1
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DIMTUNYONG (Dimsum Tulang Ayam dengan Substitusi Tepung Ganyong) Produk Olahan Pangan Kaya Serat dan Kalsium Berbasis Pemanfaatan Tulang Ayam dan Tepung Ganyong untuk Mencegah Osteoporosis PKM – KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh : Arisya Apilia
(1506355/2015)
Ghina Anzalina
(1500769/2015)
Habibah Wasdah Sujati
(1504830/2015)
Jeni Desmawantri
(1601700/2016)
Alfernia Robbidian
(1703512/2017)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2017
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ...................................................................................................... i Lembar Pengesahan ................................................................................................ ii Daftar Isi................................................................................................................. iii Daftar Gambar ........................................................................................................ iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .............................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2 1.3 Tujuan ..........................................................................................................2 1.4 Kegunaan......................................................................................................2 1.5 Luaran ..........................................................................................................2 BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Umum .............................................................................................3 2.2 Rencana Pemasaran ......................................................................................3 2.3 Analisis Peluang Usaha ................................................................................4 2.4 Analisis Ekonomi .........................................................................................5 BAB 3 METODE PELAKSANAAN 3.1 Persiapan ......................................................................................................6 3.2 Produksi .......................................................................................................6 3.3 Promosi dan Pemasaran ...............................................................................6 3.4 Evaluasi ........................................................................................................7 3.5 Pelaporan ......................................................................................................7 BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................8 4.2 Jadwal Kegiatan ...........................................................................................8 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9 LAMPIRAN ..........................................................................................................10
iii
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1.1 Tahapan Persiapan.............................................................................6 Gambar 3.2.1 Tahapan Produksi ..............................................................................6 Gambar 3.3.1 Tahapan Promosi dan Pemasaran ......................................................7 Gambar 3.3.2 Alur Pemasaran .................................................................................7
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang, disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang (Kementerian Kesehatan RI, 2015). Di negara berkembang insidensi penyakit degeneratif seperti osteoporosis terus meningkat sejalan dengan meningkatnya usia harapan hidup. Dewasa ini, osteoporosis menjadi permasalahan di seluruh negara dan menjadi isu global di bidang kesehatan, bahkan pada tahun 2002 World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di negara Amerika dan Eropa. DIMTUNYONG atau Dimsum Tulang Ayam dengan substitusi Tepung Ganyong merupakan produk olahan pangan berbahan tulang ayam dan tepung ganyong. Pemilihan produk didasarkan atas keberlimpahan bahan baku tulang ayam dan ganyong yang kurang termanfaatkan dengan baik, serta produk dimsum yang banyak diminati oleh semua kalangan. Bahan baku tulang ayam memiliki kandungan gizi tinggi yang berpotensi mencegah penyakit osteoporosis, adapun ganyong memiliki kandungan serat lebih tinggi dibandingkan dengan komoditas umbi lainnya. Tulang ayam merupakan limbah yang memiliki kandungan anorganik cukup tinggi. Komposisi kimiawi penyusun tulang berdasarkan persentase berat, terdiri dari 69% komponen anorganik, 22% matrik organik dan 9% air. Tulang ayam memiliki kandungan anorganik sekitar 69% sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber kalsium dan fosfor (Yildirim, 2004). Kandungan kalsium yang tinggi pada tulang ayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk yang dapat mencegah osteoporosis akibat dari gangguan metabolisme tulang. Menurut Data Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), kandungan gizi Ganyong untuk setiap 100 gram nya terdiri dari kalori 95,00 kal, protein 1,00 g, lemak 0,11 g, karbohidrat 22,60 g, kalsium 21,00 g, fosfor 70,00 g, zat besi 1,90 mg, vitamin B1 0,10 mg, vitamin C 10,00 mg, air 75,00 g. Tanaman ganyong termasuk produk unggulan, karena tingginya manfaat ekonomi dan kesehatan yang terkandung di dalamnya. Umbi ganyong kaya akan serat sehingga produk makanannya mudah untuk dicerna dan ketersediaannya pun melimpah. Produk DIMTUNYONG ini merupakan produk inovasi baru sehingga kehadirannya akan menjadi diversifikasi produk olahan pangan baru sebagai makanan yang menyehatkan dan akan menjadi peluang usaha kreatif yang mampu bersaing di pasaran luas.
