Polarisasi Ekonomi Dan Sosial Antara Kategori Kaya Dan Miskin Semakin Menguat

  • Uploaded by: afif futaqi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Polarisasi Ekonomi Dan Sosial Antara Kategori Kaya Dan Miskin Semakin Menguat as PDF for free.

More details

  • Words: 1,783
  • Pages: 7
Polarisasi ekonomi dan sosial antara kategori kaya dan miskin semakin menguat. Kemiskinan adalah buah globalisasi dan bukan karena kesalahan pelaksanaan pembangunan Oleh afif futaqi 0606096585

Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Misalnya kebutuhan utama atau primeryang munculnya bersumber pada aspek-aspek biologi tubuh manusia yaitu manakan, buang air besar, perlindunagn dari iklim, tempat istirahat, pelepasan dorongan seksual, dan kesehatan yang baik. Selain itu manusia juga memiliki kebutuhan social yang teewujud sebagai hasil akibat dari usaha-usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan primer tersebut. Misalnya berkomonikasi dengan sesema, melakukan kegiatan-kegiatan bersama orang lain, keteraturan social dan control social, kepuasana akan benda-benda material serta system pindidikan. Oleh karena itu manusia juga memiliki kebutuhan untuk beradapa yang bercorak atau integartif, yang muncul dan terpancar dari hakekat manusia sebagai mahluk pemikiryang bermoral dan fungsinya mengintegrasi berbagai unsure kebudayaan menjadi seuatu system yang masuk akal bagi para pelakunya. Misalnya dapat membedakan benar atau salah, adil ataukah tidak adil, mengungkapkan perasaan kolektif, rekreasi, etika, estetika ataupun moral. Berdasarkan pengkatagorian kebutuhan-kebutuhan manusia di atas. Kita dapat lebih mudah melihat mana yang orang miskin mana yang orang kaya. Orang-orang kaya memliki sepenuhnya akan kebutuhan primer mereka. Mereka dapat menikmati makanan atau minuman terbaik. Tempat-tempat perlindungan yang sangat nyaman yang pastinya berbeda dengan orang-orang miskin. Orang-orang kaya mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari orang miskin. Ataupun ketika mereka sakit mereka dapat dengan mudah berobat kerumah sakit dengan kepemilikan ekonomi yang berlebih. Karena kepemilikan faktor ekonomi yang berlebih membuat akses akan pemunuhan kebutuhan-kebutahan yang bersifat premier menjadi lebih mudah. Dengan di masa

sekarang ini untuk memenuhi makanan minuman dibutuhkan faktor ekonomi (uang). Segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan primer itu dengan uang. Untuk membeli makanan atau minuman, untuk mendapatkan perlindungan dari iklim dlam hal ini rumah ataupun pelayan kesehatan yang baik seperti yang dijelaskan di atas. Sedangkan orang-orang yang tergolong miskin yang tidak memiliki faktor ekonomi tadi misalnya uang- Sebagai alat tukar. Orang miskin tadi mengalami kesulitan dalam akses seperti memenuhi kebutuhan primer tersebut. Bagaimana dia dapat mendapatkan makanan ataupun minuman tanpa membeli. Bagaiman dia memiliki tempat perlindungan serta pelayanan kesehatan yang baik. Dalam hal ini mungkin saja memiki tetapi pastinya berbeda dengan orang-orang yang tergolong kaya. Mereka memiliki rumah tapi rumah liar. Rumah-rumah yang di bangun di tanah-tanah milik pemerintah atau perusahaan. Sehingga menimbulkan pemukiman kumuh, yang di dalamnya memiliki kepadatan yang sangat tinggi, kondisi- kondisi yang tidak sehat. Berbeda dengan orangorang yang tergolong kaya. Kemudian dalam pemenuhan kebutuhan social mereka. Orang-orang yang tergolong kaya memiliki kepuasan yang sangat tinggi akan benda-benda material dan kekayaan. Mereka dapat membeli mobil yang harganya ratusan juta ataupun berlian yang sangat mahal sebagai status social mereka. Dan salah satu yang paling penting adalah akses akan pendidikan. Menerut saya pendidikan merupakan salah satu pendorong untuk meningkatkan taraf hidup suatu individu atau masyarakat. Dengan mendapatkan pendidikan yang baik akan menghasilkan individu-indivdu yang dapat tepat guna. Jadi ketika anak-anak dari golongan kaya tersebut dapat menyekolahkan anaknya di tempattempat pendidikan yang baik. Maka akan terus mengkokohkan generasi kaya selanjutnya. Sebaliknya ketika anak-anak golongan meskin tidak mendapatkan pendidikian yang baik maka akan menimbulkan generasi miskin yang baru. Ditambah lagi jika golongan miskin ini tidak mau merubah keadaanya. Adanya pengaruh super dan infra struktur yang membuat mereka sulit untuk merubah keadaanya. Pemerintah memliki banyak kepentingan-kepentingan akan orangorang yang tregolong miskin ini. Selain itu sang pemilik kekuasaan atas faktor-faktor ekonomi membuat mereka semakin tidak dapat merubah keadaanya. Pemerintah kurang memperhatikan golongan miskin ini yang tidak memiliki modal usaha, misalnya lebih

