BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal yang mendasar bagi kehidupan manusia, terutama karena manusia memiliki seperangkat alat untuk menangkap realitas—rasio, logika, bahasa, gerak tubuh untuk saling memahami sesamanya dan makhluk hidup lainnya. Di samping itu, ada juga hewan yang dipercayai mempunyai kemampuan berkomunikasi yang sama, tetapi ini bukan murni seperti yang dilakukan oleh hewan tersebut—melainkan bahwa manusia menganggap ada kesamaan antara komunikasi yang biasa dilakukan oleh manusia dan hewan. Misalnya pertemuan antara semut dengan semut yang berhenti sebentar lalu melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti. Oleh karena itu, ada kesamaan antara tindakan manusia dengan hewan. Tetapi, hal yang paling mendasar ialah bahwa manusia mampu menerjemahkan tindakan semut atau hewan lain, sedangkan semut atau hewan lainnya tidak mampu menerjemahkan apa yang dilakukan oleh manusia. Proses komunikasi tersebut memiliki bentuk kesepahaman antar bahasa yang mampu diterangkan, direfleksikan, dan dilakukan oleh manusia lainnya terhadap dirinya ataupun lingkungan sekitar. Menelisik lebih jauh bahwa aktivitas berkomunikasi pada zaman klasik Yunani ialah sebagai bentuk untuk memahami. Pada era tersebut orang-orang biasanya melakukan kegiatan berkomunikasi dengan cara berdialog antara seseorang 1
dengan orang lain. Lalu apa buktinya bahwa mereka bisa dikatakan melakukan kegiatan yang bersifat komunikatif? Ialah adanya rekam tulisan yang menunjukkan bahwa misalnya Sokrates melakukan dialog kepada masyarakat Athena yang kemudian dicatat oleh muridnya Plato ke dalam karya-karyanya yang hingga sekarang masih bisa diakses, walaupun tulisan tersebut berasal dari masa yang sangat lampau. Ketika dicetuskannya diktum cogito ergo sum (aku berpikir, maka aku ada) oleh Descartes pada abad ke-16. Proses komunikasi dan juga medium yang biasa digunakan seketika mengalami perubahan. Hal tersebut diperkuat oleh perkembangan industri dan juga komunikasi pada abad ke-20, pun dengan sains yang menghasilkan teknologi dan pengetahuan baru. Harus disadari pula bahwa komunikasi yang pada mulanya hanya difokuskan kepada kegiatan berbicara, kini harus diperluas misalnya bahwa membaca sebuah teks juga merupakan kegiatan komunikatif. Sebab, teks ditulis dengan niat pengarang untuk bisa menjelaskan kepada pembaca. Namun, pembaca juga tidak pasif di dalam hal komunikasi tersebut, ia memahami yang ditulis berdasarkan sesuai pengalaman dan pemahaman dirinya pada saat membaca tersebut. Memasuki era industri lanjut, atau kapitalisme mutakhir (era globalisasi) membuka pintu seluas-luasnya bagi siapa saja untuk mengakses informasi yang termuat ke dalam mesin pencarian google yang begitu mudahnya bisa didapat dari seperangkat teknologi telfon genggam (smartphone). Dengan begitu, tidak ada batas antara pengakses dengan sumber rujukan, bahkan ada juga yang mampu mencari arsip-arsip rahasia dari suatu negara. 2
Hal ini jelas, membawa kemudahan bagi abad ke-21 ketimbang abad ke-19 ataupun ke-16 dalam mendapatkan informasi. Namun kemudahan tersebut, membuka celah timbulnya hal negatif terkait informasi yang setiap saat menunggu kita untuk memasukinya. Informasi yang terlalu banyak tersebut membuat pengakses tidak sempat untuk mengolahnya. Sebab setiap orang mampu mengakses dari telfon genggam tiap individu—tidak sedikit pula informasi yang mencuat di layar telfon membawa kepada dis-informasi (informasi salah)-yang didapat dari smartphone pribadinya. Bahkan Lazarfeld dalam Filsafat Komunikasi (2015: 81—82) mengatakan bahwa media massa mampu dijadikan alat untuk mengontrol masyarakat —mengubah selera masyarakat mengenai informasi yang ditampilkan melalui citracitra yang terus-menerus diproduksi. Lazarfeld juga mengkhawatirkan bahwa informasi yang begitu banyak dan mudahnya diakses oleh media memungkinkan segala isu yang ada di dalamnya tidak lagi mampu dicerna dengan baik, dengan kata lain hanya mampu mengetahui berdasarkan yang telah disajikan dan menjadi bingung untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini yang serupa dengan para pemikir post-strukturalisme dalam melihat pemakaian komunikasi—baik itu media informasi berita, iklan—yang disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang terus diproduksi sehingga kehilangan ‘makna’nya. McLuhan (2012: 49—50) menyebut hal tersebut dengan keadaan dimana orang-orang tenggelam di dalam gairah pengemasan tanda itu sendiri, lewat kecanggihan teknologi simulasi (media internet) dan teknologi citraan.
