Praktikum Antena.docx

  • Uploaded by: Verdi Pratama
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Antena.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,935
  • Pages: 21
PRAKTIKUM ANTENA PERCOBAAN 2 PENGUKURAN GAIN, POLA RADIASI, DAN ISOLASI SILANG Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Antena Semester 6

Dosen: Koesmarijanto, ST, MT

Penyusun: Kelompok 2 - Kelas JTD 3D

14

LAURENA WIDYAWATI

1641160059

JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2019

1. Tujuan :     

Melakukan pengukuran penguatan (gain) antenna. Mengetahui pengaruh elemen-elemen antara terhadap penguatan antenna. Memahami karakteristik directional dan half-power beamwidth antenna. Menggambarkan diagram polar radiasi harisontal dan vertical untuk antenna dari hasil pengukuran yang didapat. Dari diagram polar yang telah diplot, dapat menghitung sidelobe attenuation dan front-to-back ratio dari antenna.

2. Peralatan yang digunakan :           

1 Signal Generator 1 Measuring Receiver 2 Antena Dipole 1 Antena Under Test ( Antenna TV VHF-Yagi-Uda 9 Elemen) 1 Antena Rotater 1 Matching Pad (75 Ω - 50 Ω) 1 Konektor BNC-N 1 Konektor Male-Male BNC 1 Konektor Female-Female BNC 2 Kabel RF 50 Ω (2.5 m) 2 Tiang Penyangga

3. Set Up Perangkat : 3.1

Signal Generator

1. Pasang kabel power signal generator pada jala-jala. 2. Hidupkan signal generator dengan menekan tombol power. 3. Jangan menekan tombol RF sebelum beban dipasang. 4. Tunggu hingga 15 menit untuk pemanasan perangkat. 5. Atur frekuensi pada signal generator. 3.2

Menentukan jarak antenna Rx dengan antenna Tx

Ukur jarak antenna Tx dan Rx, kemudian samakan pada setiap kali melakukan percobaan. Jarak yang kami gunakan dalan percobaan ini adalah 4m

3.3

Menghitung panjang antenna dipole λ/2 𝑐

Gunakan rumus 𝜆 = 𝑓 untuk menentukan panjang antenna. Kemudian, gunakan penggaris atau alat bantu ukur lain untuk mengukur panjang antenna 3.4 Measuring Receiver 1. Hidupkan power supply lalu set tegangan sebesar ± 12 V dengan menggunakan multimeter. 2. Kemudian beri input measuring receiver dari power supply dengan menggunakan kabel dan nyalakan selama 15 menit. Pasang kabel jumper dari measuring receiver ke antena lalu atur frekuensi pada measuring receiver pada frekuensi acuan. Pada percobaan ini kami menggunakan frekuensi acuan sebesar 202 MHz.

4. Prosedur percobaan : Pada pengukuran gain antenna dalam percobaan ini, antenna dipole pertama digunakan sebagai antenna pemancar , sedangkan antenna dipole kedua digunakan sebagi antenna standar (referensi) yang berfungsi sebagai pembanding (dianggap sebagai antenna standar dengan gain = 2.15 dB). Antenna yang diukur (under test) dalah antenna TV VHF. Antenna jenis ini adalah jenis antenna YAGI-UDA ARRAY 9 elemen, yang bekerja pada rentangan frekuensi 174 MHz sampai 230 Hz. 1. Mengukur tegangan yang diterima oleh antenna dipole λ/2 kedua. Tentukan panjang kedua antenna dipole λ/2 dengan menghitung panjang gelombang λ pada frekuensi 202 MHz. Tentukan jarak antara antenna dipole λ/2-1 (pemancar) dan antenna dipole λ/2-2 (penerima).  Menghitung panjang gelombang : 𝑓 = 202 𝑀𝐻𝑧 𝐶 = 3 𝑥 108 𝑚⁄𝑠 𝐶 3 𝑥 108 𝑚⁄𝑠 𝜆= = = 1,485 𝑚 = 150 𝑐𝑚 𝑓 2,02 𝑥108 𝐻𝑧 Jadi, 1⁄2 𝜆 = 150 𝑐𝑚⁄2 = 75 𝑐𝑚 dengan jarak antara antena 1 dan antena 2 adalah 4m.

Susunlah diagram pengukuran seperti ditunjukkan Gambar 3 pada posisi horizontal. Atur posisi kedua antenna jarak garis lurus. Jarak feeder antenna dipole λ/2-2 dan antenna dipole λ/2-2 digunakan sebagai jarak referensi untuk pengujian antenna berikutnya.

