BAB II PEMBAHASAN 2.1 Defenisi Kebersihan Diri Kebersihan diri/ Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene yang berarti sehat. Jadi Kebersihan perorangan/diri adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. (Tarwoto, Wartonah, 2006 : 78). Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai manusia untuk selalu memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan kita agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Perawat hendaknya mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai kebersihan diri dan lingkungan ini, sebagai bekal untuk merawat dirinya sendiri juga untuk merawat orang lain dalam hal ini adalah pasien, baik di Rumah Sakit, Keluarga maupun di masyarakat. Menurut beberapa ahli : a. Sjarifuddin Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. Sjarifudin. 1979 (dalam Basyar.2005) b. Efendy Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan halyang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihanakan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihanitu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan,sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih, 2006) c. Depkes Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalammemenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, kliendinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). d. Nurjannah Defisit perawatan diri adalah gangguankemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias,makan, toileting) e. Poter. Perry Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatutindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisidimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah 2006 ) Dalam kehidupan sehari – hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan.Hal – hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap
masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.(Tarwoto, Watonah, 2006 :78). 2.2 Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Waktu A. Perawatan Dini Hari Merupakan perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun dari tidur, untuk melakukan tindakan . seperti perapian dalam pengambilan bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan, mempersiapkan pasien dalam melakukan makan pagi dengan melakuhan tindakan perawatan diri seperti mencuci m> rka dan tangan serta menjaga kebersihan mulut. B. Perawatan Pagi Hari Perawatan yang dilakukan setelah melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan keeil), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit, melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut, kuku, dan rambut, serta merapikan tempat tidur pasien. C. Perawatan Siang Hari Perawatan diri yang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diri yang dapat dilakukan antara lain mencuci muka dan tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, serta melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien. D. Perawatan Menjelang Tidur Perawatan diri yang dilakukan pada saat rnenjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan antara lain pemenuhan kebutuhan eliminasi (buang air besar dan keeil), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. b. Praktik social Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita Diabetes Melitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya. e. Kebudayaan Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi secara penuh hanya sekali dalam seminggu.
f. kondisi fisik Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. 2.4 Tujuan Personal Hygiene a. Menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri b. Menghilangkan bau badan yang berlebihan c. Memelihara integritas permukaan kulit d. Menstimulasi sirkulasi / peredaran darah e. Meningkatkan perasaan sembuh bagi klien f. Memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien. g. Meningkatkan percaya diri seseorang h. Menciptakan keindahan i. Meningkatkan derajat kesehatan sesorang 2.5 Tipe Personal Hygiene A. Kesehatan Gigi dan Mulut Untuk pertumbuhangigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineralseperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yangmengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaikuntuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalamsehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Denganmenggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalupanas (Depdikbud, 1986: 30).Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya,gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang danberwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut B. Kesehatan Rambut dan kulit rambut Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan sehari-hari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain seperti topi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yang dalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambut dapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian cara yang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karena itu kotoran, debu, dan asap mudah melekat dengan demikian maka pencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambut dengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kali dalam seminggu (Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu. C. Kesehatan kulit Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinya dengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modern sekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitu pembersihan badan dengan cara
