Paradigma Keperawatan Islam adalah fenomena sentral atau cara pandang profesi keperawatan yang mendasari profesi keperawatan, maka Paradigma Keperawatan Islam adalah sebagai acuan seluruh komunitas Keperawatan Islam di Indonesia baik dalam pelayanan kesehatan maupun dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan Islam. PARADIGMA KEPERAWATAN ISLAM Paradigma keperawatan Islam adalah cara pandang, persepsi, keyakinan, nilai-nilai dan konsepkonsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam. Paradigma keperawatan Islam dibangun melalui empat komponen besar yaitu : Manusia dan kemanusiaan, lingkungan, sehat dan kesehatan serta keperawatan. 1. MANUSIA DAN KEMANUSIAAN
Komponen Manusia Manusia sebagai salah satu mahluk ciptaan Allah terdiri atas beberapa komponen yang meliputi jasad (fisik ), ruh, dan nafs (jiwa). Jasad (Fisik): [ QS. At-Tiin : 4 ], [ QS. Al-Anbiyaa : 8 ],[ QS. Al-Anbiya : 2] Komponen fisik adalah komponen jasad/bentuk, yang dapat makan dan minum, berjalan, mendengar, melihat, dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti yang dijelaskan oleh beberapa ayat dalam Al-quran. Ruh Allah berfirman dalam Al-Quran [ QS. Shaad (38) : 72 ] “Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya (manusia) dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku; maka hendalah kamu (malaikat, jin dan iblis) tunduk dengan bersujud.” Nafs (Jiwa) Allah berfirman dalam Al-Quran : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram .”[QS. Ar-Ra’d : 28 ] Manusia juga dapat diterangkan dalam siklus kehidupannya melalui proses reproduksi hingga regenerasi, yang meliputi fase : Pernikahan [Q.S Ar-Ruum:21], [Q.S. An-Nisaa’: 2224], Kehamilan [Q.S. Al-Hajj : 5], Kelahiran, Nifas, Tumbuh kembang [Q.S. Luqman: 14], [Q.S. Al-Baqarah: 233], Kematian [Q.S Ali Imran : 185], Berdasar peran dan fungsi manusia diyakini sebagai khalifah dan hamba Allah, sebagai khalifah Allah di bumi, manusia diberi tugas untuk melaksanakan fungsi kemanusiaan Dari uraian diatas tentang manusia sebagai khalifah dan hamba Allah, maka manusia dalam aspek keperawatan dapat ditinjau dari dua sudut pandang yaitu manusia sebagai perawat dan manusia sebagai klien. Manusia sebagai perawat adalah mahluk ciptaan Allah yang paling mulia dan sempurna (terdiri dari jasad, ruh dan nafs) dan memiliki iman , ilmu dan mempunyai kewajiban untuk mengamalkannya bagi kemaslahatan umat. Manusia sebagai klien yang menjadi fokus pelayanan keperawatan pada dasarnya adalah makhluk yang berpotensi secara aktif menjadikan dirinya sebagai manusia yang sempurna, sebagaimana firman Allah : “Yang demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah suatu nikmat yang telah di anugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri dan sesungguhnya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.” [ QS. Al-Anfal (8) : 53 ].
2. LINGKUNGAN Dasar ayat-ayat yang menjelaskan tentang lingkungan: [ QS. Al-Baqarah (2) : 164 ] [QS. Al-Jaatsiyah (45) ; ayat 3, 4, 5, 6, 7 ], [ QS. Al-A`raf (7), ayat 54 ]. Allah menjelaskan kepada kita bahwa alam semesta dan seisinya di ciptakan atas hak dan kehendak Allah SWT dan di peruntukkan bagi manusia agar manusia bersyukur serta dapat mempelajari alam semesta ini guna memperkokoh keimanan dan ketaqwaan terhadap sang Maha Khaliq (Pencipta). Dan Allah juga mengancam manusia yang berdusta dan berdosa. Betapa Allah telah menunjukkan kepada manusia terjadinya siklus cuaca dan bagaimana hujan itu diturunkan kebumi dan bagaimana tumbuhan hidup yang tiada ain agar manusia dapat menggali dan mempelajari makna ayat-ayat Allah dapat kita simak pada [ QS. Al-A`raf (7) ; ayat 57 ] [ QS. Al-A`raf (7); ayat 58 ]. Unsur lingkungan di bagi dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal meliputi genetika [QS. An-Nisa : 19]., struktur fungsi tubuh“Tiap jasad yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih utama bagunya.” (HR. Tirmidzi), psikologis [ QS : Al-Israa’ : 73-74 ] dan internal spiritual[QS.Asy-Syams : 9-10], [QS. An-Nisa : 48-50] Sedangkan lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar manusia baik fisik [QS. Al-A`raf (7) ; ayat 57], [QS. AlAnfal (8) : 11], biologis, [QS. Al-Jaatsiyah (45) ; ayat 3, 4, 5, 6, 7 ] [QS. At-Taubah :108], sosial [QS. An-Nisa (4) : 1] [QS. Al-Hujarat (49) : 13] [QS. Al-Hujarat (49):10], dan spiritual [QS. AlBaqarah (2) : 222], “Kebersihan itu adalah separuh dari iman.” (Hadits riwayat Muslim) “Terangilah rumahmu dengan shalat dan membaca Al-Qur`an.” (Al-Hadits) Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia termasuk persepsinya terhadap sehat-sakit. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkunganya serta tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya tersebut. Tindakan kebersihan lingkungan (baik internal maupun eksternal ) adalah merupakan tindakan spiritual dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan, dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya kotor tidak saja merusak keindahan tetapi juga dapat menimbulkan berbagai penyakit dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan penderitaan. Kebersihan harus diupayakan oleh manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dalam rangka mewujudkan suatu kehidupan yang bahagia dan sejahtera baik di dunia maupun di akhirat, memelihara lingkungan baik internal maupun eksternal harus diupayakan untuk menciptakan nuansa yang Islami (spiritual) sebagai bagian dari perintah Allah SWT. Dengan demikian jelaslah bahwa Islam memandang lingkungan sebagai sesuatu rahmat yang diperuntukkan bagi manusia yang harus senantiasa dijaga, dipelihara dan dilestarikan untuk kemakmuran dan kesejahteraan manusia baik individu , kelompok dan masyarakat sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. 3. SEHAT DAN KESEHATAN “ Ya Allah , ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Serta peliharalah kami dari siksa api neraka” [Al-Baqarah (2) :201]. Islam mendorong ummat manusia yang beriman untuk mencapai sesuatu yang baik bagi mereka didunia dan di akhirat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan ilmu dan amal saleh dan sebagai prasyarat yang harus dimiliki adalah sehat /kesehatan.
