1,516,414

57,814

2,329,094

741,948

1,447,846

44,518

2,234,312

1,496,814

2,964,260

102,332

4,563,406

5

Jambi

6

Sumatera Selatan

11,688,987

426,737

887,406

37,227

1,351,370

393,343

848,785

33,718

1,275,846

820,080

1,736,191

70,945

2,627,216

1,043,122

2,269,264

112,058

3,424,444

1,003,282

2,227,656

112,263

3,343,201

2,046,404

4,496,920

224,321

6,767,645

7

Bengkulu

253,228

512,678

22,724

788,630

238,482

495,752

23,422

757,656

491,710

1,008,430

46,146

1,546,286

8

Lampung

1,110,710

2,395,338

176,705

3,682,753

1,047,197

2,244,309

130,313

3,421,819

2,157,907

4,639,647

307,018

7,104,572

9

Kepulauan Bangka Belitung

163,445

361,819

18,614

543,878

143,606

335,468

19,876

498,950

307,051

697,287

38,490

1,042,828

10

Kepulauan Riau

176,900

444,806

14,372

636,078

168,836

458,547

9,550

636,933

345,736

903,353

23,922

1,273,011

11

DKI Jakarta

1,083,128

3,193,455

114,163

4,390,746

1,076,448

3,248,098

123,955

4,448,501

2,159,576

6,441,553

238,118

8,839,247

12

Jawa Barat

5,831,374

12,997,601

874,131

19,703,106

5,615,559

12,741,303

827,007

19,183,869

11,446,933

25,738,904

1,701,138

38,886,975

4,405,213

10,526,683

997,553

15,929,449

4,204,707

10,654,282

1,107,676

15,966,665

8,609,920

21,180,965

2,105,229

31,896,114

387,525

1,147,005

135,409

1,669,939

324,166

1,174,072

168,918

1,667,156

711,691

2,321,077

304,327

3,337,095

1,275,776

18,151,639

8,839,512

24,900,492

2,318,103

36,058,107

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

4,555,885

12,308,256

1,042,327

17,906,468

4,283,627

12,592,236

16

Banten

1,500,336

2,971,131

116,430

4,587,897

1,368,678

2,940,530

111,046

4,420,254

2,869,014

5,911,661

227,476

9,008,151

17

Bali

456,377

1,162,399

96,354

1,715,130

418,766

1,138,585

105,611

1,662,962

875,143

2,300,984

201,965

3,378,092

18

Nusa Tenggara Barat

703,603

1,237,043

74,098

2,014,744

686,560

1,385,192

83,199

2,154,951

1,390,163

2,622,235

157,297

4,169,695

19

Nusa Tenggara Timur

824,109

1,208,900

92,950

2,125,959

768,488

1,262,799

85,936

2,117,223

1,592,597

2,471,699

178,886

4,243,182 4,042,817

20

Kalimantan Barat

658,823

1,346,811

64,923

2,070,557

633,996

1,286,598

51,666

1,972,260

1,292,819

2,633,409

116,589

21

Kalimantan Tengah

321,820

641,039

23,571

986,430

304,606

604,135

17,855

926,596

626,426

1,245,174

41,426

1,913,026

22

Kalimantan Selatan

510,464

1,092,038

48,035

1,650,537

469,417

1,094,762

56,697

1,620,876

979,881

2,186,800

104,732

3,271,413

23

Kalimantan Timur

449,446

1,006,552

30,181

1,486,179

421,542

907,568

25,585

1,354,695

870,988

1,914,120

55,766

2,840,874

24

Sulawesi Utara

295,113

725,583

59,832

1,080,528

284,180

694,857

61,452

1,040,489

579,293

1,420,440

121,284

2,121,017

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Selatan *

392,440

748,089

34,127

1,174,656

370,168

717,264

28,881

1,116,313

762,608

1,465,353

63,008

2,290,969

1,370,296

2,571,317

173,681

4,115,294

1,308,311

2,828,814

204,704

4,341,829

2,678,607

5,400,131

378,385

8,457,123 1,960,697

27

Gorontalo

362,854

597,346

27,921

988,121

333,864

613,122

25,590

972,576

696,718

1,210,468

53,511

28

Maluku

156,219

294,512

12,342

463,073

150,695

291,340

14,907

456,942

306,914

585,852

27,249

920,015

29

Maluku Utara

220,107

389,046

24,954

634,107

207,566

386,559

20,980

615,105

427,673

775,605

45,934

1,249,212

30

Papua

163,203

276,122

12,802

452,127

151,076

270,141

8,523

429,740

314,279

546,263

21,325

881,867

31

Papua *

459,227

819,010

12,562

1,290,799

407,181

734,907

6,951

1,149,039

866,408

1,553,917

19,513

2,439,838

31,778,704

70,702,575

4,793,249

107,274,528

30,186,488

70,781,537

5,132,734

106,100,759

61,965,192

141,484,112

9,925,983

213,375,287

Indonesia Sumber : BPS, SUPAS 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat Tidak ada data untuk provinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan

Lampiran 2.3.a

PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR DAN WILAYAH TAHUN 2005

Perkotaan+Perdesaan Golongan

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan dan Perdesaan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

0-4

4,129,250

3,988,416

8,117,666

5,603,328

5,374,157

10,977,485

9,732,578

9,362,573

19,095,151

5-9

4,417,551

4,155,714

8,573,265

6,671,927

6,318,753

12,990,680

11,089,478

10,474,467

21,563,945

10 - 14

4,343,105

4,129,534

8,472,639

6,613,543

6,219,914

12,833,457

10,956,648

10,349,448

21,306,096

15 -19

4,254,987

4,330,117

8,585,104

5,848,791

5,363,026

11,211,817

10,103,778

9,693,143

19,796,921

20 - 24

4,647,995

4,946,054

9,594,049

4,885,965

4,965,165

9,851,130

9,533,960

9,911,219

19,445,179

25 - 29

4,392,942

4,562,097

8,955,039

4,685,382

5,039,672

9,725,054

9,078,324

9,601,769

18,680,093

30 - 34

3,905,345

4,040,074

7,945,419

4,638,275

4,836,335

9,474,610

8,543,620

8,876,409

17,420,029

35 - 39

3,642,139

3,624,962

7,267,101

4,543,921

4,643,078

9,186,999

8,186,060

8,268,040

16,454,100

40 - 44

3,162,768

3,148,916

6,311,684

4,110,785

4,067,433

8,178,218

7,273,553

7,216,349

14,489,902

45 - 49

2,706,752

2,587,877

5,294,629

3,596,917

3,491,272

7,088,189

6,303,669

6,079,149

12,382,818

50 - 54

2,167,922

1,986,331

4,154,253

3,007,874

2,778,937

5,786,811

5,175,796

4,765,268

9,941,064

55 -59

1,440,270

1,390,325

2,830,595

2,315,262

2,116,322

4,431,584

3,755,532

3,506,647

7,262,179

60 - 64

1,079,057

1,114,046

2,193,103

1,669,226

1,749,498

3,418,724

2,748,283

2,863,544

5,611,827

65 - 69

750,321

815,201

1,565,522

1,206,716

1,339,927

2,546,643

1,957,037

2,155,128

4,112,165

70 - 74

519,815

581,857

1,101,672

928,209

960,046

1,888,255

1,448,024

1,541,903

2,989,927

75 +

495,774

547,555

1,043,329

892,414

888,148

1,780,562

1,388,188

1,435,703

2,823,891

-

-

-

107,274,528

106,100,759

213,375,287

Indonesia

46,055,993

Sumber : BPS, SUPAS 2005

45,949,076

92,005,069

61,218,535

60,151,683

121,370,218

Lampiran 2.4

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan + Perdesaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Kelompok Umur

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

15-64

65+

(3)

(4)

(5)

(6)

Laki-laki + Perempuan

15-64

65+

(7)

(8)

(9)

(10)

Angka Beban

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

Jumlah

0-14

15-64

65+

Tanggungan

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

34.12

62.73

3.14

100

33.24

63.20

3.56

100

33.68

62.97

3.35

58.81

100

3

Sumatera Barat

33.42

62.04

4.54

100

30.94

63.08

5.98

100

32.16

62.57

5.27

59.82

100

4

Riau

32.41

65.11

2.48

100

33.21

64.80

1.99

100

32.80

64.96

2.24

53.94

100

5

Jambi

31.58

65.67

2.75

100

30.83

66.53

2.64

100

31.21

66.08

2.70

51.32

100

6

Sumatera Selatan

30.46

66.27

3.27

100

30.01

66.63

3.36

100

30.24

66.45

3.31

50.49

100

7

Bengkulu

32.11

65.01

2.88

100

31.48

65.43

3.09

100

31.80

65.22

2.98

53.33

100

8

Lampung

30.16

65.04

4.80

100

30.60

65.59

3.81

100

30.37

65.31

4.32

53.12

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

30.05

66.53

3.42

100

28.78

67.23

3.98

100

29.44

66.87

3.69

49.54

100

10

Kepulauan Riau

27.81

69.93

2.26

100

26.51

71.99

1.50

100

27.16

70.96

1.88

40.92

100

11

DKI Jakarta

24.67

72.73

2.60

100

24.20

73.02

2.79

100

24.43

72.87

2.69

37.22

100

12

Jawa Barat

29.60

65.97

4.44

100

29.27

66.42

4.31

100

29.44

66.19

4.37

51.08

100

13

Jawa Tengah

27.65

66.08

6.26

100

26.33

66.73

6.94

100

26.99

66.41

6.60

50.58

100

14

DI Yogyakarta

23.21

68.69

8.11

100

19.44

70.42

10.13

100

21.33

69.55

9.12

43.78

100

15

Jawa Timur

25.44

68.74

5.82

100

23.60

69.37

7.03

100

24.51

69.06

6.43

44.80

100

16

Banten

32.70

64.76

2.54

100

30.96

66.52

2.51

100

31.85

65.63

2.53

52.38

100

17

Bali

26.61

67.77

5.62

100

25.18

68.47

6.35

100

25.91

68.11

5.98

46.82

100

18

Nusa Tenggara Barat

34.92

61.40

3.68

100

31.86

64.28

3.86

100

33.34

62.89

3.77

59.01

100

19

Nusa Tenggara Timur

38.76

56.86

4.37

100

36.30

59.64

4.06

100

37.53

58.25

4.22

71.67

100

20

Kalimantan Barat

31.82

65.05

3.14

100

32.15

65.23

2.62

100

31.98

65.14

2.88

53.52

100

21

Kalimantan Tengah

32.62

64.99

2.39

100

32.87

65.20

1.93

100

32.75

65.09

2.17

53.65

100

22

Kalimantan Selatan

30.93

66.16

2.91

100

28.96

67.54

3.50

100

29.95

66.85

3.20

49.59

100

23

Kalimantan Timur

30.24

67.73

2.03

100

31.12

66.99

1.89

100

30.66

67.38

1.96

48.41

100

24

Sulawesi Utara

27.31

67.15

5.54

100

27.31

66.78

5.91

100

27.31

66.97

5.72

49.32

100

25

Sulawesi Tengah

33.41

63.69

2.91

100

33.16

64.25

2.59

100

33.29

63.96

2.75

56.35

100

26

Sulawesi Selatan *

33.30

62.48

4.22

100

30.13

65.15

4.71

100

31.67

63.85

4.47

56.60

100

27

Sulawesi Tenggara

36.72

60.45

2.83

100

34.33

63.04

2.63

100

35.53

61.74

2.73

61.97

100

28

Gorontalo

33.74

63.60

2.67

100

32.98

63.76

3.26

100

33.36

63.68

2.96

57.04

100

29

Maluku

34.71

61.35

3.94

100

33.74

62.84

3.41

100

34.24

62.09

3.68

61.07

100

30

Maluku Utara

36.10

61.07

2.83

100

35.16

62.86

1.98

100

35.64

61.94

2.42

61.45

100

31

Papua *

35.58

63.45

0.97

100

35.44

63.96

0.60

100

35.51

63.69

0.80

57.01

100

29.62

65.91

4.47

100

28.45

66.71

4.84

100

29.04

66.31

4.65

50.81

100

Indonesia Sumber : BPS, SUPAS 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan

Lampiran 2.4.a

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Kelompok Umur

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

15-64

65+

(3)

(4)

(5)

(6)

Laki-laki + Perempuan

15-64

65+

(7)

(8)

(9)

(10)

Angka Beban

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

Jumlah

0-14

15-64

65+

Tanggungan

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

31.85

65.62

2.53

100

31.94

65.44

2.62

100

31.89

65.53

2.58

52.60

100

3

Sumatera Barat

30.68

66.43

2.89

100

29.23

66.68

4.08

100

29.95

66.56

3.49

50.24

100

4

Riau

32.43

65.51

2.06

100

31.22

66.83

1.94

100

31.84

66.16

2.00

51.15

100

5

Jambi

30.88

66.87

2.25

100

29.10

68.16

2.74

100

30.02

67.50

2.49

48.16

100

6

Sumatera Selatan

28.49

68.18

3.33

100

27.69

68.38

3.93

100

28.09

68.28

3.63

46.46

100

7

Bengkulu

32.16

65.72

2.12

100

29.53

67.05

3.43

100

30.82

66.39

2.79

50.63

100

8

Lampung

28.93

66.95

4.11

100

30.34

66.43

3.23

100

29.64

66.69

3.67

49.95

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

27.12

68.56

4.33

100

24.68

70.23

5.09

100

25.95

69.35

4.69

44.18

100

10

Kepulauan Riau

27.49

70.76

1.75

100

25.31

73.70

0.98

100

26.39

72.25

1.36

38.41

100

11

DKI Jakarta

24.67

72.73

2.60

100

24.20

73.02

2.79

100

24.43

72.87

2.69

37.22

100

12

Jawa Barat

28.71

67.49

3.80

100

28.04

68.25

3.71

100

28.38

67.87

3.75

47.34

100

13

Jawa Tengah

26.96

67.33

5.71

100

25.19

68.55

6.26

100

26.07

67.94

5.99

47.19

100

14

DI Yogyakarta

21.74

71.28

6.98

100

18.80

72.64

8.56

100

20.28

71.96

7.77

38.98

100

15

Jawa Timur

24.92

70.04

5.05

100

22.99

70.83

6.18

100

23.94

70.44

5.62

41.96

100

16

Banten

30.62

67.02

2.36

100

28.80

68.92

2.28

100

29.72

67.96

2.32

47.15

100

17

Bali

26.88

68.73

4.39

100

24.56

70.12

5.32

100

25.73

69.42

4.85

44.05

100

18

Nusa Tenggara Barat

33.30

63.38

3.32

100

31.09

65.27

3.64

100

32.17

64.35

3.48

55.40

100

19

Nusa Tenggara Timur

33.41

64.01

2.57

100

32.02

65.09

2.89

100

32.73

64.55

2.73

54.93

100

20

Kalimantan Barat

30.51

66.04

3.45

100

27.88

68.59

3.53

100

29.20

67.31

3.49

48.57

100

21

Kalimantan Tengah

31.42

66.58

2.00

100

30.06

68.19

1.76

100

30.75

67.37

1.88

48.43

100

22

Kalimantan Selatan

29.64

67.72

2.65

100

26.82

69.99

3.18

100

28.24

68.85

2.91

45.24

100

23

Kalimantan Timur

29.33

69.31

1.35

100

29.66

68.67

1.66

100

29.49

69.01

1.50

44.91

100

24

Sulawesi Utara

26.66

68.70

4.64

100

26.46

68.17

5.37

100

26.56

68.44

5.01

46.13

100

25

Sulawesi Tengah

29.57

68.20

2.23

100

27.92

69.44

2.64

100

28.75

68.82

2.44

45.32

100

26

Sulawesi Selatan *

31.17

65.82

3.01

100

28.79

67.30

3.91

100

29.95

66.58

3.47

50.20

100

27

Sulawesi Tenggara

33.42

64.57

2.01

100

29.84

68.51

1.65

100

31.63

66.54

1.83

50.29

100

28

Gorontalo

30.15

68.06

1.79

100

30.29

66.42

3.29

100

30.22

67.21

2.57

48.79

100

29

Maluku

31.71

64.98

3.30

100

30.48

66.25

3.27

100

31.10

65.61

3.29

52.42

100

30

Maluku Utara

34.25

63.56

2.19

100

30.35

67.13

2.52

100

32.32

65.33

2.35

53.07

100

31

Papua *

33.44

65.68

0.89

100

34.72

64.65

0.63

100

34.05

65.19

0.76

53.40

100

27.99

68.18

3.83

100

26.71

69.06

4.23

100

27.35

68.62

4.03

45.73

100

Indonesia Sumber: BPS, SUPAS 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan

Lampiran 2.4.b

PERSENTASE PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR TERTENTU, ANGKA BEBAN TANGGUNGAN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Kelompok Umur

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

15-64

65+

(3)

(4)

(5)

(6)

Laki-laki + Perempuan

15-64

65+

(7)

(8)

(9)

(10)

Angka Beban

Kelompok Umur

Jumlah

0-14

0-14

15-64

65+

(11)

(12)

(13)

Jumlah

(14)

(15)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

36.00

60.35

3.65

100

34.37

61.26

4.37

100

35.19

60.80

4.00

64.46

100

3

Sumatera Barat

34.58

60.17

5.24

100

31.67

61.54

6.79

100

33.11

60.86

6.03

64.31

100

4

Riau

32.40

64.87

2.73

100

34.34

63.63

2.02

100

33.35

64.26

2.38

55.60

100

5

Jambi

31.84

65.22

2.94

100

31.48

65.92

2.61

100

31.66

65.56

2.78

52.53

100

6

Sumatera Selatan

31.43

65.33

3.24

100

31.22

65.73

3.06

100

31.32

65.52

3.15

52.61

100

7

Bengkulu

32.09

64.74

3.17

100

32.29

64.76

2.95

100

32.19

64.75

3.06

54.44

100

8

Lampung

30.47

64.56

4.97

100

30.68

65.35

3.97

100

30.57

64.94

4.49

53.99

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

32.09

65.12

2.80

100

31.62

65.16

3.21

100

31.86

65.14

3.00

53.52

100

10

Kepulauan Riau

28.97

66.92

4.11

100

31.41

64.98

3.62

100

30.13

65.99

3.88

51.54

100

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

30.54

64.34

5.12

100

30.58

64.47

13

Jawa Tengah

28.13

65.24

6.64

100

27.12

65.49

7.40

100

27.62

65.36

7.02

53.00

100

14

DI Yogyakarta

25.35

64.89

9.77

100

20.37

67.25

12.38

100

22.85

66.07

11.08

51.35

100

15

Jawa Timur

25.81

67.84

6.35

100

24.02

68.37

7.61

100

24.91

68.10

6.99

46.84

100

16

Banten

35.01

62.26

2.73

100

33.40

63.83

2.78

100

34.22

63.02

2.75

58.66

100

17

Bali

26.33

66.79

6.87

100

25.83

66.76

7.41

100

26.08

66.78

7.14

49.75

100

18

Nusa Tenggara Barat

35.82

60.31

3.88

100

32.27

63.75

3.98

100

33.98

62.09

3.93

61.06

100

19

Nusa Tenggara Timur

39.77

55.52

4.71

100

37.08

58.65

4.27

100

38.42

57.09

4.49

75.16

100

20

Kalimantan Barat

32.29

64.69

3.02

100

33.76

63.96

2.27

100

33.00

64.34

2.66

55.42

100

21

Kalimantan Tengah

33.11

64.35

2.54

100

34.04

63.96

2.00

100

33.56

64.16

2.28

55.86

100

22

Kalimantan Selatan

31.72

65.21

3.07

100

30.28

66.03

3.69

100

31.01

65.61

3.38

52.42

100

23

Kalimantan Timur

31.40

65.70

2.90

100

33.03

64.79

2.18

100

32.17

65.27

2.56

53.21

100

24

Sulawesi Utara

27.69

66.25

6.06

100

27.84

65.93

6.23

100

27.76

66.10

6.14

51.29

100

25

Sulawesi Tengah

34.34

62.59

3.07

100

34.50

62.92

2.57

100

34.42

62.75

2.83

59.36

100

26

Sulawesi Selatan *

34.21

61.04

4.74

100

30.71

64.22

5.06

100

32.42

62.68

4.91

59.56

100

27

Sulawesi Tenggara

37.63

59.32

3.05

100

35.59

61.50

2.91

100

36.62

60.40

2.98

65.56

100

28

Gorontalo

34.93

62.12

2.96

100

33.98

62.77

3.25

100

34.46

62.44

3.10

60.15

100

29

Maluku

35.92

59.89

4.19

100

35.06

61.47

3.47

100

35.50

60.67

3.83

64.83

100

30

Maluku Utara

36.69

60.28

3.04

100

36.74

61.45

1.81

100

36.71

60.85

2.44

64.34

100

31

Papua *

36.32

62.68

1.00

100

35.69

63.71

0.60

100

36.03

63.16

0.81

58.33

100

30.85

64.20

4.95

100

29.78

64.92

5.30

100

30.32

64.56

5.12

54.89

100

Indonesia

-

-

-

-

Sumber: BPS, SUPAS 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan

-

-

-

4.95

100

-

30.56

64.40

5.04

-

-

55.28

100

Lampiran 2.5

JUMLAH PENDUDUK MENURUT TIPE DAERAH, JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan+Perdesaan

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

2,637,680

2,722,329

5,360,009

3,195,785

3,133,193

6,328,978

5,833,465

5,855,522

3

Sumatera Barat

672,669

690,367

1,363,036

1,576,301

1,616,473

3,192,774

2,248,970

2,306,840

4,555,810

4

Riau

855,333

814,436

1,669,769

1,473,761

1,419,876

2,893,637

2,329,094

2,234,312

4,563,406

5

Jambi

2,627,216

6

Sumatera Selatan

7

Bengkulu

8

Lampung

9

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

11,688,987

367,689

346,627

714,316

983,681

929,219

1,912,900

1,351,370

1,275,846

1,126,415

1,142,460

2,268,875

2,298,029

2,200,741

4,498,770

3,424,444

3,343,201

6,767,645

215,902

223,845

439,747

572,728

533,811

1,106,539

788,630

757,656

1,546,286

744,802

745,368

1,490,170

2,937,951

2,676,451

5,614,402

3,682,753

3,421,819

7,104,572

222,836

204,146

426,982

321,042

294,804

615,846

543,878

498,950

1,042,828

498,554

512,033

1,010,587

137,524

124,900

262,424

636,078

636,933

1,273,011

4,390,746

4,448,501

8,839,247

-

-

-

4,390,746

4,448,501

8,839,247

10,169,213

9,882,179

20,051,392

9,533,893

9,301,690

18,835,583

19,703,106

19,183,869

38,886,975

6,420,921

6,482,970

12,903,891

9,508,528

9,483,695

18,992,223

15,929,449

15,966,665

31,896,114

991,857

981,774

1,973,631

678,082

685,382

1,363,464

1,669,939

1,667,156

3,337,095

Jawa Timur

7,301,692

7,424,447

14,726,139

10,604,776

10,727,192

21,331,968

17,906,468

18,151,639

36,058,107

16

Banten

2,411,355

2,340,678

4,752,033

2,176,542

2,079,576

4,256,118

4,587,897

4,420,254

9,008,151

17

Bali

868,306

844,487

1,712,793

846,824

818,475

1,665,299

1,715,130

1,662,962

3,378,092

18

Nusa Tenggara Barat

715,728

755,542

1,471,270

1,299,016

1,399,409

2,698,425

2,014,744

2,154,951

4,169,695

19

Nusa Tenggara Timur

335,413

326,701

662,114

1,790,546

1,790,522

3,581,068

2,125,959

2,117,223

4,243,182

20

Kalimantan Barat

546,611

541,758

1,088,369

1,523,946

1,430,502

2,954,448

2,070,557

1,972,260

4,042,817

21

Kalimantan Tengah

281,690

271,391

553,081

704,740

655,205

1,359,945

986,430

926,596

1,913,026

22

Kalimantan Selatan

626,874

618,607

1,245,481

1,023,663

1,002,269

2,025,932

1,650,537

1,620,876

3,271,413

23

Kalimantan Timur

834,198

769,601

1,603,799

651,981

585,094

1,237,075

1,486,179

1,354,695

2,840,874

24

Sulawesi Utara

396,194

395,867

792,061

684,334

644,622

1,328,956

1,080,528

1,040,489

2,121,017

25

Sulawesi Tengah

229,663

227,899

457,562

944,993

888,414

1,833,407

1,174,656

1,116,313

2,290,969

26

Sulawesi Selatan *

1,239,817

1,310,660

2,550,477

2,875,477

3,031,169

5,906,646

4,115,294

4,341,829

8,457,123

27

Sulawesi Tenggara

213,564

213,601

427,165

774,557

758,975

1,533,532

988,121

972,576

1,960,697

28

Gorontalo

115,673

123,882

239,555

347,400

333,060

680,460

463,073

456,942

920,015

29

Maluku

182,115

176,691

358,806

451,992

438,414

890,406

634,107

615,105

1,249,212

30

Maluku Utara

109,239

106,750

215,989

342,888

322,990

665,878

452,127

429,740

881,867

31

Papua *

333,244

303,479

636,723

957,555

845,560

1,803,115

1,290,799

1,149,039

2,439,838

46,055,993

45,949,076

92,005,069

61,218,535

60,151,683

121,370,218

107,274,528

106,100,759

213,375,287

Indonesia Sumber: BPS, SUPAS 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat Tidak Terdapat data untuk proviinsi NAD dan Provinsi Sumatera Utara tidak termasuk Kab. Nias dan Nias Selatan

Lampiran 2.6

JUMLAH DAN PERSENTASE DAERAH TERTINGGAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

2004

2005

Jumlah Kab/Kota

Kabupaten Tertinggal

(%)

Jumlah Kab/Kota

Kabupaten Tertinggal

(%)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

21

16

76.19

21

16

76.19

2

Sumatera Utara

25

6

24.00

25

6

24.00

3

Sumatera Barat

19

9

47.37

19

7

36.84

4

Riau

17

3

17.65

11

2

18.18

5

Jambi

10

2

20.00

10

2

20.00

6

Sumatera Selatan

14

6

42.86

14

6

42.86

7

Bengkulu

9

8

88.89

9

8

88.89

8

Lampung

10

5

50.00

10

5

50.00

7

3

42.86

7

3

42.86

6

1

16.67

9

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

6

0

0.00

6

0

0.00

12

Jawa Barat

25

2

8.00

25

2

8.00

13

Jawa Tengah

35

3

8.57

35

3

8.57

14

Daerah Istimewa Yogyakarta

5

2

40.00

5

2

40.00

15

Jawa Timur

38

8

21.05

38

8

21.05

16

Banten

6

2

33.33

6

2

33.33

17

Bali

9

1

11.11

9

1

11.11

18

Nusa Tenggara Barat

9

7

77.78

9

7

77.78

19

Nusa Tenggara Timur

16

15

93.75

16

15

93.75

20

Kalimantan Barat

12

9

75.00

12

9

75.00

21

Kalimantan Tengah

14

7

50.00

14

7

50.00

22

Kalimantan Selatan

13

2

15.38

13

0

0.00

23

Kalimantan Timur

13

3

23.08

13

5

38.46

24

Sulawesi Utara

9

2

22.22

9

2

22.22

25

Sulawesi Tengah

10

9

90.00

10

9

90.00

26

Sulawesi Selatan

28

18

64.29

23

13

56.52

27

Sulawesi Tenggara

10

8

80.00

10

8

80.00

28

Gorontalo

5

4

80.00

5

4

80.00

29

Sulawesi Barat

5

5

100.00

30

Maluku

8

7

87.50

8

7

87.50

31

Maluku Utara

8

6

75.00

8

6

75.00

32

Papua

29

26

89.66

20

19

95.00

45.23

9 440

7 197

77.78 44.77

33

Irian Jaya Barat Jumlah 440 Sumber: Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal

199

Lampiran 2.7

JUMLAH RUMAH TANGGA PENERIMA BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) MENURUT KLASIFIKASI DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Sangat Miskin

Miskin

(1)

(2)

(3)

(4)

Sangat Miskin + Miskin

Hampir Miskin

Jumlah RT - BLT

%

(5)

(6)

(7)

(8)

Jumlah

1

Nanggroe Aceh Darussalam

92,519

208,774

301,293

195,745

497,038

2.60

2

Sumatera Utara

181,755

342,655

524,410

420,562

944,972

4.95

3

Sumatera Barat

101,189

123,592

224,781

87,859

312,640

1.64

4

Riau

71,917

126,075

197,992

95,715

293,707

1.54

5

Jambi

6

Sumatera Selatan

33,309

77,676

110,985

88,753

199,738

1.05

148,119

265,846

413,965

269,216

683,181

3.58

7

Bengkulu

47,863

67,518

115,381

48,555

163,936

0.86

8

Lampung

211,943

342,777

554,720

230,321

785,041

4.11 0.18

9

Kepulauan Bangka Belitung

8,391

18,692

27,083

6,569

33,652

10

Kepulauan Riau

14,233

27,502

41,735

31,944

73,679

0.39

11

DKI Jakarta

23,651

70,316

93,967

66,513

160,480

0.84

12

Jawa Barat

615,875

1,065,439

1,681,314

1,223,903

2,905,217

15.21

13

Jawa Tengah

348,893

1,544,513

1,893,406

1,277,795

3,171,201

16.60

14

DI Yogyakarta

39,439

130,079

169,518

105,592

275,110

1.44

15

Jawa Timur

518,468

1,763,373

2,281,841

955,039

3,236,880

16.95

108,106

219,497

327,603

374,446

702,049

3.68

44,507

70,705

115,212

31,832

147,044

0.77

125,969

567,605

2.97

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

181,729

259,907

441,636

19

Nusa Tenggara Timur

137,233

297,997

435,230

187,907

623,137

3.26

20

Kalimantan Barat

101,687

98,345

200,032

160,873

360,905

1.89

21

Kalimantan Tengah

71,633

62,872

134,505

62,968

197,473

1.03

22

Kalimantan Selatan

76,446

62,609

139,055

106,893

245,948

1.29

23

Kalimantan Timur

53,109

92,395

145,504

82,591

228,095

1.19

24

Sulawesi Utara

32,543

60,773

93,316

33,979

127,295

0.67

25

Sulawesi Tengah

84,620

83,837

168,457

42,916

211,373

1.11

26

Sulawesi Selatan

186,215

238,042

424,257

170,709

594,966

3.11

27

Sulawesi Tenggara

39,591

117,366

156,957

124,383

281,340

1.47

28

Gorontalo

41,385

37,871

79,256

23,475

102,731

0.54

29

Sulawesi Barat

29,687

60,647

90,334

21,568

111,902

0.59

30

Maluku

37,457

98,463

135,920

46,921

182,841

0.96

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia %

26,979

22,072

49,051

16,303

65,354

0.34

156,887

138,138

295,025

191,832

486,857

2.55

26,936

40,626

67,562

59,956

127,518

0.67

3,894,314

8,236,989

12,131,303

6,969,602

19,100,905

100

20.39

43.12

36.49

100

Dengan mencoba matching 83%, kesetaraan terhadap Garis Kemiskinan, jumlah rumah tangga miskin10.068.981 Sumber : BPS, 2006

63.51

Lampiran 2.8

PERSENTASE KEPANDAIAN MEMBACA MENULIS PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Laki-laki+Perempuan

Perempuan

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah

(7)

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(8)

(9)

(10)

(11)

Jumlah

(12)

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(13)

(14)

(15)

(16)

Jumlah

(17)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

77.46

1.10

18.11

3.33

100

72.94

1.78

18.10

7.18

100

69.35

2

Sumatera Utara

84.36

0.27

13.42

1.95

100

80.74

0.41

14.41

4.44

100

82..54

0.34

13.93

3.20

100

3

Sumatera Barat

77.78

0.39

19.42

2.41

100

74.82

0.81

19.55

4.82

100

76.24

0.61

19.49

3.66

100

4

Riau

77.33

0.60

20.82

1.25

100

75.99

1.31

19.99

2.70

100

76.68

0.95

20.41

1.96

100

5

Jambi

72.03

0.94

24.37

2.66

100

68.31

2.13

22.47

7.09

100

70.18

1.53

23.43

4.86

100

6

Sumatera Selatan

83.37

0.48

13.80

2.35

100

80.61

1.03

13.04

5.32

100

81.99

0.75

13.42

3.84

100

7

Bengkulu

86.83

0.32

9.55

3.30

100

81.95

0.58

9.25

8.23

100

84.43

0.44

9.40

5.72

100

8

Lampung

75.63

0.53

19.90

3.93

100

71.63

1.19

18.44

8.73

100

73.68

0.85

19.19

6.28

100

1.03

21.53

8.09

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

69.12

0.51

27.75

2.63

100

65.84

1.10

27.51

5.55

100

67.52

0.79

27.63

4.05

100

10

Kepulauan Riau

78.25

0.21

19.29

2.24

100

74.75

0.63

19.26

5.36

100

76.54

0.42

19.27

3.77

100

11

DKI Jakarta

81.02

0.29

18,05

0.64

100

79.61

0.68

17.32

2.40

100

80.31

0.49

17.68

1.52

100

12

Jawa Barat

64.29

0.73

32.19

2.78

100

60.65

1.51

31.07

6.77

100

62.49

1.12

31.63

4.76

100

13

Jawa Tengah

68.79

0.76

23.69

6.77

100

61.59

1.07

21.94

15.41

100

65.15

0.91

22.81

11.13

100

14

DI Yogyakarta

67.27

0.30

25.62

6.80

100

60.99

0.51

21.29

17.21

100

64.07

0.41

23.41

12.11

100

15

Jawa Timur

67.65

1.32

23.33

7.71

100

58.95

1.84

21.56

17.65

100

63.21

1.58

22.42

12.79

100

16

Banten

72.35

0.66

24.81

2.18

100

67.63

1.73

25.07

5.47

100

70.06

1.19

24.94

3.81

100

17

Bali

65.05

0.45

27.65

6.85

100

61.21

0.68

19.84

18.27

100

63.14

0.57

23.77

12.52

100

18

Nusa Tenggara Barat

63.38

2.15

17.06

12.40

100

59.64

1.95

14.86

23.55

100

63.78

2.05

15.90

18.27

100

19

Nusa Tenggara Timur

86.45

0.42

1.92

11.21

100

82.52

0.30

1.79

15.39

100

84.47

0.36

1.85

13.32

100

20

Kalimantan Barat

81.17

1.28

10.68

6.86

100

72.93

1.66

10.30

15.12

100

77.15

1.46

10.50

10.89

100

21

Kalimantan Tengah

79.28

0.43

19.03

1.25

100

76.59

0.56

19.69

3.16

100

77.98

0.50

19.35

2.17

100

22

Kalimantan Selatan

65.19

0.79

31.48

2.54

100

60.91

1.91

29.88

7.31

100

63.05

1.35

30.68

4.92

100

23

Kalimantan Timur

71.95

0.97

24.23

2.85

100

68.33

1.70

24.24

5.73

100

70.21

1.32

24.23

4.24

100

24

Sulawesi Utara

94.89

0.23

3.86

1.02

100

94.58

0.14

3.98

1.29

100

94.74

0.18

3.92

1.16

100

25

Sulawesi Tengah

77.99

0.46

17.50

4.05

100

73.93

0.78

18.36

6.93

100

76.01

0.61

17.92

5.46

100

26

Sulawesi Selatan *

74.73

1.20

12.73

11.33

100

70.15

1.61

12.33

15.91

100

72.35

1.41

12.52

13.71

100

27

Sulawesi Tenggara

80.91

0.64

12.75

5.70

100

73.51

0.86

13.96

11.68

100

77.17

0.75

13.26

8.73

100

28

Gorontalo

76.39

0.63

17.73

5.25

100

71.91

0.67

22.90

4.53

100

74.10

0.65

20.37

4.88

100

29

Maluku

86.54

0.36

10.54

2.57

100

84.84

0.74

10.16

4.25

100

85.69

0.55

10.35

3.42

100

30

Maluku Utara

79.96

0.52

16.98

2.55

100

78.76

0.94

14.31

6.00

100

79.37

0.72

15.67

4.24

100

31

Papua *

73.05

0.24

4.85

21.85

100

63.75

0.33

4.52

31.40

100

68.59

0.28

4.69

26.43

100

72.01

0.78

22.11

5.09

100

66.71

1.28

20.95

11.07

100

69.35

1.03

21.53

8.09

100

Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.8.a

PERSENTASE KEPANDAIAN MEMBACA MENULIS PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah

(7)

Laki-laki+Perempuan

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(8)

(9)

(10)

(11)

Jumlah

(12)

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(13)

(14)

(15)

(16)

Jumlah

(17)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

79.38

0.69

18.65

1.28

100

77.53

0.78

18.69

2.99

100

78.45

0.74

18.67

2.15

100

2

Sumatera Utara

85.71

0.19

13.58

0.52

100

83.02

0.35

14.62

2.01

100

84.35

0.27

14.11

1.28

100

3

Sumatera Barat

84.64

0.22

14.22

0.92

100

83.25

0.19

14.81

1.74

100

83.92

0.20

14.53

1.35

100

4

Riau

78.18

0.12

20.19

0.79

100

78.17

0.63

20.00

1.20

100

78.18

0.37

20.46

0.99

100

5

Jambi

81.69

0.42

17.06

0.83

100

77.81

1.09

17.70

3.40

100

79.74

0.76

17.38

2.12

100

6

Sumatera Selatan

81.29

0.35

17.35

1.01

100

80.82

0.62

16.07

2.50

100

81.05

0.49

16.69

1.78

100

7

Bengkulu

86.42

-

12.71

0.87

100

84.59

0.29

12.76

2.36

100

85.49

0.15

12.74

1.62

100

8

Lampung

86.81

0.13

11.49

1.57

100

83.16

0.39

11.93

4.52

100

84.89

0.26

11.71

3.05

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

70.57

0.14

27.37

1.92

100

62.26

0.60

25.96

4.19

100

69.93

0.36

26.68

3.03

100

10

Kepulauan Riau

79.76

0.11

18.53

1.60

100

76.96

0.33

18.99

3.73

100

78.38

0.22

18.75

2.65

100

11

DKI Jakarta

81.02

0.29

18.05

0.64

100

79.61

0.68

17.32

2.40

100

80.31

0.49

17.69

1.52

100

12

Jawa Barat

68.32

0.40

29.72

1.56

100

66.22

1.07

28.61

4.10

100

67.28

0.73

29.17

2.82

100

13

Jawa Tengah

73.86

0.30

21.50

4.34

100

67.66

0.69

20.04

11.61

100

70.69

0.50

20.75

8.06

100

14

DI Yogyakarta

68.27

0.16

27.93

3.64

100

64.12

0.38

23.78

11.73

100

66.16

0.27

25.82

7.75

100

15

Jawa Timur

73.51

0.63

22.42

3.44

100

67.11

1.28

21.65

9.97

100

70.25

0.96

22.02

6.77

100

16

Banten

79.67

0.12

19.10

1.11

100

75.69

0.66

20.33

3.32

100

77.69

0.39

19.71

2.21

100

17

Bali

66.29

0.27

29.73

3.70

100

64.64

0.37

22.24

12.75

100

65.46

0.32

25.96

8.25

100

18

Nusa Tenggara Barat

70.04

2.46

19.09

8.42

100

62.42

2.37

15.77

19.44

100

66.03

2.41

17.34

14.21

100

19

Nusa Tenggara Timur

94.29

0.13

3.38

2.20

100

91.67

0.16

3.55

4.62

100

92.99

0.15

3.47

3.40

100

20

Kalimantan Barat

79.72

1.16

14.82

4.30

100

73.84

1.66

14.40

10.11

100

76.78

1.41

14.61

7.20

100

21

Kalimantan Tengah

70.37

0.17

28.63

0.82

100

67.30

0.57

30.28

1.84

100

68.86

0.37

29.45

1.32

100

22

Kalimantan Selatan

70.58

0.41

27.96

1.05

100

68.25

1.50

27.26

2.99

100

69.41

0.96

27.61

2.02

100

23

Kalimantan Timur

70.05

0.64

27.69

1.61

100

67.12

1.46

28.17

3.25

100

68.63

1.04

27.93

2.41

100

24

Sulawesi Utara

93.86

0.31

5.15

0.68

100

94.46

0.17

4.43

0.94

100

94.17

0.24

4.78

0.81

100

25

Sulawesi Tengah

75.63

0.06

23.18

1.13

100

72.49

0.10

25.91

1.51

100

74.04

0.08

24.56

1.32

100

26

Sulawesi Selatan *

84.04

0.38

11.08

4.49

100

81.51

0.62

10.64

7.22

100

82.73

0.51

10.85

5.91

100

27

Sulawesi Tenggara

85.65

0.42

12.25

1.68

100

82.51

0.32

13.26

3.91

100

84.04

0.37

12.76

2.82

100

28

Gorontalo

63.89

0.07

32.63

3.41

100

60.54

0.36

36.42

2.68

100

62.11

0.22

34.64

3.02

100

29

Maluku

88.45

-

10.78

0.77

100

86.79

0.21

10.29

2.71

100

87.59

0.11

10.53

1.77

100

30

Maluku Utara

78.28

0.21

20.85

0.66

100

80.02

0.11

17.04

2.83

100

79.18

0.16

18.88

1.78

100

31

Papua *

90.76

0.19

8.51

0.54

100

89.64

0.44

8.37

1.54

100

90.23

0.31

8.44

1.02

100

75.40

0.40

21.86

2.34

100

71.81

0.86

20.74

6.40

100

73.59

0.63

21.40

4.39

100

Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.8.b

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI, JENIS KELAMIN, DAN KEPANDAIAN MEMBACA DAN MENULIS TAHUN 2005 Perdesaan Laki-laki No

Provinsi

(1)

(2)

Perempuan

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(3)

(4)

(5)

(6)

Laki-laki+Perempuan

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

Jumlah

Huruf

Huruf

Huruf Latin

Buta

Latin

Lainnya

+ Lainnya

Huruf

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

Jumlah

Jumlah

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

76.87

1.22

17.95

3.95

100

71.57

2.07

17.93

8.43

100

74.17

1.66

17.94

6.23

100

2

Sumatera Utara

83.28

0.33

13.29

3.10

100

78.86

0.46

14.23

6.45

100

81.07

0.40

13.76

4.78

100

3

Sumatera Barat

74.66

0.48

21.79

3.08

100

70.95

1.10

21.73

6.23

100

72.74

0.80

21.76

4.71

100

4

Riau

76.88

0.85

20.78

1.49

100

74.82

1.69

19.98

3,51

100

75.87

1.26

20.39

1.48

100

5

Jambi

68.14

1.15

27.31

3.40

100

64.38

2.56

24.45

8.62

100

66.28

1.85

25.89

5.98

100

6

Sumatera Selatan

84.43

0.55

11.98

3.04

100

80.49

1.26

11.34

6.91

100

82.49

0.90

11.66

4.94

100

7

Bengkulu

86.98

0.44

8.35

4.23

100

80.86

0.69

7.81

10.63

100

84.01

0.56

8.09

7.34

100

8

Lampung

72.54

0.64

22.24

4.59

100

68.22

1.43

20.37

9.98

100

70.45

1.02

21.33

7.20

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

68.00

0.78

28.04

3.17

100

63.16

1.49

28.73

6.62

100

65.65

1.13

28.38

4.84

100

10

Kepulauan Riau

72.78

0.58

22.06

4.58

100

66.41

1.78

20.28

11.53

100

69.71

1.16

21.20

7.93

100

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

59.69

1.11

35.02

13

Jawa Tengah

65.20

1.09

25.23

8.48

100

57.08

1.35

23.35

18.22

100

61.14

1.22

24.29

13.35

100

14

DI Yogyakarta

65.82

0.51

22.25

11.42

100

56.51

0.69

17.73

25.06

100

61.04

0.60

19.93

18.42

100

15

Jawa Timur

63.33

1.82

24.00

10.85

100

53.00

2.25

21.49

23.27

100

58.04

2.04

22.71

17.21

100

16

Banten

63.24

1.34

31.92

3.50

100

57.69

3.08

31.06

8.18

100

60.49

2.20

31.50

5.81

100

17

Bali

63.75

0.64

25.49

10.11

100

57.49

1.02

17.22

24.27

100

60.68

0.83

21.43

17.06

100

18

Nusa Tenggara Barat

67.35

1.96

15.79

14.90

100

57.91

1.69

14.29

26.11

100

62.37

1.82

15.00

20.81

100

19

Nusa Tenggara Timur

84.81

0.48

1.61

13.11

100

80.68

0.32

1.43

17.56

100

82.72

0.40

1.52

15.36

100

20

Kalimantan Barat

81.70

1.32

9.18

7.80

100

72.58

1.66

8.71

17.05

100

77.28

1.48

8.96

12.28

100

21

Kalimantan Tengah

82.89

0.54

15.14

1.43

100

80.54

0.56

15.19

3.71

100

81.76

0.55

15.16

2.53

100

22

Kalimantan Selatan

62.03

1.02

33.54

3.42

100

56.55

2.15

31.43

9.87

100

59.30

1.58

32.49

6.63

100

23

Kalimantan Timur

74.20

1.37

20.12

4.32

100

69.81

2.00

19.47

8.73

100

72.10

1.67

19.81

6.43

100

24

Sulawesi Utara

95.50

0.18

3.09

1.23

100

94.66

0.12

3.69

1.53

100

95.10

0.15

3.38

1.37

100

25

Sulawesi Tengah

78.60

0.56

16.05

4.80

100

74.33

0.97

16.26

8.44

100

76.53

0.76

16.15

6.56

100

26

Sulawesi Selatan *

70.72

1.56

13.45

14.27

100

65.23

2.03

13.06

19.67

100

67.87

1.81

13.25

17.08

100

27

Sulawesi Tenggara

79.61

0.70

12.89

6.81

100

70.96

1.01

14.15

13.88

100

75.25

0.85

13.53

10.37

100

28

Gorontalo

80.84

0.83

12.43

5.90

100

76.43

0.79

17.52

5.26

100

78.62

0.81

14.99

5.58

100

29

Maluku

85.79

0.50

10.44

3.27

100

84.02

0.97

10.11

4.91

100

84.91

0.73

10.28

4.09

100

30

Maluku Utara

80.52

0.62

15.67

3.19

100

78.27

1.26

13.25

7.22

100

79.43

0.93

14.50

5.14

100

31

Papua *

65.81

0.26

3.36

30.57

100

0.28

2.94

43.70

100

59.71

0.27

3.16

36.86

100

69.33

1.09

22.31

7.27

100

1.62

20.95

14.84

100

65.96

1.36

21.63

11.05

100

Indonesia

-

-

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

-

4.18

100

54.24

62.58

2.10

33.89

9.84

100

57.00

1.56

34.36

6.98

100

Lampiran 2.9 PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam ** Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua * Indonesia

Tidak/Belum Pernah Sekolah

Masih Sekolah SD/MI

SLTP/ MTs.

SMU/ SMK/MA

D-I/Univ.

Jumlah yang Masih Sekolah

Perkotaan+Perdesaan Tidak Jumlah Bersekolah Lagi

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

5.52 2.89 2.84 2.63 5.31 4.16 5.55 5.60 4.61 4.18 1.82 5.01 10.03 11.07 12.40 4.12 12.40 18.65 11.10 11.66 2.42 4.56 4.50 0.74 5.05 13.20 8.43 2.48 3.78 3.62 26.35 7.82

9.14 9.70 9.02 9.73 8.33 9.26 9.22 9.34 7.57 6.22 5.69 8.05 7.61 5.90 6.74 8.89 6.01 9.34 11.91 10.09 9.63 8.45 7.65 6.09 8.10 8..79 9.82 9.08 9.94 10.38 9.93 8.05

8.36 7.98 6.82 7.25 6.63 7.01 6.84 6.70 6.55 5.03 5.57 5.63 6.18 5.20 5.10 6.27 4.75 7.27 5.44 6.10 7.58 5.31 6.56 5.36 6.26 5.77 7.79 5.09 8.49 7.15 5.67 6.02

6.08 5.64 5.22 4.90 3.87 4.53 4.98 3.60 4.02 3.86 4.76 3.11 3.49 3.81 3.18 4.06 3.45 3.97 2.97 3.36 3.88 3.09 4.36 4.41 3.48 3.74 4.84 2.84 5.92 5.42 4.35 3.75

2.56 1.42 2.23 1.40 1.12 1.34 1.62 0.85 1.10 1.26 3.11 1.26 1.08 6.40 1.13 1.55 1.49 1.25 0.90 0.84 1.03 0.96 1.53 1.44 1.50 1.83 1.92 1.07 1.49 1.12 0.88 1.42

26.14 24.74 23.29 23.28 19.95 22.14 22.66 20.49 19.24 16.37 19.13 18.05 18.36 21.31 16.15 20.77 15.70 21.83 21.22 20.39 22.12 17.81 20.10 17.30 19.34 20.13 24.37 18.08 25.84 24.07 20.83 19.24

68.34 72.38 73.88 74.09 74.74 73.70 71.79 73.91 76.14 79.45 79.06 76.94 71.62 67.62 71.46 75.11 71.90 59.52 67.69 67.96 75.46 77.63 75.41 81.95 75.60 66.66 67.21 79.44 70.38 72.31 52.83 72.94

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.9.a

PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam ** Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua * Indonesia

Tidak/Belum Pernah Sekolah

Masih Sekolah SD/MI

SLTP/ MTs.

SMU/ SMK/MA

D-I/Univ.

Jumlah yang Masih Sekolah

Tidak Bersekolah Lagi

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

2.07 0.97 0.81 1.15 2.20 1.97 1.40 2.65 3.21 2.91 1.82 3.01 7.37 6.90 6.51 2.40 8.21 15.52 2.82 7.56 1.33 2.14 2.61 0.66 1.25 5.82 3.23 1.67 2.11 1.66 1.25 4.31

7.25 8.23 7.52 8.05 6.80 7.90 8.66 7.66 6.16 5.84 5.69 7.39 7.01 5.49 6.00 7.29 5.42 9.09 7.56 7.87 7.34 7.35 6.93 5.46 7.06 7.78 7.42 7.80 8.06 7.22 6.41 6.93

7.83 7.75 6.75 6.99 6.32 7.31 6.86 6.89 7.60 4.70 5.57 6.14 6.36 4.98 5.56 6.83 4.79 6.77 8.05 6.62 7.42 5.64 6.55 5.08 6.56 6.42 7.84 6.14 8.45 8.29 7.33 6.22

6.87 6.34 6.75 5.72 4.91 7.09 7.48 5.74 5.09 3.90 4.76 4.19 4.53 3.96 4.28 5.30 4.03 4.77 7.83 5.50 5.81 4.22 5.05 5.18 7.07 5.46 8.09 3.99 7.23 7.73 7.43 4.84

5.36 2.37 5.77 2.58 2.66 3.28 3.73 2.90 1.68 1.50 3.11 2.04 1.94 10.21 2.19 2.56 2.37 2.11 4.18 2.38 2.95 1.90 2.29 2.45 5.30 4.68 5.83 2.32 3.57 3.21 1.97 2.63

27.31 24.69 26.79 23.34 20.69 25.58 26.73 23.19 20.53 15.94 19.13 19.76 19.84 24.64 18.03 21.98 16.61 22.74 27.62 22.37 23.52 19.11 20.82 18.17 25.99 24.34 29.18 20.25 27.31 26.45 23.14 20.62

70.62 74.33 72.40 75.51 77.11 72.44 71.88 74.16 76.26 81.14 79.06 77.23 72.78 68.47 75.46 75.62 75.18 61.74 69.56 70.07 75.15 78.75 76.56 81.16 72.76 69.84 67.59 78.09 70.57 71.89 75.62 75.07

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.9.b

PERSENTASE STATUS PENDIDIKAN PADA PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan No

Provinsi

(1)

(2)

Tidak/Belum Pernah Sekolah

Masih Sekolah SD/MI

SLTP/ MTs.

SMU/ SMK/MA

D-I/Univ.