mandi. Perawatan kulit dilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakan keharusan yang mendasar (Depdikbud, 1986:23). Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidak ada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel) D. Kesehatan Telinga Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih,untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih. E. Kesehatan Kuku Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadi sarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain. F. Kesehatan Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea. G. Kesehatan Hidung Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan. Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak. 2.6 Askep Personal Hygiene A. Pengkajian Data Pengkajian dikumpulkan dari klien, keluarga dan orang terdekat, catatan informasi sebelumnya, dan orang yang terlibat dalam memberi dukungan atau perawatan klien. Pengkajian menurut Muslim (2001), meliputi beberapa faktor antara lain: a. Identitas klien dan penanggung Hal yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pekerjaan dan alamat. b. Alasan masuk rumah sakit Umumnya klien defisit perawatan diri dibawa kerumah sakit karena keluarganya merasa tidak mampu merawat, terganggu karena prilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan dirumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. c. Pemeriksaan fisik
Hal yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keseluruhan fisik yang dirasakan klien. Status mental Pengkajian status mental meliputi: 1) Penampilan : tidak rapi, tidak serasi dan berpakaian. 2) Pembicaraan : teroganisir atau berbelit-belit. 3) Aktivitas motorik : meningkat atau menurun. 4) Alam perasaan : suasana hati dan emosi. 5) Afek : sesuai atau maladaptive seperti tumpul, datar, labil, dan ambivalen. 6) Interaksi selama wawancara : respon verbal dan nonversal. 7) Persepsi : ketidak mampuan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan informasi. 8) Proses fikir : proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baikdan tepat mempengaruhi proses piker. 9) Isi piker : berisikan keyakinan berdasarkan penilaian relistis. 10) Tingkat kesadaran : orientasi waktu, tempat dan orang. 11) Memori a.Memori jangka panjang : mengingat peristiwa setelah lebih setahun berlalu. b. Memori jangka pendek : mengingat peristiwa seminggu yang lalu danpada saat dikaji. 12) Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan menyelesaikan tugas dan berhitung sederhana. 13) Kemampuan penilaian : apakah terdapat masalah ringan sampai berat. 14) Daya tarik diri : kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri. 15) Kebutuhan persiapan pulang : yaitu pola aktifitas sehari-hari termasuk minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatan dan kesehatan serta aktifitas dalam dan luar ruangan. B. Diagnosa keperawatan diri Menurut Potter & Perry, 2005) diagnosa keperawatan pada ganguan kebutuhan personal hygiene harus actual dan petensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya atau ngangguan kebutuhan personal hygiene. No 1.
Masalah Keperawatan Batasan Karakteristik Defisit Perawatan diri : Ketidakmampuan untuk melakukan Mandi/Hygiene tugastugas berikut: a) Mengakses kamar mandi. b) Mengeringkan badan.
2
c) Mengambil perlengkapan mandi. d) Mendapatkan sumber air. e) Mengatur suhu atau aliran air mandi. f) Membersihkan tubuh atau anggota badan.Data DS: - Klien mengatakan malas mandi. - Klien mengatakan sering gatal-gatal pada kulitnya, malas untuk gosok gigi dan gunting kuku. - Klien mengatakan perlengkapan mandi seperti sabun,shampoo,handuk, di kamar mandi ruangan klien tidak ada sehingga klien malas mandi - Klien mengatakan tidak ada pakaian ganti setelah mandi. Data DO : - Rambut klien kotor, acak- acakan, pakaian kotor. - Mulut dan gigi bau,Kulit kusam dan kotor,Kuku panjang dan tidak terawat. - Setelah mandi klien masih tampak kotor,klien tidak membersihkan anggota badan klien,dan tidak pakai handuk,akibat dari keterbatasan tersedianya respon keluarga dan pihak rumah sakit untuk membenahi kebutuhan pemenuhan kebersihan diri klien. Defisit Perawatan Diri : Hambatan kemampuan untuk : Berpakaian/Berhias a) Mengancingkan pakaian. b) Mengambil pakaian. Mengenakan atau melepas bagian-bagian pakaian yang penting.Ketidakmampuanuntuk : a) Memilih pakaian. b) Mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan. c) Mengambil pakaian. d) Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah. e) Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas. f) Mengenakan sepatu. g) Mengenakan kaus kaki.
3.
4.
h) Melepaskan pakaian. i) Menggunakan alat bantu. j) Menggunakan resleting. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan untuk : Makan a) Menyuap makanan dari piring ke mulut. b) Mengunyah makanan. c) Menyelesaikan makanan. d) Meletakkan makanan ke piring. e) Memegang alat makan. f) Mengingesti makanan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat. g) Mengingesti makanan secara aman. h) Mengingesti makanan yang cukup. i) Memanipulasi makanan di mulut. j) Membuka wadah makanan. k) Mengambil cangkir atau gelas. l) Menyiapkan makanan untuk diingesti. m) Menelan makanan. n) Menggunakan alat bantu. Defisit Perawatan Diri : a) Ketidakmampuan melakukan hygiene Eliminasi eliminasi yang tepat. b) Ketidakmampuan menyiram kloset atau kursi buang air. c) Ketidakmampuan mencapai kloset atau kursi buang air. d) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi. e) Ketidakmampuan untuk duduk atau bangun dari kloset atau kursi buang air.