2. Hubungkan terlebih dahulu output Signal Generator dengan memasang antenna dipole yang telah ditentukan panjang gelombangnya. Kemudian On-kan Signal Generator pada frekuensi 202 MHz dan level RF out pada 80 dBµV. Kemudian matikan RF output (OFF). 3. Beri catu daya pada Measuring Receiver sebesar 12 V (perhatikan polaritasnya). Atur Measuring Receiver sebagai berikut :

RF ATT : ON UNITS : dBµV dan dBµV/m FREQ : 202 MHz 4. Hidupkan RF output (ON) pada signal Generator . 5. Atur arah antenna kedua (penerima) tepat menghadap antenna pertama ( antenna pemancar ) pada satu garis, sehingga input level Measuring Receiver menunjukkan nilai maksimum. Atur frekuensi Signal Generator seperti pada Tabel . catat nilai ini sebagai nilai E1 pada Tabel 1 Catatan : setiap perubahan frekuensi, tekan tombol CAL pada Measuring Receiver. 6. Gantilah antenna kedua dengan antenna under test (antenna Yagi-Uda ). Ulangi

langkah 5. Catat nilai ini sebagai nilai E1 pada E2 pada Tabel 1. 7. Hitunglah Gain antenna yang diuji. G(dB) = E1 - E2 + 2.15 dB 

Pengukuran Pola Radiasi Antena Prosedur Percobaan : A. Pola Radiasi Horizontal 1. Susunlah diagram pengukuran seperti gambar di bawah

2. Pasanglah antena dipole pertama pada pemancar, sedangkan antena kedua adalah antena Yagi-Uda sebagai antena yang diukur pada bagian penerima. Kedua antena dipasang pada posisi horizontal. Hubungkan rotator dengan kontrol rotator. 3. Atur Signal Generator (berfungsi sebagai pemancar) RF output 80 dB𝜇v dan frekuensi 202 MHz. Nilai frekuensi ini adalah frekuensi kerja antena yang sudah diset. 4. Matikan (OFF kan) RF output dari Signal Generator dengan menekan tombol RF OFF/ON (display AMPLITUDE padam). 5. Hidupkan Measuring Receiver (berfungsi sebagai penerima) atur RF ATT : ON, UNITS :dB𝜇V/m dan Frekuensi 202 MHz. 6. Atur RF output Signal Generator ON. 7. Pada bagian penerima, arahkan dengan tepat antena penerima ke antena pemancar sampai level meter Measuring Receiver menunjukkan nilai maksimum. Aturlah posisi ini rotator control berada pada posisi 0 derajat. Catatlah nilai maksimum tersebut pada Tabel 2. 8. Putarlah antena penerima (rotator control) searah dengan jarum jam setiap 10° sampai 360°. Catatlah nilai level meter pada Tabel 2. 9. Plot hasil pengukuran pada Tabel 2 dengan menggunakan Diagram Polar setelah dinormalisasikan.

B. Pola Radiasi Vertikal 10. Ubah posisi kedua antena (pemancar dan penerima) pada posisi vertikal. 11. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 3. 12. Plot hasil pengukuran pada Tabel 3 dengan menggunakan Diagram Polar setelah dinormalisasikan.



Pengaruh elemen – elemen pada antena Array (Yagi- Uda) Prosedur Percobaan: 13. Atur kembali kedua antena pada posisi horizontal dengan frekuensi 202 MHz dan susunlah diagram pengukuran seperti langkah 7. Ulangi langkah 7. 14. Pada langkah berikut,lepas elemen satu persatu sesuai dengan nomor elemen.

15. Catat data pengukuran pada Tabel 4.

C. Pola Radiasi Horizontal Antena Folded Dipole 16. Ganti antena uji dengan antena Folded Dipole dan atur kedua antena pada posisi horizontal. 17. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 5.

D. Pola Radiasi Horizontal Antena Folded Dipole dan Reflektor 18. Pasang kedua elemen reflektor antena penerima seperti pada gambar berikut.

19. Ulangi langkah 3 sampai 8. Catat hasilnya pada Tabel 6 Hasil data yang telah diperoleh pada Tabel 2 sampai 6, plot niali tersebut pada Diagram Polar atau Koordinat Polar yang tersedia. Tentukan nilai-nilai half-power beamwidth (HPBW), attenuasi sidelobe dan front-to-back ratio. Bandingkan hasilhasil tersebut saru sama lain.