Jumlah yang Masih Sekolah

Tidak Bersekolah Lagi (9)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nanggroe Aceh Darussalam ** Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau

6.56 4.45 3.76 3.42 6.57 5.34 7.20 6.44 5.70 8.88

9.70 10.89 9.71 10.63 8.96 9.99 9.44 9.82 8.67 7.63

8.52 8.17 6.85 7.39 6.76 6.85 6.84 6.65 5.73 6.26

5.85 5.06 4.52 4.46 3.45 3.15 3.99 2.99 3.20 3.70

1.73 0.64 0.60 0.77 0.50 0.30 0.78 0.26 0.64 0.36

25.80 24.76 21.68 23.25 19.67 20.29 21.05 19.72 18.24 17.95

11 12 13

DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah

7.32 11.96

8.80 8.04

5.05 6.04

1.88 2.73

0.36 0.45

16.09 17.26

14 15 16

DI Yogyakarta Jawa Timur Banten

17.10 16.71 6.26

6.50 7.28 10.91

5.51 4.76 5.57

3.59 2.37 2.50

0.90 0.36 0.30

17 18

Bali Nusa Tenggara Barat

16.85 20.61

6.64 9.50

4.69 7.58

2.84 3.47

19 20 21

Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah

12.80 13.20 2.87

12.81 10.92 10.58

4.91 5.90 7.64

22 23 24

Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara

6.00 6.76 0.79

9.10 8.51 6.48

25 26 27 28

Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo

6.07 16.39 9.87 2.78

29 30 31

Maluku Maluku Utara Papua * Indonesia

4.46 4.33 36.64 10.63

Jumlah (10)

67.65 70.79 74.56 73.33 73.77 74.37 71.75 73.84 76.06 73.17

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

76.59 70.77

100.00 100.00

16.50 14.77 19.28

66.40 68.52 74.47

100.00 100.00 100.00

0.57 0.71

14.74 21.26

68.41 58.13

100.00 100.00

1.97 2.55 3.08

0.22 0.26 0.24

19.91 19.63 21.54

67.30 67.17 75.58

100.00 100.00 100.00

5.11 6.56 5.54

2.42 3.52 3.93

0.40 0.62 0.81

17.03 19.21 16.76

76.97 74.03 82.45

100.00 100.00 100.00

8.37 9.23 10.49 9.56

5.54 6.18 5.49 7.78

2.53 3.00 3.93 2.41

0.49 0.60 0.82 0.61

17.57 18.32 23.02 17.28

76.37 65.29 67.11 79.94

100.00 100.00 100.00 100.00

10.72 11.52 11.38 8.95

8.50 6.73 4.99 5.86

5.38 4.59 3.08 2.88

0.64 0.37 0.43 0.44

25.24 23.21 19.88 18.13

70.30 72.46 43.48 71.24

100.00 100.00 100.00 100

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

-

Lampiran 2.10

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan Tidak Provinsi

No

Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Mempunyai Ijazah

(1)

(2)

(3)

SLTP/

SD/MI

MTs.

(4)

(5)

SMU/ MA

SMK

(6)

(7)

D-I/D-II (8)

Ak/

S1/

D-III

D-IV

(9)

Jumlah

S2-S3

(10)

(11)

(12)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

26.03

30.24

20.81

16.35

2.31

1.10

0.88

2.11

0.17

100.00

2

Sumatera Utara

22.58

28.20

21.67

18.09

5.26

0.73

1.13

2.26

0.08

100.00

3

Sumatera Barat

30.05

25.13

18.55

15.41

4.86

1.22

1.61

3.01

0.16

100.00

4

Riau

22.87

33.72

20.13

15.60

3.73

0.70

1.03

2.12

0.10

100.00

5

Jambi

28.15

32.08

18.88

13.10

3.52

1.20

0.94

2.07

0.07

100.00

6

Sumatera Selatan

27.63

34.66

18.28

13.52

2.93

0.66

0.69

1.58

0.06

100.00

7

Bengkulu

29.63

30.26

17.73

13.84

3.91

1.02

0.98

2.56

0.06

100.00

8

Lampung

32.91

32.76

18.44

9.20

3.64

0.80

0.63

1.51

0.11

100.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

30.25

33.86

16.49

11.07

5.12

0.93

0.82

1.44

0.03

100.00

10

Kepulauan Riau

18.70

23.94

16.16

28.24

7.21

1.28

1.64

2.73

0.10

100.00

11

DKI Jakarta

12.82

22.39

20.65

24.64

9,67

1.14

2.99

5.32

0.39

100.00

12

Jawa Barat

26.49

37.55

16.00

11.91

3.86

0.85

1.15

2.04

0.14

100.00

13

Jawa Tengah

31.81

35.43

16.61

8.73

4.06

0.74

0.82

1.72

0.07

100.00

14

DI Yogyakarta

25.25

24.23

16.91

18.23

7.17

1.22

2.04

4.52

0.42

100.00

15

Jawa Timur

33.04

31.97

16.57

10.41

4.39

0.60

1.56

2.38

0.09

100.00

16

Banten

25.13

32.16

17.22

15.20

4.74

0.74

1.50

2.97

0.33

100.00

17

Bali

30.05

27.91

13.65

18.46

3.60

1.87

0.89

3.36

0.21

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

43.32

26.95

13.77

11.29

1.72

0.82

0.40

1.65

0.09

100.00

19

Nusa Tenggara Timur

42.85

33.38

10.94

7.99

2.32

0.57

0.52

1.36

0.07

100.00

20

Kalimantan Barat

41.00

28.49

15.55

9.95

2.70

0.68

0.56

1.01

0.06

100.00

21

Kalimantan Tengah

21.83

38.34

20.65

13.16

2.32

1.05

0.76

1.78

0.11

100.00

22

Kalimantan Selatan

31.42

33.14

15.64

12.36

3.18

1.06

0.70

2.38

0.12

100.00

23

Kalimantan Timur

23.00

28.29

19.25

18.01

5.79

1.02

1.24

3.18

0.21

100.00

24

Sulawesi Utara

21.34

28.08

21.20

20.14

4.83

1.04

0.70

2.45

0.21

100.00

25

Sulawesi Tengah

25.71

37.68

17.21

12.63

2.93

0.98

0.53

2.26

0.06

100.00

26

Sulawesi Selatan *

35.31

28.16

15.07

13.96

2.78

0.85

0.74

2.92

0.21

100.00

27

Sulawesi Tenggara

29.64

30.13

17.99

15.00

2.80

1.24

0.64

2.45

0.10

100.00

28

Gorontalo

39.01

33.55

11.79

9.32

2.96

0.97

0.35

1.90

0.17

100.00

29

Maluku

23.99

30.85

19.52

18.15

3.18

1.64

0.59

1.94

0.15

100.00

30

Maluku Utara

29.10

30.31

20.26

14.28

3.12

0.67

0.25

1.88

0.12

100.00

31

Papua *

44.45

21.14

14.45

12.91

3.77

0.49

0.75

1.93

0.12

100.00

29.28

32.34

17.06

12.82

4.25

0.82

0.98

2.32

0.13

100.00

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.10.a

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Tidak No

Provinsi

Mempunyai Ijazah

(1)

(2)

SD/MI

SLTP/ MTs.

SMU/ SM

SMK

D-I/D-II

Ak/

S1/

D-III

D-IV

S2-S3

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

15.31

20.33

20.86

29.07

4.77

1.47

2.06

5.57

0.56

100.00

2

Sumatera Utara

15.37

23.68

21.86

24.59

7.19

0.99

2.01

4.13

0.16

100.00

3

Sumatera Barat

16.89

18.39

18.67

26.53

1.82

1.42

0.52

6.32

0.44

100.00

4

Riau

14.09

23.58

21.44

25.29

7.46

1.13

2.18

4.58

0.25

100.00

5

Jambi

17.06

24.76

20.45

22.23

6.60

1.73

2.21

4.77

0.19

100.00

6

Sumatera Selatan

17.95

24.70

20.17

24.61

5.63

1.21

1.65

3.91

0.17

100.00

7

Bengkulu

17.52

21.10

18.72

22.72

7.98

1.87

2.76

7.13

0.20

100.00

8

Lampung

21.14

24.56

19.70

18.19

7.20

1.59

2.27

4.90

0,46

100.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

19.96

29.46

19.39

17.08

8.39

1.41

1.55

2.69

0.07

100.00

10

Kepulauan Riau

14.41

19.53

16.56

34.05

8.56

1.38

2.01

3.37

0.13

100.00

11

DKI Jakarta

12.82

22.39

20.65

24.64

9.67

1.14

1.99

5.32

0.39

100.00

12

Jawa Barat

19.28

30.76

19.14

18.15

5.85

1.22

1.94

3.41

0.25

100.00

13

Jawa Tengah

24.87

29.86

19.31

14.10

6.09

0.95

1.55

3.13

0.14

100.00

14

DI Yogyakarta

19.25

19.45

16.67

24.49

8.25

1.45

3.04

6.68

0.70

100.00

15

Jawa Timur

22.74

27.09

19.22

16.96

7.30

0.87

1.02

4.61

0.20

100.00

16

Banten

16.42

23.67

19.76

23.55

7.41

1.05

2.60

4.97

0.58

100.00

17

Bali

22.04

24.19

14.70

25.07

4.33

2.48

1.41

5.40

0.37

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

38.33

23.65

15.59

14.90

2.58

1.08

0.61

3.05

0.30

100.00

19

Nusa Tenggara Timur

18.68

24.26

18.70

23.44

6.38

1.06

1.82

5.32

0.37

100.00

20

Kalimantan Barat

27.88

22.49

18.46

19.58

5.59

1.29

1.39

3.12

0.30

100.00

21

Kalimantan Tengah

14.72

27.13

21.17

23.59

4.07

1.90

1.95

5.10

0.37

100.00

22

Kalimantan Selatan

22.14

25.27

17.13

21.67

5.52

1.51

1.39

5.06

0.30

100.00

23

Kalimantan Timur

15.64

22.69

20.41

24.27

8.31

1.27

1.98

5.05

0.37

100.00

24

Sulawesi Utara

15.62

21.31

20.70

29.64

5.92

1.31

1.08

4.04

0.39

100.00

25

Sulawesi Tengah

13.94

22.11

19.19

29.23

5.04

1.32

1.63

7.27

0.27

100.00

26

Sulawesi Selatan *

22.36

21.62

16.84

24.34

4.69

1.18

1.62

6.78

0.57

100.00

27

Sulawesi Tenggara

17.12

19.01

19.02

29.32

5.80

1.91

1.56

5.89

0.37

100.00

28

Gorontalo

26.02

26.37

15.93

17.81

6.09

1.22

0.73

5.31

0.51

100.00

29

Maluku

14.01

21.39

21.18

28.49

6.46

2.45

1.36

4.21

0.46

100.00

30

Maluku Utara

14.80

23.02

20.59

26.35

7.40

1.18

0.42

5.77

0.47

100.00

31

Papua *

12.02

19.32

22.28

29.26

8.97

0.79

1.81

5.25

0.39

100.00

19.88

26.23

19.33

20.13

6.76

1.15

1.85

4.31

0.28

100.00

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.10.b

PERSENTASE PENDUDUK INDONESIA BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS MENURUT IJAZAH/STTB TERTINGGI YANG DIMILIKI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Tidak No

Provinsi

Mempunyai

SD/

Ijazah (1)

(2)

(3)

SLTP/

MI

MTs.

(4)

(5)

SMU/ SM

SMK

(6)

(7)

D-I/D-II (8)

Ak/

S1/

D-III

D-IV

(9)

Jumlah

S2-S3

(10)

(11)

(12)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

29.25

33.21

20.80

12.53

1.57

0.99

0.53

1.07

0.05

100.00

2

Sumatera Utara

28.47

31.89

21.52

12.78

3.68

0.51

0.41

0.73

0.01

100.00

3

Sumatera Barat

36.07

28.20

18.49

10.33

3.51

1.12

0.74

1.50

0.03

100.00

4

Riau

27.55

39.13

19.43

10.43

1.73

0.48

0.42

0.81

0.02

100.00

5

Jambi

32.67

35.07

18.23

9.37

2.26

0.98

0.43

0.96

0.02

100.00

6

Sumatera Selatan

32.84

40.00

17.26

7.55

1.48

0.36

0.18

0.32

0.00

100.00

7

Bengkulu

34.41

33.87

17.34

10.34

2.31

0.69

0.28

0.76

0.00

100.00

8

Lampung

36.28

35.11

18.08

6.62

2.63

0.57

0.16

0.54

0.01

100.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

38.24

37.28

14.24

6.39

2.58

0.56

0.24

0.47

0.00

100.00

10

Kepulauan Riau

34.64

40.30

14.66

6.69

2.19

0.89

0.25

0.39

0.00

100.00

11

DKI Jakarta

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12

Jawa Barat

34.76

45.35

12.40

4.74

1.58

0.44

0.25

0.47

0.02

100.00

13

Jawa Tengah

36.85

39.47

14.64

4.84

2.59

0.59

0.29

0.70

0.01

100.00

14

DI Yogyakarta

33.92

31.14

17.26

9.16

5.61

0.90

0.60

1.38

0.03

100.00

15

Jawa Timur

40.59

35.55

14.62

5.60

2.25

0.39

0.22

0.74

0.02

100.00

16

Banten

36.04

42.79

14.05

4.74

1.40

0.36

0.12

0.47

0.02

100.00

17

Bali

38.56

31.87

12.54

11.43

2.83

1.22

0.34

1.19

0.03

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

46.44

29.01

12.63

9.03

1.18

0.65

0.26

0.77

0.02

100.00

19

Nusa Tenggara Timur

47.82

35.26

9.35

4.81

1.48

0.47

0.25

0.54

0.01

100.00

20

Kalimantan Barat

45.91

30.74

14.46

6.34

1.62

0.45

0.25

0.23

0.01

100.00

21

Kalimantan Tengah

24.78

42.99

20.43

8.84

1.60

0.69

0.26

0.41

0.00

100.00

22

Kalimantan Selatan

36.89

37.78

14.75

6.88

1.80

0.80

0.29

0.80

0.01

100.00

23

Kalimantan Timur

31.83

35.00

17.87

10.51

2.77

0.73

0.35

0.94

0.00

100.00

24

Sulawesi Utara

24.92

32.33

21.51

14.19

4.15

0.88

0.46

1.46

0.11

100.00

25

Sulawesi Tengah

28.85

41.83

16.69

8.20

2.37

0.89

0.24

0.92

0.01

100.00

26

Sulawesi Selatan

40.91

30.98

14.30

9.47

1.96

0.71

0.36

1.26

0.05

100.00

27

Sulawesi Tenggara

33.14

33.23

17.70

11.01

1.97

1.05

0.39

1.49

0.03

100.00

28

Gorontalo

43.90

36.25

10.23

6.12

1.78

0.87

0.20

0.61

0.04

100.00

29

Maluku

28.08

34.72

19.84

13.91

1.84

1.31

0.27

1.01

0.02

100.00

30

Maluku Utara

34.27

32.95

20.14

9.92

1.57

0.48

0.19

0.48

0.00

100.00

31

Papua

57.75

21.92

11.24

6.20

1.64

0.37

0.31

0.57

0.01

100.00

36.82

37.16

15.24

6.96

2.24

0.57

0.29

0.72

0.02

100.00

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

-

Lampiran 2.11

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT LUAS LANTAI TEMPAT TINGGAL (M 2), TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2005

2

Luas lantai (m ) No

Provinsi

(1)

(2)

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

<= 19

20-49

50-99

100-149

150+

Jumlah

<= 19

20-49

50-99

100-149

150+

Jumlah

<= 19

20-49

50-99

100-149

150+

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

4.07

37.99

38.46

11.57

7.92

100.00

5.19

59.95

29.27

3.86

1.74

100.00

4.94

55.16

31.27

5.54

3.08

2

Sumatera Utara

2.70

33.31

44.68

11.26

8.05

100.00

2.30

50.60

40.89

4.46

1.75

100.00

2.48

43.06

42.54

7.43

4.50

100.00

3

Sumatera Barat

8.21

23.89

40.54

18.75

8.61

100.00

3.10

39.97

46.22

7.92

2.80

100.00

4.62

35.20

44.53

11.13

4.52

100.00

4

Riau

1.12

38.66

42.81

10.21

7.21

100.00

2.52

48.07

43.17

4.54

1.71

100.00

2.04

44.84

43.04

6.49

3.60

100.00

5

Jambi

2.25

31.97

41.65

18.69

5.44

100.00

1.87

42.49

48.82

4.81

2.01

100.00

1.97

39.63

46.87

8.58

2.95

100.00

6

Sumatera Selatan

5.26

45.44

33.88

9.18

6.24

100.00

2.62

48.67

45.02

2.52

1.17

100.00

3.48

47.62

41.41

4.68

2.81

100.00

7

Bengkulu

7.33

39.64

35.60

10.45

6.97

100.00

3.03

51.34

38.16

3.20

4.26

100.00

4.22

48.11

37.46

5.20

5.01

100.00

8

Lampung

4.59

25.71

48.56

10.28

10.87

100.00

1.59

29.90

61.07

5.55

1.89

100.00

2.25

28.98

58.34

6.58

3.85

100.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

3.15

38.94

43.55

9.13

5.22

100.00

1.49

45.13

44.21

7.40

1.76

100.00

2.20

42.48

43.93

8.14

3.25

100.00

10

Kepulauan Riau

9.79

33.57

44.79

7.25

4.60

100.00

2.07

49.57

38.01

7.79

2.56

100.00

8.19

36.88

43.38

7.36

4.18

100.00

11

DKI Jakarta

19.24

34.73

25.65

10.53

9.85

100.00

100.00

19.24

34.73

25.65

10.53

9.85

100.00

12

Jawa Barat

5.73

36.14

42.55

10.07

5.52

100.00

1.92

50.52

41.62

4.56

1.37

100.00

3.81

43.39

42.08

7.29

3.42

100.00

13

Jawa Tengah

2.90

15.95

54.29

16.68

10.17

100.00

0.37

13.91

58.16

17.85

9.71

100.00

1.40

14.74

56.58

17.37

9.90

100.00

22.35

13.98

36.93

15.05

11.70

100.00

0.09

10.17

50.28

25.00

14.47

100.00

13.89

12.53

42.00

18.83

12.75

100.00

6.01

24.71

49.35

11.81

8.13

100.00

0.51

27.29

54.63

11.18

6.40

100.00

2.78

26.22

52.44

11.44

7.12

100.00

-

-

-

-

-

100.00

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

10.44

18.81

45.26

16.47

9.01

100.00

1.53

41.19

50.73

5.21

1.33

100.00

6.41

28.93

47.74

11.38

5.54

100.00

17

Bali

15.46

32.65

32.93

10.42

8.54

100.00

6.73

50.46

33.92

6.29

2.60

100.00

11.28

41.17

33.40

8.45

5.70

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

15.61

51.36

24.41

5.65

2.97

100.00

10.71

67.19

19.73

1.26

1.11

100.00

12.48

61.49

21.42

2.84

1.78

100.00

19

Nusa Tenggara Timur

9.40

50.49

30.45

7.12

2.59

100.00

5.79

69.75

22.03

1.89

0.55

100.00

6.36

66.72

23.35

2.71

0.87

100.00

20

Kalimantan Barat

2.88

31.71

51.14

7.96

6.31

100.00

1.95

53.70

40.15

3.40

0.80

100.00

2.19

48.12

42.94

4.55

2.20

100.00

21

Kalimantan Tengah

6.50

39.45

39.13

8.98

5.95

100.00

1.50

50.00

45.52

2.41

0.58

100.00

2.95

46.94

43.66

4.32

2.14

100.00

22

Kalimantan Selatan

7.94

42.51

33.97

9.47

6.11

100.00

4.28

44.68

43.44

5.96

1.64

100.00

5.58

43.91

40.07

7.21

3.23

100.00

23

Kalimantan Timur

5.43

38.95

35.76

11.22

8.65

100.00

1.63

44.94

46.26

5.32

1.84

100.00

3.62

41.80

40.76

8.41

5.41

100.00

24

Sulawesi Utara

3.40

43.44

35.71

9.91

7.53

100.00

2.58

61.09

30.08

4.51

1.74

100.00

2.91

53.97

32.35

6.69

4.07

100.00

25

Sulawesi Tengah

4.89

32.79

37.27

15.09

9.96

100.00

2.43

53.06

36.62

5.75

2.14

100.00

2.92

49.03

36.75

7.60

3.69

100.00

26

Sulawesi Selatan *

7.89

27.91

41.25

12.88

10.07

100.00

1.58

33.78

53.25

8.66

2.73

100.00

3.42

32.06

49.74

9.89

4.88

100.00

27

Sulawesi Tenggara

8.43

34.17

37.64

13.09

6.68

100.00

1.88

41.80

45.51

8.09

2.71

100.00

3.33

40.12

43.78

9.19

3.58

100.00

28

Gorontalo

6.34

51.75

29.15

7.26

5.50

100.00

7.06

66.36

21.60

2.86

2.12

100.00

6.86

62.32

23.69

4.08

3.05

100.00

29

Maluku

5.78

44.04

34.78

5.26

10.14

100.00

1.57

55.62

38.63

2.91

1.26

100.00

2.84

52.15

37.48

3.62

3.92

100.00

30

Maluku Utara

31

Papua *

Indonesia

4.73

19.12

57.90

14.43

3.82

100.00

0.21

27.23

66.44

4.87

1.26

100.00

1.48

24.94

64.03

7.56

1.98

100.00

13.67

53.24

24.31

4.89

3.89

100.00

33.01

55.24

9.95

1.35

0.44

100.00

27.55

54.68

14.00

2.35

1.42

100.00

7.62

29.96

42.64

11.92

7.86

100.00

2.25

38.65

47.05

8.16

3.89

100.00

4.58

34.88

45.14

9.79

5.61

100.00

Sumber: BPS, Statistik Kesejahteraan Rakyat, 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.12

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan Sumber Air Minum Terlindung

Sumber Air Minum Tak Terlindung Jumlah

No

Provinsi

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata Air Terlindung

Sumur Terlindung

Air Hujan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Sumber Air Minum

Jumlah Sumur Tak Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Air Sungai

Lainnya

(10)

(11)

(12)

(13)

Sumber Air Minum

Terlindung (1)

(2)

(9)

Tak Terlindung (14)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

3.11

11.54

3.23

3.02

42.32

2.27

65.49

25.49

2.95

4.81

1.25

2

Sumatera Utara

1.92

23.48

9.80

6.65

33.21

2.13

77.19

12.19

5.86

3.80

0.95

22.80

3

Sumatera Barat

1.44

21.15

3.79

10.41

37.25

1.71

75.75

12.59

7.57

3.76

0.33

24.25

4

Riau

4.30

3.79

3.28

1.78

33.43

30.07

76.65

19.19

0.96

2.66

0.54

23.35

5

Jambi

1.42

16.40

1.84

1.77

35.29

13.22

69.94

18.89

1.72

9.30

0.15

30.06

6

Sumatera Selatan

2.36

17.29

1.30

1.91

42.50

5.57

70.93

15.12

1.01

12.64

0.30

29.07

7

Bengkulu

1.58

14.23

1.64

3.93

35.21

0.33

56.92

36.47

4.20

2.27

0.14

43.08

8

Lampung

1.76

5.69

3.04

2.98

54.59

1.92

69.98

24.71

3.09

1.73

0.50

30.03

9

Kepulauan Bangka Belitung

3.43

3.74

7.36

0.85

55.56

0.71

71.65

25.03

1.13

2.05

0.14

28.35

10

Kepulauan Riau

4.72

39.36

0.83

3.77

32.95

1.99

83.62

10.81

1.92

0.48

3.18

16.39

11

DKI Jakarta

17.97

46.90

28.15

0.13

5.13

0.17

98.45

0.49

0.02

0.00

1.04

1.55

12

Jawa Barat

3.84

12.91

22.95

8.75

36.79

0.20

85.44

8.46

5.04

0.76

0.29

14.55

13

Jawa Tengah

1.97

14.86

11.29

12.20

46.20

0.70

87.22

7.66

4.05

0.79

0.28

12.78

14

DI Yogyakarta

7.42

8.82

10.46

3.28

56.23

4.41

90.62

7.12

2.09

0.13

0.02

9.36

15

Jawa Timur

4.80

16.82

16.15

11.30

39.86

0.43

89.36

6.34

3.37

0.36

0.58

10.65

16

Banten

13.58

17

Bali

18

34.50

7.79

13.78

31.36

5.22

27.18

1.09

86.42

8.62

2.42

2.40

0.14

11.12

40.19

3.93

13.15

19.91

4.03

92.33

2.16

3.17

2.11

0.22

7.66

Nusa Tenggara Barat

2.41

14.68

7.22

14.93

43.28

-

82.52

14.30

1.62

0.77

0.79

17.48

19

Nusa Tenggara Timur

0.77

19.53

0.45

21.57

18.28

2.91

63.51

8.59

20.36

6.83

0.72

36.50

20

Kalimantan Barat

2.66

8.94

0.90

2.74

7.21

39.08

61.53

8.06

3.22

27.06

0.12

38.46

21

Kalimantan Tengah

0.98

17.63

9.43

2.68

18.31

4.83

53.86

7.28

0.53

37.94

0.40

46.15

22

Kalimantan Selatan

2.23

33.62

9.83

1.35

16.20

1.69

64.92

14.43

0.89

19.56

0.19

35.07

23

Kalimantan Timur

5.26

43.11

3.44

2.07

13.13

8.84

75.85

8.25

1.25

13.59

1.07

24.16

24

Sulawesi Utara

1.20

23.59

4.21

14.42

39.94

0.72

84.08

12.10

3.21

0.17

0.44

15.92

25

Sulawesi Tengah

1.47

22.40

13.10

14.61

23.76

1.04

76.38

12.08

3.45

7.74

0.36

23.63

26

Sulawesi Selatan *

1.55

24.19

8.70

9.03

33.82

0.77

78.06

13.90

5.25

2.49

0.30

21.94

27

Sulawesi Tenggara

0.81

27.79

1.88

11.24

32.32

2.55

76.59

17.91

2.33

2.94

0.22

23.40

28

Gorontalo

0.82

15.94

1.43

2.59

53.38

-

74.16

17.96

2.03

5.26

0.59

25.84

29

Maluku

0.59

25.77

1.75

18.33

36.55

1.04

84.03

9.87

3.90

1.93

0.28

15.98

30

Maluku Utara

0.94

22.02

1.00

3.83

40.79

5.65

74.23

20.30

2.24

3.23

-

25.77

31

Papua *

4.58

16.77

2.62

10.87

8.69

14.41

57.94

8.67

19.81

12.99

0.60

42.07

4.06

17.99

13.73

8.56

35.63

2.70

82.67

9.75

3.96

3.21

0.45

17.37

Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.12.a

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perkotaan Sumber Air Minum Terlindung

Sumber Air Minum Tak Terlindung Jumlah

No

Provinsi

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata Air Terlindung

Sumur Terlindung

Air Hujan

(6)

(7)

(8)

Sumber Air Minum

Jumlah Sumur Tak Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Air Sungai

(10)

(11)

(12)

Sumber

Lainnya

Air Minum

Terlindung (1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

2

(3)

(4)

(5)

(9)

Tak Terlindung (13)

(14)

10.32

32.78

7.10

1.13

37.31

2.00

90.64

6.66

0.75

0.53

1.43

9.37

Sumatera Utara

3.35

43.40

10.42

2.33

33.38

0.06

92.94

5.12

0.96

0.52

0.46

7.06

3

Sumatera Barat

3.45

41.52

7.34

4.82

35.66

0.71

93.50

4.98

1.15

0.16

0.19

6.48

4

Riau

8.95

6.80

8.49

2.63

38.49

22.83

88.19

10.36

0.56

0.40

0.50

11.82

5

Jambi

3.46

33.10

2.50

0.90

32.19

15.00

87.15

11.20

0.47

1.18

-

12.85

6

Sumatera Selatan

4.49

46.52

1.44

0.22

35.43

0.66

88.76

6.03

0.08

4.84

0.29

11.24

7

Bengkulu

2.66

29.27

3.81

0.15

50.07

0.20

86.16

13.50

0.35

-

-

13.85

8

Lampung

5.31

19.87

9.26

2.13

50.98

0.04

87.59

11.01

1.07

0.06

0.27

12.41

9

Kepulauan Bangka Belitung

6.62

7.00

12.33

0.16

55.35

1.45

82.91

16.43

0.04

0.31

0.34

17.12

10

Kepulauan Riau

5.41

47.57

0.89

1.92

31.17

1.80

88.76

6.28

0.96

0.30

3.70

11.24

11

DKI Jakarta

17.97

46.90

28.15

0.13

5.13

0.17

98.45

0.49

0.02

0.00

1.04

1.55

12

Jawa Barat

6.26

18.97

29.12

4.60

34.22

0.03

93.20

5.58

0.77

0.21

0.23

6.79

13

Jawa Tengah

3.42

26.64

14.03

3.15

46.84

0.03

94.11

4.88

0.54

0.09

0.38

5.89

14

DI Yogyakarta

11.37

7.70

14.16

0.12

59.69

-

93.04

6.72

0.17

0.03

0.04

6.96

15

Jawa Timur

9.13

31.17

19.06

3.28

32.85

0.29

95.78

2.87

0.77

0.26

0.32

4.22

16

Banten

12.99

21.83

42.49

1.82

17.71

0.09

96.93

2.06

0.06

0.72

0.23

3.07

17

Bali

19.96

44.62

5.67

4.47

21.40

0.06

96.18

1.62

1.16

0.92

0.13

3.83

18

Nusa Tenggara Barat

3.85

25.87

7.86

8.64

39.90

-

86.12

9.37

2.68

0.03

1.79

13.87

19

Nusa Tenggara Timur

2.32

57.40

0.57

1.33

26.10

0.07

87.79

5.76

2.79

1.71

1.95

12.21

20

Kalimantan Barat

7.65

19.25

0.31

1.12

8.78

56.51

93.62

3.33

0.44

2.57

0.03

6.37

21

Kalimantan Tengah

2.42

42.84

22.18

4.10

16.17

0.58

88.29

2.73

-

7.70

1.27

11.70

22

Kalimantan Selatan

4.16

66.89

2.11

1.33

15.67

0.07

90.23

4.92

0.11

4.53

0.14

9.70

23

Kalimantan Timur

8.90

67.81

3.39

1.01

5.52

4.90

91.53

2.19

0.44

4.81

1.04

8.48

24

Sulawesi Utara

1.85

33.11

8.62

3.19

41.82

-

88.59

8.52

1.83

0.16

0.91

11.42

25

Sulawesi Tengah

3.84

45.93

30.32

7.31

7.31

-

94.71

1.21

2.23

0.96

0.89

5.29

26

Sulawesi Selatan *

3.55

60.28

7.87

1.33

21.09

0.01

94.13

4.26

0.33

1.24

0.05

5.88

27

Sulawesi Tenggara

2.21

60.85

2.84

2.49

24.92

-

93.31

3.45

0.69

2.49

0.08

6.71

28

Gorontalo

1.27

35.13

3.33

0.24

45.09

-

85.06

11.04

-

3.80

0.10

14.94

29

Maluku

0.89

49.71

2.70

13.72

24.25

-

91.27

6.50

0.75

0.63

0.84

8.72

30

Maluku Utara

2.04

60.97

1.81

-

21.09

8.70

94.61

4.75

0.60

0.04

-

5.39

31

Papua *

13.60

45.12

5.06

5.83

12.69

14.36

96.66

1.72

0.55

0.05

1.03

3.35

7.78

31.2

19.19

2.96

31.28

1.38

93.79

4.50

0.64

0.61

0.45

6.20

Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.12.b

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perdesaan Sumber Air Minum Terlindung

Sumber Air Minum Tak Terlindung Jumlah

No

Provinsi

Air Kemasan

Ledeng

Pompa

Mata Air Terlindung

Sumur Terlindung

Air Hujan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Jumlah

Sumber Air Minum

Sumur Tak Terlindung

Mata Air Tak Terlindung

Air Sungai

Lainnya

(10)

(11)

(12)

(13)

Sumber Air Minum

Terlindung (1)

(2)

(9)

Tak Terlindung (14)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

1.10

5.63

2.15

3.55

43.72

2.34

58.49

30.74

3.57

6.00

1.20

41.51

2

Sumatera Utara

0.82

8.06

9.32

10.00

33.09

3.73

65.02

17.66

9.65

6.35

1.33

34.99

3

Sumatera Barat

0.58

12.55

2.29

12.77

37.92

2.14

68.25

15.80

10.28

5.28

0.39

31.75

4

Riau

1.87

2.22

0.56

1.34

30.79

33.84

70.62

23.80

1.16

3.84

0.57

29.37

5

Jambi

0.66

10.16

1.59

2.09

36.45

12.56

63.51

21.75

2.19

12.34

0.21

36.49

6

Sumatera Selatan

1.34

3.29

1.23

2.72

45.88

7.92

62.38

19.48

1.46

16.38

0.30

37.62

7

Bengkulu

1.17

8.50

0.81

5.37

29.55

0.38

45.78

45.23

5.67

3.13

0.20

54.23

8

Lampung

0.76

1.72

1.30

3.22

55.60

2.45

65.05

28.54

3.65

2.19

0.56

34.94

9

Kepulauan Bangka Belitung

1.04

1.29

3.63

1.37

55.72

0.15

63.20

31.48

1.96

3.35

-

36.79

10

Kepulauan Riau

2.09

7.96

0.58

10.85

39.74

2.71

63.93

28.14

5.60

1.17

1.16

36.07

11

DKI Jakarta

-

-

12

Jawa Barat

1.47

6.95

13

Jawa Tengah

0.98

14

DI Yogyakarta

0.98

15

Jawa Timur

1.74

16

Banten

17

Bali

18

-

-

-

-

-

-

-

-

9.23

1.31

0.35

22.18

6.47

1.27

0.22

17.54

5.21

0.31

-

13.30

5.20

0.42

0.77

15.18

16.57

5.28

4.44

0.04

26.33

2.75

5.38

3.41

0.32

11.86

80.49

17.08

1.02

1.18

0.23

19.51

58.99

9.11

23.62

7.79

0.49

41.01

33.15

50.62

9.67

4.16

35.38

0.15

49.36

6.57

39.79

9.13

0.74

50.30

0.04

60.21

16.50

2.58

50.93

19.68

1.32

27.86

0.21

49.07

3.23

21.50

13.19

58.59

14.92

2.14

23.25

1.09

41.40

22.01

38.68

1.21

81.05

14.51

4.14

0.18

0.12

18.95

16.42

27.84

1.30

71.82

14.78

3.75

9.42

0.22

28.17

9.04

12.20

39.07

1.08

71.44

17.87

7.28

3.01

0.40

28.56

1.60

13.71

34.42

3.27

71.88

22.00

2.79

3.07

0.26

28.12

39.33

6.75

9.40

18.42

45.76

1.16

82.47

9.58

10.66

4.42

8.45

50.60

11.60

86.71

7.78

6.70

14.10

16.96

44.81

0.52

84.83

8.79

1.50

4.03

17.89

9.33

38.64

2.30

73.69

1.48

35.36

2.04

22.62

18.28

8.37

88.15

Nusa Tenggara Barat

1.60

8.38

6.86

18.47

45.18

-

19

Nusa Tenggara Timur

0.48

12.50

0.43

25.33

16.82

3.43

20

Kalimantan Barat

0.96

5.43

1.10

3.30

6.68

21

Kalimantan Tengah

0.40

7.32

4.21

2.11

19.18

22

Kalimantan Selatan

1.17

15.27

14.05

1.36

23

Kalimantan Timur

1.24

15.94

3.49

24

Sulawesi Utara

0.76

17.16

1.23

25

Sulawesi Tengah

0.88

16.56

8.82

26

Sulawesi Selatan *

0.73

9.32

27

Sulawesi Tenggara

0.42

18.46

28

Gorontalo

0.64

8.59

0.70

3.49

56.55

-

69.97

20.61

2.81

5.83

0.78

30.03

29

Maluku

0.46

15.50

1.34

20.30

41.83

1.48

80.91

11.31

5.25

2.48

0.04

19.08

30

Maluku Utara

0.51

6.71

0.68

5.34

48.53

4.45

66.22

26.40

2.89

4.48

-

33.77

31

Papua *

1.03

5.63

1.66

12.86

7.11

14.43

42.72

11.40

27.37

18.07

0.44

57.28

1.21

7.89

9.55

12.77

38.96

3.70

74.08

13.77

6.50

5.21

0.44

25.92

Indonesia

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

77.82

11.29

-

12.84

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

0.36

-

16.87

Lampiran 2.13

PERSENTASE RUMAH TANGGA DENGAN SUMBER AIR MINUM DARI POMPA/SUMUR/MATA AIR MENURUT TIPE DAERAH, JARAK KE TEMPAT PENAMPUNGAN AKHIR KOTORAN/TINJA TERDEKAT DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan Tidak Tahu

Perdesaan Tidak Tahu

No

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

45.20

32.37

22.44

100

26.27

34.47

39.26

2

Sumatera Utara

45.07

44.18

10.76

100

31.65

44.13

3

Sumatera Barat

50.53

35.57

13.90

100

25.66

46.46

4

Riau

55.48

38.72

5.80

100

43.17

5

Jambi

30.32

58.32

11.36

100

6

Sumatera Selatan

48.65

41.46

9.90

7

Bengkulu

52.94

41.72

5.34

8

Lampung

41.53

48.05

<= 10 m

> 10 m

(3)

(4)

Jumlah

<= 10 m

> 10 m

(6)

(7)

(8)

Perkotaan + Perdesaan > 10 m Tidak Tahu Jumlah

Jumlah

<= 10 m

(10)

(11)

(12)

(13)

100

29.11

34.16

36.74

100

24.22

100

36.16

44.15

19.69

100

27.88

100

31.22

44.03

24.75

100

40.78

16.05

100

47.53

40.05

12.42

100

29.55

51.84

18.61

100

29.72

53.24

17.04

100

100

24.67

54.43

20.90

100

30.10

51.49

18.41

100

100

30.40

42.36

27.24

100

35.59

42.21

22.20

100

10.42

100

27.19

61.31

11.50

100

29.83

58.87

11.30

100

(5)

(9)

(14)

9

Kepulauan Bangka Belitung

37.07

48.92

14.01

100

25.43

44.10

30.47

100

30.11

46.04

23.85

100

10

Kepulauan Riau

44.22

37.92

17.85

100

27.52

37.77

34.71

100

38.38

37.87

23.75

100

11

DKI Jakarta

48.53

31.41

20.06

100

48.53

31.41

20.06

100

12

Jawa Barat

44.31

38.48

17.21

100

35.05

36.63

28.32

100

39.21

37.46

23.33

100

13

Jawa Tengah

31.63

51.07

17.30

100

21.09

53.53

25.39

100

24.75

52.67

22.57

100

14

DI Yogyakarta

34.99

54.64

10.37

100

22.47

72.17

5.36

100

30.40

61.07

8.53

100

15

Jawa Timur

34.89

48.75

16.36

100

19.24

56.29

24.47

100

24.19

53.91

21.91

100

16

Banten

51.28

31.44

17.28

100

25.80

33.93

40.27

100

37.77

32.76

29.47

100

17

Bali

30.66

56.09

13.25

100

19.53

54.18

26.29

100

24.24

54.99

20.78

100

18

Nusa Tenggara Barat

29.44

35.58

34.98

100

20.80

36.98

42.22

100

23.42

36.56

40.03

100

19

Nusa Tenggara Timur

31.13

56.88

11.99

100

10.99

47.09

41.92

100

12.65

47.90

39.44

100

20

Kalimantan Barat

36.17

47.63

16.20

100

18.65

52.14

29.21

100

21.46

51.42

27.12

100

21

Kalimantan Tengah

48.99

41.47

9.55

100

28.38

57.04

14.58

100

35.45

51.69

12.85

100

22

Kalimantan Selatan

42.85

46.39

10.75

100

27.36

51.73

20.91

100

30.48

50.65

18.87

100

23

Kalimantan Timur

32.56

42.83

24.61

100

27.02

51.49

21.49

100

28.31

49.47

22.22

100

24

Sulawesi Utara

43.98

43.91

12.11

100

41.31

38.01

20.68

100

42.24

40.07

17.69

100

25

Sulawesi Tengah

39.12

34.68

26.20

100

22.34

42.77

34.89

100

24.75

41.61

33.64

100

26

Sulawesi Selatan *

44.36

31.52

24.12

100

20.73

42.59

36.68

100

24.13

41.00

34.87

100

27

Sulawesi Tenggara

36.88

47.00

16.12

100

17.22

50.97

31.82

100

19.48

50.51

30.01

100

28

Gorontalo

43.93

29.32

26.75

100

31.63

35.38

33.00

100

34.25

34.08

31.66

100

29

Maluku

31.56

43.11

25.33

100

17.51

61.66

20.83

100

20.38

57.87

21.75

100

30

Maluku Utara

51.53

33.91

14.56

100

23.74

41.49

34.77

100

26.99

40.60

32.41

100

31

Papua *

40.18

43.18

16.64

100

10.72

40.64

48.64

100

14.96

41.00

44.03

100

40.57

42.92

16.52

100

25.31

47.96

26.73

100

30.72

46.17

23.11

100

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

-

-

-

-

Lampiran 2.14

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT FASILITAS TEMPAT BUANG AIR BESAR, TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2005

Perdesaan

Perkotaan

Perkotaan + Perdesaan

No

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

68.00

14.24

8.77

8.98

100

39.85

2

Sumatera Utara

84.77

10.27

2.44

2.53

100

63.24

9.35

10.11

17.30

100

72.64

9.75

6.76

10.85

100

3

Sumatera Barat

74.67

15.45

4.21

5.67

100

38.49

16.91

17.00

27.60

100

49.22

16.47

13.21

21.10

100

4

Riau

84.51

10.96

2.28

2.25

100

76.88

8.47

3.49

11.16

100

79.50

9.33

3.08

8.10

100

5

Jambi

81.89

11.49

2.47

4.15

100

53.80

12.23

7.35

26.61

100

61.44

12.03

6.02

20.50

100

6

Sumatera Selatan

80.74

10.03

5.76

3.47

100

56.06

10.99

7.68

25.28

100

64.05

10.68

7.06

18.21

100

7

Bengkulu

80.98

14.35

1.77

2.90

100

50.94

8.61

5.99

34.46

100

59.24

10.19

4.82

25.75

100

8

Lampung

78.83

12.02

3.29

5.87

100

74.55

10.34

2.74

12.37

100

75.48

10.71

2.86

10.95

100

Sendiri

Bersama

Umum

Tidak Ada

Jumlah

Sendiri

Bersama

Umum

Tidak Ada

Jumlah

Sendiri

Bersama

Umum

Tidak Ada

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

13.23

17.19

29.73

100

45.98

13.45

15.36

Jumlah (17)

25.21

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

73.88

12.12

2.94

11.06

100

47.68

5.82

4.18

42.32

100

58.91

8.52

3.65

28.92

100

10

Kepulauan Riau

81.11

16.02

1.82

1.04

100

69.53

7.49

4.36

18.62

100

78.71

14.26

2.35

4.69

100

11

DKI Jakarta

73.28

19.94

6.04

0.74

100

73.28

19.94

6.04

0.74

100

12

Jawa Barat

72.30

15.84

6.52

5.34

100

48.49

15.93

15.56

20.02

100

60.30

15.88

11.08

12.74

100

13

Jawa Tengah

67.04

13.90

4.32

14.74

100

54.70

11.28

5.89

28.12

100

59.73

12.35

5.25

22.67

100

14

DI Yogyakarta

59.10

30.64

3.31

6.95

100

80.60

12.01

0.86

6.53

100

67.27

23.56

2.38

6.79

100

15

Jawa Timur

66.50

15.65

3.51

14.34

100

49.22

12.78

3.22

34.79

100

56.36

13.97

3.34

26.33

100

16

Banten

74.78

15.79

2.95

6.48

100

34.29

8.63

9.59

47.49

100

56.46

12.55

5.95

25.03

100

17

Bali

64.43

28.00

1.20

6.37

100

49.57

15.45

0.89

34.10

100

57.32

22.00

1.05

19.63

100

18

Nusa Tenggara Barat

45.58

14.73

4.58

35.11

100

28.33

10.46

6.08

55.13

100

34.54

11.99

5.54

47.92

100

19

Nusa Tenggara Timur

73.20

21.39

2.16

3.25

100

61.11

8.01

2.74

28.14

100

63.00

10.10

2.65

24.24

100

20

Kalimantan Barat

87.25

7.18

1.52

4.05

100

46.27

6.96

4.09

42.68

100

56.67

7.02

3.44

32.88

100

21

Kalimantan Tengah

74.65

12.18

5.07

8.09

100

43.50

12.73

6.23

37.54

100

52.54

12.57

5.90

28.99

100

22

Kalimantan Selatan

73.11

15.31

7.78

3.81

100

49.81

12.95

8.63

28.60

100

58.09

13.79

8.33

19.79

100

23

Kalimantan Timur

81.40

10.40

3.69

4.51

100

67.84

8.46

7.80

15.91

100

74.94

9.48

5.64

9.94

100

24

Sulawesi Utara

75.67

19.32

1.25

3.75

100

61.95

13.92

3.63

20.50

100

67.49

16.10

2.67

13.74

100

25

Sulawesi Tengah

70.26

12.12

6.61

11.01

100

42.45

6.37

6.60

44.58

100

47.98

7.51

6.60

37.91

100

26

Sulawesi Selatan *

68.93

19.30

3.72

8.04

100

49.39

7.70

2.07

40.84

100

55.10

11.09

2.55

31.26

100

27

Sulawesi Tenggara

74.33

15.78

4.34

5.55

100

54.05

7.57

2.76

35.62

100

58.52

9.38

3.11

28.99

100

28

Gorontalo

49.85

21.24

11.77

17.14

100

21.27

12.36

9.25

57.12

100

29.18

14.82

9.95

46.05

100

29

Maluku

64.26

14.60

12.30

8.84

100

40.03

11.49

19.64

28.84

100

47.30

12.42

17.44

22.84

100

30

Maluku Utara

74.41

13.75

10.18

1.65

100

32.50

11.38

23.74

32.38

100

44.32

12.05

19.91

23.71

100

31

Papua *

73.89

19.84

5.44

0.83

100

32.61

14.94

5.59

46.86

100

44.26

16.32

5.55

33.88

100

71.41

15.86

4.57

8.16

100

51.78

11.88

7.41

28.93

100

60.28

13.60

6.18

19.93

100

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

-

-

-

-

-

Lampiran 2.15

PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMPUNYAI KELUHAN KESEHATAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS KELUHAN KESEHATAN YANG DIALAMI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Keluhan Kesehatan No

Provinsi

(1)

(2)

Panas

Batuk

(3)

Pilek

(4)

(5)

Asma/ Napas Sesak

Diare/ Buangbuang Air

Sakit Kepala Berulang

Sakit Gigi

(6)

(7)

(8)

(9)

Keluhan Lainnya

(10)

% Penduduk yang Mempunyai Keluhan Kesehatan

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

51.93

54.08

51.19

7.80

12.28

25.06

13.18

23.26

43.72

2

Sumatera Utara

39.58

44.91

40.97

4.38

7.05

15.79

5.93

22.38

19.78

3

Sumatera Barat

36.82

42.55

42.75

6.84

7.28

21.50

8.99

27.52

28.40

4

Riau

39.30

51.02

50.85

6.41

7.86

21.68

12.70

15.70

25.05

5

Jambi

35.67

49.50

46.66

6.17

7.78

21.02

12.81

25.69

25.50

6

Sumatera Selatan

27.71

41.40

45.99

5.93

5.27

19.38

9.19

27.93

24.21

7

Bengkulu

36.20

48.49

50.80

5.15

6.23

21.55

9.55

24.49

30.32

8

Lampung

27.25

44.94

46.56

3.89

4.08

21.16

6.43

27.46

30.93

9

Kepulauan Bangka Belitung

31.98

44.62

45.99

8.92

5.97

21.87

8.87

26.32

31.21

10

Kepulauan Riau

37.45

54.62

48.94

5.79

8.29

16.82

8.10

16.13

25.21

11

DKI Jakarta

31.87

53.25

51.36

3.54

7.60

19.90

5.37

18.93

25.29

12

Jawa Barat

31.17

41.92

42.70

6.23

5.60

14.59

5.88

31.64

24.36

13

Jawa Tengah

28.36

47.70

48.99

4.38

4.89

18.55

5.48

31.65

27.06

14

DI Yogyakarta

23.68

45.58

43.90

5.17

3.25

18.77

5.75

29.03

32.73

15

Jawa Timur

31.75

47.97

45.31

5.45

5.32

18.13

6.93

28.14

29.11

16

Banten

27.94

42.47

44.89

5.28

5.35

14.41

3.81

24.06

19.45

17

Bali

44.49

45.45

44.58

6.67

5.31

21.10

7.77

27.88

33.01

18

Nusa Tenggara Barat

45.51

46.44

47.79

6.69

7.33

23.73

7.76

29.15

32.47

19

Nusa Tenggara Timur

50.54

62.41

57.83

7.51

9.00

25.01

8.73

24.84

34.91

20

Kalimantan Barat

34.48

45.28

43.51

7.77

7.44

22.88

8.38

26.29

27.29

21

Kalimantan Tengah

38.25

48.19

48.99

6.35

7.65

22.11

11.12

16.69

23.41

22

Kalimantan Selatan

36.67

42.55

39.33

5.65

6.51

22.67

8.31

26.93

31.82

23

Kalimantan Timur

35.31

44.40

45.92

5.70

6.58

19.38

8.98

24.01

29.10

24

Sulawesi Utara

40.65

52.50

48.62

3.79

5.10

18.67

8.58

24.88

29.46

25

Sulawesi Tengah

45.13

48.39

41.70

6.64

7.70

24.67

11.99

24.50

32.16

26

Sulawesi Selatan *

35.93

36.65

34.17

6.63

5.72

19.43

7.15

25.95

24.65

27

Sulawesi Tenggara

35.81

36.25

31.81

5.61

4.17

18.20

8.85

27.45

25.97

28

Gorontalo

66.61

50.43

36.41

5.16

7.49

24.22

10.01

19.07

39.14

29

Maluku

38.98

48.66

41.33

7.03

6.88

16.98

15.10

21.98

24.15

30

Maluku Utara

47.00

48.65

33.54

5.77

7.61

16.96

8.90

21.61

28.88

31

Papua *

32.72

51.51

54.56

4.76

5.31

16.83

8.07

24.24

29.21

33.38

46.14

45.35

5.52

5.83

18.59

7.01

27.52

26.68

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.16 PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN DAN MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENS MENURUT TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

% Penduduk yang Berobat Jalan Selama Sebulan yang Lalu

Provinsi Perkotaan

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

(2)

Perdesaan

(3)

(4)

% Penduduk yang Mengobati Sendiri Selama Sebulan yang Lalu

Perkotaan+ Perdesaan

Perkotaan

(5)

(6)

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

(7)

(8)

Nanggroe Aceh Darussalam ** Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua *

42.43 36.88 35.71 32.48 40.98 27.01 33.68 35.65 37.09 32.92 37.20 39.86 37.72 35.79 37.29 29.08 48.21 40.92 44.38 35.94 23.21 30.52 39.98 32.36 39.25 29.88 27.88 42.46 32.92 30.87 36.80

41.89 25.78 35.16 17.77 25.89 26.29 26.60 25.97 28.29 32.73 36.39 37.39 41.53 34.54 30.74 44.89 37.03 44.38 26.05 24.64 23.11 26.92 35.41 32.05 22.81 24.42 31.08 20.36 29.49 23.18

42.00 30.33 35.30 22.53 29.28 26.56 28.53 28.25 31.39 32.88 37.20 38.07 37.53 38.04 35.69 29.75 46.51 38.52 44.38 28.75 24.23 26.11 33.54 34.43 33.54 24.95 25.04 34.61 24.37 29.82 25.72

68.11 65.69 67.21 71.65 68.34 69.95 63.99 68.51 74.58 69.53 70.78 70.77 70.77 67.06 69.83 61.67 61.37 74.23 61.56 74.12 74.01 79.41 64.87 70.56 80.28 69.90 67.62 74.39 77.82 74.23 63.29

69.16 68.14 67.45 68.71 75.50 70.85 68.86 76.70 77.59 70.94 74.59 67.61 59.41 71.50 68.91 64.44 68.03 54.68 73.21 76.94 75.96 69.80 66.44 74.29 68.64 69.76 79.45 77.53 77.34 43.42

