Manajemen Pasiva atau Liability Management (Dahlan Siamat: 1993 hal.142) adalah suatu proses di mana bank berusaha mengembangkan sumber – sumber dana yang non tradisional melalui pinjaman di pasar uang atau dengan menerbitkan instrumen utang untuk digunakan secara menguntungkan terutama untuk memenuhi permintaan kredit.
Kegiatan utama bank secara garis besar meliputi tiga kegiatan utama: 1. bagaimana bank dapat menghimpun dana dari masyarakat 2. setelah dana terhimpun bagaimana bank tersebut menggunkan dananya dalam arti menyalurkan kembali kepada masyarakat agar penggunaan dana tersebut mempunyai dampak positif 3. pelayanan (jasa) yang diberikan oleh bank kepada masyarakat.
Sisi pasiva dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : Dana Pihak Pertama yang berasal dari Pemilik dan Laba Bank Dana Pihak Kedua yang dapat diperoleh melalui Pasar Uang Dana Pihak Ketiga yaitu dana yang berasal dari masyarakat berupa Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito, Setoran Jaminan serta Kewajiban Lainnya Yang Segera dibayar.
Manajemen Pasiva ini menjadi sangat penting, karena sebagian besar dana yang dikelola oleh perbankan berasal dari Dana Pihak Ketiga, berupa Giro baik rupiah maupun valuta asing.
SASARAN MANAJEMEN PASIVA
Meminimumkan biaya bunga atas dana yang dihimpun. Menjalin hubungan yang baik dengan Kreditur. Pemeliharaan pergerakan sumber dana akibat kondisi ekonomi dan moneter. Menciptakan surat – surat berharga dalam rangka Purchased Funds, sehingga kebutuhan likuiditas yang sifatnya sangat mendesak dapat dipenuhi. Meningkatkan hubungan koresponden dengan lembaga keuangan atau bank lain, agar money market line yang diperoleh dapat dipertahankan dan setiap saat dapat digunakan jika bank dalam posisi kesulitan atau menjaga hubungan baik yang terbina.
Modal merupakan sumber dana pihak pertama, yaitu sejumlah dana yang diinvestasikan oleh Pemilik untuk pendirian suatu bank. Agar perbankan dapat berkembang secara sehat dan mampu bersaing dalam perbankan internasional maka permodalan bank harus senantiasa mengikuti ukuran yang berlaku secara internasional, yang ditetapkan oleh Banking for International Settlements atau disingkat BIS yang berkantor pusat di Jeneva, Swiss yaiu besar Capital Adequacy Ratio adalah 8 %. Penemuan kewajiban penyediaan modal minimun didasarkan atas risiko aktiva dalam arti luas, artinya tidak hanya aktiva yang tercantum pada neraca secaraon Balance Sheets tetapi juga pada aktiva yang bersifat administratif atau secara off Balance Sheets, sebagaimana yang tampak pada kewajiban yang bersifat kontinjen dan/atau komitmen yang yang disediakan oleh bank bagi pihak ketiga.
Dalam hal melakukan penilaian untuk pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum suatu bank di samping atas dasar perhitungan secara kuantitatif atas angka – angka terdapat pada sisi Assets, dilakukan juga penilaian secara kualitatif yang didasarkan pada parameter seperti kolektibilitas aktiva produktif. Dengan mengacu pada prinsip – prinsip yang diterapkan di banyak negara, yang pada dasarnya mengacu pada BIS, maka bila terdapat faktor – faktor yang sangat berpengaruh terhadap pada permodalan bank, diperlukan judgement, baik yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan maupun oleh Bank Sentralnya.
Modal
dana yang besaral dari pemilik bank atau pemegang saham ditambah dengan agio saham dan hasil usaha yang berasal dari kegiatan usaha bank.