 Pengukuran Isolasi Silang (Cross Isolation) Pada pengukuran antenna Yagi-Uda, polaradiasi horizontal (Tabel 2) dan polarisasi vertikal (Tabel 3) pada posisi 0⁰, catat nilai polaradiasi horisontal merupakan nilai E1 dan polaradiasi vertikal merupakan niali E2. Hitung nilai cross isolation , ECI = E1 – E2. Apa yang dimaksud isolasi silang (cross isolation). Polarisasi silang isolasi atau Palang Polarisasi Discrinimation(XPD) adalah perbedaan dalam dB tingkat sinyal yang diterima(RSL) di penerima ketika pada gilirannya, pemancar memiliki polarisasi yang sama dan berbeda dengan penerima. Sebuah antena dengan nilai yang lebih besar lebih disukai. Informasi ini berguna dalam desain microwace ketika di wilayah yang samakita dapat menggunakan frekuensi yang sama dengan polarisasi yang berbeda. Sebagai contoh: TX1: polarisasi vertikal--->RX1: polvertikal. TX2: pol horisontal. --->RX2: pol horisontal. Mereka semua beroperasi difrekuensi yang sama. Sinyal dari TX1, TX2 akan dipisahkan sesuai dengan nilai XPD.

5. Data Pengukuran: 

Tabel 1 Hasil Pengukuran Gain Antena

Tabel 1 Frekuensi (MHz) 174 181 188 195 202 209 216 223 230

E1 dBµV 33 30 32.3 35.2 38.4 29.8 43.4 47 41.6

E2 dBµV/m 39 38 40.9 45.1 49 41.6 55.4 58 53.1

dBµV 51.2 47.5 57 51.2 53.4 47 52.2 59.1 56.7

Keterangan : 

𝐸1 = Antena penerima dipole λ/2



𝐸2 = Antena penerima Yagi-Uda Array 9 elemen

G dBµVm 60 57 60 60.4 63.3 55 62.3 70.2 67.4

dB 20.35 19.65 26.85 18.15 17.15 19.35 10.95 14.25 17.25

dB 23.15 21.15 21.25 17.45 16.45 15.55 9.05 14.35 16.45

GRAFIK 1.1 PENGUKURAN GAIN ANTENA (dalam satuan dbµv)

70 60

G

50 40 26.85

30

20.35

19.65

18.15

20

17.15

19.35 10.95

14.25

17.25

10 0 174

181

188

195

202

209

216

223

230

GRAFIK 1.2 PENGUKURAN GAIN ANTENA (dalam satuan dbµv/m) G 25

23.15

21.15

21.25 17.45

20

16.45

15.55

15

14.35

16.45

9.05

10 5 0 174

181

188

195

202

209

216

223

230



Tabel 2 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Horisontal

Tabel 2 Sudut Level Normalisasi Sudut Level Normalisasi 67.5 0 55 -12.5 0° 190° 66.2 -1.3 -11 10° 200° 56.5 65.8 -1.7 55.5 -12 20° 210° 65 -2.5 53.2 -14.3 30° 220° 64.7 -2.8 -18.1 40° 230° 49.4 64.2 -3.3 -23 50° 240° 44.5 63.5 -4 50 -17.5 60° 250° 62 -7.5 -11.2 70° 260° 56.3 62.3 -5.2 -6.7 80° 270° 60.8 61.5 -6 -4.3 90° 280° 63.2 -14 -3 100° 53.5 290° 64.5 54 -13.5 -1.4 110° 300° 66.1 -11.7 -1.2 120° 55.8 310° 66.3 56 -11.5 67 -0.5 130° 320° -10.7 -0.3 140° 56.8 330° 67.2 57 -10.5 -1 150° 340° 66.5 -10.3 -0.3 160° 57.2 350° 67.2 58 -9.5 67.4 -0.1 170° 360° -9 180° 58.5



Diagram Polar Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Horisontal

Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Horisontal Level (Normalisasi)