3
Sehingga
keadaan
atau
kehadiran
dari
media
informasi
memiliki
ambiguitasnya—bagi orang yang baru menjajaki dunia informasi dengan segala medianya akan merasa beruntung sedangkan di sisi lain orang akan terlupakan untuk mencerna informasi tersebut—apabila dianggap sebagai satu-satunya alat yang mampu memberikan informasi secara netral tanpa tendensius. Mengingat di sini bahwa media yang sebagai turunan dari komunikasi adalah sebagai tanda kosong— berhubungan dengan kondisi sosial, politik, ekonomi—sehingga siapa saja bisa mengisi kekosongan tersebut untuk menghasilkan citraannya. Heidegger berpendapat bahwa saat ini—terutama abad 20 dan 21— perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan manusia untuk hidup di dalam satu ruang dimana mitos atau being (adaan) telah menyatu dengan dunia citraan (media massa). Dengan begitu sebenarnya, manusia kembali dihadapkan kepada esensi dari teknologi—terutama media massa--menanyakan fungsi dari teknologi yang saat ini begitu Maha ketimbang manusia yang mulanya menciptakan teknologi tersebut. Di sini kita bisa melihat bagaimana sebuah media dapat memberi informasi sekaligus ideologis kepada penontonnya, ada sebuah tarikan antara tawaran dari berbagai media informasi kepada sang subjek dalam menentukan pilihannya terhadap citraan bagi dirinya sendiri. Di samping itu media massa tidak hanya menampilkan sisi buruknya, kita tidak mengelak bahwa kehadiran dari sebuah teknologi informasi, media massa berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia. Dilihat dari definisinya media massa adalah suatu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi maupun 4
hiburan secara cepat kepada pembacanya yang luas dan heterogen. Media massa juga bisa dikelompokkan sebagaimana media cetak (surat kabar, majalah, buku, brosur, dlsb), dan media elektronik (radio, televisi, film, surat kabar online, film, dlsb). Selain itu, Shirley Biagi (2010:20) mengemukakan tiga konsep penting tentang peran media massa; suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan, perkembangan-perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media massa dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, media massa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan masyarakat (ataupun subjek), dunia politik, dan budaya. Menurut De Vito dalam Winarni (2003: 45—47), media massa juga berfungsi sebagai
komunikasi
massa
yang
dirujuk
untuk
menghibur,
meyakinkan,
menginformasikan, memberikan fetisisme (kebanggaan tiap kali nama dari pengirim dimuat), mempersatukan pembaca mengenai informasi yang disampaikan oleh media cetak ataupun media elektronik. Apabila merujuk kepada ungkapan dari Heidegger ataupun Levinas dalam buku Semiotika dan Hipersemiotika hal seperti ini adalah peran dari subjek yang memandang media massa bagaikan cerminan dirinya sendiri —dalam menentukan eksistensi dirinya dihadapan yang-lain. Dalam hal ini terutama koran sebagai media massa baik itu cetak maupun elektronik memiliki peranan yang penting dalam memotret realitas—melalui kinerja dari seorang jurnalis—terhadap pembacanya. Selain itu fungsi dari koran sebagaimana media lainnya ialah memiliki fungsi pendidikan bagi pembacanya,
5
. Hal ini serupa dengan paparan dari John Vivian (2008:71) bahwa koran adalah medium massa utama bagi orang untuk memperoleh berita—di sebagian kotakota besar. Bukan hanya koran sebagai media cetak, karena perkembangan dari teknologi juga mempengaruhi fungsi dari koran yang sebatas hanya bagian dari media cetak, kini koran juga memiliki media elektroniknya yang lebih cepat ketimbang media cetak bagi pembaca di kota-kota besar maupun di kota-kota lainnya. Namun bukan berarti bahwa koran ataupun media massa lainnya memiliki kebebasan sebebas-bebasnya, sebab khususnya koran memiliki etika komunikasinya di samping dari fungsi komunikasi massa koran tersebut. Shoe Maker dan Reese dalam bukunya Nurudin (2007) Pengantar Komunikasi Massa: Bab 8 Etika Komunikasi Massa menyebutkan bahwa khususnya jurnalis atau orang yang terlibat dalam komunikasi massa harus memiliki tanggung jawab dan juga informasi yang termuat harus bisa dipertanggung jawabkan sehingga media meminimalisir kesalahan dalam memberikan informasi (dis-informasi) walaupun memiliki kebebasan pers, lalu seorang jurnalis juga harus terbebas dari kepentingan (subjektif) demi kepentingan umum dan menekankan ketepatan dan objektivitas dalam menyajikan fakta-fakta dilapangan tanpa adanya opini pribadi dan juga menganggap semua individu itu setara dihadapan media sehingga setiap orang dapat memberikan kritik, opini, protes, pembelaan terhadap suatu masalah.
6
1.2 Tujuan On Job Trainning
Penulis sendiri merasakan apa yang dipaparkan di atas selama masa On Job Trainning yang berlokasi di Pikiran Rakyat sebagai seorang jurnalis dibagian Pikiran Rakyat Online. Selain itu penulis juga memiliki tujuan ketika melakukan kegiatan yang dirancang oleh pihak kampus, di antaranya:
Penulis yang juga sebagai mahasiswa aktif Unpas Sastra Inggris dapat mengaplikasikan apa yang telah dipelajari selama 1 semester mengenai ilmuilmu dasar jurnalisme.
Penulis juga berharap dapat menambah ilmu yang tidak didapat secara langsung di samping teori yang ada di dalam kelas dan bagaimana memanfaatkan pengalaman tersebut bagi penulis sendiri.