Sehat dan kesehatan dalam perspektif Islam “Ingatlah , hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram” [QS. Ar-Rad :28]. “ Barang siapa sehat badannya, damai dihatinya dan punya makanan untuk sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya”. (Hadist riwayat At-Turmudzy dan Ibnu Majah) Berpedoman pada hadist tersebut diatas maka sehat bukan hanya bebas dari rasa sakit dan cacat belaka. Sehat berabstraksi jauh lebih dalam lagi, yaitu berada dalam keadaan sejahtera, penuh rasa syukur atas nikmat Allah dalam aspek jasmani, rohani dan sosial. Manusia yang sehat adalah manusia yang sejahtera dan seimbang secara berlanjut dan penuh daya mampu. Dengan kemampuannya itu ia dapat menumbuhkan dan mengembangkan kualitas hidupnya seoptimal mungkin. Ia memiliki kesempatan yang lebih luas untuk memfungsikan dirinya sebaik mungkin untuk beramal sholeh dan beribadat serta menjadi rahmat bagi lingkungannya. Upaya Kesehatan Dalam Al-Qur`an maupun hadist, telah diperingatkan akan pentingnya memperhatikan kesehatan baik dalam konteks upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Beberapa dalil sebagi landasan upaya kesehatan adalah : (1) Upaya promotif (QS: Al-Baqarah (2): 95 ). “Ada dua kenikmatan yang sering dilalaikan orang, yaitu sehat dan waktu senggang”. ( HR. Bukhori dan Muslim ) Berdasarkan dalil tersebut di atas maka manusia dilarang merusak diri baik jasmani maupun rohani, dalam arti manusia wajib memelihara kesehatan dan meningkatkannya.. Dan uraian hadist tersebut dapat dipahami, janganlah kita mengabaikan kesehatan dan waktu senggang. (2) Upaya Preventif [QS. At-Tahrim (66):6 ]
Berkaitan dengan upaya preventif dalam AlQuran dan Al-Hadist dijelaskan sebagai berikut. “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka.......” “Perhatikanlah lima perkara sebelum datangnya lima perkara, yaitu :1. Masa hidupmu sebelum datang ajalmu, 2. Masa sehatmu sebelum datangnya sakit. 3. Masa lapangmu sebelum datangnya sempitmu, 4. Masa mudamu sebelum datangnya masa tua dan 5. Masa kayamu sebelum datangnya miskin.” (HR. Ahmad dan Baihaqi). “Jika kamu mendengar berita ada wabah penyakit disuatu daerah, maka janganlah memasuki daerah itu. Dan jika kamu berada didalamnya, janganlah kamu keluar dari daerah itu.” (Al Hadits) (3) Upaya kuratif[QS. Asy-Syuara (42) : 80 ] “Berobatlah kamu wahai manusia, karena sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit tanpa menurunkan obatnya, kecuali penyakit tua (mati)” (HR. Ashabus Sunan) (4) Upaya rehabilitatif [ QS. Ar-Ra`du (13) :11]
“Berbuatlah untuk bekal duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya-lamanya dan beramllah untuk bekal akheratmu seakan-akan engkau mati besok pagi.” (Al Hadist) “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajahmu dan hartamu, tetapi ia melihat hatimu dan amalmu”. (Al Hadist) Dapat disimpulkan bahwa manusia harus memelihara keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi , antara jasmani dan rohani serta perlu adanya usaha pemulihan yang didasari niat yang sungguh-sungguh dan bekerja keras. 4. KEPERAWATAN “Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil :”Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia orang diantara orang-orang yang menyesal.” [QS. Al-Maidah (5): 31] “Dan orang-orang yang beriman , lelaki dan perempuan , sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf , mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya . Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah ; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [QS. At-Taubah (9) : 71] “ Dan ambilah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) orang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-Nya .” [ QS. Shaad (38): 44 ] “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. [QS Ali Imran (3) : 4]. “Barang siapa yang berkeinginan untuk diselamatkan oleh Allah dari bencana pada hari kiamat, maka bantulah orang yang dalam kesulitan atau hindarkan kesulitannya.” (HR. Muslim).