340⁰350⁰ 0 330⁰ 320⁰ -5 310⁰ -10 300⁰ -15 290⁰

0⁰

10⁰ 20⁰

30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰ 70⁰

280⁰

-20

80⁰

270⁰

-25

90⁰

260⁰

100⁰

250⁰ 240⁰ 230⁰ 220⁰ 210⁰ 200⁰190⁰

110⁰

180⁰

120⁰ 130⁰ 140⁰ 150⁰ 170⁰160⁰



Tabel 3 Hasil Pengukuran Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Vertikal Tabel 3 Sudut 0⁰ 10⁰ 20⁰ 30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰ 70⁰ 80⁰ 90⁰ 100⁰ 110⁰ 120⁰ 130⁰ 140⁰ 150⁰ 160⁰ 170⁰ 180⁰

Level 61,8 60,2 59,5 58,5 57,8 56,2 54,8 54,5 53,4 51,2 51,5 52,1 51,9 49,2 50,3 52,2 51,8 53,9 50,2

Normalisasi 0 -1.6 -2.3 -3.3 -4 -5.6 -7 -7.3 -8.4 -10.6 -10.3 -9.7 -9.9 -12.6 -11.5 -9.6 -10 -7.9 -11.6

Sudut 190⁰ 200⁰ 210⁰ 220⁰ 230⁰ 240⁰ 250⁰ 260⁰ 270⁰ 280⁰ 290⁰ 300⁰ 310⁰ 320⁰ 330⁰ 340⁰ 350⁰ 360⁰

Level 51,5 50.8 50.6 49,8 51.3 48.5 50.7 53,4 51.3 50,4 52 51 53,8 54 57,3 58 59,2 61

Normalisasi -10.3 -11 -11.2 -12 -10.5 -13.3 -11.1 -8.4 -10.5 -11.4 -9.8 -10.8 -8 -7.8 -4.5 -3.8 -2.6 -0.8



Diagram polar Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Vertikal

Pola Radiasi Direksional Antena Yagi Polarisasi Vertikal Level (Normalisasi) 340⁰350⁰-1 330⁰ 320⁰ -3 310⁰ -5 -7 300⁰ -9 290⁰ -11 280⁰ -13 270⁰ -15

0⁰

30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰ 70⁰ 80⁰ 90⁰

260⁰

100⁰

250⁰ 240⁰ 230⁰ 220⁰ 210⁰ 200⁰190⁰

10⁰ 20⁰

110⁰

180⁰

120⁰ 130⁰ 140⁰ 150⁰ 170⁰160⁰



Tabel 4 Pengaruh Elemen-Elemen Pada Antenna Arry (Yagi- Uda) Tabel 4

No elemen yang dilepas Sebelum elemen dilepas 1 1 2 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 8 1 2 3 4 5 6 8

Level(dB𝜇V) 53.4 53.3 52.9 52.5 52.2 51.9 51.8 51.6 50.1

9

Level(dB𝜇V/m) 63.8 62.9 62.7 62.6 62.3 62.1 61.9 61.7 61.3

GRAFIK 2. PENGARUH PELEPASAN ELEMEN PADA ANTENA ARRAY (YAGI-UDA) Level(dBμV)

Level(dBμV/m)

70

63.8

62.9

62.7

62.6

62.3

62.1

61.9

61.7

61.3

60

53.4

53.3

52.9

52.5

52.2

51.9

51.8

51.6

50.1

AWAL

1

2

3

4

5

6

8

9

50 40 30 20 10 0



Tabel 5 Radiasi Horizontal Antenna Folded Dipole

Tabel 5 Sudut 0⁰ 10⁰ 20⁰ 30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰ 70⁰ 80⁰ 90⁰ 100⁰ 110⁰ 120⁰ 130⁰ 140⁰ 150⁰ 160⁰ 170⁰ 180⁰

Level 61,9 61.3 60.5 59.8 58.2 57.7 56.5 54.2 53.7 52.4 52.7 53.2 55.6 56.3 56.7 57.6 57.7 58.1 56.7

Normalisasi 0 -0.6 -1.4 -2.1 -3.7 -4.2 -5.4 -7.7 -8.2 -9.5 -9.2 -8.7 -6.3 -5.6 -5.2 -4.3 -4.2 -3.8 -5.2

Sudut 190⁰ 200⁰ 210⁰ 220⁰ 230⁰ 240⁰ 250⁰ 260⁰ 270⁰ 280⁰ 290⁰ 300⁰ 310⁰ 320⁰ 330⁰ 340⁰ 350⁰ 360⁰

Level 54.7 55 56.7 56.9 58.6 57.8 57.2 57.5 55.4 56.1 57.2 57.4 58.6 59 60.1 60.9 61.5 61.6