JENIS MODAL 1. Modal inti atau Core Capital atau Tier 1 modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan setelah diperhitungkan pajak, laba tahun – tahun lalu setelah diperhitungkan pajak, dikurangi kerugian tahun lalu, laba tahun berjalan setelah dikurangi pajak (diperhitungkan 50%), dikurangi rugi tahun berjalan, dikurangi goodwil (jika ada) dan diperhitungkan kekurangan jumlah penyisihan penghapusan aktiva produktif dari jumlah yang seharusnya dibentuk
2. Modal Pelengkap atau Supplementary Capital atau Tier 2 Cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan aktiva produktif (maksimum sebesar 1,25% dari ATMR), modal pinjaman, Pinjaman subordinasi (maksimum 50% dari jumlah modal inti), jumlah modal; pelengkap tersebut yang diperhitungkan menjadi komponen modal maksimal sebesar 100% dari modal inti. Kriteria pinjaman subordinasi : •
Ciri-ciri modal pinjaman : • • •
•
• Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan, dipersamakan dengan modal dan telah dibayar penuh. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisitlif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia. • Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba yang dilahan dan cadangan-cadangan yang • temasuk modal inti, meskipun belum dilikuidasi. Pembayaran bunga dapat dttanggihkan jika • bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam hal ini pada saat bank mengajukan permohonan persetujuan, bank harus menyampaikan program pembayaran kembali pinjman subordinasi tersebut. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor penuh. Jangka waktu minimal pinjaman 5 tahun. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank tetap sehat. Hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada dalam hal ini kedudukannya sama dengan modal.
Tata Cara Perhitungan Pemenuhan Kebutuhan Modal Minimum 1) Dasar Perhitungan Kebutuhan Modal Perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko atau ATMR, pengertian aktiva yang dimaksudkan adalah aktiva yang terdapat pada neraca (on Balance Sheets) dan aktiva yang bersifat administratif (off Balance Sheets) yang tarcermin pada kewajiban yang masih bersifat kontijen atau komitmen yang disediakan oleh bank bagi Pihak Ketiga. 2) Bobot Risiko Aktiva Neraca Dalam menghitung ATMR, terdapat masing – masing pos aktiva yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung pada aktiva tersebut atau bobot ririko yang didasarkan pada golongan nasabah, penjamin serta sifat agunan. Sedangkan untuk kredit – kredit yang penarikannya dilakukan secara bertahap, maka bobot ririko dihitung berdasarkan besarnya penarikan kredit pada tahap yang bersangkutan. 3) Bobot Risiko Aktiva Administratif Perhitungan bobot risiko untuk aktiva administratif dilakukan melalui 2 tahap.
Contoh : POS – POS AKTIVA Kas Giro Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Penyisihan Penghapusan Penempatan Pada Bank Lain Surat Berharga : SBI SBPU Peny. Penghapusan Srt Berharga Kredit Yang Diberikan : Kredit Modal Kerja Kredit Ekspor Kredit Investasi Penyisihan Penghapusan Kredit Investasi (Penyertaan) Penyisihan Penghapusan Penyertaan Aktiva Tetap Penyisihan Penghapusan Aktiva Tetap
Bobot 0% 0% 20%
JUMLAH 125.500 401.500 1.721.000
0% 20 %
-21.000 3.050.000 1.101.500 -51.500
20% 50% 100% 100% 100%
7.900.000 2.200.000 1.724.000 -47.500 1.874.500 -47.500 2.304.500 -300.500
Pertanyaan Jika Bank Budi Luhur memiliki Modal Inti sebesar Rp. 1.016.500.000.000,00 dan Modal Pelnegkap sebesar Rp. 2.000.000.000.000,00, Hitung besarnya CAR yang dimiliki!
Perhatikan : Penyisihan Penghapusan (Loan Loss Provision) diperhitungkan (mengurangi) Assets yang mempunyai bobot risiko lebih tinggi (tertinggi).
Jawab : Perhitungan ATMR Kas Giro Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Surat Berharga : SBI SBPU Kredit KMK Kredit KE Kredit KI Investasi Aktiva Tetap
125.500.000.000 401.500.000.000 1.700.000.000.000 3.050.000.000.000 1.050.000.000.000 7.900.000.000.000 2.200.000.000.000 1.600.000.000.000 1.800.000.000.000 2.040.000.000.000
Total ATMR
Besarnya Modal yang diperhitungkan : Modal Inti (Tier I) Modal Pelengkap (Tier 2) 100% dari Modal Inti) Modal
CAR =
X X X X X X X X X X
0% 0% 20% 20% 20% 20% 50% 100% 100% 100X
0 0 340.000.000.000 0 210.000.000.000 1.580.000.000.000 1.100.000.000.000 1.600.000.000.000 1.800.000.000.000 2.040.000.000.000 8.670.000.000.000
= =
Rp. Rp.
1.016.500.000.000,00 1.016.500.000.000,00 (Maksimal
=
Rp.