2
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana cara memproduksi DIMTUNYONG? 2. Bagaimana cara pengembangan usaha DIMTUNYONG di masa mendatang? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka program ini bertujuan untuk: 1. Memproduksi DIMTUNYONG sebagai produk olahan pangan modern berbasis tulang ayam dan ganyong untuk mencegah osteoporosis 2. Mengembangkan usaha DIMTUNYONG sebagai produk olahan modern berbasis tulang ayam dan ganyong. 1.4 Kegunaan Bagi Mahasiswa 1. Menumbuhkan jiwa wirausaha yang memiliki kemampuan dalam mengembangkan tatanan kehidupan bisnis yang kreatif dan mandiri dalam mengembangkan usaha. 2. Mengaplikasikan ilmu dalam bidang teknologi pengolahan hasil pertanian (TPHP). 3. Menjadi peluang usaha baru 4. Mendapatkan profit dari hasil bisnis DIMTUNYONG Bagi Masyarakat 1. Memberikan alternatif produk camilan sehat dan aman yang berpotensi untuk menjaga kesehatan 2. Memberikan lapangan pekerjaan baru, karena dalam DIMTUNYONG dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Bagi Pemerintah 1. Mengurangi masalah tingkat kesehatan di Indonesia. 2. Pendukung program diversifikai pangan 3. Upaya pemberdayaan sektor ekonomi kreatif. 1.5 Luaran Luaran yang diharapkan dalam program ini adalah: 1. Menghasilkan produk DIMTUNYONG yang bergerak disektor home industri untuk memberikan makanan sehat bagi masyarakat. 2. Mengembangkan usaha DIMTUNYONG yang dapat dipasarkan dalam suatu bentuk jasa komersial. 3. Terbentuknya artikel ilmiah mengenai DIMTUNYONG yang sebagai alternatif camilan sehat untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
3
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1 Kondisi Umum Lingkungan Melihat perkembangan jaman, jenis usaha di bidang makanan dan minuman saat ini banyak diminati dan memiliki peluang yang sangat besar. Kondisi usaha makanan dan minuman menempati posisi tertinggi dibandingkan dengan jenis usaha lainnya. Saat ini, banyak produsen yang memproduksi makanan sejenis dimsum atau lebih sering dikenal dengan siomay. Peminat dimsum juga cukup banyak baik dikalangan anak-anak, remaja ataupun dewasa. Adanya produk DIMTUNYONG akan menjadi inovasi produk baru dan unik yang mengkombinasikan dimsum dengan tulang ayam dan tepung ganyong. Usaha DIMTUNYONG akan merebut perhatian dari penggemar sejenis siomay, terlebih produk dimsum yang digunakan sebagai sumber mineral dan karbohidrat dapat berperan untuk menjaga kesehatan konsumen. Dalam proses produksi DIMTUNYONG didukung dengan keberadaan bahan baku tulang ayam dan tepung gayong. Penggunaan tulang ayam bertujuan untuk mengurangi dan mengolah limbah menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Menurut Anonim, Indonesia adalah sebuah negara besar yang mayoritas penduduknya mengkonsumsi ayam (Gallus gallus). Kandungan gizi yang terkandung pada tulang ayam sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tulang manusia. Kandungan gizi tersebut antara lain kalsium yang merupakan sumber mineral dan sedikit asam amino. Tulang ayam merupakan salah satu limbah hasil pemotongan ternak ayam yang kaya dengan senyawa kolagen. Kolagen merupakan komponen serat utama dari jaringan ikat protein yang paling melimpah yaitu mencapai 20-25% dari total protein. Kandungan kolagen pada tulang ayam berkisar antara 15,8-32,8% (Retno, 2012) Produk juga akan ditawarkan dengan berbagai konsep baik dari segi pengemasan atau packaging ataupun bentuk. DIMTUNYONG yang ditawarkan ini dikemas dengan kemasan vakum untuk sehingga memiliki daya simpan lebih lama dan juga dengan design dan warna yang menarik perhatian. Sedangkan untuk konsep bentuk produknya, DIMTUNYONG dibentuk berukuran sedang dan menarik sehingga konsumen lebih mudah jika mengkonsumsinya. 2.2 Rencana Pemasaran Strategi pemasaran yang akan dilakukan meliputi 4 metode pembaruan pemasaran (Marketing mix), diantaranya: Place Tempat penjualan yang strategis. Awal usaha produk akan dijual di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan selanjutnya akan dipasarkan di lingkungan sekolah ataupun tempat wisata.
