LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM KLINIK ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. C UMUR 21 TAHUN P1A0 1 HARI NIFAS NORMAL DI RSUD SURAKARTA
Disusun Oleh : Kismiyati P27224018160
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURAKARTA 2019
LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM KLINIK ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. C UMUR 21 TAHUN P1A0 1 HARI NIFAS NORMAL DI RSUD SURAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh : Kismiyati P27224018160 Program Studi DIV Kebidanan Alih Jenjang
Tanggal Pelaksanaan
: 24 Januari 2019
Disetujui tanggal
:
Dosen Pembimbing
Dewi Susilowati, S.Si.T.,M.Kes 19800713 200501 2 001
Januari 2019
Pembimbing Lahan
Charomah, S.SiT 19731121 199301 2 001
2
BAB I PENDAHULUAN Menurut data WHO (Word Health Organitation) 2011, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO (Word Health Organitation), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil, bersalin dan 25% selama masa post partum. Berdasarkan survey demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, secara keseluruhan lebih dari delapan ibu mendapatkan perawatan nifas, dengan rincian 70% mendapat perawatan dalam dua hari sesudah melahirkan, 6% dalam waktu 3-6hari, dan 7% dalam 7-41 hari sesudah melahirkan, sabanyak 16% tidak pernah mendapat perawatan masa nifas atau perawatan sesudah 41 hari melahirkan (SDKI, 2008). Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi di indonesia. Dari berbagai pengalaman dalam menanggulangi kematian ibu dan bayi di banyak negara, para pakar kesehatan menganjurkan upaya pertolongan difokuskan pada periode intrapartum upaya ini terbukti telah menyelamatkan lebih dari separuh ibu bersalin dan bayi baru lahir yang disertai dengan penyulit proses persalinan atau komplikasi yang mengancam keselamatan jiwa. Namun, tidak semua interpensi sesuai bagi suatu negara
dapat
dengan
serta
merta
dijalankan
dan
memberi
dampak
menguntungkan bila diterapkan dinegara lain.(Saleha, 2009) Dengan adanya asuhan masa nifas ini dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan. Penatalaksanaan asuhan kebidanan yang menyeluruh teratur akan meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan yang bermutu pada ibu dimasa nifas. Serta pelayanan di tujukan juga untuk memantau tanda-tanda bahaya nifas serta kemungkinan-kemungkinan tanda bahaya yang akan terjadi. Masa nifas dalam konteks sosial, mencerminkan banyak transisi bagi orang tua, anak dan anggota keluarga yang lain.(zufrias,2009)
3
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Nifas 1. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksipulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa 2.
nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010) Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
3.
(Saleha, 2009). Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya
4.
masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011). Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Saifuddin, 2009). B. Tahapan Nifas
Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), yaitu : 1. Puerperiumdini Prepurium dini merupakan amsa kepulihan , yang dalam ini ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama yang lamanya sekitar 6- 8 minggu. 3. Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi.
4
C. Kunjungan masa nifas Kunjun
Waktu
Asuhan
gan I
6-8
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta
jam
post partum
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri. Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam
II
6
keadaan baik. hari Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus
post
berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus,
partum
tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak
III
IV
2 minggu
ada tanda-tanda kesulitan menyusui. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir. Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang
post
diberikan pada kunjungan 6 hari post partum.
partum 6 minggu
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa
post partum
nifas. Memberikan konseling KB secara dini.
D. Pengeluaran Lochea Pengeluaran lochea terdiri dari : 1. Lochea rubra : hari ke 1 – 2 : Terdiri dari darah segar bercampur sisasisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.
5
2. Lochea sanguinolenta : hari ke 3 – 7 : Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan. 3. Lochea serosa : hari ke 7 – 14 : Berwarna kekuningan. 4. Lochea alba : hari ke 14 – selesai nifas : Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent. E. Adaptasi Psikologis Ibu Nifas Perubahan yang mendadak dan dramatis pada hormonal,menyebabkan ibu Dalam masa nifas sensitive terhadap factor-faktor yang dalam keadaan normal mampu diatasinya. Periode masa nifas akan terjadi tiga tahap perubahan psikologis ibu yaitu : 1. Fase dependen (taking-in thase) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru biasanya bersifat pasif dan ketergantungan ibu menonjol. Saat ini ibu berharap segal kebutuhanya dapat dipenuhi orang lain yang merupakan respon ibu terhadap kebutuhan istirahat dan makanan. Fase dependen ialah suatu waktu yang penuh kegembiraan dan kebanyakn orang tua sangat suka mengkomunikasikanya.
