PRAKTIKUM III FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
OLEH NAMA
: VERA YUNIAR
NIM
: 1711013220016
KELOMPOK
: II (DUA)
ASISTEN
: NADIA NUR FITRIA
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI BIOLOGI BANJARBARU 2019
PRAKTIKUM III FUNGSI SARAF OTAK BESAR DAN OTAK KECIL ABSTRAK Tubuh manusia merupakan sesuatu yang di dalamnya terdapat berbagai sistem organ. Sistem organ sendiri terbentuk karena adanya koordinasi antar organ yang ada di dalam tubuh. Salah satu sistem saraf yang penting dalam tubuh manusia yaitu sistem saraf pusat yang terdiri atas otak dan sumsung tulang belakang. Apabila sistem tersebut bekerja dengan baik maka tubuh manusia dapat melakukan fungsinya juga dengan baik. Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui fungsi sebagian besar dari sistem saraf pusat tersebut terutama otak. Metode yang dilakukan untuk mengetahui fungsi dari sistem saraf pusat tersebut adalah melakukan uji berdasarkan sistem saraf kranialis yaitu nervus olfaktorius, nervus optikus, nervus okulomotorik, dan nervus fasialis serta uji saraf otak kecil. Hasil menunjukkan bahwa rata-rata semua praktikan memiliki nervus olfaktorius, nervus optikus, nervus okulomotorik, dan nervus fasialis yang berfungsi dengan baik sedangkan untuk uji saraf otak kecil dikarenakan kurang konsentrasi maka banyak praktikan yang masih salah dalam melakukan instruksi kerja yang dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan mengetahui fungsi dari sistem saraf pusat terutama bagian otak sangat penting karena hal tersebut berpengaruh terhadap aktivitas tubuh. Kata kunci : Saraf, Nervus, Otak I.
TUJUAN Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memeriksa fungsi sebagian besar saraf
otak besar dan memeriksa fungsi otak kecil. II.
LATAR BELAKANG Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu
sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh, dimana dalam melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama antara organ-organ tubuh yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, kerja dari organ-organ tersebut harus berjalan dengan harmonis, sehingga diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali tersebut disebut sebagai sistem koordinasi. Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Sistem Saraf Pusat (SSP) terdiri atas otak dan sumsung tulanga belakang (medula spinalis). SSP menerima asupan sensori melalui dendrit yang berada di dalam saraf spinal dan saraf kranial, lalu mengirimkan impuls-impuls motorik melalui akson-
akson dalam saraf yang sama. SSP juga mengandung sejumlah besar neuron-neuron yang secara keseluruhan saling memengaruhi. Neuron-neuron ini disebut neuron internunsial atau interneuron, dan dapat berada di dalam otak dan medula atau menghubungkan satu dengan lainnya (Ariani, 2012). Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Hal tersebut dikarenakan, sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf (Irianto, 2006). Oleh karena itu, praktikum pada kali ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kerja dari fungsi saraf pusat, terutama otak besar dan otak kecil. III. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan adalah pensil, buku bacaan, dan stopwatch. Bahan yang digunakan adalah bawang merah (Allium cepa), bawang putih (Allium sativum), serbuk kopi, merica, dan terasi. IV. WAKTU DAN TEMPAT Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2019, pada pukul 11.00 –14.00 WITA bertempat di Laboratorium Dasar Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
V.
PROSEDUR KERJA 5.1 Uji Saraf Cranial Nervus Olfaktorius -
Subjek uji diminta untuk duduk dan matanya ditutup.
-
bawang putih, bawang merah, merica bubuk, kopi bubuk dan terasi didekatkan mendatar sejauh 8 cm dari muka lubang hidung subjek uji secara bergantian.
-
Hasil uji dicatat.
Hasil Nervus Opticus -
Satu halaman buku penuh dengan tulisan dibuka dan ditandai pada awal kalimat.
-
Subjek uji coba diminta untuk mencoba membaca kalimat-kalimat itu mulai dari awal tanda selama satu menit.
