KIAT MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KELAPA SAWIT OLEH Memet Hakim Instruktur Emha Training Center & Advisory Services Pendahuluan Walaupun ada pendapat yang menyatakan perlunya pemasaran dengan konsep 4 P (four Ps) atau 5 Ps yakni Place, Production, Promotion dan Price atau konsep pemasaran modern , namun sampai saat ini kenyataannya produk perkebunan masih merupakan “produk bulk”, barang setengah jadi (raw material) yang belum memerlukan “promosi” karena pembeli dating sendiri serta “harga” yang diluar kendali produsen. Dengan demikian produk hasil perkebunan ternyata masih menggunakan konsep pemasaran yang tradisional yakni Place dan Production ( 2 P). Kenyataan ini memperkuat pendapat bahwa laba dalam perkebunan umumnya hanya diperoleh dari volume produksi. Volume produksi diperoleh dari tingkat produktivitas dan luasan areal. Semakin luas areal perkebunan akan menyebabkan persentase biaya umumnya akan semakin rendah. Demikian juga dengan tingkat produktivitas , semakin tinggi produktivitas akan semakin rendah harga pokoknya. Dalam banyak kasus produktivitas berbagai komoditi perkebunan kelapa sawit masih disekitar 3 ton CPO atau 14 ton TBS/ha ( bandingkan dengan potensi 8 ton CPO atau 30 ton TBS), walaupun luasan di Indonesia merupakan yang terluas didunia. Hal yang menggembirakan adalah pada beberapa perkebunan produktivitasnya tinggi misalnya di perkebunan BUMN ada yang mencapai 5 ton CPO dengan TBS nya 24 ton/ha dan di PBS ada yang mencapai rata2nya 7 ton CPO dengan TBSnya 28 ton/ha. Bibit kelapa sawit yang ditanam setelah tahun 1974 di Indonesia dapat dikatakan seluruhnya adalah persilangan DxP atau jenis hibrida. Tanaman ini mempunyai potensi produksi yang sangat tinggi yakni mampu mencapai 45 ton/ha/yahun, berbeda dengan yang non hibrida seperti Dura misalnya hanya dapat menghasilkan sekitar 17 ton/ha/tahun. tNamun karena perawatan yang kurang intensif, maka produktivitas nasional hanya mencapai sekitar 3 ton CPO saja, rata2 BUMN juga sekitar 3.3 ton/ha/tahun, sedang PBS sekitar 3 ton CPO saja. Dari uraian diatas tentu terbuka peluang untuk meningkatkan produktivitas baik tanaman maupun pabrik kelapa sawit ini. Dibidang tanaman peluangnya lebih terbuka, dengan teknologi yang ada sebenarnya tidaklah sulit untuk mendapatkan rata2 sekitar 25 ton/ha/tahun, namun perlu perhatian khusus untuk mencapai > 30 ton/ha/tahun. Dibidang pabrik perlu sentuhan manajemen perawatan pabrik yang berkelanjutan (maintenance management) yang dijalankan secara konsisten untuk mendapatkan rendement 24-25 %. Pada beberapa pabrik ada yang telah berhasil mendapatkan rendemen diatas 25 % (potensinya dapat mencapai 27 %). Pada kesempatan ini baru bidang tanaman saja yang akan diuraikan.
Pembibitan Pembuatan bibitan perlu perencanaan yang sangat matang, karena unur kecambah yang dipesan harus dapat ditanam maksimal 2 hari sejak pengiriman. Persiapan pre nursery, main nursery sampai seleksi yang ketat. Semakin ketat seleksi bibit akan semakin baik hasilnya. Jumlahnya 180 kecambah/ha, setelah diseleksi dan siap tanam menjadi 145 pohon/ha, dan yang ditanam 140-141 pohon/ha. Setiap bulan pertumbuhan bibit diukur dibandingkan dengan standarnya. Bibit hasil seleksi agar dimusnahkan, jangan dipelihara lagi. Untuk mencapai norma pertumbuhan bibit, perlu penyiraman yang teratur, pemupukan yang benar (4 tepat : tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat frekuensi), pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman ( Gulma, Hama, Penyakit). Tanamlah bibit umur 10-12 bulan agar perakaran dalam polibeg belum terlalu berdesakan. Pastikan 2-4 minggu sebelum bibit diangkut kelapangan, telah di”putar” (memotong perakaran yang menembus polibeg) terlebih dahulu dan disiram jenuh sebagai antisipasi apabila ada keterlambatan tanam dilapangan. Penanaman Persiapan penanaman dilaksanakan dengan memperhatikan musim penghujan dan umur bibitan. Tanamlah bibit secepatnya begitu sampai di lapangan. Jika banyak serangan babi hutan gunakanlah pagar individu atau bibit tua (umur >1.5 tahun) sepanjang perbatasan. Bersamaan dengan itu, penanaman kacangan penutup tanah (Legume Cover Crop) juga dilaksanakan. Perawatan TBM Masa TBM (Tanaman Belum Masak) antara 30-36 bulan, namun banyak yang menggunakan norma 30 bulan (2.5 tahun). Seperti di bibitan secara periodik pengukuran pertumbuhan harus dilaksanakan untuk dibandingkan dengan norma. Perawatan TM Panen dan Angkutan