4
Product Produk yang dihasilkan menonjolkan value (nilai) yang berbeda diantaranya dengan menekankan khasiat yang akan diperoleh konsumen jika mengkonsumsinya. Produk yang dihasilkan akan berkembang disesuaikan dengan minat konsumen baik dari segi rasa ataupun tampilan produk. Selain itu, produk akan dikemas dengan mencantumkan nilai gizi, ijin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) ataupun PIRT untuk menghindari kekhawatiran konsumen dan selanjutnya akan mencantumkan label halal setelah mendapatkan ijin dari MUI (Majelis Ulama Indonesia). Price Produk DIMTUNYONG akan dijual dengan harga yang sesuai dan dapat terjangkau oleh masyarakat. Penentuan harga disesuaikan dengan target konsumen mulai dari masyarakat kalangan bawah, menengah dan kalangan atas. Promotion Promosi akan dilakukan secara langsung kepada konsumen melalui free testing dan melalui media diantaranya brosur, pamflet dan media sosial (Instagram, Facebook, Website). 2.3 Analisis Peluang Usaha Strengths (Kekuatan) Di wilayah Jawa Barat khususnya, belum terdapat produk dimsum dengan tulang ayam dan tepung gayong sehingga DIMTUNYONG tergolong produk yang masih baru dan unik. Bahan baku pembuatan produk DIMTUNYONG mudah diperoleh Harga jual produk DIMTUNYONG relatif terjangkau oleh semua kalangan Kualitas rasa dan tekstur produk sulit ditiru kompetitor Lokasi penjualan strategis Memanfaatkan internet untuk mempromosikan produk melalui internet Kemasan menarik dan berlabel Weaknesses (Kelemahan) Manejemen usaha masih sederhana Produk belum dikenal masyarakat Opportunities (Peluang) Pertumbuhan pasar dimungkinkan meningkat karena umumnya masyarakat menyukai sejenis siomay sebagai cemilan Peluang pasar untuk mendapatkan konsumen yang menjanjikan Belum ada pesaing khususnya untuk pemasaran di lingkungan kampus Keterbukaan untuk menggunakan teknologi baru ke depannya untuk membuat kemajuan besar dibidang produksi khususnya
5
Threats (Ancaman) Selera konsumen yang selalu berubah-ubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembelian produk Munculnya pesaing baru, untuk dapat mengatasi ancaman ini, maka akan dilakukan pembangunan brand image secara ekspansif sehingga dapat mempertahankan peta pemasaran dan menjadi market leader di segmen pasar. 2.4 Analisis Ekonomi Usaha Berdasarkan hasil analisis Cash Flow, perencanaan bisnis dengan modal awal Rp. 7.329.000, menghasilkan produk DIMTUNYONG sebanyak 2400 buah perbulan dengan penjualan Rp. 3500 per buah. 1. Perkiraan omset per bulan = Rp 3.500 x 2400 = Rp 8.400.000 2. Perkiraan omset per tahun = Rp 8.400.000 x 12 = Rp 100.800.000 Keterangan : dengan asumsi nilai penjualan relatif stabil. Total Biaya Produksi
= Total Investasi + Total biaya bahan baku per tahun + penyusutan per tahun (10%) = Rp 7.329.000 + (Rp 3.985.000 x 12) + (10% x Rp 3.145.000) = Rp 55.463.500
Unit penjualan per tahun
= 2400 buah x 12 bulan = 28.800 buah
Keuntungan per tahun
= Penerimaan – Total Biaya Produksi = Rp 100.800.000 – Rp 55.463.500 = Rp 45.336.500
Dengan perkiraan omset per bulan sebesar Rp. 8.400.000 dan perkiraan omset pertahun sebesar Rp. 100.800.000 maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 45.336.500 untuk tahun pertama dengan asumsi semua produk habis terjual. Berdasarkan analisis Rate of Return (RoR) yaitu 6 % per tahun dan analisis BEP selama 1,22 tahun, maka rencana kegiatan usaha ini layak untuk dilaksanakan.