-
Jumlah kata yang dapat dibaca selama satu menit dihitung dan
-
dicatat.
Hasil Nervus Acumulator -
Subjek uji coba dimintai untuk mengawasi pensil yang anda gerakkan beberapa kali ke arah vertikal, horizontal, serong kiri, serong kanan, dan berputar, sambil menjaga agar kepalanya tetap tidak bergerak.
Hasil
Hasil uji dicatat
Nervus Facialis -
Subjek uji coba diminta untuk tersenyum menunjukan
giginya,
menggembungkan
sambil pipinya,
mengerutkan dahinya, mengangkat alis satu per satu maupun bersamaan. -
Hasil uji dicatat
Hasil 5.2 Uji Saraf Otak Kecil Saraf Otak Kecil -
Subjek uji coba dimintai berdiri sejauh 2 meter dari kertas
-
Mata ditutup dan hidung disentuh dengan telunjuk kiri.
-
Mata ditutup dan hidung disentuh dengan telunjuk kanan.
-
Kedua lengan direntangkan ke samping dan semua jari-jari saling disilangkan dengan rapat.
-
Kedua lengan direntangkan ke samping dan semua jari-jari digerakkan dengan cepat.
-
Kepala ditolehkan ke samping dengan pandangan lurus kesamping. Berjalanlah maju dengan tumit yang satu diletakkan di depan ujung jari kaki yang lain.
-
Berdiri tegak dan kaki kanan digerakkan ke atas dan kebawah menggeser sepanjang kaki kiri. Berdiri tegak dan kaki kiri digerakkan ke atas dan kebawah menggeser sepanjang kaki kanan
Hasil -
Hasil uji dicatat pada tabel
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Hasil Tabel 1. Data Uji Saraf Kranial a. Nervus Olfaktorius Bawang
Bawang
Merica
Kopi
putih
merah
bubuk
bubuk
Muhammad Rizqan Fadilah
x
x
+
+
+
2.
Fajar Nurrahman Maulana
+
+
+
+
+
3.
Olivia Ana Farida
+
+
+
+
+
4.
Nie’mah Al’As
+
+
+
+
+
5.
Rara Erlina Oktafia
x
x
+
+
+
6.
Kristiana Agata
+
+
+
+
+
7.
Noliya Maulida
+
+
+
+
+
8.
Siti Fadhilah
+
+
+
+
+
9.
Siti Istiqomah
+
+
+
+
+
10.
Annisa Fitiany
+
+
+
+
+
11.
Leny Firdayanti
+
+
x
+
+
12.
Muhammad Adam Malik
+
+
+
+
+
13.
Akhmad Risqon Badali
+
+
+
+
+
14.
Nor Azizah
+
+
+
+
+
15.
Msy Elsa Mayori Aurara
+
+
+
+
+
16.
Printa Yuliani
+
+
+
+
+
17.
Vera Yuniar
+
+
+
+
+
18.
Nita Azhari
+
+
+
+
+
19.
Yuni Helda Riani
+
x
+
+
+
20.
Dewita Rinowati
+
+
+
+
+
21.
Masdarina Sofiana
+
+
x
+
+
22.
Mas’arisaldy Khairul B.
x
x
+
+
+
23
GT M Zainal Ahyar
x
x
x
x
x
24.
Gusti Maharani
+
+
+
+
+
25.
Ayu Rama Dewi
x
x
+
+
+
No.
Nama
1.
Terasi
26.
Rida Yuliani
+
+
+
+
+
27.
Ismi Saroh
+
x
+
+
x
28.
Linda Febriani
x
+
x
+
+
29.
Nurzakia Zulfah
+
+
+
+
+
30.
Nurul Mahmudah
+
+
x
+
+
31.
Eli Adani
+
x
+
+
+
32.
Muhammad Irfan Makruf
+
+
+
+
+
33.
Hilmah
+
+
+
+
+
34.
