Praktikum Hematologi.docx

  • Uploaded by: Agus Adi Putra
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Praktikum Hematologi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,851
  • Pages: 10
PRAKTIKUM HEMATOLOGI HITUNG JENIS LEUKOSIT

Oleh : NLP SANTIKA DEWI P07134027068 Semester IV B

JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 2019 HITUNG JENIS LEUKOSIT

I.

TUJUAN a. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung jenis-jenis leukosit b. Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa dapat melakukan hitung jenis leukosit dengan baik dan benar 2. Mahasiswa dapat membedakan jenis-jenis leukosit II.

TEMPAT DAN WAKTU Praktikum hitung jenis leukosit dilakukan di laboratorium hematologic pada : Hari / tanggal

: Kamis, 14 Maret 2019

Waktu

: 12.00 -17.40 WITA

III. PRINSIP Apusan darah tepi diamati dengan mikroskop pada pembesaran objektif 100x dengan penambahan oil imersi. Diff count dilakukan pada counting area dimana eritrosit menyebar merata. Bentuk –bentuk leukosit dihitung hingga 100 sel. IV. DASAR TEORI Leukosit, sering disebut sel darah putih, merupakan sel darah yang mengandung inti yang ada dalam tubuh manusia yang berfungsi mekanisme pertahanan tubuh. Leukosit secara umum dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu granulosit jika dalam sitoplasmnaya terlihat granula, dan agranulosit jika sitoplasmanya tidak bergranuler. Jenis leukosit yang masuk kedalam leukosit granulosit, antara lain netrofil, basofil, dan eosinofil, dan yang termasuk leukosit agranulosit adalah monosit dan limfosit. Untuk menjalankan fungsinya leukosit menggunakan metode cari dan serang, yaitu dengan cara sel-sel tersebut pergi ke tempat yang terinvasi atau jaringan yang rusak. Alasan utama mengapa leukosit terdapat di dalam darah adalah agar mereka dapat dengan cepat diangkut dari tempat pembentukkannya dan penyimpanannya ke mana mereka diperlukan. Leukosit berperan dalam pertahanan tubuh, baik seluler maupun humoral terhadap zat-zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos celah antara sel-sel endotel untuk kemudian menuju ke jaringan ikat yang dituju. Pada orang dewasa normal kisaran jumlah leukosit sebesar 4.400- 11.300/μL darah. Jumlah leukosit dalam sirkulasi dapat berubah seiring dengan keadaan yang dialami. Penderita dengue akan mengalami leukopenia pada awal periode kritis, sebelum penurunan jumlah trombosit

terjadi, namun bagaimana mengenai perubahannya selama infeksi dengue, baik dalam jumlah maupun jenisnya belum banyak penelitian yang meneliti mengenai hal tersebut. V.

ALAT BAHAN a. Alat 1. Mikroskop b. Bahan 1. Sediaan apus darah tepi 2. Oil imersi 3. Tissue lensa

VI. CARA KERJA 1.

Semua alat dan bahan yang diperlukan dipersiapkan

2.

Mikroskop dihidupkan dengan menekan tombol on

3.

Sediaan apusan darah yang telah diwarna atau dicat diletakkan di atas meja mikroskop

4.

Sediaan diamati pada pembesaran lensa objektif 10X untuk menemukan lapang pandang

5.

Pembesaran lensa objektif diubah ke pembesaran 100X dengan penambahan oil imersi

6.

Diamati sediaan apus darah, dicari daerah counting area (daerah pembacaan dimana pada daerah ini eritrosit tampak tersebar merata)

7.

Penghitungan jenis leukosit dilakukan pada counting area dengan penghitungan sebanyak 100 sel leukosit, melipuiti basofil, eosinofil, neutrofil stab, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit.

8.