68.93 67.14 67.39 69.66 73.89 70.51 67.53 74.77 76.53 69.81 70.78 72.75 68.94 64.06 70.80 64.59 62.94 70.40 55.71 73.46 76.10 77.35 67.30 67.76 75.53 69.02 69.37 77.88 77.62 76.59 47.12

Indonesia

36.94

32.60

34.43

69.66

70.04

69.88

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.17

PERSENTASE PENDUDUK YANG BEROBAT JALAN SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT TEMPAT/CARA BEROBAT DAN PROVINSI TAHUN 2005

Tempat/Cara Berobat No

Provinsi

Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Swasta

Total RS

Praktek Dokter

Puskesmas/ Pustu

Petugas Kesehatan

Praktek Batra

Dukun Bersalin

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

12.54

2.56

15.10

16.41

45.89

15.72

2.74

0.69

3.45 4.40

Lainnya

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

2

Sumatera Utara

8.74

10.83

19.57

25.50

22.27

23.34

4.14

0.80

3

Sumatera Barat

12.19

2.55

14.74

15.05

37.48

22.83

4.93

0.59

4.38

4

Riau

16.21

7.96

24.17

23.92

41.99

6.06

0.51

0.45

2.90

5

Jambi

10.94

2.47

13.41

21.51

45.85

11.97

2.09

1.83

3.34

6

Sumatera Selatan

9.91

4.05

13.96

22.74

43.71

12.43

1.20

2.01

3.94

7

Bengkulu

7.08

0.94

8.02

21.32

41.34

19.98

4.88

0.83

3.62

8

Lampung

5.31

3.47

8.78

21.39

37.38

27.43

1.96

0.96

2.10

9

Kepulauan Bangka Belitung

7.16

8.47

15.63

21.66

42.32

13.81

2.70

0.88

3.01

10

Kepulauan Riau

16.36

7.53

23.89

19.84

40.51

8.59

0.52

0.58

6.07

11

DKI Jakarta

10.16

7.99

18.15

41.03

33.96

2.31

1.08

0.55

2.92

12

Jawa Barat

8.59

4.21

12.80

30.76

32.81

18.15

1.44

0.95

3.10

13

Jawa Tengah

5.74

3.05

8.79

28.70

31.92

25.58

1.84

0.59

2.58

14

DI Yogyakarta

7.34

7.58

14.92

33.33

33.57

14.49

1.65

0.17

1.88

15

Jawa Timur

6.32

3.43

9.75

26.03

27.97

30.53

2.10

0.48

3.15

16

Banten

8.25

7.78

16.03

35.52

28.36

16.34

1.03

0.23

2.50

17

Bali

7.54

3.25

10.79

37.67

27.51

18.01

2.64

0.50

2.88

18

Nusa Tenggara Barat

4.76

0.98

5.74

25.86

45.68

17.63

0.99

0.84

3.26

19

Nusa Tenggara Timur

8.63

2.12

10.75

9.21

66.60

7.86

0.51

0.38

4.69

20

Kalimantan Barat

8.74

2.76

11.50

19.62

40.98

19.25

2.74

1.04

4.87

21

Kalimantan Tengah

6.67

1.06

7.73

17.15

52.70

19.43

0.95

0.51

1.54

22

Kalimantan Selatan

6.00

1.22

7.22

21.27

40.83

22.02

2.78

1.07

4.82

23

Kalimantan Timur

9.82

5.98

15.80

28.89

43.30

7.51

1.07

0.61

2.81

24

Sulawesi Utara

7.88

6.00

13.88

31.70

31.94

19.29

0.63

0.58

1.97

25

Sulawesi Tengah

9.92

0.99

10.91

18.96

48.93

15.24

2.01

0.74

3.21

26

Sulawesi Selatan *

14.58

3.24

17.82

17.62

48.12

11.23

1.60

0.65

2.97

27

Sulawesi Tenggara

15.58

2.54

18.12

12.65

52.69

9.07

1.60

1.69

4.18

28

Gorontalo

5.86

0.85

6.71

30.13

43.51

14.30

2.01

1.16

2.17

29

Maluku

13.11

3.36

16.47

12.61

56.83

10.10

0.18

0.62

3.18

30

Maluku Utara

11.22

2.75

13.97

15.57

46.39

16.04

1.34

0.48

6.20

31

Papua *

17.88

8.45

26.33

12.17

52.42

3.11

0.81

0.50

4.66

8.04

4.12

12.16

26.59

35.16

20.34

1.86

0.71

3.19

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.18

PROPORSI PENDUDUK YANG MENGOBATI SENDIRI SELAMA BULAN REFERENSI MENURUT JENIS OBAT YANG DIGUNAKAN, TIPE DAERAH DAN PROVINSI TAHUN 2005

Tipe Daerah No

Provinsi

(1)

(2)

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

Modern

Tradisional

Lainnya

Modern

Tradisional

Lainnya

Modern

Tradisional

Lainnya

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

81.99

32.81

14.06

74.06

48.65

15.99

75.72

45.34

15.59

2

Sumatera Utara

84.42

27.07

11.03

72.28

46.68

13.97

77.15

38.82

12.79

3

Sumatera Barat

80.87

35.71

10.88

73.25

51.07

12.40

75.12

47.30

12.03

4

Riau

83.58

29.09

17.71

67.00

49.22

17.14

72.52

42.53

17.33

5

Jambi

82.04

32.37

7.62

80.45

40.84

10.04

80.78

39.07

9.53

6

Sumatera Selatan

82.42

25.53

13.84

75.06

44.76

14.54

77.80

37.61

14.28

7

Bengkulu

86.34

33.49

8.48

74.11

45.44

11.46

77.27

42.34

10.68

8

Lampung

85.02

25.64

13.09

80.88

32.41

9.54

81.78

30.95

10.31

9

Kepulauan Bangka Belitung

89.25

17.27

6.02

88.50

34.78

12.14

88.75

28.76

10.04

10

Kepulauan Riau

84.57

32.45

8.93

10.20

11

DKI Jakarta

81.32

32.12

8.47

12

Jawa Barat

86.41

25.68

10.42

82.76

34.07

13

Jawa Tengah

89.03

32.79

7.19

87.61

14

DI Yogyakarta

86.04

23.66

4.37

81.28

15

Jawa Timur

83.86

37.26

9.78

16

Banten

88.72

17.69

17

Bali

82.32

44.55

18

Nusa Tenggara Barat

80.72

19

Nusa Tenggara Timur

87.21

20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

22

82.69

37.21

81.32

32.12

8.47

10.18

84.48

30.12

10.29

30.65

9.54

88.23

31.58

8.52

27.30

8.66

84.30

24.99

5.93

82.13

43.58

12.83

82.84

40.98

11.58

6.38

85.60

31.71

11.91

87.38

23.74

8.76

9.79

74.04

58.48

11.97

77.99

51.84

10.93

30.87

12.28

77.53

45.10

9.76

78.82

39.36

10.78

20.33

6.79

69.56

51.87

17.13

72.48

46.65

15.42

80.35

26.25

15.98

76.28

42.29

16.61

77.40

37.88

16.44

91.30

36.86

15.86

80.83

34.57

9.74

83.76

35.21

11.45

Kalimantan Selatan

91.73

18.91

7.45

87.21

28.38

14.48

89.09

24.44

11.56

23

Kalimantan Timur

89.26

19.23

6.05

87.30

29.07

10.16

88.26

24.26

8.15

24

Sulawesi Utara

83.67

19.60

12.68

85.29

24.85

10.84

84.75

23.10

11.45

25

Sulawesi Tengah

93.67

29.93

6.79

82.11

41.71

13.16

84.66

39.11

11.75

26

Sulawesi Selatan *

87.69

30.47

7.25

76.29

47.37

9.15

79.79

42.17

8.56

27

Sulawesi Tenggara

84.07

22.81

6.87

76.25

42.68

10.44

77.62

39.19

9.82

28

Gorontalo

86.85

25.99

6.71

78.64

40.77

13.41

81.07

36.40

11.43

29

Maluku

86.25

30.00

6.59

73.72

48.92

7.10

77.73

42.86

6.93

30

Maluku Utara

89.79

31.14

3.79

72.09

50.31

11.47

76.24

45.81

9.67

31

Papua *

90.90

19.89

4.19

45.02

68.12

12.93

56.49

56.06

10.75

85.58

29.90

9.32

80.38

39.60

11.66

82.56

35.52

10.67

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

75.08 -

56.39 -

15.31 -

Lampiran 2.19

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan No.

Provinsi

(1)

(2)

Lama Disusui (Bulan) 0

≤5

6-11

12-17

18-23

>24

Jumlah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

0.62

6.24

9.33

24.05

21.21

29.98

100

2

Sumatera Utara

0.43

8.70

16.60

34.09

18.60

21.59

100

3

Sumatera Barat

0.21

4.29

7.04

21.78

25.30

41.39

100

4

Riau

0.08

5.86

8.24

16.22

20.58

49.02

100

5

Jambi

0.44

5.20

5.21

23.34

24.20

41.61

100

6

Sumatera Selatan

-

4.35

6.88

23.68

22.24

42.85

100

7

Bengkulu

-

2.70

4.19

21.54

29.53

42.04

100

8

Lampung

0.25

6.23

8.61

21.72

24.95

38.23

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

0.56

10.48

12.58

24.67

14.48

37.24

100

10

Kepulauan Riau

0.21

12.50

17.33

35.16

11.40

23.39

100

11

DKI Jakarta

0.59

12.08

13.28

27.86

13.55

32.64

100

12

Jawa Barat

0.51

5.61

5.09

15.57

23.44

49.78

100

13

Jawa Tengah

0.10

4.33

5.08

15.88

22.25

52.37

100

14

DI Yogyakarta

0.15

5.01

4.07

11.73

21.16

57.87

100

15

Jawa Timur

0.61

6.51

7.68

18.69

22.40

44.12

100

16

Banten

0.06

6.36

5.70

21.57

24.59

41.72

100

17

Bali

0.21

5.25

5.94

22.79

30.22

35.59

100

18

Nusa Tenggara Barat

0.31

1.86

4.36

21.21

23.14

49.11

100

19

Nusa Tenggara Timur

0.07

2.31

8.73

38.74

20.06

30.09

100

20

Kalimantan Barat

0.78

9.34

6.49

22.47

14.63

46.28

100

21

Kalimantan Tengah

0.15

3.93

4.67

21.94

19.71

49.60

100

22

Kalimantan Selatan

0.45

6.40

5.04

21.80

16.29

50.01

100

23

Kalimantan Timur

0.59

7.96

9.42

19.93

15.09

47.00

100

24

Sulawesi Utara

0.15

5.51

14.11

34.74

16.14

29.34

100

25

Sulawesi Tengah

0.12

4.95

9.59

28.74

13.52

43.09

100

26

Sulawesi Selatan *

0.22

4.51

12.39

32.04

18.78

32.06

100

27

Sulawesi Tenggara

0.13

3.50

9.77

29.82

20.05

36.72

100

28

Gorontalo

0.32

8.81

10.68

23.87

13.33

42.99

100

29

Maluku

-

6.91

24.30

45.55

9.12

14.12

100

30

Maluku Utara

-

4.95

11.69

40.95

18.15

24.26

100

31

Papua *

0.41

6.24

10.80

29.00

15.32

38.23

100

0.34

5.91

7.87

21.86

21.21

42.80

100

Indonesia Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005

Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.19.a

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan No

Provinsi

(1)

(2)

Lama Disusui (Bulan) 6-11 12-17

0

≤5

(3)

(4)

(5)

(6)

18-23 (7)

>24

Jumlah

(8)

(9)

1

Nanggroe Aceh Darussalam **

0.19

7.77

7.06

23.22

24.37

37.39

100

2

Sumatera Utara

0.20

12.33

16.41

32.70

16.63

21.74

100

3

Sumatera Barat

0.21

4.32

5.86

20.75

24.90

43.96

100

4

Riau

-

6.41

9.95

12.21

18.05

53.38

100

5

Jambi

0.33

9.51

5.97

25.83

21.70

36.65

100

6

Sumatera Selatan

-

3.98

9.92

27.56

16.59

41.94

100

7

Bengkulu

-

2.84

5.42

16.68

26.69

48.37

100

8

Lampung

0.60

13.67

4.92

21.58

22.01

37.22

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

1.17

14.30

13.49

22.23

10.46

38.35

100

10

Kepulauan Riau

0.26

11.44

17.84

37.86

11.82

20.78

100

11

DKI Jakarta

0.59

12.08

13.28

27.86

13.55

32.64

100

12

Jawa Barat

0.69

7.31

5.92

16.54

22.78

46.75

100

13

Jawa Tengah

0.03

5.44

6.82

17.64

21.22

48.84

100

14

DI Yogyakarta

0.25

6.45

4.52

15.45

19.77

53.55

100

15

Jawa Timur

0.48

9.28

10.65

19.07

19.90

40.63

100

16

Banten

-

10.68

7.56

23.65

16.36

41.74

100

17

Bali

0.38

8.15

6.51

21.64

29.16

34.16

100

18

Nusa Tenggara Barat

0.37

3.59

5.36

14.78

23.65

52.25

100

19

Nusa Tenggara Timur

-

1.86

10.16

33.83

17.74

36.41

100

20

Kalimantan Barat

0.81

16.18

7.68

22.32

14.54

38.48

100

21

Kalimantan Tengah

-

6.80

7.42

22.88

12.57

50.34

100

22

Kalimantan Selatan

0.73

7.97

5.32

23.85

11.55

50.59

100

23

Kalimantan Timur

0.32

10.88

8.90

19.08

17.10

43.71

100

24

Sulawesi Utara

0.41

7.51

13.97

32.90

15.88

29.32

100

25

Sulawesi Tengah

-

10.73

13.03

26.58

11.08

38.58

100

26

Sulawesi Selatan *

-

7.72

14.42

30.19

15.93

31.74

100

27

Sulawesi Tenggara

0.13

6.26

9.31

29.98

15.21

39.12

100

28

Gorontalo

-

13.42

15.06

23.54

14.29

33.70

100

29

Maluku

-

8.00

22.28

50.70

10.11

8.91

100

30

Maluku Utara

-

5.78

11.11

38.38

16.16

28.56

100

31

Papua *

-

5.27

11.94

39.38

19.03

24.38

100

0.37

8.41

9.06

21.69

19.29

41.18

100

Indonesia

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 2.19.b

PERSENTASE ANAK USIA 2-4 TAHUN YANG PERNAH DISUSUI MENURUT LAMANYA DISUSUI DAN PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Nanggroe Aceh Darussalam ** Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan * Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua * Indonesia

Lama Disusui (Bulan)

Jumlah

0

≤5

6-11

12-17

18-23

>24

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

0.74 0.59 0.21 0.13 0.49 0.14 0.19 0.31 0.14 0.70 0.13 0.28 0.08 0.77 0.21 0.28 0.88 0.15 0.31 0.14 0.43 0.56

5.84 6.15 4.28 5.54 3.34 4.54 2.63 3.89 8.22 17.58 3.82 3.54 2.70 4.42 1.60 1.68 0.91 2.38 7.10 2.74 5.38 4.92 4.30 3.51 3.17 2.85 7.26 6.58 4.71 6.62

9.92 16.73 7.53 7.25 4.88 5.34 3.61 9.77 12.04 14.88 4.23 3.84 3.36 5.44 3.64 5.24 3.80 8.49 6.10 3.53 4.86 9.97 14.20 8.74 11.55 9.87 9.21 24.91 11.86 10.36

24.27 35.06 22.21 18.54 22.27 21.73 23.84 21.76 26.11 22.18 14.55 14.63 5.79 18.41 19.26 24.21 24.78 39.58 22.52 21.55 20.47 20.81 35.85 29.28 32.81 29.79 23.98 43.97 41.66 24.98

31.21 19.98 25.47 22.03 25.28 25.10 30.88 25.88 16.85 9.40 24.13 22.98 23.38 24.28 33.67 31.51 22.86 20.45 14.66 22.67 19.36 12.99 16.30 14.12 19.97 21.20 13.01 8.82 18.71 13.88

28.02 21.48 40.31 46.50 43.75 43.30 39.04 38.55 36.58 35.95 52.96 54.87 64.77 46.75 41.71 37.35 47.37 29.02 48.85 49.30 49.64 50.43 29.35 44.21 32.19 36.16 46.11 15.72 23.06 43.59

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

0.32

4.05

6.98

21.98

22.65

44.02

100

Sumber: BPS, Statistik Kesra 2005 Keterangan : * Sulawesi Selatan termasuk Sulawesi Barat dan Papua termasuk Irian Jaya Barat ** NAD tidak diikutsertakan dalam perhitungan % nasional terkait dengan bencana Tsunami

Lampiran 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI, ANGKA KEMATIAN BALITA, ANGKA HARAPAN HIDUP, DAN ANGKA FERTILITAS TOTAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2003

No

Provinsi

Angka Kematian Bayi (IMR) (2002-2003)

Angka Kematian Balita (2002-2003)

Angka Harapan Hidup (eo) (2002)

Angka Fertilitas Total (TFR) (2003)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia

Sumber: BPS (2003), Indonesia Demographic and Health (IDHS), 2002 - 2003 Keterangan: (-) tidak ada data

42 48 43 41 30 53 55 43 35 44 36 20 43 38 14 74 59 47 40 45 42 25 52 47 67 77 35

57 59 60 51 49 68 64 47 41 50 44 23 52 56 19 103 73 63 47 57 50 33 71 72 92 97 46

67.70 67.30 66.10 68.10 66.90 65.70 65.40 66.10 65.60 72.30 64.50 68.90 72.40 66.00 62.40 70.00 59.30 63.80 64.40 69.40 61.30 69.40 70.90 63.30 68.60 65.10 64.20 65.50 63.00 65.20 66.20

3.0 3.2 3.2 2.7 2.3 3.0 2.7 2.4 2.2 2.8 2.1 1.9 2.1 2.6 2.1 2.4 4.1 2.9 3.2 3.0 2.8 2.6 3.2 2.6 3.6 2.8 2.6

Lampiran 3.1.a INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MENURUT PROVINSI TAHUN 1999, 2002, 2005 No

Provinsi

1999

2002

(1)

(2)

(3)

(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat** Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat** Indonesia

Sumber: BPS, BAPPENAS, UNDP, 2004

65.3 66.6 65.8 67.3 65.4 63.9 64.8 63.0 t.a.d t.a.d 72.5 64.6 64.6 68.7 61.8 t.a.d 65.7 54.2 60.4 60.6 66.7 62.2 67.8 67.1 62.8 63.6 62.9 t.a.d t.a.d 67.2 t.a.d 58.8 t.a.d 64.3

2005 (5)

66.0 68.8 67.5 69.1 67.1 66.0 66.2 65.8 65.4 t.a.d 75.6 65.8 66.3 70.8 64.1 66.6 67.5 57.8 60.3 62.9 69.1 64.3 69.9 71.3 64.4 65.3 64.1 64.1 t.a.d 66.5 65.8 60.1 t.a.d 65.8

69.0 72.0 71.2 73.6 71.0 70.2 71.1 68.8 70.7 72.2 76.1 69.9 69.8 73.5 68.4 68.8 69.8 62.4 63.6 66.2 73.2 67.4 72.9 74.2 68.5 68.1 67.5 67.5 65.7 69.2 67.0 62.1 64.8 69.6

Lampiran 3.2 PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005

No

DTD

Golongan Sebab Sakit

%

(1)

(2)

(3)

(4)

1

165,0 -179,9

Penyakit Sistem Napas

15.1

2

180 - 197

Penyakit Sistem Cerna

10.15

3

001 - 057,9

Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu

10.14

4

143 - 164,9

Penyakit Sistem Sirkulasi Darah

8.23

5

130 - 139,10

Penyakit Mata dan Adneksa

4.63

6

101 - 111

Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik

4.55

7

198 - 199

Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan

4.30

8

200,0 - 210

Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat

4.03

9

211 - 233

Penyakit Sistem Kemih Kelamin

3.32

10

140 - 142,9

Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus

2.33

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2005 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

Lampiran 3.2.a DISTRIBUSI PASIEN RAWAT JALAN MENURUT BAB ICD-X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

Bab

(1)

(2)

1 2 3

I II III

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI

17

XVII

18

XVIII

19

XIX

20

XX

21

XXI

DTD

ICD-X

Golongan Sebab Sakit

(3)

(4)

(5)

Pasien Baru Laki-laki

Perempuan

Jumlah

(6)

(7)

001 - 057,9 A 00-B 99 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 058.0-096.9 C 00-D 48 Neoplasma 097-100 D 50-D 89 Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun

455,041 41,871 8,788

401,100 93,025 11,001

856,141 134,896 19,789

1,598,080 301,400 43,245

1.87 2.23 2.19

101 - 111 112-119.9 120-129 130 - 139,10 140 - 142,9 143-164.9 165.0-179.9 180-197 198 - 199 200,0 - 210 211 - 233 234-244 245-253.9

90,935 38,113 62,184 234,947 118,722 220,270 709,190 432,789 153,056 120,270 127,457 7,015

106,162 30,965 69,360 271,914 113,137 209,392 677,571 500,277 200,113 148,038 183,956 83,523 6,251

197,097 69,078 131,544 506,861 231,859 429,662 1,386,761 933,066 353,169 268,308 311,413 83,523 13,266

717,384 166,252 335,242 728,730 366,701 1,296,764 2,380,180 1,598,977 676,633 634,654 523,713 112,868 15,851

3.64 2.41 2.55 1.44 1.58 3.02 1.72 1.71 1.92 2.37 1.68 1.35 1.19

10,575

10,013

20,588

35,984

1.75

337,554

302,119

639,673

1,028,253

1.61

E 00-E 90 F 00-F 99 G 00-G 99 H 00-H 59 H 60-H 95 I 00-I 99 J 00-J 99 K 00-K 93 L 00-L 99 M 00-M 99 N 00-N 99 O 00-O 99 P 00-P 96

Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik Gangguan Mental & Perilaku Penyakit Susunan Syaraf Penyakit Mata dan Adneksa Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus Penyakit Sistem Sirkulasi Darah Penyakit Sistem Napas Penyakit Sistem Cerna Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat Penyakit Sistem Kemih Kelamin Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan 254-266.9 Q 00-Q 99 Kromosom Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik 267-270.9 R 00-R 99 Abnormal YTK Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu 271-289 S 00-T 98 Lainnya 299.0-306.13 V 00-Y 98 Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg 290.0-298 Z 00-Z 99 Berhubungan dengan Pelayanan Kesehata Jumlah

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2005 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

(8)

Jumlah Admission Kunjungan Rate (9)

(10)

327,816

185,884

513,700

741,677

1.44

164,974

106,585

271,559

309,668

1.14

398,300

674,747

1,073,047

2,141,432

2.00

4,059,867

4,385,133

8,445,000

15,753,688

1.67

Lampiran 3.3 PERSENTASE 10 PENYAKIT UTAMA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005

No

DTD

Golongan Sebab Sakit

%

(1)

(2)

(3)

(4)

1

001 - 057.9

Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu

21.25

2

180 - 197

Penyakit Sistem Cerna

8.44

3

143 - 164.9

Penyakit Sistem Sirkulasi Darah

7.39

4

165.0 - 179.9

Penyakit Sistem Napas

7.38

5

211 - 233

Penyakit Sistem Kemih Kelamin

4.57

6

058,0 - 096,9

Neoplasma

3.53

7

245 - 253,9

Kondisi Tertentu yang Bermula pada Masa Perinatal

3.09

8

101 - 111

Penyakit Endokrin, Nutrisi dan Metabolik

2.91

9

120 - 129

Penyakit Susunan Syaraf

1.15

10

097 - 100

Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan Tertentu

1.06

yang Melibatkan Mekanisme Imun Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2005 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

Lampiran 3.3.a DISTRIBUSI PASIEN RAWAT INAP MENURUT BAB ICD-X DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

Bab

(1)

(2)

1 2 3

I II III

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII XIV XV XVI

17

XVII

18

XVIII

19

XIX

20

XX

21

XXI

DTD

ICD-X

Golongan Sebab Sakit

(3)

(4)

(5)

Pasien Baru Laki-laki

Perempuan

Jumlah

CFR (%)

(6)

(7)

(9)

(10)

001 - 057,9 A 00-B 99 Penyakit Infeksi & Parasit Tertentu 058.0-096.9 C 00-D 48 Neoplasma 097-100 D 50-D 89 Penyakit Darah & Organ Pembuat Darah & Gangguan tertentu yang Melibatkan Mekanisme Imun

293,213 31,825 12,437

251,053 58,516 14,634

544,266 90,341 27,071

12,624 4,822 225

2.32 5.34 0.83

101 - 111 112-119.9 120-129 130 - 139,10 140 - 142,9 143-164.9 165.0-179.9 180-197 198 - 199 200,0 - 210 211 - 233 234-244 245-253.9

32,558 12,976 15,558 12,312 2,055 101,251 103,259 113,297 7,979 11,722 59,573 38,939

42,013 11,363 13,943 10,136 2,013 87,981 85,708 102,826 7,214 11,170 57,379 319,300 40,225

74,571 24,339 29,501 22,448 4,068 189,232 188,967 216,123 15,193 22,892 116,952 319,300 79,164

4,511 164 3,089 14 21 19,944 6,075 5,787 201 235 4,390 857 9,873

6.05 0.67 10.47 0.06 0.52 10.54 3.21 2.68 1.32 1.03 3.75 0.27 12.47

6,270

5,120

11,390

599

5.26

72,129

64,086

136,215

3,264

2.40

127,429

66,284

193,713

5,331

2.75

53,120

26,937

80,057

2,745

3.43

82,338

92,965

175,303

796

0.45

1,190,240

1,370,866

2,561,106

85,567

3.34

E 00-E 90 F 00-F 99 G 00-G 99 H 00-H 59 H 60-H 95 I 00-I 99 J 00-J 99 K 00-K 93 L 00-L 99 M 00-M 99 N 00-N 99 O 00-O 99 P 00-P 96

Penyakit Endokrin, Nutrisi & Metabolik Gangguan Mental & Perilaku Penyakit Susunan Syaraf Penyakit Mata dan Adneksa Penyakit Telinga dan Pros. Mastoideus Penyakit Sistem Sirkulasi Darah Penyakit Sistem Napas Penyakit Sistem Cerna Penyakit Kulit & Jaringan Subkutan Penyakit Sistem Muskuloskeletal dan Jaringan Ikat Penyakit Sistem Kemih Kelamin Kehamilan, Persalinan & Masa Nifas Kondisi Tertentu yang bermula pada masa Perinatal Malformasi, Deformasi Kongenital & Kelainan 254-266.9 Q 00-Q 99 Kromosom Gejala, Tanda & Penemuan Laboratorium, Klinik 267-270.9 R 00-R 99 Abnormal YTK Cedera, Keracunan dan Akibat Sebab Luar Tertentu 271-289 S 00-T 98 Lainnya 299.0-306.13 V 00-Y 98 Sebab Luar Morbiditas & Mortalitas Faktor yg Mempengaruhi Keadaan Kesehatan & yg 290.0-298 Z 00-Z 99 Berhubungan dengan Pelayanan Kesehata Jumlah

Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI, 2005 Keterangan: DTD (Daftar Tabulasi Dasar)

(8)

Pasien Mati

Lampiran 3.4 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MALARIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Jumlah Penderita

API/AMI

(1)

(2)

(3)

(4)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI Keterangan: API = Annual Parasite Incidence (di P. Jawa + Bali) AMI = Annual Malaria Incidence (di luar P. Jawa + Bali)

3,312 11 145 1,707 4,305 2,246 3,025 5,378 6,140 1,124 1,966 175 1,822 21 76 10,535 70,390 4,559 2,304 62 2,613 5,919 601 346 817 10,824 4,140 38,449 183,012

7.11 7.24 0.71 3.96 13.55 5.95 0.00 5.70 11.18 0.96 0.06 0.06 0.47 0.00 0.02 20.51 100.49 0.00 11.90 2.14 1.12 11.53 23.05 0.52 6.92 11.85 66.16 67.24 208.82 -

Lampiran 3.5 ANNUAL PARASITE INCIDENCE (API) MALARIA DI JAWA-BALI TAHUN 1997 - 2005 Annual Parasite Incidence (API) per 1.000 Penduduk No

Provinsi

(1)

(2)

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

DKI Jakarta

0.00

0.00

0.00

0.07

0.01

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

2

Jawa Barat

0.04

0.07

0.04

0.03

0.02

t.a.d

t.a.d

0.16

0.96

3

Jawa Tengah

0.32

0.65

1.06

1.74

1.46

t.a.d

t.a.d

0.51

0.06

4

DI Yogyakarta

0.52

3.54

6.76

11.73

10.43

t.a.d

t.a.d

0.97

0.06

5

Jawa Timur

0.04

0.03

0.05

0.17

0.12

t.a.d

t.a.d

0.08

0.47

6

Banten

-

-

-

-

-

t.a.d

t.a.d

t.a.d

0.00

7

Bali

0.03

0.03

0.04

0.04

0.08

t.a.d

t.a.d

0.03

0.02

0.12

0.30

0.52

0.81

0.62

0.47

0,22

0.15

0.10

Jawa-Bali

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Ket :

tad = tidak ada data

Lampiran 3.6

HASIL CAKUPAN PENEMUAN KASUS PENYAKIT TB PARU TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Jumlah Penduduk*

Perkiraan Kasus Menular

(2)

(3)

(4)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat** Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat** Indonesia

4,031,589 12,318,752 4,603,957 4,614,930 2,657,536 6,755,536 1,597,362 7,117,460 1,061,160 1,274,296 8,863,315 39,211,509 32,908,850 3,281,800 36,695,036 9,308,944 3,431,368 4,143,292 4,235,692 4,097,149 1,902,967 3,239,500 2,808,307 2,182,978 2,284,659 8,491,544 1,959,414 909,083

Cakupan Penemuan Semua Kasus (5)

6,571 20,169 7,245 8,957 4,209 10,920 2,604 11,174 1,640 t.a.d

Case Detection Rate (CDR) %

BTA Pos (6)

4,213 15,517 4,686 5,295 2,516 7,506 1,700 6,270 1,158 t.a.d

(7)

3,156 13,401 3,443 3,175 1,980 4,821 1,271 3,985 851

48.03 66.44 47.52 35.45 47.04 44.15 48.81 35.66 51.89

t.a.d

8,966 41,198 34,259 2,196 39,371 9,646 2,065 8,650 8,768 9,081 3,864 6,769 5,776 4,489 4,720 17,262 4,055 1,867

17,758 48,765 41,628 2,246 34,650 10,259 2,425 5,348 3,947 4,954 2,078 4,675 2,393 4,624 2,864 10,293 2,843 1,546

7,308 28,541 17,523 1,241 21,600 6,240 1,282 3,563 2,320 3,837 1,716 2,991 1,648 3,705 2,195 9,089 2,301 1,342

81.51 69.28 51.15 56.51 54.86 64.69 62.08 41.19 26.46 42.25 44.41 44.19 28.53 82.54 46.50 52.65 56.74 71.88

1,260,150 887,132 1,830,067

2,946 1,881 5,063

1,962 861 4,989

1,082 567 2,474

36.73 30.14 48.86

219,965,334

296,381

259,969

158,648

53.53

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI Keterangan : * Jumlah penduduk mengacu pada Statistik Kesra dan hasil Sensus Penduduk NAD, BPS, 2005 ** Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 3.7

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Jenis Kelamin No

Laki-laki

Provinsi Jumlah

(1)

(2)

Perempuan %

(3)

Jumlah

(4)

Laki-laki+ Perempuan

%

(5)

(6)

(7)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2,048

64.89

1,108

35.11

3,156

2

Sumatera Utara

8,832

65.91

4,569

34.09

13,401

3

Sumatera Barat

2,215

64.33

1,228

35.67

3,443

4

Riau

2,077

65.42

1,098

34.58

3,175

5

Jambi

1,190

60.10

790

39.90

1,980

6

Sumatera Selatan

3,006

62.35

1,815

37.65

4,821

7

Bengkulu

779

61.29

492

38.71

1,271

8

Lampung

2,352

59.02

1,633

40.98

3,985

9

Kep. Bangka Belitung

529

62.16

322

37.84

851

10

Kep.Riau

11

DKI Jakarta

4,357

59.62

2,951

40.38

7,308

15,999

56.06

12,542

43.94

28,541

9,667

55.17

7,856

44.83

17,523

732

58.98

509

41.02

1,241

11,898

55.10

9,694

44.90

21,592

3,710

59.46

2,530

40.54

6,240

732

57.10

550

42.90

1,282

t.a.d

t.a.d

-

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

2,084

58.49

1,479

41.51

3,563

19

Nusa Tenggara Timur

1,301

56.08

1,019

43.92

2,320

20

Kalimantan Barat

2,459

64.09

1,378

35.91

3,837

21

Kalimantan Tengah

1,075

62.65

641

37.35

1,716

22

Kalimantan Selatan

1,810

60.51

1,181

39.49

2,991

23

Kalimantan Timur

1,050

63.71

598

36.29

1,648

24

Sulawesi Utara

2,248

60.67

1,457

39.33

3,705

25

Sulawesi Tengah

1,294

58.95

901

41.05

2,195

26

Sulawesi Selatan

5,251

57.77

3,838

42.23

9,089

27

Sulawesi Tenggara

1,351

58.71

950

41.29

2,301

28

Gorontalo

758

56.48

584

43.52

1,342

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

494

45.66

1,082

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat

t.a.d

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

t.a.d 588

54.34

-

306

53.97

261

46.03

567

1,416

57.24

1,058

42.76

2,474

93,114

58.70

65,526

41.30

158,640

t.a.d

t.a.d

-

Lampiran 3.8

JUMLAH KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF MENURUT KELOMPOK UMUR (TAHUN), JENIS KELAMIN DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

0 - 14

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

3

Sumatera Barat

4

Riau

15 - 24

K e l o m p o k U m u r ( t a h u n) 35 - 44 45 - 54

25 - 34

55 - 64

>= 65

Total

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

L

P

T

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

5

9

252

190

399

253

420

231

458

202

358

172

156

51

2,048

1,108

3,156

31

42

1,169

870

1,800

1,053

1,923

948

2,028

868

1,316

544

565

244

8,832

4,569

13,401

7

8

359

265

492

277

391

250

442

228

292

118

232

82

2,215

1,228

3,443

35

34

263

246

533

276

421

212

409

172

278

99

138

59

2,077

1,098

3,175

5

Jambi

16

9

156

129

218

205

236

171

268

144

206

91

90

41

1,190

790

1,980

6

Sumatera Selatan

33

29

503

347

627

450

606

384

593

283

423

230

221

92

3,006

1,815

4,821

7

Bengkulu

12

8

97

86

174

119

160

100

139

80

134

59

63

40

779

492

1,271

8

Lampung

39

45

312

262

553

445

473

327

423

283

360

193

192

78

2,352

1,633

3,985

20

529

322

851

-

-

-

108

4,357

2,951

7,308

9

Kep. Bangka Belitung

10

Kep.Riau

11

DKI Jakarta

122

110

1,005

823

1,236

787

12

Jawa Barat

137

134

3,455

3,255

4,114

3,470

3,014

2,356

2,572

13

Jawa Tengah

87

122

1,542

1,709

2,094

1,986

1,842

1,540

1,768

14

DI Yogyakarta

3

6

141

109

141

132

110

80

119

15

Jawa Timur

103

139

1,719

1,895

2,302

2,254

2,284

2,058

24

36

788

638

980

695

748

1

4

115

100

164

150

135

15

23

276

250

414

317

431

288

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

6 t.a.d

2 t.a.d

63 t.a.d

59 t.a.d

141 t.a.d

85 t.a.d

109 t.a.d 841

54 t.a.d 529

90 t.a.d 620

61 t.a.d 374

77 t.a.d

41 t.a.d

43 t.a.d

t.a.d

361

220

172

1,808

1,803

1,076

904

443

15,999

12,542

28,541

1,249

1,514

909

820

341

9,667

7,856

17,523

74

115

68

103

40

732

509

1,241

2,625

1,770

2,064

1,247

801

331

11,898

9,694

21,592

517

640

371

385

213

145

60

3,710

2,530

6,240

100

122

79

101

58

94

59

732

550

1,282

422

317

389

227

137

57

2,084

1,479

3,563

19

Nusa Tenggara Timur

18

17

251

204

275

270

212

150

228

184

217

143

100

51

1,301

1,019

2,320

20

Kalimantan Barat

16

19

299

248

496

303

512

293

556

256

402

192

178

67

2,459

1,378

3,837

21

Kalimantan Tengah

7

7

101

109

251

145

255

156

257

118

140

74

64

32

1,075

641

1,716

22

Kalimantan Selatan

19

29

215

169

372

267

394

261

398

252

309

162

103

41

1,810

1,181

2,991

23

Kalimantan Timur

24

Sulawesi Utara

9

5

133

127

201

156

234

118

259

103

153

69

61

20

1,050

598

1,648

11

10

294

271

482

338

475

295

430

236

329

209

227

98

2,248

1,457

3,705

25

Sulawesi Tengah

5

13

138

150

275

223

286

206

270

174

203

105

117

30

1,294

901

2,195

26

Sulawesi Selatan

23

20

674

588

1,083

853

1,039

744

1,005

752

1,027

697

400

184

5,251

3,838

9,089

27

Sulawesi Tenggara

7

11

189

170

304

233

289

192

246

153

215

147

101

44

1,351

950

2,301

28

Gorontalo

5

2

107

102

181

150

160

132

180

126

88

55

37

17

758

584

1,342

29

Sulawesi Barat

-

-

-

30

Maluku

588

494

1,082

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

t.a.d

t.a.d

17

t.a.d 9

87

t.a.d 95

t.a.d 136

t.a.d 122

t.a.d 113

t.a.d 100

t.a.d 84

t.a.d 88

t.a.d 79

t.a.d 44

t.a.d 72

t.a.d 36

6

7

61

62

71

60

42

49

51

36

59

38

16

9

306

261

567

27

37

451

388

397

319

246

181

145

86

112

39

38

8

1,416

1,058

2,474

-

-

-

2,783

93,114

65,526

158,640

t.a.d 846

t.a.d 946

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

15,215

13,916

20,906

16,393

18,401

13,022

17,847

10,927

13,509

t.a.d 7,539

t.a.d 6,390

t.a.d

Lampiran 3.9 JUMLAH KUMULATIF KASUS AIDS, MENINGGAL, DAN ANGKA KUMULATIF KASUS per 100.000 PENDUDUK MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Jumlah Kasus

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Jumlah

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Case Rate

Meninggal (4)

(5)

3 125 19 104 30 59 23 67 34 146 1,927 341 99 19 724 42 226 43 29 107 1 6 7 94 2 143 2 66 1 781 51

2 37 13 39 10 15 6 19 3 81 338 49 52 8 225 11 47 11 4 27 1 4 5 32 1 62 1 36 1 192 0

0.17 1.09 0.45 5.26 1.25 0.86 1.47 1.01 3.78 5.26 23.15 0.96 0.32 0.61 2.08 0.52 7.19 1.12 0.76 2.87 0.06 0.20 0.29 4.76 0.10 1.83 0.24 5.75 0.15 49.06 49.06

5,321

1332

2.65

Lampiran 3.10 JUMLAH DAN PERSENTASE KASUS AIDS YANG MENGGUNAKAN NAPZA SUNTIKAN (IDU) MENURUT PROVINSI s.d 31 DESEMBER 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Jumlah Kasus Kumulatif

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Jumlah

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Kasus AIDS yang Menggunakan NAPZA Suntik (IDU) % Jumlah (4)

(5)

3 125 19 104 30 59 23 67 34 146 1,927 341 99 19 724 42 226 43 29 107 1 6 7 94 2 143 2 66 1 781 51

64 14 14 16 39 15 57 12 18 1,331 253 26 8 397 38 85 21 4 26 1 4 3 21 1 91 1 32 9 -

0.00 51.20 73.68 13.46 53.33 66.10 65.22 85.07 35.29 12.33 69.07 74.19 26.26 42.11 54.83 90.48 37.61 48.84 13.79 24.30 100.00 66.67 42.86 22.34 50.00 63.64 50.00 48.48 0.00 1.15 0.00

5,321

2,601

48.88

Lampiran 3.11 JUMLAH KASUS BARU AIDS DITEMUKAN PER TRIWULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep.Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat

Triwulan I

Triwulan II

Jumlah Kasus Baru Triwulan III

Triwulan IV

(3)

(4)

(5)

(6)

0 13 4 1 4 0 2 3 5 7 330 10 2 0 20 0 10 2 5 10 0 0 2 0 0 0 0 3 0 7

2 23 1 1 1 0 1 15 3 6 10 57 6 0 15 0 20 8 4 18 1 0 0 17 0 0 2 7 0 19 0

0 11 11 2 2 18 4 27 5 82 262 77 6 0 25 10 29 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 6 0 214 24

Jumlah

440

237

827

%

16.67

8.98

31.34

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Total (7)

0 3 1 37 14 16 11 13 2 16 54 79 45 1 444 26 40 17 0 0 0 3 0 10 0 129 0 15 0 133 26 1,135 43.01

2 50 17 41 21 34 18 58 15 111 656 223 59 1 504 36 99 27 9 28 1 3 2 39 129 2 31 373 50 2,639 100.00

Lampiran 3.12

JUMLAH KASUS PNEUMONIA PADA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Jumlah Penduduk Usia Balita Wil. Pkm Program (3)

Target Penemuan Pneumonia Balita (10%) (4)

Realisasi Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Kematian Balita Akibat Pneumonia

< 1 Tahun

1 - 4 Tahun

Jumlah

%

< 1 Tahun

1 - 4 Tahun

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

Jumlah (11)

418,431

41,843

1,909

6,008

7,917

18.92

-

-

Sumatera Utara

1,382,709

138,271

19,762

38,005

57,767

41.78

-

-

-

3

Sumatera Barat

498,107

49,811

5,281

12,832

18,113

36.36

6

5

11

4

Riau

494,052

49,405

16,863

23,208

40,071

81.11

-

-

-

5

Jambi

254,223

33,048

2,806

1,942

4,748

14.37

-

-

-

6

Sumatera Selatan

788,345

78,835

12,396

16,495

28,891

36.65

2

-

2

7

Bengkulu

13,298

1,330

413

376

789

59.33

-

-

-

8

Lampung

873,632

87,363

7,778

8,809

16,587

18.99

-

-

-

9

Kep. Bangka Belitung

122,272

12,227

2,110

4,981

7,091

57.99

-

-

-

10

Kep.Riau

1,285,229

128,523

519

64

583

0.45

-

-

-

11

DKI Jakarta

834,706

83,471

896

1,212

2,108

2.53

-

-

-

12

Jawa Barat

415,394

63,132

100,357

163,489

39.36

44

9

53

3,479,691

347,969

15,255

27,922

43,177

12.41

-

-

-

259,149

25,915

174

467

641

2.47

-

-

-

t.a.d

-

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

2,991,858

107,706

19,572

32,166

51,738

48.04

-

-

11

16

Banten

1,138,817

113,882

813

13,238

14,051

12.34

5

6

17

Bali

324,619

7,350

710

1,342

2,052

27.92

-

-

-

18

Nusa Tenggara Barat

535,489

53,549

23,737

33,771

57,508

107.39

64

6

70

19

Nusa Tenggara Timur

575,390

57,539

2,757

3,293

6,050

10.51

-

-

-

20

Kalimantan Barat

467,582

46,758

1,041

3,249

4,290

9.17

-

-

-

21

Kalimantan Tengah

195,842

19,584

224

343

567

2.90

-

-

-

22

Kalimantan Selatan

366,199

36,620

6,131

11,770

17,901

48.88

22

21

43

23

Kalimantan Timur

429,057

42,906

3,082

3,950

7,032

16.39

-

-

-

24

Sulawesi Utara

228,259

19,579

1,447

1,871

3,318

16.95

-

-

-

25

Sulawesi Tengah

283,977

28,398

5,288

7,786

13,074

46.04

8

2

10

26

Sulawesi Selatan

793,615

79,362

5,353

10,143

15,496

19.53

3

-

3

27

Sulawesi Tenggara

229,148

22,915

2,737

6,053

8,790

38.36

-

-

-

28

Gorontalo

109,010

10,901

1,807

2,401

4,208

38.60

-

-

-

29

Sulawesi Barat

56,967

5,697

865

1,363

2,228

39.11

1

-

1

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat

t.a.d

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

23,835

2,384

61

72

133

5.58

-

-

244,246

24,425

117

195

312

1.28

-

-

t.a.d 19,697,754

t.a.d

t.a.d 2,172,957

225,036

t.a.d 375,684

t.a.d 600,720

t.a.d 27.65

t.a.d 155

t.a.d

49

204

Lampiran 3.13

SITUASI PENYAKIT KUSTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia %

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Ket:

PB= Pausi Basiler MB= Multi Basiler

PB (3)

103 32 11 24 7 19 9 59 1 127 256 213 1 580 72 38 65 50 35 15 27 32 80 76 283 13 23 45 132 367 2,795 12.98

Kasus Tercatat MB

Jumlah

(4)

(5)

506 254 130 145 82 285 20 144 40 653 2,169 1,884 32 5,737 461 167 224 413 180 93 301 215 473 254 1,593 276 293 355 582 781 18,742 87.02

Angka Prevalensi /10.000 Penduduk (6)

609 286 141 169 89 304 29 203 41 780 2,425 2,097 33 6,317 533 205 289 463 215 108 328 247 553 330 1,876 289 316 400 714 1,148 21,537 100.00

1.41 0.23 0.31 0.31 0.34 0.41 0.17 0.28 0.43 0.88 0.64 0.63 0.10 1.76 0.61 0.62 0.67 1.12 0.49 0.53 1.03 0.93 2.62 1.41 2.17 1.45 3.54 3.17 9.05 4.67 0.98

Lampiran 3.14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA DAN KECACATAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Ket:

PB= Pausi Basiler MB= Multi Basiler

Kasus Baru MB

PB (3)

(4)

165 47 29 12 21 33 8 41 2

386 201 98 71 65 204 25 101 30

t.a.d

t.a.d

134 406 369 2 1,038 70 65 115 55 40 16 34 32 94 104 440 34 32 t.a.d 44 182 392 t.a.d 4,056

507 1,719 1,561 27 5,274 423 140 239 242 111 79 217 125 391 276 1,361 233 243 t.a.d 280 397 613 t.a.d 15,639

Jumlah

Case Detection Rate/ 100,000

(5)

(6)

551 248 127 83 86 237 33 142 32 641 2,125 1,930 29 6,312 493 205 354 297 151 95 251 157 485 380 1,801 267 275 324 579 1,005 19,695

Cacat Tkt. 2 Jumlah % (7)

12.79 1.96 2.80 1.51 3.29 3.17 1.95 1.96 3.32

0 - 14 Tahun Jumlah %

(8)

(9)

27 32 9 1 0 18 23 2 8

4.90 12.90 7.09 1.20 7.59 69.70 1.41 25.00

72 171 220 0 662 30 17 12 0 31 3 52 13 27 23 135 22 31

11.23 8.05 11.40 10.49 6.09 8.29 3.39 20.53 3.16 20.72 8.28 5.57 6.05 7.50 8.24 11.27

16 30 35

4.94 5.18 3.48

t.a.d 7.20 5.59 5.84 0.91 17.63 5.67 6.18 8.21 7.20 3.47 4.68 7.91 5.89 22.96 16.25 20.85 13.36 30.79

8.99

3.09 5.24 10.24 3.61 10.55 5.63 3.13

52 179 237 0 624 41 15 45 0 13 0 12 10 32 21 110 25 20

8.11 8.42 12.28 9.89 8.32 7.32 12.71 8.61 4.78 6.37 6.60 5.53 6.11 9.36 7.27

30 107 137

9.26 18.48 13.63

t.a.d

t.a.d 25.69 73.37 40.84

(10)

17 13 13 3 0 25 0 8 1

t.a.d

t.a.d 1,722

8.74

t.a.d 1,790

9.09

Lampiran 3.15

JUMLAH KASUS PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Difteri

Pertusis (Batuk Rejan)

(2)

(3)

(4)

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

980 0 0 12 8 7 0 24 0 t.a.d 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 t.a.d 0 0 0 t.a.d 1,031

Tetanus Tetanus Neonatorum (Non Neonatorum) (5)

1,725 449 37 83 35 211 47 t.a.d 2,192 98 73 17 74 16 12 73 361 t.a.d 25 115 4 t.a.d 5,647

(6)

147 40 0 29 8 85 6 0 0 t.a.d 0 0 366 61 783 0 121 3 0 0 0 0 1 0 0 78 19 0 t.a.d 8 20 0 t.a.d 1,775

3 0 6 3 1 1 0 10 4 t.a.d 1 24 2 11 16 21 2 3 2 2 0 6 0 1 8 8 0 1 t.a.d 0 2 2 t.a.d 140

Campak

Polio

Hepatitis B

(7)

(8)

(9)

254 43 1,329 1,086 171 21 384 1,499 67 t.a.d 3,041 1,707 324 112 2,262 806 530 636 385 2 126 140 20 311 117 t.a.d 39 430 t.a.d 15,842

5 10 3 5 26 t.a.d 4 59 20 10 161 t.a.d t.a.d 303

114 786 40 32 442 72 152 20 58 52 1,768

Lampiran 3.16

JUMLAH KASUS TETANUS NEONATORUM MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Tetanus Neonatorum

(1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

(5)

(6)

(7)

(8)

(10)

(11)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

Tidak

Ya

(26)

Tidak Diketahui

Dirawat di RS

Tidak Diketahui

Lain-lain

Bambu

Gunting

Lain-lain

Tradisional

Alkohol/Iodium

(18)

Pemotongan Tali Pusat

Tidak Diketahui

Perawatan Tali Pusat

Tidak Diketahui

Tradisional

Dokter

Bidan/Perawat

Penolong Persalinan

Tidak Diketahui

TT1

TT2+

(9)

Tidak Diimunisasi

Status Imunisasi

Tidak Diketahui

Tanpa pemeriksaan

(4)

Tradisional

(3)

Bidan/Perawat

(2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Dokter

Provinsi

Meningal

No

Total

Pemeriksaan Kehamilan

(27)

(28)

(29)

3 0 6 3 1 1 0 10 4

1 0 5 2 0 0 0 9 2

1 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 2 0 0 1 0 3 1

0 0 3 1 0 0 0 3 2

0 0 0 2 0 0 0 4 1

0 0 1 0 1 0 0 0 0

1 0 0 0 0 0 0 0 1

2 0 1 0 0 0 0 0 2

0 0 3 3 0 1 0 9 0

0 0 2 0 1 0 0 1 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 2 0 0 0 0 4 1

0 0 3 3 0 1 0 5 3

0 0 1 0 1 0 0 1 0

2 0 3 0 0 0 0 2 0

0 0 0 3 0 0 0 4 0

1 0 2 0 0 1 0 3 4

0 0 1 0 1 0 0 1 0

3 0 1 3 0 0 0 5 2

0 0 1 0 0 1 0 3 1

0 0 3 0 0 0 0 1 1

0 0 1 0 1 0 0 1 0

3 0 0 2 0 1 0 9 3

0 0 5 0 0 0 0 0 1

0 0 1 1 1 0 0 1 0

1 24 2 11 16 21 2 3 2 2 0 6 0 1 8 8 0 1

0 7 1 0 10 16 2 3 0 2 0 4 0 0 8 5 0 1

0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 9 2 0 6 7 0 1 2 1 0 0 0 1 5 2 0 0

0 7 0 0 4 3 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0

0 5 0 0 6 9 2 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0

0 3 0 0 0 0 0 2 0 0 0 6 0 0 2 0 0 1

0 4 2 0 2 3 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 5 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0

0 15 0 0 12 16 0 2 2 1 0 5 0 0 0 6 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 8 0 0 1

