Praktikum Iii.doc

  • Uploaded by: Eka nur wahyuni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Iii.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 2,276
  • Pages: 16
LAPORAN PRAKTIKUM III GENETIKA (ABKC 2403) “PERTUMBUHAN BULUH SERBUK SARI” OLEH : Maei Saroh A1C215023 Kelompok IIA ASISTEN DOSEN : Antung Fitriani Rahmi Pratiwi DOSEN PENGASUH : Dr. H. M Zaini, M. Pd Drs. Bunda Halang, MT Riya Irianti, S.Pd, M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 2017

PRAKTIKUM III Topik

: Pertumbuhan Buluh Serbuk Sari

Tujuan

: 1. Untuk mengamati proses keluarnya buluh serbuk sari. 2. Untuk mengamati pengaruh larutan sukrosa dan asam borax terhadap proses tersebut.

Hari / tanggal : Senin / 13 Maret 2017 Tempat

: Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN A. ALAT 1. Mikroskop 2. Jarum preparat 3. Pipet tetes 4. Gelas kimia 5. Alat tulis 6. Kaca benda 7. Kaca penutup 8. Penjepit 9. Cawan petri 10. Baki B. BAHAN 1. Larutan sukrosa 2 %, 5 %, dan 10 % 2. Larutan asam borax 3. Butir serbuk sari Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 4. Butir serbuk sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)

II. CARA KERJA 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. 2. Menggunakan pipet tetes untuk meneteskan larutan sukrosa 10 % di atas cawan petri.

3. Meletakkan butir serbuk sari di atas cawan petri dengan menggunakan jarum oase, kemudian mendiamkannya selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit. 4. Mengambil satu butir serbuk sari yang direndam, meletakkan pada kaca benda dan menutup kaca benda dengan kaca penutup, 5. Meletakkan preparat di bawah mikroskop kemudian mengamati dan menggambarkan hasil pengamatan tersebut. 6. Mengulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan larutan sukrosa 2 %, 5 %, dan asam borax yang dilakukan oleh kelompok lain 7. Mengamati pertumbuhan buluh serbuk sari masing-masing bahan dan mencatat waktu yang diperlukan pada masing-masing larutan. III. TEORI DASAR Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan seperti halnya dengan bagian-bagian bunga lain, benang saripun merupakan suatu metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan. Benang sari merupakan matamorfosis yang masih terlihat dengan mata. Benang sari terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1. Filamentum atau tangkai sari Merupakan bagian yang terbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat. 2. Anthera atau kepala sari Adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian dalam memiliki 2 ruang sari dan setiap ruang sari berasal dari ruangan kecil, di situlah tempat terbentuknya serbuk sari atau pollen yang kemudian serbuk sari jatuh ke kepala putik, dimana serbuk sari itu akan tumbuh suatu buluh menuju ke bakal biji sehingga dapat be4rsatu atau melebur dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga. 3. Penghubung serbuk sari Merupakan lanjutan dari tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari atau ruang sari yang terdapat di kanan kiri penghubung tersebut.

Ruang sari merupakan tempat terbentuknya serbuk sari dan setelah terjadi persarian maka serbuk sari akan tumbuh berupa suatu buluh yang menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat dalam serbuk sari akhirnya akan melebur atau bersatu dengan sel telur yang terdapat dalam kantong lembaga. Peleburan inti sperma dengan inti sel telur disebut Pembuahan. Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jenis bunga yang menghasilkan serbuk sari. Bunga yang satu dengan bunga yang lain berada dalm bentuk buluh serbuk sari terutama dalam hal kecepatannya, ini dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan. Jika serbuk sari ini sudah masak, maka kepala sari pecah untuk memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang berbeda-beda, misalnya : a. b. c. d.