Mereka
merasa
perlu
menyampaikan
pengalaman mereka tentang kehamilan dan persalinan dengan kata-kata. Kecemasan ibu akan peran barunya akan mempersempit persepsi ibu, sehingga informasi yang akan diberikan perlu diulang. 2. Dependen mandiri (taking-hold) Fase ini berlangsung 2-4 hari melahirkan. Dengan fase dependenmandiri ibu, secara bergantian akan muncul kebutuhan untuk mendapat perwatan dan penerimaan dari orang lain serta keinginan untuk malakukan segala sesuatu secara mandiri. Ibu berusaha untuk terampil dala perawatan bayinya (memeluk,menyusui ASI atau dengan botol, memandikan dan menganti popok ). Beberapa wanita mungkin sulit menyesuikan diri atau tidak suka dengan tanggung jawab dirumah dan merawat bayi adalah ibu primi para yang belum berpengalaman, wanita karier, ibu-ibu yang tidak banyak teman atau keluarga untuk berbagi rasa, ibu dengan usia remaja, wanita yang tidak bersuami. Keletihan setelah melahirkan akan diperburuk oleh tuntutan bayi yang banyak mudah terjadi perasaan depresi pasca partum ringan (baby blue).
6
3. Fase interdependen (letting go) Periode ini umumnya terjadi setelah ibu kembali kerumah. Ibu menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi, beradaptasi terhadap kebutuhan ketergantungan bayinya dan beradaptasi terhadap penurunan ekonomi, kemadirian, dan interaksi social. Merupakan fase yang penuh stress bagi orang tua. Kesenangan dan kebutuhan sering terbagi dengan masa ini. Orang tua harus mampu menjalankan peranya dalam mengasuh anak, mengatur rumah dan membina karier. (zufrias riaty,2009) F. Kebutuhan Nutrisi Pada Ibu Nifas 1. Definisi Nutrisi atau Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas. Nutrisi atau gizi
adalah
zat
yang
diperlukan
oleh
tubuh
untuk
keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas ibu nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25% karena berguna untuk kesembuhan sehabis melahirkan,mencegah konstipasi, dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi (Lumongga Lubis,2013). Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi,dan untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori per hari di tingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan perhari ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). Suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran (Bahiyatun,2009). 2. Kebutuhan gizi ibu nifas Gizi ibu menyusui dibutuhkan untuk pemulihan kesehatan ibu dan Produksi ASI. Kebutuhan Gizi yang perlu diperhatikan yaitu : a. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya. b. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas c. Makan – makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan. d. Batasi makanan yang berbau keras. e. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI misalnya sayuran hijau ( Bahiyatun,2009). Menu makanan seimbang
7
bagi ibu nifas yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna (Ambarwati,2009). Disamping itu harus mengandung : 1) Sumber tenaga (energi) Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein (jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu, dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarine). 2) Sumber pembangun (protein) Protein di perlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Protein dari makanan harus di ubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portea. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan,udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati , telur, susu, dan keju). Dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu, dan tempe). Sumber protein terlengkap terapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut mengandung zat kapur,zat besi dan vitamin B. 3) Sumber pengatur dan pelindung (Mineral, vitamin dan air) Unsur – unsur tersebut digunakan untuk melindungi kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setipa kali habis menyusui). Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.
