Prinsip prinsip profesionalisme 1. Akuntabilitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Depdiknas/Pusat Bahasa 2008:33), kata “akuntabel” dimaknai sebagai “dapat dipertanggungjawabkan” dan “akuntabilitas” didefinisikan sebagai “perihal bertanggungjawab”; “keadaan dapat dimintai pertanggungjawaban.” Akuntabilitas merupakan kunci bagi pencapaian hasil kerja organisasi karena akuntabilitas dengan segala kebiasaannya mengeksplisitkan rincian tugas dan ekspektasi capaian kinerja itu dapat membantu kita mengidentifikasi berbagai kesempatan yang ada dalam jangkauan organisasi yang bersangkutan. Dalam literatur profesional dikenal berbagai jenis akuntabilitas yang alur pertanggungjawabannya bergerak ke sedikitnya empat arah: akuntabilitas ke atas (upward accountability) yang bergerak dari pelaksana tugas ke atasannya; akuntabilitas ke bawah (downward accountability) yang berlaku bagi para manajer dalam kewajibannya melibatkan staf bawahannya dalam partisipasi pengambilan keputusan (participatory decision-making); akuntabilitas ke dalam (inward accountability) yang berurusan dengan pertanggungjawaban dengan hati-nurani dan prinsip-prinsip profesionalitas; dan akuntabilitas ke luar (outward accountability) yang bertautan dengan menanggapi kepentingan pelanggan, pemangku kepentingan dan kepada masyarakat luas (oleh karena itu, akuntabilitas jenis ini disebut juga market dan political accountability). 2. Excellence Excellence adalah menjadi unggulan atau superior dalam kualitas; menjadi lebih banyak dalam kuantitas; melakukan lebih dari kewajiban tugas kerja; selalu meningkatkan performa; pola pikir yang benar; perilaku yang benar, metode yang benar. Penerapan prinsip ini pada profesionalisme ialah seperti berikut yaitu Dokter senantiasa terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya. 3. Altruistic Dokter hendaknya mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi. Komunikasi yang baik dengan pasien dan menghormati kebutuhan pasien ini merupakan bagian dari aspek ini. 4. Integritas Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas mengharuskan seseorang untuk bersikap jujur dan terus terang tanpa harus mengorbankan rahasia pengguna jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. 5. Duty Duty adalah penerimaan komitmen untuk melayani. Komitmen ini meliputi: bersedia dan bertanggung jawab bila diperlukan, aktif dalam organisasi profesional, dan menyumbangkan keahlian untuk kesejahteraan masyarakat. 6. Honor Honor adalah Menjunjung standar perilaku tertinggi secara konsisten. Tidak melanggar kode etik personal dan profesional. Profesional beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, tidak terlalu mementingkan upah.
Apabila di dalam pengalaman profesi yang ternyata ada honorarium, maka hal itu hanya tanda kehormatan demi tegaknya kehormatan profesi. 7. Respect