Normalisasi -7.2 -6.9 -5.2 -5 -3.3 -4.1 -4.7 -4.4 -6.5 -5.8 -4.7 -4.5 -3.3 -2.9 -1.8 -1 -0.4 -0.3



Diagram Polar Pola Radiasi Omnidireksional Antena Folded Dipole

Polarisai Horizontal

Pola Radiasi Omnidireksional Antena Folded Dipole Polarisai Horizontal Level (Normalisasi) 350⁰ 0 340⁰ 330⁰ 320⁰ -3 310⁰ 300⁰

0⁰

10⁰

20⁰

30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰

-6

290⁰

70⁰ -9

280⁰ 270⁰

80⁰ 90⁰

-12

260⁰

100⁰

250⁰

110⁰

240⁰ 230⁰ 220⁰ 210⁰ 200⁰ 190⁰

120⁰

180⁰

130⁰ 140⁰ 150⁰ 170⁰160⁰

 Tabel 6

Tabel 6 Pola Radiasi Horisontal Antenna Folded Dipole Dan Reflector

Sudut 0⁰ 10⁰ 20⁰ 30⁰ 40⁰ 50⁰ 60⁰ 70⁰ 80⁰ 90⁰ 100⁰ 110⁰ 120⁰ 130⁰ 140⁰ 150⁰ 160⁰ 170⁰ 180⁰

Level 63,1 62,4 62,9 62,1 61 60,2 58,2 55,1 54,6 54,3 57,5 55,7 54,5 54,3 52,2 51,5 52,4 52,6 53,8

Normalisasi 0 -0.7 -0.2 -1 -2.1 -2.9 -4.9 -8 -8.5 -8.8 -5.6 -7.4 -8.6 -8.8 -10.9 -11.6 -10.7 -10.5 -9.3

Sudut 190⁰ 200⁰ 210⁰ 220⁰ 230⁰ 240⁰ 250⁰ 260⁰ 270⁰ 280⁰ 290⁰ 300⁰ 310⁰ 320⁰ 330⁰ 340⁰ 350⁰ 360⁰

Level 55,5 54,6 54,2 55,5 55,8 56,2 52,5 50,4 49,5 50,9 52,2 55,6 57,5 59,8 61,3 62,7 62,2 62,7

Normalisasi -7.6 -8.5 -8.9 -7.6 -7.3 -6.9 -10.6 -12.7 -13.6 -12.2 -10.9 -7.5 -5.6 -3.3 -1.8 -0.4 -0.9 -0.4



Diagram Polar Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole Polarisai Horizontal dengan Reflector

Pola Radiasi Direksional Antena Folded Dipole Polarisai Horizontal dengan Reflector Level (Normalisasi) 340⁰350⁰ 0 330⁰ 320⁰ -5 310⁰

300⁰

0⁰

10⁰ 20⁰

30⁰ 40⁰ 50⁰

60⁰

-10

290⁰

70⁰ -15

280⁰ 270⁰

80⁰ 90⁰

-20

260⁰

100⁰

250⁰

110⁰

240⁰ 230⁰ 220⁰ 210⁰ 200⁰190⁰

120⁰

180⁰

130⁰ 140⁰ 150⁰ 170⁰160⁰

6.Analisis 

Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa percobaan antenna dipole pertama (antenna pemancar) dengan antenna dipole kedua (antenna penerima) menghasilkan E1 dalam satuan dBµV dan dBµV/m sedangkan percobaan percobaan antenna dipole (antenna pemancar) denga antenna under test atau antenna Yagi-Uda (antenna penerima) menghasilkan E2 dalam satuan dBµV dan dBµV/m. perhitungan gain dapat menggunakan rumus G(dB) = E1 - E2 + 2.15 dB sehingga E1 dan E2 dalam satuan dBµV menghasilkan gain paling besar pada frekuensi 188 MHz dengan nilai sama dengan 26.85 dB sedangkan E1 dan E2 dalam satuan dBµV/m menghasilkan gain paling besar pada frekuensi 174 MHz dengan nilai sama dengan 23.15 dB



Pada Tabel 2 sudut 0° memiliki nilai level yang berada pada posisi maksimum yaitu 67.5 dBµV/m karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. Sedangkan pada saat sudut 240⁰ memiliki nilai level minimum yaitu 44.5 dBµV/m karena pada posisi tersebut arah antena penerima membelakangi antenna pemancar.



