PERAWATAN POST PARTUM FG 5
TRIANA FERDIANINGSIH TIKA MUTHIA YENNI MARYATI
OUTLINE ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS POST PARTUM
PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS
ADAPTASI PSIKOLOGIS (TAKING IN PHERIOD, TAKING HOLD PHERIOD, LETTING GO, PHERIOD)
PERAWATAN PASCA PERSALINAN, PERAWATAN PAYUDARA
DEFINISI POST PARTUM
Rahayu (2016)
Pillitteri, Adele (2007)
• Post partum atau masa nifas adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya masa nifas kurang lebih 6 minggu
• Masa post partum sering juga disebut sebagai masa nifas (puerperium) yang didefinisikan sebagai masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung selama kurang lebih enam minggu
PERIODE POST PARTUM Menurut Lowdermilk (2016) bahwa periode masa nifas antara lain: 1. Immadiately Postpartum: masa kepulihan dalam 24 jam. 2. Early postpartum: terjadi di minggu pertama 3. Late postpartum: terjadi di minggu kedua sampai ke enam
PERUBAHAN FISIOLOGIS POST PARTUM Sistem Reproduksi
SISTEM PERKEMIHAN
SISTEM GASTROINTESTINAL
SISTEM KARDIOVASKULER
SISTEM ENDOKRIN
SISTEM MUSKULOSKELETAL
SISTEM INTEGUMEN
SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Ovarium & Serviks
Vulva, Vagina & Perineum
Payudara
Uterus
Proses Involusi
Kontraksi Uterus
Afterpains
Involusi plasenta Lochea
Proses Involusi Proses involusi: akibat kontraksi otototot polos uterus. Proses kembalinya uterus ke kondisi sebelum kehamilan Diameter
Involusi uteri
Tinggi fundus uteri
Berat uterus
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000 gram
12,5 cm
7 hari (minggu
Pertengahan pusat
500 gram
7,5 cm
pertama)
dan simpisis
14 hari (minggu
Tidak teraba
kedua)
6 minggu
300-350
uterus
5 cm
gram
Normal
40-60 gram
2,5 cm
Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005) dan Rahayu (2016)
Kontraksi Uterus
Afterpains
Teraba bulat dan keras -> kontraksi uterus baik, kuat Selama 1-2 jam pertama intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur (Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D., 2005).
Rasa mules/nyeri abdomen, fisiologis 1-3 hari postpartum. Menyusui merangsang nyeri, menyebabkan pelepasan oksitosin, meningkatkan durasi dan intensitas afterpains baik untuk primipara dan multipara. Rahayu (2016)
Involusi Plasenta Segera setelah plasenta & selaput amnion keluar terjadi vasokontriksi & trombosis untuk mencegah tempat perlekatan plasenta melebar. Pertumbuhan endometrium menyebabkan terlepasnya jaringan nekrotik & mencegah timbulnya jaringan scar. Regenerasi endometrium akan selesai pada minggu ke 3 post partum sedangkan pada tempat plasenta akan pulih pada minggu ke 6 (Rahayu, 2016).
Lochia Lowdermilk (2016)
Rahayu (2016) Jenis lochea
Jenis
Ciri-ciri
Waktu
lochea rubra
Darah, tropoblastik debris, pink 3-4 hari
Darah
Waktu
rubra
darah, sel desidua, sel trofoblastik
serosa
darah lama, serum, leukosit, sisa 3-4 hari
1-2 hari
jaringan, darah menyembur, warna
atau coklat serosa
Ciri-ciri
merah muda/cokelat
tua,
serum,leukosit, 22-27 hari
Sanguolenta
warna cokelat sampai kuning
5-9 hari
Alba
leukosit, desidua, sel epitel, mukus, Hari
jaringan debris
Alba
Kuning atau putih, leukosit, sel Hari ke 10 desidua,
sel
serum, bakteri
epitel,
serum
mukus, setelah
6minggu setelah PP
6minggu setelah PP
dan bakteri warna kuning setelah
sampai putih
PP-
ke
Purulenta
Pus
10 PP-
Ovarium menurut Klossner (2010)
Serviks menurut Rahayu (2016).