2.033.000.000.000,00
2.033.000.000.000 X 100% = 23,45% 8.670.000.000.000
Tata Cara Perhitungan Modal Rekap Pada saat terjadi krisis moneter hampir semua bank mengalami negative spreade, yang berakibat pada posisi keuangan bank menjadi tidak sehat. Negative spread terjadi karena biaya bunga yang dibayar oleh bank lebih kecil dibanding dengan pendapatan bunga yang diterima, ditambah lagi adanya debitur macet. Melihat kondisi yang seperti ini, pemerintah cepat mengambil suatu kebijakan untuk melakukan rekapitulasi di bidang perbankan, agar Modal bank tidak negatif lagi, dengan cara modal bank dipenuhi oleh pemerintah sejumlah yang dibutuhkan, dan atas setoran modal ini, pada saat yang sama seolah – olah bank yang direkap melakukan pembelian obligasi kepada pemerintah. Penentuan besarnya modal rekap Sejak saat itu, sisi sumber dana bank (sisi pasiva) muncullah yang namanya “Tambahan Modal Disetor”, sedang di posisi pengunaan dana (sisi aktiva) terdapat pengunaan dana dalam bentuk “Obligasi Pemerintah”.
1. Menetapkan besarnya total kerugian yang dialami oleh bank yang akan direkap 2. Menghitung total modal yang dimiliki, yaitu modal inti dan modal pelengkap. 3. Menghitung jumlah Kativa Tertimbang Menurut Risiko, baik yang ada di neraca bank (on Balance Sheet) maupun yang terdapat pada rekening administratif bank (of balance sheet), lalu dijumlahkan. 4. Berdasarkan perhitungan total ATMR dikalikan dengan besarnya CAR minimal yaitu 8%. 5. Menjumlahkan total kerugian dikurangi modal dan ditambahkan dengan hasil perhitungan CAR yang dibutuhkan.
Bank Budi Luhur memiliki neraca yang belum selesai disusun per 31 Desember 2005, sebagaimana tampak pada data neraca di bawah ini, dan untuk memudahkan pembahasan bentuk neraca disederhanakan, demikian pula untuk rekening administratif tidak dicantumkan dalam perhitungan, dengan asumsi bahwa bobot risiko seluruh rekening administratif adalah 0%, dengan demikian tidak akan mempengaruhi perhitungan total ATMR yang dimiliki bank tersebut, pada akhir periode tahun laporan. PT. Bank Budi Luhur Per 31 Desember 2005 (dalam Jutaan IDR) POS-POSS AKTIVA Kas Giro Pada Bank Indonesia Penetapan Pada Bank Lain Peny. Penghapusan Penetapan Surat Berharga : SBI SBPU Peny. Penghapusan Surat Berharga Kredit Yang Diberikan: Kredit Modal kerja Kredit Ekspor Kredit Investasi Peny. Ph. Kredit Investasi (Penyertaan) Peny. Penghapusan Penyertaan Aktiva Tetap Peny. Penghapusan Aktiva Tetap
Bobot 0% 0% 20%
0% 20%
20% 50% 100% 100%
100%
Jumlah
POS-POS PASIVA Bunga 125.500 Giro 5% 401.500 Tabungan 11% Deposito Berjangka 16% 1.721.000 Sertifikat Deposito -21.000 Berjangka 15% 3.050.000 Kewajiban Segera Lainnya 0% 1.101.500 Pinjaman Antarbank (DOC) 14% Pinjaman yang Diterima 14% -51.500 Pinjaman Subordinsi 12% Modal: 7.900.000 Modal Saham 2.200.000 Cadangan Umum 1.724.000 Laba Yang Ditahan -124.000 Laba (Rugi) Tahun Lalu 1.847.500 Laba (Rugi) Tahun Berjalan -47.500 2.340.500 -300.500 21.867.000
Jumlah 1.150.000 2.350.000 11.000.000
2.100.000 500.000 3.650.000 1.150.000 1.650.000
300.000 17.500 22.500 10.000 -2.033.000
23.900.000
PERTANYAAN
Berdasarkan data-data Neraca di atas diminta: a. Hitung bearnya CAR (ebelum rekapitulasi), sesuai ketentuan BI CAR saat itu = 4% b. Agar Bank Budi Luhur, dapat memenuhi ketentuan permodalan (CAR) yang berlaku, berapa besarnya nilai rekapitulasi yang seharusnya dilakukan. c. Hitung besarnya Laba/rugi Bank Budi Luhur. d. Berdasarkan hasil rekapitulasi (soal butir b di atas), susun Neraca PT Bank Budi Luhur setelah adanya rekapitulasi.