Penulis juga memiliki keingintahuan bagaiamana seorang jurnalis bekerja, mendapatkan informasi yang sesuai dengan kondisi terkini.
Penulis berharap untuk mengetahui situs rujukan mana saja yang digunakan setidaknya bagi penulis yang kebagian job-desk di bagian online. Walaupun tidak semuanya seorang jurnalis merujuk kepada situs yang sama, tetapi penulis setidaknya mengetahui situs mana saja yang dapat dipercaya dalam mencari informasi dari luar negeri maupun dalam negeri.
Untuk mengetahui bagaimana sistematika kepenulisan di tempat bekerja setelah mengetahui cara-cara menulis di dalam kelas. 7
Untuk merasakan sebagaimana seorang jurnalis yang diburu waktu demi sebuah informasi.
Untuk mengetahui bagaimana proses peliputan berita di lapangan demi menghasilkan suatu berita.
Untuk memiliki suatu hubungan profesional di dalam pekerjaan dengan pihak Pikiran Rakyat.
Penulis juga berharap dapat membanggakan kampus, mentor yang sebagai perwakilan dari tempat bekerja terhadap penulis itu sendiri.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan On Job Trainning Pelaksaan On Job Trainning ialah selama tiga bulan, terhitung dari tanggal 15 Januari – 15 April. Tempat pelaksanaan on job trainning yang penulis pilih adalah Pikiran Rakyat yang beralamat di Jalan Asia Afrika No. 77 Bandung 40111, Telefon 022-4220770, 022-4201634; Faksimili 022-4230632. Website: http://www.pikiranrakyat.com/, email:
[email protected]. 1.4 Pelaksanaan Program Kegiatan On Job Trainning Dalam pelaksanaan On Job Trainning penulis akan mencoba mempraktekkan dari yang pernah dipelajari selama masa perkuliahan dengan yang ada di tempat praket lapangan. Adapun yang penulis lakukan selama melaksanakan On Job Trainning sebagai berikut:
8
Membantu kegiatan di kantor Pikiran Rakyat sebagai penulis Pikiran Rakyat online dan sekaligus juga di lapangan. Penulis selain itu juga mendapatkan berbagai rujukan situs berita, informasi dalam proses membuat berita. Selain itu juga penulis dapat mengolah data dan fakta ke dalam suatu tulisan hingga disajikan ke dalam bentuk berita.
Kegiatan peliputan dan penulisan berita yang penulis lakukan adalah 5 kali dalam satu minggu. Terkadang juga penulis sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari mentor dalam mengirimkan berita. Subjek ataupun tema dari berita tergantung dari mentor dari Pikiran Rakyat.
Penulis sendiri difokuskan mengenai berita-berita seputar olahraga, politik, ekonomi, sosial-budaya baik itu dari luar negeri ataupun dalam negeri. 1.5 Manfaat
Setelah melakukan kegiatan praktek langsung selama 3 bulan di media cetak/elektronik Pikiran Rakyat, penulis mendapatkan manfaat dari praktek kerja sebagai berikut:
Penulis ketika pertama kali dapat mengetahui mesin pencarian demi mengetahui berita mana yang aktual.
Penulis juga mengetahui berapa banyak pembaca di dalam suatu berita dan waktu-waktut tertentu yang cocok untuk suatu berita.
9
Penulis juga mengetahui bahwa misalnya berita bola yang dilaksanakan pada malam hari tidak boleh melebihi tenggat waktu. Karena berita bola (maupun berita apapun) apabila diberitakan ke dalam waktu yang tidak tepat, berita tersebut akan menjadi sia-sia karena media lain bisa saja telah memberitakan.
Penulis juga merasakan bagaimana kompetisi antar media lain demi mendapatkan suatu informasi yang cepat dan tepat.
Penulis juga mengetahui beberapa sumber rujukan luar negeri—baik itu yang memiliki kecenderungan pro ataupun kontra terhadap suatu tempat karena muatan ideologisnya—dalam menyajikan informasi berdasarkan sudut pandang suatu berita.
Penulis yang juga dibimbing oleh mentor merasakan bahwa pengalaman dari seseorang begitu berharga bagi diri pribadi untuk proses pendewasaan dan profesionalitas.
Penulis juga diberikan saran mengenai sistematika kepenulisan dalam memuat berita yang sifatnya artikel dengan berita yang sifatnya soft/hard.
Penulis merasakan bagaiamana proses mengecek ulang suatu berita dan juga situs rujukan yang diambil.
Penulis juga menjadi tahu bahwa seorang jurnalis harus memiliki referensi lebih mengenai suatu informasi dan harus memiliki sudut pandang yang tidak seragam. 10
BAB II PROFIL PERUSAHAAN ON JOB TRAINNING (OJT)
Dalam proses praktek atau magang yang dilakukan oleh mahasiswa Unpas Sastra Inggris tidak dikhususkan oleh pihak kampus, melainkan mahasiswa bisa menentukan dimana ia ingin melaksanakan On Job Trainning tersebut. Penulis sendiri melaksanakan OJT tersebut didasarkan oleh pilihan sendiri di Pikiran Rakyat (PR). Oleh karena itu pada laporan On Job Trainning, penulis setidaknya akan memaparkan selayang-pandang mengenai sejarah dan profil singkat dari perusahaan (PR) yang menjadi tempat berlangsungnya proses magang. 2.1 Sejarah Koran Pikiran Rakyat Pikiran Rakyat merupakan media massa yang pada mulanya aktif di bagian media cetak (surat kabar) yang diterbitkan di Bandung, Jawa Barat. Pada mulanya surat kabar tersebut didirikan pada 24 Maret 1966 dan dibesarkan oleh wartawan senior, Atang Ruswita. Pikiran Rakyat juga memiliki slogan yakni: Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat. Pada Bulan Januari 1966, di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan
pekerjaan,
akibat
koran
milik
Bandung
N.V.