Hasil diff count dinyatakan dalam %

VII. HASIL PENGAMATAN Pada praktikum hitung jenis leukosit dilakukan dengan menggunakan preparat apusan darah tepi dari pasien dengan identitas : Nama

: NI KOMANG RUSNIAH

Umur

: 24 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Hasil Hitung Jenis Leukosit Leu/LP Eos Bas N. Stab N. Seg Limf Mono Juml

Total 2% 2% 67 % 17 % 2% 100 %

Gambar Jenis Leukosit Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pink Bentuk inti: semicircular Tipe kromatin: condensed Nukleolus: tidak terlihat

Neutrofil Stab

Bentuk sel: oval atau bulat Warna sitoplasma: pink Bentuk inti: obulated (normall kurang dari 5 lobus) Tipe kromatin: condensed Nukleolus: tidak terlihat

Neutrofil Segmen Bentuk: bulat, kadang-kadang oval Warna sitoplasma: biru Granularitas: tidak ada Bentuk inti: bulat atau agak oval Limfosit Tipe kromatin: homogen, padat Nukleolus:

tidak

terlihat,

kadang-kadang hampir tidak terlihat , satu nukleolus kecil Monosit khas dengan sitoplasma biru lembayung

yang

vakuola kecil.

Monosit

berisi

vakuola-

VIII.

PEMBAHASAN Leukosit berperan dalam pertahanan tubuh, baik seluler maupun humoral terhadap

zat-zat asing. Leukosit dapat melakukan gerakan amuboid dan melalui proses diapedesis leukosit dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos celah antara sel-sel endotel untuk kemudian menuju ke jaringan ikat yang dituju. Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama dibuat sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Hitung jenis leukosit dilakukan pada counting area, mula-mula dengan pembesaran 100x kemudian dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi. Pada hitung jenis leukosit hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu diperhatikan hapusan darah harus cukup tipis sehingga eritrosit dan leukosit jelas terpisah satu dengan yang lainnya, hapusan tidak boleh mengandung cat, dan eritrosit tidak boleh bergerombol. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/μl). Basofil jumlahnya 0-1 % dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12 μm, inti satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil terisi granul yang lebih besar, dan seringkali menutupi inti, bentuknya ireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis pewarnaan Romanvaki tampak lembayung. Jumlah eosinofil hanya 1-6 % leukosit darah, berukuran sama atau sedikit lebih besar dari neutrofil. Inti biasanya berlobus dua, retikulum endoplasma mitokondria dan apparatus golgi kurang berkembang. Mempunyai granula ovoid yang dengan eosin asidofilik, granula adalah lisosom yang mengandung fosfatae asam, katepsin, ribonuklase, tapi tidak mengandung lisosim. Neutrofil merupakan 43 -75 % dari leukosit yang beredar dan hanya bertahan 6 -7 jam di darah, 1 – 4 hari di jaringan ikat. Diameter pada apusan darah bervariasi 12-15 μm, satu inti yang terdiri dari 2-5 lobus (biasanya tiga lobus) pada netrofil

tersegmentasi. Netrofil yang terdapat pada apusan darah tepi biasa terdiri dari dua jenis, yaitu netrofil batang dan netrofil tersegmentasi. Perbedaan utama dari keduanya ialah jumlah lobus nukelusnya. Pada netrofil batang, lobus nukelus terlihat seperti tapal kuda yang merupakan satu lobus, sedangkan pada netrofil segment terdiri dari beberapa lobus (biasanya tiga lobus). Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening yang berbentuk sferis, berukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil. Berdasarkan fungsi, limfosit dibagi menjadi dua kelas, Limfosit B dan Limfosit T, yang bertanggung jawab untuk imunitas humoral dan selular. Sebagian besar limfosit adalah limfosit kecil, berukuran 7-10 µm dengan diameter bulat atau dengan sedikit indentasi heterokromatik inti yang hampir mengisi seluruh sel dan lingkaran tipis sitoplasma yang mengandung butiran basofilik sedikit.mLimfosit akan teraktivasi dengan adanya kontak dengan antigen, kemudianm limfosit kecil mulai melakukan sintesis makromolekul dan membesar pada sitoplasmanya sampai sel berukuran diameter 10-30 µm, dan inti menjadi kurang heterokromatik, mereka kemudian disebut sebagai limfosit besar. Selsel ini kemudian berdiferensiasi menjadi sel memori B dan T dan ke dalam berbagai jenis sel efektor lainnya seperti: sel B menjadi sel plasma dan sel T menjadi sel helper, sel sitotoksik, dan sel suppressor. Monosit merupakan sel leukosit yang besar, 2-9% dari jumlah leukosit normal, diameter 9-10 μm tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai 20 µm atau lebih.11 Inti biasanya eksentris, terdapat lekukan yang dalam yang berbentuk tapal kuda. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wright berupa biru abuabu pada sajian kering. Granula azurofil merupakan lisosom primer.