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

1 7 1 0 3 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0

0 17 1 0 5 21 0 2 2 2 0 0 0 1 6 8 0 0

0 0 0 0 8 0 0 1 0 0 0 4 0 0 2 0 0 1

1 16 2 0 13 12 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0

0 2 0 0 3 6 0 0 2 0 0 0 0 0 6 0 0 0

0 5 0 0 0 3 2 0 0 1 0 0 0 0 0 8 0 0

0 1 0 0 0 0 0 3 0 0 0 6 0 0 2 0 0 1

1 17 2 0 12 19 2 1 2 1 0 0 0 1 0 4 0 0

0 3 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0

0 2 0 0 2 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 0 0

0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 0 0 7 0 0 1

1 21 2 0 14 11 2 3 0 2 0 0 0 1 6 5 0 0

0 3 0 0 2 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0

0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 6 0 0 2 0 0 1

0 0 2 2 2 2 0 0 140 82

0 0 0 0

0 0 1 0

0 1 0 0

0 1 1 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 1 0 0

0 1 2 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 1 0 0

0 1 2 0

0 0 0 0

0 0 0 0

0 2 0 0

0 0 2 0

0 0 0 0

0 2 1 0

0 0 0 0

0 0 1 0

0 0 0 0

0 2 2 0

0 0 0 0

0 0 0 0

3

47

26

37

16

14

20

78

17

0

27

83

19

53

28

32

16

79

15

15

20

90

24

15

Lampiran 3.17

JUMLAH KASUS PENYAKIT CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

< 1 Tahun

Provinsi

(1)

(2)

Kasus Campak Menurut Kelompok Umur 5 - 9 Tahun 10 - 14 Tahun

1 - 4 Tahun

> 15 Tahun

Jumlah

Jumlah

Divaksinasi

%

Jumlah

Divaksinasi

%

Jumlah

Divaksinasi

%

Jumlah

Divaksinasi

%

Jumlah

Divaksinasi

%

Jumlah

Divaksinasi

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

11

2

18.18

72

6

8.33

90

17

18.89

38

5

13.16

43

2

4.65

254

32

2

Sumatera Utara

2

-

-

19

-

-

15

-

-

3

-

-

4

2

50.00

43

2

4.65

3

Sumatera Barat

124

35

28.23

352

109

30.97

373

47

12.60

205

24

11.71

275

5

1.82

1,329

220

16.55

12.60

4

Riau

79

6

7.59

326

48

14.72

248

37

14.92

216

22

10.19

217

50

23.04

1,086

163

15.01

5

Jambi

17

4

23.53

70

35

50.00

56

28

50.00

21

7

33.33

7

2

28.57

171

76

44.44

6

Sumatera Selatan

2

-

-

11

2

18.18

5

2

40.00

2

-

-

1

-

-

21

4

19.05

7

Bengkulu

55

4

7.27

89

45

50.56

110

67

60.91

77

40

51.95

53

21

39.62

384

177

46.09

111

6

5.41

422

13

3.08

526

20

3.80

306

6

1.96

134

1

0.75

1,499

46

3.07

13

-

-

31

3

9.68

11

1

9.09

8

1

12.50

4

-

-

67

5

8

Lampung

9

Kep. Bangka Belitung

10

Kep.Riau

11

DKI Jakarta

341

-

-

1,084

-

-

696

-

-

443

-

-

477

-

-

3,041

-

12

Jawa Barat

260

-

-

707

-

-

433

-

-

130

-

-

177

-

-

1,707

-

-

13

Jawa Tengah

30

3

10.00

85

24

28.24

167

1

0.60

37

1

2.70

5

1

20.00

324

30

9.26

-

-

-

-

-

-

-

112

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

14

DI Yogyakarta

-

-

112

-

15

Jawa Timur

-

-

-

-

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

t.a.d

7.46 t.a.d -

16

Banten

317

18

5.68

825

58

7.03

749

25

3.34

294

-

-

77

11

14.29

2,262

112

4.95

17

Bali

179

92

51.40

300

234

78.00

195

93

47.69

111

98

88.29

21

-

-

806

517

64.14

18

Nusa Tenggara Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

19

Nusa Tenggara Timur

49

5

10.20

214

35

16.36

155

20

12.90

64

3

4.69

48

7

14.58

530

70

20

Kalimantan Barat

85

2

2.35

196

12

6.12

153

4

2.61

96

5

5.21

106

2

1.89

636

25

3.93

21

Kalimantan Tengah

19

3

15.79

126

50

39.68

126

58

46.03

53

25

47.17

61

25

40.98

385

161

41.82

22

Kalimantan Selatan

-

-

-

-

1

1

100.00

-

-

1

-

-

2

1

50.00

23

Kalimantan Timur

18

13

72.22

41

23

56.10

21

13

61.90

20

4

20.00

26

2

7.69

126

55

43.65

24

Sulawesi Utara

11

5

45.45

45

11

24.44

40

13

32.50

23

7

30.43

21

12

57.14

140

48

34.29

14

-

-

-

-

-

-

6

-

-

20

-

-

48.00

99

52

52.53

86

37

43.02

37

16

43.24

64

26

40.63

311

143

45.98

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

62.50

36

26

72.22

31

26

83.87

24

18

75.00

18

12

66.67

117

87

25

Sulawesi Tengah

-

-

26

Sulawesi Selatan

25

12

27

Sulawesi Tenggara

-

-

28

Gorontalo

8

5

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

t.a.d

t.a.d -

t.a.d -

t.a.d

t.a.d -

t.a.d -

t.a.d

t.a.d -

t.a.d -

t.a.d

t.a.d -

t.a.d -

t.a.d

t.a.d -

t.a.d

t.a.d

-

t.a.d -

13.21

74.36 t.a.d

-

3

2

66.67

23

13

56.52

8

6

75.00

3

2

66.67

2

-

-

39

23

58.97

96

20

20.83

214

48

22.43

96

32

33.33

22

12

54.55

2

2

100.00

430

114

26.51

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12.78

5,513

847

15.36

4,391

548

12.48

2,233

296

13.26

1,850

183

9.89

15,842

2,111

-

-

1,855

237

13.33

Lampiran 3.18 JUMLAH KASUS PENYAKIT DIFTERI DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Rawat Jalan RS

Provinsi <1th

1 - 4 th

(3)

Rawat Inap RS

5 - 14 th 15 - 44 th

(4)

(5)

(6)

>45 th (7)

Jumlah

<1th

(8)

(9)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (10)

(11)

(12)

Puskesmas

>45 th

Jumlah

Meninggal

<1th

(13)

(14)

(15)

(16)

Jumlah Kasus

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (17)

(18)

(19)

>45 th

Jumlah

RS + Puskesmas

(20)

(21)

(22)

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

0

0

0

0

2

2

1

3

12

24

11

51

0

71

227

410

180

39

927

980

2

Sumatera Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

Sumatera Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Riau

0

0

0

1

0

1

0

0

2

4

2

8

0

0

3

0

0

0

3

12

5

Jambi

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

3

2

0

8

8

6

Sumatera Selatan

0

0

2

0

0

2

0

0

0

1

1

2

1

0

2

0

1

0

3

7

7

Bengkulu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

Lampung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

13

2

24

24 0

9

Kep. Bangka Belitung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

Kep.Riau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

11

DKI Jakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

12

Jawa Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13

Jawa Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

DI Yogyakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

15

Jawa Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

Banten

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Bali

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Kalimantan Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

21

Kalimantan Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

22

Kalimantan Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

23

Kalimantan Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

24

Sulawesi Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

25

Sulawesi Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

26

Sulawesi Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

27

Sulawesi Tenggara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

28

Gorontalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

30

Maluku

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

31

Maluku Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

32

Papua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

0

0

2

1

2

5

1

3

14

29

14

61

1

73

233

422

196

41

965

1,031

Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Lampiran 3.19 JUMLAH KASUS PENYAKIT PERTUSIS (BATUK REJAN) DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Rawat Jalan RS

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

<1th

1 - 4 th

(3)

(4)

Rawat Inap RS

5 - 14 th 15 - 44 th (5)

(6)

>45 th

Jumlah

<1th

(7)

(8)

(9)

1 - 4 th

5 - 14 th 15 - 44 th

(10)

(11)

(12)

Jumlah Kasus

Puskesmas

>45 th

Jumlah

Meninggal

<1th

(13)

(14)

(15)

(16)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (17)

(18)

(19)

>45 th

Jumlah

RS + Puskesmas

(20)

(21)

(22)

10

26

54

62

23

175

2

11

30

19

10

72

0

106

243

445

388

296

1478

1725

Sumatera Utara

5

3

11

10

10

39

4

0

1

10

16

31

0

23

125

129

37

65

379

449

3

Sumatera Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

27

0

0

0

37

37

4

Riau

4

6

4

3

0

17

0

0

0

0

0

0

0

2

22

24

15

3

66

83

5

Jambi

6

Sumatera Selatan

7 8

2

0

0

0

0

2

0

0

0

0

0

0

0

7

20

4

1

1

33

35

10

15

18

20

30

93

0

0

0

0

0

0

0

36

41

11

24

6

118

211

Bengkulu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

Lampung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

27

4

0

0

47

47 0

9

Kep. Bangka Belitung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

Kep.Riau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

11

DKI Jakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

266

306

521

535

564

2192

2192

12

Jawa Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

30

22

21

15

98

98

13

Jawa Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

DI Yogyakarta

5

4

0

5

2

16

4

2

0

5

6

17

0

2

3

14

13

8

40

73

15

Jawa Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

Banten

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Bali

4

3

5

3

2

17

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Kalimantan Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

40

26

6

0

74

74

21

Kalimantan Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

3

0

2

9

1

1

0

13

16

22

Kalimantan Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

23

Kalimantan Timur

0

2

0

3

4

9

0

0

0

0

0

0

0

1

0

0

2

0

3

12

24

Sulawesi Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

25

Sulawesi Tengah

0

2

1

4

7

14

0

2

0

4

5

11

0

10

14

18

5

1

48

73

26

Sulawesi Selatan

0

14

63

137

82

296

0

2

23

27

13

65

0

0

0

0

0

0

0

361

27

Sulawesi Tenggara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

28

Gorontalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

30

Maluku

0

2

2

2

1

7

0

0

0

0

0

0

0

7

7

3

1

0

18

25

31

Maluku Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

23

31

20

22

115

115

32

Papua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

2

1

0

4

4

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

40

77

158

249

161

685

10

17

54

67

51

199

0

1,255

1,070

4763

5647

Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

519

938

981

Lampiran 3.20 JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS KLINIS DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Rawat Jalan RS

Provinsi <1th

(1)

(2)

1 - 4 th

(3)

Rawat Inap RS

5 - 14 th 15 - 44 th

(4)

(5)

(6)

>45 th

Jumlah

<1th

(7)

(8)

(9)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (10)

(11)

(12)

Jumlah Kasus

Puskesmas

>45 th

Jumlah

Meninggal

<1th

(13)

(14)

(15)

(16)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (17)

(18)

(19)

>45 th

Jumlah

RS + Puskesmas

(20)

(21)

(22)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

0

3

13

27

14

57

0

1

17

67

47

132

0

6

29

131

269

174

609

798

2

Sumatera Utara

1

10

219

506

886

1,622

0

5

32

215

478

730

0

10

360

786

1,338

1,587

4,081

6,433

3

Sumatera Barat

0

0

2

3

2

7

1

0

4

9

6

20

0

0

1

11

19

10

41

68

4

Riau

0

3

21

28

16

68

0

0

8

37

19

64

0

3

19

125

398

141

686

818

5

Jambi

2

1

7

18

7

35

0

2

5

2

2

11

1

23

82

199

348

144

796

842

6

Sumatera Selatan

8

20

26

159

82

295

10

8

43

100

44

205

3

21

91

609

735

295

1,751

2,251

7

Bengkulu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

Lampung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

8

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0 87

0 132

9

Kep. Bangka Belitung

0

0

0

0

0

10

Kep.Riau

-

-

-

-

-

11

DKI Jakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

12

Jawa Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13

Jawa Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

DI Yogyakarta

0

0

3

11

10

24

1

1

19

34

55

0

1

4

15

Jawa Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

Banten

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Bali

1

7

13

97

56

174

1

2

13

56

41

113

1

0

0

0

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Kalimantan Barat

1

8

6

86

33

134

2

1

4

15

11

33

0

58

78

272

-

10

11

0 77

0

0

305

305

0

0

-

-

141

141

0

0

0

0

0

0

52

131

0

0

0

0

0

0

36

323

0

0

0

0

0

0

643

324

1,375

1,542 1,158

41

11

25

87

25

11

21

Kalimantan Tengah

0

0

0

24

10

34

0

0

2

6

5

13

0

44

175

267

477

148

1,111

22

Kalimantan Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

27

128

41

204

204

23

Kalimantan Timur

0

1

8

60

32

101

1

1

7

12

21

0

4

17

32

101

36

190

312

24

Sulawesi Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

13

15

24

25

81

81

25

Sulawesi Tengah

2

9

47

40

45

143

0

0

0

13

17

30

1

2

10

54

83

55

204

377

26

Sulawesi Selatan

1

2

17

40

24

84

0

1

9

38

39

87

2

0

0

0

0

0

0

171

27

Sulawesi Tenggara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

28

Gorontalo

1

4

13

71

28

117

28

35

66

0

2

5

181

364

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30

Maluku

1

2

9

21

5

38

5

5

5

32

12

59

0

12

34

108

127

42

323

420

-

3

51 -

80 -

43 -

31

Maluku Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

184

491

455

389

252

1,771

1,771

32

Papua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

18

70

404

1,191

1,250

2,933

20

29

144

644

802

1,639

8

378

1,425

3,250

5,368

3,517

13,938

18,510

Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Lampiran 3.21 JUMLAH KASUS PENYAKIT HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Rawat Jalan RS

Provinsi

(1)

(2)

<1th

1 - 4 th

(3)

(4)

Rawat Inap RS

5 - 14 th 15 - 44 th (5)

(6)

>45 th

Jumlah

<1th

(7)

(8)

(9)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (10)

(11)

(12)

Puskesmas

>45 th

Jumlah

Meninggal

<1th

(13)

(14)

(15)

(16)

Jumlah Kasus

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (17)

(18)

(19)

>45 th

Jumlah

RS + Puskesmas

(20)

(21)

(22)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

0

1

7

16

16

40

0

0

1

6

10

17

0

0

0

0

0

0

57

114

2

Sumatera Utara

0

0

13

40

149

202

0

0

12

66

113

191

2

0

0

0

0

0

393

786

3

Sumatera Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Riau

0

1

3

8

3

15

0

0

1

4

0

5

0

0

0

0

0

0

20

40

5

Jambi

0

0

0

11

0

11

0

0

0

3

2

5

0

0

0

0

0

0

16

32

6

Sumatera Selatan

2

3

7

43

32

87

0

2

16

59

57

134

3

0

0

0

0

0

221

442

7

Bengkulu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

8

Lampung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

Kep. Bangka Belitung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

Kep.Riau

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

0

0

0

0

-

0

11

DKI Jakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

12

Jawa Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13

Jawa Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

14

DI Yogyakarta

0

0

1

19

4

24

0

0

0

5

7

12

0

0

0

0

0

0

36

72

15

Jawa Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

16

Banten

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Bali

0

0

7

24

15

46

0

0

3

18

9

30

0

0

0

0

0

0

76

152

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Kalimantan Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

21

Kalimantan Tengah

1

2

0

5

2

10

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

20

22

Kalimantan Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

23

Kalimantan Timur

2

0

0

6

0

8

0

0

3

11

7

21

0

0

0

0

0

0

29

58

24

Sulawesi Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

25

Sulawesi Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

26

Sulawesi Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

27

Sulawesi Tenggara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

28

Gorontalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

0

0

0

0

-

0

30

Maluku

1

3

2

6

1

13

0

0

0

5

8

13

0

0

0

0

0

0

26

52

31

Maluku Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

32

Papua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

0

6

10

40

222

456

0

2

36

177

213

428

5

0

0

0

0

0

884

1,768

Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

178

Lampiran 3.22

JUMLAH KASUS AFP MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Data yang Diterima

Jumlah Kasus AFP

AFP Rate / 100.000 penduduk

Non Polio AFP Rate / 100.000 penduduk

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

46

44

3.67

2.92

2

Sumatera Utara

75

67

1.60

1.33

3

Sumatera Barat

32

31

2.21

2.21

4

Riau

41

40

2.22

2.00

5

Jambi

10

10

1.25

1.25

6

Sumatera Selatan

61

60

2.50

2.29

7

Bengkulu

14

14

2.80

2.80

8

Lampung

94

93

4.23

2.55

9

Kepulauan Bangka Belitung

11

11

2.75

2.75

10

Kepulauan Riau

t.a.d

t.a.d

-

-

11

DKI Jakarta

81

76

3.30

3.13

12

Jawa Barat

361

349

3.23

2.62

13

Jawa Tengah

224

223

2.59

2.36

14

DI Yogyakarta

30

29

4.83

4.83

15

Jawa Timur

328

319

3.94

3.09

16

Banten

273

253

9.04

2.00

17

Bali

31

31

3.88

3.88

18

Nusa Tenggara Barat

31

31

2.21

2.21

19

Nusa Tenggara Timur

45

38

2.71

2.71

20

Kalimantan Barat

22

22

1.57

1.50

21

Kalimantan Tengah

11

11

1.57

1.57

22

Kalimantan Selatan

19

17

1.70

1.70

23

Kalimantan Timur

19

19

2.38

2.38

24

Sulawesi Utara

21

21

3.50

3.50

25

Sulawesi Tengah

13

12

1.50

1.38

26

Sulawesi Selatan

68

68

2.62

2.62

27

Sulawesi Tenggara

16

15

2.14

2.14

28

Gorontalo

13

12

4.00

4.00

29

Sulawesi Barat

t.a.d

t.a.d

-

-

30

Maluku

7

7

1.75

1.75

31

Maluku Utara

9

9

3.00

3.00

32

Papua

7

7

1.40

1.40

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

2,013

1,939

3.12

2.44

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Lampiran 3.23

JUMLAH KASUS AFP POLIO MENURUT KRITERIA KLASIFIKASI KLINIS DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Klasifikasi Klinis Kompatibel (4)

Virus Polio Liar (3)

Non Polio (5)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

5

4

35

2

Sumatera Utara

10

1

56

3

Sumatera Barat

0

0

31

4

Riau

3

1

36

5

Jambi

0

0

10

6

Sumatera Selatan

5

0

55

7

Bengkulu

0

0

14

8

Lampung

26

11

56

9

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

0

0

11

t.a.d

t.a.d

t.a.d

11

DKI Jakarta

4

0

72

12

Jawa Barat

59

7

283

13

Jawa Tengah

20

0

203

14

DI Yogyakarta

0

0

29

15

Jawa Timur

10

13

250

16

Banten

161

36

56

17

Bali

0

0

31

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

31

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

38

20

Kalimantan Barat

0

1

21

21

Kalimantan Tengah

0

0

11

22

Kalimantan Selatan

0

0

17

23

Kalimantan Timur

0

0

19

24

Sulawesi Utara

0

0

21

25

Sulawesi Tengah

0

1

11

26

Sulawesi Selatan

0

0

68

27

Sulawesi Tenggara

0

0

15

28

Gorontalo

0

0

12

29

Sulawesi Barat

t.a.d

t.a.d

t.a.d

30

Maluku

0

0

7

31

Maluku Utara

0

0

9

32

Papua

0

0

7

33

Irian Jaya Barat

0

0

-

303

75

1,515

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Lampiran 3. 24

PERKEMBANGAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) POLIO TAHUN 2005

No

Provinsi

AFP

Virus Polio Liar (+)

Kontak (+)

Meninggal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1

Jawa Barat

349

59

35

0

2

Banten

253

161

0

8

3

Lampung

93

26

0

0

4

Jawa Tengah

223

20

5

0

5

DKI Jakarta

76

4

1

0

6

Sumatera Utara

67

10

0

0

7

Jawa Timur

319

10

0

0

8

Sumatera Selatan

60

5

0

0

9

Nanggroe Aceh Darussalam

44

5

0

0

40

3

0

0

303

41

8

10 Riau TOTAL

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

1,524

Lampiran 3.25 JUMLAH KASUS PENYAKIT TETANUS DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS MENURUT KELOMPOK UMUR DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Rawat Jalan RS

Provinsi <1th

1 - 4 th

(5)

(6)

(7)

Jumlah

<1th

(8)

(9)

1 - 4 th

<1th

(14)

(15)

(16)

1 - 4 th 5 - 14 th 15 - 44 th (18)

(19)

Jumlah

RS + Puskesmas

(20)

(21)

(22)

4

10

3

18

0

0

3

6

7

16

0

0

5

28

47

33

113

147

2

Sumatera Utara

0

11

1

3

8

23

0

12

1

3

1

17

0

0

0

0

0

0

0

40

3

Sumatera Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

Riau

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

2

9

0

1

7

9

3

0

20

29

5

Jambi

0

1

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

2

4

0

1

0

7

8

6

Sumatera Selatan

4

0

7

33

3

47

0

2

1

17

12

32

0

0

3

0

3

0

6

85

7

Bengkulu

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

4

0

1

0

6

6

8

Lampung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9

Kep. Bangka Belitung

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

10

Kep.Riau

-

0

0

0

0

0

-

-

0

0

0

0

0

-

0

11

DKI Jakarta

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

12

Jawa Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

13

Jawa Tengah

0

2

5

27

45

79

0

9

9

75

132

225

21

0

2

1

13

46

62

366

14

DI Yogyakarta

0

0

0

5

16

21

0

0

0

6

32

38

0

0

0

0

0

2

2

61

15

Jawa Timur

0

9

78

100

26

213

0

27

127

260

43

457

22

0

84

14

13

2

113

783

16

Banten

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

17

Bali

0

4

8

25

32

69

0

3

5

19

25

52

0

0

0

0

0

0

0

121

18

Nusa Tenggara Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

1

0

3

3

19

Nusa Tenggara Timur

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

20

Kalimantan Barat

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

21

Kalimantan Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

22

Kalimantan Selatan

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

23

Kalimantan Timur

0

0

0

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

1

24

Sulawesi Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

25

Sulawesi Tengah

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

26

Sulawesi Selatan

0

0

0

0

0

0

1

10

8

29

25

73

0

0

0

0

4

1

5

78

27

Sulawesi Tenggara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

10

4

19

19

28

Gorontalo

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

29

Sulawesi Barat

0

0

0

0

0

-

0

0

0

0

0

-

-

0

0

0

0

0

-

0

30

Maluku

0

0

1

0

0

1

0

0

2

1

3

0

0

0

0

2

2

4

8

31

Maluku Utara

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2

11

7

20

20

32

Papua

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

33

Irian Jaya Barat

0

0

0

0

0

-

0

0

0

0

0

-

-

0

0

0

0

0

-

4

28

104

204

133

473

1

63

156

422

280

922

43

4

111

59

109

97

0

(17)

>45 th

1

0

(13)

Meninggal

0

0

(12)

Jumlah

(2)

0

(11)

Jumlah Kasus

Puskesmas

>45 th

Nanggroe Aceh Darussalam

t.a.d

(10)

5 - 14 th 15 - 44 th

1

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

(4)

Rawat Inap RS >45 th

(1)

Indonesia

(3)

5 - 14 th 15 - 44 th

380

0 1,775

Lampiran 3.26 FREKUENSI KLB MENURUT PENYAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No

Penyakit

Frekuensi

Kasus

Mati

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Case Fatality Rate (%) (6)

1

Anthrax

2

21

1

4.76

2

Campak

122

1,467

7

0.48

3

Cikungunya

32

2,565

0

0.00

4

DBD

246

3,314

91

2.75

5

Diare

275

14,045

93

0.66

6

Diare Berdarah

1

1

0

0.00

7

Difteri

29

65

9

13.85

8

Hepatitis Klinis

2

15

0

0.00

9

Malaria Klinis

12

243

0

0.00

10 Malaria Falsiparum

92

3,924

44

1.12

11 Keracunan Makanan

107

2,445

0

0.00

12 Rabies

142

321

18

5.61

13 Typus Perut

1

18

0

0.00

14 Rubella

5

86

0

0.00

1,068

28,530

263

0.92

TOTAL Sumber: Profil Ditjen PP & PL, Depkes RI, 2005

Lampiran 3.27 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIARE TAHUN 2001 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI P = Penderita M = Meninggal C = Case Fatality Rate

P

2001 M

CFR

P

2002 M

CFR

P

2003 M

CFR

P

2004 M

CFR

P

2005 M

CFR

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

2.49 2.99 1.58 4.42 0.00 0.23 5.00 1.34 7.55 0.96 0.81 2.48 0.00 1.75 11.11 4.83 0.38 8.53 0.00 13.16 2.13

367 131 133 51 137 7 349 199 15 256 373 325 378 42 369 3,132

2.72 3.82 5.26 0.00 2.92 0.00 1.15 0.00 0.00 0.00 1.88 0.31 1.32 19.05 0.00 1.63

267 145 95 95 148 48 1,371 2,194 69 133 486 5,051

1,003 25 332 355 70 952 37 323 367 293 346 325 4,428

11 3 17 4 0 19 1 11 0 25 5 4 100

1.10 12.00 5.12 1.13 0.00 2.00 2.70 3.41 0.00 8.53 1.45 1.23 2.26

413 30 52 4 591 692 106 2,988 49 89 296 49 126 5,485

10 3 2 1 10 9 1 28 3 3 8 4 12 94

2.42 10.00 3.85 25.00 1.69 1.30 0.94 0.94 6.12 3.37 2.70 8.16 9.52 1.71

401 67 442 113 9 442 20 522 53 104 248 161 68 456 54 352 523 129 170 38 4,372

10 2 7 5 0 1 1 7 4 1 2 4 0 8 6 17 2 11 0 5 93

10 5 7 0 4 0 4 0 0 0 7 1 5 8 0 51

6 6 1 2 1 0 26 28 13 7 37 127

2.25 4.14 1.05 2.11 0.68 0.00 1.90 1.28 18.84 5.26 7.61 2.51

Lampiran 3.28 JUMLAH PENDERITA, CASE FATALITY RATE (%), DAN INCIDENCE RATE PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2005

No

Tahun 2000

Provinsi

Tahun 2001

Tahun 2002

Tahun 2003

Tahun 2004

Tahun 2005

P

CFR

IR

P

CFR

IR

P

CFR

IR

P

CFR

IR

P

CFR

IR

P

CFR

IR

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

64

11

1.54

35

3

0.80

92

8.7

2.13

128

3.1

2.76

252

4.37

5.43

629

1.59

14.86

2

Sumatera Utara

96

0

0.86

138

0

1.23

348

3.7

2.80

878

2.7

7.07

1,093

2.20

8.79

3,657

1.80

30.75

3

Sumatera Barat

83

0

2.10

185

0

4.34

623

1.6

13.74

292

0.7

6.88

514

0.97

12.11

1,154

1.99

25.89

4

Riau

390

3

9.21

1,324

2

29.69

978

0.8

19.42

715

0.7

13.98

1,050

2.00

20.53

1,850

1.73

41.19

5

Jambi

131

5

5.10

129

4

5.21

272

4.0

10.71

80

2.5

2.83

275

1.45

9.74

353

3.12

13.38

6

Sumatera Selatan

1,211

2

18.59

1,890

1

27.86

1,406

1.8

19.71

1,403

2.1

17.87

1,270

1.34

16.06

1,621

0.56

18.38

7

Bengkulu

17

0

1.10

17

6

1.06

14

0.0

0.91

2

0.0

0.13

204

0.98

13.25

61

3.28

3.60

8

Lampung

66

6

0.91

228

4

3.10

197

5.1

3.43

624

2.6

9.29

908

1.54

13.51

736

1.63

10.54

9

Kepulauan Bangka Belitung

-

-

-

-

-

-

29

3.4

3.21

241

4.1

26.68

53

0

5.65

46

4.35

4.60

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

746

3.49

57.58

10 Kepulauan Riau

-

11 DKI Jakarta

3,751

1

41.26

8,661

0

78.92

5,750

0.9

66.86

14,071

0.4

125.09

20,510

0.43

260.08

23,466

0.34

296.87

12 Jawa Barat

2,283

3

5.38

5,152

2

11.84

4,817

1.3

13.56

8,683

2.1

23.64

19,014

1.13

52.20

18,590

1.53

47.50

13 Jawa Tengah

4,907

2

15.09

5,001

2

15.37

6,357

1.6

19.09

8,490

2.3

25.51

9,047

1.80

27.11

6,583

2.29

19.61

492

2

14.40

917

1

26.84

992

1.0

28.57

1,553

2.3

47.09

2,206

1.41

66.89

971

1.24

29.44

3,247

1

9.25

4,224

1

12.04

5,308

1.3

15.04

4,216

1.4

11.94

8,287

1.45

23.48

15,251

1.74

42.94

14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali

-

-

-

-

-

-

713

0.7

8.00

700

3.6

8.17

2577

2.25

30.08

2,045

1.27

23.87

757

1

25.34

199

1

6.44

3,986

0.3

130.87

2,364

0.3

76.78

1935

0.41

58.64

3,596

0.50

108.97 26.62

18 Nusa Tenggara Barat

34

6

0.89

72

6

1.84

232

1.3

5.91

196

4.6

5.06

805

1.99

20.77

1,062

1.41

19 Nusa Tenggara Timur

118

0

3.07

60

3

1.52

24

4.2

0.63

260

3.2

6.34

1381

3.11

35.00

735

1.36

17.75

1,393

4

35.06

806

31

19.57

1,910

1.6

49.97

349

2.0

9.13

212

2.36

5.55

1,220

1.07

31.92 26.75

20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah

20

0

1.20

30

10

17.10

72

2.8

4.00

300

3.0

16.36

453

1.32

24.70

491

0.81

22 Kalimantan Selatan

91

7

2.94

121

6

5.64

365

0.3

17.04

178

3.4

7.47

378

0.79

10.30

341

2.35

9.29

253

1

10.51

1,423

2

58.17

2,011

2.0

80.08

1,926

1.5

77.32

2276

1.80

91.37

3,165

2.59

121.74 119.89

23 Kalimantan Timur

1,139

4

40.85

1,105

3

38.89

974

1.4

47.47

369

1.3

15.75

225

4.89

10.56

1,926

1.35

25 Sulawesi Tengah

24 Sulawesi Utara

31

7

1.57

178

6

8.67

81

2.5

3.27

184

1.0

7.47

293

3.41

13.06

780

1.00

31.73

26 Sulawesi Selatan

428

2

5.31

1,323

2

15.03

2,408

1.6

31.71

2,636

1.5

31.41

3500

0.69

41.70

2,822

1.81

34.65

27 Sulawesi Tenggara

0

0

0.00

11

0

0.63

51

0.0

2.91

43

2.3

2.45

266

0.75

13.89

758

2.90

39.25

28 Gorontalo

-

-

-

-

-

-

4

0.0

0.31

30

0.0

3.54

14

0.00

1.60

206

0.00

23.50

27

29 Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30 Maluku

3

0

0.14

0

0

0.00

0

0.0

0.00

0

0.0

0.00

0

0.00

0.00

31 Maluku Utara 32 Papua 33 Irian Jaya Barat Indonesia

0

2.00

2.66

0.00

0.00

-

-

-

-

-

-

63

3.2

7.20

2

1.0

0.23

74

9.46

8.71

24

4.17

2.65

123

6

6.04

214

2

10.34

300

1.0

14.19

603

0.8

29.13

390

2.05

18.84

183

1.09

11.02

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

184

3.26

32.62

21,134

2

10.17

33,443

1.4

15.99

40,377

1.3

19.24

51,516

1.5

23.87

79,462

1.2

37.11

95,279

1.36

43.42

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

Ket : IR (Insidens) per 100.000 penduduk

Lampiran 3.29 JUMLAH KABUPATEN/KOTA YANG TERJANGKIT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD/DHF) MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

2001 Jumlah

2002 Jumlah

(3)

(4)

7 13 6 10 7 7 4 9 3 5 22 33 5 37 6 8 6 3 8 6 9 10 5 2 20 2 3 0 2 5 263

Kabupaten/Kota Terjangkit DBD 2004 2003 Jumlah % Jumlah (5)

9 15 4 13 7 9 4 9 2 5 24 35 5 38 6 9 7 1 8 6 5 10 4 2 17 3 2 0 2 3 264

(6)

8 14 3 12 4 7 1 8 3 5 24 34 5 38 3 8 6 3 8 5 8 12 4 5 18 3 2 0 2 4 257

2005

(7)

16 15 9 14 7 11 5 10 5 5 25 35 5 38 6 9 8 10 9 11 13 13 7 5 23 1 2 0 3 6 326

80.0 65.2 56.3 87.5 90.0 71.4 71.4 100.0 71.4 83.3 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 62.5 90.0 78.6 100.0 100.0 87.5 55.6 82.1 14.3 40.0 0.0 37.5 21.4 74.1

Jumlah

%

(8)

(9)

12 17 10 11 7 9 3 10 6 5 5 25 35 5 38 6 9 9 7 7 6 13 12 9 10 21 6 5 1 0 3 4 4 330

57.1 68.0 52.6 100.0 70.0 64.3 33.3 100.0 85.7 83.3 83.3 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 100.0 43.8 58.3 42.9 100.0 92.3 100.0 100.0 91.3 60.0 100.0 20.0 0.0 37.5 20.0 44.4 75.0

Lampiran 3.30 JUMLAH DAN PERSENTASE KABUPATEN TERJANGKIT DAN JUMLAH KASUS GIGITAN HEWAN TERTULAR RABIES SERTA HASIL PEMERIKSAAN SPECIMEN HEWAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah Kabupaten/Kota Terjangkit

%

Jumlah Kasus GHTR

Pemberian Vaksin Anti Rabies

Lyssa

Seluruhnya (3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Diperiksa (9)

Jumlah Specimen Hewan Positif % Positif (10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

21

18

85.71

109

83

2

3

3

100.00

2

Sumatera Utara

25

23

92.00

958

417

4

24

24

100.00

3

Sumatera Barat

19

18

94.74

1,457

998

7

184

120

65.22

4

Riau

11

8

72.73

395

281

2

167

75

44.91

5

Jambi

10

10

100.00

380

178

3

104

104

100.00

6

Sumatera Selatan

14

12

85.71

1,082

810

0

0

0

0.00

7

Bengkulu

9

9

100.00

542

362

5

0

0

0.00

8

Lampung

10

8

80.00

958

723

9

2

2

100.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

7

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

10

Kepulauan Riau

6

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

11

DKI Jakarta

6

0

0.00

343

174

0

16

0

0.00

12

Jawa Barat

25

1

4.00

188

135

0

2

13

Jawa Tengah

35

0

0.00

10

0

0

0

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

6

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

17

Bali

9

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

18

Nusa Tenggara Barat

9

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

19

Nusa Tenggara Timur

16

6

37.50

2,820

2,725

21

17

12

70.59

20

Kalimantan Barat

12

1

8.33

36

0

1

0

1

0.00

21

Kalimantan Tengah

14

9

64.29

675

487

0

57

67

117.54

22

Kalimantan Selatan

13

11

84.62

154

106

1

18

15

83.33

23

Kalimantan Timur

13

9

69.23

197

83

1

3

3

100.00

24

Sulawesi Utara

9

9

100.00

1,288

551

29

137

112

81.75

25

Sulawesi Tengah

10

11

110.00

226

114

0

114

0

0.00

26

Sulawesi Selatan

23

8

34.78

937

412

15

30

30

100.00

27

Sulawesi Tenggara

10

9

90.00

371

231

4

3

3

100.00

28

Gorontalo

5

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

29

Sulawesi Barat

5

2

40.00

19

0

0

0

0

0.00

30

Maluku

8

3

37.50

595

116

14

0

0

0.00

31

Maluku Utara

8

1

12.50

248

212

3

3

3

100.00

32

Papua

20

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

33

Irian Jaya Barat

9

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

440

186

42.27

884

575

65.05

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI Keterangan : GHTR = Gigitan Hewan Tertular Rabies

1 0

0.00 0.00

5

0

0.00

5

2

0

0

0

0.00

38

0

0.00

0

0

0

0

0

0.00

13,993

9,200

121

Lampiran 3.31 JUMLAH PENDERITA FILARIASIS MENURUT PROVINSI TAHUN 2001 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

2001

2002

Tahun 2003

2004

(3)

(4)

(5)

(6)

1,908

1,908

1,940

1,896

2,354 104

2005 (7)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

52

52

45

102

3

Sumatera Barat

30

30

32

30

149

4

Riau

267

267

267

243

532

5

Jambi

136

136

134

220

218

6

Sumatera Selatan

91

91

44

130

191

7

Bengkulu

67

67

55

57

79

8

Lampung

73

73

73

73

74

9

Kepulauan Bangka Belitung

73

73

78

37

160

21

31

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

12

12

12

53

12

Jawa Barat

156

156

156

78

229

136

136

136

226

224

7

7

7

142

144

167

119

207

69

76

67

5

5

5

5

11

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

5

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

62

62

62

62

62

19

Nusa Tenggara Timur

1,706

1,706

1,706

1,706

1,627

20

Kalimantan Barat

156

156

156

261

232

21

Kalimantan Tengah

123

123

118

117

202

22

Kalimantan Selatan

135

169

135

249

385

23

Kalimantan Timur

282

282

272

195

409

24

Sulawesi Utara

72

72

72

23

26

25

Sulawesi Tengah

82

82

82

82

451

26

Sulawesi Selatan

154

154

154

110

83

27

Sulawesi Tenggara

197

197

197

182

119

14

83

224

57

30

30

5

12

36

1,334

28

Gorontalo

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat

91 57

390

57

390

390

254 Indonesia

Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

6,181

6,217

6,635

6,430

264 10,239

Lampiran 3.32 JUMLAH KASUS DAN PREVALENSI FRAMBUSIA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Jumlah Kasus

(1)

(2)

(3)

Prevalensi / 100.000 penduduk (4)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

3

Sumatera Barat

-

-

4

Riau

54

0.13

5

Jambi

85

0.34

6

Sumatera Selatan

61

0.09

7

Bengkulu

-

-

8

Lampung

-

-

9

Kepulauan Bangka Belitung

-

-

10

Kepulauan Riau

-

-

11

DKI Jakarta

-

-

12

Jawa Barat

-

-

13

Jawa Tengah

-

-

14

DI Yogyakarta

-

-

15

Jawa Timur

7

-

16

Banten

27

0.26

17

Bali

-

-

18

Nusa Tenggara Barat

-

-

19

Nusa Tenggara Timur

2,980

7.13

9

0.02

34

0.03

20

Kalimantan Barat

-

-

21

Kalimantan Tengah

-

-

22

Kalimantan Selatan

-

-

23

Kalimantan Timur

-

-

24

Sulawesi Utara

-

-

25

Sulawesi Tengah

12

0.05

26

Sulawesi Selatan

27

Sulawesi Tenggara

28 29 30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat

-

-

1,311

6.84

Gorontalo

-

-

Sulawesi Barat

-

-

215

1.53

Indonesia Sumber: Ditjen PP & PL, Depkes RI

-

-

294

1.11

-

-

5,089

0.23

Lampiran 3.33 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004

No

Provinsi

Jumlah Kecelakaan

(1)

(2)

(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

212 911 292 613 166 323 167 374 172 4,065 1,231 846 459 1,688 150 492 434 446 234 159 201 898 387 343 862 405 48 59 102 993 17,732

Jumlah Korban

% Korban

Mati

Luka Berat

Luka Ringan

Total

(4)

(5)

(6)

(7)

314 701 157 418 83 199 90 311 54 1,827 927 926 467 1,513 120 299 267 436 225 108 63 579 277 208 347 242 25 36 58 807 12,084

677 2,077 657 1,353 337 681 298 1,011 231 5,278 2,547 2,103 809 3,751 355 923 843 942 580 328 338 1,261 699 529 1,401 518 118 112 107 1,407 32,271

196 759 353 556 174 304 145 389 141 1,010 940 739 198 1,379 152 426 352 278 226 142 230 397 287 189 720 165 55 41 24 237 11,204

167 617 147 379 80 178 63 311 36 2,441 680 438 144 859 83 198 224 228 129 78 45 285 135 132 334 111 38 35 25 363 8,983

Sumber : Ditlantas, Babinkam Mabes Polri (khusus Polda NAD data hanya s/d bulan Nopember 2004)

Rasio/100.000 Penduduk

Mati

Luka Berat

Luka Ringan

Korban

Mati

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

28.95 36.54 53.73 41.09 51.63 44.64 48.66 38.48 61.04

24.67 29.71 22.37 28.01 23.74 26.14 21.14 30.76 15.58

46.38 33.75 23.90 30.89 24.63 29.22 30.20 30.76 23.38

16.61 17.21 14.51 23.82 12.86 10.32 19.33 14.38 22.81

0.71 0.30 1.19 0.72 1.97 0.68 3.16 0.55 6.03

19.14 36.91 35.14 24.47 36.76 42.82 46.15 41.76 29.51 38.97 43.29 68.05 31.48 41.06 35.73 51.39 31.85 46.61 36.61 22.43 16.84 34.72

46.25 26.70 20.83 17.80 22.90 23.38 21.45 26.57 24.20 22.24 23.78 13.31 22.60 19.31 24.95 23.84 21.43 32.20 31.25 23.36 25.80 27.84

34.62 36.40 44.03 57.73 40.34 33.80 32.39 31.67 46.28 38.79 32.93 18.64 45.92 39.63 39.32 24.77 46.72 21.19 32.14 54.21 57.36 37.45

60.49 6.62 6.49 25.12 10.31 3.91 27.20 20.68 22.76 14.46 17.57 10.50 45.66 32.45 23.56 16.79 27.10 13.17 9.04 12.31 56.23 14.87

0.22 0.10 0.11 0.76 0.10 0.47 1.36 1.02 0.71 0.97 2.32 2.11 1.14 1.91 1.59 0.62 1.67 5.20 2.96 2.58 0.67 0.02

Kerugian Harta Benda Materiil (13)

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

Rp.

833,400,000 3,923,525,000 1,266,100,000 3,205,290,000 571,950,000 1,916,675,000 376,400,000 2,632,000,000 330,550,000 10,613,360,000 3,536,540,000 3,552,208,000 650,980,000 4,873,394,000 475,350,000 661,950,000 692,076,000 990,850,000 805,015,000 370,125,000 782,350,000 2,882,135,000 1,008,440,200 721,725,000 2,057,331,500 649,775,000 225,900,000 80,250,000 163,050,000 2,196,900,000 53,045,594,700

Lampiran 3.34 PERSENTASE BATITA (0 - 35 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi Buruk+Kurang

Gizi Normal

Gizi Lebih

Jumlah

(6)

(7)

(8)

(kolom 3+4) (1)

(2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

(3)

(4)

-

(5)

-

-

-

-

-

2 Sumatera Utara

11.06

17.14

28.20

67.86

3.94

100.00

3 Sumatera Barat

10.11

18.92

29.03

67.57

3.41

100.00

4 Riau

9.50

16.46

25.96

67.73

6.31

100.00

5 Jambi

5.25

16.61

21.85

72.54

5.61

100.00

6 Sumatera Selatan

8.65

16.93

25.59

68.96

5.45

100.00

7 Bengkulu

6.07

19.86

25.93

69.82

4.25

100.00

8 Lampung

6.09

15.23

21.32

73.55

5.13

100.00

9 Kepulauan Bangka Belitung

6.84

15.20

22.04

71.69

6.26

100.00 100.00

10 Kepulauan Riau

10.42

17.92

28.34

66.91

4.75

11 DKI Jakarta

6.62

15.11

21.73

73.17

5.11

100.00

12 Jawa Barat

5.43

15.41

20.84

75.25

3.91

100.00

13 Jawa Tengah

5.29

16.30

21.59

75.10

3.31

100.00

14 DI Yogyakarta

2.82

10.63

13.45

82.65

3.90

100.00

15 Jawa Timur

5.24

16.84

22.07

74.20

3.73

100.00

16 Banten

7.57

17.00

24.56

70.20

5.24

100.00

17 Bali

4.69

13.15

17.84

77.56

4.60

100.00

18 Nusa Tenggara Barat

7.25

22.80

30.05

67.07

2.89

100.00

19 Nusa Tenggara Timur

11.72

25.17

36.89

60.77

2.33

100.00

20 Kalimantan Barat

12.30

20.12

32.43

63.97

3.60

100.00

21 Kalimantan Tengah

11.28

17.91

29.19

66.82

3.98

100.00

22 Kalimantan Selatan

100.00

10.49

22.57

33.06

63.59

3.35

23 Kalimantan Timur

7.71

16.06

23.77

70.74

5.49

100.00

24 Sulawesi Utara

8.06

15.69

23.75

69.67

6.57

100.00

25 Sulawesi Tengah

10.04

21.48

31.52

65.73

2.74

100.00

26 Sulawesi Selatan

8.15

20.19

28.34

67.86

3.81

100.00

27 Sulawesi Tenggara

9.59

18.22

27.81

68.17

4.02

100.00

28 Gorontalo

15.07

26.28

41.34

55.92

2.74

100.00

29 Maluku

21.30

20.41

41.71

53.19

5.10

100.00

8.73

15.69

24.42

71.16

4.42

100.00

13.60

18.53

32.13

62.65

5.22

100.00

8.51

18.23

26.74

69.16

4.09

100.00

30 Maluku Utara 31 Papua Indonesia Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, 2005

Lampiran 3.35 PERSENTASE BALITA (0 - 59 BULAN) MENURUT STATUS GIZI DAN PROVINSI TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Provinsi

Gizi Buruk

Gizi Kurang

Gizi Buruk+Kurang (3+4)

Gizi Normal

Gizi Lebih

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

10.45 10.81 9.27 5.54 8.54 6.97 7.24 8.70 10.19 7.30 5.77 5.84 4.08 5.67 6.98 5.10 8.44 13.04 11.56 10.19 11.29 7.59 8.44 10.36 8.65 10.04 15.41 15.19 10.24 13.75 8.80

18.20 19.63 16.54 18.72 17.52 19.59 16.72 17.04 17.27 15.03 16.23 18.13 10.97 18.09 19.19 15.41 24.95 28.03 21.16 17.18 24.48 18.33 14.67 20.96 21.51 19.34 26.07 18.47 17.06 17.46 19.24

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, 2005

28.65 30.44 25.81 24.27 26.06 26.55 23.97 25.74 27.47 22.34 22.00 23.97 15.05 23.76 26.17 20.52 33.39 41.07 32.71 27.38 35.78 25.92 23.11 31.32 30.16 29.38 41.48 33.66 27.30 31.21 28.05

67.79 66.88 67.52 71.33 69.02 69.91 72.33 69.07 68.56 72.87 74.82 73.34 81.76 73.04 69.49 75.73 64.42 57.25 63.61 68.54 61.94 69.55 71.27 66.50 66.51 67.69 56.44 62.51 68.90 63.93 68.48

3.56 2.68 6.67 4.41 4.92 3.53 3.71 5.19 3.97 4.80 3.19 2.69 3.19 3.20 4.33 3.76 2.19 1.68 3.67 4.08 2.29 4.53 5.62 2.18 3.33 2.93 2.07 3.83 3.80 4.86 3.48

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Lampiran 3.36 DISTRIBUSI KASUS GIZI BURUK MENURUT PROVINS TAHUN 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Jumlah Balita

Jumlah Kasus Gizi Buruk yang Dilaporkan

% Kasus Gizi Buruk

Jumlah Kasus Meninggal

% Kasus Gizi Buruk Meninggal

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau* DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat* Indonesia

341,909 1,010,931 364,655 451,175 270,468 609,468 169,950 583,404 830,000

3,763 657 152 56 324 183 390 230 7

1.10 0.06 0.04 0.01 0.12 0.03 0.23 0.04 0.00

8 0 0 4 0 0 0 4 0

0.21 0.00 0.00 7.14 0.00 0.00 0.00 1.74 0.00

713,006 3,137,129 2,693,877 184,317 2,987,667 750,574 273,579 498,095 477,829 354,185 277,614 337,390 218,102 165,472 281,364 988,056 162,781 72,687 170,152 157,016 66,704 200,238

52 18,095 12,028 6,591 7,331 107 3,950 13,969 349 39 56 225 108 491 369 879 2,097 3 1,402 1,120 1,155

0.01 0.58 0.45 0.00 0.22 0.98 0.04 0.79 2.92 0.10 0.01 0.02 0.10 0.07 0.17 0.04 0.54 2.88 0.00 0.89 1.68 0.58

0 0 94 0 46 0 0 40 58 0 1 4 0 0 2 13 0 13 0 2 1 3

0.00 0.00 0.78 0.70 0.00 0.00 1.01 0.42 0.00 2.56 7.14 0.00 0.00 0.41 3.52 0.00 0.62 0.00 0.14 0.09 0.26

19,799,794

76,178

0.38

293

0.38

Sumber : Dit. Gizi, Binkesmas berdasarkan lap. Dinas Kesehatan Provinsi Tahun 2005 Ket: *Prov. Kepulauan Riau termasuk Riau, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 3.37 JUMLAH KABUPATEN/KOTA BERDASARKAN PREVALENSI GIZI KURANG PADA BALITA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Jumlah Kab/Kota dengan Prevalensi Gizi Kurang pada Balita 20 - 29,9% 30 - 39,9% ≥ 40% Tidak Ada Data

Jumlah Kabupaten/Kota

< 20%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

21 25 19 11 10 14 9 10 7 6 6 25 35 5 38 6 9 9 16 12 14 13 13 9 10 23 10 5 5 8 8 20 9 440

0 4 2 1 2 2 1 1 1 1 2 9 8 5 11 0 4 0 0 2 2 0 2 6 1 0 0 0 0 0 3 3 1 74

0 10 8 6 7 8 6 9 5 2 3 15 22 0 19 5 5 4 2 3 6 3 8 0 3 11 7 0 0 3 2 6 4 192

7 7 6 3 1 4 2 0 1 3 1 1 2 0 8 1 0 3 4 4 5 6 3 3 6 10 2 2 4 4 2 8 3 116

11 4 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2 10 3 1 4 0 0 0 2 1 3 0 1 1 2 1 51

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 7

Sumber : Bina Kesehatan Masyarakat, Depkes, 2006

Lampiran 3.38

PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan No

Provinsi

Pendek Sekali

Pendek

Normal

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

24.21 24.84 24.19 17.55 15.79 20.44 15.73 19.80 18.02 14.77 20.62 17.48 13.95 18.19 28.64 16.53 28.57 30.61 22.33 21.59 30.09 17.21 18.30 20.89 26.86 19.88 30.51 16.47 39.47 23.21 21.41

18.51 22.11 13.86 16.89 19.38 22.22 19.47 18.81 13.51 11.57 18.00 18.58 13.95 18.19 21.96 17.62 21.92 22.60 20.95 19.32 20.65 15.81 23.21 23.63 18.77 22.32 22.60 19.41 20.18 15.61 18.93

57.28 53.05 61.95 65.56 64.83 57.33 64.80 61.39 68.47 73.67 61.37 63.94 72.09 63.61 49.40 65.85 49.51 46.79 56.72 59.09 49.26 66.98 58.48 55.48 54.37 57.80 46.89 64.12 40.35 61.18 59.66

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat

Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005

Lampiran 3.38.a

PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan No

Provinsi

Pendek Sekali

Pendek

Normal

Total

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

-

-

-

-

(1)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

13.73

19.72

66.55

100

3

Sumatera Barat

15.57

18.85

65.57

100

4

Riau

27.01

15.33

57.66

100

5

Jambi

9.17

17.43

73.39

100

6

Sumatera Selatan

5.10

15.92

78.98

100

7

Bengkulu

10.77

16.92

72.31

100

8

Lampung

6.25

16.67

77.08

100

9

Kepulauan Bangka Belitung

6.67

18.33

75.00

100

10

Kepulauan Riau

17.35

13.27

69.39

100

11

DKI Jakarta

14.77

11.57

73.67

100

12

Jawa Barat

19.97

17.30

62.73

100

13

Jawa Tengah

15.10

18.78

66.12

100

14

DI Yogyakarta

11.73

11.11

77.16

100

15

Jawa Timur

15.91

17.21

66.88

100

16

Banten

29.80

20.20

50.00

100

17

Bali

12.76

16.84

70.41

100

18

Nusa Tenggara Barat

22.75

23.28

53.97

100

19

Nusa Tenggara Timur

26.15

18.46

55.38

100

20

Kalimantan Barat

16.67

21.60

61.73

100

21

Kalimantan Tengah

27.59

17.24

55.17

100

22

Kalimantan Selatan

30.94

15.11

53.96

100

23

Kalimantan Timur

10.53

18.42

71.05

100

24

Sulawesi Utara

18.67

28.00

53.33

100

25

Sulawesi Tengah

23.21

16.07

60.71

100

26

Sulawesi Selatan

20.63

17.50

61.88

100

27

Sulawesi Tenggara

13.79

29.31

56.90

100

28

Gorontalo

25.00

17.31

57.69

100

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

30

Maluku

12.50

14.58

72.92

100

31

Maluku Utara

31.58

21.05

47.37

100

32

Papua

15.12

23.26

61.63

100

33

Irian Jaya Barat

-

-

-

-

17.09

17.41

65.50

100

Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005

Lampiran 3.38.b

PERSENTASE STATUS GIZI (TINGGI BADAN MENURUT UMUR) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan No