bernama Pikiran
Rakyat berhenti terbit. Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950 ini harus berhenti karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap koran 11
untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan politik atau memilih bergabung dengan koran yang ditentukan Departemen Penerangan. Atas dorongan Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi Ibrahim Adjie pada waktu itu, wartawan-wartawan tadi yang diwakili Sakti Alamsyah dan Atang Ruswita menerbitkan koran Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat yang berafiliasi dengan harian umum Angkatan Bersenjata yang terbit di Jakarta dengan surat izin terbit (SIT) No. 021/SK/D[HM/SIT/1966. Enam tahun pertama sejak masa kelahirannya, bisa dikatakan merupakan masa-masa penuh keprihatinan. Kantor maupun peralatan cetak dan tulis bukanlah milik Pikiran Rakyat. Pada masa ini, oplah Pikiran Rakyat pun tak pernah lebih dari 200.000 eksemplar per harinya. Namun berkat kegigihan dan keuletan yang didasari jiwa idealisme para perintis saat itu, Pikiran Rakyat secara pasti terus mendapat tempat di hati pembacanya. Pada 9 April 1973, bentuk badan hukumnya diubah dari yayasan menjadi perseroan terbatas dengan nama PT. Pikiran Rakyat Bandung. Menyusul perubahan status perusahaan, Pikiran Rakyatpun segera menata diri. Nilai-nilai idealisme dan etika jurnalistiknya dipadukan dengan manajemen bisnis layaknya sebuah perusahaan modern. Pada awal tahun 1974, Pikiran Rakyat mencatat peristiwa penting. Untuk pertama kalinya perusahaan berhasil melengkapi diri dengan percetakan offset yang dibeli dari fasilitas PMDN dan bantuan BRI. Pikiran Rakyat kemudian dapat merambah ke seluruh pelosok Jawa Barat dan memantapkan diri sebagai 'korannya orang Jawa Barat', sekaligus yang terbesar di
12
provinsi ini. Pada tahun 1986, Pikiran Rakyat kembali menjadi koran regional berbasis provinsi Jawa Barat, walaupun sebagian tirasnya beredar di luar Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa provinsi lainnya. Pada perkembangan selanjutnya, lembaga ini menjadi identik milik warga Jawa Barat. Dari aspek bisnis pun terjadi pertumbuhan yang signifikan. Kemudian lahir PT Granesia, perusahaan percetakan dan penerbitan yang tak hanya mencetak Pikiran
Rakyat,
lalu
secara
berturut-turut Mitra
Bisnis (semula
bernama Mitra Desa), tabloid berbahasa Sunda Galura dan surat kabar Mitra Dialog yang berkedudukan di Cirebon. Lalu, pada tahun 1999, sejalan dengan asas otonomi daerah tingkat dua, Pikiran Rakyat pun menangkap peluang yang muncul. Karena itulah kemudian men-take over Harian Umum Galamedia dari PT Surya Persindo Grup sebagai koran Greater Bandung, Pakuan yang terbit di Bogor, Kabar Priangan di Tasikmalaya, dan Fajar Banten di Serang. Perusahaan pun kemudian menangani radio Parahyangan yang kemudian berganti nama hingga saat ini menjadi PRFM. Harian Umum Pikiran Rakyat yang diterbitkan oleh PT. Pikiran Rakyat Bandung dengan Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) No. 035/SK. MENPEN/SIUPP/A.7/1986 tanggal 11 Februari 1986 dan dicetak pada PT Granesia Bandung ini, pada hari-hari tertentu secara periodik terdapat Suplemen Gelora (olahraga), Khazanah (budaya), Geulis (kewanitaan) dan Cakrawala (iptek).
