Dasar Teori Biofar.docx

  • Uploaded by: Anonymous wHkvnS564d
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Dasar Teori Biofar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 831
  • Pages: 5
1.1 DASAR TEORI Kompartemen adalah suatu kesatuan yang dapat digambarkan dengan suatu volume tertentu dan suatu konsentrasi. Perilaku obat dalam sistem biologi dapat digambarkan dengan kompartemen satu atau kompartemen dua. Kadang-kadang perlu untuk menggunakan multikompartemen, dimulai dengan determinasi apakah data eksperimen cocok atau pas untuk model kompartemen satu dan jika tidak pas coba dapat mencoba model yang memuaskan. Sebenarnya tubuh manusia adalah model kompartemen multimillion (multikompartemen), mengingat konsentrasi obat tiap organel berbeda-beda. (Hakim, L., 2014). Obat berada dalam keadaan dinamik dalam tubuh. Dalam sistem biologi peristiwa yang sering dialami obat terjadi secara bersamaan. Maka, jumlah parameter yang dibutuhkan untuk menganalisis model farmakokinetik bergantung pada kerumitan proses pemberian obat tersebut. Dengan model farmakokinetik yang kompleks, dapat digunakan program komputer untuk menghitung semua parameter (Shargel, dkk., 2005). Model farmakokinetik ini dapat digunakan untuk : 1. Memperkirakan jumlah kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin pada berbagai pemakaian dosis. 2. Menghitung pemakaian dosis maksimal untuk tiap penderita secara individu. 3. Memperkirakan kemungkinan adanya akumulasi obat dan / metabolitmetabolit. 4. Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologi atau toksikologi. 5. Menilai laju availabilitas antar bioekivalensinya. 6. Menggabungkan perubahan suatu penyakit yang dapat mempengaruhi absorbsi, distribusi, atau eliminasi obat. 7. Menjelaskan interaksi obat. (Shargel, dkk., 2005) Model kompartemen dibagi menjadi dua yaitu : a. Model kompartemen satu terbuka Model kompartemen satu terbuka mempunyai anggapan bahwa perubahan kadar obat dalam plasma sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Model ini obat akan didstribusikan ke semua jaringan di dalam tubuh melalui sistem

sirkulasi dan secara tepat berkeseimbangan di dalam tubuh. Tetapi, model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan adalah sama pada berbagai waktu. Di samping itu DB juga tidak dapat ditentukan secara langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan menggunakan darah. Volume distribusi, Vd adalah volume dalam tubuh dimana obat tersebut larut (Shargel, dkk., 2005). Model farmakokinetika untuk obat yang diberikan dengan injeksi IV cepat. D: obat dalam tubuh; Vd: Volume distribusi; K: tetapan laju eliminasi. Setelah ditentukan nilai Cp dan K, berbagai parameter farmakokinetik obat yang berkaitan dengan cara pemberian obat secara bolus intravaskuler dapat dihitung, seperti: (Hakim, L, 2014) 

Volume distribusi (Vd): volume dalam tubuh di mana obat terlarut,



Klirens (Cl),



Waktu paruh eliminasi (t ½)



Luas di bawah kurva dalam plasma (AUC)



Bioavalaibilitas (ketersediaan hayati)

Vd = D/Cp Cl = Vd.Ke t ½ = 0,693/K 𝐴𝑈𝐶 =

(𝐶1 + 𝐶0)𝑥(𝑡1 − 𝑡0) 2

Absorpsi sistemik suatu obat melalui saluran gastrointestinal atau tempat absorpsi lain tergantung sifat fisiko kimia obat, bentuk sediaan, dan anatomi fisiologi tempat absorpsi. Factor-faktor seperti luas permukaan saluran cerna, kecepatan pengosongan lambung, motilitas gastrointestinal, metabolism oleh mikroflora usus, dana aliran darah di tempat absorpsi, semuanya dapat mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi (Shargel dkk, 2005). Pada pemberian ekstravaskuler ini terdapat proses absorpsi obat, pada waktu ke 0 tidak ada obat pada sirkulasi sistemik, dan setelah absorpsi konsentrasi meningkat dan

berkurang setelah eliminasi. Bentuk model yang menerangkan kinetik obat setelah pemberian ekstravaskuler adalah: (Hakim, L., 2014)

Persamaan yang merangkan perubahan kadar obat dalam darah, plasma, serum, atau sampel hayati lainnya pada tiap waktu (Ct) adalah: (Hakim, L., 2014)

F = ketersediaan hayati (bioavailabilitas) Dev = dosis obat yang diberikan secara ekstravaskular Dari persamaan terebut dapat diketahui bahwa semakin cepat atau banyak obat yang diabsorpsi masuk ke dalam sistem sirkulasi atau semakin besar dosis, maka semakin cepat dan tinggi kadar obat di dalam darah. Demikian sebaliknya, semakin banyak obat yang terdistribusi ke dalam jaringan, semakin rendah kadar obat di dalam darah. b. Model kompartemen dua terbuka Model kompartemen dua dianggap bahwa obat terdistribusi ke dalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai kompartemen sentral, yaitu darah, cairan ekstra-selular dan jaringan-jaringan dengan perfusi tinggi, kompartemen-kompartemen ini secara cepat terdifusi oleh obat. Kompartemen kedua merupakan kompartemen jaringan, yang berisi jaringan-jaringan yang berkesetimbangan secara lebih lambat dengan obat. Model ini dieliminasi dari kompartemen sentral (Shargel, dkk., 2005). Model kompartemen dua ini pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama dengan model kompartemen satu namun bedanya terdapat dalam proses distribusi karena adanya kompartemen perifer, eliminasi tetap dari kompartemen sentral. Model ini sesuai untuk banyak obat (Setiawati, 1995).

c. Model Non Kompartemen Model non kompartemen ini antara lain dapat digunakan untuk memperkirakan bioavaibilitas, klirens, volume distribusi dan fraksi obat yang berubah menjadi metabolit berdasarkan data dosis tunggal dari obat dan metabolitnya. Model farmakokinetik sendiri memberikan penafsiran yang lebih teliti tentang hubungan kadar obat dalam plasma dan respon farmakologi. Salah satu model kompartemen yang digunakan untuk perhitungan farmakokinetika adalah model kompartemen satu terbuka. Model kompartemen satu terbuka menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. (Shargel, Leon, 2005)

DAFTAR PUSTAKA Arini Setiawati., Zunilda SB., F.D. Suyatna. 1995. Pengantar Farmakologi. Dalam Sulistia G. Ganiswara : Farmakologi dan Terapi. Jakarta. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal : I- 14. Gibson, G.G. & Skeet, P., 1991, Pengantar Metabolisme Obat, diterjemahkan oleh Iis Aisyah b., 1-30, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Hakim, Lukman. 2012. Farmakokinetik. Bursa Ilmu. Yogyakarta Shargel, Leon, B.C.YU, Andrew. 2005. Biofarmasetika dan FarmakokinetikaTerapan. Surabaya : Airlangga University Press.

Related Documents

Dasar Teori
May 2020 44
Dasar Teori
July 2020 38
Bab 6 Dasar Teori
October 2019 35
4. Teori Dasar Fix.docx
April 2020 12
Dasar Teori Pulveres
August 2019 27
Dasar Teori Csc.doc
December 2019 18

More Documents from "delima purnamasari"