Dari Diagram Polar Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Horisontal

didapatkan: 𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@0° 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@180°

67.5𝑑𝐵 58.5𝑑𝐵



𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =



HPBW = (360° - 290°) + 44° = 114°



Pada Tabel 3 sudut 0° memiliki nilai level yang berada pada posisi maksimum yaitu

=

= 1,153846154

61.8 dBµV/m karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. Sedangkan pada saat sudut 240⁰ memiliki nilai level minimum yaitu 48.5 dBµV/m karena pada posisi tersebut arah antena penerima membelakangi antenna pemancar



Dari Diagram Polar Pola Radiasi Antena Penerima Yagi-Uda Vertikal didapatkan :



𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =



HPBW = (360° - 347) + 27° = 40°



Pada Tabel 4 menunjukan bahwa semakin banyak elemen yang di lepas maka gain

𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@0° 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@180°

=

61.8𝑑𝐵 50.2𝑑𝐵

= 1,231075697

semakin menurun. Hal ini berarti elemen yang terdapat pada antena berpengaruh pada pembentukan gain. 

Pada Tabel 5 sudut 0° memiliki nilai level yang berada pada posisi maksimum yaitu 61.9 dBµV/m karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. Sedangkan pada saat sudut 90⁰ memiliki nilai level minimum yaitu 52.4 dBµV/m karena pada posisi tersebut arah antena penerima membelakangi antenna pemancar



Dari Diagram Polar Pola Radiasi Horisontal Antena Penerima Folded didapatkan :



𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =



HPBW = (360° - 316) + 35° = 79°



Pada Tabel 6 sudut 0° memiliki nilai level yang berada pada posisi maksimum yaitu

𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@0° 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@180°

=

61.9𝑑𝐵 56.7𝑑𝐵

= 1,091710758

63.1 dBµV/m karena pada saat itu pancaran dari antena pemancar ke antena penerima memancar secara garis lurus tanpa penghalang. Sedangkan pada saat sudut 270⁰ memiliki nilai level minimum yaitu 49.5 dBµV/m karena pada posisi tersebut arah antena penerima membelakangi antenna pemancar 

Diagram Polar Pola Radiasi Horisontal Antena Penerima Folded Dipole dan Reflektor didapatkan :



𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑡𝑜 𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =



HPBW = (360° - 323) + 52° = 89°

𝐹𝑟𝑜𝑛𝑡 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@0° 𝐵𝑎𝑐𝑘 𝑙𝑜𝑏𝑒 𝑙𝑒𝑣𝑒𝑙@180°

=

63.1𝑑𝐵 53.8𝑑𝐵

= 1,172862454

7.Kesimpulan 1. Gain pada antenna dapat diukur dari banyaknya energi yang dipancarkan dalam arah tertentu sebanding dengan energi yang diradiasikan oleh antenna dipole λ/2 dalam arah yang sama dan semakin besar gain dari suatu antenna maka antenna tersebut semakin memfokuskan energi yang dipancarkan ke satu arah untuk itu dalam satuan dBµV antenna Yagi-Uda akan lebih baik bila bekerja pada frekuensi 188 MHz dan dalam satuan dBµV/m antenna Yagi-Uda lebih baik bekerja pada frekuensi 174 MHz karena pada frekuensi tersebut gainnya paling besar. 2. Antenna penerima dengan sudut 0⁰ atau searah dengan antenna pemancar akan lebih baik dalam meradiasikan energinya sehingga level dayanya semakin tinggi daripada antenna penerima dengan sudut 180⁰ atau tidak searah dengan antenna pemancar. 3. Elemen elemen antenna berpengaruh terhadap penguatan antenna. Semakin banyak elemen yang dilepas maka penguatan yang dihasilkan akan semakin kecil 4. HPBW antena penerima Yagi-Uda horisontal memiliki nilai yang lebih besar yaitu 114⁰ dari pada nilai HPBW antena penerima Yagi-Uda vertikal yaitu 40⁰

Related Documents

Tugas Praktikum
April 2020 26
Modul Praktikum
June 2020 29
Praktikum I.docx
December 2019 48
Praktikum Antena.docx
November 2019 53
Praktikum Ii.docx
December 2019 53
Praktikum B.xlsx
April 2020 21

More Documents from "mah rida"

14 Laurena Widyawati.docx
November 2019 26
Psd 3.docx
November 2019 21
Bab9.docx
November 2019 27
Sistem Pakar Prezi.pdf
June 2020 16