13
Selain itu PR juga tidak hanya berkutat di media cetak, sejak tahun 1996, “PR” Digital sudah menyadari bahwa perkembangan teknologi informasi bukan ancaman yang harus dicemaskan, juga bukan untuk dimusuhi. “PR” Digital memilih untuk terus adaptif menyelami jiwa dan hidup bersama semangat zamannya. Kepala Bagian Teknologi Informasi Pikiran Rakyat, Bambang Triadji, pada tahun 1996 mengusulkan agar Pikiran Rakyat juga membuat “PR” Digital (dulu namanya “PR” Online). Isinya masih sama dengan edisi cetak. Media ini ditangani Badan Pengelola dan Pengembangan Teknologi Informatika yang berada di bawah direktur operasional. Pada akhir tahun 1990-an, setelah tampilannya diperbaiki, pengelolaan "PR" Digital diserahkan ke Pusat Data Redaksi (PDR). Penyerahan dilakukan mengingat arsip versi cetak didokumentasikan oleh bagian PDR yang berada di bawah redaksi. Dengan demikian, konten "PR" Digital bisa langsung diunggah oleh bagian PDR. Semakin canggih dan maraknya pengguna telefon genggam diantisipasi dengan menyediakan konten “PR” Digital yang bisa dibaca di telefon genggam. Prosedurnya, pembaca yang ingin mengakses “PR” Digital di gawainya, harus mendaftarkan diri dulu lewat pesan singkat (SMS). Memasuki tahun 2005/2006, redaksi koran Pikiran Rakyat mulai mencoba menangani "PR" Digital. Walaupun masih sedikit, isi "PR" Digital mulai dibedakan dengan koran "PR". Strukturnya juga mulai dilengkapi dengan seorang redaktur pelaksana, seorang redaktur, seorang asisten redaktur, dan seorang wartawan. Bagian PDR tetap mengunggah berita-berita yang serupa dengan koran "PR" ke "PR" Digital 14
dan mobile (handphone). Sementara redaksi "PR" Digital mulai mengedit sendiri berita kiriman wartawan selain mencari konten dari sumber lainnya. Pada tahun 2009, sejalan dengan pergantian redaktur pelaksana, mulai diperkenalkan layanan E-paper, yaitu tampilan yang identik dengan koran cetak, namun baru bisa diakses pada siang hari setelah koran cetak beredar. PDR yang memuat konten cetak, tetap menangani konten tersebut, namun sejak tahun itu masuk ke dalam format e-paper dan tetap memegang konten untuk dimuat di handphone (mobile). Sedangkan konten berita di "PR" Digital sudah sepenuhnya diedit oleh redaksi "PR" Digital. Sejak 1996, berbagai perubahan dilakukan seiring dengan perkembangan zaman. Layanan yang disediakan terdiri dari: 1. www.pikiran-rakyat.com: Portal berita dengan karakteristik breaking news, realtime, dan running news. 2. PR-Info: Situs informasi yang menyediakan data direktori Jawa Barat, informasi bisnis, dan informasi penting lainnya yang berkaitan dengan kegiatan dan event bisnis. 3. Microsite Pikiran Rakyat: Miniweb berita dan informasi mengenai produk, dalam bentuk artikel, galeri foto maupun video. 4. PR-epaper : Harian umum Pikiran Rakyat dalam versi digital.
15
Peristiwa yang menonjol dan menarik perhatian publik diberi porsi lebih dengan dibuatkan rubriknya, baik di koran “PR” maupun di “PR” Digital. Peristiwa olah raga besar seperti perhelatan olimpiade, piala dunia, Asian Games, SEA Games, bahkan Pekan Olahraga Nasional, dibuatkan rubriknya. Demikian juga dengan peristiwa keagamaan seperti Ramadan dan Haji. Tahun 2016, “PR” bergerak lebih jauh. Sementara sebagian media cetak memilih
memisahkan
edisi
cetak
dengan
edisi
digitalnya,
“PR”
Digital
mengintegrasikan keduanya. Tampilan “PR” Digital juga diubah. Dengan tampilannya yang baru, pembaca diharapkan tetap merasakan sensasi eksotis membaca koran cetak di dunia digital yang modern. Karakter media dan penanganan yang berbeda membuat isi “PR” Digital dengan koran “PR” semakin banyak bedanya tapi tetap saling melengkapi. “PR” Digital juga mulai menangani secara khusus media sosialnya di Twitter, Facebook, Instagram, Youtube, dan lainnya. Pintu kerja sama dan kolaborasi dengan pihak luar juga dibuka lebar-lebar. Motto “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat” yang dipilih “PR”, terbukti relevan dan dilegitimasi kultur demokratis yang dianut warga dunia digital saat ini. 2. 2 Visi dan Misi Koran Pikiran Rakyat 1. Visi Adapun visi koran Pikiran Rakyat adalah Menjadi koran yang banyak diminati oleh para pembaca di Jawa Barat khususnya kota Bandung. Dapat 16
memberikan informasi, hiburan yang mendidik dan berkualitas untuk para pembaca setia koran Pikiran Rakyat. 2. Misi -
Menjadi koran yang banyak diminati oleh seluruh masyarakat.
-
Menjadi koran yang selalu berkualitas.
-
Memberikan selalu informasi yang faktual dan terpercaya.
2.3 Deskripsi Kerja Koran Pikiran Rakyat tidak beridiri sendiri, di dalamnya termuat para staf dan wartawan yang membantu eksisnya koran tersebut. Tiap-tiap individu memiliki pekerjaan yang berbeda-beda sesuai dengan bagian yang ada di koran Pikiran Rakyat Bandung: 1. PEMIMPIN UMUM 2. DEWAN REDAKSI 3. PEMIMPIN REDAKSI 4. KEPALA SEKRETARIAT REDAKSI 5. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI 6. REDAKTUR PELAKSANA 7. REDAKTUR 8. KEPALA BIRO REDAKSI 9. ASISTEN REDAKTUR 17
10. WARTAWAN 11. COPY WRITER
Selama melaksanakan On Job Trainning di koran Pikiran Rakyat mendapatkan bagian pekerjaan sebagai wartawan penerjemah Inggris-Indonesia Pikiran Rakyat online. 2.4 Partisipasi dalam Kehidupan Tempat OJT Penulis yang bekerja selama 3 bulan di PR bukan hanya sebagai wartawan Pikiran Rakyat online, tetapi juga ikut serta menjaga kenyamanan, keamanan dan bersosialisasi di dalam lingkup perkantoran. Selain itu juga, penulis ikut menghadiri kegiatan dalam rangka perayaan ulangtahun Pikiran Rakyat yang ke-52 pada 23 Maret 2018. 2.5 Jadwal On Job Trainning Nama: Pambudi Driya Sasmaya NPM: 147010056 Jurusan: Sastra Inggris Universitas Pasundan Pekerjaan: Wartawan Pikiran Rakyat Online Mentor: Yusuf Wijanarko Senin-Selasa-Jumat-Sabtu-Minggu : 07.30 – 13.30 (catatan: penulis menyesuaikan juga dengan instruktur dari mentor mengenai jam kerja).