Menurut Klossner (2010) ovulasi dapat terjadi segera setelah 3 minggu setelah melahirkan. Menstruasi biasanya dimulai dalam 6 hingga 8 minggu untuk wanita yang tidak menyusui. Namun, wanita menyusui mungkin tidak melanjutkan haid selama 18 bulan setelah melahirkan. Meskipun laktasi dapat menekan ovulasi, tetapi KB dapat diandalkan. Bagi wanita dianjurkan untuk menggunakan beberapa jenis alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
serviks akan menjadi lembek, kendor, terkulai, dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan oleh korpus uteri yang terus berkontraksi sedangkan serviks tidak berkontraksi. Sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri akan berbentuk seperti cincin. Warna serviks menjadi merah kehitaman, karena daerah ini penuh dengan pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa msih dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk.
Vulva, Vagina dan perineum Estrogen PP yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae Disparaeunia (nyeri saat coitus) sampai fungsi ovarium kembali normal Mula-mula kendor, setelah 3 minggu kembali ke kondisi sebelum hamil dan rugae vagina mulai muncul, labia lebih menonjol. Himen – ruptur → karunkulae mirtiformis mula-mula kendor karena teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju saat persalinan. Setelah 5 hari tonus mulai kembali tetapi tidak sekencang sebelum hamil. Segera setelah melahirkan, dinding vagina halus. Rugae mulai kembali ke dinding vagina setelah sekitar 3 minggu. Diameter introitus secara bertahap menjadi lebih kecil oleh kontraksi, tetapi jarang kembali ke ukuran sebelum hamil Rahayu (2016)
Vulva, Vagina dan perineum Labia dan perineum mungkin edema setelah melahirkan dan mungkin tampak memar, terutama setelah persalinan yang sulit. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir masa nifas dengan berlatih terus menerus
Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005)
Payudara
Perubahan-perubahan payudara (laktasi) pada masa hamil: Proliferasi jaringan untuk kelenjar-kelenjar dan alveolus mamma, lemak. Pada ductus lactiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum) Hipervaskularisasi terdapat pada permukaan dan bagian dalam mamma. Kolostrum, sekresi payudara yang kaya antibodi yang merupakan awal dari ASI, biasanya diekskresikan oleh payudara pada minggu-minggu terakhir kehamilan dan terus diekskresikan dalam beberapa hari pertama pasca persalinan. Kadar prolaktin meningkat ketika kadar estrogen dan progesteron turun setelah melahirkan plasenta. ASI biasanya masuk pada hari ketiga Klossner (2010)
Sistem Perkemihan Penurunan kadar steroid post partum penurunan fungsi ginjal Fungsi ginjal kembali normal 1 bulan setelah melahirkan Diperlukan 2-8 minggu agar hipotonia pada kehamilan serta dilatasi ureter dan pelvis ginjal normal (Cunningham, dkk; 1993 dalam Bobak, 2005) Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005)
Sistem Perkemihan
Komponen Urine
Diuresis Post Partum Uretra & Kandung Kemih
•Pada masa kehamilan normal, glukosa dan asam amino tidak diserap secara efisien karenanya menimbulkan glikosuria (hingga 300 mg/ hari) (Datta, 2010). Saat setelah melahirkan, glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan akan menghilang
•12 jam post partum Ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun dijaringan selama ia hamil
•Penurunan berkemih distensi kandung kemih resiko perdarahan karena bisa menghambat kontraksi uterus
Sistem Gastrointestinal Pasca melahirkan, kadar progesteron menurun, usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal Motilitas •Penurunan tonus & motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir •Kelebihan analgesia dan anesthesia juga bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas kembali ke keadaan normal
Defekasi •Buang air besar spontan bisa tertunda selama 2-3 hari post partum •disebabkan oleh penurunan tonus otot setelah melahirkan, kurang asupan makan atau dehidrasi. Ibu juga merasa takut untuk buang air besar karena nyeri di perineum akibat episiotomy, laserasi atau hemoroid Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005)
Sistem Kardiovaskular
Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005)
Volume Darah
TandaTanda Vital