Provinsi

Pendek Sekali

Pendek

Normal

Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

-

-

-

-

32.76 28.05 22.28 22.28 22.22 24.38 17.13 25.35 23.08 21.29 19.16 16.55 19.97 27.60 20.81 31.99 31.13 25.00 20.41 29.50 24.75 18.12 20.34 29.04 21.19 32.80

17.53 23.23 12.87 16.58 21.46 24.38 19.88 19.01 15.38 18.71 18.44 17.27 18.96 23.53 18.50 21.12 23.08 20.64 19.73 24.50 12.87 20.81 25.42 19.21 20.82 24.80

49.71 48.73 64.85 61.14 56.32 51.25 63.00 55.63 61.54 60.00 62.39 66.19 61.06 48.87 60.69 46.89 45.80 54.36 59.86 46.00 62.38 61.07 54.24 51.75 57.99 42.40

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

18.03 41.05 27.81 24.25

21.31 20 11.26 19.94

60.66 38.95 60.93 55.81

100 100 100 100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat* Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat*

Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005

Lampiran 3.39

PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan+Pedesaan No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Kurus Sekali

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat* Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat*

Indonesia

Kurus

Normal

(4)

-

Lebih

(5)

-

Total

(6)

-

(7)

-

-

6.87 7.63 7.87 5.21 8.99 8.71 3.56 9.22 11.21 9.35 4.87 5.19 4.56 4.00 5.44 5.36 5.44 7.31 7.50 3.81 5.08 6.78 4.72 5.08 7.15 4.71 6.44

8.96 10.72 8.92 7.17 9.22 10.37 10.69 6.31 10.34 12.24 9.13 8.52 5.21 8.33 8.16 8.04 7.69 12.09 9.42 16.19 13.28 4.24 8.15 8.47 11.13 9.41 11.39

71.34 72.58 59.84 74.59 72.12 65.15 75.06 72.33 60.34 63.61 74.81 74.92 81.43 75.27 67.80 74.26 80.11 73.58 71.54 51.43 72.88 72.03 70.82 76.95 72.18 76.47 66.83

12.84 9.07 23.36 13.03 9.68 15.77 10.69 12.14 18.10 14.80 11.19 11.36 8.79 12.40 18.59 12.33 6.75 7.01 11.54 28.57 8.76 16.95 16.31 9.49 9.54 9.41 15.35

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

9.68 9.45 8.18

11.83 9.45 7.81

68.82 50.39 67.29

9.68 30.71 16.73

100 100 100

6.13

9.35

72.15

12.36

100

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005 Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 3.39.a

PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perkotaan No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Kurus Sekali

Kurus

Normal

Lebih

Total

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

8.01 8.66 6.99 6.48 8.75 10.77 6.67 12.87 9.35 4.01 5.60 4.76 4.17 7.62 6.03 5.85 13.70 5.36 3.45 7.09 6.58 7.14 9.20 3.17 9.43

13.24 9.45 11.19 8.33 8.75 12.31 14.58 3.33 11.88 12.24 7.89 6.40 3.57 8.04 7.62 9.55 9.04 6.85 8.93 25.00 14.48 3.94 5.26 16.07 17.18 7.94 7.55

68.64 70.08 57.34 78.70 76.88 75.38 81.25 81.67 58.42 63.61 73.53 77.60 82.14 73.26 64.76 74.37 82.45 69.86 76.19 62.50 71.72 74.80 60.53 62.50 70.55 69.84 79.25

10.10 11.81 24.48 6.48 5.63 1.54 4.17 8.33 16.83 14.80 14.57 10.40 9.52 14.53 20.00 10.05 2.66 9.59 9.52 12.50 10.34 14.17 27.63 14.29 3.07 10.05 3.77

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

9.80 10.87

11.76 4.35 6.52

74.51 56.52 76.09

3.92 39.13 6.52

100.00 100.00 100.00

6.49

9.29

71.97

12.25

100.00

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat* Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat*

Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005 Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 3.39.b

PERSENTASE STATUS GIZI (BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN) PADA BALITA 24 - 59 BULAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Perdesaan No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Kurus Sekali

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat * Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat*

Indonesia

Kurus

Normal

(4)

-

Lebih

(5)

-

Total

(6)

-

(7)

-

-

6.01 7.26 8.40 4.52 9.12 7.95 4.06 10.27 5.78 4.92 4.32 3.86 3.46 4.60 5.22 6.53 8.52 4.49 6.22 6.42 3.82 4.60 6.44 5.05 5.37

5.74 11.17 7.56 6.53 9.49 9.66 10.14 7.53 10.44 9.97 7.19 8.56 8.66 6.32 6.96 12.73 9.66 14.61 12.44 4.59 9.55 6.69 9.01 9.75 12.75

73.37 73.46 61.34 72.36 69.34 61.36 74.59 68.49 73.33 76.16 73.09 80.58 76.84 70.56 74.14 78.84 74.04 69.32 49.44 73.68 68.81 75.80 80.33 72.75 77.98 62.42

14.88 8.10 22.69 16.58 12.04 21.02 11.59 13.70 26.67 7.62 12.02 7.91 10.74 17.32 14.94 8.99 6.70 12.50 31.46 7.66 20.18 10.83 8.37 11.80 7.22 19.46

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

9.63 11.54 6.78

11.85 10.58 8.47

66.67 49.04 62.71

11.85 28.85 22.03

100.00 100.00 100.00

5.9

9.39

72.27

12.44

100.00

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005 Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 3.40

PERSENTASE WANITA USIA SUBUR (15 - 49 TAHUN) MENURUT TIPE DAERAH, UKURAN LILA DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Perkotaan Ukuran Lila < 23,5 > 23,5 (3)

Perdesaan Ukuran Lila < 23,5 > 23,5

Jumlah

(4)

(5)

-

-

Sumatera Utara

12.66

87.34

3

Sumatera Barat

13.94

4

Riau

10.25

5

Jambi

6

(6)

(7)

(8)

-

-

100.00

12.72

87.28

86.06

100.00

15.77

89.75

100.00

14.09

11.44

88.56

100.00

Sumatera Selatan

16.71

83.29

7

Bengkulu

17.34

8

Lampung

9

(9)

(11)

-

100.00

12.69

87.31

100.00

84.23

100.00

15.19

84.81

100.00

85.91

100.00

12.63

87.37

100.00

13.88

86.12

100.00

13.12

86.88

100.00

100.00

18.48

81.52

100.00

17.82

82.18

100.00

82.66

100.00

17.06

82.94

100.00

17.13

82.87

100.00

13.70

86.30

100.00

15.12

84.88

100.00

14.93

85.07

100.00

Kepulauan Bangka Belitung

14.98

85.02

100.00

15.89

84.11

100.00

15.64

84.36

100.00

10

Kepulauan Riau

12.64

87.36

100.00

10.47

89.53

100.00

12.34

87.66

100.00

11

DKI Jakarta

12.08

87.92

100.00

-

-

12.08

87.92

100.00

12

Jawa Barat

13.91

86.09

100.00

14.19

85.81

100.00

14.04

85.96

100.00

13

Jawa Tengah

16.96

83.31

100.00

17.43

82.57

100.00

17.12

82.88

100.00

14

DI Yogyakarta

16.22

83.78

100.00

19.84

80.16

100.00

17.80

82.20

100.00

15

Jawa Timur

13.67

86.33

100.00

17.02

82.98

100.00

15.57

84.43

100.00

16

Banten

15.01

84.99

100.00

18.60

81.40

100.00

16.78

83.22

100.00

17

Bali

11.41

88.59

100.00

11.96

88.04

100.00

11.69

88.31

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

20.71

79.29

100.00

22.80

77.20

100.00

22.01

77.99

100.00

19

Nusa Tenggara Timur

23.85

76.15

100.00

43.78

56.22

100.00

40.35

59.65

100.00

20

Kalimantan Barat

11.59

88.41

100.00

16.44

83.56

100.00

15.00

85.00

100.00

21

Kalimantan Tengah

15.64

84.36

100.00

16.81

83.19

100.00

16.60

83.40

100.00

22

Kalimantan Selatan

14.90

85.10

100.00

19.01

80.99

100.00

17.45

82.55

100.00

23

Kalimantan Timur

12.06

87.94

100.00

9.28

90.72

100.00

10.85

89.15

100.00

24

Sulawesi Utara

16.15

83.85

100.00

6.20

93.80

100.00

9.75

90.25

100.00

25

Sulawesi Tengah

20.00

80.00

100.00

14.58

85.42

100.00

15.76

84.24

100.00

26

Sulawesi Selatan

19.34

80.66

100.00

15.08

84.92

100.00

16.50

83.50

100.00

27

Sulawesi Tenggara

12.31

87.69

100.00

17.13

82.87

100.00

16.17

83.83

100.00

28

Gorontalo

13.78

86.22

100.00

13.78

86.22

100.00

13.78

86.22

100.00

29

Sulawesi Barat*

30

Maluku

14.90

85.1

100.00

15.81

84.19

100.00

15.52

84.48

100.00

31

Maluku Utara

11.54

88.46

100.00

19.95

80.05

100.00

17.53

82.47

100.00

32

Papua

15.84

84.16

100.00

27.65

72.35

100.00

24.69

75.31

100.00

33

Irian Jaya Barat* 14.38

85.62

100.00

17.64

82.36

100.00

16.24

83.76

100.00

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Indonesia

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005 Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

-

(10)

-

1

-

Perkotaan + Perdesaan Ukuran Lila Jumlah < 23,5 > 23,5

Jumlah

-

-

Lampiran 3.41

PERSENTASE WANITA USIA 15 - 49 TAHUN MENURUT TIPE DAERAH, UKURAN LILA DAN KELOMPOK UMUR, TAHUN 2005 Perkotaan Ukuran Lila < 23,5 > 23,5

Perdesaan Ukuran Lila Jumlah < 23,5 > 23,5

Perkotaan + Perdesaan Ukuran Lila Jumlah < 23,5 > 23,5

No

Kelompok Umur

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

15 - 19

31.61

68.39

100.00

34.17

65.83

100.00

33.08

66.92

100.00

2

20 - 24

21.36

78.64

100.00

21.95

78.05

100.00

21.67

78.33

100.00

3

25 - 29

13.64

86.36

100.00

15.28

84.72

100.00

14.55

85.45

100.00

4

30 - 34

8.38

91.62

100.00

12.01

87.99

100.00

10.45

89.55

100.00

5

35 - 39

5.79

94.21

100.00

11.38

88.62

100.00

9.05

90.95

100.00

6

40 - 44

5.82

94.18

100.00

11.86

88.14

100.00

9.37

90.63

100.00

7

45 - 49

6.63

93.37

100.00

12.82

87.80

100.00

10.26

89.74

100.00

14.38

85.62

100.00

17.64

82.36

100.00

16.24

83.76

100.00

Total

Jumlah

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005

Lampiran 3.42

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGKONSUMSI GARAM BERYODIUM MENURUT PROVINSI TAHUN 2002-2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat* Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat* Indonesia

2002

Cukup 2003

2005

2002

Kurang 2003

2005

2002

Tidak ada 2003

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

85.60 92.88 91.59 95.57 89.04 95.39 85.68 87.08 59.93 67.83 54.62 65.86 67.82 61.92 45.21 18.02 32.55 86.36 92.51 90.53 93.42 96.97 84.57 59.94 58.71 98.45

90.62 93.02 90.10 96.47 92.19 94.53 85.48 95.00 55.91 69.71 59.43 67.16 74.75 61.33 43.56 21.45 34.07 88.29 93.23 90.25 96.26 94.33 89.85 59.69 66.84 88.58

91.22 88.34 89.24 91.82 86.89 86.17 75.61 93.53 87.90 61.37 66.39 62.77 74.33 72.32 51.66 45.48 23.97 36.77 83.73 88.94 84.37 82.63 92.09 84.40 59.54 64.36 85.38

12.33 6.81 7.34 4.26 7.22 4.25 12.02 10.83 18.03 20.80 19.48 22.68 12.30 21.74 15.23 22.92 14.62 11.82 6.56 8.56 5.50 2.77 13.28 15.11 15.65 1.43

8.43 6.71 6.35 3.47 6.45 5.22 11.57 4.44 17.14 19.31 20.47 23.08 11.81 22.87 16.28 17.79 10.38 10.75 6.61 8.81 3.36 5.50 8.86 15.03 14.41 8.85

7.81 10.61 8.13 7.80 10.33 13.15 17.67 5.87 9.29 18.05 21.97 20.13 20.32 12.68 28.72 15.53 15.88 10.75 14.08 10.46 13.56 12.07 7.57 13.51 17.67 14.66 14.32

2.07 0.31 1.07 0.17 3.74 0.36 2.30 2.09 22.03 11.38 25.90 11.46 19.87 16.33 39.55 59.06 52.84 1.81 0.93 0.91 1.08 0.27 2.15 24.95 25.64 0.12

0.95 0.26 3.55 0.07 1.37 0.25 2.94 0.56 26.95 10.98 20.09 9.76 13.44 15.80 40.15 60.76 55.55 0.96 0.16 0.94 0.39 0.17 1.29 25.28 18.75 2.57

0.97 1.05 2.63 0.38 2.78 0.68 6.72 0.60 2.81 20.58 11.64 17.11 5.35 15.00 19.63 38.99 60.15 52.48 2.19 0.60 2.07 5.30 0.34 2.09 22.79 20.98 0.30

-

39.09 69.53 91.67

43.93 72.15 93.57

-

7.03 14.84 7.31

8.74 14.32 4.59

-

53.87 15.64 1.03

47.33 13.54 1.85

68.53

73.24

72.81

15.42

12.71

14.02

16.05

14.05

13.17

Sumber: Dit. Gizi Masyarakat, Depkes RI dan Dit. Statistik Kesra, BPS, 2005 Ket: * Prov. Sulawesi Barat termasuk Sulawesi Selatan, Irian Jaya Barat termasuk Papua

Lampiran 4.1 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K1 & K4, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Ibu Hamil No

Provinsi

(1)

(2)

Ibu Bersalin

Jumlah

K1

% K1

K4

% K4

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kunjungan Neonatus

Jumlah

Ditolong Nakes

% Ditolong Nakes

(8)

(9)

(10)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

109,652

92,425

84.29

80,087

73.04

105,209

65,428

62.19

2 Sumatera Utara

347,683

292,471

84.12

272,448

78.36

323,789

239,712

74.03

Jumlah

Kunjungan Neonatus1

% KN 1

(11)

(12)

(13)

101,579 306,833

-

-

Kunjungan Neonatus2

% KN2

(14)

(15)

-

-

228,415

74.44

4,814

1.57

3 Sumatera Barat

106,556

97,183

91.20

84,996

79.77

100,860

80,837

80.15

96,445

83,691

86.78

83,691

86.78

4 Riau

129,160

113,255

87.69

107,826

83.48

120,176

85,987

71.55

116,771

96,476

82.62

91,069

77.99

70,417

64,272

91.27

55,261

78.48

64,910

53,317

82.14

64,910

52,750

81.27

40,146

61.85

151,982

139,979

92.10

130,934

86.15

145,858

118,340

81.13

139,555

120,103

86.06

7 Bengkulu

47,360

37,892

80.01

35,008

73.92

45,208

31,530

69.74

43,054

32,939

76.51

31,495

73.15

8 Lampung

171,515

155,359

90.58

142,751

83.23

163,719

123,186

75.24

155,923

137,723

88.33

134,778

86.44

27,219

26,680

98.02

24,796

91.10

25,977

22,619

87.07

24,871

19,875

79.91

40,089

37,286

93.01

31,610

78.85

34,574

28,377

82.08

-

-

227,316

204,862

90.12

169,641

74.63

213,341

149,281

69.97

203,041

148,876

73.32

143,099

70.48

5 Jambi 6 Sumatera Selatan

9 Kepulauan Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta

-

-

-

-

-

12 Jawa Barat

981,342

844,116

86.02

748,461

76.27

943,687

620,747

65.78

904,425

568,815

62.89

708,105

78.29

13 Jawa Tengah

654,664

583,281

89.10

518,570

79.21

475,826

348,517

73.24

412,658

375,180

90.92

274,699

66.57

14 DI Yogyakarta

51,736

50,785

98.16

42,246

81.66

49,678

41,022

82.58

47,045

-

89.63

554,698

79.45

641,054

551,944

86.10

634,705

579,225

15 Jawa Timur 16 Banten

698,177

625,754

-

40,283

85.63

91.26

556,055

87.61

258,694

232,386

89.83

186,447

72.07

247,676

155,308

62.71

235,524

102,077

43.34

189,112

80.29

68,472

74,379

108.63

59,375

86.71

65,403

58,529

89.49

62,280

39,360

63.20

32,399

52.02

18 Nusa Tenggara Barat

111,186

98,454

88.55

88,930

79.98

105,714

78,397

74.16

102,692

89,348

87.01

87,114

84.83

19 Nusa Tenggara Timur

120,975

111,216

91.93

79,691

65.87

106,974

63,441

59.31

87,957

69,067

78.52

68,509

77.89

20 Kalimantan Barat

86,258

77,226

89.53

56,683

65.71

80,317

54,918

68.38

75,855

39,360

51.89

32,399

42.71

21 Kalimantan Tengah

53,827

48,540

90.18

41,727

77.52

50,102

37,529

74.91

47,373

39,479

83.34

39,214

82.78

22 Kalimantan Selatan

81,680

74,231

90.88

60,956

74.63

76,329

61,748

80.90

-

-

23 Kalimantan Timur

71,684

65,262

91.04

57,642

80.41

68,056

49,860

73.26

65,543

53,425

81.51

51,942

79.25 40.64

17 Bali

-

-

-

24 Sulawesi Utara

47,724

44,795

93.86

38,473

80.62

44,866

29,966

66.79

44,379

25,956

58.49

18,034

25 Sulawesi Tengah

58,847

50,272

85.43

44,418

75.48

56,109

35,196

62.73

56,032

40,422

72.14

39,085

69.75

26 Sulawesi Selatan

186,293

166,536

89.39

130,515

70.06

177,005

121,407

68.59

168,453

101,082

60.01

87,242

51.79

27 Sulawesi Tenggara

45,128

36,756

81.45

31,511

69.83

41,667

27,865

66.88

41,085

32,483

79.06

29,733

72.37

28 Gorontalo

24,430

22,238

91.03

19,374

79.30

23,320

16,377

70.23

21,893

18,515

84.57

17,417

79.56

-

-

-

29 Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30 Maluku

22,645

22,345

98.68

17,945

79.24

25,028

14,718

58.81

23,587

16,948

71.85

16,504

69.97

31 Maluku Utara

22,582

19,521

86.44

16,155

71.54

21,678

13,039

60.15

20,774

15,858

76.34

15,010

72.25

32 Papua

48,694

30,266

62.16

21,874

44.92

46,480

15,579

33.52

44,267

17,334

39.16

-

-

-

33 Irian Jaya Barat Indonesia

5,123,987

4,540,023

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

88.60

3,951,049

77.11

4,690,590

3,394,721

72.37

4,349,509

3,144,782

72.30

2,831,948

65.11

Lampiran 4.2 CAKUPAN DETEKSI RISIKO, RUJUKAN KASUS RISTI, DAN PENANGANAN KOMPLIKASI IBU HAMIL DAN NEONATAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Rujukan Kasus Risti Maternal Neonatal

Deteksi Risiko Oleh Nakes Masyarakat

Penanganan Komplikasi Obstetri Neonatal

Jumlah

Jumlah

Ibu Hamil

Ibu Bersalin

Abs

%

Abs

%

Abs

%

Abs

%

Abs

%

Abs

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

109,652

105,209

9,458

8.63

1,542

1.41

2

Sumatera Utara

347,683

323,789

27,085

7.79

6,825

1.96

-

3

Sumatera Barat

106,556

100,860

14,779

13.87

4,634

4.35

1,930

1.81

465

0.44

1,127

1.12

524

0.52

4

Riau

129,160

120,176

15,797

12.23

2,709

2.10

1,810

1.40

218

0.17

3,265

2.72

1,870

1.56

5

Jambi

94

0.13

1,063

1.64

9

0.01

6

Sumatera Selatan

7

1,748

0.50

-

-

1,130

70,417

64,910

7,747

11.00

999

1.42

625

0.89

151,982

145,858

17,677

11.63

6,262

4.12

1,051

0.69

-

Bengkulu

47,360

45,208

7,779

16.43

1,125

2.38

1,089

2.30

850

8

Lampung

171,515

163,719

13,587

7.92

2,065

1.20

3,597

2.10

9

Kepulauan Bangka Belitung

27,219

25,977

1,241

4.56

1,478

5.43

434

1.59

10

Kepulauan Riau

40,089

34,574

-

-

-

-

11

DKI Jakarta

227,316

213,341

17,122

7.53

3,433

1.51

-

-

12

Jawa Barat

981,342

943,687

25,262

2.57

10,773

1.10

16,189

1.65

31

13

Jawa Tengah

654,664

475,826

14

DI Yogyakarta

51,736

49,678

15

Jawa Timur

16

Banten

17

Bali

18 19 20

Kalimantan Barat

86,258

21

Kalimantan Tengah

53,827

22

Kalimantan Selatan

81,680

23

Kalimantan Timur

71,684

24

Sulawesi Utara

47,724

698,177

641,054

4,493 107,817

-

-

0.33

-

1,750

0.54

-

-

1,076

0.33

-

-

-

-

1.79

-

-

-

-

313

0.18

-

-

-

-

141

0.52

716

2.76

270

1.04

31

0.08

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13,261

1.41

102

0.01

-

-

-

82,636

12.62

41,745

6.38

-

8.68

-

-

1,275

2.46

430

0.83

2,639

-

-

-

5.31

320

0.64 -

15.44

40,005

5.73

19,080

2.73

2,027

0.29

-

-

-

258,694

247,676

10,822

4.18

8,644

3.34

4,271

1.65

401

0.16

-

-

-

-

68,472

65,403

8,425

12.30

516

0.75

764

1.12

131

0.19

1,442

2.20

131

0.20

Nusa Tenggara Barat

111,186

105,714

16,284

14.65

8,011

7.21

Nusa Tenggara Timur

120,975

106,974

13,949

11.53

9,258

7.65

1,298

80,317

8,968

10.40

2,057

2.38

50,102

4,885

9.08

94

0.17

76,329

8,826

10.81

3,840

4.70

-

-

68,056

11,435

15.95

1,235

1.72

108

0.15

44,866

7,211

15.11

1,007

2.11

1,616

3.39

-

-

-

1.07

225

-

3,046

3.53

647

0.75

321

0.60

79

0.15

44

0.06

-

0.19

-

-

-

-

-

-

-

2.67

556

0.52

3,205

3.99

1,349

1.68

1,101

2.20

331

0.66 -

2,851

-

-

-

-

-

-

-

748

1.67

469

1.05

25

Sulawesi Tengah

58,847

56,109

6,895

11.72

1,982

3.37

846

1.44

289

0.49

998

1.78

1,219

2.17

26

Sulawesi Selatan

186,293

177,005

21,469

11.52

9,986

5.36

5,561

2.99

583

0.31

7,210

4.07

10,036

5.67

27

Sulawesi Tenggara

45,128

41,667

5,965

13.22

4,973

11.02

818

1.81

101

0.22

711

1.71

89

0.21

28

Gorontalo

24,430

23,320

3,611

14.78

521

2.13

296

1.21

10

0.04

756

3.24

10

0.04

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30

Maluku

22,645

32

0.14

-

-

-

-

345

1.38

129

0.52

31

Maluku Utara

-

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

-

-

25,028

922

4.07

22,582

21,678

1,496

6.62

158

0.70

-

-

48,694

46,480

-

-

-

468

0.96

5,123,987

Sumber: Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

4,690,590

401,007

7.83

134,164

2.62

150,877

2.94

98

0.20

50,083

0.98

-

-

1,496

6.90

113

0.52

1,577

3.39

479

1.03

46,261

0.99

19,082

0.41

Lampiran 4.3 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG SEDANG MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2005 No

Provinsi

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

46.12 43.78 46.36 47.91 57.77 59.69 65.41 62.82 60.72 47.58 54.13 63.02 58.94 58.89 61.54 59.64 64.35 58.45 37.51 58.63 64.25 64.85 54.19 65.78 55.93 43.13 43.89 56.22

38.57 41.49 48.12 50.81 64.93 59.30 66.76 66.82 65.84 57.34 62.73 62.95 66.36 58.47 57.29 72.38 54.13 33.08 62.23 68.24 64.85 54.90 72.66 54.74 41.36 48.30 61.22 -

38.07 43.51 44.61

24.17 44.84 28.56

-

58.16

40.35 42.51 47.59 49.80 62.94 59.42 66.39 65.97 63.72 49.51 54.13 62.88 61.32 62.15 59.72 58.61 68.20 55.71 33.80 61.29 67.08 64.85 54.52 70.01 54.97 41.88 47.40 59.91 28.08 44.49 32.80 -

57.67

57.89

Lampiran 4.4 PROPORSI WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN YANG PERNAH MENGGUNAKAN /MEMAKAI ALAT KB MENURUT DAERAH TEMPAT TINGGAL DAN PROVINSI, TAHUN 2005 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Perkotaan

Perdesaan

Perkotaan + Perdesaan

(2)

(3)

(4)

(5)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

60.80 59.01 65.14 66.41 71.97 74.34 82.32 78.05 76.38 60.80 72.25 79.79 76.91 74.44 75.94 76.94 79.24 78.18 52.86 72.83 79.30 80.90 70.28 83.50 71.49 59.25 61.45 74.41 -

54.80 54.92 64.92 63.61 77.53 71.49 78.96 81.60 77.66 69.15 82.11 80.60 81.59 73.89 75.23 84.78 75.52 49.67 76.24 80.67 79.52 69.01 87.40 70.52 55.43 66.30 74.50 -

54.81 57.45 64.04 -

33.89 57.40 36.13

74.61

56.22 56.76 64.99 64.58 75.99 72.43 79.88 80.85 77.13 62.46 72.25 80.91 79.11 77.56 74.72 76.19 81.89 76.49 50.19 75.34 80.27 80.03 69.69 85.90 70.72 56.54 65.31 74.48 39.78 57.41 43.50 -

73.61

74.05

Lampiran 4.5 PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perkotaan+Perdesaan Alat/cara KB yang dipakai No (1)

Provinsi

MOW/ Tubektomi

MOP/ Vasektomi

AKDR/IUD

Suntikan

Susuk KB

Pil

Kondom

Lainnya

Alat/Cara Tradisional

Jumlah

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah

0.74 5.95 1.66 1.14 0.98 1.78 1.96 1.17 1.41 1.46 1.54 1.74 4.81

0.29 1.36 1.85 0.88 0.35 1.04 0.45 0.60 0.62 1.26 0.99 0.90 1.29

2.36 5.77 10.71 4.90 3.95 2.55 3.96 6.38 2.61 8.41 12.02 8.62 8.66

61.38 44.66 61.72 55.28 55.41 63.64 60.55 62.24 52.85 45.44 57.57 59.96 63.54

0.10 4.13 5.92 3.14 5.67 10.27 7.47 6.74 3.36 2.11 2.16 2.10 6.82

30.82 34.62 16.55 32.35 32.32 19.70 23.92 21.62 37.12 38.17 23.35 25.98 13.49

0.77 1.20 0.50 0.81 0.52 0.38 0.56 0.49 0.81 1.98 1.06 0.22 0.59

0.08 0.19 0.09 0.22 0.11 0.14 0.11 0.11 0.18 0.16 0.14 1.10 0.12

2.63 2.10 1.00 1.28 0.69 0.80 1.02 0.64 1.04 1.02 1.17 0.38 0.69

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

14 15 16 17 18

DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat

4.89 4.11 1.24 4.36 1.79

1.06 1.62 0.94 0.79 0.44

27.24 11.66 6.64 41.65 9.39

44.28 54.76 69.14 39.61 63.39

5.88 5.13 2.94 1.27 10.41

11.34 21.49 18.18 10.59 13.74

1.63 0.36 0.51 0.66 0.16

0.40 0.07 0.30 0.14

3.28 0.79 0.41 1.77 0.54

100 100 100 100 100

19 20 21 22 23

Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur

1.64 0.92 0.37 1.22 1.84

1.34 1.00 0.61 0.35 0.60

9.08 2.49 1.91 1.78 8.34

63.80 59.01 43.68 43.34 43.79

4.32 2.19 3.90 2.30 2.45

15.15 33.40 47.53 50.02 41.15

0.18 0.38 0.66 0.49 0.60

0.19 0.09 0.12 0.10 0.16

4.32 0.53 1.22 0.39 1.07

100 100 100 100 100

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

1.87 1.00 0.99 1.19 0.99 1.63 1.79 1.73 2.79

0.95 0.85 0.90 0.76 0.59 0.60 0.83 2.12 1.10

10.73 6.71 2.70 3.50 10.73 3.29 1.81 2.91 9.06

46.90 49.02 53.54 45.11 36.48 57.82 58.54 34.29 57.27

10.49 4.17 4.17 9.39 16.35 10.47 8.43 2.55 4.73

27.79 36.34 35.18 36.79 33.78 22.53 26.62 17.06 23.36

0.44 0.34 0.43 0.19 0.28 0.09 2.11 0.50

0.01 0.10 0.13 0.19 0.14 0.23 0.16 0.11

0.82 1.47 2.16 2.88 0.66 3.43 1.72 37.23 1.07

100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

`

Lampiran 4.5.a PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perkotaan Alat/Cara KB yang Dipakai No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

MOW/ MOP/ AKDR/IUD Tubektomi Vasektomi (3)

1.35 6.49 2.46 1.68 1.52 2.45 3.42 2.36 2.10 1.78 1.54 1.89 5.73 5.40 4.94 1.71 4.12 1.69 3.30 1.64 0.51 1.54 1.89 2.98 1.41 1.45 1.92 1.67

Suntikan

Susuk KB

Pil

Kondom

Lainnya

Alat/Cara Tradisional

Jumlah

(9)

(10)

(11)

(12)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

0.16 1.15 4.33 0.53 0.09 0.99 0.42 0.35 1.35 1.16 0.99 0.90 1.11 1.36 2.09 1.04 0.65 0.82 11.99 1.06 0.89 0.43 0.51 0.17 0.58 0.94 0.90 0.95

6.20 7.34 20.07 9.99 5.62 3.89 6.61 9.74 6.41 10.45 12.02 12.88 10.47 30.42 11.90 10.52 41.04 14.07 18.96 6.04 1.67 3.63 12.74 11.24 9.71 6.15 5.76 19.79

55.64 43.46 54.74 56.78 52.31 63.78 60.90 57.05 47.87 44.90 57.57 56.47 62.48 37.14 52.30 62.35 37.84 62.02 45.28 56.34 46.25 48.44 42.97 44.31 45.50 55.70 36.87 29.56

0.45 2.13 2.86 3.30 4.19 5.61 3.08 6.39 2.72 2.04 2.16 1.74 4.47 3.84 3.15 1.02 1.44 8.89 1.81 1.28 2.19 0.86 1.59 6.68 4.95 2.21 7.33 10.81

32.01 34.68 13.05 24.02 33.67 20.60 21.40 21.70 37.14 35.70 23.35 24.97 13.47 13.53 23.91 21.83 12.68 11.61 20.18 31.59 46.60 43.41 37.92 32.90 36.08 31.11 43.16 37.23

-

-

-

3.38 0.63 1.81

0.60 1.03 3.10

6.04 2.00 5.21

-

-

3.26

1.19

-

12.00

-

-

53.09 61.67 49.78

7.31 7.94 3.42

-

-

55.08

2.92 `

-

25.55 26.42 30.37 -

23.44

1.62 1.50 1.09 1.51 1.28 0.80 1.31 1.19 0.67 2.27 1.06 0.38 1.10 2.88 0.71 0.88 0.93 0.33 0.25 0.93 0.73 0.68 1.04 1.04 0.48 0.74 0.79 0.00

0.17 0.31 0.07 0.39 0.20 0.06 0.07 0.30 0.36 0.17 0.14 0.16 0.16 0.50 0.12 0.00 0.19 0.14 0.25 0.09 0.27 0.22 0.15 0.02 0.00 0.18 0.24 0.00

2.41 2.94 1.32 1.79 1.10 1.82 2.78 0.93 1.37 1.23 1.17 0.60 1.00 4.94 0.88 0.66 1.11 0.43 7.98 1.04 0.89 0.78 1.19 0.49 1.30 1.51 3.03 0.00

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

-

-

-

-

0.00 0.00 4.31

0.00 0.16 0.00

4.03 0.16 2.00

100 100 100

-

-

-

-

0.86

0.15

1.11

100

Lampiran 4.5.b PERSENTASE WANITA BERUMUR 15-49 TAHUN DAN BERSTATUS KAWIN MENURUT ALAT/CARA KB YANG SEDANG DIGUNAKAN /DIPAKAI DAN PROVINSI, TAHUN 2005 Perdesaan Alat/Cara KB yang Dipakai No

Provinsi

MOP/ MOW/ AKDR/IUD Tubektomi Vasektomi (1) (2) (3) (4) (5) 1 Nanggroe Aceh Darussalam 0.51 0.33 0.94 2 Sumatera Utara 5.54 1.54 4.42 3 Sumatera Barat 1.32 0.81 6.81 4 Riau 0.87 1.06 2.34 5 Jambi 0.79 0.44 3.38 6 Sumatera Selatan 1.45 1.06 1.89 7 Bengkulu 1.43 0.47 2.99 8 Lampung 0.87 0.67 5.53 9 Kepulauan Bangka Belitung 0.96 0.14 0.13 10 Kepulauan Riau 0.41 0.58 1.55 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat 1.58 0.91 3.98 13 Jawa Tengah 4.22 1.40 7.50 14 DI Yogyakarta 4.30 0.71 23.60 15 Jawa Timur 3.52 1.29 11.49 16 Banten 0.62 0.82 1.52 17 Bali 4.60 0.94 42.23 18 Nusa Tenggara Barat 1.85 0.20 6.46 19 Nusa Tenggara Timur 1.27 1.19 6.88 20 Kalimantan Barat 0.68 0.98 1.30 21 Kalimantan Tengah 0.31 0.51 2.01 22 Kalimantan Selatan 1.03 0.31 0.70 23 Kalimantan Timur 1.78 0.70 3.36 24 Sulawesi Utara 1.24 1.39 10.44 25 Sulawesi Tengah 0.89 0.92 5.96 26 Sulawesi Selatan 0.80 0.88 1.23 27 Sulawesi Tenggara 1.02 0.72 2.97 28 Gorontalo 0.77 0.47 7.78 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 0.55 0.60 1.59 31 Maluku Utara 2.18 0.76 1.75 32 Papua 1.68 1.58 1.62 33 Irian Jaya Barat Indonesia 2.43 1.04 6.80 Sumber : BPS, Statistik Kesra 2005

Suntikan

Susuk KB

(6) 63.50 45.69 64.63 54.53 56.47 63.12 60.42 63.55 56.10 47.22 63.75 64.22 52.45 56.52 78.11 41.32 64.26 67.90 59.90 42.69 40.33 44.71 48.37 49.91 52.33 47.03 38.74 60.74 57.48 25.60 58.96

(7) 1.14 5.58 7.19 3.05 6.18 12.57 9.07 6.83 3.77 2.33 2.48 8.32 8.22 6.55 5.47 1.10 11.37 4.88 2.49 4.56 3.14 3.42 12.55 3.97 5.01 9.87 18.16 12.42 8.59 2.07 6.14 `

Pil (8) 30.38 34.56 18.02 36.52 31.86 19.26 24.83 21.60 37.11 46.45 27.08 13.50 8.84 19.76 13.37 8.58 15.07 14.03 34.00 47.88 53.93 44.80 24.89 36.40 36.91 35.30 32.66 20.67 26.69 9.60 23.30

Kondom

Lainnya

(9) 0.45 0.94 0.25 0.46 0.26 0.17 0.29 0.32 0.90 0.99 0.06 0.26 0.21 0.10 0.02 0.39 0.06 0.16 0.20 0.63 0.38 0.09 0.10 0.30 0.29 0.05 0.37 0.00 0.13 0.87 0.22

(10) 0.04 0.08 0.10 0.14 0.08 0.18 0.13 0.07 0.06 0.14 0.03 0.10 0.29 0.04 0.00 0.41 0.14 0.17 0.09 0.07 0.04 0.19 0.00 0.13 0.11 0.18 0.19 0.37 0.17 0.00 0.08

Alat/Cara Tradisional (11) 2.71 1.38 0.86 1.03 0.54 0.30 0.38 0.56 0.83 0.32 0.14 0.49 1.38 0.73 0.08 0.44 0.60 3.51 0.35 1.35 0.16 0.94 1.01 1.51 2.44 2.84 0.87 3.06 2.26 56.99 1.03

Jumlah (12) 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Lampiran 4.6 HASIL PELAYANAN PESERTA KB BARU KUMULATIF MENURUT METODE KONTRASEPSI DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 Sumatera Utara

IUD

%

MOW

%

MOP

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Metoda Kondom (9)

Kon trasepsi % Implant (10)

(11)

%

Suntikan

%

Pil

%

Jumlah

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

708

0.85

164

0.20

11

0.01

3,700

4.45

1,217

1.47

38,043

45.80

39,226

47.22

83,069

6,859

3.54

4,829

2.49

309

0.16

15,158

7.82

7,148

3.69

80,034

41.28

79,567

41.03

193,904

3 Sumatera Barat

4,336

4.74

734

0.80

1

0.00

1,636

1.79

9,791

10.69

55,127

60.20

19,945

21.78

91,570

4 Riau

1,842

1.58

288

0.25

28

0.02

4,016

3.44

4,831

4.14

61,189

52.39

44,604

38.19

116,798

5 Jambi

1,169

1.46

52

0.06

13

0.02

865

1.08

6,727

8.38

42,277

52.70

29,125

36.30

80,228

6 Sumatera Selatan

2,084

1.11

1,147

0.61

45

0.02

6,296

3.34

13,221

7.02

95,966

50.93

69,670

36.97

188,429

7 Bengkulu

1,578

3.11

240

0.47

9

0.02

1,026

2.02

2,797

5.51

27,362

53.93

17,721

34.93

50,733

8 Lampung

4,944

2.55

477

0.25

160

0.08

4,536

2.34

20,485

10.55

92,341

47.55

71,271

36.70

194,214

344

1.29

257

0.96

-

-

553

2.07

2,294

8.61

14,537

54.55

8,666

32.52

26,651

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

22,807

9.30

1,526

0.62

924

0.38

4,419

1.80

6,239

2.54

129,748

52.89

79,669

32.47

245,332

9 Kepulauan Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat

70,854

9.46

6,588

0.88

945

0.13

5,241

0.70

39,092

5.22

411,393

54.90

215,266

28.73

749,379

13 Jawa Tengah

14,108

2.75

10,639

2.07

1,436

0.28

17,130

3.34

26,750

5.21

327,618

63.86

115,314

22.48

512,995

7,099

17.08

1,571

3.78

120

0.29

1,555

3.74

2,945

7.08

23,174

55.74

5,111

12.29

41,575

41,205

5.76

9,736

1.36

959

0.13

7,295

1.02

30,776

4.30

467,371

65.37

157,672

22.05

715,014 128,899

14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat

5,215

4.05

699

0.54

96

0.07

953

0.74

10,527

8.17

70,439

54.65

40,970

31.78

10,748

21.13

892

1.75

16

0.03

1,043

2.05

798

1.57

29,852

58.70

7,507

14.76

50,856

6,216

5.61

651

0.59

77

0.07

420

0.38

6,697

6.05

73,542

66.43

23,102

20.87

110,705

19 Nusa Tenggara Timur

2,573

4.15

782

1.26

127

0.20

702

1.13

3,224

5.20

42,671

68.81

11,930

19.24

62,009

20 Kalimantan Barat

1,348

1.97

529

0.77

22

0.03

999

1.46

1,696

2.48

34,447

50.28

29,472

43.02

68,513

21 Kalimantan Tengah

351

0.66

99

0.19

19

0.04

790

1.48

3,919

7.33

25,470

47.65

22,808

42.67

53,456

22 Kalimantan Selatan

939

1.18

548

0.69

35

0.04

1,199

1.51

4,222

5.32

40,706

51.29

31,712

39.96

79,361

23 Kalimantan Timur

2,116

3.81

394

0.71

32

0.06

1,244

2.24

2,019

3.64

28,921

52.13

20,754

37.41

55,480

24 Sulawesi Utara

1,681

4.85

515

1.48

13

0.04

1,727

4.98

3,014

8.69

18,585

53.58

9,149

26.38

34,684

25 Sulawesi Tengah

810

1.61

209

0.42

26

0.05

598

1.19

2,120

4.21

24,632

48.96

21,917

43.56

50,312

26 Sulawesi Selatan

2,490

1.87

560

0.42

39

0.03

3,337

2.50

8,137

6.11

79,452

59.63

39,220

29.44

133,235

27 Sulawesi Tenggara

405

0.93

599

1.38

6

0.01

1,216

2.81

3,806

8.78

19,035

43.92

18,270

42.16

43,337

1,200

4.86

117

0.47

-

-

180

0.73

2,534

10.25

13,495

54.60

7,190

29.09

24,716

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30 Maluku

658

2.82

190

0.81

10

0.04

630

2.70

1,004

4.31

13,131

56.32

7,693

32.99

23,316

31 Maluku Utara

28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat

128

0.95

36

0.27

-

-

219

1.62

881

6.52

7,583

56.09

4,673

34.56

13,520

32 Papua

46

0.98

76

1.62

-

-

97

2.07

395

8.42

3,011

64.20

1,065

22.71

4,690

33 Irian Jaya Barat

32

1.09

-

-

2

0.07

101

3.43

20

0.68

1,708

58.02

1,081

36.72

2,944

Indonesia

216,893

5.13

45,144

1.07

5,480

0.13

88,881

2.10

229,326

5.42

2,392,860

56.57

1,251,340

29.58

4,229,924

Sumber: BKKBN

Lampiran 4.7 JUMLAH DAN PROPORSI PESERTA KB BARU KUMULATIF MENURUT TEMPAT PELAYANAN DAN PROVINSI TAHUN 2005 Klinik KB No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: BKKBN

Pemerintah Peserta % (3)

(4)

57,592 147,878 59,219 57,964 52,174 121,282 35,174 112,836 18,972

(5)

69.33 76.26 64.67 49.63 65.03 64.36 69.33 58.10 71.19 -

100,834 401,728 255,769 18,492 381,743 96,669 19,109 94,155 59,916 43,651 33,195 49,244 32,884 18,750 43,417 113,175 40,163 17,953

5,525 22,724 2,350 1,880 242 11,401 951 4,964 900 -

41.10 53.61 49.86 44.48 53.39 75.00 37.57 85.05 96.62 63.71 62.10 62.05 59.27 54.06 86.30 84.94 92.68 72.64 -

20,876 11,907 4,073 2,813 2,523,607

Swasta Peserta

Jumlah

%

Peserta

%

Peserta

%

Peserta

%

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

-

2,982 2,818 1,502 2,354 2,381 4,474 2,147 5,028 424 -

7.98 9.69 4.31 11.86 2.53 5.38 1.40 2.44 0.44 4.58 13.33 2.34 8.66 13.78 6.31 2.39 2.79 10.11 -

384 158 60 26 231,270

Bidan Praktek Swasta

(6)

6.65 11.72 2.57 1.61 0.30 6.05 1.87 2.56 3.38

19,566 72,599 22,132 4,931 18,084 6,938 710 2,703 273 3,137 7,125 1,854 4,807 4,780 3,174 3,181 1,211 2,500 -

89.54 88.07 86.84 95.55 59.66

Dokter Praktek Swasta

29,167 20,325 19,234 643 13,173 4,001 1,528 1,162 268 1,274 1,085 685 3,555 2,676 736 1,358 378 396

1.65 1.17 1.28 0.88 5.47

3.59 1.45 1.64 2.02 2.97 2.37 4.23 2.59 1.59 11.89 2.71 3.75 1.55 1.84 3.10 3.00 1.05 0.43 1.86 2.03 0.86 6.41 7.72 1.46 1.02 0.87 1.60 -

41 28 16 6 125,845

16,970 20,484 28,499 54,600 25,431 51,272 12,461 71,386 6,355 95,765 254,727 215,860 17,509 302,014 21,291 29,509 12,685 1,552 20,451 12,051 27,578 14,234 8,478 2,985 15,521 1,585 3,867 -

0.18 0.21 0.34 0.20 2.98

20.43 10.56 31.12 46.75 31.70 27.21 24.56 36.76 23.85 39.03 33.99 42.08 42.11 42.24 16.52 58.02 11.46 2.50 29.85 22.54 34.75 25.66 24.44 5.93 11.65 3.66 15.65 -

2,015 1,427 541 99 1,349,202

83,069 193,904 91,570 116,798 80,228 188,429 50,733 194,214 26,651 245,332 749,379 512,995 41,575 715,014 128,899 50,856 110,705 62,009 68,513 53,456 79,361 55,480 34,684 50,312 133,235 43,337 24,716 -

8.64 10.55 11.54 3.36 31.90

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 -

23,316 13,520 4,690 2,944 4,229,924

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Lampiran 4.8 PENCAPAIAN DESA UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah Desa

Tahun 2004 Desa UCI

%

Jumlah Desa

Tahun 2005 Desa UCI

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

6,180

1,476

23.88

6,180

3,090

50.00

2

Sumatera Utara

5,464

4,397

80.47

5,464

4,317

79.01

3

Sumatera Barat

2,567

1,922

74.87

2,567

1,951

76.00

4

Riau

1,625

1,325

81.54

998

808

80.96

5

Jambi

1,186

986

83.14

1,186

1,055

88.95

6

Sumatera Selatan

2,681

2,181

81.35

2,681

2,254

84.07

7

Bengkulu

1,261

890

70.58

1,261

901

71.45

8

Lampung

2,161

1,988

91.99

2,161

1,945

90.00

9

Kepulauan Bangka Belitung

317

242

76.34

317

250

78.86

10

Kepulauan Riau

-

-

-

-

-

-

11

DKI Jakarta

278

220

79.14

278

192

69.06

12

Jawa Barat

5,798

4,269

73.63

5,798

4,638

79.99

13

Jawa Tengah

8,052

7,107

88.26

8,052

7,166

89.00

14

DI Yogyakarta

438

438

100.00

438

434

99.09

15

Jawa Timur

8,441

4,928

58.38

8,441

6,668

79.00

16

Banten

1,543

1,153

74.72

1,543

1,219

79.00

17

Bali

695

691

99.42

695

695

100.00

18

Nusa Tenggara Barat

778

703

90.36

778

681

87.53

19

Nusa Tenggara Timur

2,591

2,000

77.19

2,591

2,047

79.00

20

Kalimantan Barat

1,452

885

60.95

1,452

944

65.01

21

Kalimantan Tengah

1,324

708

53.47

1,324

781

58.99

22

Kalimantan Selatan

1,955

1,297

66.34

1,955

1,299

66.45

23

Kalimantan Timur

1,334

960

71.96

1,334

960

71.96

24

Sulawesi Utara

1,214

841

69.28

1,214

983

80.97

25

Sulawesi Tengah

1,447

1,044

72.15

1,447

998

68.97

26

Sulawesi Selatan

3,222

2,370

73.56

2,100

1,638

78.00

27

Sulawesi Tenggara

1,554

1,215

78.19

1,554

1,350

86.87

28

Gorontalo

447

249

55.70

447

224

50.11

29

Sulawesi Barat

-

-

-

860

654

76.05

30

Maluku

-

-

-

878

729

83.03

31

Maluku Utara

720

195

27.08

720

381

52.92

32

Papua

36.97

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

-

-

-

1,017

376

1,017

356

35.00

-

-

-

67,742

47,036

69.43

67,731

51,628

76.23

Lampiran 4.9 CAKUPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No.