6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN Pelaksanaan program usaha DIMTUNYONG (Dimsum Tulang Ayam dengan substitusi Tepung Ganyong) terdiri dari beberapa tahapan, diantaranya : 3.1 Persiapan Observasi
Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan Tempat Penjualan Gambar 3.1.1 Tahapan Persiapan Pelaksanaan observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar, minat konsumen, dan perencanaan inovasi lebih lanjut. Observasi juga dilakukan untuk mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada proses produksi DIMTUNYONG. Sedangkan tempat penjualan dilakukan untuk mencari tempat yang strategis dan aman untuk dijadikan tempat penjualan baik meliputi kantin kampus, warung/toko dan tempat penginapan. 3.2 Produksi Pengolahan Produk DIMTUNYONG
Uji Kandungan
Pengemasan dan Pelabelan Gambar 3.2.1 Tahapan Produksi Produk DIMTUNYONG yang telah dibuat akan diajukan untuk mendapatakan perijinan dari P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) atau ijin dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). 3.3 Promosi dan Pemasaran Promosi produk DIMTUNYONG akan dilakukan melalui media sosial (instagram, facebook, website, twitter) dan secara langsung kepada masyarakat dengan mengadakan mengadakan free testing atau gratis mencoba produk “DIMTUNYONG” oleh beberapa mahasiswa UPI. Selanjutnya, produk akan dipasarkan ke berbagai toko di wilayah Bandung.
7 Produk
Free Testing
Penyebaran Brosur / Pamflet Gambar 3.3.1 Tahapan Promosi dan Pemasaran Pengenalan produk juga akan dilakukan melalui brosur yang di design dengan sedemikian rupa dan berisi informasi tentang gambaran produk, penawaran barang dan harga, cara pemesanan, diskon yang diberikan kepada pelanggan serta mengenai lokasi penjualan produk. Sasaran brosur ini adalah tempat-tempat umum yang potensial untuk dikunjungi banyak orang, seperti pasar, kampus, sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, dan pada tempat-tempat strategis misalnya di daerah perempatan atau pertigaan jalan raya yang sering dilalui oleh banyak orang. Pemasaran produk DIMTUNYONG akan dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Produk
Distribusi
Penjualan langsung kepada konsumen
Warung / Toko, Kantin Kampus
Pemesanan
Pengiriman
Konsumen Konsumen Gambar 3.3.2 Alur Pemasaran 3.4 Evaluasi Evaluasi akan dilakukan setiap pelaksanaan kegaiatan meliputi evaluasi produksi, promosi dan pemasaran. 3.5 Pelaporan Tahapan akhir yang dilakukan adalah kegiatan pelaporan yang berada pada tahap pasca produksi. Tahap pelaporan berisikan laporan data kegiatan mulai dari tahap pasca produksi dan tahap produksi dengan waktu tertentu. Tahap pelaporan ditujukan untuk mengetahui rangkaian kegiatan usaha dan keuntungan yang didapat untuk memperoleh data yang akurat.
8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1.
Peralatan penunjang
3.145.000
2.
Bahan habis pakai
3.344.000
3.
Perjalanan
750.000
4.
Lain-lain : Administrasi, publikasi, seminar, laporan
900.000
Jumlah (Rp)
8.139.000
4.2 Jadwal Kegiatan No
Kegiatan
1.
