LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA PERCOBAAN I GENETIKA POPULASI
OLEH :
NAMA
: FIQIH ANDI ARYA PRATAMA
STAMBUK
: F1 D4 15 052
KELOMPOK
: I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING
: ABDUL RAKHMAT, S.Si., M.Si
JURUSAN BIOLOGI PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makhluk umumnya umumnya memiliki perbedaan atau ciri-ciri meskipun tergolong dalam satu jenis, begitupun halnya dengan manusia. Manusia yang tersebar di seluruh bumi ini pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda, bahkan kembar identik pun memiliki perbedaan pada masingmasing individu. Perbedaan-berbedaan tersebut biasanya warna rambut, ukuran telinga, warna kulit dan masih banyak lagi. Perbedaan-perbedaan inilah yang menjadi tolak ukur dalam menentukan suatu genetika populasi. Genetika populasi merupakan cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi. Berdasarkan objek bahasannya, genetika populasi dapat dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik. Ilmu ini membicarakan implikasi hukum pewarisan Mendel apabila diterapkan pada sekumpulan individu sejenis di suatu tempat. Berbeda dengan genetika Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu (atau dua kelompok individu yang memiliki genotipe yang sama), genetika populasi berusaha menjelaskan implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi. Genetika Populasi dapat dijelaskan juga dengan berdasarkan pada Hukum Hardy-Weinberg, yang diperkenalkan pertama kali oleh Wilhelm Weinberg (1908) dan, hampir bersamaan tetapi secara independen, Godfrey
Hardy (1908). Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa “suatu populasi berada dalam keadaan seimbang jika frekuensi alel dan frekuensi generasi tetap”. Hukum hardy-Weinberg berlaku apabila tidak terjadi mutasi, tidak terjadi migrasi, terjadi perkawinan acak (random mating), tidak terjadi seleksi alam, dan populasi dalam ukuran besar. Tujuan dari mempelajari genetika populasi yaitu untuk mengetahui variasi individu dan perubahannya dalam populasi. Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum terhadap genetika populasi B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara menghitung frekuensi gen, sifat morfologi, dan sifat tingkah laku berdasarkan hukum Hardy-Weinberg ? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara menghitung frekuensi gen, sifat morfologi, dan sifat tingkah laku berdasarkan hukum Hardy-Weinberg. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah dapat cara menghitung frekuensi gen, sifat morfologi, dan sifat tingkah laku berdasarkan hukum Hardy-Weinberg.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Genetika Genetika (kata
serapan dari bahasa
Belanda: genetica,
adaptasi
dari bahasa Inggris yaitu genetics, dibentuk dari kata bahasa Yunani yaitu γέννω, genno yang
berarti
"melahirkan").
Genetika
adalah
cabang biologi yang mempelajari pewarisan sifat pada organisme maupun suborganisme seperti virus. Secara singkat dapat juga dikatakan bahwa genetika adalah ilmu tentang gendan segala aspeknya. Istilah "genetika" diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang Genetika ke-3 pada tahun 1906. Genetika memiliki kajian ilmu yang sangat luas dan salah satunya yaitu melakukan rekayasa genetika (Anang dan Asep, 2011; Ibrahim, 2014). Seiring perkembangannya, genetika memiliki peran/ atau kontribusi yang amat penting untuk mempelajari bagaimana cara induk mewariskan sifatnya terhadap keturunannya melalui materi genetik yaitu DNA yang di ekspresikan. Novianti dkk (2007), DNA adalah bahan genetik mendasar yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, terkeskpresikan dalam bentuk polipeptida, meskipun tidak seluruhnya adalah protein (dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki reaksi katalitik, seperti SNRPs). Deteksi ekspresi gen dapat dilakukan dengan kuantifikasi kandungan mRNA menggunakan metoda RT-PCR (Real Time-PCR).
B. Populasi Populasi dalam ilmu biologi diartikan sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari sistem yang lebih luas. Sutopo (2001) Populasi dalah suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu, evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel
yang
dimiliki
oleh
individu-individu
anggotanya.
Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam kajian genetika populasi. Sebagaimana dikatakan oleh Junaedi dkk., (2010) bahwa dalam pengambilan suatu data terhadap individu itu memerlukan sampel. C. Genetika Popupasi Genetika populasi merupakan cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi. Bayu (2005), menjelaskan bahwa
berdasarkan
objek
bahasannya,
genetika
populasi
dapat
dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik Populasi dalam arti Genetika untuk mempelajari pola pewarisan sifat pada tingkat populasi terlebih dahulu perlu dipahami pengertian populasi
dalam Lowry (2013) arti genetika atau lazim disebut juga populasi Mendelian. Populasi mendelian ialah sekelompok individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup di tempat tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka terjadi perkawinan (interbreeding) sehingga masingmasing akan memberikan kontribusi genetik ke dalam lungkang gen (gene pool), yaitu sekumpulan informasi genetik yang dibawa oleh semua individu di dalam populasi. D. Hukum Hardy-Weinberg Hukum Hardy-Weinberg memiliki prinsip bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotip adalah tetap dari satu generasi ke generasi lainnya. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa suatu populasi berada dalam keadaan seimbang jika frekuensi alel dan frekuensi generasi tetap. Berdasarkan hukum tersebut, dapat di pastikan bahwa Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik (Lowry, 2013). Salah satu metode untuk memahami konsep Hukum Hardy-Weiberg adalah melakukan morfogenetik pada kucing rumah (Rahman, 2008). Menurut Mulyadi dan Arifin (2010), penjelasan dari hukum HerdyWeinberg bahwa apabila dalam populasi terjadi perkawinan secara acak, tidak terjadi seleksi, mutasi, migrasi dan random driff
maka frekuensi
genotip dan genya tidak mengalami perubahan dari generasi ke generasi. Apabila terjadi perkawinan secara acak, dan terjadi mitigasi, kecil
kemungkina terjadinya perkawinan inbreeding, karena faktor yang dapat menyebabkan tingginya heterozigositas adalah perkawinan outbreeding.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu 26 Oktober 2016, pukul 07.30-selesai WITA, yang bertempat di Laboratorium Genetika, Program Studi Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Penngetahua Alam, Universitas Halu Oleo, kendari. B. Alat Alat yang digunakan pada prraktikum ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Alat dan Kegunaan No. Nama Alat 1 2 1. Blood lancet 2. Tusuk gigi 3. kamera 4.
Alat tulis
Kegunaan 4 Untuk mengambil sampel darah Untuk menghomogenkan objek pengamatan Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan Untuk mencatat hasil pengamatan
C. Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Bahan dan Kegunaan No. Nama bahan 1 2 1. Darah manusia 2. Alkohol 70 % 3. Kertas golongan darah 4. Kapas 5. Antiserum A, B, dan AB 6. Peserta
Kegunaan 4 Sebagai objek pengamatan untuk mensterilkan permukaan kulit Untuk wadah objek pengamatan Untuk Untuk mengetahui jenis golongan darah Untuk sampel pengamatan
D. Prosedur Kerja Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data yang berupa golongan darah, pola telinga dominan (yang
memiliki
telinga
menggantung)
dan
resesif
(yang
tidak
menggantung), pola lidah yang memiliki lidah dominan (dapat menggulung) maupun resesif (tidak dapat menggulung) kemudian didata pada tabel pengamatan. 2. Untuk golongan darah diawali dengan membersihkan salah satu jari kiri dengan kapas yang diberi alkohol 70 %, dan membiarkan alkohol tersebut kering. 3. Mengolah data yang telah terkumpul tersebut berdasarkan Hukum HardyWeinberg dan presentase Chi2.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 3, 4 dan 5. Tabel 3. Hasil pengamatan golongan darah No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama 2 Wahyu Tri Pamungkas Ucka Zulfikar Abdul Rahman Wahid Melky Tenouye Nasrul Saputra Muh. Subri Muh. Abit Aksarullah Ketuk Jovi Saputra Asri Afdzakun Miklan S. Gamsir Martinus Dwi Fredy Iqbal Prasetya Jumtrisnandar Nurlan Bastiar Asrul Azhari Ld. Muh. Jumardin Asrul Fiqih Andi Arya Febryanto Agus Sabaruddin Ahmad Agus Rafly Anugrah P. Nilawati Nadya Ayu Pratiwi Ira Zulfiah Nuryuli Firnayanti Elming Mufida Asmiatin St. Marda Nurwani