Kompone n Darah
Curah Jantung
Perubahan Volume Darah
Tergantung pada beberapa faktor : kehilangan darah selama melahirkan, mobilisasi, pengeluaran cairan ekstravaskular Minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir volume darah turun sampai mencapai volume sebelum hamil Tiga perubahan fisiologis post partum yang melindungi wanita dari syok hipovolemik pada kehilangan darah normal: 1. Hilangnya sirkulasi uteroplasenta 2. Hilangnya fungsi endokrin plasenta 3. Terjadi mobilisasi air ekstravascular
Perubahan Curah Jantung Segera setelah melahirkan, curah jantung akan meningkat selama 30 – 60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplasenta tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum. Nilai curah jantung ditemukan kembali normal 8 – 10 minggu setelah melahirkan
Perubahan Tanda-Tanda Vital
•24 jam pertama meningkat sampai 38° C akibat efek dehidrasi persalinan Suhu HR RR BP
•HR tetap tinggi pada jam pertama setelah bayi lahir. Minggu 8-10 HR turun ke frekuensi sebelum hamil •RR kembali normal seperti sebelum melahirkan •BP sedikit berubah atau menetap. Hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama
Komponen Darah
Hb & Ht
• 72 jam pertama volume plasma hilang • Hari ke-3 – ke-7 Hb & Ht meningkat • Minggu ke-8 volume sel darah merah kembali normal seperti sebelum hamil
Leukosit • 10 -12 hari pertama terjadi leukositosis
Faktor Pembekuan • Faktor pembekuan dan fibrinogen meningkat selama hamil dan tetap meningkat pada awal puerperium • Keadaan hiperkoagulasi & imobilitas mengakibatkan peningkatan resiko tromboemboli
Sistem endokrin Human Placental Lactogen (HPL), estrogen, kortisol menurun Placental Enzyme Insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan sehingga gula darah turun Estrogen & Progesteron menurun, kadar terendahnya 1 minggu post partum Prolaktin meningkat sampai minggu ke-6
Sistem Muskuloskeletal Dapat terjadi post partum low back pain : Coccydynia postpartum (nyeri pada tulang ekor) disebabkan oleh tekanan pada tulang ekor selama persalinan. Panggul kembali normal setelah 4 hingga 12 minggu post partum 70 % mengalami diastasis recti akibat jaringan pada perut kehilangan elastisitasnya dikarenakan pelebaran yang berlebihan selama kehamilan. Sendi sepenuhnya stabil 6 - 8 minggu post partum
Sistem integumen Hiperpigmentasi
Pengaruh MSH (Melanocyte Stimulating Hormon)
Di pipi : Kloasma gravidarum Di areola mammae Di perut : Linea nigra, Striae Gravidarum Kelainan pembuluh darah
Spider Angioma (Nevi), Eritema palmar Bobak, I.M., Lowdermilk D.L., & Jensen M.D (2005)
Sistem integumen
Kloasma Gravidarum
Spider Nevi
Linea Nigra
Striae
Eritema Palmar Image by google
Sistem imun Wanita juga dapat dilakukan atau menerima vaksinasi seperti tetanus, difteria, pertusis, hepatitis B, varicela dan influenza jika diperlukan. Vaksinasi rubella diperlukan dengan pertimbangan seperti: 1. Wanita yang kontak dengan rubella selama kehamilan trimester pertama mempunyai 90% kemungkinan menularkan virus kepada janinnya 2. Janin yang terpapar rubella selama kehamilan trimester pertama akan mempunyai risiko kelainan/kecacatan lahir meliputi tuli dan bisu, kebutaan, kelainan jantung dan retardasi mental 3. Wanita yang sudah mendapat imunisasi akan melindungi kehamilannya untuk 4 minggu, walaupun masih ada risiko untuk pertumbuhan janin yang akan berkembang menjadi kelainan karena vaksin yang lambat
Sistem imun Pencegahan isoimunisasi Rh yaitu Rh isoimumisasi yang terjadi ketika Rh negatif dalam antibodi menjadi Rh positif yang biasanya berhubungan dengan pemberian transfusi darah selama kehamilan dengan Rh posistif janin. Pencegahan isoimunisasi Rh (Durham & Chapman, 2014) : 1. Pemberian injeksi Rho globulin imun untuk wanita dengan Rh negatif pada gestasi 28 minggu 2. Wanita dengan Rh negatif yang mempunyai bayi Rh positif dapat dilakukan pemeriksaan anti Rh antibodi (Coombs’ test) 3. Pemberian injeksi Rho globulin imun kedua diberikan jika pada pemeriksaan Coombs didapat hasil negatif pada ibu
ADAPTASI PSIKOLOGIS POST PARTUM
Menurut Lois, Gena dan Wendy (2011), perubahan psikososial ibu yang terjadi pada masa postpartum dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan yang diharapkan dan perubahan yang tidak diharapkan.