Gambar jenis – jenis leukosit Hitung jenis leukosit dapat dilakukan dgn alat diff-counter atau secara manual dari table. Nilai normal hasil pemeriksaan darah tepi Eosinofil / Basofil / Stab / Segmen / Limfosit / Monosit : 4% / 0 – 1% / 4%/ 65%/ 34 %/ 3 %. Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak dari neutrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari

satu lapangan ke lapangan lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%. Bila pada hitung jenis leukosit, diperoleh eritrosit berinti lebih dari 10 per 100 leukosit, maka jumlah leukosit/µl perlu dikoreksi. Hitung jenis leukosit harus dilakukan pada counting area, karena pada daerah hitung sel-sel akan mudah diamati dan tidak terjadi reloux formation. Kemudian diidentifikasi jenis leukosit pada setiap lapang pandang. Identifikasi dilakukan di daerah penghitungan (Counting area). Identifikasi sel dimulai dari satu sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dengan arah zigzag berjarak ± 3 lapangan pandang. Pada praktikum untuk memudahkan penghitungan, maka dibuat kotak penghitungan jenis leukosit. Jenis leukosit yang mula- mila terlihat dimasukkan dalam kolom-1, bila jumlah sel sudah 10 pindah ke kolom-2. Setiap kolom mengandung 10 sel yang sudah diidentifikasi, dan bila ke- 10 kolom sudah terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan dihitung. Selanjutnya ditentukan hasilnya dengan cara mencocokkan hasil yang diperoleh dengan nilai rujukan dari hasil alat otomatis. Praktikum menggunakan sediaan apusan darah tepi pasien dengan identitas : Nama

: Ni Komang Rusniah

Umur

: 24 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Diperoleh hasil Eosinofil 2%, Basofil 0 %, Neutrofil Stab 2 %, Neutrofil Segmen67%, Limfosit17 %, Monosit 2 %. Jika dibandingkan dengan nilai normal pasien mengalami peningkatan pada jumlah neutrofil serta mengalami penurunan jumlah limfosit. Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil melebihi nilai normal. Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat, gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan kelainan mieloproliferatif. Banyak faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti penyebab infeksi, virulensi kuman, respons penderita, luas peradangan dan pengobatan. Infeksi oleh bakteri seperti Streptococcus hemolyticus dan Diplococcus pneumoniae menyebabkan netrofilia yang berat, sedangkan infeksi oleh Salmonella typhosa dan Mycobacterium tuberculosis tidak menimbulkan netrofilia. Pada anak-anak netrofilia biasanya lebih tinggi dari pada orang dewasa. Pada penderita yang lemah, respons terhadap infeksi kurang sehingga sering tidak disertai netrofilia. Derajat netrofilia sebanding dengan luasnya jaringan yang meradang karena jaringan nekrotik akan melepaskan leukocyte promoting substance sehingga abses yang luas akan menimbulkan netrofilia lebih berat daripada bakteremia yang ringan.

Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya granulosit muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri atau shift to the left. Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai netrofilia ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi berat dijumpai netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita yang kurang. Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik. Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada inti maupun sitoplasma

IX. KESIMPULAN Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Praktikum menggunakan sediaan apusan darah tepi pasien dengan identitas : Nama

: Ni Komang Rusniah

Umur

: 24 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Diperoleh hasil Eosinofil 2%, Basofil 0 %, Neutrofil Stab 2 %, Neutrofil Segmen67%, Limfosit17 %, Monosit 2 %. Jika dibandingkan dengan nilai normal pasien mengalami peningkatan pada jumlah neutrofil serta mengalami penurunan jumlah limfosit.

DAFTAR PUSTAKA Osei-Bimpong A, Jury C, McLean R, Lewis SM. Point-of-care method for total white cell count: an evaluation of the HemoCue WBC device. International Journal of Laboratory Hematology. 2009;31:657–664.

Related Documents

Tugas Praktikum
April 2020 26
Modul Praktikum
June 2020 29
Praktikum I.docx
December 2019 48
Praktikum Antena.docx
November 2019 53
Praktikum Ii.docx
December 2019 53
Praktikum B.xlsx
April 2020 21

More Documents from "mah rida"

E.docx
October 2019 20
Praktikum Hematologi.docx
October 2019 22
Tugas Rmk. Smtr6.docx
October 2019 17
Prilaku Dlam Orgnisasi.docx
October 2019 20
Metologi Penelitian.docx
October 2019 26