memilih system ekonomi yang padat modal, bukan padat karya yang dapat menyerap banyak orang dari golongan miskin ini sebagai upaya meningkatkan sedikit saja taraf perekonomian meraka. Setidaknya mereka memiliki pendapatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Tidak seperti system ekonomi yang padat modal yang justru tidak menyerap banyak tenaga kerja dari golongan miskin. Justru semakin menegaskan golongan kaya semakin kaya dan golongan miskin semakin miskin. Pemerintah biasanya memihak orang-orang kaya dalam hal ini adalah sang pemilik modal.yang justru semakin menekan golongan miskin. Apalagi dengan rancangannya dan disahkanya RUU oleh super struktur dalam hal ini pemerintah tentang perburuhan yang menguntungkan pihak sang pemilik modal yaitu infra struktur. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam proses mengurangi ketimpangan social dan ekonomi tersebut. Untuk itu harus adanya kerjasama antara super, infra struktur dan masyarakat golongan miskin. Adanya saling ketergantungan yang bersifat positif. Maksudnya adalah hubungan antara-antara mereka membuat maju satu sama lain. Misalnya golongan-golongan miskin dalam hal ini diwakili kaum buruh membutuhkan golongan –golongan kaya dalam hal ini adalah sang pemilik modal. Begitu juga sebaliknya sang pemilik modal membutuhkan tenaga-tenaga kaum buruh. Begitu pula dengan pemerintah mendapatkan pajak penghasilan dari sang pemilik modal. Dan pemerintah sebagai penengah dengan membuat regulasi-regulasi yang saling menguntungkan bagi semua pihak. Terutama regulasi yang meningkatkan proses pembangunan dan mengurangi ketimpangan social ekonomi. Ditambah lagi golongan-golongan miskin tidak memiliki rasa ingin berprestasi. Rasa ini sangatlah mempengaruhi kinerja seseorang. Jika seseorang memliki keingina berprestasi maka dia dapat mengubah kehidupanya. Mungkin saja dari keluarga dari golongan miskin kemudian karena adanya keinginan untu berprestasi menimbulkan keingin untuk hidup lebih baik. Orang-orang yang memeliki rasa ini akan berjuan dan berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Misalnya dalam hal ini adalah meningkatnya taraf hidup. Tetapi rasa keinginan untuk lebih baik ini hanya dapat dikembangkan pada tingkat keluarga saja. Karana dengan pendidikan sejak dini yang ditanamkan dalam suatu keluarag dapat menigkatkan rasa keinginan berprestasi tersebut. Rasa ini juga bisa ditularkan kekeluarga lain. Keluarga yang tidak atau kurang memeliki rasa keinginan ini melihat sendiri hasil dari rasa keinginan yang ditimbulkan dari