Persiapan Penyediaan Alat Produksi Penyediaan Bahan Baku Sewa Tempat Persiapan Administrasi Promosi Promosi Brand dan Produk Pemasaran Produksi Pelatihan SDM Evaluasi Mingguan Bulanan Akhir Pembuatan Laporan
2.
3. 4. 5.
6.
Bulan ke-1
Bulan ke-2
Bulan ke-3
Bulan ke-4
Bulan ke-5
9
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2015). Limbah Tulang Ayam (Gallus-Gallus Skeleton) Inovasi Bahan Campuran Bakso. [Online]. Diakses Pada 10 Oktober 2017 Dari https://Www.Kompasiana.Com/Deniainur/Limbah-Tulang-Ayam-GallusGallus-Skeleton-Inovasi-BahanCampuranBakso_54f6dfcda3331171568b4b42. Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI. (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhatara Karya Aksara. Retno, D. T. (2012). Pembuatan Gelatin Dari Tulang Ayam Boiler Dengan Proses Hidrolisa. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains Dan Teknologi (SNAST) Periode III. Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional. Yogyakarta. World Health Organization. (2004). WHO SCIENTIFIC GROUP ON THE ASSESSMENT OF OSTEOPOROSIS AT PRIMARY HEALTH CARE LEVEL (Summary Meeting Report). Brussels, Belgium. 5-7 May 2004. Yildirim, O. (2004). Preparation and Characterization of Chitosan/Calcium Phosphate Based Composite Biomaterials. Izmir Institute of Technology Turkey.
10
11
12
13
Anggota 4
14
15
16
17
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Peralatan Penunjang Material Kompor Tabung gas dan regulator Presto Panci Chopper Timbangan Pisau Baskom Nampan Mesin vacuum sealer
Justifikasi Pemakaian -
Kuantitas 1
Keterangan 375.000
-
1
250.000
Jumlah (Rp)
1 4 1 2 5 5 10 1
175.000 400.000 200.000 530.000 50.000 100.000 100.000 965.000 3.145.000
Bahan Habis Pakai
Material Tulang Ayam Tepung Ganyong Terigu Daging Ayam Tepung Tapioka Garam Gula Bawang Putih Merica Air Bersih Minyak goreng kecap ikan daun bawang Kertas sablon Plastik vacum
Justifikasi Harga Satuan Kuantitas Jumlah (Rp) Pemakaian (Rp) Bahan Baku 10 kg 12.000 120.000 Bahan Baku 10 kg 30.000 300.000 Bahan Baku 10 kg 9.000 90.000 Bahan Baku 10 kg 30.000 300.000 Bahan Baku 10 kg 10.000 100.000 cita rasa 2 kg 10.000 20.000 cita rasa 2 kg 15.000 30.000 cita rasa 2 kg 30.000 60.000 cita rasa 2 kg 60.000 120.000 bahan pelarut 5 galon 17.000 85.000 bahan pendukung 3 liter 13000 39.000 cita rasa 10 botol 4000 40.000 cita rasa 2 kg 20000 40.000 pengemas 10 pack 50.000 500.000 pengemas 10 roll 150.000 1.500.000 Jumlah (Rp) 3.344.000
18
Biaya Perjalanan Material Justifikasi Kuantitas Perjalanan Perjalanan 4 kali dalam 1 orang membeli bahan 4 bulan Perjalanan 1 kali 1 2 orang membeli bulan peralatan Ongkos angkut 1 kali 1 1 mobil barang bulan Jumlah (Rp) Lain-lain Material
Justifikasi Perjalanan
Kuantitas
Harga Satuan (Rp) 150.000
Jumlah (Rp)
50.000
150.000
600.000
50.000 750.000
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
Dokumentasi
Selama proses pengembangan produksi dan pemasaran
100.000
Pelaporan
Catatan dan pembuatan laporan selama kegiatan
200.000
Alat tulis kantor
Selama proses pengembangan produksi dan pemasaran
150.000
Leaflet
Selama proses promosi
Biaya operasional website
Mempromosikan produk
500 buah
500
250.000
4 bulan
50.000
200.000
Jumlah Jumlah Keseluruhan (Rp)
900.000 8.139.000
19
Lampiran 3. Perencanaan Cash Flow 1.