Dengan celah yang membujur. Dengan celah yang melintang. Dengan sebuah liang pada ujung kepala sari. Dengan klep atau katup-katup. Benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang kurang

sempurna, yang mana benang sari tidak lagi menghasilkan serbuk sari yang mampu menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah bentuk dan fungsinya. IV. HASIL PENGAMATAN A. TABEL PENGAMATAN

Larutan Sukrosa 2 %

5 Menit

10 Menit

20 Menit

Perbesaran 4x10

Peresaran 4x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Sukrosa 5 %

Sukrosa 10 %

Asam borax

1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

2. Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus) Larutan Sukrosa 2 %

Sukrosa 5 %

5 Menit

10 Menit

20 Menit

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x40

Perbesaran 10x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 4x10

Perbesaran 4x10

Perbesaran 4x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 4x10

Perbesaran 10x10

Perbesaran 4x10

Perbesaran 40x10

Sukrosa 10 %

Asam borax

B. Foto Pengamatan Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus) sukrosa 2% 1. Waktu 5 Menit Keterangan : 1. Pollen 2. Buluh serbuk sari 3. Duri kecil

Sumber: Dok. Pribadi. 2017 2. Waktu 10 Menit Keterangan : 1. Pollen 2. Buluh serbuk sari 3. Duri kecil

Sumber: Dok. Pribadi. 2017

C. Foto Literatur 1. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Keterangan : 1. Pollen 2. Buluh serbuk sari 3. Anthera

Sumber: Kaiputri. 2015 2.

Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus) Keterangan : 1. Pollen 2. Duri kecil 3. Buluh serbuk sari

Sumber: Herry. 2014

V. ANALISIS DATA 1.Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Klasifikasi

:

Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Subclass : Dilleniidae Ordo : Malvales Family : Malvaceae Genus : Hibiscus Species : Hibiscus rosa-sinensis L. (Sumber : Cronquist, 1981.) Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada buluh serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan buluh serbuk sari bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dengan perlakuan yang sama yaitu dengan perendaman menggunakan larutan sukrosa 2%, 5%, dan 10% serta larutan asam borax, selain itu pengamatan buluh serbuk sari tersebut dilakukan selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit. Dari pengamatan tersebut didapat hasil

yang

berbeda-beda

disebabkan

oleh

pengaruh

dari

larutan,

konsentrasinya, dan lamanya waktu perendaman. Berikut data hasil a.

pengamatan kelompok kami : Sukrosa 2 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga sepatu yang direndam dengan larutan sukrosa 2 % selama 5 menit, dapat dilihat pertumbuhan awal buluh serbuk sari berupa duri-duri kecil yang melekat di sekeliling lingkaran (serbuk sari) yang disebut penebalan dinding sel pada butir serbuk sari. Kemudian pada waktu 10 menit, pertumbuhan buluh serbuk semakin cepat, yaitu ditandai dengan adanya duri yang lebih panjang dan tebal. Dan pada waktu 20 menit, pertumbuhan buluh serbuknya semakin cepat, durinya pun semakin panjang.

b.

Sukrosa 5 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga sepatu yang direndam dengan larutan sukrosa 5 % selama 5 menit, terlihat duri yang sudah mulai memanjang dan membesar. Akan tetapi, duri-duri tersebut masih jarang dan tidak terlalu banyak. Kemudian pada waktu 10

menit, duri-duri menjadi lebih padat jika dibandingkan dengan waktu 5 menit. Dan pada waktu 20 menit, duri-durinya menjadi lebih padat lagi. Semakin lama waktu perendaman, maka semakin banyak serbuk sari yang keluar dan tumbuh. c. Sukrosa 10 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga sepatu yang direndam dengan larutan sukrosa 10% selama 5 menit, terlihat buluh serbuk yang sedang berkembang. Perkembangan pada sukrosa 10% lebih cepat dibandingkan dengan larutan sukrosa berkonsentrasi rendah (2% dan 5%). Serbuk sari yang terlihat berbentuk seperti bola dan terdapat duriduri kecil. Kemudian pada waktu 10 menit, pertumbuhan buluh serbuk sari menjadi lebih cepat dan duri-durinya semakin panjang. Dan pada waktu 20 menit, terlihat duri-duri yang lebih padat dan lebih panjang dari sebelumnya. d. Asam borax Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga sepatu yang direndam dengan larutan asam borax, terlihat pertumbuhan buluh serbuk sari yang cukup lambat. Pada perlakuan 5 menit bentuk serbuk sari lonjong dengan penebalan dinding serbuk sari ke arah luar (berupa duri pada tepi serbuk sari). Kemudian pada perlakuan 10 menit bentuk serbuk sari menjadi bulat dan terdapat duri yang jarang dan memendek dari yang sebelumnya, sedangkan pada perlakuan 20 menit bentuknya berubah lagi menjadi bulat dengan buluh yang semakin memendek dan jarang. Fungsi dari asam borax adalah menghambat pertumbuhan dari serbuk sari.

2. Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus) Klasifikasi

:

Kingdom Divisio Classis Subclass Ordo Family Genus

: Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Dilleniidae : Malvales : Malvaceae : Hibiscus

Species (Sumber

: Hibiscus tiliaceus : Cronquist, 1981.) Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan

data kelompok dan mengamati dari foto pengamatan yang didapatkan berikut hasil yang bisa saya dapatkan : a. Sukrosa 2 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga waru yang direndam dengan larutan sukrosa 2% selama 5 menit, buluh serbuk sudah terlihat jelas tapi buluh-buluhnya masih jarang. Buluh serbuk tersebut juga sudah mulai tampak dan berkembang. Kemudian pada waktu 10 menit, pertumbuhan buluh serbuknya lebih cepat dan durinya pun semakin kelihatan dan susunannya lebih rapat. Begitu pula yang terlihat pada menit ke-20, pertumbuhan buluh serbuknya lebih cepat lagi. Durinya pun semakin kelihatan dan susunannya juga lebih rapat. Lamanya waktu perendaman mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh. b. Sukrosa 5 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga waru yang direndam dengan larutan sukrosa 5% selama 5 menit, terlihat pertumbuhan buluh serbuk masih kurang sempurna (masih kecil-kecil). Kemudian pada perendaman 10 menit, mulai terlihat adanya buluh yang tumbuh dan lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit, buluh serbuk sari semakin bertambah banyak di sekeliling butir serbuk sarinya. Lamanya waktu perendaman mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh. Konsentrasi larutan juga mempengaruhi jumlah buluh serbuk sari yang tumbuh. c. Sukrosa 10 % Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga waru yang direndam dengan larutan sukrosa 10% selama 5 menit, terlihat adanya buluh serbuk sari yang tumbuh, namun ukurannya masih kecil dan sedikit. Kemudian pada butir serbuk sari perendaman 10 menit terlihat cukup banyak buluh serbuk sari yang tumbuh. Pada serbuk sari yang direndam dalam larutan selama 20 menit terlihat buluh serbuk sari semakin bertambah banyak di sekeliling butir serbuk sarinya. Hal ini dikarenakan

konsentrasi larutan sukrosanya lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengamatan sebelumnya. d. Asam borax Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada serbuk sari bunga waru yang direndam dengan larutan asam borax selama 5 menit, pertumbuhan buluh serbuk sari bunga waru juga termasuk lambat, sama halnya seperti yang terdapat pada bunga sepatu. Penebalan dinding sel ke arah luar (berupa duri pada tepi serbuk) semakin terlihat dan pertumbuhan buluh serbuk makin mendekati sempurna, tetapi duri di tepi serbuk sari makin jarang. Dari perendaman yang dibuat menjadi 3 perlakuan (5 menit, 10 menit dan 20 menit) menggunakan 4 macam larutan yang berbeda, dapat diketahui

bahwa larutan sukrosa dan larutan asam borax dapat

mempengaruhi pertumbuhan buluh serbuk sari yang diawali dengan terjadinya penebalan dinding sel pada serbuk sari. Larutan sukrosa berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh serbuk sari, sedangkan larutan asam borax berfungsi untuk memperlambat pertumbuhan buluh serbuk sari. Di antara larutan sukrosa dan larutan asam borax, larutan sukrosa yaitu larutan sukrosa 10% lebih mempengaruhi terhadap pertumbuhan buluh serbuk sari, karena berdasarkan literatur, penebalan dinding sel awalnya memanjang sedikit demi sedikit kemudian kembali memendek, kemudian barulah terjadi pertumbuhan buluh serbuk sari. Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari dipengaruhi juga oleh beberapa hal, seperti jenis bunga, konsentrasi larutan, dan waktu yang diperlukan. Selain itu faktor lingkungan juga berpengaruh. Pada pengamatan kali ini, pertumbuhan buluh serbuk sari pada bunga sepatu dan waru hampir sama, yang berbeda adalah kecepatan tumbuhnya. Semakin tinggi konsentrasinya, maka semakin cepat pula pertumbuhan buluh serbuknya. Begitu juga dengan waktu, semakin lama waktu perendaman serbuk, maka semakin cepat pertumbuhannya. Hubungan konsentrasi dan waktu perendaman dengan pertumbuhan buluh serbuk sari ini dapat dikatakan sebanding atau berbanding lurus.