keluarga yang berhasil. Begitu seterusnya sampai dalam suatu masyarakat memeliki rasa keingina untuk berprestasi dan mendorong kepada peningkatan kehidupan dari golongangolongan miskin tersebut. Banyaknya pembangunan-pembangunan yang terjadi di daerah-daerah perkotaan khusunya Jakarta yang membuat ketimpangan antar golongan kaya dan golongan miskin yang berada di desa. Sehingga banyak orang-orang dari golongan miskin desa yang ingin meningkatkan taraf hidupnya dengan pergi ke kota tanpa memiliki modal sehingga menimbulkan masalah-masalah baru di kota. Bukannya meningkatkan taraf hidup di daerah perkotaan tetapi justru membawa kebudayaan miskin itu ke kota dan menimbulkan banyak masalah-masalah. Banyaknya pemukinan kumuh dan liar semakin negaskan ketimpangan social dan ekonomi yang terjadi antara golangan kaya dan golongan miskin. Hal ini karena regulasi-regulasi yang dirancang dan di buat pemerintah tidak menguntungkan semua pihak dan justru semakin mengkokohkan golongangolongan kaya tersebut. Pembanguan yang terjadi menjadi focus di daerah-daerah perkotaan saja. Misalnya dengan dibangunnya banyak pabrik-pabrik dan tempat2tempat yang menyedot banyak tenaga kerja. Sedangkan di desa sendiri, pembangunan yang terjadi sangatlah kurang. Misalnya kurangnya perhatian agen-agen pembangunan dalam hal ini pemerintah pusat maupun desa dalam mengakomodir kebutuhan-kebutuhan desa untuk melakukan pembangunan. Sehingga golongan miskin yang dari desa merasa kebutuhan-kebutuhannya tidak dapat di penuhi di desa, dan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan tersebut mereka urbanisasi ke kota dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang tidak di dapat desa. Tetapi kenyataanya, dengan terbatasnya modal dan kemampuan mereka justru tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhanya tersebut. Misalnya mereka tinggal di tempat-tempat kumuh yang telah dijelaskan di atas. Yang merupakan tempat pemukiman golongan miskin desa yang urbanisasi ke kota. Tetapi pemukiman kumuh juga merupakan salah satu penunjang banyaknya kebutuhan di kota. Biasanya kebutuhan yang di sector informal. Misalnya saat kita membutuhkan pelayan jasa cuci baju atau pembersih rumah. Orang-orang dari golongan miskin yang berada di pemukiman kumuh tersebutlah yang memberikan pelayan tersebut. Jadi ada hubungan timbal balik antara pemukiman kumuh dan pemukiman orang-orang dari golongan kaya. Pemukiman kumuh menberikan pelayan jasa di sector informal untuk