Perubahan Yang Diharapkan
TAKING IN PHERIOD
TAKING HOLD PHERIOD
KELAHIRAN CAESAR
LETTING GO PHERIOD
POSTPARTUM BLUES
Sumber : Ward.S. L, Hisley.S.M. 2009.Maternal-child nursing care: optimizing outcomes for mothers, children, and Families Phase 1: Taking-In (Fase Mengambil) First 1–2 days Sang ibu pulih dari kelelahan. Dia relatif tergantung pada orang lain. Karakteristik perilakunya meliputi: a) Kelelahan fisik b) Kegembiraan, kegembiraan, dan / atau kecemasan dan kebingungan. c) Menghidupkan kembali, secara verbal dan mental, peristiwa persalinan dan melahirkan
Phase 2: Taking-Hold ( Fase Bertahan ) Second and/or third day Sang ibu mulai melakukan tindakan dan mulai melakukan beberapa tugas keibuan. Seperti a) Minta bantuan perawatan diri b) Mulailah merawat bayi c) Cemas akan kemampuan perannya sebagai ibu
Phase 3: Letting-Go ( Fase Melepaskan ) First 2–6 weeks postpartum Ini adalah waktu di mana sang ibu mendefinisikan kembali peran barunya. Dia: a) Bergerak melampaui simbiosis ibu-bayi kehamilan dan postpartum dini dan dimulai untuk melihat bayinya sebagai individu yang utuh b) Mulai fokus pada masalah yang lebih besar dari itu dikaitkan langsung dengan. (Dia mulai fokus pada pasangannya,anak-anak lain, dan masalah keluarga.)
Postpartum blues Postpartum blues atau baby blues adalah kondisi emosional yang labil dan menangis untuk alasan yang tidak jelas yang menyerang ibu yang baru saja melahirkan bayinya dimulai sejak hari ketiga, puncaknya pada hari kelima, dan hilang kira-kira hari ke-sepuluh setelah kelahiran.
Kelahiran Caesar bersifat darurat (tidak direncanakan), fase taking-in bisa berlangsung lebih lama Beberapa ibu memiliki perasaan frustasi, marah, harga diri rendah, atau kekecewaan karena mereka tidak bisa melahirkan bayinya dengan cara yang normal Pada saat yang sama, mereka merasa lega, bahagia, dan dipenuhi dengan perasaan bersyukur karena bayinya lahir dengan aman dan sehat. Perawat juga memberikan dorongan semangat dan mendukung klien dan keluarganya
Perubahan yang Tidak Diharapkan
Depresi postpartum / Postpartum Depression (PPD) Tingkat keparahan PPD bisa ringan, sedang, atau parah, dengan gejala yang lebih banyak dan intens seiring dengan naiknya tingkat keparahan.