Lely Dea Aristi
+
+
+
+
+
35.
Era Khoridatul B.Z
x
+
+
+
+
36.
Maulida
x
x
+
+
+
37.
Helin Mardiana
+
+
+
+
+
38.
Heny Rupaida
x
x
+
+
+
39.
Meis Rafelin Pada
+
+
+
+
+
40.
Norliani
+
+
+
x
+
41.
Dea Sativa Hydhayanti
+
+
+
+
+
b. Nervus Optikus No.
Nama
Banyak Kata
Waktu (detik)
1.
Muhammad Rizqon Fadilah
155
60
2.
Fajar Nurrahman Maulana
126
60
3.
Olivia Ana Farida
141
60
4.
Nie’mah Al’As
163
60
5.
Rara Erlina Oktafia
136
60
6.
Kristiana Agata
141
60
7.
Noliya Maulida
122
60
8.
Siti Fadhilah
137
60
9.
Siti Istiqomah
143
60
10.
Annisa Fitiany
141
60
11.
Leny Firdayanti
210
60
12.
Muhammad Adam Malik
164
60
13.
Akhmad Risqon Badali
122
60
14.
Nor Azizah
166
60
15.
Msy Elsa Mayori Aurara
169
60
16.
Printa Yuliani
155
60
17.
Vera Yuniar
137
60
18.
Nita Azhari
127
60
19.
Yuni Helda Riani
118
60
20.
Dewita Rinowati
127
60
21.
Masdarina Sofiana
124
60
22.
Mas’arisaldy Khairul B.
190
60
23
GT M Zainal Ahyar
178
60
24.
Gusti Maharani
141
60
25.
Ayu Rama Dewi
193
60
26.
Rida Yuliani
156
60
27.
Ismi Saroh
165
60
28.
Linda Febriani
161
60
29.
Nurzakia Zulfah
134
60
30.
Nurul Mahmudah
148
60
31.
Eli Adani
136
60
32.
Muhammad Irfan Makruf
133
60
33.
Hilmah
230
60
34.
Lely Dea Aristi
155
60
35.
Era Khoridatul B.Z
166
60
36.
Maulida
140
60
37.
Helin Mardiana
136
60
38.
Heny Rupaida
140
60
39.
Meis Rafelin Pada
134
60
40.
Norliani
155
60
41.
Dea Sativa Hydhayanti
111
60
c. Nervus Okulomotorik No. 1.
Nama Muhammad Rizqon
Serong
Serong
Kiri
Kanan
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Vertikal
Horizontal
+
Berputar
Fadilah 2.
Fajar Nurrahman Maulana
3.
Olivia Ana Farida
+
+
+
+
+
4.
Nie’mah Al’As
+
+
+
x
+
5.
Rara Erlina Oktafia
+
+
+
+
+
6.
Kristiana Agata
+
+
+
+
+
7.
Noliya Maulida
+
x
+
+
x
8.
Siti Fadhilah
+
+
+
+
+
9.
Siti Istiqomah
+
+
+
+
+
10.
Annisa Fitiany
+
+
+
+
+
11.
Leny Firdayanti
+
+
+
+
x
12.
Muhammad Adam
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Malik 13.
Akhmad Risqon Badali
14.
Nor Azizah
+
+
15.
Msy Elsa Mayori
+
+
Aurara
+
16.
Printa Yuliani
+
+
+
+
+
17.
Vera Yuniar
+
+
+
+
+
18.
Nita Azhari
+
+
+
+
+
19.
Yuni Helda Riani
+
+
+
+
+
20.
Dewita Rinowati
+
+
+
+
x
21.
Masdarina Sofiana
+
+
+
+
+
22.
Mas’arisaldy Khairul
+
+
+
+
+
B.
23
GT M Zainal Ahyar
+
+
+
+
+
24.
Gusti Maharani
+
+
x
x
x
25.
Ayu Rama Dewi
+
+
+
+
+
26.
Rida Yuliani
+
+
+
+
+
27.