Provinsi

(1)

(2)

Sasaran (3)

BCG Jumlah

%

(4)

(5)

DPT1 Jumlah % (6)

(7)

DPT2 Jumlah % (8)

(9)

DPT3 Jumlah % (10)

(11)

Polio1 Jumlah % (12)

Imunisasi Bayi POLIO2 Jumlah %

(13)

(14)

Polio3

(15)

Polio4

Campak Jumlah %

Jumlah

%

Jumlah

%

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

DO

(21)

(22)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

109,128

85,846

78.7

87,978

80.6

83,740

76.7

80,213

73.5

87,632

80.3

112,921

103.5

76,606

70.2

65,123

59.7

81,171

74.4

7.74

2 Sumatera Utara

320,587

289,292

90.2

271,424

84.7

261,346

81.5

248,176

77.4

291,141

90.8

276,547

86.3

266,767

83.2

263,539

82.2

275,872

86.1

0.00

3 Sumatera Barat

96,520

96,053

99.5

93,463

96.8

87,692

90.9

84,566

87.6

99,106

102.7

94,513

97.9

92,552

95.9

88,317

91.5

86,040

89.1

7.94

147,831

133,109

90.0

138,853

93.9

132,307

89.5

127,020

85.9

137,426

93.0

134,336

90.9

131,709

89.1

129,262

87.4

136,165

92.1

1.94

4 Riau 5 Jambi 6 Sumatera Selatan

64,964

63,869

98.3

64,531

99.3

61,925

95.3

61,301

94.4

64,907

99.9

62,699

96.5

61,846

95.2

62,061

95.5

61,409

94.5

4.84

166,556

152,732

91.7

154,703

92.9

145,116

87.1

145,163

87.2

155,251

93.2

150,511

90.4

145,336

87.3

145,404

87.3

145,003

87.1

6.27

7 Bengkulu

39,545

37,461

94.7

36,333

91.9

35,170

88.9

33,530

84.8

38,420

97.2

36,763

93.0

36,990

93.5

38,632

97.7

34,380

86.9

5.38

8 Lampung

171,587

145,426

84.8

140,995

82.2

137,505

80.1

135,147

78.8

151,287

88.2

145,628

84.9

143,056

83.4

142,132

82.8

144,546

84.2

0.00

9 Kepulauan Bangka Belitung

24,207

23,378

96.6

23,728

98.0

10 Kepulauan Riau

53,270

51,637

96.9

50,689

95.2

89.7

23,819

98.4

95.0

22,362

92.4

22,066

91.2

22,179

91.6

6.53

45,835

22796

86.0

94.2

44,405

21705

83.4

52,189

98.0

48,332

22995

90.7

46,243

86.8

45,345

85.1

45,389

85.2

10.46 6.41

11 DKI Jakarta

191,306

218,505

114.2

221,021

115.5

209,282

109.4

206,514

107.9

203,943

106.6

195,353

102.1

189,999

99.3

179,264

93.7

206,852

108.1

12 Jawa Barat

880,482

681,359

77.4

698,644

79.3

655,624

74.5

643,150

73.0

481,499

54.7

450,321

51.1

437,861

49.7

421,717

47.9

746,063

84.7

0.00

13 Jawa Tengah

605,672

514,133

84.9

511,042

84.4

498,824

82.4

500,448

82.6

517,217

85.4

498,435

82.3

491,806

81.2

490,402

81.0

511,001

84.4

0.01

14 DI Yogyakarta

50,307

48,755

96.9

51,087

101.6

12,940

25.7

15,103

30.0

39,219

78.0

35,230

70.0

34,143

67.9

35,024

69.6

46,607

92.6

0.00

15 Jawa Timur

638,265

606,315

95.0

586,335

91.9

372,555

58.4

400,146

62.7

644,689

101.0

596,456

93.4

581,797

91.2

583,165

91.4

576,277

90.3

0.00

16 Banten

236,590

216,250

91.4

206,418

87.2

198818

84.0

202649

85.7

178,797

75.6

171199

72.4

167,186

70.7

165,381

69.9

208,224

88.0

0.00

62,290

63,346

101.7

61,630

98.9

59,188

95.0

58,907

94.6

63,208

101.5

62,755

100.7

60,904

97.8

61,003

97.9

61,533

98.8

0.16 3.75

17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat

106,771

103,685

97.1

100,947

94.5

96,196

90.1

96,150

90.1

103,783

97.2

104,011

97.4

98,977

92.7

100,273

93.9

97,162

91.0

19 Nusa Tenggara Timur

123,358

114,950

93.2

112,614

91.3

106,975

86.7

101,577

82.3

110,792

89.8

106,720

86.5

103,115

83.6

102,045

82.7

113,476

92.0

0.00

20 Kalimantan Barat

97,648

94,490

96.8

93,152

95.4

87,522

89.6

85,449

87.5

95,724

98.0

91,422

93.6

88,193

90.3

108,072

110.7

88,786

90.9

4.69

21 Kalimantan Tengah

47,798

43,954

92.0

42,627

89.2

40,529

84.8

39,647

82.9

44,819

93.8

42,403

88.7

40,931

85.6

40,605

85.0

40,193

84.1

5.71

22 Kalimantan Selatan

72,844

70,814

97.2

68,411

93.9

63,899

87.7

63,724

87.5

69,537

95.5

66,575

91.4

63,843

87.6

63,254

86.8

63,724

87.5

6.85

23 Kalimantan Timur

70,058

68,012

97.1

65,423

93.4

61,929

88.4

61,608

87.9

69,286

98.9

66,791

95.3

64,455

92.0

62,245

88.8

61,086

87.2

6.63

24 Sulawesi Utara

44,912

34,560

77.0

41,259

91.9

39,801

88.6

39,153

87.2

41,406

92.2

40,731

90.7

40,012

89.1

40,334

89.8

39,134

87.1

5.15

25 Sulawesi Tengah

56,131

45,122

80.4

44,452

79.2

41,080

73.2

40,198

71.6

45,920

81.8

43,443

77.4

41,711

74.3

41,144

73.3

41,053

73.1

7.65

26 Sulawesi Selatan

171,624

126,404

73.7

136,770

79.7

129,736

75.6

123,996

72.2

145,514

84.8

137,292

80.0

131,799

76.8

131,382

76.6

126,322

73.6

7.64

27 Sulawesi Tenggara

53,270

51,637

96.9

50,689

95.2

45,835

86.0

44,405

83.4

52,189

98.0

48,332

90.7

46,243

86.8

45,345

85.1

45,389

85.2

10.46

28 Gorontalo

22,282

20,226

90.8

21,870

98.2

13,338

59.9

12,886

57.8

21,404

96.1

13,819

62.0

19,074

85.6

18,520

83.1

19,279

86.5

11.85

29 Sulawesi Barat

22,216

14,077

63.4

16,448

74.0

12,467

56.1

12,342

55.6

14,288

64.3

13,021

58.6

12,458

56.1

12,303

55.4

12,781

57.5

22.29

30 Maluku

42,343

37,211

87.9

36,178

85.4

30,747

72.6

29,585

69.9

35,683

84.3

31,460

74.3

34,716

82.0

34,564

81.6

34,482

81.4

4.69

31 Maluku Utara

20,954

18,483

88.2

18,645

89.0

17,499

83.5

16,285

77.7

19,936

95.1

17,884

85.3

16,742

79.9

15,727

75.1

15,967

76.2

14.36

32 Papua

55,526

35,061

63.1

35,407

63.8

30,693

55.3

29,386

52.9

38,981

70.2

34,642

62.4

32,263

58.1

31,561

56.8

32,981

59.4

6.85

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

86.7

1.48

33 Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

4,866,842

4,306,152

88.5

4,283,766

88.0

3,838,909

78.9

3,804,534

78.2

4,139,012

85.0

3,953,540

81.2

3,821,695

78.5

3,785,211

77.8

4,220,526

Lampiran 4.10

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi

Sasaran

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

109,128 320,587 96,520 147,831 64,964 166,556 39,545 171,587 24,207 53,270 191,306 880,482 605,672 50,307 638,265 236,590 62,290 106,771 123,358 97,648 47,798 72,844 70,058 44,912 56,131 171,624 53,270 22,282 22,216 42,343 20,954 55,526 4,866,842

HB1 (<7hr) Jumlah % (4)

13,686 115,106 38,457 50,905 28,666 57,297 23,755 48,397 4,852 17,157 73,139 345,363 377,083 35,225 377,012 50,997 40,116 83,070 30,975 10,961 7,262 15,221 18,919 19,500 7,340 55,327 17,157 7,897 4,390 18,667 1,881 4,575 2,000,355

(5)

HB1 (>7hr) Jumlah % (6)

12.5 35.9 39.8 34.4 44.1 34.4 60.1 28.2 20.0 32.2 38.2 39.2 62.3 70.0 59.1 21.6 64.4 77.8 25.1 11.2 15.2 20.9 27.0 43.4 13.1 32.2 32.2 35.4 19.8 44.1 9.0 8.2 41.1

63,972 155,039 65,108 94,442 32,536 114,645 37,449 82,252 21,809 32,567 159,248 447,904 185,643 12,492 209,201 138,591 25,829 15,628 77,689 79,240 37,120 55,777 39,918 26,535 31,720 94,388 32,567 15,507 10,446 5,313 14,580 15,215 2,430,370

(7)

Status Imunisasi HB1 (total) Jumlah % (8)

58.6 48.4 67.5 63.9 50.1 68.8 94.7 47.9 90.1 61.1 83.2 50.9 30.7 24.8 32.8 58.6 41.5 14.6 63.0 81.1 77.7 76.6 57.0 59.1 56.5 55.0 61.1 69.6 47.0 12.5 69.6 27.4 49.9

77,658 270,145 103,565 145,347 61,202 171,942 61,204 130,649 26,661 49,724 232,387 793,267 562,726 47,717 586,213 189,588 65,945 98,698 108,664 90,201 44,382 70,998 58,837 46,035 39,060 149,715 49,724 23,404 14,836 23,980 16,461 19,790 4,430,725

(9)

71.2 84.3 107.3 98.3 94.2 103.2 154.8 76.1 110.1 93.3 121.5 90.1 92.9 94.9 91.8 80.1 105.9 92.4 88.1 92.4 92.9 97.5 84.0 102.5 69.6 87.2 93.3 105.0 66.8 56.6 78.6 35.6 91.0

HEP. B2 Jumlah % (10)

109,198 235,489 88,337 105,258 57,997 139,886 26,670 123,907 21,653 43,023 181,877 650,599 440,601 13,102 352,453 176,878 59,366 103,071 72,173 37,936 60,127 63,079 36,823 35,008 111,556 43,023 16,923 7,566 22,329 13,300 28,911 3,478,119

(11)

100.1 73.5 91.5 71.2 89.3 84.0 67.4 72.2 89.4 80.8 95.1 73.9 72.7 26.0 55.2 74.8 95.3 83.6 73.9 79.4 82.5 90.0 82.0 62.4 65.0 80.8 75.9 34.1 52.7 63.5 52.1 71.5

HEP. B3 Jumlah % (12)

62,324 228,388 83,508 100,062 56,829 133,585 25,954 121,399 21,653 41,072 129,188 632,231 430,611 17,503 365,425 170,774 60,388 99,932 74,550 36,934 57,016 58,275 34,448 34,161 107,588 41,072 18,120 11,212 21,695 11,703 26,654 3,314,254

(13)

57.1 71.2 86.5 67.7 87.5 80.2 65.6 70.8 89.4 77.1 67.5 71.8 71.1 34.8 57.3 72.2 96.9 81.0 76.3 77.3 78.3 83.2 76.7 60.9 62.7 77.1 81.3 50.5 51.2 55.9 48.0 68.1

Lampiran 4.11

DROP OUT CAKUPAN IMUNISASI DPT1 - CAMPAK PADA BAYI MENURUT PROVINSI TAHUN 1998 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

Tahun 1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

4.3 4.6 8.7 10.1 3.1 16.1 8.4 5.1 13.6 7.6 8.5 4.5 5.9 5.1 5.3 16.6 9.9 7.5 7.8 9.4 2.9 10.2 2.5 9.1 1.7 21.8 7.8

13.2 5.5 12.0 10.7 7.4 10.5 11.7 9.5 11.1 6.7 8.4 8.3 9.8 8.7 7.7 23.7 8.9 10.5 10.1 8.3 7.2 12.3 11.7 9.7 3.2 18.1 9.1

16.8 5.8 9.4 4.2 5.9 8.3 7.4 1.1 10.4 5.5 7.0 1.5 7.9 8.9 1.3 13.8 9.6 8.3 8.1 11.2 12.4 7.0 10.9 12.1 9,9 16.9 7.4

15.6 6.6 9.2 8.6 5.7 9.0 3.9 5.0 6.0 0.6 6.3 6.7 5.3 30.3 4.7 14.2 2.9 4.9 12.5 7.5 6.2 10.1 5.4 8.9 9.6 8.2 7.8 2.1 15.6 19.3 10.1

7.7 6.6 6.8 7.4 6.2 8.7 5.7 7.5 3.9 7.3 5.3 3.0 5.7 3.3 4.6 8.1 3.8 9.3 6.4 2.6 9.8 10.3 8.4 9.0 5.6 4.3 9.7 2.9 18.5 8.7 5.8

14.3 8.1 11.6 5.3 8.2 9.3 10.1 3.7 6.9 10.2 5.3 4.0 3.8 7.1 4.0 7.1 6.0 18.8 8.8 9.4 7.9 7.5 11.9 16.3 10.6 11.0 18.4 1.3 9.5 18.0 7.6

16.7 7.6 9.7 5.7 6.1 9.6 20.0 2.8 6.0 11.4 3.7 4.2 2.5 5.0 3.1 4.8 7.1 5.9 12.0 0.2 7.2 5.2 5.1 10.1 4.0 5.8 10.9 3.4 20.9 15.7 5.9

7.7 0.0 7.9 1.9 4.8 6.3 5.4 0.0 6.5 10.5 6.4 0.0 0.01 8.7 1.7 0.0 0.2 3.8 0.0 4.7 5.7 6.9 6.6 5.2 7.7 7.6 10.5 11.8 22.3 4.7 14.4 6.9 1.5

Lampiran 4.12 CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI, TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

Sasaran (3)

96,566 107,781 162,614 69,578 150,035 43,499 185,712 26,340 58,597 206,801 943,219 740,923 55,250 696,804 258150 68,472 118,635 95,096 53,337 81,119 49,403 61,744 190,390 58,597 24,453 23,895 46,530 22,608 64,077 4,760,225

Imunisasi Ibu Hamil TT2 Jumlah %

TT1 Jumlah

%

(4)

(5)

56,938 98,597 54,103 126,281 27,208 96,619 25,025 23,485 168,729 790,855 363,185 13,352 50,765 32333 49,884 106,400 69,308 41,578 61,762 33,085 42,546 127,121 23,485 14,589 13,040 15,155 14,788 13,524 2,553,740

(6)

59.0 60.6 77.8 84.2 62.5 52.0 95 40.1 81.6 83.8 49.0 24.2 7.3 12.5 72.9 89.7 72.9 78.0 76.1 67.0 68.9 66.8 40.1 59.7 54.6 32.6 65.4 21.1 53.6

51,019 110,575 50,051 115,427 28,385 69,483 23,700 21,365 163,654 712,210 352,241 13,132 46,141 29163 46,713 99,900 60,082 37,695 56,797 30,767 39,881 109,427 21,365 12,396 10,979 13,861.0 12,692 11,471 2,350,572

TT Ulang

(7)

52.8 68.0 71.9 76.9 65.3 37.4 90.0 36.5 79.1 75.5 47.5 23.8 6.6 11.3 68.2 84.2 63.2 70.7 70.0 62.3 64.6 57.5 36.5 50.7 45.9 29.8 56.1 17.9 49.4

Jumlah

%

(8)

(9)

9,899 42,275 10,806 92 445 12,708 379 40,916 116,326 15,096 11,331 1,942 14,612 40,808 1,074 1,315 7,380 15,788 2,245 3,484 485 1,473 1,159 7,591 359,629

10.3 26.0 15.5 0.1 1.0 21.69 0.2 4.3 15.7 27.3 1.6 0.8 21.3 34.4 0.0 2.0 1.6 14.9 8.3 3.8 14.2 2.0 3.2 5.1 11.8 7.6

Lampiran 4.13 CAKUPAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH MENURUT PROVINSI, NOVEMBER 2004 Sekolah No

Cakupan

Sasaran

Provinsi*)

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

SD

MI

Lain-lain

Total

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

Total Kls. 2+3

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

3,699

-

Sumatera Utara

10,009

7,645

322

17,976

315,730

297,713

288,713

3

Sumatera Barat

4,103

4,157

54

8,314

119,416

113,874

4

Riau

3,703

288

20

4,011

157,954

148,202

5

Jambi

2,334

106

2,440

70,504

6

Sumatera Selatan

4,045

251

6

4,302

145,933

7

Bengkulu

-

-

61,493

57,036

8

Lampung

4,619

28

5,169

129,997

128,340

26,153

24,263

-

-

522

-

3,699

-

-

9

Kepulauan Bangka Belitung

830

10

Kepulauan Riau

-

11

DKI Jakarta

2,515

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

2,094

15

Jawa Timur

16

Banten

17

Bali

18

Nusa Tenggara Barat

19

Nusa Tenggara Timur

20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

-

22

Kalimantan Selatan

2,892

500

23

Kalimantan Timur

1,960

84

24

Sulawesi Utara

2,207

21

25

Sulawesi Tengah

1,304

26

Sulawesi Selatan

-

27

Sulawesi Tenggara

28

Gorontalo

811

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

30

Maluku

-

-

-

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

-

574,277

97.9

109,104

222,978

-

-

116,231

97.3

110,967

97.4

108,085

99.1

219,052

98.2

142,799

291,001

-

-

149,429

94.6

143,298

96.7

136,440

95.5

279,738

96.1

67,461

64,975

132,436

67,557

95.8

-

63,475

94.1

61,538

94.7

125,013

94.4

141,320

135,206

276,526

-

-

97.2

125,047

88.5

145,828

107.9

270,875

98.0

54,056

111,092

44,242

71.9

55,710

90.6

51,165

89.7

49,028

90.7

100,193

90.2

127,572

255,912

-

-

128,883

99.1

127,648

99.5

126,006

98.8

253,654

99.1

23,186

47,449

-

-

25,328

96.8

24,049

99.1

22,940

98.9

46,989

99.0

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

159,625

23,856

-

-

23,856

812,226

689,612

-

-

-

-

660,119

657,697

2,300

278

-

2,368

38

4,075

1,979

1,140

20

-

-

-

-

182 -

-

116.3

145,896

91.4

137,368

87.8

-

283,264

-

-

316,142

229,185

137.6

193,735

89.6

697,061

1,386,673

755,505

93.0

733,502

90.3

620,421

90.0

626,399

89.9

1,246,820

89.9

663,221

1,320,918

-

-

647,694

98.1

653,505

99.4

663,221

100.0

1,316,726

99.7

2,248

52,411

51,796

52,516

104,312

-

-

52,130

99.5

51,701

99.8

52,284

99.6

103,985

99.7

-

698,037

677,897

679,111

1,357,008

-

-

686,631

98.4

667,980

98.5

673,107

99.1

1,341,087

98.8 94.5

2,578

162,352

116,211

144,414

260,625

57,561

35.5

155,342

95.7

109,692

94.4

136,572

94.6

246,264

2,426

72,336

67,959

66,696

134,655

-

-

71,342

98.6

67,333

99.1

65,987

98.9

133,320

99.0

-

103,226

99,339

98,613

197,952

-

-

100,623

97.5

97,225

97.9

96,500

97.9

193,725

97.9

-

62

156,517

-

(20)

98.3

166,562

-

(19)

283,912

3,011

-

(18)

97.5

141,841

-

(17)

290,365

-

-

(16)

98.2

-

-

(15)

310,140

496

33

(14)

-

-

-

(13)

Total Kls. 2+3 Jumlah %

-

862

-

(12)

Kelas 3 Jumlah %

586,426

-

121

(11)

-

TT Kelas 2 Jumlah %

-

-

-

DT Kelas 1 Jumlah %

-

-

-

32

-

Campak Kelas 1 Jumlah %

4,319

106,721

-

-

93,147

87,088

180,235

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

95,173

89.2

86,944

93.3

81,141

93.2

168,085

93.3

-

42,231

37,645

36,199

73,844

-

-

36,751

87.0

32,887

87.4

31,596

87.3

64,483

87.3

4

3,396

81,151

74,803

72,415

147,218

-

-

79,191

97.6

73,305

98.0

71,230

98.4

144,535

98.2

11

95.4

2,055

71,854

64,295

62,967

127,262

-

-

68,643

95.5

61,575

95.8

59,833

95.0

121,408

-

2,228

48,024

44,517

44,218

88,735

-

-

38,671

80.5

42,040

94.4

42,690

96.5

84,730

95.5

-

-

1,304

33,620

23,846

23,362

47,208

30,611

91.0

22,688

67.5

20,200

84.7

20,312

86.9

40,512

85.8

-

-

24

2

57

63

5

-

90,742

85,559

84,000

169,559

-

-

88,481

97.5

84,355

98.6

82,014

97.6

166,369

98.1

2,005

63,855

58,417

55,593

114,010

59,330

92.9

59,329

92.9

54,364

93.1

52,932

95.2

107,296

94.1

868

23,953

21,054

20,501

41,555

23,142

96.6

22,771

95.1

20,125

95.6

20,113

98.1

40,238

96.8

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

43,539

-

-

-

30,380

69.8

30,380

69.8

-

-

-

-

-

-

1,208

12,500

10,836

10,631

21,467

8,883

71.1

11,949

95.6

10,398

96.0

10,028

94.3

20,426

95.2 85.3

-

-

-

-

33,976

23,536

21,871

45,407

-

-

25,449

74.9

20,239

86.0

18,473

84.5

38,712

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

82,843

14,865

567

98,275

4,406,615

4,036,000

4,022,605

8,058,605

1,306,396

29.6

4,148,037

94.1

3,856,199

95.5

3,875,577

96.3

7,731,776

95.9

Lampiran 4.14 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Provinsi

Jumlah Tempat Tidur

Bed Occupancy Rate (BOR)

Length of Stay (LOS)

Bed Turn Over (BTO)

Turn Over Interval (TOI)

Net Death Rate (NDR)

Gross Death Rate (GDR)

Jumlah Pasien Meninggal <48 jam

Kunjungan Poliklinik / Hari

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah Irian Jaya Timur Indonesia

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI,2006

1,418 3,181 2,030 1,163 695 1,714 441 1,125 279 3,351 4,953 8,242 1,288 8,665 987 1,582 809 1,339 1,096 602 1,143 1,353 1,205 784 2,624 502 350 665 328 397 236 734 55,281

53.9 56.9 68.0 52.2 38.2 60.7 54.0 54.0 48.7 74.5 68.4 64.1 68.1 58.5 58.5 66.5 66.5 89.6 72.3 52.1 60.0 67.9 44.9 72.2 75.1 68.6 43.4 60.5 79.6 67.1 62.9

4.0 4.7 4.9 3.5 3.0 3.8 3.7 4.0 3.0 4.8 3.9 4.6 4.6 4.1 4.4 4.0 3.9 4.0 4.0 3.8 3.3 3.8 5.2 4.2 4.1 3.7 5.7 3.3 4.2 4.1 5.1

41.5 35.0 43.7 48.4 39.0 54.0 50.3 45.3 57.0 56.3 49.6 48.2 47.1 50.7 69.9 57.0 58.4 69.9 63.7 40.5 61.2 47.7 24.2 55.5 54.2 51.3 26.1 41.9 50.9 31.6 41.7

5.0 5.1 2.8 3.8 9.0 2.8 3.8 5.9 3.3 2.2 2.1 3.1 2.6 3.1 2.2 2.4 2.0 2.1 3.1 5.2 2.9 2.2 10.7 2.1 2.9 2.6 7.6 2.8 1.1 2.3 4.6

21.4 33.2 20.4 16.6 11.1 21.3 29.9 19.8 20.3 26.3 17.4 19.7 22.1 26.1 24.0 24.6 18.0 18.2 23.0 13.1 13.7 12.4 18.6 11.8 14.5 17.9 20.0 10.8 42.3 16.9 27.0

43.5 68.8 41.3 46.4 33.9 50.2 52.3 55.4 56.1 47.5 61.8 44.1 29.0 55.3 45.2 42.5 44.1 36.2 50.1 31.0 40.7 26.3 37.1 30.2 39.6 43.3 30.0 25.1 48.0 29.5 49.0

954 2,311 1,927 1058 372 1644 1302 423 118 3961 3623 6532 736 6209 1037 2461 817 1124 731 368 454 974 523 392 1032 325 254 115 127 331 42,226

196 214 180 104 92 187 170 157 83 1,470 309 215 204 229 422 268 195 98 90 64 90 171 94 132 102 172 60 0 203

Lampiran 4.15 PEMERIKSAAN RADIODIAGNOSTIK PADA RUMAH SAKIT UMUM DEPKES DAN PEMDA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 2005

2004 No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah Irian Jaya Timur Indonesia

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI,2006

Jumlah RSU

Jumlah RSU Melakukan Pemeriksaan

Jumlah Pemeriksaan

(3)

(4)

(5)

14 25 15 10 7 11 4 6 3 8 28 40 6 43 5 9 6 13 10 10 11 10 6 9 26 5 2 6 2 4 3 4 361

6 8 13 9 5 7 3 6 1 8 26 40 6 27 3 8 5 9 7 7 4 7 5 6 16 4 0 2 0 2 1 3 254

16,831 44,754 47,584 32,799 7,545 43,662 12,533 25,567 3,155 160,639 322,144 253,769 46,530 221,615 24,269 69,029 19,381 35,684 21,652 15,412 8,232 50,439 17,562 7,099 20,969 8,700 6,060 7,711 1,798 12,564 1,565,688

Jumlah RSU

Jumlah RSU Melakukan Pemeriksaan

Jumlah Pemeriksaan

(6)

(7)

(8)

14 26 15 12 7 12 4 8 3 8 28 41 6 45 5 9 7 14 13 10 11 10 6 9 26 6 2 6 4 4 3 4 378

7 9 12 10 7 7 3 6 1 6 19 36 6 24 2 9 5 10 7 6 7 9 6 6 20 4 0 3 1 2 1 4 255

25,100 54,229 47,206 39,634 21,210 53,123 12,468 43,142 4,362 187,024 383,623 298,996 34,980 200,241 43,550 72,599 28,437 28,821 30,157 36,131 18,058 54,007 15,819 10,128 47,830 14,240 6,621 987 8,310 1,134 11,950 1,834,117

Lampiran 4.16

HASIL PEKAN IMUNISASI NASIONAL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 - 2006 Balita Diimunisasi Polio No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah

14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur 16 Banten 17 Bali 18 Nusa Tenggara Barat

PUTARAN I Target Hasil (3)

(4)

% (5)

PUTARAN II Target Hasil (6)

(7)

%

Target

(8)

(9)

PUTARAN III Hasil (10)

%

Target

(11)

(12)

PUTARAN IV Hasil (13)

%

Target

(14)

(15)

PUTARAN V Hasil (16)

% (17)

548,699

475,835

86.7

536,699

495,623

92.3

536,699

498,163

92.8

498,167

478,895

96.1

498,163

486,533

97.7

1,478,620

1,386,679

93.8

1,478,620

1,466,373

99.2

1,478,620

1,486,547

100.5

1,486,547

1,460,676

98.3

1,486,547

1,516,953

102.0

480,390

477,438

99.4

480,390

492,016

102.4

480,390

496,786

103.4

496,786

494,482

99.5

496,786

501,027

100.9

599,992

617,800

103.0

617,800

635,920

102.9

617,800

640,857

103.7

640,857

642,211

100.2

642,211

652,992

101.7

328,453

298,967

91.0

320,857

305,228

95.1

320,857

306,243

95.4

306,244

307,888

100.5

307,888

311,003

101.0

845,501

846,331

100.1

846,331

861,052

101.7

846,331

863,963

102.1

863,963

862,656

99.8

863,963

871,796

100.9

170,220

166,717

97.9

170,220

173,749

102.1

170,220

170,956

100.4

173,749

170,311

98.0

173,749

173,313

99.7

856,386

781,660

91.3

825,594

815,429

98.8

825,594

815,019

98.7

825,594

815,350

98.8

825,594

821,447

99.5

124,952

110,716

88.6

111,789

118,827

106.3

111,789

115,697

103.5

118,827

120,147

101.1

120,147

117,907

98.1

160,744

149,045

92.7

149,164

149,233

100.0

149,164

146,565

98.3

149,233

162,535

108.9

162,535

159,139

97.9

757,197

852,669

112.6

922,963

888,204

96.2

922,963

900,328

97.5

922,963

878,215

95.2

922,963

903,757

97.9

4,337,474

4,100,337

94.5

4,494,725

4,272,359

95.1

4,494,725

4,327,637

96.3

4,494,725

4,338,951

96.5

4,494,725

4,454,960

99.1

3,103,478

2,816,731

90.8

3,103,478

2,864,189

92.3

3,103,478

2,917,146

94.0

2,917,165

2,917,912

100.0

2,917,912

2,955,195

101.3

229,543

227,207

99.0

228,240

234,916

102.9

228,240

237,084

103.9

237,084

236,808

99.9

237,084

239,936

101.2

3,164,679

3,061,276

96.7

3,059,019

3,158,992

103.3

3,059,019

3,199,042

104.6

3,199,042

3,222,539

100.7

3,222,539

3,257,847

101.1

1,176,113

1,023,290

87.0

1,176,113

1,078,597

91.7

1,176,113

1,095,060

93.1

1,176,113

1,093,205

93.0

1,176,113

1,121,099

95.3

297,604

305,607

102.7

305,607

321,620

105.2

305,607

316,828

103.7

321,620

321,292

99.9

321,620

324,400

100.9

428,833

470,609

109.7

470,609

495,129

105.2

470,609

504,833

107.3

504,833

503,842

99.8

504,833

519,329

102.9

19 Nusa Tenggara Timur 20 Kalimantan Barat 21 Kalimantan Tengah 22 Kalimantan Selatan 23 Kalimantan Timur 24 Sulawesi Utara 25 Sulawesi Tengah

502,545

522,117

103.9

522,117

541,293

103.7

522,117

538,057

103.1

541,293

542,005

100.1

542,005

551,912

101.8

513,422

455,733

88.8

489,250

475,644

97.2

489,250

467,484

95.6

475,644

474,201

99.7

475,644

477,870

100.5

232,213

214,586

92.4

232,213

229,890

99.0

232,213

227,135

97.8

229,890

232,173

101.0

232,173

233,846

100.7

357,404

332,612

93.1

352,182

343,934

97.7

352,182

344,441

97.8

344,441

342,237

99.4

352,182

350,893

99.6

313,552

313,404

100.0

313,552

316,043

100.8

313,552

321,121

102.4

321,121

328,550

102.3

328,550

333,194

101.4

198,338

221,754

111.8

221,331

223,852

101.1

221,331

225,806

102.0

225,806

226,203

100.2

226,203

230,534

101.9

274,107

278,925

101.8

278,925

287,980

103.2

278,925

284,146

101.9

287,980

285,698

99.2

287,980

293,178

101.8

26 Sulawesi Selatan 27 Sulawesi Tenggara 28 Gorontalo

805,769

751,128

93.2

805,769

792,251

98.3

805,769

811,277

100.7

811,277

822,724

101.4

822,724

846,704

102.9

264,662

237,680

89.8

241,470

249,649

103.4

241,470

249,814

103.5

249,814

252,532

101.1

252,532

256,100

101.4

110,650

102,133

92.3

110,650

105,051

94.9

110,650

105,494

95.3

105,494

104,637

99.2

105,494

105,155

99.7

29 Sulawesi Barat 30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua 33 Irian Jaya Barat Indonesia

112,363

110,031

97.9

112,363

117,862

104.9

112,363

116,436

103.6

117,862

119,837

101.7

119,837

120,126

100.2

181,122

167,920

92.7

171,256

172,335

100.6

171,256

168,572

98.4

172,335

159,536

92.6

172,335

78,830

45.7

97,406

105,748

108.6

97,406

106,123

108.9

97,406

99,803

102.5

106,123

104,123

98.1

106,123

79,722

75.1

286,151

198,035

69.2

286,151

224,794

78.6

286,151

143,948

50.3

224,794

168,821

75.1

224,794

218,639

97.3

Sumber : Ditjen PP & PL, Depkes RI

87,574

72,505

82.8

87,574

79,409

90.7

87,574

64,594

73.8

79,409

73,139

92.1

79,409

37,785

47.6

23,426,156

22,253,225

95.0

23,620,427

23,093,566

97.8

23,620,427

23,206,882

98.2

23,626,795

23,264,331

98.5

23,703,357

23,603,121

99.6

Lampiran 4.17 JUMLAH DAN PERSENTASE BALITA YANG MEMILIKI KARTU MENUJU SEHAT (KMS), NAIK BERAT BADANNYA, DAN BALITA BAWAH GARIS MERAH MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Jumlah

Memiliki KMS

% KMS

Ditimbang

Balita % Ditimbang

Jumlah BB Naik

% BB Naik

BGM

% BGM

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

368,142

305,551

83.00

346,707

94.18

130,792

37.72

12,334

Sumatera Utara

1,097,421

948,531

86.43

668,975

60.96

558,300

83.46

6,125

0.92

3

Sumatera Barat

480,311

480,311

100.00

253,594

52.80

182,139

71.82

6,331

2.50

4

Riau

628,562

464,898

73.96

292,898

46.60

224,237

76.56

5,764

1.97

5

Jambi

314,160

246,087

78.33

179,129

57.02

145,389

81.16

4,524

2.53

6

Bengkulu

173,749

127,810

73.56

66,133

38.06

48,977

74.06

2,679

4.05

7

Sumatera Selatan

714,632

360,480

50.44

280,553

39.26

2,302

0.82

2,302

0.82

8

Lampung

831,897

518,610

62.34

482,302

57.98

399,159

82.76

12,259

2.54

9

Kepulauan Bangka Belitung

90,734

60,926

67.15

47,007

51.81

32,463

69.06

998

10

Kepulauan Riau

166,090

72,645

43.74

114,964

69.22

50,780

44.17

-

11

DKI Jakarta

630,569

630,569

12

Jawa Barat

3,927,424

3,099,383

78.92

13

Jawa Tengah

2,612,823

2,561,465

98.03

14

DI Yogyakarta

177,478

177,478

15

Jawa Timur

3,036,188

2,624,491

16

Banten

954,130

17

Bali

231,570

18

Nusa Tenggara Barat

19 20

2.12 -

312,533

49.56

95.06

2,095 68,914

0.67

78.92

170,342 2,946,250

54.50

3,099,383 1,956,765

74.89

1,486,006

75.94

20,903

1.07

131,073

73.85

82,254

62.75

2,719

2.07

86.44

1,478,290

48.69

1,322,668

89.47

437,637

29.60

576,220

60.39

547,969

57.43

374,488

68.34

96,898

17.68

230,575

99.57

159,433

68.85

112,761

70.73

1,202

0.75

472,547

422,674

89.45

277,152

58.65

173,394

62.56

11,341

4.09

Nusa Tenggara Timur

462,081

444,858

96.27

302,798

65.53

177,439

58.60

86,389

28.53

Kalimantan Barat

449,029

318,071

70.84

129,803

28.91

99,086

76.34

5,718

4.41

21

Kalimantan Tengah

138,052

86,208

62.45

86,208

62.45

60,161

69.79

1,301

1.51

22

Kalimantan Timur

292,054

217,816

74.58

144,741

49.56

100,319

69.31

3,581

2.47

23

Kalimantan Selatan

478,052

450,516

94.24

236,158

49.40

169,916

71.95

3,511

1.49

24

Sulawesi Utara

179,371

169,165

94.31

128,470

71.62

104,737

81.53

5,122

3.99

25

Sulawesi Tengah

277,865

214,396

77.16

131,635

47.37

90,244

68.56

12,797

26

Sulawesi Tenggara

209,121

154,959

74.10

99,259

47.46

77,580

78.16

-

27

Sulawesi Selatan

719,564

662,315

92.04

369,715

51.38

260,633

70.50

4,731

28

Gorontalo

93,183

89,157

95.68

51,368

55.13

42,227

82.20

4,082

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

100

3.56

100

-

-

2.34

9.72 1.28 7.95 -

30

Maluku

159,136

96,332

60.53

72,596

45.62

55,480

76.42

1,007

31

Maluku Utara

102,897

85,090

82.69

48,426

47.06

31,929

65.93

2,694

5.56

32

Papua

173,778

111,022

63.89

47,805

27.51

27,546

57.62

2,410

5.04

33

Irian Jaya Barat Indonesia

20,642,610

Sumber: Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Binkesmas, Depkes, 2005

17,008,609

82.40

12,543,842

60.77

9,739,998

77.65

828,368

1.39

6.60

Lampiran 4.18

CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL VITAMIN A TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah Bayi ( 6-11 bln) Februari Agustus

Jumlah Anak Balita (1-4 Thn) Februari Agustus

Cakupan Vitamin A Balita diberi Vitamin A Februari Agustus Jumlah % Jumlah %

Bayi Diberi Vit A

Ibu Nifas

Februari Jumlah %

(4)

(5)

(6)

68,791

68,675

393,832

369,820

-

54,264

78.88

55,129

80.28

331,812

84.25

329,923

89.21

-

-

181,850

181,850

1,212,336

1,212,336

-

124,222

68.31

141,290

77.70

908,519

74.94

991,446

81.78

-

-

3 Sumatera Barat

57,787

57,787

388,601

388,601

100,523

54,162

93.73

54,162

93.73

350,760

90.26

350,760

90.26

65,445

65.10

4 Riau

92,057

89,617

474,797

492,353

122,110

66,092

71.79

70,079

78.20

389,177

81.97

419,040

85.11

82,785

67.80

5 Jambi

35,866

35,866

265,227

265,227

119,251

28,640

79.85

26,139

72.88

184,701

69.64

194,007

73.15

9,512

7.98

-

-

-

-

-

-

7 Bengkulu

43,054

43,054

150,904

150,904

43,054

27,800

64.57

27,954

64.93

108,899

72.16

120,694

79.98

17,455

40.54

8 Lampung

160,672

160,672

701,994

701,994

213,058

103,297

64.29

103,297

64.29

410,390

58.46

410,390

58.46

106,240

49.86

19,708

-

88,848

-

22,120

16,772

85.10

75,710

85.21

11,884

53.73

23,744

22,231

109,620

114,156

-

18,070

76.10

4,335

19.50

94,669

86.36

22,486

19.70

-

-

103,471

103,471

630,569

630,569

-

42,894

41.46

59,385

57.39

279,424

44.31

390,158

61.87

-

-

12 Jawa Barat

413,453

413,453

2,858,083

2,858,083

-

432,669

104.65

343,627

83.11

2,223,175

77.79

2,415,197

84.50

-

13 Jawa Tengah

414,918

329,742

2,129,249

2,017,680

524,792

393,735

94.89

320,627

97.24

2,078,186

97.60

1,983,186

98.29

440,865

-

2 Sumatera Utara

6 Sumatera Selatan

9 Kepulauan Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta

28,413

28,915

181,844

186,168

15 Jawa Timur

14 DI Yogyakarta

638,244

638,244

2,463,693

2,463,693

16 Banten

(8)

(9)

(10)

-

(11)

-

(12)

-

-

-

(13)

-

(14)

Ibu Nifas diberi Vitamin A Jumlah %

(3)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

(7)

Agustus Jumlah %

-

(15)

-

(16)

-

-

-

(17)

-

-

84.01

30,258

106.49

28,949

100.12

167,845

92.30

173,716

93.31

-

-

270,403

42.37

255,209

39.99

1,714,099

69.57

1,166,144

47.33

-

-

117,445

131,902

786,831

897,032

241,208

113,818

96.91

122,216

92.66

658,244

83.66

761,683

84.91

116,723

48.39

17 Bali

50,354

44,800

201,771

184,331

64,228

35,399

70.30

30,213

67.44

186,283

92.32

160,523

87.08

51,392

80.01

18 Nusa Tenggara Barat

58,729

58,932

376,026

371,341

58,394

99.43

53,579

90.92

365,312

97.15

362,051

97.50

-

19 Nusa Tenggara Timur

-

-

-

-

77,418

77,418

397,418

397,418

20 Kalimantan Barat

-

23 Kalimantan Timur

49,400

49,400

292,111

292,111

24 Sulawesi Utara

28,089

27,346

139,630

147,725

25 Sulawesi Tengah

-

-

26 Sulawesi Selatan

93,705

64,515

383,807

256,024

27 Sulawesi Tenggara

34,582

35,610

197,684

199,985

97,883

21,534

28 Gorontalo

15,411

14,618

72,878

80,332

20,428

11,394

29 Sulawesi Barat

22,116

22,236

74,636

74,667

14,966

14,756

66.72

14,867

66.86

59,545

79.78

59,441

79.61

6,253

41.78

30 Maluku

28,927

28,927

159,136

159,136

31,892

10,938

37.81

12,402

42.87

55,380

34.80

51,904

32.62

12,720

39.88

31 Maluku Utara

20,949

20,949

88,703

88,703

21,071

12,382

59.11

12,382

59.11

55,222

62.25

55222

62.25

13,635

64.71

32 Papua

44,267

44,267

181,970

181,970

46,479

19,996

45.17

19,996

45.17

46,902

25.77

52,282

28.73

6,191

13.32

33 Irian Jaya Barat

13,119

13,119

49,230

49,230

15,389

6,674

50.87

6,674

50.87

28,263

57.41

28,263

57.41

7,291

15,736,857

15,487,151

1,812,534

2,134,537

71.56

2,008,205

70.46

12,156,993

77.25

11,718,201

75.66

Sumber : Direktorat Bina Gizi Masyarakat

-

-

34,541

81.03

245,117

85.88

217,157

84.97

-

-

68,651

49,622

100.45

49,622

100.45

208,482

71.37

223,556

76.53

45,936

66.91

45,431

23,677

84.29

23,317

85.27

130,588

93.52

140,144

94.87

15,649

34.45

-

-

-

-

-

-

-

-

-

86.67

-

-

67.90

-

-

40,268

-

-

269,860

-

255,562

-

-

74.45

-

285,429

-

-

295,891

-

-

-

-

62.02

-

42,626

2,850,242

-

48,016

-

-

2,982,998

-

67.69

-

46,459

-

-

52,407

-

22 Kalimantan Selatan

-

-

-

-

21 Kalimantan Tengah

Indonesia

-

-

-

-

-

-

-

55,133

85.46

328,607

85.62

231,078

90.26

62.27

22,382

62.85

119,306

60.35

121,529

60.77

58,451

59.72

73.93

12,683

86.76

56,485

77.51

16,361

20.37

14,273

69.87

1,082,700

47.38 59.73

Lampiran 4.19

CAKUPAN DISTRIBUSI TABLET BESI PADA IBU HAMIL MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Cakupan Fe Ibu Hamil No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Provinsi (2)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Dit. Kesehatan Ibu, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

Jumlah Ibu Hamil (3)

347,683 106,556 129,160 70,417 151,982 47,360 171,515 27,219 227,316 981,342 654,664 51,736 698,177 258,694 68,472 111,186 120,975 86,258 53,827 81,680 71,684 47,724 58,847 186,293 45,128 24,430 22,645 22,582 48,694 4,974,246

Fe-1

Fe-3

Jumlah

%

Jumlah

%

(4)

(5)

(6)

(7)

292,471 92,362 106,271 30,049 137,153 31,908 40,322 24,022 127,453 672,959 514,436 13,000 543,492 191,570 59,899 98,454 77,396 64,772 46,140 71,869 57,615 38,722 5,527 152,635 28,270 22,114 22,635 20,456 18,480 3,602,452

84.12 86.68 82.28 42.67 90.24 67.37 23.51 88.25 56.07 68.58 78.58 25.13 77.84 74.05 87.48 88.55 63.98 75.09 85.72 87.99 80.37 81.14 9.39 81.93 62.64 90.52 99.96 90.59 37.95 72.42

272,405 79,216 98,570 31,308 129,856 28,402 44,274 21,473 109,407 727,077 463,773 11,200 487,428 154,994 56,746 88,930 67,536 57,271 41,585 60,456 51,192 33,549 5,097 110,862 24,352 17,440 17,897 16,650 12,829 3,321,775

78.35 74.34 76.32 44.46 85.44 59.97 25.81 78.89 48.13 74.09 70.84 21.65 69.81 59.91 82.87 79.98 55.83 66.40 77.26 74.02 71.41 70.30 8.66 59.51 53.96 71.39 79.03 73.73 26.35 66.78

Lampiran 4.20

CAKUPAN WANITA USIA SUBUR (WUS) DAN ANAK SEKOLAH MENDAPAT KAPSUL YODIUM MENURUT PROVINSI TAHUN 2003 No

Provinsi

(1)

(2)

Kapsul Yodium Anak Sekolah

WUS (3)

(4)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

739

2

Sumatera Utara

277

320,267

4,131

3

Sumatera Barat

4

Riau

5

Jambi

6

Sumatera Selatan

15,108

7

Bengkulu

55,555

8

Lampung

9

Kepulauan Bangka Belitung

-

-

10

Kepulauan Riau

-

-

11

DKI Jakarta

-

12

Jawa Barat

123,826

39,054

13

Jawa Tengah

429,373

187,768

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

Banten

22,517

17

Bali

18,458

100

18

Nusa Tenggara Barat

233,061

106,496

19

Nusa Tenggara Timur

239,328

20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Selatan

23

Kalimantan Timur

24

Sulawesi Utara

25

Sulawesi Tengah

72,058

22,982

26

Sulawesi Selatan

133,895

76,137

27

Sulawesi Tenggara

28

Gorontalo

-

29

Sulawesi Barat

-

30

Maluku

31

228,115 -

94,171 -

1,951

276 -

71,525

25,520

-

115,866

56,338

1,762,293

632,116

5

-

167,932 -

34,604 -

25,282 -

926 -

449 -

75,061

58,946 -

67,579

49,218

Maluku Utara

6,620

6,442

32

Papua

7,146

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Direktorat Gizi Masyarakat, Ditjen Yanmedik, 2005

-

8,285 -

4,035,876

1,561,920

Lampiran 4.21

JUMLAH PENULISAN RESEP DI RUMAH SAKIT UMUM DEPKES & PEMDA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No (1)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Provinsi

Generik

(2)

(3)

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Irian Jaya Barat Irian Jaya Tengah Irian Jaya Timur Indonesia

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI,2006

Non Generik Formularium

Non Generik

(4)

(5)

224,436 398,988 897,989 584,442 174,117 365,017 26,481 88,641 71,990 -

18,677 174,126 137,082 54,390 2,007 34,563 8,393 8,184 -

1,680,563 1,501,776 2,739,971 558,365 814,406 301,939 185,386 203,202 1,192,068 328,210 45,879 475,131 464,388 135,544 201,319 856,505 127,159 11,494 189,284 14,245 127,869 14,986,804

211,093 207,165 301,108 149,871 49,875 25,648 12,169 113,927 7,765 -

1,511,547 771,426 1,199,041 81,320 327,527 171,492 273,165 67,887 113,445 75,367 45

574,958 1,844,605 1,625,934 350,593 1,466,764 134,582 202,395 70,428 130,319 65,639 130,496 1,071,775 662,828 250,347 110,270 319,061 103,548

123,263 125,863 51,379 13,605 -

5,697 4,490 53,988 5,402,272

10,626 3,170 69,339 10,281,995

Lampiran 4.22

JUMLAH DAN PERSENTASE PENULISAN RESEP OBAT GENERIK MENURUT PROVINSI TAHUN 2004 No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah Resep

Penulisan Resep Resep Obat Generik

%

(3)

(4)

(5)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

17,201

16,501

95.93

2

Sumatera Utara

557,668

396,621

71.12

3

Sumatera Barat

74,572

34,779

46.64

4

Riau

1,594,075

1,377,752

86.43

5

Jambi

322,440

322,279

99.95

6

Bengkulu

147,891

135,131

91.37

7

Sumatera Selatan

423,122

299,934

70.89

8

Lampung

452,208

123,438

27.30

9

Kep.Bangka Belitung

63,314

63,159

99.76

240,625

219,759

91.33

DKI Jakarta

-

-

12

Jawa Barat

3,339,642

1,863,079

55.79

13

Jawa Tengah

7,187,279

4,713,232

65.58

14

DI Yogyakarta

185,341

66,553

35.91

15

Jawa Timur

5,218,173

3,626,115

69.49

16

Banten

1,247,104

1,247,119

100.00

17

Bali

3,882,267

3,479,156

89.62

18

Nusa Tenggara Barat

1,392,200

1,266,376

90.96

19

Nusa Tenggara Timur

3,801,044

2,836,902

74.63

20

Kalimantan Barat

1,110,425

1,052,154

94.75

21

Kalimantan Tengah

167,353

138,084

82.51

22

Kalimantan Timur

1,099,814

845,967

76.92

23

Kalimantan Selatan

380,248

109,784

28.87

24

Sulawesi Utara

662,754

579,485

87.44

25

Sulawesi Tengah

81,968

36,150

44.10

26

Sulawesi Tenggara

456,220

301,165

66.01

27

Sulawesi Selatan

601,421

517,337

86.02

28

Gorontalo

81,851

81,851

100.00

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

10

Kep.Riau

11

-

-

558,909

538,239

96.30

27,527

18,764

68.17

346,003

338,274

97.77

101,141

5,914

5.85

35,821,800

26,651,053

74.40

Sumber: Hasil Pengumpulan dan Pengolahan Indikator Kinerja SPM dari Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi, per 18 Nopember 2005 Keterangan : (-) data belum diterima

-

Lampiran 4.23

PENANGANAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENURUT KEPEMILIKAN TAHUN 2005 Depkes RI No

Pemda Provinsi

Pemda Kab/Kota

TNI & POLRI

Swasta

Jumlah

Jenis NAPZA

(1)

(2)

1 Opiat

Kuratif

Rehabilitatif

Aftercare

Kuratif

Rehabilitatif

Aftercare

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

2,960

229

15

70

a. Heroin

2,954

222

15

70

-

Kuratif (9)

-

Rehabilitatif Aftercare (10)

2,086 -

(11)

-

2

-

Kuratif

Rehabilitatif

Aftercare

Kuratif

Rehabilitatif

Aftercare

Kuratif

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

-

-

-

14 -

-

9

-

Rehabilitatif Aftercare (19)

(20)

5,130

229

15

222

15

-

-

3,035

b. Morfin

6

7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5

-

-

11

c. Pethidin

-

-

-

-

-

-

84

-

-

-

-

-

-

-

-

84

-

-

d. Kodein

-

-

-

-

-

-

2,000

-

-

-

-

-

-

-

-

2,000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

1

-

77

-

-

15

4

-

-

-

-

-

-

-

2

-

-

94

2 Kokain 3 Kanabis/Ganja 4 Lainnya NARKOTIKA 1 Amfetamin

18

-

3,055

229

82

14

-

2

3

15

87

7

-

2,092

-

26

9

-

-

-

-

-

6

-

11

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1 18 458

-

-

7

-

4

-

27

3

-

-

5,252

236

-

-

566

23

15 11

a. Methamfetamin (extacy)

32

1

-

8

2

-

-

-

11

-

-

-

414

-

-

454

3

b. Shabu

50

13

-

4

-

-

-

-

-

-

-

-

24

-

-

78

13

-

34

7

-

42

1

c. Lainnya 2 Sedative a. Barbiturat

42 -

-

-

1

12

14

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

7 -

-

-

-

-

-

-

-

20 -

-

-

30

1

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30

c. Lainnya

12

-

12

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

12

-

4

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4

-

18

-

4 Lainnya

-

-

2

-

12

28

9

1 Alkohol

19

3

2

8

-

-

3

-

-

1

-

-

49

-

4 Lainnya

135

-

-

22

-

-

11

-

-

-

-

-

-

-

1

-

-

49

-

-

248

3

2

11

1

-

-

525

-

-

6,130

263

40

ZAT ADIKTIF LAINNYA Jumlah

154

3

2

30

3,353

247

29

145

Sumber : Ditjen Bina Yanmedik, Depkes, 2006

16

-

-

-

14

-

-

2,106

-

11

-

-

-

-

458

-

-

12 -

15

-

-

-

16

-

-

1

144

PSIKOTROPIKA

-

12

-

b. Benzodiazepin

3 Inhalan

11

-

-

630

24

-

80

3

-

168

-

23 2 -

Lampiran 4.24

REKAPITULASI KEJADIAN BENCANA TAHUN 2005

No

Jenis Bencana

Jumlah Provinsi

Jumlah Kab/Kota

(1)

(2)

(3)

(4)

Jumlah Korban Luka Ringan/ Luka Berat/ Rawat Inap Rawat Jalan

Meninggal (5)

(6)

Pengungsi

Hilang

(7)

(8)

(9)

1 Banjir

5

11

2

0

522

2

12,075 jiwa

2 Banjir Bandang

1

1

0

0

0

0

45 jiwa

3 Tanah Longsor

5

7

170

15

6

4

315 jiwa

4 Gempa Bumi

8

15

1801

3,272

155

1

278 kk / 561 jiwa

5 Angin Topan

1

1

0

0

0

0

0

6 Kecelakaan Lalu Lintas

1

1

0

77

46

0

0

7 Keracunan Makanan

1

1

0

79

63

0

0

8 Ledakan Granat/Bom

3

3

45

202

156

0

0

9 KLB Demam Berdarah

1

1

0

59

76

0

0

10 KLB Gizi buruk

2

2

3

7

5

0

0

11 Kebakaran

1

1

0

0

0

0

0

Sumber : Pusat Penanggulangan Krisis (PPK), Depkes RI

Lampiran 5.1 JUMLAH PUSKESMAS SERTA SARANA LAINNYA MENURUT PROVINSI TAHUN 2005 Puskesmas

No

Provinsi

(1)

(2)

Perawatan

Non Perawatan (4)

(3)

Sarana UKBM

Puskes. Total

Pembantu

(5)

(6)

Posyandu (7)

Rumah Dinas Pos Obat

Polindes

Dr/Drg

Desa (9)

(8)

(10)

Sarana Transportasi Puskesmas Pusling

Paramedis R-4 (12)

(11)

Ambulans PB (13)

Sepeda Motor (15)

(14)