VI. KESIMPULAN 1.

Semakin tinggi konsentrasi larutan

dan semakin

lama waktu perendaman maka pertumbuhan buluh serbuk sari akan semakin cepat. 2.

Larutan sukrosa dapat memicu tumbuhnya buluh serbuk sari karena memiliki fungsi yang sama dengan cairan

yang

dihasilkan oleh papila pada kepala putik yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan buluh serbuk sari. 3.

Larutan asam borax dapat menyebabkan suatu reaksi terhadap zat yang ada pada serbuk sari sehingga dapat merangsang pertumbuhan buluh serbuk sari.

4.

Bentuk penebalan yang berupa tonjolan-tonjolan disebut dengan trikoma yang merupakan struktur tambahan.

V. DAFTAR PUSTAKA Cronquist, Arthur. 1981. An Integrated System Of Classification Of Flowering Plants. New York : Columbia University Press. Halang, Bunda dan Zaini H.M. 2017. Penuntun Praktikum Genetika : Banjarmasin:. PMIPA FKIP ULM Herry. 2014. Palinologi bunga. http://herry70.blogspot.co.id/2014/05/palinologi-bunga.html Diakses pada tanggal 15 Maret 2017 Kaiputri. 2015. Kembang sepatu. http://www. kaiputri.blogspot.com. diakses tanggal 15 maret 2017 Kimball, John.W. 1983. Biologi Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga. Weish, James R dan Johanis P.M. 1991. Dasar-Dasar Genetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta : Penerbit Erlangga.

PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI 1.

Jelaskan proses keluarnya buluh serbuk sari!

2.

Sebutkan dan jelaskan pengaruh larutan sukrosa dan asam borax terhadap proses tersebut!

3.

4.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan: a.

Pembuahan

b.

Serbuk sari

c.

Putik

Jelaskan kesimpulan pada praktikum tersebut!

JAWAB: 1.

Setelah terjadi pensarian maka serbuk sari akan tumbuh berupa buluh menuju ke bakal biji menuju pembuahan proses serbuk sari terhadap benjolanbenjolan kearah luar dan dinding sel merupakan pemanjangan dan penebalan sentrifugal dari buluh serbuk sari. Berdasarkan cara penebalannya, dinding sel menebal secara aposisi bentuk penebalan berupa tonjolan.

2.

Pengaruh larutan sukrosa dan borax yaitu mengenai kecepattan pembentukan buluh serbuk dengan perbedaan konsentrasi larutan yaitu 2%, 5%, dan 10%. Pengaruh larutan tersebut ditandai dengan perbedaan pertumbuhan tonjolan pada serbuk sari.

3.

a. Pembuahan yaitu proses peleburan inti sperma dengan inti sel telur yang terjadi setelah persarian serbuk sari akan tumbuh pembuluh ke bakal biji. Inti sperma yang terdapat pada serbuk sari akhirnya melebur dengan sel telur.

b. Serbuk sari terdapat pada kepala sari yang akan membentuk buluh serbuk sari yang terdapat tonjolan dari dinding sel sebagai pemanjangan dan penebalan sentrifugal dari buluh serbuk sari. c. Putik merupakan alat kelamin betina pada tumbuhan.

4.

Kesimpulan dari praktikum ini adalah : 1. Konsentrasi larutan yang tinggi mempengaruhi pertumbuhan serbuk sari yang ditandai dengan perbedaan kecepatan setiap perlakuan. 2. Lamanya waktu perendaman mempengaruhi pertumbuhan serbuk sari, semakin lama perendaman serbuk sari maka pertumbuhan pun akan semakin cepat.

Related Documents

Tugas Praktikum
April 2020 26
Modul Praktikum
June 2020 29
Praktikum I.docx
December 2019 48
Praktikum Antena.docx
November 2019 53
Praktikum Ii.docx
December 2019 53
Praktikum B.xlsx
April 2020 21

More Documents from "mah rida"