Rachmad Winarko Suhar Putra 21040113130083 Kelas A
Analisis Kawasan Permukiman Kelurahan Tlogosari Kulon Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang
1.
Latar Belakang Kebutuhan lahan di kawasan perkotaan semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan kegiatan sosial ekonomi yang menyertainya. Peningkatan kebutuhan lahan merupakan implikasi dari semakin beragamnya fungsi di kawasan perkotaan (pemerintahan, perdagangan dan jasa, industri) yang disebabkan oleh keunggulannya dalam hal ketersediaan fasilitas umum dan kemudahan aksesibilitas sehingga mampu menarik berbagai kegiatan untuk beraglomerasi. Dikaitkan dengan karakteristik lahan yang terbatas, dinamika perkembangan kegiatan di kawasan perkotaan ini menimbulkan persaingan antara penggunaan lahan yang mengarah pada terjadinya perubahan penggunaan lahan dengan intensitas yang semakin tinggi. Di kawasan pinggiran, perkembangan kawasan perkotaan menyebabkan perubahan penggunaan dari lahan (pertanian/non perkotaan) ke penggunaan perkotaan (terutama perumahan). Sementara di kawasan pusat dan kawasan transisi kota, persaingan antara kegiatan perkotaan menyebabkan perubahan penggunaan lahan dari perumahan ke non-perumahan (perdagangan dan jasa/komersial) (Iwan Kustiawan dan Melani Anugrahani 2000). Hal tersebut terjadi di kawasan Permukiman Tlogosari Kulon dan sekitarnya. Sesuai dengan data BPS Kelurahan Tlogosari Kulon merupakan kawasan berkepadatan tinggi yang diperuntukkan sebagai kawasan permukiman, baik yang terencana maupun tidak terencana. Pembangunan yang meningkat terlihat dari banyaknya aktivitas baru terutama dari kegiatan perdagangan dan jasa yang mengakibatkan perubahan infrastruktur, kondisi sosial maupun kependudukannya. Dengan kondisi dan masalah yang ada di Kelurahan Tlogosari Kulon, menjadikan dasar untuk menganalisis kelurahan ini.
2. Gambaran Umum Wilayah Wilayah studi merupakan kawasan permukiman penduduk di Kelurahan Tlogosari Kulon yang termasuk salah satu kelurahan di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki 28 RW dan 249 RT. Kawasan permukiman sejak awal memang sudah didominasi oleh permukiman baik yang terencana maupun permukiman yang tumbuh secara alami. Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki luas wilayah 278,5 Ha atau sekitar 13,4% dari luas wilayah Kecamatan Pedurungan. Hampir semua wilayah di Kelurahan Tlogosari Kulon ini merupakan kawasan permukiman sekitar 85% dari total wilayah administrasi. Kelurahan Tlogosari Kulon juga merupakan daerah perdagangan dan jasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai mata pencaharian. Dan juga terdapat beberapa fasilitas pendidikan berupa TK dan SD.
1
Rachmad Winarko Suhar Putra 21040113130083 Kelas A
3. Analisis Morfologi dan Bentuk Fisik Kawasan permukiman pada daerah di Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang ini merupakan kawasan permukiman yang baru. Dulunya kawasan permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan ini sendiri berbentuk lahan kosong dan sawah. Lahan kosong dan sawah kemudian dialihfungsikan menjadi permukiman yang berupa perumahan-perumahan yang pembangunannya telah direncanakan dan tertata sesuai peraturan pemukiman dan perumahan yang berlaku. Bentuk fisik dari permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon ini adalah permukiman yang teratur. Permukiman yang teratur tersebut terbentuk karena adanya perencanaan tertentu yang teratur dan diikuti dengan perkembangan fungsi guna lahan yang struktural di sekitarnya seperti perdagangan dan jasa, fasilitas pendidikan dan lain lain. Sebelum adanya pengalihfungsian kawasan permukiman pada daerah Kelurahan Tlogosari Kulon ini sebagian besar masih merupakan lahan kosong dan sawah. Namun sekarang lahan kosong dan sawah tersebut sudah dipenuhi oleh permukiman penduduk dan kawasan perdagangan dan jasa. Sehingga sangat banyak lahan kosong dan sawah yang pada saat ini telah beralih fungsi hilang khususnya di Kelurahan Tlogosari Kulon, tetapi tidak mengalami perubahan secara signifikan.