18
Bab III KEGIATAN ON JOB TRAINNING (OJT)
Pada bagian bab ini penulis akan memaparkan mengenai kegiatan-kegiatan selama masa bekerja (OJT) di Pikiran Rakyat. 3.1 Bidang Kerja Hal mendasar kenapa seorang mahasiswa Sastra Inggris bisa bertempat kerja (praktek) di media cetak di Pikiran Rakyat ialah karena adanya pengerucutan dalam program studinya. Selain itu, kerja praktek dalam lingkup Sastra Inggris Universitas Pasundan bisa dikatakan memiliki kesamaan dengan program praktek yang ada pada Universitas lain yang ada di Bandung. Dalam kesempatan ini, program kerja praket OJT menjadi suatu syarat kelulusan mata kuliah. Bagi mahasiswa sastra Inggris memang sudah diperkenalkan dengan kegiatan tulis-menulis baik itu dalam bentuk esai, ataupun jenis karya sastra dari semester I yang penulis pernah alami. Sehingga dari semester 1-6 mahasiswa telah terbiasa setidaknya dengan hal-hal tulis-menulis. Setelah itu, barulah pada semester 7 tiap mahasiswanya diharuskan untuk memilih program
lanjutan—teaching,
tourism,
journalism—untuk
bekal
sekaligus
mempraktekkan pengetahuan tersebut di semester 8. Dari sini relevansinya antara Sastra Inggris dengan jurnalisme--materi mengenai bagian jurnalistik diperkenalkan secara mendasar dan umum di sini. Penulis telah memiliki keinginan untuk menjajaki dunia kerja sekaligus menggunakan pengetahuan dan ilmu-ilmu yang telah didapat untuk bertempat kerja 19
praktek di media cetak, Pikiran Rakyat (PR). Seperti biasa, penulis yang merupakan orang yang baru harus dibina oleh mentor dari para wartawan PR. Hingga akhirnya penulis diberikan tanggung jawab menjalani tugas sebagai wartawan online bersama dengan 4 orang kawan dari kampus yang sama untuk menjalani magang selama 3 bulan. 3.2 Struktur Organisasi 1. PEMIMPIN UMUM: H. Syafik Umar 2. PEMIMPIN PERUSAHAAN: H. Januar P. Ruswita 3. DEWAN REDAKSI: H. Syafik Umar, Sion Surantha Brahmana, H. Perdana Alamsyah, H. Januar P. Ruswita , Budhiana Kartawijaya, Rahim Asyik Fajar Awanto, Erwin Kustiman 4. PEMIMPIN REDAKSI: Rahim Asyik Fajar Awanto 5. KEPALA SEKRETARIAT REDAKSI: Deni Supriatna 6. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Erwin Kustiman 7. REDAKTUR PELAKSANA: Asep Sandhy Kurniawan, Dikdo Maruto 8. REDAKTUR: H. Dedy Suhaeri, Dendi Sundayana, Deni Hamdani, Deni Yudiawan, Hj. Ella Yuniaperdani; Harry Surjana (Foto dan Desain), H. Hazmirullah, Ida Farida, Imam Jahrudin Priyanto, Hj. Malia Mildawani, Samuel Lantu, Satrya Graha, Hj. Yeni Endah Pertiwi 9. KEPALA BIRO REDAKSI JAKARTA: H. Satrio Widianto 10. ASISTEN REDAKTUR: Andri Gurnita, Anwar Effendi, Eri Mulyani, Ferry Indra Permana, Irfan Suryadireja, Ivan Wargadikusumah, Kodar Solihat, H.M. 20
Gelora Sapta, Kismi Dwi Astuti, Mohamad Arief Gunawan, Moh. Sarjan, Nuryani, H. Suhirlan Andriyanto, Yudi Noorachman 11. WARTAWAN: Agustinus Tri Joko H.R., Ai Rika Rachmawati, Amaliya, Arif Budi Kristanto, Catur Ratna Wulandari, Cecep Wijaya Sari, Dewiyatini, Ecep Sukirman, Edi Purwanto, Endah Asih Lestari, Eva Nuroniatul Fahas, Gita Pratiwi, H. Retno Heriyanto, H. Sarnapi, Satira Yudatama, Handri Handriansyah, Hendro Susilo Husodo, Huminca Sinaga, Irfan Subhan, Joko Pambudi, Miradin Syahbana, Novianti Nurulliah, Ririn Nur Febriani, Siska Nirmala Puspitasari, Vebertina Manihuruk, Windy Eka Pramudya, Yedi Supriadi, Yeni Ratna Dewi, Yulistyne Kasumaningrum, Yusuf Wijanarko, Gugum Rachmat Gumilar, Asep Budiman, Ari Nursanti; (Bandung); Ade Bayu Indra, Arif Hidayah, Armin Abdul Jabbar, Deden Iman Wauntara (Foto); Dhita Seftiawan, Muhammad Ashari, Muhammad Irfan, Puga Hilal Bayhaqie, Tia Dwitiani Komalasari, Wina Setyawatie, Ira Vera Tika (Jakarta); Hilmi Abdul Halim (Bogor); Bambang Arifianto (Depok); Riesty Yusnilaningsih, Tommi Andryandy (Bekasi); Taufik Ilyas, M. Iqbal Maulud (Purwakarta); H. Dodo Rihanto (Karawang); Yoesoef Adji (Subang); Ahmad Rayadie (Sukabumi); Shofira Hanan (Cianjur); Adang Jukardi (Sumedang); Hj. Ani Nunung Aryani (Cirebon); Nuryaman (Kuningan); Gelar Gandarasa (Indramayu); Rani Ummi Fadila (Garut); Windiyati Retno Sumardiyani (Tasikmalaya); Nurhandoko Wiyoso (Banjar & Ciamis); Eviyanti (Purwokerto); Wilujeng Kharisma Hayu (Yogyakarta).