L/P 3 L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L P P P P P P P P P
A 4
Golongan darah B AB 5 6
O 7
Tabel 3. Lanjutan 1 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
2 3 Wikni P Sarti Muliana P Nurani P Misrawati P Asnawati P Riska Jayanti P Yuni Karmila P Winda Wulandari P Indi Asma P Fitrianti P Asniawati P Liliana P Elsya Restiani P Idawati P Lian Min Ristin P Kurniayati P Irsa Sri Wahyuni P Kasmilawati P Tri Astuti P Feriska Rustimin P Wa Masni P Fitriani P Pitriani P Niluh Ani Sapitri P Siti Sulhijanur P Indrayani P Nisa almusayang P Jumlah Hukum Hardy-Weinberg
4
5
6
7
16 0,24
7 0,33
27 0,67
10 0,16
Tabel 4. Hasil pengamatan pola lidah No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama 2 Wahyu Tri Pamungkas Ucka Zulfikar Abdul Rahman Wahid Melky Tenouye Nasrul Saputra Muh. Subri Muh. Abit Aksarullah Ketuk Jovi Saputra Asri Afdzakun Miklan S. Gamsir
P/L 3 L L L L L L L L L L L
Lidah dapat Menggulung 4
Lidah tidak dapat Menggulung 5
Tabel 4. Lanjutan 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Martinus Dwi Fredy Iqbal Prasetya Jumtrisnandar Nurlan Bastiar Asrul Azhari Ld. Muh. Jumardin Asrul Fiqih Andi Arya Febryanto Agus Sabaruddin Ahmad Agus Rafly Anugrah P. Nilawati Nadya Ayu Pratiwi Ira Zulfiah Nuryuli Firnayanti Elming Mufida Asmiatin St. Marda Nurwani Wikni Sarti Muliana Nurani Misrawati Asniawati Riska Jayanti Yuni Karmila Winda Wulandari Indi Asma Fitrianti Asnawati Liliana Elsya Restiani Idawati Lian Min Ristin Kurniayati Irsa Sri Wahyuni Kasmilawati Tri Astuti Feriska Rustimin Wa Masni Fitriani Pitriani Niluh Ani Sapitri
L L L L L L L L L L L L L P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
Tabel 4. Lanjutan 58 59 60
Siti Sulhijanur Indrayani Nisa Almuzayan Jumlah hukum Hardy-Weinberg
P P P
26 0,6
34 0,4
Tabel 5. Hasil pengamatan pola telinga No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama 2 Wahyu Tri Pamungkas Ucka Zulfikar Abdul Rahman Wahid Melky Tenouye Nasrul Saputra Muh. Subri Muh. Abit Aksarullah Ketuk Jovi Saputra Asri Afdzakun Miklan S. Gamsir Martinus Dwi Fredy Iqbal Prasetya Jumtrisnandar Nurlan Bastiar Asrul Azhari Ld. Muh. Jumardin Asrul Fiqih Andi Arya Febryanto Agus Sabaruddin Ahmad Agus Rafly Anugrah P. Nilawati Nadya Ayu Pratiwi Ira Zulfiah Nuryuli Firnayanti Elming Mufida Asmiatin St. Marda Nurwani Wikni Sarti Muliana Nurani
P/L 3 L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L P P P P P P P P P P P P
Telinga Menggantung 4
Telinga Menempel 5
Tabel 5. Lanjutan 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Misrawati Asniawati Riska Jayanti Yuni Karmila Winda Wulandari Indi Asma Fitrianti Asnawati Liliana Elsya Restiani Idawati Lian Min Ristin Kurniayati Irsa Sri Wahyuni Kasmilawati Tri Astuti Feriska Rustimin Wa Masni Fitriani Pitriani Niluh Ani Sapitri Siti Sulhijanur Indrayani Nisa Almuzayan Jumlah
P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P
hukum Hardy-Weinberg
30 0,7
30 0,7
B. Pembahasan Genetika
populasi
merupakan
cabang genetika yang
membahas
transmisi bahan genetik pada ranah populasi. Berdasarkan objek bahasannya, genetika populasi dapat dikelompokkan sebagai cabang genetika yang berfokus pada pewarisan genetik. Ilmu ini membicarakan implikasi hukum pewarisan Mendel apabila diterapkan pada sekumpulan individu sejenis di suatu tempat. Berbeda dengan genetika Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu (atau dua kelompok individu yang memiliki genotipe yang sama), genetika populasi berusaha menjelaskan
implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi. Genetika Populasi dapat dijelaskan juga dengan berdasarkan pada Hukum Hardy-Weinberg, sebagaimana yang dilakukan pada praktikum ini dengan melibatkan Mahasiswa Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo untuk mengambil data golongan darah, pola lidah, dan pola telinga. Pengamatan pertama yang dilakukan yaitu mengambil data golongan darah pada 60 mahasiswa, dan di dapatkan data yang memiliki golongan darah A sebanyak 16 mahasiswa, golongan darah B sebanyak 7 mahasiswa, golongan darah AB sebanyak 10 mahasiswa dan golongan darah O sebanyak 27 mahasiswa. Data golongan darah mahasiswa tersebut kemudian dihitung frekuensi gen penggolongan darah ABO berdasarkan persamaan Hukum Hardy-Weinberg (p2 + q2+ r2 + 2pq+2pr = 1), nilai kritis ( nilai kepercayaan ), nilai X2 tab, dan nilai chi2 (X2 tab), menerima kesimpulan. Secara berturutturut didapatkan hasil sebagai berikut : 1,09 = 1, 59, 58, 138,88 dan terima Ho. Pengamatan kedua yang dilakukan yaitu mengambil data pola lidah pada 60 mahasiswa, dan didapatkan data yang memiliki pola lidah menggulung (dominan) sebanyak 34 mahasiswa, dan pola lidah tidak dapat menggulung (resesif) sebanyak 26 mahasiswa. Data pola lidah mahasiswa tersebut kemudian dihitung frekuensi gen lidah menggulung dan tidak menggulung berdasarkan hukum Hardy-Weinberg (p2 + 2pq + q2 = 1), dominan dan resesif
untuk pria dengan menggunakan rumus chi2, dan dominan dan resesif untuk
wanita dengan menggunakan rumus chi2. Secara berturut-turut didapatkan hasil
sebagai berikut : 1,07 = 1, 76,82, dan 73,95. Pengamatan ketiga yang dilakukan yaitu mengambil data pola telinga sebanyak 60 mahasiswa dan didapatkan data yang memiliki pola telinga menggantung (dominan) sebanyak 30 mahasiswa, dan pola telinga menempel (resesif) sebanyak 30 mahasiswa. Data pola lidah mahasiswa tersebut kemudian dihitung frekuensi gen telinga menggantung dan menempel berdasarkan hukum Hardy-Weinberg (p2 + 2pq + q2 = 1), dominan dan resesif untuk pria dengan menggunakan rumus chi2, dan dominan dan resesif untuk wanita dengan menggunakan rumus chi2. Secara berturut-turut didapatkan hasil sebagai berikut : 1,01 = 1, 76,82 dan 58,82.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah menghitung frekuensi gen yaitu dengan menggunakan hukum Hardy-Weinberg yaitu p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr = 1, sifat morfologi dan sifat tingkah laku dengan menggunakan rumus Chi2. B. Saran Saran yang dapat saya ajukan pada praktikukum ini adalah sebaiknya laboratorium menyediakan alat dan bahan yang sebelum praktikan melakukan praktikum di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA Anang, K., dan Bambang, T., 2011, Konsep Hukum Genetika Mendel, Universitas Jenderal Soedirman, Yogyakarta. Bayu, E., S, 2005, Ekspresi Gen Pada Sel Eukariotik, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ibrahim, F., 2014, Pengembangan Vaksin Influenza berbasis Rekayasa Genetik, Jurnal Riset, 7 (1) : 2 Junaedi, E., Sagala, E. P., dan Joko, 2010, Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbiculasp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin, Jurnal Penelitian Sains, 13 (3) : 4 Lowry, M., A., 2013, Identifikasi Penyakit Genetik Sebagai Faktor Utama Terjadinya Kegagalan Proses Reproduksi. Jurnal Kesehatan, 4 (2) : 3 Mulyadi, D., dan Arifin, J., 2010, Pendugaan Keseimbangan Populasi dan Heterozigositas Menggunakan Pola Protein Albumin Darah Pada Populasi Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed) di Daerah Indramayu, Jurnal Ilmu Ternak, 10 (2) : 2 Novianti, H., Sumadi, Restanto, D. P., Siswoyo, T. A., dan Sugiharto, B., 2007, Isolasi dan Karakterisasi Ekspresi Gen untuk Protein Sucrose Transporter pada Tanaman Tebu (Saccharum officinarum), Junal Ilmu Dasar, 8 (2) : 3 Rahman, A., 2008, Morfogenetika Kucing Rumah (Felis Domesticus) di Desa Jagobayo Kecamatan Lais Bengkulu Utara Bengkulu, Jurnal Exacta, 4 (2) : 5 Sutopo, 2001, Penentuan Jumlah Sampel Dalam Penelitian, STIE, Semarang.