Postpartum psikosis
psikosis terjadi pada 1 sampai 2 dari 1000 kelahiran dalam 2-4 minggu pasca kelahiran, ditandai dengan paranoid, naik turunnya suasana hati, kebingungan, delusi, perilaku yang tidak terorganisir.
PERAWATAN PASCA PERSALINAN Perawatan nifas dimulai segera setelah melahirkan. Pada periode ini, perawat membantu ibu baru dalam belajar cara merawat dirinya dan bayinya. Periode selama 6 minggu ini juga dikenal sebagai masa nifas yang diisi dengan segudang perubahan yang membutuhkan asuhan keperawatan yang cermat untuk ibu, bayi baru lahir, dan keluarga. Beberapa tujuan yang mencakup periode waktu awal masa nifas: a. Mengurangi angka kematian ibu b. Mengurangi proporsi kelahiran yang terjadi di dalam 24 bulan dari kelahiran sebelumnya c. Meningkatkan jumlah ibu menyusui Ward.S. L, Hisley.S.M. (2009)
EDUKASI PEMULIHAN POST PARTUM AKTIFITAS DAN ISTIRAHAT MAKANAN ELIMINASI PERINEAL CARE KOMPRES ES KETIDAKNYAMANAN TERKAIT DENGAN NYERI PASCA BEDAH MANFAAT INTERAKSI IBU-ANAK
Ward.S. L, Hisley.S.M. 2009.
EDUKASI PEMULIHAN POST PARTUM
PERAWATAN LUKA INSISIONAL
PEMULIHAN DARI ANESTESIA
PERAWATAN PERNAFASAN
Perawatan Payudara Memulai Feeding Isyarat Kesiapan Pemberian Makan Bayi antara lain ketika bayi mulai bergerak, mengibaskan kepala ke kasur atau leher / bahu ibu, melakukan gerakan tangan-ke-mulut atau tangan-ke-tangan, menunjukkan gerak mengisap atau menjilat, menunjukkan peningkatan aktivitas; lengan dan kaki dihentakkan
Masalah Yang Menyebabkan Menyusui Menjadi Tidak Efektif Perawat perlu mengamati saat bayi berada di payudara: apakah posisi ibu-bayi sudah optimal untuk menyusui. Menempatkan bayi dengan tepat sangat penting untuk mencegah trauma pada puting susu. Bentuk puting susu pada akhir menyusui jug memberikan indikator yang baik untuk mengunci yang benar.
Merawat payudara selama laktasi
Perawat harus mengajar ibu menyusui untuk mencuci puting dengan air hangat
Referensi Bobak, I. M., Lowdermil, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles Of Anatomy & Physiology. 13th ed. USA : John Wiley & Sons, Inc Bermas, B. L. (2017). Musculoskeletal Changes And Pain During Pregnancy And Postpartum – Uptodate. Diunduh dari http://enjoypregnancyclub.com/.../Musculoskeletal%20chnges%2 WebMD. (2019). Abdominal Separation (Diastasis Recti). Diunduh dari https://www.webmd.com/baby/guide/abdominal-separation-diastasis-recti#1 Health Education and Training. (2015). Care of the Post Partum Patient . Canada : HEAT Inc Ward.S. L, Hisley.S.M. 2009.Maternal-child Nursing Care: Optimizing Outcomes For Mothers, Children, And Families. Philadelphia.F.A. Davis Company. Chapman.L,Durham.R.F.2010.Maternal-newborn nursing : the critical components of nursing care. Philadelphia. F.A. Davis Company. Ricci.S.S, Kyle.Y.(2009).Maternity and pediatric nursing. Philadelphia. Wolters Kluwer Health.Rahayu,A.P.2016. Panduan Praktikum Keperawatan Maternitas Edisi1. Yogyakarta: Deepublish Klossner, N.J & Hatfield, N.T. (2010). Introductory Maternitiy & Pediatric Nursing 2th Ed. Philadephia: Lippincott William & WilkinsLowdermilk, D.L, Shanon E.P, Kitty. C. (2016). Maternity Nursing 8th Ed. USA: Mosby Elsevier