Perbaikan Produktivitas Tanaman Berbasis Fisiologi Untuk Lahan Sub-optimal

  • Uploaded by: Widia Watie
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Perbaikan Produktivitas Tanaman Berbasis Fisiologi Untuk Lahan Sub-optimal as PDF for free.

More details

  • Words: 860
  • Pages: 18
Perbaikan Produktivitas Tanaman Berbasis Fisiologi Untuk Lahan sub-optimal Kelompok 9: Siti Nurfadilah C1051151027 Widia Watie C1051161036 Stepanus Rada C1051151031 Catur Rizky C10511310

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dan dunia menyebabkan permintaan akan pangan terus meningkat. Pada tahun 2020, petani dituntut untuk mengahasilkan 40% lebih banyak hasil pertanian untuk dapat memberi makan dunia. Untuk Indonesia, peningkatan produksi itu harus di penuhi lahan-lahan dengan tingkat kesuburan yang rendah dengan berbagai cekaman biotik dan abiotik.

Peningkatan Produksi Di Lahan-lahan Marginal Hanya Akan Dapat Di Capai Melalui

• Potensi hasil (yield potential). • Tingkat adaptasi tanaman terhadap cekaman abiotik dan resistensi terhadap cekaman biotik. • Teknik budidaya yang berbasis pengetahuan fisiologi atau ekofisiologi tanaman.

9.1 Perbaikan Tanaman ( Crop Improvement) Untuk Adaptasi Pada Lahan Sub-optimal Program pemuliaan tanaman dapat memperbaiki stabilitas hasil di lingkungan marginal yang merupakan lingkungan tumbuh yang sub-optimal dengan cekaman abiotik melalui 2 pendekatan yaitu: 1. Melalui perbaikan potensi hasil dari galur-galur yang memunyai adaptasi luas 2. Melalui perbaikan adaptasi tanaman terhadap cekaman biotik . lingkungan sub-optimal merupakan lingkungan yang beragam dan tidak sama tingkat cekaman nya

9.1.1 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap P Rendah

Arah perbaikan tanaman untuk adaptasi terhadap cekaman kekahatan P adalah meningkatkan efisiensi penyerapan dan efisiensi penggunaan p .

9.1.2 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap Kekeringan Dalam upaya untuk perbaikan adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan, di perlukan definisi toleransi terhadap kekeringan yang dapat di gunakan sebagai kriteria seleksi.

9.1.3 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap Cekaman Alumunium Keracunan Al di tunjukan oleh terhambat nya pertumbuhan akar karena pemanjangan dan pembelahan sel pada ujung akar terganggu, di ikuti terganggu nya serapan air dan unsur hara Dua pendekatan untuk toleransi Al melalui ekspresi ektopik gen dan ekspresi gen

9.1.4 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap Naungan Perakitan varietas kedelai sebagai tanaman sela yang adaptif untuk pola tumpang sari dengan tanaman perkebunan yang memiliki kondisi naungan lebih berat, sekitar 50% telah dilakukan oleh tim IPB (Trikoesoemaningtyas et al. 2003; Sopandie et al. 2002b, 2004b, 2005a). Beberapa langkah penting yang sudah, sedang, dan akan dilakukan yaitu : a. pencarian sumber gen toleran pada naungan berat 50% b. hibridisasi, c. seleksi tanaman, d. uji daya hasil, dan e. uji multilokasi.

9.1.5 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap Salinitas Berbagai strategi pemuliaan harus dikembangkan untuk membuat tanaman mampu beradaptasi pada lingkungan salin. Dua komponen penting yang harus tersedia dalam usaha perbaikan toleransi salin, pertama harus tersedia keragaman dalam populasi breeding dan kedua keragaman tersebut harus dikendalikan secara genetik (Khan et al. 2001).

