Prinsip Penanganan Edit.docx

  • Uploaded by: Erina
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Prinsip Penanganan Edit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 639
  • Pages: 2
Prinsip Penanganan Berdasarkan wawancara dengan pedagang di Pasar Anyar Bogor, penanganan kepiting setelah sampai dari Papua dan Kalimantan yaitu mengeluarkannya dari sterofoam dan meletakannya pada suhu ruang. Apabila kepiting yang dijual pada hari itu tidak habis, maka penjual akan melepaskan ikatan kepiting dan meletakannya dalam ember atau baskom yang diisi dengan air. Menurut Rangka (2007), beberapa prinsip penanganan kepiting perlu memperhatikan faktor-faktor waktu, suhu, dan higienis sejak kepiting itu dipanen atau diambil hingga sampai di tangan konsumen. Faktor suhu dapat mempengaruhi laju metabolisme, kesehatan, kesegaran dan laju dehidrasi. Kehilangan berat sekitar 3 - 4% akibat dehidrasi pada proses penyimpanan kepiting tanpa air dapat menyebabkan kematian. Penyimpanan kepiting tanpa air pada suhu kurang dari 12℃ atau lebih besar dari 32℃ dapat menyebabkan kematian kepiting. Penangkapan dan penanganan kepiting konsumsi relatif sulit karena mudah lari, menyerang satu sama lainya yang mengakibatkan cacat fisik, maupun menyerang orang yang menangani sehingga mengakibatkan kegiatan penanganananya menjadi lambat . Oleh karena itu, panen dan penanganan kepiting perlu dilakukan oleh tenagatenaga terampil untuk menangkap dan mengikat. Pengelompokan kepiting hasil panen sudah harus dimulai sejak penanganan pertama terhadap ukuran, kelengkapan fisik, hidup/mati, jantan/betina, belum/sudah bertelur serta kegemukan (isi/keropos) sehingga langkah-langkah selanjutnya bisa cepat dilakukan. Misalnya mana yang telah siap dijual, diolah, ditebarkan kembali untuk penggemukan dan atau produksi kepiting bertelur. Pasca Panen Kepiting yang baru saja dipanen harus segera diikat supaya tidak lepas dan saling menyerang, serta memudahkan seleksi dan penanganan selanjutnya. Pengikatan dapat dilakukan dengan dua cara yakni: pengikatan seluruh kaki dan capit sehingga kepiting tidak mampu bergerak, serta pengikatan pada capit saja sehingga kepiting masih mampu berjalan tetapi tidak dapat menyerang. Pengikatan pertama mempunyai kelemahan bila dibiarkan dalam beberapa hari, kepiting menjadi lumpuh ketika akan dilepas, tidak lincah sehingga dinilai lemah yang dapat menurunkan mutu. Sementara pengikatan cara kedua, kepiting masih bisa lari kecuali yang lemah atau sakit sehingga peluang lepas atau hilang , selalu ada bila tempat penyimpanan tidak tertutup. Kepiting yang telah diikat, disortir, disusun rapi dan tidak terbalik di dalam keranjang atau semacamnya yang bersusun 3 - 5 lapis. Kondisi keranjang harus memiliki lubang yang cukup untuk sirkulasi udara. Penyimpanan dapat dilakukan dalam ruangan lembab bersuhu rendah. Petani kepiting biasanya menutup kepiting dengan karung bersih dan basah, dan segera mengirimnya kepada konsumen. Apabila karena sesuatu hal kepiting yang telah diikat tadak dapat segera dikirim kepada konsumen, maka setiap 12 jam sekali kepiting dicelupkan dalam air asin selama beberapa menit. Tujuan dari perlakuan ini yaitu untuk menghindari dehidrasi. Jika terdapat kepiting yang lemah sekali atau mati, maka harus segera dipisahkan untuk menghindari kematian kepiting lainya. Kepiting yang lemah, kurang sehat ditandai dengan gerakan tangkai mata dan kaki renang yang lamban, serta keluar busa dari mulutnya (Rangka 2007).

Pemasaran Segar/Hidup Pemasaran yang dilakukan oleh penjual kepiting di Pasar Anyar dilakukan di lapak. Setiap hari penjual bisa menjual kepiting sebanyak 10 kg dengan harga 150.000/kg. Selain itu, penjual juga memasok kepiting kepada rumah makan seafood, yang biasanya dapat mencapai 3 kwintal. Menurut (Rangka 2007), pemasaran kepiting segar, perlu memperhatikan prasyarat pasar. Kepiting segar yang yang keropos, ukuran belum mencukupi, telur belum penuh, cacat fisik dan lain-lain perlu upaya peningkatan mutu untuk memenuhi prasyarat tersebut. Pengelolaan ini akan menguntungkan apabila secara kumulatif memenuhi jumlah minimum untuk dipasarkan secara serentak. Meskipun kepiting tahan hidup tanpa air selama beberapa hari, namun untuk mempertahankan mutu perlu penanganan serius. Apabila terdapat satu ekor yang mati dan membusuk, maka akan segera menular dan terjadi kematian kepiting yang lain. Pembeli yang melakukan sorting dengan ketat akan melakukan seleksi ulang terhadap ukuran, kesehatan dengan melihat gerak tangkai mata, kaki renang, respon gerak setelah ikatan dilepas dan faktor higienis dari packingnya. Pemasaran dalam bentuk hidup harus segera dilakukan dengan cepat dan dini sehingga harus mempertimbangkan jumlah yang cukup untuk setiap panen dan pemasaran. Daftar Pustaka Rangka NA. 2007. Status usaha kepiting bakau ditinjau dari aspek peluang dan prospeknya. Neptunus 14 (1): 90 – 100.

Related Documents

Prinsip Penanganan Edit.docx
December 2019 19
Prinsip
October 2019 44
Prinsip
November 2019 49
Prinsip
November 2019 47

More Documents from "Delvira Suci Ramadhani"