C. Menyusun Rencana Keperawatan Hari/tanggal No.Dx Rabu, 01 1. Maret 2017
Perencanaan Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil : 1.Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari-hari secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan. 2. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama mandi dan berpakaian,dandan,toilet dan makan. 3.Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan. 4.Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan
Sabtu, 04 Maret 2017
2.
skala 4 sering menunjukkan keberhasilan. Rencana Tindakan Rasional 1. Bina hubungan saling 1.Mendekatkan diri percaya dengan pasien. pada pasien. Rasa saling 2. Pantau kebersihan diri percaya adalah fasilitas klien dan perawatan diri. untuk ekspresi 3. Fasilitasi klien untuk pikiran/perasaan secara mandi secara mandiri. terbuka. 4. Bantu klien dalam 2.Data dasar dalam kebersihan intervensi. badan,mulut,rambut,dan 3.Memudahkan klien kuku. untuk melakukan 5. Tingkatkan motivasi aktivitas. kliendalam kebersihan 4.Mengarahkan klien badan,mulut,rambut,dan dalam kebersihan diri. kuku. 5.Meningkatkan 6. Lakukan pendidikan kemauan pasien kesehatan mengenai beraktivitas. pentingnya kebersihan 6Meningkatkan diri,pola kebersihan dan pengetahuan dan cara kebersihan diri membuat klien lebih kooperatif. Tujuan dan Kriteria hasil : 1.Menunjukkan keterlibatan sosial,mampu mengidentifikasi dan menerima karakteristik atau perilaku pribadi yang berpengaruh pada isolasi sosial. 2.Mampu mengungkapkan penurunan perasaan atau pengalaman diasingkan 3.Mampu membina hubungan satu sama lain 3.Mampu berpartisipasi dalam kegiatan 4.Mampu berpartisipasi dalam aktivitas pengalihan dengan orang lain 5.Mulai membina hubungan dengan orang lain 6.Mampu mengembangkan keterampilan sosial yang dapat mengurangi isolasi sosial. Rencana Tindakan Rasional 1.Bina hubungan saling 1.Mendekatkan diri pada percaya dengan klien. klien. 2.Bantu klien 2.Mengarahkan klien mengembangkan dan dalam bersosialisasi. meningkatkan keterampilan 3.Memotivasi klien agar sosial interpersonal. dapat berinteraksi.
3.Bantu klien membina hubungan terapeutik dengan klien yang mengalami kesulitan berinteraksi dengan orang lain 4.Fasilitasi kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain 5.Buat jadwal kegiatan pada klien agar berinteraksi dengan orang lain. 6.Jelaskan makna manfaat berhubungan dengan orang lain dan kerugian menarik diri
4.Memudahkan klien untuk melakukan aktivitas dan berinteraksi. 5.Meningkatkan rasa percaya diri pada klien. 6.Agar Klien termotivasi untuk berinteraksi.
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Pelaksanaan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah di buat : Hari/Tanggal No.Dx Pukul Implementasi Evaluasi Keperawatan (SOAP) Rabu, 01 1. 09.00 - 1. Membina hubungan S : Klien Maret 2017 10.00 saling percaya dengan mengatakan WIB klien. merasa tenang 2. Memantau kebersihan dan akan diri klien dan perawatan berusaha untuk diri. melakukan 3. Memfasilitasi dan perawatan diri : mengarahkan klien untuk mandi.Klien melakukan aktivitas juga mengatakan kebersihan diri : mandi, setelah mandi 09.10secara mandiri. badan terasa 11.00 4. Membantu klien dalam segar. WIB kebersihan O :a) Klien badan,mulut,rambut, dan tampak tenang kuku b) Klien ada 5. Meningkatkan keinginan untuk motivasi klien dalam melakukan kebersihan perawatan diri : badan,mulut,rambut dan mandi. c) Klien kuku. mulai kooperatif 6. Melakukan pendidikan A : Pengkajian kesehatan mengenai dilanjutkan, pentingnya kebersihan klien sudah
diri, pola kebersihan.
bersedia untuk mandi, tapi masih dengankeinginan untuk dibantu. P: Intervensi Dilanjutkan Pantau kebersihan klien setiap hari
DAFTAR PUSTAKA Perry, Potter.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta : EGC Perry, potter. 2006. Fundamental keprawatan: konsep,proses, dan praktik.Jakarta: EGC.
http://fadlillahbieber.blogspot.com/2013/03/makalah-personal-hygiene.html http://alkha888.blogspot.com/2011/12/konsep-kebutuhan-perawatan-diri-dan.html http://asuhankeperawatanpebriantissitorus.blogspot.com/2017/11/vbehaviorurldefaultvmlo.html