21
3.4 Proses Kerja On Job Trainning Pada hari pertama kerja, penulis dibimbing langsung oleh Deni Yudiawan— yang juga sebagai pihak redaktur kantor yang menerima kedatangan para mahasiswa Unpas—untuk memberikan pembelajaran mengenai mengolah informasi yang sedang terkini dan terbaru—google trends, twitter, youtube, dlsb. Secara bersamaan penulis juga diberitahu situs online Pikiran Rakyat (PR), akan dikirim kemana tulisan yang telah selesai, berapa banyak pembaca koran online PR. Penulis ditugaskan pada hari pertama mengenai hari lahirnya Katy Jurado yang bertepatan pada tanggal 16 Januari, lalu dalam minggu pertama mentor menugaskan penulis untuk memilih topik yang digemari dan memiliki ketertarikan mengenai bidang tersebut. Di hari berikutnya (17/01) penulis melaksanakan tugas membuat laporan mengenai rekam jejak Moeldoko—sebagai salah satu kandidat menggantikan anggota kabinet Presiden-yang diberikan oleh mentor. Selain itu penulis biasanya menulis dua berita dalam satu hari, pemilihan berita sesuai dengan minat penulis—politik, budaya, ekonomi, sains. Penulis juga membuat informasi mengenai preview pertandingan klub sepakbola. Di minggu kedua, penulis diberikan fokus utama di dalam menyajikan berita sebuah pertandingan secara preview (sebelum) maupun review (sesudah). Penulis juga selama 2 minggu difokuskan membuat berita mengenai persiapan negara-negara yang mengikuti gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Setelah menyelesaikan tugas yang telah diberikan, penulis kembali kepada fokus utama pemberitaan sepakbola khususnya luar negeri. Adapun kabar mengenai sepakbola ialah seputar tim papan atas dari Liga Inggris, Liga Italia, dan Liga Spanyol. 22
Seiring berjalannya waktu, mentor selalu memberikan masukan yang membuat penulis semakin bersemangat. Selain itu, mentor juga tidak segan-segan untuk memberikan sumber rujukan—dalam cakupan sosial, politik, ekonomi, budaya, inovasi, teknologi, bola—demi mempermudah penulis mengolah dan mendapatkan informasi dari sumber yang terpecaya. Penulis juga pernah diberitahu mengenai sistematika
kepenulisan
demi
memudahkan
dalam
merangkai
kata
dan
menyampaikan berita yang baik dan benar sesuai dengan ciri khas dari gaya penyampaian PR. Selain itu, mentor juga memberi masukkan untuk menggunakan sumber rujukkan yang banyak, terutama ketika penulis mencoba menuliskan tentang suatu keadaan dari negara luar. Karena, tidak bisa dipungkiri juga bahwa sumber rujukkan tersebut memiliki ideologisnya dalam memuat suatu berita dari suatu negara. Selama melaksanakan kegiatan praktek magang di PR, penulis juga menulis mengenai perkembangan teknologi dan hubungannya dengan para pekerja pabrik, juga mengenai masalah sampah plastik, dibukanya bioskop pertama di Arab Saudi, kebijakan pemerintah Donald Trumph kepada NASA. Setelah dirasa terbiasa dengan ritme kerja yang ada di dalam kantor, penulis ditawari oleh mentor untuk melaksanakan liputan langsung ke lapangan. Penulis diberikan tugas pertama melakukan liputan dalam rangka Ulangtahun Persib ke-85, dan juga mengenai diskusi mengenai budaya bobotoh dan Persib di kampus Unpad, Dipatiukur. Adapun dengan inisiatif pribadi penulis memberikan laporan berita mengenai diskusi spiritualitas yang diadakan oleh fakultas filsafat Unpar. 23
Di samping itu semua, penulis juga beberapa kali menuliskan mengenai permasalahan buku di tengah perang Afganistan, menuliskan mengenai ulasan tentang serial film Marvel, khususnya keterkaitan antara peran Spiderman dan Marvel Cinematics Universe (Avengers: Infinity War), lalu juga mengenai Pablo Picasso dan mengapa orang-orang Asia (Jepang, Tiongkok, Korea) memiliki keterkaitan. Tulisan penulis juga pernah dimuat di line today mengenai kabar duka Davide Astori, seorang bek asal Fiorentina (4 Maret). Ada juga mengenai meninggalnya seorang tokoh, penulis pernah menulis mengenai Stephen Hawking, seorang fisikawan kontemporer yang meninggal (14 Maret) dengan berita meninggalnya fisikawan modern. Terkait mengenai fokus penulis di dalam memuat berita seputar sepakbola, penulis tidak hanya memiliki kesamaan dari satu berita dengan berita yang lainnya. Penulis juga memuat mengenai komentar para pemain, pendukung, manajer, wasit mengenai persiapan pertandingan ataupun setelah pertandingan. Adapun penulis pernah menuliskan mengenai riwayat hidup seorang manajer, Massimiliamo Allegri dan juga mantan pemain Tim Nasional Inggris, Walter Tull yang dianggap memiliki kisah inspiratif. Selain itu juga, penulis pernah menulis mengenai tindakan rasisme pendukung Rusia pada pertandingan persahabatan antara Rusia menghadapi Prancis.