Ismi Saroh
+
+
+
+
+
28.
Linda Febriani
+
+
+
+
+
29.
Nurzakia Zulfah
+
+
+
+
+
30.
Nurul Mahmudah
+
+
+
+
+
31.
Eli Adani
+
+
+
+
+
32.
Muhammad Irfan
+
+
+
+
+
Makruf 33.
Hilmah
+
+
+
+
+
34.
Lely Dea Aristi
+
+
+
+
+
35.
Era Khoridatul B.Z
+
+
+
+
+
36.
Maulida
+
+
+
+
+
37.
Helin Mardiana
+
+
+
+
+
38.
Heny Rupaida
+
+
+
+
+
39.
Meis Rafelin Pada
+
+
+
+
+
40.
Norliani
+
+
+
+
+
41.
Dea Sativa
+
+
+
+
+
Hydhayanti d. Nervus Fasialis No. 1.
Nama Muhammad Rizqon
Alis
Alis
Kanan
Kiri
x
+
x
+
+
+
+
x
+
Senyum
Pipi
Dahi
+
+
+
Gigi
Fadilah 2.
Fajar Nurrahman Maulana
3.
Olivia Ana Farida
+
+
x
+
x
+
4.
Nie’mah Al’As
+
+
+
+
x
+
5.
Rara Erlina Oktafia
+
+
+
+
x
+
6.
Kristiana Agata
+
+
+
+
x
+
7.
Noliya Maulida
+
+
+
+
+
+
8.
Siti Fadhilah
+
+
x
+
x
+
9.
Siti Istiqomah
+
+
x
+
x
+
10.
Annisa Fitiany
+
+
+
+
+
+
11.
Leny Firdayanti
+
+
x
+
+
+
12.
Muhammad Adam
+
+
+
+
x
+
Malik 13.
Akhmad Risqon Badali
+
+
x
+
x
+
14.
Nor Azizah
+
+
+
+
+
+
15.
Msy Elsa Mayori
+
+
+
+
+
+
Aurara 16.
Printa Yuliani
+
+
+
+
x
+
17.
Vera Yuniar
+
+
+
+
+
+
18.
Nita Azhari
+
+
+
+
x
+
19.
Yuni Helda Riani
+
+
x
+
+
+
20.
Dewita Rinowati
+
+
+
+
+
+
21.
Masdarina Sofiana
+
+
x
+
+
+
22.
Mas’arisaldy Khairul
+
+
x
x
+
+
B. 23
GT M Zainal Ahyar
+
+
+
+
x
+
24.
Gusti Maharani
+
+
+
+
x
+
25.
Ayu Rama Dewi
+
+
+
+
+
+
26.
Rida Yuliani
+
+
+
+
x
+
27.
Ismi Saroh
+
+
+
+
+
+
28.
Linda Febriani
+
+
+
+
x
+
29.
Nurzakia Zulfah
+
+
+
+
x
+
30.
Nurul Mahmudah
+
+
x
+
x
+
31.
Eli Adani
+
+
+
+
x
+
32.
Muhammad Irfan
+
+
+
+
+
+
Makruf
33.
Hilmah
+
+
+
+
x
+
34.
Lely Dea Aristi
+
+
+
+
x
+
35.
Era Khoridatul B.Z
+
+
+
+
+
+
36.
Maulida
+
+
+
+
x
+
37.
Helin Mardiana
+
+
+
+
x
+
38.
Heny Rupaida
+
+
+
+
+
+
39.
Meis Rafelin Pada
+
+
+
+
+
+
40.
Norliani
+
+
x
+
+
+
41.
Dea Sativa Hydhayanti
+
+
+
+
x
+
Tabel 2. Uji Saraf Otak Kecil Perlakuan No.
Nama
1.
1
2
3
4
5
6
7
8
Muhammad Rizqon Fadilah
+
+
+
+
+
x
x
x
2.
Fajar Nurrahman Maulana
+
+
+
+
x
x
x
+
3.