8
Contoh menu ibu menyusui No 1 2 3 4 5 6 7 8
Usia bayi 0-6 bulan 5 piring 3 potong 5 potong 3 potong 2 potong 5 sendok 1 gelas 8 gelas Sumber : Bahiyatun,2009
Jenis makanan Nasi Ikan Tempe Sayuran Buah Gula Susu Air
Usia 6-12 bulan 4 piring 2 potong 4 potong 3 mangkok 2 potong 5 sendok 1 gelas 8 gelas
9
BAB III TINJAUAN KASUS LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM KLINIK ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. C UMUR 21 TAHUN P1A0 1 HARI NIFAS NORMAL DI RSUD SURAKARTA I.
PENGKAJIAN
Tanggal
: 24 Januari 2019
Jam
: 10.00 WIB
Ruang
: Nifas
A. IDENTITAS Nama Umur Agama Suku/Bangsa Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Ny. C Nama Suami : Tn. R : 21 tahun Umur : 28 tahun : Islam Agama : Islam : Jawa Suku/Bangsa : Jawa : SMP Pendidikan : SMP : Swasta Pekerjaan : Buruh : Dayu 2/1, Jambu, Gondangrejo, Karanganyar
B. DATA SUBJEKTIF 1. Keluhan utama : ibu mengatakan air susunya belum keluar. 2. Riwayat Menstruasi a. Menarche : 14 tahun b. Lama
: 7 hari
c. Warna
: merah
d. Teratur/tidak: teratur e. Siklus
: 28 hari
f.
: 3x/hari ganti pembalut
Jumlah
g. Keluhan
: tidak ada
3. Riwayat pernikahan
10
a. Usia nikah b. Lama pernikahan c. Pernikahan ke
: 20 tahun : 1 tahun : 1 (satu)
4. Riwayat KB : Ibu mengatakan belum menggunakan alat kontrasepsi 5. Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang : Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit batuk yang lama, sesak nafas, darah tinggi, kencing manis, jatung, penyakit menular dan penyakit keturunan lainnya. b. Riwayat kesehatan yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit batuk yang lama, sesak nafas, darah tinggi, kencing manis, jatung, penyakit menular dan penyakit keturunan lainnya. c. Riwayat kesehatan keluarga :Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit batuk yang lama, sesak nafas, darah tinggi, kencing manis, jatung, penyakit menular dan penyakit keturunan lainnya. 6. Riwayat persalinan sekarang a. Masa gestasi
: 37+3 minggu
b. Kelainan selama hamil
: tidak ada
c. HB saat Hamil
: 11 gr%
d. Tanggal persalinan
: 23 Januari 2019 / pukul 01.00 WIB
e. Tempat persalinan: RSUD Surakarta f.
Penolong persalinan
g. Jenis persalinan
: Bidan : Partus normal dengan Pacuan
h. Ketuban pecah spontan pukul 12.30 WIB i.
Lama persalinan
11
Kala I Kala II Kala III Kala IV j.
: 40 menit : 40 menit : 5 menit : 2 jam
Perdarahan Kala I Kala II Kala III Kala IV
: 30 cc : 30 cc : 30 cc : 40 cc
k. Penyulit dalam persalinan : tidak ada l.
Plasenta lahir spontan, lengkap
m. Perineum : tidak ada robekan perineum n. Anak hidup jenis kelamin Laki-laki BB :
3800 gram
PB : 51 cm
LK/LD/LP/LL : 33/33/30/11 cm 7. Inisiasi menyusui dini : dilakukan dan bayi sudah bisa menetek 8. Rawat gabung : telah dilakukan dilakukan 9. Pola pemenuhan kebutuhan saat ini Kebutuhan
Keluhan
a. Nutrisi Makan 1 potong Minum b. Eliminasi BAB BAK
: makan terakhir jam 07.00 WIB jenis roti : 1 gelas susu dan 2 gelas air putih : Belum BAB : terakhir jam 09.00 warna jernih, bau kas
urine
c. Istirahat d. Aktivitas bayinya e. Hygiene
Tidak ada
: istirahat terakhir jam 01.00-o5.00 WIB : berbaring, duduk, berdiri, jalan, merawat
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
: ibu belum mandi dan keramas serta
ganti pembalut jam 06.00 WIB
10. Data psikologis : ibu dan keluarga merasa senang atas kelahiran bayinya
12
11. Data sosial-budaya a. Hubungan dengan keluarga : ibu mengatakan hubungan dengan keluarga harmonis b. Hubungan dengan tetangga : ibu mengatakan hubungan dengan tetangga rukun c. Hewan peliharaan : ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan 12. Data spiritual : ibu mengatakan menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaannya
13
13. Pengetahuan ibu a. Tentang masa nifas : ibu mengetahui tentang masa nifas yaitu masa setelah kelahiran bayi b. Manfaat ASI: ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang
manfaat
ASI untuk kekebalan bayinya c. Perawatan payudara: ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan payudara d. Makanan bayi: ibu mengatakan sudah mengetahui tentang makanan bayi yaitu ASI e. Tentang perawatan bayi
: ibu mengatakan mengetahui tentang
perawatan bayi, cara mencegah bayi dan bonding attacment f.