Modal Awal Modal bisnis yang dikembangkan sebesar Rp. 7.329.000
2.
Cash Flow Statement a. Capital Modal total (start up fee) = Rp. 7.329.000 Keterangan : Modal sudah termasuk bahan baku untuk bulan pertama, peralatan penunjang, biaya marketing dan promosi. b. Capital Expenditure Biaya Investasi Rp. 3.145.000
Pengeluaran untuk bahan per bulan Rp. 3.344.000 + 750.000+900.000 = Rp. 3.985.000
Perkiraan depresiasi peralatan dan pelengkapan = 10% per tahun c. Revenue Perkiraan rata-rata penjualan per bulan = 2400 buah (sesuai kapasitas produksi dengan modal awal).
Harga Produk disesuaikan dengan HPP Biaya Modal Awal = Kapasitas produksi Bulan (1) Rp. 7.329.000 = 2400 buah = Rp 3053,75 Harga Jual = Rp 3.500,1) Perkiraan omset per bulan = Rp 3.500 x 2400 = Rp 8.400.000 2) Perkiraan omset per tahun = Rp 8.400.000 x 12 = Rp 100.800.000 Keterangan : dengan asumsi nilai penjualan relative stabil. Total Biaya Produksi
Unit penjualan per tahun Keuntungan per tahun
= Total Investasi + Total biaya bahan baku per tahun + penyusutan per tahun (10%) = Rp 7.329.000 + (Rp 3.985.000 x 12) + (10% x Rp 3.145.000) = Rp 55.463.500 = 2400 buah x 12 bulan
= 28.800 buah = Penerimaan – Total Biaya Produksi = Rp 100.800.000 – Rp 55.463.500 = Rp 45.336.500
20
3. Analisa Rate of Return (RoR) Yaitu keuntungan nett terhadap modal yang dipergunakan. • Biaya Modal Rp 7.329.000 (P) • Keutungan 1 tahun pertama Rp 45.336.500 (F) • Periode waktu 12 bulan ( n = 12) RoR = I % F = P (F/P,i%,12) Rp 45.336.500 = Rp 7.329.000 (F/P,i%,12) Rp 45.336.500 = Rp 7.329.000 (1+i%)n (1+i%)12 RoR 4.
= Rp 45.336.500 Rp 7.329.000 =6 = 6% per tahun
Analisa BEP BEP terjadi bila TC = TR Pay Back Periode = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑡𝑎𝑥) = 55.463.500 45.336.500 = 1,22 tahun = 14,64 bulan Unit Produk saat BEP
= Penjualan selama 14,64 bulan = 2400 buah x 14,64 bulan = 35.136 buah Dengan RoR 6% per tahun dan BEP selama 1,22 tahun, maka PKM-K ini layak untuk dilaksanakan.
21
Lampiran 4. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No
Nama/ NIM
Program Studi
Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (jam/minggu) 21 jam/minggu
1
Arisya Apilia/ 1506355
Pendidikan Teknologi Agroindustri
Pengolahan Pangan
2
Ghina Anzalina/1 500769 Habibah Wasdah Sujati/ 1504830 Jeni Desmawa ntri/ 1601700 Alfernia Robbidian /1703512
Pendidikan Teknologi Agroindustri Pendidikan Teknologi Agroindustri
Pengolahan Pangan
21 jam/minggu
Pengolahan Pangan
21 jam/minggu
Pendidikan Teknologi Agroindustri
Pengolahan Pangan
21 jam/minggu
Pendidikan Teknologi Agroindustri
Pengolahan Pangan
21 jam/minggu
3
4
5
Uraian Tugas
Ketua (Mengkoordinir program PKM-K, menyusun strategi, pembagian tugas, menjalankan pelaksanaan program) Anggota 1 (QC bahan baku, QC produk) Anggota 2 (Mengkoordinir keuangan dan QC proses produksi) Anggota 3 (Mengkoordinir penjualan) Anggota 4 (Mengkoordinir pemasaran)
22