Perencanaan Permukiman PERUMAHAN KUMUH Di s u s u n Oleh : CUT ALDA RINTANIA ( 1603110070 ) MIFTAHUL JANNAH (1603110022 ) DOSEN PEMBIMBING : MUHAMMAD JONI SE.Ak.ST.MT
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH TAHUN 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh sering disebut sebagai slum area dan dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan dan sumber penyakit sosial lainnya.
LOKASI : PERUMAHAN KUMUH, DAN PETA GAMPONG JAWA, BANDA ACEH
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian dan Karakteristik Pemukiman Kumuh Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung dan dapat
merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan masyarakat. Sedangkan kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar.
Kriteria Umum Pemukiman Kumuh: 1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek, namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi. 2. Keadaan fisik hunian minim dan perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih dapat ditingkatkan. 3. Para penghuni lingkungan pemukiman kumuh pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan tingkat pendidikan rendah. 4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta tidak menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang untuk mendorong mobilitas tersebut. 5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya.
2.2
Orientasi Identitas KK : -
Nama Suami : Zulkiram(36)
-
Nama Istri : Rahmi ( 33)
-
Nama Anak : Muhammad Nazi ( 7 )
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Rumah : 6x8
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah
- Luas Tanah : 34m2
Tempat Pembuangan Sampah. -
Listrik : Prabayar
-
Pekerjaan : Pemulung
Sumber : Hasil Survey Identitas KK : -
Nama Suami : Anrdi Ramadhan (30)
-
Nama Istri : Dewi Santi ( 26)
-
Nama Anak : Haris R ( 5 ) dan Maulana ( 13 )
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Rumah : 7x6
- Luas Tanah : 34m2
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah Tempat Pembuangan Sampah.
-
Listrik : Prabayar
-
Pekerjaan : Sopir
Sumber : Hasil Survey Identitas KK : -
Nama Suami : M. Nasir ( 45 )
-
Nama Istri : Nurhayati ( 40 )
-
Nama Anak : Lia Sari ( 20 ) dan Irfan ( 24 )
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Rumah : 9x7
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah
- Luas Tanah : 34m2
Tempat Pembuangan Sampah. -
Listrik : Prabayar
-
Pekerjaan : Jualan Ikan
Identitas KK : -
Nama Suami : Gunawan Ali Hendra ( 42 )
-
Nama Istri : Roma ( 38 )
-
Mempunyai 3 orang anak
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Rumah : 4x8
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah Tempat Pembuangan Sampah.
-
Listrik : Prabayar -
Sarana Prasarana
:
-Paret
: Tidak Ada
-
-Listrik
: Ada
-
-Jalan
: Ada
-
-Kantor Desa :Tidak Ada
Identitas KK : -
Nama Suami : Ardi Sandri ( 46 )
-
Nama Istri : Miranda ( 44 )
-
Mempunyai 4 orang anak
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Lahan : 6x6
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah Tempat Pembuangan Sampah.
-
Listrik : Prabayar -
Sarana Prasarana
:
-Paret -Listrik
: Tidak ada : Ada
Identitas KK : -
Nama Suami : M.saleh ( 56 )
-
Nama Istri : Rohani ( 54 )
-
Mempunyai 5 orang anak
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Lahan : 6x6
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah Tempat Pembuangan Sampah.
-
Listrik : Prabayar
Sumber : Hasil Survey
Identitas KK : -
Nama Suami : Ansar ( 53 )
-
Nama Istri : Salamah ( 39 )
-
Mempunyai 4 orang anak
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Lahan : 5x6
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah Tempat Pembuangan Sampah.
-
Listrik : Prabayar -
Sarana Prasarana
:
-Paret -Listrik
: Tidak Ada : Ada
Identitas KK : -
Nama Suami : Zulkifli ( 35 )
-
Nama Istri : Dewi Santi ( 30 )
-
Nama Anak : Linda ( 21 ) dan Hendra Derawan( 23 )
-
Bahan Rumah : Triplek, Terpal.
-
Luas Rumah : 9x7
-
Sumber Air : Ambil dari tangki air di tanggul, dan mengambil air didekat daerah
- Luas Tanah : 34m2
Tempat Pembuangan Sampah. -
Listrik : Prabayar
Sumber : Hasil Survey
Gambar : Drainase Sumber : Hasil Survey
Gambar : Keadaan Jalan dan Tangki Air Sumber : Hasil Survey
2.3
Masalah-masalah Akibat Pemukiman Kumuh Perumahan
kumuh
dapat
mengakibatkan
berbagai
dampak.
Dari
segi
pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial, dimana
sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.. Masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh pada umumnya terdiri dari golongan-golongan yang tidak berhasil mencapai kehidupan yang layak, sehingga tidak sedikit masyarakat yang menjadi pengangguran, gelandangan dan pengemis yang sangat rentan
terhadap
terjadinya
perilaku
menyimpang
dan
berbagai
tindak
kejahatan. Perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada pemukiman kumuh adalah perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan kelaziman yang berlaku sebagaimana kehendak sebagian besar anggota masyarakat. Wujud perilaku menyimpang di pemukiman kumuh ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan seperti membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat, menghindari pajak, tidak memiliki KTP dan menghindar dari kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti gotongroyong dan kegiatan sosial lainnya.
2.4
Upaya Mengatasi Pemukiman Kumuh Cara Mengatasi Pemukiman Kumuh: 1.
Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan sarana lingkungan yang ada.
2.
Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh yang dilakukan dengan membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat
BAB III PENUTUP Tumbuhnya pemukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan pemukiman-pemukiman baru sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota. Daerah kumuh yang terbentuk ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan karena dapat menjadi sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.Cara mengatasi pemukiman kumuh ini dapat dilakukan oleh pemerintah dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh tersebut. Sehingga permasalahan pemukiman kumuh ini dapat diatasi dengan tuntas.