Tentang nutrisi masa menyusui : ibu belum mengetahui
g. Tentang alat KB: ibu mengatakan sudah mengetahui tentang KB h. Tanda bahaya nifas : perdarahan, anemia, mastitis, bendungan air susu, demam tinggi C.
DATA OBJEKTIF
Tanggal 23 Januari jam 10.10 WIB
1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum
: baik
b. Kesadaran
: composmentis
c. Status emosional
: stabil
d. Tanda vital
:
TD 120/70 mmHg Nadi 78x/menit
RR 18x/menit Suhu 36,8o C
2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala
14
1) Muka
: simetris, tidak odema, tidak pucat
2) Mata
: simetris, conjungtiva tidak pucat, sclera putih
3) Hidung
: simetris, bersih, tidak polip
4) Telinga
: simetris, tidak ada serumen
5) Mulut
: bibir agak pucat, tidak stomatitis, tidak caries, lidah bersih
6) Leher
: tidak ada pmebengkakan vena jugularis, kelenjar tiroid, limfe
b. Dada
: tidak ada bekas luka, tidak ada retraksi dinding dada
c. Mammae
: simetris, tidak ada masa, puting hitam dan menonjol, tidak ada pembengkakan, ASI belum keluar
d. Abdomen
: tidak ada luka bekas operasi, TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong
e. Genetalia
: tidak hematoma, tidak odema, tidak ada varises
1) Pengeluaran pervaginam a) Warna lochea: merah b) Banyaknya
: 50 cc
c) Jenis
: rubra
d) Bau
: khas
2) Perineum dan anus
15
a) Luka episiotomi/ jahitan
: tidak ada luka jahitan
R (rednes/ kemerahan) :tidak ada kemerahan E (edema/pembengkakan) : tidak adaedema E (ecymosis/ bintik kemerahan) : tidak ada D (discharge/pengeluaran) : tidak ada A (approximation of edge of episiotomy) : tidak ada b) Keadaan vulva : terdapat pengeluaran lochea c) Anus
: tidak hemoroid
f. Ekstermitas : Atas
: tidak pucat, tidak odema,gerak aktif, tidak polidaktili dan
sindaktili, Bawah : tidak pucat, tidak odema,gerak aktif, tidak polidaktili dan sindaktili II.
INTERPRETASI DATA A. Diagnosa Kebidanan Ny. C P1A0 umur 21 tahun 1 hari post partum normal B. Masalah Tidak ada C. Kebutuhan Tidak ada
III.
MENGANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada
IV.
TINDAKAN SEGERA Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Tanggal 23 Januari jam 10.20 WIB
16
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan 2. Beritahu ibu tentang nutrisi ibu nifas 3. Beritahu ibu tentang waktu istirahat 4. Review tentang tanda bahaya nifas 5. Anjurkan ibu melakukan perawatan payudara 6. Anjurkan ibu melakukan personal hygiene 7. beri ibu motivasi untuk meminta Vitamin A ke bidan desa atau puskesmas terdekat 8. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
VI.