Lain-lain (16)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

89

177

266

733

5,019

2,034

141

279

438

189

4

27

385

5

2 Sumatera Utara

98

328

426

1,784

13,721

2,608

285

473

1,108

248

0

18

778

0

3 Sumatera Barat

64

150

214

843

4,485

748

103

313

484

209

9

12

507

3

4 Riau

39

111

150

652

3,092

224

115

215

342

106

24

7

265

0

5 Jambi

43

92

135

575

2,268

166

118

207

371

123

10

7

317

0

6 Sumatera Selatan

75

167

242

914

5,841

1,570

282

279

435

180

7

30

341

0

7 Bengkulu

24

89

113

481

1,712

542

87

197

389

108

0

14

532

0

8 Lampung

31

193

224

710

7,264

717

235

367

670

185

4

10

349

80

9 Kepulauan Bangka Belitung

0

14

33

47

145

868

200

36

71

149

44

0

4

124

10 Kepulauan Riau

17

24

41

180

817

165

5

75

280

27

19

12

112

0

11 DKI Jakarta 12 Jawa Barat

50

285

335

78

1,412

0

0

141

139

57

4

54

305

16

132

864

996

1,425

38,006

1,134

376

880

1,121

407

0

109

1,425

20

13 Jawa Tengah

218

635

853

1,828

44,210

4,304

1,947

1,046

1,360

820

3

20

2,584

42

14 DI Yogyakarta

32

85

117

321

5,242

107

118

144

266

126

0

35

493

0

310

609

919

2,257

43,516

4,902

483

1,207

1,928

914

3

55

2,154

6

16 Banten

18

155

173

187

5,133

36

32

161

217

103

1

0

138

0

17 Bali

23

87

110

491

4,585

236

5

157

377

118

46

4

376

0

18 Nusa Tenggara Barat

46

82

128

461

4,940

518

227

202

717

101

6

34

518

5

19 Nusa Tenggara Timur

72

156

228

862

7,029

1,277

526

290

507

186

23

15

558

3

20 Kalimantan Barat

70

137

207

765

3,578

1,355

79

301

582

126

71

35

312

0

21 Kalimantan Tengah

35

99

134

767

1,567

611

53

235

449

106

50

26

222

2

22 Kalimantan Selatan

33

159

192

619

2,928

1,250

264

276

479

186

30

4

553

30

23 Kalimantan Timur

70

117

187

625

2,699

330

84

229

430

138

40

14

287

43

24 Sulawesi Utara

56

63

119

506

1,791

354

27

133

267

59

15

1

109

49

25 Sulawesi Tengah

59

80

139

703

2,759

839

353

242

467

118

12

0

297

0

26 Sulawesi Selatan

147

200

347

1,015

6,416

758

274

411

606

245

10

6

643

1

27 Sulawesi Tenggara

45

94

139

460

1,991

246

149

180

390

101

8

12

504

0

28 Gorontalo

14

31

45

218

961

267

63

63

91

32

0

13

133

0

29 Sulawesi Barat

19

31

50

213

992

115

14

72

105

28

2

0

90

0 5

15 Jawa Timur

30 Maluku

31

78

109

356

987

81

11

107

158

34

33

8

25

31 Maluku Utara

17

39

56

213

1,112

352

2

85

121

28

41

5

79

0

32 Papua

64

104

168

551

1,270

346

156

187

485

75

73

3

173

5

33 Irian Jaya Barat Indonesia

22

38

60

233

448

166

55

80

249

25

43

4

41

1

2,077

5,592

7,669

22,171

228,659

28,558

6,705

9,305

16,177

5,552

591

598

15,729

316

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, BPS, Statistik Kesra, 2005

Lampiran 5.2 JUMLAH PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU, DAN RASIONYA TERHADAP PENDUDUK, SERTA RASIO PUSTU PER PUSKESMAS, MENURUT PROVINSI TAHUN 2000 - 2005

No

Provinsi

Jumlah

Jumlah

Rasio Puskesmas /

Rasio Puskesmas Pembantu /

Rasio Puskesmas Pembantu /

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

100.000 Penduduk

100.000 Penduduk

Puskesmas

2000 2001 2002 2003 2004 2005 (3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

2000

2001

2002

2003

2004

2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

219

219

230

240

240

266

762

778

821

824

2

Sumatera Utara

399

404

411

388

423

426

1,766

1,782

1,789

1,578

3

Sumatera Barat

203

203

204

206

210

214

824

837

825

834

815

4

Riau

148

157

167

142

146

150

648

667

704

642

651

5

Jambi

-

-

-

45

47

135

-

-

-

211

6

Sumatera Selatan

126

123

130

127

132

242

565

630

628

7

Bengkulu

227

227

214

235

250

113

865

879

8

Lampung

112

112

112

112

113

224

476

478

9

Kepulauan Bangka Belitung

198

204

211

219

222

47

684

45

45

45

45

61

41

11 DKI Jakarta

329

329

328

329

329

12 Jawa Barat

946

962

976

982

13 Jawa Tengah

862

853

853

14 DI Yogyakarta

126

126

117

15 Jawa Timur

927

921

16 Banten

165

162

17 Bali

112

18 Nusa Tenggara Barat 19 Nusa Tenggara Timur

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

(27)

(28)

(29)

(30)

(31)

(32)

733

5.46

5.46

5.76

5.70

6.15

6.60 19.00 19.39 20.58 19.55 18.95 18.18

3.48

3.55

3.57

3.43

3.08

2.76

1,883 1,784

3.48

3.48

3.47

3.27

3.43

3.42 15.39 15.36 15.10 13.31 15.27 14.33

4.43

4.41

4.35

4.07

4.45

4.19

843

4.80

4.48

4.79

4.62

4.62

4.69 19.49 18.45 19.39 18.71 17.91 18.46

4.06

4.12

4.04

4.05

3.88

3.94

652

3.13

3.32

3.10

2.55

3.21

3.28 13.69 14.09 13.07 11.55 14.32 14.24

4.38

4.25

4.22

4.52

4.46

4.35

217

575

-

-

-

-

3.92

5.12

- 49.06 21.81

-

-

-

4.69

4.62

4.26

634

588

914

5.25

4.76

5.29

4.94

4.89

3.57 23.53 24.40 25.57 24.68 33.46 13.48

4.48

5.12

4.83

4.99

4.45

3.78

853

891

903

481

3.51

3.41

2.98

3.62

3.68

7.29 12.92 13.20 11.89 13.74

479

478

487

710

7.79

6.95

6.86

7.38

7.02

3.15 33.88 29.67 29.32 31.51 43.72

685

688

704

704

145

2.98

2.99

3.11

3.16

3.10

4.50 10.28 10.03 10.15 10.16

137

137

140

139

143

180

5.00

4.84

4.86

4.61

335

-

-

-

-

-

78

3.92

3.40

4.00

982

996

1,414

1,413

1,415

1,413

1,421 1,425

2.55

2.76

855

857

853

1,830

1,826

1,844

1,830

1,818 1,828

117

117

117

312

312

320

321

922

918

907

919

2,230

2,243

2,238

2,239

168

171

172

173

250

253

202

190

188

187

107

107

108

109

110

471

471

474

479

480

114

120

121

127

125

128

436

433

428

438

210

210

211

218

220

228

797

793

809

837

20 Kalimantan Barat

197

194

189

192

195

207

672

714

710

21 Kalimantan Tengah

133

133

118

133

132

134

663

706

22 Kalimantan Selatan

188

189

189

189

193

192

583

23 Kalimantan Timur

147

153

165

167

174

187

24 Sulawesi Utara

101

101

101

108

114

25 Sulawesi Tengah

131

130

132

134

26 Sulawesi Selatan

355

356

367

27 Sulawesi Tenggara

130

130

39

40

-

-

-

96

100

96

10 Kepulauan Riau

28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua 33 Irian Jaya Barat Indonesia Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

739

-

-

-

7.16 31.05

3.81

3.87

3.99

3.79

3.61

4.26

9.98

4.25

4.27

4.28

4.27

4.31

3.17

2.00 13.90

3.45

3.36

3.26

3.21

3.17

3.09

5.99

3.22 15.24 14.72 15.13 14.24 21.31 14.12

3.04

3.04

3.11

3.09

2.34

4.39

3.82

3.61

3.78

0.00

0.00

1.03

-

0.00

0.88

-

-

-

-

-

0.23

2.64

2.59

2.51

2.56

3.82

4.05

3.83

3.72

3.63

3.66

1.49

1.47

1.45

1.44

1.45

1.43

5.93

6.05

5.82

2.79

2.80

2.69

2.67

2.60

2.67

5.71

5.52

5.72

2.12

2.14

2.16

2.14

2.12

2.14

321

4.05

3.90

3.69

3.65

3.57

3.50 10.03

9.66 10.10 10.01

9.79

9.60

2.48

2.48

2.74

2.74

2.74

2.74

2,250 2,257

2.68

2.61

2.63

2.54

2.45

2.53

6.46

6.37

6.38

6.19

6.07

6.22

2.41

2.44

2.43

2.44

2.48

2.46

-

2.31

1.89

1.91

1.88

1.92

-

3.60

2.27

2.12

2.06

2.07

1.52

1.56

1.20

1.11

1.09

1.08

491

3.58

3.46

3.31

3.22

3.13

3.25 15.07 15.23 14.66 14.29 13.76 14.51

4.21

4.40

4.43

4.44

4.40

4.46

444

461

2.98

3.09

2.98

3.17

3.00

3.06 11.41 11.16 10.54 10.94 10.67 11.02

3.82

3.61

3.54

3.45

3.55

3.60

849

862

5.34

5.19

5.36

5.35

5.27

5.35 20.28 19.61 20.54 20.55 20.34 20.23

3.80

3.78

3.83

3.84

3.86

3.78

748

750

765

5.27

4.96

4.52

4.86

4.78

5.11 17.97 18.27 16.98 18.95 18.39 18.88

3.41

3.68

3.76

3.90

3.85

3.70

707

825

731

767

6.33

7.63

6.05

7.28

6.94

7.00 36.80 40.48 36.28 45.16 38.42 40.05

4.98

5.31

5.99

6.20

5.54

5.72

613

613

600

613

619

6.03

6.15

6.22

5.95

5.95

5.85 19.63 19.96 20.16 18.90 18.89 18.86

3.10

3.24

3.24

3.17

3.18

3.22

562

572

552

565

602

625

4.96

6.22

6.48

6.17

5.90

6.56 23.07 23.27 21.67 20.89 20.40 21.94

3.82

3.74

3.35

3.38

3.46

3.34

119

497

519

521

500

506

506

6.34

5.12

4.94

5.08

5.28

5.59 25.28 26.31 25.46 23.50 23.43 23.77

4.92

5.14

5.16

4.63

4.44

4.25

135

139

683

687

704

708

701

703

4.56

6.39

5.79

6.06

5.81

6.06 33.05 33.77 30.88 32.03 30.16 30.63

5.21

5.28

5.33

5.28

5.19

5.06

376

333

347

1,167

1,141

1,162

1,161

955 1,015

7.34

4.56

4.43

4.58

4.45

4.09 14.99 14.62 14.02 14.13 12.77 11.97

3.29

3.21

3.17

3.09

2.87

2.93

122

115

138

139

472

472

458

408

476

460 12.33

8.61

6.34

6.13

7.02

7.08 26.64 31.27 23.79 21.75 24.21 23.43

3.63

3.63

3.75

3.55

3.45

3.31

39

47

44

45

216

248

263

247

221

218

-

4.99

4.47

5.33

4.80

4.88

5.54

6.20

6.74

5.26

5.02

4.84

50

50

-

-

-

212

213

-

-

-

5.17

-

-

-

-

-

-

4.24

4.26

103

109

291

306

291

340

356

9.47

7.83

8.48

8.71 41.75 23.96 25.70 25.30 25.55 28.44

3.03

3.06

3.03

3.14

3.30

3.27

98

308

321

8.05

7.74

- 30.92 30.14 28.03 24.11 23.64 -

-

-

21.93

52

46

49

53

55

56

210

192

224

221

212

213

3.56

5.05

6.60

6.21

6.03

6.33 10.45 21.08 30.18 25.90 23.24 24.09

4.04

4.17

4.57

4.17

3.85

3.80

200

221

215

165

167

168

784

800

844

557

546

551

6.47

8.81

9.19

7.02

9.07

6.67 37.11 31.88 36.08

3.92

3.62

3.93

3.38

3.27

3.28

-

-

-

52

55

60

-

-

-

232

236

233

-

-

-

-

9.71

7,669 21,267 21,587 21,706 21,762 22,002 22,171

3.56

3.55

3.46

3.46

3.48

7,237 7,277 7,309 7,413 7,550

-

-

-

-

7.02 29.65 21.88 - 41.65

3.50 10.45 10.53 10.33 10.15

-

-

-

-

4.46

4.29

3.88

9.96 10.13

2.94

2.97

2.97

2.94

2.91

2.89

Lampiran 5.3 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

2000

2001

(3)

(4)

Jumlah Puskesmas 2002 2003 (5)

(6)

2004

2005

2000

2001

(7)

(8)

(9)

(10)

Jumlah Puskesmas Perawatan 2002 2003 2004 (11)

(12)

2005

(13)

(14)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

219

219

230

240

240

266

72

72

77

78

82

89

2

Sumatera Utara

399

404

411

388

423

426

98

98

97

90

97

98

3

Sumatera Barat

203

203

204

206

210

214

63

64

62

63

63

64

4

Riau

148

157

167

142

146

150

42

44

49

36

38

39

5

Jambi

-

-

-

45

47

135

-

-

-

21

21

43

6

Sumatera Selatan

126

123

130

127

132

242

31

31

37

36

38

75

7

Bengkulu

227

227

214

235

250

113

67

67

67

68

71

24

8

Lampung

112

112

112

112

113

224

21

21

25

10

25

31

9

Kepulauan Bangka Belitung

198

204

211

219

222

47

23

25

30

28

29

14 17

10

Kepulauan Riau

45

45

45

45

61

41

7

7

10

25

26

11

DKI Jakarta

329

329

328

329

329

335

50

50

47

46

48

50

12

946

962

976

982

982

996

131

130

132

18

132

132

13

Jawa Barat Jawa Tengah

862

853

853

855

857

853

184

187

206

128

235

218

14

DI Yogyakarta

126

126

117

117

117

117

30

31

32

214

32

32

15

Jawa Timur

927

921

922

918

907

919

257

261

283

32

295

310

16

Banten

165

162

168

171

172

173

19

18

18

279

18

18

17

Bali

112

107

107

108

109

110

20

20

20

20

20

23

18

Nusa Tenggara Barat

114

120

121

127

125

128

25

27

43

27

28

46

19

Nusa Tenggara Timur

210

210

211

218

220

228

57

57

62

59

60

72

20

Kalimantan Barat

197

194

189

192

195

207

65

65

66

66

67

70

21

Kalimantan Tengah

133

133

118

133

132

134

35

34

28

33

31

35

22

Kalimantan Selatan

188

189

189

189

193

192

25

26

25

26

31

33

23

Kalimantan Timur

147

153

165

167

174

187

48

52

68

68

67

70

24

Sulawesi Utara

101

101

101

108

114

119

56

56

57

17

59

56

25

Sulawesi Tengah

131

130

132

134

135

139

55

56

55

66

59

59

26

Sulawesi Selatan

355

356

367

376

333

347

137

150

150

57

140

147

27

Sulawesi Tenggara

130

130

122

115

138

139

36

36

36

156

35

45

28

Gorontalo

39

40

39

47

44

45

13

14

14

28

14

14

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

50

50

-

-

-

-

18

19

30

Maluku

96

100

96

98

103

109

30

30

32

30

30

31

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI

52

46

49

53

55

56

14

15

20

16

15

17

200

221

215

165

167

168

74

74

78

61

63

64

-

-

-

52

55

7,237

7,277

7,309

7,413

7,550

60 7,669

-

-

-

22

23

22

1,785

1,818

1,926

1,924

2,010

2,077

Lampiran 5.4 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIO PUSKESMAS KELILING PER PUSKESMAS MENURUT PROVINSI DI INDONESIA, TAHUN 2000 - 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

2000 R-4

PB

2001 R-4

PB

(3)

(4)

(5)

(6)

Jumlah Puskesmas Keliling 2003 2002 R-4 PB R-4 PB (7)

(8)

(9)

2004

(10)

R-4

PB

2000

2001

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(19)

2005 (20)

13

236

14

192

8

2

Sumatera Utara

325

15

264

19

237

1

144

3

Sumatera Barat

177

6

183

6

188

3

73

4

Riau

119

52

111

56

103

46

73

7

5

Jambi

28

11

24

6

Sumatera Selatan

101

25

92

24

114

15

66

6

128

7

Bengkulu

200

19

190

62

149

20

110

20

197

10

8

Lampung

130

2

113

2

102

9

Kepulauan Bangka Belitung

157

5

170

2

160

10

Kepulauan Riau

38

1

38

1

30

96

11

84

4

84

4

68

4

24

12

DKI Jakarta Jawa Barat

477

384

2

42

13

Jawa Tengah

698

665

4

150

14

DI Yogyakarta

130

500

15

Jawa Timur

923

16

Banten

120

17

Bali

125

18

Nusa Tenggara Barat

120

2

125

2

112

3

45

1

119

3

101

6

1.1

1.0

1.0

0.4

1.0

0.8

19

Nusa Tenggara Timur

185

22

177

28

173

19

69

7

183

21

186

23

1.0

1.0

0.9

0.3

0.9

0.9

20

Kalimantan Barat

117

120

115

116

93

58

58

67

112

75

126

71

1.2

1.2

0.8

0.7

1.0

1.0

21

Kalimantan Tengah

102

89

97

76

77

75

53

24

88

54

106

50

1.4

1.3

1.3

0.6

1.1

1.2

22

Kalimantan Selatan

171

39

177

34

168

40

83

4

176

29

186

30

1.1

1.1

1.1

0.5

1.1

1.1

23

Kalimantan Timur

94

51

94

37

113

50

50

17

126

46

138

40

1.0

0.9

1.0

0.4

1.0

1.0

24

Sulawesi Utara

79

18

77

21

81

17

11

67

16

59

15

0.9

1.0

1.0

0.1

0.7

0.6

25

Sulawesi Tengah

93

25

91

19

96

21

17

106

17

118

12

0.9

0.8

0.9

0.3

0.9

0.9

26

Sulawesi Selatan

257

160

249

16

229

15

27

Sulawesi Tenggara

80

23

76

18

77

14

28

Gorontalo

29

1

27

2

23

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

-

-

412 4

610

4

129 5

803

1

114

-

-

5

871

1

-

1

1.2

1.2

0.9

0.0

0.9

0.7

248

0

0.9

0.7

0.6

0.4

0.6

0.6

11

209

9

0.9

0.9

0.9

0.4

1.0

1.0

96

23

106

24

1.2

1.1

0.9

0.6

0.8

0.9

24

123

10

-

-

-

0.9

1.0

1.0

12

180

7

1.0

0.9

1.0

0.6

1.1

0.8

108

0

1.0

1.1

0.8

0.6

0.8

1.0

185

4

1.2

1.0

0.9

0.3

0.9

0.8

3

44

0

0.8

0.9

0.8

0.5

0.8

0.9

49

1

27

19

0.9

0.9

0.7

2.1

0.8

1.1

70

165

57

4

0.3

0.3

0.2

0.1

0.7

0.2

406

1

407

0

0.5

0.4

0.4

0.0

0.4

0.4

1

777

6

820

3

0.8

0.7

0.8

0.2

0.9

1.0

6

108

126

0

1.0

1.0

0.9

4.3

0.9

1.1

914

3

1.0

0.9

1.0

0.1

1.0

1.0

4

172

6

59

90

1

529

2

88

1

103

1

0.5

0.5

0.5

3.1

0.5

0.6

110

45

87

2

111

46

118

46

1.1

1.1

1.4

0.8

1.4

1.5

-

-

17 -

215

8

245

10

1.2

0.8

0.7

0.0

0.7

0.7

183

19

85

9

101

8

0.8

0.7

0.7

1.8

0.7

0.8

16

5

32

32

0

0.6

0.6

0.6

0.4

0.7

0.7

-

-

2

28

2

32

37

34

33

19

18

62

27

46

26

65

28

41

0.9

0.9

1.6

1.4

1.7

1.2

118

102

32

24

71

66

75

73

1.0

1.1

1.0

0.3

0.8

0.9

Sumber: Ditjen Binkesmas, Depkes RI Keterangan: R-4 = Puskesmas keliling kendaraan bermotor roda empat (mobil) PB = Puskesmas keliling perahu bermotor

-

654

0.2

0.6

109

4,984

0.6

0.6

29

-

0.5

0.7

112

716

0.8

0.6

93

-

7

27

24

5,084

16

-

38

-

22

-

4

108

841

35

886

22

-

19

4

190

101

109

189

35

5,551

27

267

34

108

62

-

-

8

(18)

239

2

198

(17)

Nanggroe Aceh Darussalam

-

-

PB

1

-

-

Rasio Puskesmas Keliling/ Puskesmas 2002 2003 2004

2005

R-4

11

18

25

42

25

43

-

-

-

0.6

1.2

1.1

2,795

317

5,358

805

5,552

591

0.9

0.8

0.8

0.4

0.8

0.8

Lampiran 5.5 JUMLAH RUMAH SAKIT DI INDONESIA MENURUT PENGELOLA DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Depkes/Pemda RS RS Jumlah Umum Khusus (3)

(4)

(5)

TNI/POLRI RS Jumlah Khusus

RS Umum (6)

(7)

(8)

Departemen Lain/BUMN RS RS Jumlah Umum Khusus (9)

(10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

14

1

15

3

-

3

3

2

Sumatera Utara

26

5

31

7

-

7

17

3

Sumatera Barat

15

2

17

3

-

3

1

-

4

Riau

12

1

13

5

-

5

6

-

5

Jambi

7

1

8

2

-

2

2

-

6

Sumatera Selatan

12

2

14

2

-

2

5

7

Bengkulu

4

1

5

1

-

1

8

Lampung

8

1

9

1

-

1

Kepulauan Bangka Belitung

3

9

1 -

-

-

RS Umum

Swasta RS Khusus

(12)

(13)

Jumlah

RS Umum

(14)

(15)

Semua RS RS Jumlah Khusus (16)

(17)

3

5

2

7

25

3

28

18

61

6

67

111

12

123

1

9

10

19

28

12

40

6

11

2

13

34

3

37

2

2

1

3

13

2

15

-

5

8

2

10

27

4

31

-

-

0

1

-

-

0

9 1

1

-

1

6

1

7

12

18

4

22

-

1

4

-

0

3

4

-

-

0

-

-

0

0

-

-

0

-

-

0

9

5

1

6

52

33

85

73

42

115

12

-

12

6

1

7

45

25

70

91

34

125

49

8

-

8

3

172

7

2

-

2

53

19

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

8

7

15

8

12

Jawa Barat

28

8

36

13

Jawa Tengah

41

8

14

DI Yogyakarta

6

1

15

Jawa Timur

45

8

16

Banten

5

1

6

2

17

Bali

9

2

11

2

18

Nusa Tenggara Barat

7

3

19

Nusa Tenggara Timur

14

20

Kalimantan Barat

13

21

Kalimantan Tengah

10

22

Kalimantan Selatan

11

23

Kalimantan Timur

10

24

Sulawesi Utara

6

25

Sulawesi Tengah

9

1

10

1

-

1

26

Sulawesi Selatan

26

7

33

6

-

6

1

27

Sulawesi Tenggara

6

1

7

2

-

2

1

28

Gorontalo

2

1

3

-

-

0

-

29

Sulawesi Barat

-

0

-

-

0

-

30

Maluku

6

7

3

-

3

-

-

0

31

Maluku Utara

4

-

4

2

-

2

-

-

0

32

Papua

7

9

3

-

3

-

-

0

33

Irian Jaya Barat

4

4

2

-

2

-

1

1

1

-

20

13

-

2

2

-

2

-

1 -

5 -

0

3

72

40

112

124

48

1

1

9

15

24

17

17

34

2

15

56

22

78

133

33

166

-

-

2

8

5

13

17

6

23

-

0

16

4

20

27

6

33

10

1

-

1

-

-

0

2

-

14

2

-

2

-

-

0

8

16

2

-

2

-

1

7

-

10

1

-

1

-

-

0

2

13

3

-

3

2

-

2

4

2

12

3

-

3

2

-

2

8

1

7

2

-

2

-

0

11

-

0

4

4

8

14

5

19

2

12

7

19

45

15

60

-

1

3

-

3

12

1

13

-

0

-

-

0

2

1

-

0

-

-

0 7

15

-

0

6

4

-

4

14

2

-

2

9

3

1 2

-

1

1

1

1 2

10

3

13

24

1

25

5

9

23

0

11

4

8

20

6

1

9

23

3

26

11

19

1

20

-

-

-

6

2 9

1 -

28 -

-

11 26

3 -

2

0 17

2

6 16

-

9 0

Indonesia Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

378

74

452

110

2

112

71

7

78

436

190

626

995

273

1,268

Lampiran 5.6 JUMLAH RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 1995 - 2005 Jumlah Rumah Sakit Umum No

Pengelola

(1)

(2)

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

1

Departemen Kesehatan

15

15

15

15

14

14

14

14

14

13

13

2

Pemerintah Provinsi

42

42

42

43

40

42

45

45

45

43

43

3

Pemerintah Kab/Kota

281

283

285

287

285

286

285

287

294

305

322

Depkes + Pemda

338

340

342

345

339

342

344

346

353

361

378

4

TNI/POLRI

110

111

111

112

110

110

110

110

110

110

110

5

Departemen Lain / BUMN

73

72

69

68

68

68

70

70

71

71

71

Pemerintah

521

523

522

525

517

520

524

526

534

542

559

Swasta

329

335

351

363

370

390

411

427

432

434

436

850

858

873

888

887

910

935

953

966

976

995

6

Jumlah Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Lampiran 5.7

JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT UMUM MENURUT PENGELOLA TAHUN 1995 - 2005 Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Umum No

Pengelola

(1)

(2)

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

9,023

9,089

9,610

9,471

9,194

9,173

9,264

9,086

8,858

8,505

8,483

1

Departemen Kesehatan

2

Pemerintah Provinsi

11,901

12,032

11,936

11,914

12,109

12,226

12,832

12,872

12,958

12,391

12,902

3

Pemerintah Kab/Kota

28,168

28,501

28,888

29,371

29,536

29,883

29,682

30,316

30,803

31,959

33,896

Depkes + Pemda

49,092

49,622

50,434

50,756

50,839

51,282

51,778

52,274

52,619

52,855

55,281

4

TNI/POLRI

10,752

10,836

10,874

10,938

10,748

10,811

10,942

10,740

10,718

10,761

10,814

5

Departemen Lain / BUMN

7,246

7,281

6,881

7,045

6,888

6,928

6,836

6,729

6,758

6,537

6,827

Pemerintah

67,090

67,739

68,189

68,739

68,475

69,021

69,556

69,743

70,095

70,153

72,922

Swasta

33,298

34,303

35,697

36,553

37,308

38,516

40,392

41,796

42,284

42,487

43,364

100,388

102,042

103,886

105,292

105,783

107,537

109,948

111,539

112,379

112,640

116,286

6

Jumlah Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

Lampiran 5.8 JUMLAH RUMAH SAKIT KHUSUS DAN TEMPAT TIDURNYA MENURUT JENIS RUMAH SAKIT TAHUN 1997 - 2005

No

Jenis Rumah Sakit

(1)

(2)

1997

1998

1999

2001

2000

2003

2002

2005

2004

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

RS

TT

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(18)

(19)

1

RS Jiwa

49

8,208

50

7,921

50

7,863

50

7,834

50

6,689

51

7,777

51

7,771

51

8,535

51

8,527

2

RS Kusta

24

2,724

24

2,643

24

2,593

24

2,459

24

2,427

23

2,344

23

2,344

22

2,248

22

2,446

3

RS TP

10

747

10

748

10

761

9

711

9

711

9

722

9

722

9

751

9

766

4

RS Mata

10

580

10

501

10

507

10

468

10

446

10

418

10

418

10

460

10

475

5

RS OP

1

187

1

187

1

187

1

187

1

187

1

187

1

187

1

187

1

187

6

RS Penyakit Infeksi

1

103

1

103

1

103

1

144

1

144

1

144

1

144

1

144

1

127

7

RS Jantung

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2

214

2

234

2

234

8

RS Kanker

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

1

129

1

128

1

129

9

RS Bersalin

50

2,270

51

2,279

51

2,290

54

2,432

53

2,361

55

2,491

55

2,464

55

2,439

56

2,533

63

3,100

64

3,629

55

1,365

56

1,427

10

RS Ibu dan Anak

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

63

3,175

11

RS Gigi dan Mulut

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11

-

12

RS Khusus Lainnya

72

3,291

77

3,512

77

3,511

86

3,735

96

4,304

112

4,592

41

1,182

Jumlah

217 18,110

Sumber: Ditjen Pelayanan Medik, Depkes RI

224 17,894

224 17,815

235 17,970

244 17,269

262 18,675

268 18,750

270 19,591

273 20,480

Lampiran 5.9 JUMLAH SARANA PRODUKSI SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2002 - 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung

Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Industri Farmasi

Obat Tradisional Industri Obat Tradisional

Perbekalan Kesehatan Rumah tangga (PKRT)

Alat Kesehatan

Industri Kecil Obat Tradisional

Kosmetika

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

(23)

(24)

(25)

(26)

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

11 2 -

11 2

11 2 1 1 3

1 1

-

1 1 -

-

40 71 25 1 51 22 1

40 72 25 1 51 24 1

226

229

Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI

11 2 1 1 3 -

62 77 31 5 57 20 1 1 272

1 2 4 -

265

-

1 -

62 77 31 1 51 24 1

1 2 1 -

19 33 10 -

1

86

-

-

8 8 10 -

1

1 -

1 89

-

1 13 103

26 70 5 1 8 5 -

3

17 37 1

11 8

-

86

1 4

17 37 10

1 -

2

-

8 8 6

26 0 4 9 8 5

-

-

-

-

1

13 36 10

8 7 -

1 2

28 57 4 1 8 5 -

3

30 70 5 1 9 6 -

3

141 160 160 118 172 172 200 208 208 21 21 21 172 338 346 21 28 28 6 6 6 8 9 8 2 6 6 7 7 9 3 3 3 27 27 32 11 11 11 7 7 8 1 1 1 5 2 2 1 4 4 4 2 2 2 811 1,130 1,134

3 74 143 36 11 343 28 6 8 6 9 3 39 11 9 1 36 1 4 2 894

15 -

18 -

28 -

1 -

1 60 54 33 8 11 20 1 1

40 272

-

1 -

-

18 1 -

63 57 33 8 65 22 1 1 55 75 400

18

5 2

1

31 63 33

37 14 1 5 2

-

-

-

34 14

31 63 57 -

67 22 1 1

67 22 1 1

108 55 57 457

125 55 57 498

-

40 14 1 6 2

-

-

-

85 128 33 8 114 55 4 482

95 95 146 146 51 51 8 8 125 130 63 63 367 1 4 4 84 554 1,015

3

3 -

1 37 15 1 6 124 3 77 168 55 8 125 63 7 1 1 4 2 698

39 5 -

39 5 -

39 5 -

42 5 -

1 1

1 1

1 1

1 1

181 107 33 4 138 30 2 541

185 114 45 4 141 32 2 569

185 114 45 4 141 32 2 569

102 120 45 4 144 32 2 29 391 918

Lampiran 5.10 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI DAN PELAYANAN KEFARMASIAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2005 Pedagang Besar Farmasi

Provinsi

No (1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

Apotik

(P B F )

Perbekalan Alat Kesehatan

Toko Obat

Penyalur

Sub Penyalur

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

2002

2003

2004

2005

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

-

-

-

-

-

51

51

51

-

-

-

-

389

389

389

389

-

36

103

36

-

-

-

-

86

86

86

-

-

-

165

165

1

-

-

-

92

28

28

28

103

106

103

499

95

95

95

499

483

499

3

Sumatera Barat

64

67

67

71

158

165

165

165

384

397

397

397

4

Riau

63

84

84

79

122

192

192

216

482

650

650

640

-

5

Jambi

39

39

37

43

75

80

78

94

137

309

150

137

-

-

92

12

6

Sumatera Selatan

76

76

76

76

160

137

137

177

132

132

130

150

-

-

87

35

7

Bengkulu

-

8

Lampung

9

Kepulauan Bangka Belitung

10 Kepulauan Riau

41 1 -

13

13

15

41

46

57

61

51

51

50

114

124

127

140

3 -

3 -

4 -

21 -

23 -

23 -

-

36 -

28

117

90

142

116

162

81 -

-

-

82 -

78

29

29

-

-

-

-

34

-

-

-

21

4

2 -

494

526

526

310

1,137

1,226

1,226

1,234

810

962

962

493

670

750

750

212

321

349

349

361

1,505

1,566

1,566

1,883

535

535

535

706

30

42

42

84

13 Jawa Tengah

225

249

249

249

722

879

879

879

480

600

600

600

14 DI Yogyakarta

45

43

43

48

208

225

225

300

51

45

45

58

305

334

290

375

1,311

1,331

1,375

1,364

1

230

1

15 Jawa Timur 16 Banten

38

45

45

45

345

345

345

345

17 Bali

73

79

79

78

250

250

250

250

-

48

71

71

71

18 Nusa Tenggara Barat

22

23

24

30

67

79

84

70

60

63

63

108

19 Nusa Tenggara Timur

18

19

19

25

42

48

48

60

81

151

151

151

20 Kalimantan Barat

41

43

43

43

62

77

77

87

242

301

301

327

-

-

2 -

2

-

-

-

-

-

-

-

2

-

14

12

12

12

76

76

76

-

51

-

51

34

-

42

-

48

1

-

48

-

-

14

-

81

68

293

4

4 -

-

12

12

12

49

55

55

36

60

81

81

139

33

33

33

33

-

-

-

51

49

51

73

84

115

216

233

262

321

640

82

92

92

92

-

-

-

23 Kalimantan Timur

45

45

45

50

115

144

144

191

297

386

386

359

40

40

15

-

24 Sulawesi Utara

41

39

39

41

73

80

90

89

121

135

149

125

62

62

62

-

19

13

12

23

60

60

55

73

137

115

105

157

74

79

79

79

352

331

331

418

385

450

450

398

27 Sulawesi Tenggara

11

13

13

15

37

39

39

41

133

156

156

134

2

2

36

18

19

19

31

36

36

44

28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat

-

30 Maluku 31 Maluku Utara 32 Papua 33 Irian Jaya Barat

Indonesia Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

21 2

23

23

23

16

16

16

125 55

66

70

82

59

59

59 50

-

-

42

-

42

42

-

-

-

1

1

-

-

-

-

-

-

-

-

15

14

15

29

32

35

41

71

75

74

91

1

1

1

13

17

25

29

17

20

23

27

-

7

31

34

34

36

109

116

116

96

39

118

118

61

-

12 -

5

-

-

1

2

53

-

12

2

55

-

12 -

7

12 -

81

7

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

2,249

2,478

2,432

2,392

7,767

8,364

8,456

9,216

5,405

6,610

6,806

6,737

1,152

1,639

1,982

1,008

-

12

-

-

-

-

-

-

343

1

-

10

25 Sulawesi Tengah

60 38

47

26 Sulawesi Selatan

4 -

38

21 Kalimantan Tengah

55

-

68

22 Kalimantan Selatan

-

260

81

-

-

253 255

81

-

-

21 -

255

80

8

36

205

57

-

34

37

11 DKI Jakarta

-

99

-

18

-

2

-

202 96

37

12 Jawa Barat

-

-

96

32

4

-

57

101

711

21 -

38

32

12

12 81 -

819

2,087

Lampiran 5.11 JUMLAH UNIT PENGELOLA OBAT (EKS GUDANG FARMASI OBAT) KABUPATEN/KOTA MENURUT PROVINSI TAHUN 2002 - 2005 No

Provinsi

Kabupaten/Kota

(1)

(2)

(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatra Utara Sumatra Barat Riau Jambi Sumatra Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Jumlah

Sumber: Ditjen Bina Yanfar dan Alkes, Depkes RI

21 25 19 11 10 14 9 10 7 6 6 25 35 5 38 6 9 9 16 12 14 13 13 9 10 23 10 5 5 8 8 20 9 440

Tahun 2002

2003

2004

(4)

(5)

(6)

2005 (7)

10 18 14 11 6 7 4 10 3

10 20 14 11 9 7 4 10 3

20 20 15 11 10 10 1 10 3

21 20 19 11 10 14 5 10 3

6 21 35 5 38 6 12 7 12 10 8 11 12 6 5 12 4 3

6 24 35 5 38 6 12 8 14 10 8 11 12 8 5 12 4 3

6 25 35 5 38 3 9 7 13 10 6 11 13 8 6 11 5 5

6 25 35 5 38 3 9 9 15 12 10 13 13 9 10 24 6 5

5 3 14 1 319

5 3 14

5 3 14 1 339

5 8 20 8 401

331

Lampiran 5.12 JUMLAH SARANA USAHA KESEHATAN BERSUMBER DAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

Jumlah Desa/ Kelurahan

(1)

(2)

(3)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

5,853

2

Sumatera Utara

4,924

3

Sumatera Barat

4

Riau

Sarana UKBM Posyandu

Polindes

(4)

(5)

4,875 * 14,974

634 1,236

Rasio Sarana UKBM terhadap Desa/Kelurahan Pos Obat Desa (6)

Posyandu

Polindes

(7)

(8)

Pos Obat Desa (9)

1,929 *

84 *

0.83

0.33

0.01

2,744 *

450 *

3.04

0.56

0.09

6,652

950

941

10.49

1.50

1.48

3,826 *

226 *

113 *

3.10

0.18

0.09 0.12

5

Jambi

1,072

2,882

123 *

126 *

2.69

0.11

6

Bengkulu

1,071

1,695

636 *

137

1.58

0.59

0.13

7

Sumatera Selatan

2,428

5,676

716

262

2.34

0.29

0.11

8

Lampung

1,967

7,116

1,062

214

3.62

0.54

0.11

9

Kepulauan Bangka Belitung

266

1,071

197

59

4.03

0.74

0.22

10

Kepulauan Riau

144

525

227

7

3.65

1.58

0.05

11

DKI Jakarta

265 *

3,882

0

0

14.65

0.00

0.00

12

Jawa Barat

5,231

41,231

13

Jawa Tengah

7,817

43,607 *

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

7,682

43,672

4,807

137

16

Banten

1,340

8,648

259

17

Bali

602

4,588

18

Nusa Tenggara Barat

711

19

Nusa Tenggara Timur

20

Kalimantan Barat

21

Kalimantan Tengah

22

Kalimantan Timur

23

Kalimantan Selatan

24

Sulawesi Utara

25

Sulawesi Tengah

26

Sulawesi Tenggara

1,342

2,096

185 *

27

Sulawesi Selatan

1,964

8,579 *

349

28

Gorontalo

364

943

257

56

29

Sulawesi Barat

312

119 *

13

30

Maluku

842

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Binkesmas, Depkes RI

691 *

201 *

7.88

0.13

0.04

4,068 *

2,156 *

5.58

0.52

0.28

67 *

13.74

0.34

0.17

5.68

0.63

0.02

299

6.45

0.19

0.22

221

-

7.62

0.37

5,020

395

265

7.06

0.56

0.37

2,300

8,003

1,253 *

251 *

3.48

0.54

0.11

1,409

3,781

1,198 *

-

2.68

0.85

1,179

2,069

661

102

1.75

0.56

1,201

4,100

1,135

259

3.41

0.95

0.22

1,835

3,257

364

277 *

1.77

0.20

0.15

984

2,055

368

89

2.09

0.37

0.09

1,369

2,642

901

113

1.93

0.66

0.08

1,854

1.56

0.14

1.38

4.37

0.18

0.15

2.59

0.71

0.15

391

676 2,506

5,373 *

1,360 * 71,160 *

133 *

83 *

2 *

279 *

118 *

1,154

563

167

315,921

27,056

-

17 *

353 *

63,071

* Data tahun 2004

303 *

38 * 9,010

-

0.09

0.38

0.04

1.62

0.10

0.02

0.52

0.00

28.40

0.11

0.05

0.49

0.14

0.03

5.01

0.43

0.14

Lampiran 5.13 JUMLAH POSYANDU MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah

Pratama

Purnama

Mandiri

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

3

Sumatera Barat

6,652

4

Riau

3,826 *

5

Jambi

2,882

6

Sumatera Selatan

7 8 9

Madya

Posyandu

4,875 *

3,217

65.99

980

20.10

361

7.41

317

6.50

14,974 *

6,714

44.84

5,493

36.68

2,605

17.40

162

1.08

1,784

26.82

2,630

39.54

1,866

28.05

372

5.59

910

23.78

2,094

54.73

683

17.85

139

3.63

5,676

1,804

31.78

2,441

43.01

1,267

22.32

164

2.89

Bengkulu

1,695

691

40.77

605

35.69

322

19.00

71

4.19

Lampung

7,116

1,995

28.04

2,998

42.13

1,847

25.96

277

3.89

Kepulauan Bangka Belitung

1,071

418

39.03

452

42.20

179

16.71

22

2.05

525

38

7.24

66

12.57

220

41.90

149

28.38

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

3,882

416

10.72

1,816

46.78

1,211

31.20

207

5.33

12

Jawa Barat

41,231

33,982

82.42

0

0.00

6,392

15.50

857

2.08

13

Jawa Tengah

43,607 *

7,362

16.88

20,258

46.46

15,854

36.36

106

0.24

14

DI Yogyakarta

5,373 *

1,151

21.42

1,588

29.56

1,823

33.93

811

15.09

15

Jawa Timur

43,672

13,447

30.79

18,103

41.45

10,807

24.75

1,315

3.01

16

Banten

8,648

4,929

57.00

2,752

31.82

817

9.45

150

1.73

17

Bali

4,588

580

12.64

1,343

29.27

2,489

54.25

176

3.84

18

Nusa Tenggara Barat

5,020

2,808

55.94

1,605

31.97

551

10.98

56

1.12

19

Nusa Tenggara Timur

8,003

4,252

53.13

2,414

30.16

1,038

12.97

299

3.74

20

Kalimantan Barat

3,781

1,615

42.71

1,462

38.67

725

19.17

69

1.82

21

Kalimantan Tengah

2,069

1,590

76.85

362

17.50

83

4.01

8

0.39

22

Kalimantan Selatan

3,257

1,760

54.04

1,101

33.80

333

10.22

63

1.93

23

Kalimantan Timur

4,100

1,313

32.02

1,394

34.00

1,000

24.39

327

7.98

24

Sulawesi Utara

2,055

640

31.14

650

31.63

704

34.26

57

2.77

25

Sulawesi Tengah

2,642

1,215

45.99

950

35.96

439

16.62

38

1.44

26

Sulawesi Selatan

8,579 *

4,073

47.48

2,924

34.08

1,453

16.94

129

1.50

27

Sulawesi Tenggara

2,096 *

422

20.13

645

30.77

549

26.19

120

5.73

28

Gorontalo

943

398

42.21

407

43.16

138

14.63

0

0.00

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

30

Maluku

1,360

100.00

0

0

0.00

0

0.00

1,360 *

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI * = data 2004

0.00

-

-

-

-

-

-

-

-

-

71,160

-

-

-

-

-

-

-

-

563

-

-

-

-

-

-

-

-

315,921

100,884

77,533

55,756

6,461

Lampiran 5.14 JUMLAH POLINDES MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Jumlah

Pratama

Purnama

Mandiri

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

1,929

*

2

Sumatera Utara

2,744

*

3

Sumatera Barat

950

4

Riau

226

*

5

Jambi

123

*

6

Sumatera Selatan

636

*

7

Bengkulu

716

8

Lampung

1,062

9

Madya

Polindes

Kepulauan Bangka Belitung

197

10

Kepulauan Riau

227

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

13

Jawa Tengah

14

DI Yogyakarta

15

Jawa Timur

16

549

57.79

280

524

73,2

171

2.93

-

-

1,062

100.00

-

-

-

-

-

-

0.00

-

-

-

-

-

-

-

29.47

112

23.88

21

11.79

9

0.95

691

*

4,068

*

133

*

4,807

2,412

50,18

1,305

27.15

Banten

259

254

98.00

5

2.00

17

Bali

221

96

43.44

75

33.94

48

21.72

2

0.90

18

Nusa Tenggara Barat

395

283

71.65

63

15.95

45

11.39

4

1.01

19

Nusa Tenggara Timur

1,253

*

20

Kalimantan Barat

1,198

*

21

Kalimantan Tengah

661

654

98.90

4

0.61

1

0.15

2

0.30

22

Kalimantan Selatan

1,135

1,012

89.00

68

5.99

48

4.23

7

0.62

23

Kalimantan Timur

364

296

81.32

42

11.54

25

6.87

24

Sulawesi Utara

368

287

78.00

82

22.30

3

0.80

1

0.30

25

Sulawesi Tengah

901

575

63.82

237

26.30

87

9.66

2

0.20

26

Sulawesi Selatan

185

27

Sulawesi Tenggara

349

155

44.40

99

28.40

83

23.80

12

28

Gorontalo

257

189

73.54

64

24.90

4

1.56

29

Sulawesi Barat

119

30

Maluku

83

*

31

Maluku Utara

353

*

32

Papua

279

*

33

Irian Jaya Barat

167

Indonesia Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI * = data 2004

27,056

888

18.47 -

202

-

4.20 -

-

-

-

* 3,4 -

-

-

-

*

8,348

0.00 -

2,495

-

1,365

-

241

-

Lampiran 5.15 JUMLAH POS OBAT DESA (POD) MENURUT TINGKAT PERKEMBANGANNYA DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

POD

(1)

(2)

(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Nanggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kepulauan Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Irian Jaya Barat Indonesia

Sumber Data : Ditjen Binkesmas, Depkes RI * = data 2004

84 450 941 113 126 137 262 214 59 7 201 2,156 67 137 299 265 251 102 259 277 89 113 1,854 303 56 13 17 2 118 38 9,010

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

* * 549

58,30

280

29,80

112

11,90

9

15,43

217 96 187

82,80 70,10 87,40

45 30 15

17 21,90 7,01

0 2 8

1,50 3,74

0 0 0

0.00 0.00

94 271 0 231

68,61 90,60 0.00 87,17

31 10 0 24

22,60 3,30 0.00 9,06

4 18 0 8

2,92 6,00 0.00 3,02

10 0 0 2

7,30 0.00 0.00 0,75

0 91

89,20

0 11

10,78

0 0

0.00 0.00

0 0

0.00 0.00

*

176 55 109

68,00 61,80 96,46

61 30 4

23,55 33,70 3,45

12 4 0

4,63 4,50 0.00

3 0 0

1,16 0.00 0.00

*

761 48 0

41,05 85,71 0.00

637 8 0

34,36 14,29 0.00

381 0 0

20,55 0.00 0.00

75 0 0

4,05 0.00 0.00

* *

* * *

*

* * * * 2,885

1,186

549

99

Lampiran 5.16 REKAPITULASI INSTITUSI POLTEKKES MENURUT JURUSAN DAN PROVINSI PER MARET 2005 Jurusan / Program Studi No

Provinsi

Keperawatan

Kebidanan

Kesehatan

Gizi

Lingkungan (1)

(2)

Kesehatan

Farmasi

Gigi

Analis

Teknik

Teknik Radio-

Teknik

Analis Farmasi

Kesehatan

Elektromedik

diagnostik

Gigi

& Makanan

Fisioterapi

Okupasi

Ortetik

Terapi

Prostetik

TOTAL

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

3

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

2

Sumatera Utara

1

3

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

9

3

Sumatera Barat

2

2

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

7

4

Riau

2

2

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

5

Jambi

1

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

6

Sumatera Selatan

3

1

0

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

8

7

Bengkulu

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

8

Lampung

2

2

1

0

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

7

9

Kepulauan Bangka Belitung

10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta

4

3

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

16

12 Jawa Barat

5

6

1

1

2

0

1

0

0

0

0

0

0

0

16

13 Jawa Tengah

6

3

1

1

1

0

0

0

1

0

0

1

1

1

16

14 DI Yogyakarta

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

6

15 Jawa Timur

8

6

2

1

1

0

1

1

0

0

0

0

0

0

20

17 Bali

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

5

18 Nusa Tenggara Barat

2

1

0

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

5

19 Nusa Tenggara Timur

3

1

1

0

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

7

20 Kalimantan Barat

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

6

21 Kalimantan Tengah

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

22 Kalimantan Selatan

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

6

23 Kalimantan Timur

1

1

0

0

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

3

24 Sulawesi Utara

2

2

1

2

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

9

25 Sulawesi Tengah

2

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

4

26 Sulawesi Selatan

3

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

1

0

0

10

27 Sulawesi Tenggara

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

30 Maluku

3

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

6

31 Maluku Utara

1

1

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

3

32 Papua

6

1

1

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

9 203

16 Banten

28 Gorontalo 29 Sulawesi Barat

33 Irian Jaya Barat TOTAL

67

47

20

23

18

6

12

2

2

1

1

2

1

1

%

33.0

23.2

9.9

11.3

8.9

3.0

5.9

1.0

1.0

0.5

0.5

1.0

0.5

0.5

Sumber: Pusdiknakes, PPSDM

Lampiran 5.17 REKAPITULASI STRATA AKREDITASI JURUSAN/PROGRAM STUDI POLTEKKES TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

Strata

Jumlah

Jurusan/Program Studi

A

B

C

Non Akreditasi

Belum Akreditasi

(6)

(7)

(8)

Jumlah

%

(9)

(10)

(3)

(4)

(5)

1

Banda Aceh

7

1

6

2

Medan

9

2

5

3

Pekanbaru

5

2

3

2

40.00

4

Padang

7

5

1

1

6

85.71

5

Jambi

4

2

2

4

100.00

6

Bengkulu

3

2

1

2

66.67

7

Palembang

8

2

6

75.00

8

Tanjung Karang

7

7

7

100.00

9

Jakarta I

3

2

1

3

100.00

10

Jakarta II

7

4

3

7

100.00

11

Jakarta III

6

6

12

Bandung

11

9

13

Tasikmalaya

5

5

14

Yogyakarta

6

4

2

6

100.00

15

Semarang

11

3

8

11

100.00

16

Surakarta

5

2

2

4

80.00

17

Surabaya

13

8

5

13

100.00

18

Malang

7

5

2

7

100.00

19

Denpasar

5

2

3

5

100.00

20

Mataram

5

3

2

5

100.00

21

Kupang

7

7

7

100.00

22

Pontianak

6

66.67

23

Palangkaraya

3

24

Samarinda

3

25

Banjarmasin

6

26

Palu

4

27

Makassar

10

28

Kendari

3

3

29

Manado

9

4

30

Ambon

6

4

31

Ternate

3

2

32

Jayapura

9

5

Jumlah % Sumber : Pusdiknakes, Desember 2005

203

2

6

2

2

1

7

100.00

9

100.00

6

100.00

11

100.00

5

100.00

2

2

4

2

1

2

66.67

1

1

1

2

66.67

3

3

6

100.00

4

4

100.00

2

6

2 5

8

80.00

3

100.00

4

44.44

6

100.00

1

2

66.67

4

5

55.56 88.18

2

73

102

4

0

24

179

40.78

56.98

2.23

0.00

13.41

100.00

Lampiran 5.18 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON POLITEKNIK KESEHATAN MENURUT JURUSAN / PROGRAM STUDI DAN PROVINSI TAHUN 2005

6

2 Sumatera Utara

5

36

28

13

4 Riau 5 Jambi

3 Sumatera Barat

6 Sumatera Selatan

4

3

1

1

6

1

1

3

6

6

1

1

1

6

1

12

6

1 1

4

1 3

1

2

12 Jawa Barat 2

14 DI Yogyakarta 15 Jawa Timur

1

16 Banten

2

2

1

1

1

2

(18)

1

1

2

1

1

1

(19)

(20)

(21)

1 1 1

1

Kardiovaskuler

(17)

PTTD

AAK

(16)

ATEM

ATG

(15)

APIKES

SMAK

(14)

ARO

AKUPUNTUR

(13)

2

ATRO

ATW

AKFIS (12)

1

(22)

(23)

Jumlah

(24)

1

30

1

88

2

30

1

18

1

25

1 2

9

1 1

1

7 1

11 3

2

1

37

17

7 4

1

2

5

4

3

3

3

8

12

1

1

1

1

40

1

5

3

2

1

1

18 Nusa Tenggara Barat

1

4

19 Nusa Tenggara Timur

2

3

20 Kalimantan Barat

6

21 Kalimantan Tengah

3

22 Kalimantan Selatan

6

23 Kalimantan Timur

6

24 Sulawesi Utara

5

25 Sulawesi Tengah

5

27 Sulawesi Tenggara

2

23

1

1

2

20

5

2

3 3

43

17 Bali

26 Sulawesi Selatan

(11)

Keteknisian Medis

2

10 Kepulauan Riau

13 Jawa Tengah

(10)

1

6

11 DKI Jakarta

(9)

1

7 Bengkulu 1

(8)

1

8 Lampung 9 Kepulauan Bangka Belitung

(7)

AKZI

(6)

12

Keterapian

Gizi

AKL

(5)

Kesmas

AKFAR

(4)

3

AKAFARMA

(3)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

SMF

(2)

Kefarmasian

AKBID

(1)

AKPER

Provinsi

SPRG

No

SPK

Keperawatan

17

2

1

2

1

1 2 2

1

1

2

4

1

2

1

1

2

2

2

1

1

1

1

2

1

1

1

1

4

5

54 2

1 1

83 1

28

1

65

1

6 2 1

6 5

1

7 3

3

1

10 1

1

8 1

6

2 3

1

5

7

1

1

1

1

1

1

1

1

30 7

28 Gorontalo

0

29 Sulawesi Barat

0

30 Maluku

1

1

31 Maluku Utara 32 Papua 33 Irian Jaya Barat JUMLAH Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

86

0 4

1

1

1

7 0

22

4

314

122

32

17

25

15

9

14

1

1

8

2

20

7

7

16

6

2

1

645

Lampiran 5.19 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES NON-POLTEKKES MENURUT STATUS KEPEMILIKAN PER DESEMBER 2005 No.