memenuhi kebutuhan pemukiman orang-orang dari golongan kaya dan orang kaya memberikan penghasil untuk orang-orang golongan miskin tadi. Hubungan-hubungan timbale balik yang positif ini menjadi salah astu yang dibutuhkan dalam proses pembangunan dan poses pengurangan ketimpangan social dan ekonomi antara golongan kaya dan golongan miskin. Dengan terjadi hubungan timbal balik dan saling ketergantungan yang positif ini menyebabkan banyak sekali kegiatan-kegiatan social dan ekonomi. Sehingga pemukiman kumuh merupakan indicator-indikator kota yang berkembang, maksudnya adalah ketika kota sedang mengalami perkembangan membutuhkan banyak tenaga kerja di bidang formal atau informal. Miasalnya buruh, tenaga kerja yang sangat tinggal di daerah-daerah tersebut. Dengan biaya yang relative murah, golongan miskin dalam hal ini adalah kaum buruh dan tenaga kerja dapat tinggal dan memenuhi kebutuhannya di dalam pemukimana kumuh tersebut. Disbanding dengan pemukiman golongan-golongan kaya yang biaya hidup di daerah tersebut tergolongan mahal. Pemukiman kumuh juga menyediakan tenaga-tenaga kerja di sector informal dalam mendukung kebutuhan-kebutuhan perkotaan atau dalam usaha pemenuhan kebutuhan golongan-golongan kaya. Dengan seperti ini maka perekonomian yang bersifat mikro terbentuk dan pada akhirnya menunjang perekonomian makro yang mengakibatnya terlaksananya pembangunan. Jadi untuk mengurangi ketimpangan social dan ekonomi yang terjadi antara orang-orang golongan kaya dan orang-orang golongan miskin, antara di pemukiman kumuh dan pemukiman golongan kaya di perlukan pembangunan. Pembangunan disini tidak harus menghapuskan pemukiman kumuh dan menghilankanya seperti yang marak terjadi belakang ini. Banyak pemukiman kumuh dibongkar, dibakar dan di jadikan pemukiman orang-orang dari golongan kaya. Pembangunan yang bersifat peningkatan – peningkatan. Misalnya peningkatan disarana MCK(mandi, cuci, kakus). MCK merupakan salah satu sarana yang menunjang tingkat kesehatan. Pemukiman kumuh yang biasanya memiliki saran MCK “seadanya” yang penting ada. Tanpa melihat kelayakan, kenyamanan serta kesehatan. Sehingga tingkat kesehatan pada pemukiman tersebut meningkat. Kemudian peningakatan sarana MCKdiimbangi peningkatan air bersih yang sangatlah kurang dalam pemukiman kumuh. Peningkatan dalam pembungan limbah dan sampah rumah tangga dalam pemukiman kumuh juga sangat lah perlu di

perhatikan.Dengan peningkatan air bersih, MCK, dan pembungan limbah serta sampah ini dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat pemukiman kumuh. Khususnya di bidang kesehatan. Selain itu juga harus ada peningkatan-peningkatan dalam berbagai fasilitas umum untuk kegiatan social mereka. Selain peningkatan dalam bentuk fisik harus ada peningkatan kesadaran akan pentingnya tingkat kesehatan. Sehingga golongan miskin di pemukiman kumuh sadar akan itu. Selain itu pembangunan juga membutuhkan revolusi dalam bidang-bidang kelembagaan misalnya dalam system hokum, politik, keluarga dan motivasi. Sehingga modal-modal yang diinvestasikan oleh golongan-golongan kaya bisa digunakan dengan baik dan menjadi lebih prodiktif lagi yang mendorong roda perkonomian. Jika perekonomian baik maka akan dapat melakukan pembangunan lagi begitu seterusnya. Selain itu revolusi kelambagaaan juag dapat membuat individu-individu dalam golongan miskin tadi memiliki keterampilan dan dan keilmuan yang bersifat tekhnis yang berguna sebagai pembantu proses ekonomi, bisa saja menimbulkan jiwa serta pengetahuan wiraswasta pada golongan miskin tadi sehingga tidak sangat ketergantungan dengan golongan kaya. Pembanguan membutuhkan banyak unsure agar pembanguan tersebut berhasil. Akhirnya ketimpangan yang terjadi antara golongan kaya dan golongan miskin menjadi berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Arif 1995

Teori pembanguna dunia ketiga. Jakarta, Pt Gramedia Pustaka Utama

Ritzer, George and Goodman, Douglas J 2004

Teori Sosiologi Modern. Jakarta, Kencana Perdana Media Group

Siahaan, Jokie 2001

Diktat Mata Kuliah Sosiologi Hukum. Depok, Jurusan kriminologi

Marzali, Amri 2005

Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta, Mitra Kencana

Mumtaz, Babar Why Cities Needs Slums “Just as slums need cities to survive, so do cities need slums to thrive” Suparlan, Parsudi 2004

Masyaralat dan Kebudayaan Perkotaan: Perspektif Antropologi Perkotaan. Jakarta, Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu kepolisian

Related Documents


More Documents from ""