PELAKSANAAN
Tanggal 23 Januari jam 10.10 WIB
1. Memberitahu dan menjelaskan ibu hasil pemeriksaan TD110/70 mmHg, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras 2. Memberitahu ibu tentang nutrisi yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti hati, ikan dan sayuran hijau, buah dan makanan yang mengandung protein serta serat 3. Memberitahu ibu tentang waktu istirahat yaitu saat bayi tidur sebisa mungkin ibu juga istirahat dan mengurangi aktivitas agar tidak mudah lelah 4. Mereview ibu tentang bahaya nifas yaitu perdarahan, anemia, mastitis, bendungan air susu, demam tinggi 5. Menganjurkan ibu tentang perawatan payudara yaitu pada saat sebelum mandi dan dilakukan sehari 2 kali dengan cara payudara diurut secara spiral, menyisir kebawah menggunakan baby oil agar tidak ada penyumbatan lalu bersihkan dengan air hangat. 6. Menganjurkan ibu melakukan personal hygiene setelah BAB/BAK dibersihkan dengan sabun lalu dibilas dengan air dan dikeringkan dengan handuk bersih,
menggunakan celana dalam yang dapat
menyerap keringat dan mengganti pembalut setiap 4 jam sekali. 7. Memberi ibu motivasi untuk meminta Vitamin A ke bidan desa atau puskesmas terdekat 17
8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
VII.
EVALUASI
Tanggal 23 Januari jam 10.30 WIB
1. Ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang nutrisi yang dikonsumsi Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang waktu istirahat Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang bahaya nifas Ibu bersedia melakukan perawatan payudara dirumah Ibu bersedia melakukan cara perawatan perineum dan personal hygiene Ibu bersedia untuk meminta Vitamin A ke bidan desa atau puskesmas
terdekat 8. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi
18
BAB IV PEMBAHASAN
Pada pengkajian Ny. C P1A0 1 hari post partum normal, berdasarkan data sujektif ibu mengatakan air susunya belum keluar, makan terakhir jam 07.00 WIB jenis roti 1 potong. Menurut jurnal penelitian Radharisnawati (2017) kurang lancarnya ASI dan tidak terpenuhinya kebutuhan
gizi ibu dipicu oleh
ketidakseimbangan makanan yang dikonsumsi ibu dengan ASI yang diproduksi karena kebutuhan gizi ibu menyusui harus lebih banyak dari biasanya karena ibu perlu gizi untuk dua orang yakni ibu dan bayinya. Sehingga ibu menyusui harus memperhatikan dan meningkatkan kebutuhan gizi seimbang akan mendukung pada kelancaran prosuksi air susu ibu. Berdasarkan
hasil
penelitian
Radharisnawati
(2017)
hubungan
pemenuhan kebutuhan gizi ibu dengan kelancaran air susu ibu pada ibu menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado, maka ibu dianjurkan untuk menambah asupan nutrisi agar produksi asi semakin banyak sehingga dapat mencukupi kebutuhan bayinya.
19
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dan menyusui normal pada 1 hari perlu diperhatikan pada proses pengkajian tentang proses menyusui bayinya, karena apabila asupan nutri kurang maka akan mempengaruhi produksi ASI, sehingga asupan nutrisi untuk bayinya tidak tercukupi. B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan saran yang mungkin bermanfaat, yaitu: 1. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai
bahan
evaluasi
bagi
tenaga
kesehatan
dalam
penatalaksanaan pada asuhan kebidanan pada ibu nifas. 2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi pelayanan kesehatan
dalam
pelaksanaan
rangka
asuhan
meningkatkan
kebidanan
yang
pelayanan
dan
menggambarkan
komprehensif. 3. Bagi Institusi Pendidikan Supaya lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktik. Agar mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang teori-teori manajemen kebidanan komprehensif.
20
DAFTAR PUSTAKA Abdul Bari, Saifuddin. 2002. Buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta Indriyani, Diyan. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas Postpartum dengan kematian janin. Ar-ruzz Media. Jogjakarta Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Salemba Medika Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas. CV.trans Info Media: jalakarta Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Cipta, Jakarta Radharisnawati, Ni Kadek. 2017. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Ibu dengan Kelancaran Air Susu Ibu pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bahu Kota Manado. Journal Keperawatan, 5 (1), 2017
21