LAMPIRAN A. Golongan Darah Analisis data : 1. Menentukan frekuensi gen penggolongan darah ABO berdasarkan persamaan Hukum Hardy-Weinberg. p2 + q2+ r2 + 2pq+2pr = 1 misalkan p = untuk frekuensi golongan darah A (IA) q = untuk frekuensi golongan darah B (IB) r = untuk frekuensi golongan darah O (IO) q2 = 0,11
q = 0,33
r2 = 0,45
r = 0,67
2pq = 0,16 Substitusi q = 0,33 ke persamaan 2pq 2pq = 2. p . 0,33 0,16 = 2 . p . 0,33 2p = 0,16/0,33 2p = 0,48 P = 0,24 p2 + q2+ r2 + 2pq+2pr = 1 (0,24)2 + (0,33)2 + (0,67)2 + 2 (0,24 x 0,33) + 2 (0,24 x 0,67) = 1 0, 05 + 0,11 + 0,45 + 0,16 + 0,32 = 1 0,16 + 0,93 = 1
1,09 = 1 A = 16 B =7 AB = 10 O = 27 2. Menentukan nilai kritis ( nilai kepercayaan ) α = 95 % k= n-1 = 60-1 = 59 3. Menentukan nilai X2 tab X2 tab = X2 α = k-1 k-1
= 59-1 = 58
4. Menentukan nilai chi2 (X2 tab) chi2 = (o1A – e)2 + (o1B – e)2 + (o1AB-e)2 + (o1O-e)2 e e e e chi2 = ( 16-60)2 + ( 7-60)2 + (10-60)2 + (27-60)2 60 60 60 60 chi2 = (-44)2 + (-53)2 + (-50)2 + (-33)2 60 60 60 60 chi2 = 1936 + 2809 + 2500 + 1089 60 60 60 60 chi2 = 32,26 + 46,81 + 41,66 + 18,15 chi2 = 138,88 5. Membuat kesimpulan Terima H0
B. Pola Lidah Analisis data : 1. Menentukan frekuensi gen lidah menggulung dan tidak menggulung berdasarkan hukum Hardy-Weinberg. Misalkan : p = lidah dapat menggulung q = lidah tidak dapat menggulung p2 = ?
q2 = 0,43
q = 0,6
substitusi q = 0,6 ke persamaan p + q =1 p = 1-0,6 p = 0,4 p2 + 2pq + q2 = 1 (0,4)2 + 2 (0,4 x 0,6) + 0,6 = 1 0,16 + 0,48 + 0,43 = 1 1,07 = 1 2. Menentukan dominan dan resesif untuk pria dengan menggunakan rumus chi2 chi2 = (o – e)2 + (o – e)2 e e chi2 = ( 13 – 60)2 + (11-60)2 60 60 chi2 = (-47)2 + (-49)2 60 60 2 chi = 2209 + 2401 60 60 2 chi = 36,81 + 40,01 chi = 76,82 3. Menentukan dominan dan resesif untuk wanita dengan menggunakan rumus chi2 chi2 = (o – e)2 + (o – e)2 e e
chi2 = ( 21 – 60)2 + (15 – 60)2 60 60 chi2 = (-39)2 + (-45)2 60 60 chi2 = 1521 + 2916 60 60 chi2 = 25,35 + 48,6 chi2 = 73,95 C. Pola Telinga Analisis data : 1. Menentukan frekuensi gen telinga menggantung dan telinga menempel berdasarkan hukum Hardy-Weinberg. P2 + 2pq + q = 1 Misalkan : p = telinga menggantung q = telinga menempel p2 = ?
q2 = 0,5
q = 0.7
substitusi q = 0,7 ke persamaan p + q = 1 p+q=1 p = 1-0,7 = 0,3 p2 + 2pq + q2 = 1 (0,3)2 + 2 (0.3 x 0,7) + (0,7)2 = 1 0,09 + 0,42 + 0,5 = 1 1,01 = 1 2. Menentukan dominan dan resesif untuk pria dengan menggunakan rumus chi2 chi2 = (o – e)2 + (o – e)2 e e chi2 = ( 11 – 60)2 + (13-60)2 60 chi2 = (-49)2 + (-47)2 60 60
60
chi 2 = 2401 + 2209 60 60 2 chi = 40,01 + 36,81 chi = 76,82 3. Menentukan dominan dan resesif untuk wanita dengan menggunakan rumus chi2
chi2 = (o – e)2 + (o – e)2 e e 2 2 chi = ( 19 – 60) + (17 – 60)2 60 chi2 = (-41)2 + (-43)2 60 60 chi2 = 1681 + 1849 60 60 chi2 = 28,01 + 30,81 chi2 = 58,82
60