KETERANGAN o Penyisihan Penghapusan (Loan Loss Provision) diperhitungkan (mengurangi) Assets yang mempunyai bobot risiko lebih tinggi (tertinggi) o Setoran rekapan dimasukan kelompok Modal, sebagai Rekapitulasi Modal. o Rekap dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk Obligasi Pemerintah, dikelompokkan dalam Surat-surat berharga, sebagai Obligasi Pemerintah (tingkat bunga obligasi 10,5%)
JAWAB a. Menghitung total ATMR, dengan asumsi Bank Budi Luhur tidak memiliki ATMR yang Off Balance sheet (rekening administratif), sebagai berikut: Kas Giro Pada Bank Indonesia Penempatan Pada Bank Lain Surat Berharga : SBI SBPU Kredit KMK Kredit KE Kredit KI Investasi Aktiva Tetap
125.500.000.000 x 0% 401.500.000.000 x 0% 1.700.000.000.000 x 20% 3.050.000.000.000 x 0% 1.050.000.000.000 x 20% 7.900.000.000.000 x 20% 2.200.000.000.000 x 50% 1.600.000.000.000 x 100% 1.800.000.000.000 x 100% 2.040.000.000.000 x 100%
Total ATMR
0 0 340.000.000.000 0 210.000.000.000 1.580.000.000.000 1.100.000.000.000 1.600.000.000.000 1.800.000.000.000 2.040.000.000.000
−2.033.000.000.000
CAR = 8.670.000.000.000 x100% = - 23,45%
8.670.000.000.000
Perincian Modal :
b. CAR Seharunya = 4% X 8.670.000.000.000 = Rp. 346.800.000.000
Modal Saham = Cadangan Umum = Laba yang Ditahan = Laba/Rugi Th Lalu = Laba/Rugi Th Berjalan = Jumlah Modal = Modal Minimum = Besarnya Modal Rekap =
Rp300.000.000.000 Rp17.500.000.000 Rp22.500.000.000 Rp10.000.000.000 -Rp2.033.000.000.000 -Rp1.683.000.000.000 Rp346.000.000.000 Rp2.029.800.000.000
c. Jumlah Pasiva = Jumlah Aktiva = Rugi Bank Budi Luhur
Rp. 23.900.000.000.000 Rp. 21.867.000.000.000 Rp. 2.033.000.000.000 Neraca PT. Bank Budi Luhur Per 31 Desember 2005 (dalam Jutaan IDR)
d. POS-POSS AKTIVA Kas Giro Pada Bank Indonesia Penetapan Pada Bank Lain Peny. Penghapusan Penetapan Surat Berharga : SBI SBPU Obligasi Pemerintah Peny. Penghapusan Surat Berharga Kredit Yang Diberikan: Kredit Modal kerja Kredit Ekspor Kredit Investasi Peny. Ph. Kredit Investasi (Penyertaan) Peny. Penghapusan Penyertaan Aktiva Tetap Peny. Penghapusan Aktiva Tetap
Bobot 0% 0% 20%
0% 20%
20% 50% 100% 100%
100%
Jumlah
POS-POS PASIVA Bunga 125.500 Giro 5% 401.500 Tabungan 11% Deposito Berjangka 16% 1.721.000 Sertifikat Deposito -21.000 Berjangka 15% 3.050.000 Kewajiban Segera Lainnya 0% 1.101.500 Pinjaman Antarbank (DOC) 14% 2.029.800 Pinjaman yang Diterima 14% Pinjaman Subordinsi 12% -51.500 7.900.000 Modal: 2.200.000 Modal Saham 1.724.000 Cadangan Umum -124.000 Laba Yang Ditahan 1.847.500 Laba (Rugi) Tahun Lalu Laba (Rugi) Tahun Berjalan -47.500 Rekapitulasi Modal 2.340.500 -300.500 23.896.800
Jumlah 1.150.000 2.350.000 11.000.000
2.100.000 500.000 3.650.000 1.150.000 1.650.000
300.000 17.500 22.500 10.000 -2.033.000 2.029.800
23.896.800
CADANGAN
sejumlah dana yang digunakan untuk memperkuat struktur permodalan bagi bank dapat dikelompokan menjadi cadangan umum dan cadangan tujuan.
Cadangan umum
Cadangan tujuan
cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapatkan prsetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota sesuai dengan ketentuan pendirian atau anggaran dasar masing-masing bank.
bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapatkan persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
Laba tahun lalu
retained earnings saldo laba bersih setelah dikurangi pajak yang oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tida dibagikan. LABA TAHUN BERJALAN
seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu setelah diperhitungkan pajak, dan belum ditetapkan penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota.
laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah dikurangi taksiran utang pajak.
sumber dana bank yang diperoleh melalui Pasar Uang Antarbank dan melalui Pasar Modal dengan cara menerbitkan obligasi atau surat berharga jangka panjang lainnya.