Gambar 3.1 Peta Tata Guna Lahan
Dibalik semua itu terdapat perubahan pada infrastruktur lingkungan khususnya pada jaringan jalan dan drainase.
2
Rachmad Winarko Suhar Putra 21040113130083 Kelas A Jalan Akibat dari pengembangan kawasan permukiman, jaringan jalan dikelurahan tersebut pun kini mengalami peningkatan kualitas yang terlihat dari kondisi jalan yang baik. Jaringan jalan yang di Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki lebar 4 m dan dapat dilalui 2 mobil. Jenis jalan yang terdapat adalah aspal dan paving. Jalan aspal terdapat di pusat kegiatan seperti pasar/jalan raya dan jalan paving terdapat pada daerah perumahan. Kondisi jalan terbilang cukup baik yaitu sekitar 75%.
Gambar 3.2 Kondisi Jalan Paving Perumahan
Drainase Pada jaringan drainase terdapat kemunduran karena hilangnya lahan–lahan kosong dan hijau yang awalnya menjadi daerah resapan. Hal tersebut ditandai dengan volume air yang tidak tertampung saat musim penghujan. Di Kelurahan Tlogosari Kulon terdapat 2 jenis drainase, drainase terbuka dan tertutup. Drainase terbuka digunakan di daerah perdagangan dan jasa sedangkan drainase tertutup digunakan pada daerah perumahan. Kondisi drainase pada perumahan cukup bagus sedangkan pada perdagangan dan jasa mayoritas tersumbat sampah. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari warga sekitar.
Gambar 3.3 Kondisi Drainase pada Perumahan Sistem Persampahan Persampahan yang berada di perumahan tergolong baik, namun untuk kondisi persampahan di sekitar jalan raya masih tergolong kurang tertata, karena masih terdapat tumpukan sampah di pingir jalan yang belum dipindahkan ke TPA/TPS setempat
Gambar 3.4 Kondisi Persampahan di Perumahan
3
Rachmad Winarko Suhar Putra 21040113130083 Kelas A 4. Analisis Hubungan Sosial Perubahan sosial terjadi khususnya di Kelurahan Tlogosari Kulon yang awalnya masyarakat merupakan petani, namun karena hilangnya lapangan pekerjaan terjadi pergeseran sosial (mata pencaharian). Semenjak banyak sekali sawah dan lahan kosong yang dialih fungsikan menjadi permukiman dan perdagangan jasa, masyarakat pun kini beralih pekerjaan dimana saat ini banyak masyarakat Kelurahan Tlogosari Kulon bekerja sebagai pada sektor perdagangan dan jasa (termasuk ke dalam mata pencaharian nonformal, seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, penjaga toko dan lain sebagainya). Kondisi sosial lain yang berubah adalah adanya para pendatang yang menghuni kawasan permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon. Kebanyakan dari mereka ialah karyawan atau buruh industri ataupun swasta. Kondisi sosial yang awalnya masih bersifat kedesaan namun karena banyaknya pendatang dan pengaruh ekspansi pusat kota merubah kondisi dan budaya sosial menjadi perkotaan. 5. Analisa Kependudukan Jumlah penduduk di Kelurahan Tlogosari Kulon ini dapat dikatakan cukup padat. Terlihat dari jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah permukiman, sehingga semakin tinggi kepadatan permukiman yang ada, maka jumlah penduduk pun semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya. Mayoritas masyarakat bermata pencaharian pada sektor perdagangan dan jasa (termasuk ke dalam mata pencaharian nonformal, seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, penjaga toko dan lain sebagainya). Sedangkan untuk mata pencaharian petani tidak ditemukan karena lahan pertanian yang tidak ada. 6. Analisa Ekonomi dan Kondisi Pasar Mata pencaharian masyarakat pada permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon mayoritas adalah sektor perdagangan dan jasa. Supply dan demand yang ada di kawasan permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan adalah dengan adanya kawasan perdagangan dan jasa pada daerah ini dan juga terdapat 2 pasar yang dibentuk oleh keberadaan kawasan permukiman itu sendiri. Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki beberapa sekolah, seperti TK dan SD yang dimana pada akhirnya aspek pendidikan memberikan supply dan demand di Kelurahan Tlogosari Kulon. Selain terdapat sarana pendidikan, terdapat pula kompleks pertokoan yang menunjang sebagian besar kebutuhan masyarakat di Kelurahan Tlogosari Kulon. Perdagangan dan jasa pada akhirnya menjadi sumber supply dan demand di Kelurahan Tlogosari Kulon. Penduduk di awasan permukiman pada Kelurahan Tlogosari Kulon ini merupakan salah satu aspek yang menunjang perputaran perekonomian di kawasan itu sendiri.