9.1.6 Perbaikan Tanaman Untuk Toleransi Terhadap Cekaman Suhu Tinggi Perkembangan pemuliaan tanaman untuk toleransi terhadap stres sangat bergantung pada pemahaman mekanisme fisiologi dan dasar genetik dari toleransi pada level tanaman, seluler, dan molekuler.

9.2 Perbaikan Teknik Budi Daya Pada Lahan Sub-optimal Cara yang efektif dan efisien untuk menaikkan produksi tanaman secara berkelanjutan adalah meningkatkan ketepatan pemilihan komponen teknologi dengan memperhatikan kondisi lingkungan abiotik (tanah, iklim, dan air), biotik (hama, penyakit, dan gulma), serta pengelolaan lahan yang optimal termasuk pemanfaatan residu dan sumber daya yang ada setempat.

9.2.1 Teknik Budi Daya Pada Lahan Masam Dengan Al Tinggi Beberapa teknologi budi daya tanaman pada tanah masam dengan Al tinggi yang dapat digunakan sebagai berikut. a. Penggunaan kultivar toleran berproduksi tinggi b. Pengelolaan kesuburan tanah c. Pemupukan berimbang d. Pengelolaan hara P e. Pengapuran dan pemberian bahan organik f. Penggunaan mikroba tanah

9.2.2 Teknik Budi Daya Untuk Lahan Dengan P Rendah Rata-rata ketersediaan P dalam tanah di Indonesia berkisar 5–10 ppm. Di sisi lain, kebutuhan beberapa jenis tanaman melampaui ketersediaan yang ada, oleh karena itu pemberian P lazim dilakukan oleh petani pada tanaman budi daya untuk meningkatkan ketersediaan P bagi tanaman. Sustainable fertilizer management untuk P diarahkan pada peningkatan ketersediaan hara dalam tanah melalui pemanfaatan mikroorganisme seperti bakteri pelarut fosfat dan mikoriza.

9.2.3 Teknik Budi Daya Tanaman Sela Di Lahan Bawah Tegakan Sejauh ini, teknik budi daya yang cukup berkembang adalah tananan sela padi gogo di wilayah perkebunan maupun perhutanan pada waktu tanaman pokok masih kecil dan kanopi belum menutup.Demikian juga di bawah tanaman kelapa, tanaman sela masih bisa ditanam setiap saat karena kanopi tidak tertutup.

9.2.4 Teknik Budi Daya Tanaman Pada Lahan Kering Sebagaimana diketahui bahwa karakteristik lahan kering dicirikan oleh produktivitas, stabilitas, keberlanjutan, dan kemerataan yang relatif sangat rendah. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas lahan kering ada beberapa cara yang perlu dilakukan, seperti pemakaian varietas unggul berumur genjah, penerapan pola tanam yang sesuai dengan curah hujan, perbaikan teknik budi daya, serta usaha konservasi lahan sehingga kelestarian lahan dapat dijaga (Hassanuddin 2006).

9.2.5 Teknik Budidaya Lahan Pasang Surut Dan Sulfat Asam Teknologi yang penting untuk lahan pasang surut dan sulfat masam ialah : a. penataan lahan, pengelolaan tanah dan air; b. bahan ameliorasi setempat; serta c. penggunaan varietas tanaman yang toleran terhadap kondisi lahan sulfat masam yang sudah ditingkatkan kualitasnya.

9.2.6 Teknik Budi Daya Pada Lahan Salin Strategi untuk mengurangi masalah salinitas dalam pertanian adalah reklamasi lahan salin dan penggunaan varietas yang adaptif. Walaupun pengelolaan lahan salin dapat mengurangi penurunan hasil pada kondisi salin, tetapi implementasinya sangat terbatas karena memerlukan biaya yang besar dan sangat bergantung pada drainase yang berkualitas baik (Ghafoor et al. 2004). Penggunaan varietas yang toleran untuk memanfatkan potensi lahan salin akan lebih menguntungkan dalam jangka panjang (Zeng et al. 2002).

TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from "Sarah Harris"