24
3.5 Kesulitan di Tempat OJT Dalam pelaksanaan On Job Trainning (OJT) penulis mengalami beberapa kesulitan sebagai berikut: 1. Penulis masih belum bisa melakukan laporan yang begitu mendalam mengenai suatu berita. 2. Penulis juga masih belum bisa menggunakan alternatif dari buku, jurnal untuk dituangkan ke dalam tulisan yang mendalam. 3. Penulis masih belum terbiasa dengan menulis cepat di lapangan sementara berita tersebut dibutuhkan dengan secepat mungkin tanpa ada kesalahan informasi. 4. Penulis juga masih belum bisa menemukan sudut pandang yang lain ketika melakukan peliputan.
25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan Setelah memaparkan informasi pada bab sebelumnya yang dimana mengenai tempat kerja, proses kerja dan pengalaman penulis selama melaksanakan magang kerja atau On Job Trainning (OJT) di media elektronik Pikiran Rakyat Bandung— pada bagian wartawan online—penulis memiliki beberapa kesimpulan dari proses kerja dan pembelajaran sebagai berikut: 1. Melalui program praktek kerja langsung (OJT) yang merupakan bagian dari mata kuliah, seorang mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa kuliah dan terutama di bagian peminatan semester 6. 2. Pikiran Rakyat membuka seluas-luasnya bagi siapa saja—untuk menjadi wartawan online tetap ataupun sementara—karena saat ini PR tidak bisa memungkiri pentingnya sebuah media elektronik. Di samping itu, menurut penulis, di tempatkannya sebagai wartawan online dapat memudahkan dan meminimalisir kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh penulis pemula. Selain itu juga, penulis dapat mengetahui bagaimana proses pengirimanediting-publishing suatu berita. Berita tersebut haruslah dibuat secara 26
serius, melalui proses yang tidak asal, dan memiliki kompetisi tersendiri bagi seorang penulis dengan penulis lainnya tiap kali tulisannya dimuat. 3. Ketekunan dan disiplin adalah kunci utama dalam proses pembelajaran. Setelah itu kebiasaan akan tercipta, pada mulanya yang dianggap berat akan menjadi mudah dalam membuat berita baik itu secara mendadak ataupun terus-menerus. 4. Penulis dapat merasakan bagaiamana menunggu suatu informasi yang penting untuk sebuah tulisan. Informasi dari seseorang menjadi begitu penting ketika berada di tangan seorang wartawan. 5. Penulis dapat merasakan bagaiamana rasanya menunggu tulisannya dimuat ataupun tidak dimuat. 6. Penulis juga menjadi lebih banyak referensi mengenai sumber berita rujukan yang terpercaya sekaligus bisa mengetahui sumber mana yang bisa dikatakan valid atau tidak. 7. Ketika menjalani liputan, penulis menjadi tahu bagaiamana melewati hujan, panas demi sebuah informasi. Namun, di situ juga penulis belajar bagaimana menghargai waktu, informan, dan juga relasi antar kawan wartawan lainnya.
27
4.2 Saran Setelah memberitahukan mengenai kesimpulan, penulis hendak memberikan juga saran yang patut disampaikan kepada pihak Program Studi (Prodi) Sastra Inggris, Unpas dan Pikiran Rakyat yang menyediakan sarana dan prasarana untuk pelaksanaan On Job Trainning (OJT) sebagai berikut: 1. Jika berkenan pihak Pikiran Rakyat dan juga Unpas Sastra Inggris mengadakan suatu jumpa atau pengenalan dalam satu hari untuk mengenalkan secara umum mengenai aktivitas jurnalistik dan juga memberikan
contoh
berita
sekaligus
mempraktekkannya.
Guna
memberikan gambaran kepada mahasiswa Sastra Inggris lainnya yang ingin bertempat magang di PR. 2. Selain itu, penulis juga berharap bahwa dalam beberapa hari mahasiswa yang baru melaksanakan magang mendapatkan pelatihan kepenulisan dari wartawan senior atau staff kepegawaian untuk memberikan suatu awalan bagi pemula--terlepas nantinya mentor masih terus memantau proses dari mahasiswa yang magang. 3. Penulis berharap juga pihak kampus sesekali mengecek ataupun membaca hasil tulisan dari mahasiswa yang magang di media cetak.
28
4. Penulis juga berharap pihak kampus meningkatkan hubungan kerjasama antara Unpas Sastra Inggris dengan Pikiran Rakyat.
29