Gambar 6.1 (a) Bank Umum (b) Bank BPR (c) Pasar Parang Kusumo (d) Pasar Satrio Wibowo
4
Rachmad Winarko Suhar Putra 21040113130083 Kelas A 7. Kesimpulan Pertumbuhan penduduk yang pesat membuat kebutuhan akan ruang hunian bertambah, dengan begitu meningkat pula kebutuhan akan lahan. Oleh karena itu terdapat fenomena alih fungsi lahan yang awalnya merupakan lahan kosong, lahan hijau (sawah), menjadi kawasan permukiman serta diikuti dengan berkembangnya sektor perdagangan dan jasa. Fenomena seperti itu terjadi di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang tepatnya di kawasan permukiman pada Kelurahan Tlogosari Kulon. Tumbuhnya permukiman ini membuat pergeseran kondisi sosial masyarakat sekitar mulai dari mata pencaharian yang semula ialah petani dan menjadi sektor perdagangan dan jasa (termasuk ke dalam mata pencaharian nonformal, seperti pedagang kaki lima, tukang parkir, penjaga toko dan lain sebagainya). Selain itu dampak pertumbuhan permukiman seperti ini berdampak pula dengan infrastruktur lingkungan, jaringan jalan yang semakin baik kondisinya namun jaringan drainase yang menjadi lebih buruk karena berkurangnya ruang terbuka sebagai daerah resapan air dan kesadaran masyarakat akan sampah yang tertimbun di daerahdaerah pusat seperti pasar. Permukiman di Kelurahan Tlogosari Kulon memiliki lokasi yang strategis sehingga perubahan fungsi dari lahan kosong dan persawahan kini telah menjadi kawasan permukiman warga dan juga kawasan perdagangan dan jasa. Kepadatan penduduk sebagai pengaruh pembangunan permukiman daerah Kelurahan Tlogosari Kulon ini sangat signifikan berpengaruh terhadap kepadatan penduduk di Kelurahan Tlogosari Kulon. Akan menjadi suatu kekhawatiran karena permintaan atas rumah terus bertambah sedangkan lahan yang ada terbatas. Suatu perubahan alih fungsi lahan sebagai akibat dari pengembangan kawasan permukiman akan mempengaruhi lingkungannya di berbagai aspek dari mulai kepadatan penduduk, perubahan kondisi sosial, maupun perekonomian.
Sumber Adhelina, Ayu. 2013. Presentasi Tlogosari Kulon. Dalam www.slideshare.net. Diakses pada Jumat, 31 Oktober 2014. Wicaksono, Tangguh. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Pemanfaatan Perumahan untuk Tujuan Komersial di Kawasan Tlogosari Kulon, Semarang. Dalam eprints.undip.ac.id. Diakses pada Jumat, 31 Oktober 2014.
5