Olivia Ana Farida
+
+
x
+
+
x
x
x
4.
Nie’mah Al’As
+
+
x
x
+
x
x
+
5.
Rara Erlina Oktafia
+
+
+
+
+
x
x
x
6.
Kristiana Agata
x
+
+
+
x
x
x
x
7.
Noliya Maulida
+
+
x
+
x
x
x
x
8.
Siti Fadhilah
+
+
x
x
x
x
x
+
9.
Siti Istiqomah
x
+
x
+
x
x
x
x
10. Annisa Fitiany
+
+
x
+
+
+
+
x
11. Leny Firdayanti
x
+
+
+
x
x
x
+
12. Muhammad Adam Malik
+
+
+
+
+
x
x
+
13. Akhmad Risqon Badali
+
+
+
+
x
x
x
+
14. Nor Azizah
+
+
x
+
+
x
x
+
15. Msy Elsa Mayori Aurara
+
+
x
+
+
x
x
+
16. Printa Yuliani
+
+
x
x
+
x
x
x
17. Vera Yuniar
+
+
x
+
x
x
x
+
18. Nita Azhari
+
+
x
+
x
+
x
x
19. Yuni Helda Riani
+
+
+
+
+
x
x
x
20. Dewita Rinowati
+
+
+
+
+
+
+
x
21. Masdarina Sofiana
+
+
x
x
x
+
+
+
22. Mas’arisaldy Khairul B.
+
+
+
+
x
x
x
x
23
+
+
+
+
+
x
x
+
24. Gusti Maharani
+
+
x
+
+
+
+
+
25. Ayu Rama Dewi
+
+
+
+
+
x
x
+
26. Rida Yuliani
+
+
x
+
x
x
x
+
27. Ismi Saroh
+
+
+
+
+
x
x
+
28. Linda Febriani
+
+
x
+
+
x
x
+
29. Nurzakia Zulfah
+
+
x
+
+
x
x
+
30. Nurul Mahmudah
x
+
x
+
+
x
x
x
31. Eli Adani
+
+
x
x
+
x
x
+
32. Muhammad Irfan Makruf
+
+
x
+
x
x
x
+
33. Hilmah
+
+
+
+
+
x
x
+
34. Lely Dea Aristi
+
+
x
+
x
x
x
+
35. Era Khoridatul B.Z
x
+
x
x
+
x
x
+
36. Maulida
+
+
x
+
+
x
x
+
37. Helin Mardiana
+
+
x
+
+
x
x
x
38. Heny Rupaida
+
+
x
x
+
x
x
x
39. Meis Rafelin Pada
x
+
x
+
x
x
x
+
40. Norliani
+
+
x
+
x
x
x
+
41. Dea Sativa Hydhayanti
x
+
+
+
x
x
x
x
GT M Zainal Ahyar
6.2 Pembahasan 6.2.1 Nervus Olfaktorius Menurut Zakiah dkk. (2012) menyatakan bahwa, fungsi penciuman berhubungan erat dengan sistem saraf. Saraf yang berperan dalam sistem penghidu adalah nervus olfaktorius (N I). Nervus olfaktorius sendiri memberi respon terhadap molekul-molekul yang mudah menguap (volatil) di udara hingga mencapai epitel olfaktorius melalui aliran udara keluar-masuk hidung. Epitel olfaktorius mengandung sel saraf terspesialisasi yang memanjang, yang disebut
reseptor olfaktorius. Reseptor inilah yang berfungsi sebagai reseptor bebauan yang berfungsi untuk mendeteksi dan meneruskan bebauan. Filamen nervus olfaktorius mengandung jutaan akson dari jutaan sel. Satu jenis odoran mempunyai satu reseptor tertentu. Reseptor ini terletak pada superior nostril, yaitu pada septum superior disebut dengan membran olfaktori (Yulia dkk., 2017). Sehingga dengan adanya nervus olfaktorius maka makhluk hidup dapat mencium bau yang menguap ke udara (Huriyati & Nelvia, 2014). 6.2.2 Nervus Optikus Nervus optikus merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (SSP) yang memiliki lebih sedikit sel neuron dan terisolasi dari sel lain yang umumnya berada di otak. Nervus optikus sendiri berhubungan dengan ketajaman penglihatan (visus). Selain itu, nervus optikus berperan dalam pengujian untuk menentukan apakah terdapat kelainan pada penglihatan yang disebabkan oleh kelainan okuler lokal atau oleh kelainan saraf. Bentuk pengujian terhadap nervus optikus ada dua yaitu, pemeriksaan penglihatan (visus) yang dapat dilakukan dengan melihat benda yang letaknya jauh dan membaca huruf di buku atau koran serta pemeriksaan lapang pandang dengan menggunakan konfrontasi dari Donder (Ariani, 2012). 