Sumber Dana Pihak Kedua
1) Pasar Uang
pinjam meminjam antarbank yang dilakukan oleh bank-bank komersial dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas atau untuk memanfaatkan dana agar tidak terjadi idle fund.
Agar bank yang membutuhkan dana dapat memanfaatkan pasar uang antarbank, maka sebelum melakukan transaksi di pasar uang, harus ada perjanjian terlebih dahulu yang disepakati oleh masing-masing pihak, terutama bagi bank yang membutuhkan dana (pinjaman) harus mendapat money market line dari bank yang akan memberikan pinjaman atau menempatkan dana pada bank peminjam. Money Market Line adalah fasilitas yang diberikan oleh suatu bank kepada bank lain utuk meminjam sejumlah uang tertentu melalui fasilitas pasar uang antarbank. Jangka waktu pasar uang antarbank • O/N atau overnight
• 3/Ms atau three month
• O/W atau one week
• 6/Ms atau six month
• O/M atau one month
• O/Y atau one year
Perhitungan Bunga Pasar Uang 1. Simple Interest Rumus : Bunga =
𝑁𝑥𝐼𝑥𝑇 360
N I T 360
: Nilai Nominal : Tingkat Suku bunga (interest rate) per tahun : Jangka waktu dalam hari (lamanya penempatan dana) : satu tahun dihitung 360 hari, jika satu tahun 365/366 hari, maka pembagiannya menjadi 365/366 hari
Contoh : Bank Perban menempatkan dananya sebesar IDR 10.000.000.000,00 kepada Bank Power selama 30 hari dengan tingkat bunga psar 13% - 13,25%. Karena Bank Perban menempatkan danannya (placement) maka akan mendapatkan bunga bid sebesar 13%, sehingga bunga yang akan diterima adalah sevagai berikut: Bunga =
𝑁𝑥𝐼𝑥𝑇 360
Bunga =
10.000.000.000 𝑥 13% 𝑥 30 = IDR 108.333.333,33 360
N I T
= IDR 10.000.000.000,00 = 13% = 30 hari
2. True Discount 𝑁 𝑥 360 Proceeds = 360+(𝑇 𝑥 𝐼)
N 360 T I
: Nilai Nominal : 1 Tahun dihitung 360 hari : Jangka Waktu Surat Berharga : Tingkat bunga yang berlaku pertahun
Contoh : Bank Perban membeli SBI interveni yang berjangka waktu 7 hari sebesar IDR 17.000.000.000,00 bunga 9,875%. Hitung besarnya proceeds dan diskonto 𝑁 𝑥 360 Proceeds = 360+(𝑇 𝑥 𝐼)
Nilai Nominal SBI
Proceeds = Diskonto
N T I
= IDR 17.000.000.000,00 = 7 hari = 9,875%
= IDR 17.000.000.000,00
17.000.000.000 𝑥 360 = IDR 16.967.420.196,64 360+(7 𝑥 9,875%)
= IDR 32.579.803,36
Peserta Pasar Uang
Perorangan Perusahaan-perusahaan besar MNC Lembaga Keuangan (Financial Institutions) Bank-Bank Komersial Bank Sentral
Instrumen Pasar Uang dalam pasar uang antarbank di Indonesia : • • • •
Sertifikat Deposito Berjangka Call Money Commercial Paper Promissory Notes lembaga keuangan atau perbankan dunia : o T-Bills (Treasury Bills) o Certificate of deposits o Commercial paper o Bills of exchange o Banker’s acceptance o Revolving Under Facility o Note issuance Facility
2) Pasar Modal
merupakan sumber dana yang berasal dari surat-surat berharga yang berjangka panjang seperti penerbitan saham dan obligasi.
Sumber dana bank yang berasal dari emisi saham merupakan sumber dana yang murah dan paling aman untuk menjaga likuiditas Bank, karena bila ditinjau dari segi biaya sumber dana ini tidak menimbulkan beban biaya tetap sebagaimana sumber dana masyarakat atau dana pihak ketiga lainnya. Sumber dana pihak kedua lainnya adalah obligasi atau bonds, yaitu bukti utang yang diterbitkan oleh bank kepada para krediturnta. Obligasi diterbitkan untuk jangka waktu yang cukup lama, lebih dari 1 tahun. Biasanya bisa mencapai 10 tahun Instrumen Pasar Modal • Saham (Share) • Obligasi (Bonds)