Jenis Tenaga Kesehatan (2)

(1)

A

KEPERAWATAN 1 SPK 2 AKPER 3 AKBID 4 SPRG 5 AKG Sub Total

B

C

D

E

F

KEFARMASIAN 1 SMF 2 AKAFARMA 3 AKFAR Sub Total KESEHATAN MASYARAKAT 1 AKL Sub Total GIZI 1 AKZI Sub Total KETERAPIAN FISIK 1 AKFIS 2 AOT 3 ATW 4 AKUPUNKTUR Sub Total KETEKNISIAN MEDIS 1 SMAK 2 AAK 3 ATG 4 PTTD 5 ATRO 6 APIKES 7 ATEM 8 ARO 9 AOP Sub Total Jumlah %

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

Jumlah TNI / Polri

Daerah

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

9 69 17

9 12 1 3

4 233 104 1

95

25

342

22 314 122 4 0 462

2

30 17 22 69

32 17 25 74

1 1

14 14

15 15

1 1

8 8

9 9

14

14 0 1 1 16

2 2

1 3

Swasta

Jumlah

Pusat

1 1 16 1 2

1 1

1

3 102 15.8

3 31 4.8

6 18 1 2 7 16 5 7 62 511 79.4

8 20 2 2 7 16 6 7 0 68 644

Lampiran 5.20 DATA SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT MENURUT JENIS KETENAGAAN DAN PROVINSI TAHUN 2005 No

Provinsi

Medis

Keperawatan

Kefarmasian

Gizi

Kesmas

Keterapian Fisik

Keteknisan Medis

Jumlah

Jumlah Tenaga

Jumlah SDM

Tenaga Kesehatan

Non Kesehatan

Kesehatan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

396

1,478

124

60

86

36

182

2,362

665

3,027

1,795

6,940

617

298

150

103

633

10,536

4,622

15,158

3

Sumatera Barat

830

3,087

339

124

133

56

268

4,837

1,778

6,615

4

Riau

589

2,637

280

80

69

46

248

3,949

1,725

5,674

5

Jambi

204

845

95

45

54

14

92

1,349

437

1,786

6

Sumatera Selatan

658

2,589

211

110

97

52

194

3,911

2,230

6,141

7

Bengkulu

113

630

52

41

51

14

59

960

222

1,182

8

Lampung

304

1,733

97

79

69

36

202

2,520

1,316

3,836

70

363

30

14

11

4

29

521

257

778

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

5,230

17,600

1,592

646

378

368

2,139

27,953

17,028

44,981

9

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

12

Jawa Barat

3,013

11,804

965

392

318

198

1,108

17,798

10,488

28,286

13

Jawa Tengah

3,089

13,743

1,213

598

372

339

1,507

20,861

13,692

34,553

14

DI Yogyakarta

1,318

3,411

320

92

71

85

401

5,698

2,776

8,474

15

Jawa Timur

3,404

14,179

1,075

539

306

310

1,240

21,053

13,518

34,571

16

Banten

422

2,131

197

55

37

50

227

3,119

1,757

4,876

17

Bali

937

3,145

194

149

169

43

208

4,845

1,448

6,293

18

Nusa Tenggara Barat

174

937

53

51

54

20

113

1,402

692

2,094

19

Nusa Tenggara Timur

257

1,315

117

47

29

15

152

1,932

772

2,704 3,595

20

Kalimantan Barat

220

1,561

92

78

67

27

132

2,177

1,418

21

Kalimantan Tengah

117

794

41

36

45

13

72

1,118

235

1,353

22

Kalimantan Selatan

234

1,494

145

90

98

25

156

2,242

831

3,073

23

Kalimantan Timur

417

2,403

185

79

70

40

189

3,383

1,763

5,146

24

Sulawesi Utara

453

2,055

69

67

46

20

58

2,768

1,365

4,133

25

Sulawesi Tengah

168

1,003

66

34

105

22

62

1,460

417

1,877

26

Sulawesi Selatan

996

4,146

295

220

247

121

383

6,408

1,859

8,267

27

Sulawesi Tenggara

89

734

39

66

30

19

39

1,016

280

1,296

28

Gorontalo

60

167

12

6

6

4

3

258

52

310

29

Sulawesi Barat

-

-

-

-

-

-

-

-

-

30

Maluku

86

809

15

35

21

8

34

1,008

473

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Indonesia %

Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, Desember 2005

1,481

35

269

7

11

8

3

18

351

100

451

182

1,056

53

55

26

12

136

1,520

476

1,996

22

20

14

8

34

179

658

25,941

105,058

8,612

4,217

3,237

2,111

10,318

159,494

85,350

10.6

42.9

3.5

1.7

1.3

0.9

4.2

65.1

34.9

81

837 244,844

Lampiran 5.21

JUMLAH DAN JENIS KETENAGAAN PUSKESMAS MENURUT PROVINSI KEADAAN TAHUN 2005 Dokter Umum No

Diploma 3

Dokter Gigi

Provinsi

(1)

(2)

SKM PNS

PTT

(3)

(4)

PNS (5)

(6)

Bidan di Bidan di Puskes. desa

Apoteker

PTT (7)

(8)

Kesling

Gizi

(9)

(10)

Keperawatan

Bidan

(11)

(12)

(13)

(14)

Perawat Umum

Perawat Gigi

Sanitarian

Pelak. Gizi

(15)

(16)

(17)

(18)

Laboran Asist. Non Apoteker Analis Analis (19)

(20)

(21)

Lain-lain

Jumlah Tenaga

(22)

(23)

1 Nanggroe Aceh Darussalam

180

48

40

6

88

5

125

74

528

234

1,006

2,768

942

170

168

79

136

146

4

485

7,232

2 Sumatera Utara

476

299

226

119

68

18

105

61

482

242

2,613

2,773

3,610

286

236

294

338

160

17

832

13,255

3 Sumatera Barat

142

86

78

33

63

6

123

106

275

182

735

383

788

133

52

23

137

89

27

448

3,909

4 Riau

100

86

48

54

7

3

38

37

345

170

295

340

555

69

69

51

74

43

1

268

2,653

81

91

26

21

12

3

75

18

340

85

307

626

691

120

95

37

54

74

6

150

2,912

206

129

63

27

75

4

57

54

411

251

985

1,238

1,167

242

261

140

176

112

42

865

6,505

5 Jambi 6 Sumatera Selatan 7 Bengkulu

73

91

33

9

2

0

25

16

126

82

338

719

336

83

77

56

38

32

33

402

2,571

8 Lampung

204

117

51

68

24

8

124

48

488

166

659

928

1,050

137

139

92

79

96

10

329

4,817

9 Kep.Bangka Belitung 10 Kepulauan Riau

48

26

18

11

17

0

15

15

60

47

76

180

226

38

16

15

22

15

22

202

1,069

66

36

26

16

0

5

12

12

198

37

152

122

370

32

26

10

29

34

4

150

1,337

11 DKI Jakarta

261

23

341

8

24

21

48

48

208

84

568

165

502

84

39

59

85

32

3

542

3,145

12 Jawa Barat

813

523

390

167

196

5

350

195

1,424

767

2,053

3,137

4,381

682

413

287

392

127

61

2,606

18,969

13 Jawa Tengah

899

619

401

129

153

6

490

311

1,574

921

2,127

4,334

3,021

620

442

356

328

275

126

2,814

19,946

14 DI Yogyakarta

84

162

102

46

21

1

72

63

103

163

194

165

687

226

85

71

63

130

9

458

2,905

15 Jawa Timur

977

426

512

182

85

6

205

135

1,574

764

1,809

5,281

3,650

575

483

408

466

279

426

4,843

23,086

16 Banten

135

192

88

64

13

0

28

29

179

45

591

551

709

66

50

37

17

8

0

552

3,354

17 Bali

180

23

90

10

40

2

90

44

195

107

408

392

702

183

139

43

83

34

3

316

3,084

18 Nusa Tenggara Barat

125

29

38

19

43

0

83

95

162

51

303

519

885

75

128

109

39

93

6

299

3,101

19 Nusa Tenggara Timur

57

107

22

10

13

2

108

74

266

142

336

1,243

1,211

172

99

54

95

45

36

524

4,616

20 Kalimantan Barat

154

48

62

24

11

1

69

58

182

88

385

733

1,422

170

163

128

61

134

1

474

4,368

21 Kalimantan Tengah

130

92

38

21

22

16

63

52

155

42

305

542

1,140

352

287

234

231

180

54

367

4,323

22 Kalimantan Selatan

131

127

41

23

58

6

115

80

229

105

414

1,022

743

233

247

119

147

150

8

325

4,323

23 Kalimantan Timur

178

130

102

39

21

4

69

56

417

118

539

197

1,299

261

117

55

58

46

12

760

4,478

24 Sulawesi Utara

137

51

22

7

21

1

54

62

132

30

306

391

992

92

135

37

39

8

9

202

2,728

25 Sulawesi Tengah

114

45

40

7

29

3

76

43

147

52

392

999

1,242

66

210

42

30

42

4

191

3,774

26 Sulawesi Tenggara 27 Sulawesi Selatan

97

49

24

7

35

0

80

88

216

41

169

406

737

51

65

141

24

12

3

156

2,401

278

103

101

79

182

7

144

168

559

107

587

1,004

1,617

233

176

126

95

164

28

468

6,226

28 Gorontalo

37

36

10

2

7

0

19

29

50

6

22

217

297

21

52

8

7

3

1

24

848

29 Sulawesi Barat

26

28

9

6

10

0

21

4

47

35

56

140

341

26

23

14

2

12

6

80

886 1,187

30 Maluku

37

16

11

4

1

1

13

11

65

20

161

203

476

14

27

37

3

1

15

71

31 Maluku Utara

35

11

12

2

10

0

16

22

86

42

77

169

305

19

29

16

4

2

3

70

930

32 Papua

32

41

6

1

1

0

20

39

68

8

389

545

719

10

25

25

10

32

20

452

2,443

33 Irian Jaya Barat Jumlah

23

19

4

0

3

2

17

16

92

78

157

166

330

13

15

14

10

14

6

17

996

6,516

3,909

3,075

1,221

1,355

136

2,949

2,163

11,383

5,312

19,514

32,598

37,143

5,554

4,588

3,217

3,372

2,624

1,006

20,742

168,377

Sumber : Direktorat Komunitas, Ditjen Kesmas, Depkes RI

Lampiran 5.22 JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2005/2006 DI POLTEKKES MENURUT PROFESI No

Jenis Profesi (2)

(1)

1

(5)

(6)

4,605

4,367

4,231

13,203

3,484

3,295

10,610

1,120

981

742

2,843

9,556

8,832

8,268

26,656 0

KEFARMASIAN

Sub Total

80

80

40

200

440

390

286

1,116

520

470

326

1,316 0

KESEHATAN MASYARAKAT Kesehatan Lingkungan

1,390

1,184

1,021

3,595

Sub Total

1,390

1,184

1,021

3,595 0

GIZI Gizi Sub Total

1,495

1,330

1,114

3,939

1,495

1,330

1,114

3,939 0

KETERAPIAN FISIK Fisioterapi Okupasi Terapi Sub Total

6

(4)

3,831

Farmasi

5

(3)

Jumlah

Kebidanan

Analisa Farmasi dan Makanan

4

III

Keperawatan

Sub Total

3

Peserta Didik II

KEPERAWATAN

Kesehatan Gigi

2

I

160

160

120

440

80

80

40

200

240

240

160

640 0

KETEKNISIAN MEDIS Analis Kesehatan Teknik Gigi

821

704

478

2,003

80

80

40

200

Teknik Radiodiagnostik dan Terapi

160

180

120

460

Teknik Elektromedik

200

180

120

500

50

40

40

130

Sub Total

1,311

1,184

798

3,293

Jumlah

14,512

13,240

11,687

39,439

Ortetik Prostetik

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

Lampiran 5.23 JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN AJARAN 2005/2006 DI NON POLTEKKES MENURUT PROFESI No

Jenis Profesi

Peserta Didik I

II

III

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1

Keperawatan SPK AKPER AKBID SPRG Sub Total

1,320 24,027 6,166 290 31,803

1,665 21,613 5,241 290 28,809

1,425 21,165 4,972 209 27,771

Kefarmasian SMF AKAFARMA AKFAR Sub Total

2,858 1,150 1,700 5,708

2,679 891 1,208 4,778

2,809 934 1,036 4,779

900 900

887 887

706 706

Sub Total

730 730

494 494

381 381

Keterapian Fisik AKFIS ATW Akupuntur Sub Total

730 80 50 860

734 50 80 864

688 60

598 1,380 160 115 390 890 290 460 50

584 1,196 130 70 389 846 350 380

4,410 66,805 16,379 789 88,383 0 8,346 2,975 3,944 15,265 0 2,493 2,493 0 1,605 1,605 0 2,152 190 130 2,472 0 1,874 3,662 428 185 1,114 2,552 934 1,133 50

2

3

4

Kesehatan Masyarakat AKL Sub Total Gizi AKZI

5

6

Keteknisian Medik SMAK AAK ATG PTTD ATRO APIKES ATEM ARO KARDIOVAKULER Sub Total TOTAL

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

748 692 1,086 138 335 816 294 293

4,333

3,945

3,654

11,932

44,334

39,777

38,039

122,150

Lampiran 5.24 JUMLAH LULUSAN DIKNAKES POLTEKKES DAN NON POLTEKKES MENURUT JENIS TENAGA KESEHATAN TAHUN 2005 No.

Jenis Tenaga Kesehatan

POLTEKKES

NON POLTEKKES

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

A

KEPERAWATAN 1 SPK 2 AKPER 3 AKBID 4 SPRG 5 AKG Sub Total

B

C

D

E

F

KEFARMASIAN 1 SMF 2 AKAFARMA 3 AKFAR Sub Total KESEHATAN MASYARAKAT 1 AKL Sub Total GIZI 1 AKZI Sub Total KETERAPIAN FISIK 1 AKFIS 2 AOT 3 ATW 4 AKUPUNKTUR Sub Total KETEKNISIAN MEDIS 1 SMAK 2 AAK 3 ATG 4 PTTD 5 ATRO 6 APIKES 7 ATEM 8 ARO 9 AOP 10 KARDIOVASKULER Sub Total Jumlah

Sumber: Pusdiknakes, Depkes RI

0 4,059 2,966 0 773 7,798

1,324 18,884 2,985 188 0 23,381

1,324 22,943 5,951 188 773 31,179

1 40 365 406

2,294 689 742 3,725

2,295 729 1,107 4,131

1,017 1,017

838 838

1,855 1,855

1,161 1,161

358 358

1,519 1,519

120 40 0 0 160

529 0 50 0 579

649 40 50 0 739

0 559 40 0 140 0 183 0 0 0 922 11,463

531 946 110 0 343 581 227 238 0 0 2,976 31,857

531 1,505 150 0 483 581 410 238 0 0 3,898 43,320

Lampiran 5.25 JUMLAH LULUSAN POLTEKKES BERDASARKAN JURUSAN / PROGRAM STUDI DAN KOTA TAHUN 2005

No.

POLTEKKES

(1)

Keperawatan

Kebidanan

Kes. Ling

(3)

(4)

(5)

(2)

1

Banda Aceh

2

Gizi

Kes. Gigi

(6)

Farmasi

(7)

Jurusan/ Program Studi Teknik Teknik Analis Kes. Elektromedik Radiodiagnostik

(8)

(9)

(10)

(11)

Teknik Gigi (12)

AKAFARMA

Fisioterapi

(13)

(14)

Okupasi Terapi

Total

Ortotik Prostetik

(15)

(16)

(17)

262

159

37

54

88

0

0

0

0

0

0

0

0

0

600

Medan

80

240

60

80

40

80

80

0

0

0

0

0

0

0

660

3

Padang

139

208

46

48

15

0

0

0

0

0

0

0

0

0

456

4

Pekanbaru

68

165

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

233

5

Jambi

40

74

38

0

53

0

0

0

0

0

0

0

0

0

205

6

Bengkulu

75

234

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

309

7

Palembang

135

40

0

34

41

35

39

0

0

0

0

0

0

0

324

8

Tanjung Karang

51

91

47

0

50

0

59

0

0

0

0

0

0

0

298

9

Jakarta I

80

40

0

0

40

0

0

0

0

0

0

0

0

0

160

10

Jakarta II

0

0

60

70

0

100

0

100

60

40

40

0

0

0

470

11

Jakarta III

274

117

0

0

0

0

80

0

0

0

0

0

0

0

471

12

Bandung

316

310

75

99

47

0

88

0

0

0

0

0

0

0

935

13

Tasikmalaya

156

40

0

0

41

0

0

0

0

0

0

0

0

0

237

14

Semarang

160

40

80

60

80

0

0

0

80

0

0

0

0

0

500

15

Surakarta

80

40

0

0

0

0

0

0

0

0

0

80

40

0

240

16

Yogyakarta

32

0

58

92

94

0

57

0

0

0

0

0

0

0

333

17

Malang

244

170

0

60

40

0

0

0

0

0

0

0

0

0

514

18

Surabaya

346

180

120

0

39

0

80

83

0

0

0

0

0

0

848

19

Denpasar

190

42

32

43

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

307

20

Mataram

118

40

0

50

25

40

38

0

0

0

0

0

0

0

311

21

Kupang

188

25

17

0

40

0

0

0

0

0

0

0

0

0

270

22

Pontianak

40

47

39

36

0

0

38

0

0

0

0

0

0

0

200

23

Palangkaraya

38

57

0

35

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

130

24

Banjarmasin

178

25

Samarinda

26

0

40

48

90

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

40

78

0

0

40

70

0

0

0

0

0

0

0

0

228

Menado

160

126

40

90

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

416

27

Palu

163

91

64

0

0

40

0

0

0

0

0

0

0

0

358

28

Masakar

120

40

40

40

0

0

0

0

0

0

0

40

0

0

280

29

Kendari

60

48

0

57

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

165

30

Ambon

222

60

56

60

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

398

31

Ternate

72

73

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

145

32

Jayapura

110

51

60

63

0

0

0

0

0

0

0

0

0

0

284

Total

4,059

2,966

1,017

1,161

773

365

559

183

140

40

40

120

40

0

11,463

Sumber: Pusdiknakes, Desember 2005

Lampiran 5.26 JUMLAH PESERTA DIKLAT YANG DILAKSANAKAN PUSDIKLAT DAN BAPELKES NASIONAL TAHUN 2005 No

Unit Kerja

Pra Jabatan

Diklat Pimpinan

Diklat Fungsional

Diklat Teknis

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1

Pusdiklat

193

112

2,411

288

3,004

2

Bapelkes Cilandak

196

133

282

120

731

3

Bapelkes Ciloto

-

40

1,408

112

1,560

4

Bapelkes Lemah Abang

330

24

1,800

145

2,299

5

Bapelkes Salaman

160

-

180

80

420

6

Bapelkes Makassar

271

151

3,698

124

4,244

1,150

460

9,779

869

12,258

Jumlah

Sumber : Laporan tahunan BAPELKES tahun 2005

Lampiran 5.27 REALISASI DIPA MENURUT PUSAT DAN DAERAH PER PROVINSI DAN PER JENIS BELANJA TAHUN 2005 (Dalam ribuan rupiah) No.

Provinsi

(1) A

(2)

BELANJA PEGAWAI

BELANJA BARANG

BELANJA MODAL

BELANJA BANTUAN SOSIAL

JUMLAH SELURUHNYA

Alokasi

Realisasi

%

Alokasi

Realisasi

%

Alokasi

Realisasi

%

Alokasi

Realisasi

%

Alokasi

Realisasi

%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

PUSAT

1

Setjen

2

Inspektorat Jenderal

3

802,165,372

551,427,934

68.74

348,833,660

62,468,328

17.91

140,093,735

10,323,790

7.37

4,115,218

3,323,135

80.75

15,143,977

12,614,067

83.29

525,000

429,752

81.86

Ditjen Binkesmas

14,699,608

13,921,367

94.71

568,440,727

211,096,949

37.14

518,422,200

92,972,605

17.93

4

Ditjen Yanmedik

110,362,917

104,392,283

94.59

182,579,102

81,160,948

44.45

470,242,330

38,806,498

8.25

5

Ditjen PP - PL

117,407,391

14,198,512

12.09

674,653,490

457,117,278

67.76

107,001,686

23,697,227

22.15

6

Ditjen Yanfar dan Alkes

5,080,736

4,160,080

81.88

134,966,531

130,163,907

96.44

3,990,250

3,728,487

7

Badan Litbangkes

20,884,093

20,884,000

100.00

31,241,794

27,763,479

88.87

20,012,361

8

Badan PPSDM

97,837,571

85,241,621

87.13

213,048,770

124,950,834

58.65

39,301,637

B

DAERAH

23,055,835

1,314,148,602

625,377,453

19,784,195

16,366,954

82.73

4,337,872,535

3,278,150,921

75.57

763,184,349

224,359,729

29.40

906,422,567

495,013,017

54.61

93.44

144,037,517

138,052,474

95.84

16,940,393

84.65

72,138,248

65,587,872

90.92

23,547,856

59.92

238,597,547

66.42 35.87

3,236,310,000

1,157,401 2,960,160,000

7,360,000

5.02 91.47 0.00

9,016,200

4,857,236

53.87

359,204,178

47.59

1

Nanggroe Aceh Darussalam

685,990

514,250

74.96

11,282,263

5,450,582

48.31

23,872,040

6,891,284

28.87

35,840,293

12,856,116

2

Sumatera Utara

906,528

705,655

77.84

20,709,286

9,872,520

47.67

98,955,112

33,972,096

34.33

117,556,200

37,405,880

31.82

238,127,126

81,956,151

34.42

3

Sumatera Barat

1,142,983

995,640

87.11

14,663,686

10,520,885

71.75

45,289,867

26,517,431

58.55

997,090

580,225

58.19

62,093,626

38,614,181

62.19

4

Riau

1,009,670

555,373

55.01

8,511,510

2,950,289

34.66

45,225,889

19,992,600

44.21

1,209,930

324,550

26.82

5

Jambi

1,133,385

987,250

87.11

14,961,103

11,784,200

78.77

53,877,848

41,009,923

76.12

6

Sumatera Selatan

1,959,892

1,745,485

89.06

11,063,435

9,875,200

89.26

55,293,183

32,454,473

58.70

14,441,200

11,607,380

7

Bengkulu

950,060

736,637

77.54

10,077,592

5,763,629

57.19

41,467,344

35,551,152

85.73

1,410,585

1,302,143

8

Lampung

1,863,740

1,385,580

74.34

13,225,389

9,750,885

73.73

43,431,968

29,884,592

68.81

33,297,887

9

Kepulauan Bangka Belitung

868,768

360,275

41.47

8,040,712

4,796,481

59.65

20,179,029

16,603,405

82.28

2,343,650

10

Kepulauan Riau

271,600

128,537

47.33

3,129,088

1,232,318

39.38

22,680,500

15,934,410

70.26

11

DKI Jakarta

1,301,654

1,193,045

91.66

3,842,064

2,342,600

60.97

539,280

359,200

66.61

480,895

141,754

29.48

6,163,893

4,036,599

65.49

12

Jawa Barat

3,255,638

2,541,650

78.07

146,347,668

118,602,780

81.04

122,001,611

57,684,020

47.28

9,274,000

5,740,580

61.90

280,878,917

184,569,030

65.71

13

Jawa Tengah

2,117,719

1,655,368

78.17

19,656,715

17,899,293

91.06

161,817,709

125,252,391

77.40

390,100

390,100

100.00

183,982,243

145,197,152

78.92

14

DI Yogyakarta

1,465,635

871,976

59.49

2,562,180

1,978,663

77.23

29,340,277

23,566,995

80.32

21,983,358

2,525,641

11.49

55,351,450

28,943,275

52.29

15

Jawa Timur

2,002,574

2,002,543

100.00

64,081,591

15,559,785

24.28

206,826,355

175,847,883

85.02

272,910,520

193,410,211

70.87

16

Banten

1,573,285

66,926

4.25

13,366,795

855,382

6.40

43,649,064

16,335,091

37.42

30,167,675

0.00

88,756,819

17,257,399

19.44

17

Bali

1,407,406

678,381

48.20

15,065,661

10,690,286

70.96

47,978,141

26,515,018

55.26

3,809,121

69.10

68,260,329

40,515,694

59.35

18

Nusa Tenggara Barat

1,512,745

1,052,650

69.59

11,916,142

4,518,839

37.92

58,908,505

7,412,920

12.58

72,337,392

12,984,409

17.95

19

Nusa Tenggara Timur

1,081,883

605,680

55.98

31,344,405

5,329,800

17.00

65,864,162

30,283,287

45.98

98,290,450

36,218,767

36.85

20

Kalimantan Barat

484,452

392,560

81.03

13,417,206

5,903,845

44.00

70,536,850

12,181,019

17.27

84,438,508

18,477,424

21.88

21

Kalimantan Tengah

755,046

419,730

55.59

7,661,156

5,062,290

66.08

41,713,513

38,989,720

93.47

50,629,715

44,746,740

88.38

22

Kalimantan Selatan

657,721

456,082

69.34

8,396,007

4,623,241

55.06

34,758,393

5,995,021

17.25

43,812,121

11,074,344

25.28

23

Kalimantan Timur

1,679,890

1,450,842

86.37

14,355,359

12,250,885

85.34

43,502,953

29,117,475

66.93

59,538,202

42,819,202

71.92

24

Sulawesi Utara

1,193,217

982,540

82.34

13,588,269

8,420,567

61.97

51,174,317

22,355,304

43.68

65,955,803

31,758,411

48.15

25

Sulawesi Tengah

960,334

750,245

78.12

14,643,392

11,580,610

79.08

59,593,330

35,935,867

60.30

78,013,453

50,217,375

64.37

26

Sulawesi Selatan

1,082,314

725,850

67.06

13,733,234

8,620,580

62.77

115,629,726

33,419,716

28.90

130,445,274

42,766,146

32.78

27

Sulawesi Tenggara

1,385,972

845,612

61.01

9,323,564

4,120,485

44.19

41,386,743

9,143,684

22.09

1,886,876

547,154

29.00

53,983,155

14,656,935

27.15

28

Gorontalo

527,787

263,586

49.94

5,169,577

2,802,922

54.22

44,784,723

10,078,655

22.50

150,000

100,000

66.67

50,632,087

13,245,163

26.16

29

Sulawesi Barat

277,165

233,560

84.27

2,172,790

1,945,250

89.53

13,860,116

11,630,794

83.92

16,310,071

13,809,604

84.67

30

Maluku

228,815

138,945

60.72

8,392,050

2,871,945

34.22

54,796,845

13,715,421

25.03

63,417,710

16,726,310

26.37

31

Maluku Utara

671,293

421,538

62.79

11,154,889

4,584,362

41.10

78,961,403

16,300,564

20.64

434,500

128,425

29.56

91,222,085

21,434,889

23.50

32

Papua

736,102

595,210

80.86

14,962,299

9,872,034

65.98

49,759,407

17,807,454

35.79

1,395,300

945,840

67.79

66,853,108

29,220,538

43.71

33

Irian Jaya Barat

263,320

212,350

80.64

6,162,355

4,107,708

66.66

18,158,076

7,845,945

43.21

360,000

148,120

41.14

24,943,751

12,314,123

49.37

1,197,031,418 37.34

3,520,646,799

3,054,830,711

86.77 10,671,905,249

6,519,959,542

61.09

Total

1,209,967,489

Sumber: Biro Perencanaan dan Anggaran Depkes RI

824,220,483 68.12 2,735,887,483

1,443,876,931 52.78 3,205,403,478

500,000

2,816,397

55,956,999

23,822,812

42.57

69,972,336

53,781,373

76.86

80.38

82,757,710

55,682,538

67.28

92.31

53,905,581

43,353,561

80.42

21,745,920

65.31

91,818,984

62,766,977

68.36

164,700

7.03

31,432,159

21,924,861

69.75

26,081,188

17,295,265

66.31

2,632,009

275,000

1,950,653

55.00

69.26

Lampiran 5.28

ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPKES TAHUN ANGGARAN 2005 MENURUT ESELON I No

Program

(1)

(2)

Alokasi

Rupiah Murni Realisasi

(3)

(4)

% (5)

Pinjaman Luar Negeri Alokasi Realisasi (6)

(7)

1

Sekretariat Jenderal

3,241,295,307,000

1,328,767,521,774 41.0

2

Inspektorat Jenderal

19,784,195,000

18,716,655,275 94.6

3

Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat

4,089,869,536,000

3,418,119,624,826 83.6

248,057,599,000

4

Ditjen Pelayanan Medik

754,570,961,000

506,090,027,056 67.1

63,903,155,000

5

Ditjen PP - PL

867,278,823,000

563,868,835,663 65.0

73,348,878,000

6

Ditjen Pelayanan Farmasi dan Alkes

144,037,517,000

127,365,231,293 88.4

-

-

7

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

74,238,048,000

64,974,502,202 87.5

-

-

8

Badan PPSDM Kesehatan

325,655,327,000

340,397,911,000 104.5

31,462,819,000

9,516,729,714,000

6,368,300,309,089 66.9

974,294,698,000

Sumber : Biro Keuangan dan Anggaran, Depkes RI

557,522,247,000

-

%

Alokasi

(8)

(9)

69,400,478,192 12.4

Jumlah Realisasi

3,798,817,554,000

(10)

1,398,167,999,966

% (11)

36.8

-

-

19,784,195,000

18,716,655,275 94.6

-

-

4,337,927,135,000

3,418,119,624,826 78.8

0.8

818,474,116,000

506,595,619,056 61.9

64,431,112,356 87.8

940,627,701,000

628,299,948,019 66.8

-

144,037,517,000

127,365,231,293 88.4

-

74,238,048,000

64,974,502,202 87.5

3,156,586,598 10.0

357,118,146,000

343,554,497,598 96.2

137,493,769,146 14.1

10,491,024,412,000

6,505,794,078,235 62.0

505,592,000

Lampiran 5.29 JUMLAH DAN PERSENTASE KEPESERTAAN PENDUDUK DALAM JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

Jumlah Penduduk (***)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

(3)

Peserta Jumlah MASKIN (4)

Jenis Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

JPK

%

NON JPK

%

(5)

(6)

(7)

(8)

ASKES

%

JAMSOSTEK

%

BPL & PRA BPL JPKM

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

%

Dana Sehat

%

(14)

(15)

(16)

Lain-lain

%

(17)

(18)

JPKM / Kartu Sehat

%

(19)

(20)

4,225,999

3,381,791

4,127,927

97.68

98,072

2.32

390,792

9.25

56,412

1.33

Sumatera Utara

12,122,520

2,867,820

3,734,147

30.80

8,388,373

69.20

824,600

6.80

219,783

1.81

3

Sumatera Barat

4,528,282

1,083,424

1,560,244

34.46

2,968,038

65.54

430,146

9.50

42,531

4

Riau

5,481,108

1,208,931

1,976,581

36.06

3,504,527

63.94

330,013

6.02

188,824

5

Jambi

2,568,391

486,409

868,010

33.80

1,700,381

66.20

283,403

11.03

18,569

0.72

6

Sumatera Selatan

6,864,532

1,920,001

3,853,939

56.14

3,010,593

43.86

589,915

8.59

59,102

7

Bengkulu

1,691,768

502,613

763,911

45.15

927,857

54.85

148,328

8.77

14,901

8

Lampung

7,028,588

2,130,200

3,294,819

46.88

3,733,769

53.12

420,161

5.98

155,227

2.21

9

Kepulauan Bangka Belitung

1,004,623

129,801

199,081

19.82

805,542

80.18

28,717

2.86

13,158

1.31

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

8,622,065

881,216

3,053,323

35.41

5,568,742

64.59

838,037

9.72

363,528

4.22

89,896

1.04

10,880

12

Jawa Barat

38,152,356

7,550,535

14,135,837

37.05

24,016,519

62.95

2,533,216

6.64

1,089,902

2.86

770,230

2.02

1,475,372

13

Jawa Tengah

32,400,476

10,367,184

13,920,671

42.96

18,479,805

57.04

1,937,012

5.98

577,972

1.78

397,132

1.23

201,856

14

DI Yogyakarta

3,384,442

769,091

1,364,385

40.31

2,020,057

59.69

435,897

12.88

6,204

0.18

161,312

4.77

15

Jawa Timur

36,206,060

9,181,419

13,134,885

36.28

23,071,175

63.72

1,712,040

4.73

852,385

2.35

255,535

0.71

16

Banten

8,977,896

1,814,399

2,756,798

30.71

6,221,098

69.29

312,895

3.49

469,456

5.23

0.00

17

Bali

3,393,830

548,357

1,134,819

33.44

2,259,011

66.56

281,905

8.31

85,476

2.52

0.00

18

Nusa Tenggara Barat

4,039,434

1,949,507

2,192,252

54.27

1,847,182

45.73

198,274

4.91

20,326

0.50

8,897

0.22

19

Nusa Tenggara Timur

4,184,674

2,652,342

3,013,688

72.02

1,170,986

27.98

283,840

6.78

27,984

0.67

20,091

0.48

20

Kalimantan Barat

3,713,815

1,321,714

1,670,054

44.97

2,043,761

55.03

287,919

7.75

18,674

0.50

17,534

0.47

21

Kalimantan Tengah

1,866,867

485,483

692,418

37.09

1,174,449

62.91

137,852

7.38

6,491

0.35

6,039

0.32

28,508

1.53

28,045

1.50

485,483

26.01

22

Kalimantan Selatan

3,240,725

670,674

1,099,687

33.93

2,141,038

66.07

313,517

9.67

45,529

1.40

24,686

0.76

25,379

0.78

19,902

0.61

670,674

20.70

23

Kalimantan Timur

2,682,492

482,183

983,172

36.65

1,699,320

63.35

441,633

16.46

6,204

0.23

15,787

0.59

1,097

0.04

36,268

1.35

482,183

17.98

24

Sulawesi Utara

2,149,114

697,203

1,111,965

51.74

1,037,149

48.26

211,806

9.86

44,726

2.08

93,217

4.34

65,013

3.03

0.00

697,203

32.44

25

Sulawesi Tengah

2,290,722

730,596

950,598

41.50

1,340,124

58.50

71,320

3.11

15,022

0.66

23,013

1.00

110,647

4.83

0.00

730,596

31.89

26

Sulawesi Selatan

8,573,874

2,363,855

3,447,447

40.21

5,126,427

59.79

666,588

7.77

66,953

0.78

36,515

0.43

45,816

0.53

267,720

3.12

2,363,855

27.57

27

Sulawesi Tenggara

1,990,114

889,657

1,128,889

56.72

861,225

43.28

140,589

7.06

12,507

0.63

0.00

2,342

0.12

83,794

4.21

889,657

44.70

28

Gorontalo

899,653

386,836

1,079,995

120.05

-180,342

-20.05

46,740

5.20

0.00

0.00

12,195

1.36

634,224

70.50

386,836

43.00

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

49.89

31

Maluku Utara

32

Papua

33

Irian Jaya Barat Jumlah

0.00

14,352

0.34

284,580

6.73

3,381,791

80.02

93,443

0.77

12,779

0.11

117,320

0.97

2,867,820

23.66

0.94

3,715

0.08

428

0.01

0.00

1,083,424

23.93

3.45

11,226

0.20

16,476

0.30

4.03

1,208,931

22.06

0.00

54,435

2.12

25,194

0.98

486,409

18.94

0.86

1,056

0.02

1,216,089

17.72

67,776

0.99

1,920,001

27.97

0.88

15,458

0.91

77,982

4.61

4,629

0.27

502,613

29.71

5,011

0.07

532,775

7.58

51,445

0.73

2,130,200

30.31

15,421

1.54

413

0.04

11,571

1.15

129,801

12.92

0.13

869,766

10.09

881,216

10.22

3.87

716,582

1.88

7,550,535

19.79

0.62

439,515

1.36

10,367,184

32.00

0.00

60,292

1.78

769,091

22.72

169,070

0.47

964,436

2.66

9,181,419

25.36

6,876

0.08

153,172

1.71

1,814,399

20.21

2,797

0.08

216,284

6.37

548,357

16.16

9,101

0.23

6,147

0.15

1,949,507

48.26

17,462

0.42

11,969

0.29

2,652,342

63.38

24,213

0.65

0.00

1,321,714

35.59

221,110

1,275,498

636,318

712,204

55.84

563,294

44.16

45,754

3.59

7,076

0.55

0.00

233

0.02

22,823

1.79

636,318

858,656

421,703

470,752

54.82

387,904

45.18

35,034

4.08

7,378

0.86

0.00

2,292

0.27

4,345

0.51

421,703

49.11

2,381,368

1,488,738

1,897,810

79.69

483,558

20.31

234,846

9.86

22,954

0.96

0.00

31,380

1.32

119,892

5.03

1,488,738

62.52

216,799,942

60,000,000

90,330,308

58.33 14,612,789

6.74

4,515,254

2.08

1.92 5,438,801

2.51

60,000,000

27.68

Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

41.67 126,469,634

2,065,214

0.95

4,168,258

Lampiran 5.30 DISTRIBUSI PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK) MENURUT JENIS DAN PROVINSI TAHUN 2005

No

Provinsi

(1)

(2)

1

Nanggroe Aceh Darussalam

2

Sumatera Utara

Jumlah Penduduk (***)

Jumlah MASKIN

(3)

(4)

ASKES

JAMSOS TEK

BAPEL

(5)

(6)

(7)

4,225,999

3,381,791

390,792

56,412

12,122,520

2,867,820

824,600

219,783

3

Sumatera Barat

4,528,282

1,083,424

430,146

42,531

4

Riau

5,481,108

1,208,931

330,013

188,824

5

Jambi

2,568,391

486,409

283,403

18,569

6

Bengkulu

1,691,768

1,920,001

148,328

14,901

Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Jiwa) JPKM Dana Sehat Kartu Sehat PRA-BAPEL (8)

36,304

(9)

57,139 3,715

11,226

(10)

Lain-lain

Total

(11)

(12)

(%) (13)

14,352

3,381,791

284,580

4,127,927

97.68

12,779

2,867,820

117,320

4,135,745

34.12

428

1,083,424

1,560,244

34.46

16,476

1,208,931

221,110

1,976,580

36.06

54,435

486,409

25,194

868,010

33.80

15,458

77,982

502,613

4,629

763,911

45.15

7

Sumatera Selatan

6,864,532

502,613

589,915

59,102

1,056

1,216,089

1,920,001

67,776

3,853,939

56.14

8

Lampung

7,028,588

2,130,200

420,161

155,227

5,011

532,775

2,130,200

51,445

3,294,819

46.88

1,004,623

129,801

28,717

13,158

15,421

413

129,801

11,571

199,081

19.82

9

Kepulauan Bangka Belitung

10

Kepulauan Riau

11

DKI Jakarta

8,622,065

881,216

838,037

363,528

89,896

10,880

881,216

869,766

3,053,323

35.41

12

Jawa Barat

38,152,356

7,550,535

2,533,216

1,089,902

90,224

680,006

1,475,372

7,550,535

716,582

14,135,837

37.05

13

Jawa Tengah

32,400,476

10,367,184

1,937,012

577,972

25,532

371,600

201,856

10,367,184

439,515

13,920,671

42.96

14

DI Yogyakarta

3,384,442

769,091

435,897

6,204

161,312

769,091

60,292

1,432,796

42.33

15

Jawa Timur

36,206,060

9,181,419

1,712,040

852,385

255,535

169,070

9,181,419

964,436

13,134,885

36.28

16

Banten

8,977,896

1,814,399

312,895

469,456

6,876

1,814,399

153,172

2,756,798

30.71

17

Bali

3,393,830

548,357

281,905

85,476

2,797

548,357

216,284

1,134,819

33.44

18

Nusa Tenggara Barat

4,039,434

1,949,507

198,274

20,326

8,897

9,101

1,949,507

6,147

2,192,252

54.27

19

Nusa Tenggara Timur

4,184,674

2,652,342

283,840

27,984

20,091

17,462

2,652,342

11,969

3,013,688

72.02

20

Kalimantan Barat

3,713,815

1,321,714

287,919

18,674

17,534

24,213

1,321,714

1,670,054

44.97

21

Kalimantan Tengah

1,866,867

485,483

137,852

6,491

6,039

28,508

485,483

28,045

692,418

37.09

22

Kalimantan Timur

2,682,492

670,674

441,633

6,204

15,787

1,097

482,183

36,268

983,172

36.65

23

Kalimantan Selatan

3,240,725

482,183

313,517

45,529

24,686

25,379

670,674

19,902

1,099,687

33.93

24

Sulawesi Utara

2,149,114

697,203

211,806

44,726

93,217

65,013

697,203

1,111,965

51.74

25

Sulawesi Tengah

2,290,722

730,596

71,320

15,022

23,013

110,647

730,596

950,598

41.50

26

Sulawesi Tenggara

1,990,114

2,363,855

140,589

12,507

2,342

889,657

83,794

1,128,889

56.72

27

Sulawesi Selatan

8,573,874

889,657

666,588

66,953

45,816

2,363,855

267,720

3,447,447

40.21

28

Gorontalo

899,653

386,836

46,740

12,195

386,836

634,224

1,079,995

120.05

29

Sulawesi Barat

30

Maluku

1,275,498

636,318

45,754

7,076

233

636,318

22,823

712,204

55.84

31

Maluku Utara

858,656

421,703

35,034

7,378

2,292

421,703

4,345

470,752

54.82

32

Papua

2,381,368

1,488,738

234,846

22,954

31,380

1,488,738

119,892

1,897,810

79.69

33

Irian Jaya Barat 14,612,789

4,515,254

4,168,258

60,000,000

5,438,801

90,800,316

41.88

6.74

2.08

1.92

27.68

2.51

Jumlah Persentase Berdasarkan Jumlah Penduduk Sumber : Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

216,799,942

60,000,000

36,515

670,029 0.95

1,395,185

Lampiran 6.1

PERBANDINGAN BEBERAPA DATA KEPENDUDUKAN DI NEGARA ASEAN TAHUN 2004 / 2005 Tahun 2005 No

Negara

(1)

(2)

1

Brunei Darussalam

2

Jumlah Penduduk (Ribuan Jiwa)

Kepadatan Penduduk per Km²

(3)

(4)

Tahun 2004 Laju Persentase Persentase Persentase Angka Beban Angka % Penduduk Pertumbuhan PDB per PDB Penduduk Usia Penduduk Usia Penduduk Penduduk Usia Tanggungan Melek Huruf di Daerah Kapita (US$) (US$ billions) 65 Tahun Ke 15 Tahun Ke 15 - 64 Tahun (%) (%) Perkotaan 1994-2004 (%) Atas Bawah (5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

374

65

77.6

2.4

30.0

66.9

3.1

49

92.7

13879*

5.2*

Indonesia

222,781

126

47.9

1.3

28.6

66.0

5.4

52

87.9

1,184

257.6

3

Kamboja

14,071

75

19.7

2.2

37.7

58.9

3.4

70

73.6

354

4.9

4

Laos

5,924

26

21.6

2.4

41.2

55.2

3.6

81

68.7

423

2.5

5

Malaysia

25,347

73

65.1

73

32.8

62.7

4.5

59

88.7

4,753

118.3

6

Myanmar

50,519

63

30.6

1.3

30.1

65.0

4.9

54

89.7

166*

9.1*

7

Filipina

83,054

293

62.6

2.0

35.7

60.5

3.8

65

92.6

1,036

84.6

8

Singapura

4,326

6,389

100

2.4

20.2

71.6

8.2

40

92.5

25,191

106.8

9

Thailand

64,233

127

32.5

1.0

24.1

69.0

6.9

45

92.6

2,539

161.7

10 Vietnam

84,238

253

26.7

1.5

30.3

64.2

5.5

56

90.3

550

45.2

Sumber : - WHO Health Report, 2006 : Jumlah Penduduk dan Laju pertumbuhan Penduduk - Human Development Report (HDR), 2006 : Persentase penduduk per kategori Umur, PDB, dan PDB per capita Keterangan : * diambil dari ASEAN Statistical Yearbook 2005

Lampiran 6.2

PERBANDINGAN ANGKA KELAHIRAN, ANGKA KEMATIAN, DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA TAHUN 2004

No

Negara

Indeks Pembangunan Manusia

Usia Harapan Hidup Waktu Lahir

Total Fertility Rate (TFR)

Angka Kelahiran Kasar per 1000 Penduduk

Angka Kematian Kasar per 1000 Penduduk

Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Bayi (AKB)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1 Brunei Darussalam

0.871

77

2.4

22.8

2.8

9

6

2 Indonesia

0.711

67

2.3

20.2

7.2

38

39

3 Kamboja

0.583

54

4.0

33.6

10

141

71

4 Laos

0.553

59

4.7

34.2

12.2

83

86

5 Malaysia

0.805

72

2.8

21.3

4.6

12

5.9

6 Myanmar

0.581

59

2.3

23.2

11.2

105

81

7 Filipina

0.763

68

3.1

24.6

5.1

34

28

8 Singapura

0.916

80

1.3

11.4

4.4

3

3

9 Thailand

0.784

70

1.9

14.5

6.8

21

20

10 Vietnam

0.709

71

2.3

19.9

6.4

23

32

Sumber : - ASEAN Statistical Yearbook 2005 : Angka Kelahiran Kasar dan Angka Kematian Kasar - Human Development Report (HDR), 2006 : Indeks Pembangunan Manusia, Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Balita - World Health Report 2006 : TFR dan Umur Harapan Hidup

Lampiran 6.3

PERBANDINGAN CAKUPAN IMUNISASI PADA BAYI DAN DISTRIBUSI VITAMIN A DI NEGARA ASEAN TAHUN 2004 No

Negara

BCG (%)

DPT3 (%)

Polio3 (%)

Hepatitis B3 (%)

Campak (%)

Vitamin A (%) (2002)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1

Brunei Darussalam

99

92

92

99

99

-

2

Indonesia

82

70

70

75

72

62

3

Kamboja

95

85

86

-

80

47

4

Laos

60

45

46

45

36

64

5

Malaysia

99

99

95

95

95

-

6

Myanmar

85

82

82

54

78

87

7

Filipina

91

79

80

40

80

76

8

Singapura

99

94

94

93

94

-

9

Thailand

99

98

98

96

96

-

10 Vietnam

96

96

96

94

97

99

Sumber : SOWC-Unicef, 2006

Lampiran 6.4

PERBANDINGAN DATA TUBERKULOSIS DI NEGARA ASEAN TAHUN 2004 Kematian yang Disebabkan Kematian yang Disebabkan TBC pada Penduduk HIV TBC pada Penduduk HIV Negatif Positif

No

Negara

Insidens Rate per 100.000 Penduduk

Prevalensi per 100.000 Penduduk

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1

Brunei Darussalam

54.0

63.0

5

0

2

Indonesia

245.0

275.2

45

1

3

Kamboja

510.0

708.7

80

14

4

Laos

155.7

317.8

25

0

5

Malaysia

102.5

132.7

16

0

6

Myanmar

170.9

179.6

19

1

7

Filipina

293.4

463.3

48

0

8

Singapura

39.6

40.8

4

0

9

Thailand

142.3

207.7

17

2

10

Vietnam

176.5

231.8

22

1

Sumber : WHO Health Report, 2005

Lampiran 6.5

ANGKA ESTIMASI HIV DAN AIDS TAHUN 2005 1. Angka Estimasi HIV Dewasa dan Anak-anak

No

Dewasa (15–49) Rate (%)

Dewasa (15+)

Wanita (15+)\

Dewasa dan Anak-anak

Negara

(1)

(2)

1 Brunei Darussalam 2

2. Kematian Akibat AIDS

Indonesia

Estimasi

[estimasi rendah – estimasi tinggi]

Estimasi

(3)

(4)

(5)

<100 170,000

3 Kamboja

[<200] [100.000 – 290.000]

<100

[estimasi [estimasi rendah – Estima rendah – estimasi tinggi] si estimasi tinggi] (6) (6) (6) [<200]

<0.1

[<0.2]

Estimasi (6) <100

[estimasi rendah – [estimasi rendah Estimasi estimasi tinggi] – estimasi tinggi] (6)

(6) [<200]

<100

(6) [<200]

170,000

[100.000 – 290.000]

0.1 [0.1 – 0.2]

29,000

[15.000 – 52.000]

5,500

[3.300 – 8.300]

59,000

[28.000 – 99.000]

16,000

[8.500 – 26.000]

130,000

[74.000 – 210.000]

130,000

[70.000 – 200.000]

1.6 [0.9 – 2.6]

Laos

3,700

[1.800 – 12.000]

3,600

[1.700 – 12.000]

0.1 [0.1 – 0.4]

5 Malaysia

69,000

[33.000 – 220.000]

67,000

[32.000 – 220.000]

0.5 [0.2 – 1.5]

17,000

[7.300 – 57.000]

4,000

[2.100 – 7.200]

360,000

[200.000 – 570.000]

350,000

[200.000 – 550.000]

1.3 [0.7 – 2.0]

110,000

[53.000 – 190.000]

37,000

[20.000 – 62.000]

12,000

[7.300 – 20.000]

12,000

[7.200 – 20.000]

[<0.2]

3,400

[1.800 – 6.000]

<1000

[<1.000]

5,500

[3.100 – 14.000]

5,500

[3.000 – 14.000]

0.3 [0.2 – 0.7]

1,500

[700 – 3.700]

<100

[<200]

9 Thailand

580,000

[330.000 – 920.000]

560,000

[320.000 – 900.000]

1.4 [0.7 – 2.1]

220,000

[100.000 – 370.000]

21,000

[14.000 – 42.000]

10 Vietnam

260,000

[150.000 – 430.000]

250,000

[150.000 – 420.000]

0.5 [0.3 – 0.9]

84,000

[43.000 – 150.000]

13,000

[7.800 – 20.000]

0.6 [0.4 - 1.0] 2,200,000 1.300.000 - 3.500.000] 560,000

[370.000 - 810.000]

4

6

Myanmar

7 Filipina 8

Singapura

ASEAN

7,600,000 5.100.000 - 11.700.000]

7,400,000 000.000 - 11.500.000]

Sumber: 2006 Report on the global AIDS epidemic, UNAIDS/WHO, May 2006.

<0.1

<1000

[260 – 2.000]

<100

[<200]

Lampiran 6.6 STATUS GIZI BURUK DI NEGARA ASEAN TAHUN 2006

No

Negara

Gizi Buruk (%)

(1)

(2)

(3)

1

Brunei Darussalam

3

2

Indonesia

6

3

Kamboja

33

4

Laos

4

5

Malaysia

3

6

Myanmar

5

7

Filipina

19

8

Singapura

0

9

Thailand

21

10

Vietnam

17

Sumber : Human Development Report, 2006

Lampiran 6.7 PERBANDINGAN PENDUDUK YANG MENGGUNAKAN SUMBER AIR BERSIH DAN YANG MENGGUNAKAN SARANA SANITASI SEHAT DI NEGARA ASEAN TAHUN 2004

No

Negara

Penduduk Yang Menggunakan Sumber Air Bersih (%)

Penduduk Yang Menggunakan Sarana Sanitasi Sehat (%)

(1)

(2)

(3)

(4)

-

-

1

Brunei Darussalam

2

Indonesia

77

55

3

Kamboja

41

17

4

Laos

51

30

5

Malaysia

99

94

6

Myanmar

78

77

7

Filipina

85

72

8

Singapura

100

100

9

Thailand

99

99

10

Vietnam

85

61

Sumber : Human Development Report, 2006

Related Documents

Profil 2007
May 2020 16
Profil=
December 2019 59
Profil
November 2019 69
Profil
December 2019 57
Profil
December 2019 58
Profil
December 2019 56

More Documents from "Lukman Nurhakim"