6.2.3 Nervus Okulomotorik Nervus okulomotorik juga merupakan bagian dari Sistem Saraf Pusat (SSP) yang memiliki peran dalam mengontrol mata. Saraf ini memiliki dua komponen, salah satunya mengontrol pelacakan visual dan mengontrol refleks mata terhadap cahaya. Komponen tersebut yaitu, komponen motorik somantik yang terdapat pada otot-otot di mata dan kelopak mata sehingga bola mata dapat bergerak dan melacak objek dan yang kedua yaitu, komponen motorik visseral. Komponen motorik visseral ini berkaitan dengan respon otomatis mata dan otot sekitarnya. Misalnya, membantu dalam reflex cahaya pupil ketika pupil melebar karena intesitas cahaya. Nervus okulomotorik dalam kerjanya sangat berhubungan erat dengan nervus troklearis dan nervus abdusens untuk mengoperasikan mata sehingga mata tersebut dapat dikontrol gerakannya (Ariani, 2012).
6.2.4 Nervus Fasialis Nervus fasialis merupakan saraf kranialis VII yang berperan besar dalam mengatur ekspresi dan indra perasa di kulit wajah manusia. Nervus fasialis memiliki dua komponen utama. Komponen yang lebih besar merupakan murni saraf motorik dan berperan dalam persarafan otot ekspresi wajah, komponen inilah yang disebut saraf fasialis sesungguhnya. Nervus fasialis utamanya berperan dalam memasok impuls untuk otot-otot ekspresi wajah. Selain itu, nervus fasialis juga berfungsi sebagai penyalur sensasi dari bagian anterior lidah dan rongga mulut. Melalui persarafan parasimpatis nervus fasialis, kelenjar saliva, lakrimal, hidung, dan kelenjar palatine (Aziz dkk., 2014). Menurut Nurhidayat & Djakaria (2015), juga menyatakan bahwa nervus fasialis pada dasarnya terdiri dari serabut motorik yang mana dalam perjalanannya ke tepi, nervus intermedius bergabung dengan nervus fasialis sehingga dapat menghantarkan impuls pengecap dari 2/3 bagian deran lidah. 6.2.5 Uji Saraf Otak Kecil Saraf otak kecil merupakan sistem organ yang memiliki peran dalam fungsi keseimbangan. Jika otak kecil tidak bekerja dengan baik maka akan terjadi gangguan terhadap koordinasi yang ada di dalam tubuh terutama terhadap penerimaan impuls, keseimbangan, posisi tubuh. Oleh karena itu, pengujian terhadap saraf otak kecil sangat penting dimana uji terhadap saraf otak kecil ini dapat dilakukan dengan melakukan gerakan yang merangsang otak kecil bekerja. 6.3 Otak Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsung tulang belakang. Otak sendiri merupakan bagian dari saraf pusat yang terletak di dalam rongga kranium (tengkorak) dimana berkembang dari sebuah tabung yang mulanya memperhatikan tiga gejala pembesaran otak awal, yaitu sebagai berikut. a.
Otak depan menjadi hemisfer serebri, korpus striatum, thalamus, serta hipotalamus
b.
Otak tengah menjadi tegmentum, krus serebrum, korpus kuadrigeminus
c.
Otak belakang menjadi pons varoli, medulla oblongata, dan serebelum
6.3.1 Serebrum Masing-masing dari kedua hemisfer serebri (kiri dan kanan) mempunyai lapisan korteks yang menutupi permukaan otak. Lapisan kortikal ini terbuat dari beberapa jenis neuron tidak bermielin yang berbeda dan sel-sel glia dalam enam lapisan berbeda sesuai jenis dan fungsi selnya. Bagian bawah korteks adalah massa putih (serabut saraf bermielin). Jauh di dalam setiap hemisfer terdapat beberapa kelompok dari badan sel saraf, disebut basal ganglia, dan ventrikel lateral berisi CSS. Hemisfer kanan dan kiri dihubungkan serta berhubungan satu sama lain oleh pita transversal serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Masing-masing hemisfer memiliki empat lobus, di mana secara umum terletak di bawah masing-masing tulang tengkorak, yaitu sebagai berikut. a.
Lobus frontalis, adalah bagian dari serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
b.
Lobus parietalis, terdapat di depan sulkus sentralis dan dibelakang oleh korako-oksipitalis.
c.
Lobus temporalis, terdapat dibawah lateral dari fisura serebralis dan di depan lobus oksipitalis.
d.
Oksipitalis yang mengisi bagian belakang dari serebrum.
Serebrum sendiri memiliki beberapa fungsi yaitu, sebagai berikut. a.
Mengingat pengalaman yang lalu
b.
Pusat persarafan yang menangani aktivitas mental, akal, intelegensi, keinginan, dan memori
c.
Pusat dari kegiatan menangis, buang air besar, dan buang air kecil
(Ariani, 2012). 6.3.2 Batang Otak Batang otak merupakan sistem organ yang menghubungkan otak dengan sumsum serebrum
tulang belakang. Letak dari batang otak sendiri berada di bawah dan di depan serebelum. Batang otak memiliki fungsi untuk
menghubungkan komunikasi impuls otak dengan sumsum tulang belakang. Batang otak memiliki organ diantaranya yaitu, otak tengah, pons, dan medulla oblongata (Ariani, 2012).
6.3.3 Serebelum Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang tengkorak yang dipisahkan dengan serebrum oleh fisura transversalis di belakangi oleh pons varoli dan di atas medula oblongata. Organ ini banyak menerima serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan integrasi. Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian yang melebar pada lateral disebut hemisfer. Serebelum berhubungan dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi) permukaan luar serebelum berlipat-lipat menyerupai serebelum tetapi lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebelum ini mengandung zat kelabu. Fungsi dari serebelum, yaitu sebagai berikut. a.
Keseimbangan dan rangsangan pendengaran ke otak.
b.
Pusat penerima impuls dari reseptor
c.
Menerima informasi tentang gerakan yang sedang dan yang akan dikerjakan dan mengatur gerakan sisi badan.
(Ariani, 2012).
Berdasarkan penjelasan sebelumnya mengenai tahapan uji untuk memeriksa fungsi saraf otak besar dan otak kecil, maka pada pembahasan kali ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai perbandingan antara hasil yang didapat dengan teori yang ada. Tahapan uji yang dilakukan pada praktikum kali ini ada lima yaitu, uji nervus olfaktorius, nervus optikus, nervus okulomotorik, dan nervus fasialis serta uji saraf otak kecil. Uji ini dilakukan pada masing-masing praktikan. Data hasil uji nervus olfaktorius menunjukkan bahwa hampir seluruh praktikan dapat membedakan bau bahan yang dibawa. Akan tetapi, ada beberapa praktikan yang salah dalam membedakan bau bahan yang dibawa. Hal tersebut dikarenakan adanya praktikan yang flu dan tidak konsentrasi saat mendeteksi bau. Menurut Ariani (2012) menjelaskan bahwa, tidak konsentrasi disini juga dapat menyebabkan praktikan tidak dapat mendeteksi bau bahan yang dibawa karena pada saat konsentrasi terganggu maka saraf akan berfungsi kurang baik. Tahapan kedua yaitu uji nervus optikus, berdasarkan data yang ada setelah dirata-ratakan, seluruh praktikan dapat membaca kurang lebih 150 kata dalam satu
menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa kecepatan membaca seluruh praktikan masih tergolong rendah. Menurut Hamijaya dkk. (2008) dalam Yuliana & Nurhasanah (2017) menyatakan bahwa, ukuran standar kecepatan membaca seseorang yaitu, sebagai berikut. a.
Rendah (Low grade), 150-250 kata/menit
b.
Sedang (Medium grade), 250-400 kata/menit
c.
Standar (Standar grade), 400-450 kata/menit
d.
Tinggi (High grade), 450-600 kata/menit Uji selanjutnya yaitu uji nervus okulomotorik, pada uji ini hanya beberapa
praktikan yang menggerakkan kepalanya saat uji ini dan yang lainnya dapat melakukannya dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh praktikan memiliki konsentrasi yang baik. Uji terakhir dalam fungsi saraf kranial adalah uji terhadap nervus fasialis, pada uji masing-masing praktikan diminta untuk mengontrol otot wajah. Hasil yang didapatkan pada uji ini bervariasi dikarenakan masing-masing praktikan memiliki kemampuan yang berbeda terutama di bagian mengangkat alis kanan atau kiri. Uji terakhir yang dilakukan adalah uji saraf otak kecil, dalam uji ini bertujuan untuk menguji koordinasi otak secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh dimana praktikan diminta melakukan gerakan yang tertulis di kertas. Hasil pada uji ini menunjukkan bahwa hampir semua praktikan salah dalam melakukan gerakan yang diinstruksikan. Hal tersebut dimungkinkan kurang konsentrasinya praktikan dalam memahami intruksi sehingga tidak terjadi koordinasi yang baik pada otak kecil.
VII.
KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini adalah : 1. Tubuh manusia merupakan satu kesatuan yang terdiri dari organ yang bekerja membentuk suatu sistem organ. 2. Salah satu sistem organ yang terdapat di dalam tubuh adalah sistem saraf pusat yaitu otak dan sumsung tulang belakang yang memiliki peran penting dalam tubuh. 3. Jika sistem saraf pusat mengalami gangguan terutama otak, maka akan berpengaruh terhadap aktivitas tubuh manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, T.A. 2012. Sistem Neurobehaviour. Salemba Medika, Jakarta. Aziz, E.F., D.J. Damiri., & D. Destiani. 2014. Perancangan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Syaraf pada Wajah Berbasis Web. Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut 11(1): 1 – 8. Huriyati, E., & T. Nelvia. 2014. Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya. Jurnal Kesehatan Andalas 3(1): 1 – 7. Irianto, K. 2006. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya, Bandung. Nurhidayat, W., & H.M. Djakaria. 2015. Perineural Spread pada Kanker Kepala Leher. Journal of The Indonesian Radiation Oncology Society 6(1): 29 – 36. Yulia, N., R. Andayani., & A.I. Nasution. 2017. Perubahan Laju Aliran Saliva Sebelum dan Sesudah Berkumur Rebusan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) pada Mahasiswa FKG Unsyiah Angkatan 2016. Journal Caninus Denstistry 2(2): 104 – 110. Yuliana, R., & A. Nurhasanah. 2017. Kecepatan Efektif Membaca (KEM) pada Mahasiswa PGSD FKIP Universitan Sultan Ageng Tirtayasa. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan: 230 – 238. Zakiah, N., Almahdy., & M.H. Muchtar. 2012. Uji Toksisitas Perkembangan Siprofloksasin dan Studi Histologi Terhadap Mencit Putih. Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi 17(1): 31 – 39.